Anda di halaman 1dari 11

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Disusun Oleh

Nama : Desi Fitria

Npm : 2201090007

Dosen Pengampu : Lili Herawati Parapat, M.Pd

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TAPANULI SELATAN


PADANGSIDEMPUAN
TAHUN AJARAN 2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia - Nya saya
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.

saya berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya pembaca
pada umumnya, sebagai salah satu sumber informasi dan bahan pembelajaran tentang Anak
Berkebutuhan Khusus

Dalam hal ini saya selaku penyusun menyadari masih banyak kesulitan dan kendala dalam
membuat makalah ini, untuk itu sayameminta maaf atas segala keterbatasan kemampuan saya
dalam menyelesaikan makalah ini. Segala kritik dan saran yang membangun senantiasa saya
harapkan demi peningkatan kualitas makalah ini.

Padangsidempuan ,1 Januari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. 3
BAB I ....................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN....................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang. . . . . ................................................................................................................. 4
B. Rumusan .................................................................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................................................ 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS .................................................................................................. 5
A. Anak Berkebutuhan Khusus ..................................................................................................... 5
B. Ragam Anak Berkebutuhan Khusus ......................................................................................... 6
C. Tujuan Pendidikan Inklusif dan Peserta Didik Kelas Inklusif ................................................. 8
BAB III ................................................................................................................................................ 10
PENUTUP............................................................................................................................................ 10
Kesimpulan ....................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak berkebutuhan khusus (ABK) ialah anak menggunakan ciri khusus yang tidak sama
dengan anak di umumnya yang selalu menunjukkan di ketidakmampuan mental, emosi atau
fisik. yang termasuk kedalam ABK atau anak berkebutuhan khusus antara lain;tunanetra,
tunarungu, kesulitan belajar, gangguan perilaku, dan anak gangguan kesehatan. sesuai
menggunakan amanat undang – undang dasar 1945 pasal 31 ayat 1 serta undang-undang
angka 20 tahun 2003 ihwal sistem pendidikan dinyatakan bahwa rakyat negara mempunyai
kesempatan yang sama pada memperoleh pendidikan yang bermutu, dalam hal ini termasuk
didalamnya adalah anak yang berkebutuhan khusus.oleh sebab itu,berasal individu yang
normal sampai individu yang memiliki kekurangan fisik berhak mendapatkan pendidikan.
Pendidikan tidaklah membeda-bedakan antara yang satu menggunakan yang lainya.
menggunakan demikian,anak-anak berkebutuhan spesifik pula mempunyai kesempatan yang
sama buat menerima pendidikan.

B. Rumusan
1. Jelaskan bagaimana dengan Anak Berkebutuhan Khusus?
2. Jelaskan apa saja Ragam Anak Berkebutuhan Khusus ?
3. Jelaskan bagaimana tujuan pendidikan inklusif dan Peserta didik kelas inklusif ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang anak berkebutuhan khusus
2. Untuk mengetahui tentang Ragam anak berkebutuhan khusus
3. Untuk mengetahui tujuan pendidikan inklusif dan peserta didik kelas inklusif
BAB II
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

A. Anak Berkebutuhan Khusus


Menurut Gearheart (1981) mendefinisikan anak dengan kebutuhan khusus sebagai anak
yang memerlukan persyaratan pendidikan yang tidak selaras dari rata-rata anak normal, dan
untuk belajar secara efektif memerlukan program, pelayanan, fasilitas, serta materi khusus.
Adapun Turner & Hamner (1990) mengungkapkan bahwa anak yang luar biasa (exceptional
child) artinya mereka yg berbeda pada beberapa hal dari anak-anak pada umumnya. Mereka
yang masuk pada kategori ini memiliki kebutuhan yang unik yg tidak selaras menggunakan
kebanyakan anak yang lain buat bisa mengembangkan kemampuan mereka hingga di
potensial yang penuh dari masing-masing anak ini, sebagai akibatnya mereka disebut
mempunyai kebutuhan khusus. Mereka yang masuk dalam kategori ini artinya anak yg
mempunyai duduk perkara spesifik berafiliasi dengan gangguan emosional, gangguan fisik,
gangguan sensorik, learning disabilities, retardasi mental, dan juga anak berbakat. Sedangkan
Mangunsong (1998) sendiri mengartikan anak menggunakan kebutuhan khusus adalah anak
yg menyimpang berasal homogen-rata anak normal pada hal : ciri – ciri mental, kemampuan
sensorik, fisik serta neuromuskular, perilaku sosial serta emosional, kemampuan
berkomunikasi maupun kombinasi dua atau lebih dari hal-hal diatas; sejauh dia memerlukan
modifikasi asal tugas-tugas sekolah, metode belajar atau pelayanan terkait lainnya, yg
ditujukan buat membuatkan potensi atau kapasitasnya secara aporisma.
Pendapat Ormrod (2008) perihal anak berkebutuhan khusus artinya anak yang sangat
berbeda dari teman-teman sebayanya. Mereka membutuhkan materi atau praktik
instruksional yg sudah diadaptasi secara spesifik agar sinkron dengan kebutuhan
mereka. Jadi anak berkebutuhan khusus ialah anak yang mempunyai ciri khusus
terkait dengan kondisi psikis serta fisiknya sebagai akibatnya membutuhkan materi atau
praktik instruksional yang sinkron agar dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
B. Ragam Anak Berkebutuhan Khusus
Ormrod (2008) menyebutkan bahwa Anak Berkebutuhan khusus (ABK) dibagi sebagai empat
kelompok:
1. Anak yang mengalami hambatan kognitif atau akademik khusus, meliputi:
a. Kesulitan Belajar
Kesulitan dalam proses-proses kognitif khusus (contohnya, dalam persepsi, bahasa
atau memori) yang tidak bisa diatribusikan ke bentuk-bentuk hambatan yg lain
seperti keterbelakangan mental, gangguan emosi atau perilaku, atau gangguan
sensori.
b. Attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD)
Gangguan yang ditandai oleh keliru satu atau kedua ciri ini :
1. Kesulitan menfokuskan dan mempertahankan atensi serta atau
2. perilaku hiperaktif serta impulsif yang sering

c. Gangguan bicara dan komunikasi

Gangguan pada bahasa lisan (misalnya, salah mengucapkan suara-bunyi eksklusif, gagap,
atau pola sintaksis yang abnormal), atau dalam pemahaman bahasa yang secara signifikan
merusak performa pada kelas.

