TUGAS
PERENCANAAN BANGUNAN TRANSPORTASI (PBT)
JALAN REL
(TSP21-374 JALAN REL)
Diajukan sebagai syarat lulus Mata Kuliah PBT Jalan Rel (TSP21-374 JALAN REL) dan
sebagai salah satu memperoleh gelar Sarjana Teknik di Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro
dikerjakan Oleh:
Kelompok
:XIII
Nama mahasiswa :
Design Perancanngan Konstruksi Jalan Rel berdasarkan PD No.10 th 1986 Perencanaan Konstruksi
Jalan Rel yang disempurnakan dengan PM No.60 th 2012 perencanaan teknis jalur KA. Untuk
Persilangan Sebidang jalan dapat menggunakan Pedoman Teknik Perlintasan Sebidang Jalan No.
008/PW/2004. Kartu Kendali dipegang oleh Dosen Pembimbing Tugas dan dilaporkan secara online
di Platform TEAMS. Ketentuan lain dan penyesuaian-penyesuaian dapat didiskusikan dengan Dosen
Pembimbing Tugas Jalan Rel masing-masing.
Semarang, 25 Februari 2021
(Y.I. Wicaksono)
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Tugas
JALAN REL
(TSP21-374)
Disusun Oleh:
1
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Tugas Besar Perencanaan Bangunan
Transportasi Jalan Rel sebagai persyaratan kelulusan mata kuliah Perencanaan Bangunan Trasportasi
Jalan Rel.
Laporan Tugas Besar Perencanaan Bangunan Transportasi Jalan Rel ini dapat terselesaikan dengan
baik meskipun menghadapi berbagai kendala, dengan adanya bantuan dan kerja sama dari berbagai
pihak. Dalam kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Ir. YI. Wicaksono, M.S. selaku dosen pengampu tugas jalan rel.
2. Bapak Ir. Wahyudi Kusharjoko, MT. selaku dosen pengampu mata kuliah jalan rel.
3. Bapak/Ibu dosen mata kuliah jalan rel.
4. Berbagai pihak lain yang telah membantu penyusunan laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, agar laporan ini, menjadi
lebih baik. Terimakasih dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya
Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Diponegoro.
Penyusun
2
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
DAFTAR ISI
3
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
4
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
5
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
BAB I
PENDAHULUAN
6
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
1.2.2. Tujuan
a. Setiap mahasiswa mampu merencanakan trase
b. Setiap mahasiswa mampu merancang geometri jalan rel seperti desain
alinyemen horizontal, alinyemen vertikal, penampang melintang jalan.
c. Setiap mahasiswa mampu merancang merancang struktur jalan rel seperti :
sambungan rel, penambat, bantalan, dan perancangan wessel.
d. Setiap mahasiswa merancang detail drainase yang meliputi desain saluran
drainase dan gorong-gorong.
e. Setiap mahasiswa mampu merancang bangunan pelengkap rel : rambu,
persilangan sebidang, penahan lereng, dan jembatan.
f. Setiap mahasiswa mampu menganalisa volume material utama.
1.3. Manfaat
Manfaat dari laporan tugas perancangan bangunan transportasi jalan rel ini adalah:
a. Sebagai tambahan referensi dalam perancangan jalan rel
b. Lulusan sarjana teknik sipil harus memiliki pengetahuan yang cukup dan mampu
merencanakan jalan rel dengan baik
7
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
BAB II
Mulai
- Peta topografi
- Titik awal dan akhir
- Kriteria perencanaan
-
Trase memenuhi
8
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Kordinasi alinyemen
Horizontal & vertikal
Gambar penampang
melintang jalan
Gambar rencana
Selesai
9
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
a. Dasar hukum
UU RI No. 25 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian
PP RI No. 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api
PP RI No. 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Kereta Api
PM Perhubungan No. 29 Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Stasiun Kereta Api
PM Perhubungan No. 43 Tahun 2010 tentang Standar Spesifikasi Teknis
Gerbong
b. Pedoman
PM No. 60 Tahun 2012 tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api
PD No. 10 Tahun 1986 tentang Perencanaan Konstruksi Jalan Rel
Pedoman No. 008/PW/2004 tentang Perencanaan Perlintasan Jalan
dengan Jalur Kereta Api, Departemen Pekerjaan Umum Direktorat
Jenderal Prasarana Wilayah
2.1.3. Metode Pentahapan Perencanaan
a. Disediakan peta topografi, titik awal dan titik akhir, serta kriteria
perencanaan sesuai dengan soal yang diberikan oleh asisten tugas Jalan Rel.
b. Membuat alternatif trase sebanyak 2 (dua) buah yang menghubungkan titik
awal A dan B.
c. Menganalisa pemilihan trase dengan menambahkan alinyemen horizontal,
alinyemen vertikal, kemiringan memanjang, galian dan timbunan pada
masing-masing alternatif trase.
d. Apabila alternatif trase tidak sesuai dengan kriteria pemilihan trase, maka
diulangi lagi pada langkah pembuatan alternatif trase.
e. Jika sudah selesai, maka terpilihlah alternatif trase yang akan didesain
sebagai jalan rel.
f. Mendesain detail alinyemen horizontal pada trase terpilih.
g. Menganalisa koordinasi analisa antara antara alinyemen horizontal dan
alinyemen vertikal.
h. Jika antara alinyemen horizontal dengan alinyemen vertikal terjadi overlap,
maka diulangi langin dalam tahap prencanaan alinyemen vertikal.