1. Anak yang mengalami problem sosial atau perilaku, mencakup:


a. Gangguan emosi dan perilaku
kondisi emosi dan perilaku yg ada selama periode ketika eksklusif dan secara signifikan
menghambat kegiatan belajar dan performa peserta didik
b. Gangguan spektrum autism
Gangguan yg ditandai sang terganggunya kognisi sosial, keterampilan sosial, dan
interaksi sosial, juga pengulangan sikap eksentrik eksklusif; bentuk-bentuk yang lebih
ringan (misalnya sindrom Asperger) yang terkait dengan perkembangan yang normal
pada bidang-bidang lain, bentuk-bentuk yang ekstrim yang terkait dengan keterlambatan
perkembangan kognitif dan bahasa serta sikap yang sangat tidak biasa.
3. Anak yang mengalami keterlambatan dalam fungsi kognitif dan sosial,
mencakup:

a. Keterbelakangan mental
Inteligensi secara signifikan di bawah rata-homogen serta mengalami kekurangan dalam
sikap adaptif (yaitu pada inteligensi mudah serta sosial)
b. Gangguan fisik serta kesehatan
kondisi fisik atau medis (umumnya jangka-panjang) yang Mengganggu performa
pada
sekolah menjadi akibat dari kurangnya tenaga serta kekuatan, menurunnya
kewaspadaan mental, atau kurangnya kontrol otot.
c. Gangguan penglihatan
Gangguan fungsi mata serta syaraf optik yang Mengganggu penglihatan normal
bahkan setelah memakai kacamata
d. Gangguan pendengaran
Gangguan fungsi pendengaran atau saraf-saraf terkait yang merusak persepsi
terhadap bunyi pada rentang frekuensi bicara yang normal
e. Ketidakmampuan/kendala yang parah serta beragam

Adanya dua hambatan atau lebih, yang kombinasinya menuntut taraf adaptasi yang signifikan
serta layanan pendidikan yang sangat khas

4 Anak yang perkembangan kognitifnya tinggi: Keberbakatan (giftedness)


Kemampuan yg tinggi serta bakat yang tidak biasa pada satu atau beberapa bidang,
yang membutuhkan layanan pendidikan khusus untuk membantu berkembang secara
penuh.
C. Tujuan Pendidikan Inklusif dan Peserta Didik Kelas Inklusif
1. Tujuan Pendidikan Inklusif
(1) menyampaikan kesempatan yang seluas-luasnya pada seluruh peserta didik yang
mempunyai kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial atau memiliki potensi
kecerdasan dan /atau bakat untuk memperoleh pendidikan yg bermutu sinkron dengan
kebutuhan serta kemampuannya;
(2) mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman, serta
tak diskriminatif bagi seluruh siswa sebagaimana yang dimaksud pada alphabet

2. Peserta Didik Kelas Inklusif


(1) Setiap siswa yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial
atau memiliki potensi kecerdasan dan /atau talenta berhak mengikuti
pendidikan secara inklusif di satuan pendidikan tertentu sesuai menggunakan
kebutuhan
serta kemampuannya.
(2) peserta didik yang memiliki kelainan sebagaimana dimaksud terdiri atas:
a. tunanetra;
b. tunarungu;
c. tunawicara;
d. tunagrahita;
e. tunadaksa;
f. tunalaras;
g. berkesulitan belajar;
h. lamban belajar;
i. autis;
j. mempunyai gangguan motorik;
k. sebagai korban penyalahgunaan narkoba, obat terlarang, serta zat adiktif lainnya;
l. mempunyai kelainan lainnya;
m. tunaganda
Kelebihan kelas inklusi (Ormrod, 2008):

1. gambaran diri yang lebih positif

2. Keterampilan sosial yang lebih baik

3. Lebih tak jarang berinteraksi menggunakan teman-teman sebaya yg normal

4. perilaku yang lebih sesuai pada kelas

5. Prestasi akademik yg setara (serta kadang kala lebih tinggi) menggunakan prestasi
yang dicapai Jika ditempatkan pada kelas khusus (pada Ormrod, 2008)
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kebutuhan akan pendidikan adalah milik semua orang, tidak terkecuali bagi Anak Berkebutuhan
khusus (ABK). Keterbatasan yang dialami mengakibatkan ABK memerlukan layanan pendidikan
yang tepat sinkron dengan kebutuhan serta karakteristikanak. Walaupun penyelenggaraan
pendidikan inklusif pada Indonesia hingga waktu ini masih mengundang kontroversi, tetapi
praktek sekolah inklusif memiliki berabagai sisi positif mulai asal peserta didik belajar buat
sensitif, tahu, menghargai, dan menumbuhkan rasa nyaman terhadap perbedaan individual.
DAFTAR PUSTAKA

https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/
jurnal psikologi berkebutuhan khusus

Anda mungkin juga menyukai