10
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
11
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
2.2.1. Lokasi
Lokasi tinjauan untuk pembuatan trase adalah peta A. Dari peta tersebut,
perlu dibuat perhitungan kelandaian untuk memperoleh kelandaian rata-rata
sehingga diperoleh kelompok lintasnya. Perhitungan akan dibuat pada BAB III.
12
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
13
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
BAB III
(Sumber : PM No. 60 Tahun 2012 Tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api)
14
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
lintas jalan rel menurut kelandaian. Berikut adalah hasil analisa kelandaian
medan pada Peta A:
Beda Kelandaian
Jarak
tinggi
(m) (0/00)
(m)
15 2,118.805 0.0708
15 960.833 0.1561
15 265.714 0.5645
15 234.700 0.6391
Area
15 177.517 0.8450
1
15 131.584 1.1400
15 207.912 0.7215
15 396.761 0.3781
15 302.881 0.4952
15 248.353 0.6040
Rata-rata 0.5614
Beda Kelandaian
Jarak
tinggi
(m) (0/00)
(m)
40 410.453 0.9745
40 553.723 0.7224
40 506.041 0.7904
40 510.643 0.7833
Area
40 600.032 0.6666
2
40 1,801.880 0.2220
40 1,912.490 0.2092
40 1,628.580 0.2456
40 1,232.854 0.3245
40 1,399.112 0.2859
Rata-rata 0.5224
Beda Kelandaian
Jarak
tinggi
Area
(m) (0/00)
(m)
3 30 668.054 0.4491
30 488.052 0.6147
15
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
30 514.953 0.5826
30 460.135 0.6520
30 638.487 0.4699
30 314.304 0.9545
30 442.016 0.6787
30 529.366 0.5667
30 568.183 0.5280
30 1,221.156 0.2457
Rata-rata 0.5742
Beda Kelandaian
Jarak
tinggi
(m) (0/00)
(m)
30 942.396 0.3183
30 249.632 1.2018
30 258.423 1.1609
30 271.606 1.1045
Area
30 299.428 1.0019
4
30 289.873 1.0349
30 294.376 1.0191
30 216.096 1.3883
30 402.126 0.7460
30 796.164 0.3768
Rata-rata 0.9353
Beda Kelandaian
Jarak
tinggi
(m) (0/00)
(m)
90 444.358 2.0254
Area 5
90 630.486 1.4275
90 1,029.753 0.8740
90 1,119.434 0.8040
16
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
90 1,338.406 0.6724
90 1,025.114 0.8780
90 629.395 1.4299
90 496.716 1.8119
90 568.183 1.5840
90 631.423 1.4254
Rata-rata 1.2932
Lokasi Kelandaian
0
Area 1 0.5614 /00
0
Area 2 0.5224 /00
0
Area 3 0.5742 /00
0
Area 4 0.9353 /00
1.2932 0/00
Area 5
Rata- 0
rata
0.7773 /00
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa lokasi yang akan direncanakan
berada pada lokasi yang datar. Kemudian dalam perancangan trase tidak
disarankan memotong daerah yang memiliki garis kontur rapat karena akan
memberikan dampak pada pekerjaan galian dan timbunan yang membengkak.
17
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
18
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Trase 1:
- Sta 0+000– Sta 0+461,47 i= - 0,30%
- Sta 0+461,47 – Sta 1+336,98 i=0,60%
- Sta 1+336,98 – Sta 2+130,50 i=(-0,10%)
- Sta 2+130.50 – Sta 2+815 i=0,02%
- Sta 2+815 – Sta 3+625 i=0,80%
- Sta 3+625 – Sta 4+420 i= -0, 15%
- Sta 4+420 – Sta 5+345 i= 0,20 %
- Sta 5+345 – Sta 6+138 i= 0,20%
- Sta 6+138 – Sta 6+658 i= 0,50%
Diperoleh kelandaian maksimum trase 1 adalah 0,20% atau 2‰
Trase 2:
- Sta 0+000 – Sta 0+900 i=0,20%
- Sta 0+900 – Sta 1+800 i=0,95%
- Sta 1+800 – Sta 2+352 i=0,70%
- Sta 2+352 – Sta 3+145 i=(-0,50%)
- Sta 3+145 – Sta 4+060 i=(-0,66%)
- Sta 4+060 – Sta 5+150 i=0,02%
- Sta 5+150 – Sta 6+144 i=0,10%
- Sta 6+144 – Sta 6+864 i=(-0,30%)
Diperoleh kelandaian maksimum trase 2 adalah 0,07% atau 0.7‰
3.2.3. Jumlah Tikungan
Berdasarkan alternatif trase yang telah dibuat (terlampir), maka dapat
ditentukan jumlah tikungan yang ada sebagai berikut:
19
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
20
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
21
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
22
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
BAB IV
23
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Ec = Tc x tan (Δ/4)
STA CT = STA TC + Lc
Dimana:
Δ = sudut luar tikungan
Tc = panjang tangen
24
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
TS = (R + P) tan (Δ/2) + K Yc =
𝑳𝒉²
𝟔𝑹
𝑳𝒉²
Xc = Lh - 𝟐𝟎𝑹²
𝛉𝐜 𝒙 𝟐𝝅𝑹
LcLh
= = 𝟑𝟔𝟎
0,01 x h x V θc = Δ - 2 θS
2Lh– +R(1
LP == Yc Lc– cos θSEs
) = (R + P) sec (Δ/2) - R
K = Xc – R sin θS
Dimana:
PI = titik perpotongan garis tangent utama
Ts = titik perubahan dari tangent ke spiral
25
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Lengkung Spiral
Lengkung spiral terjadi bila dua lengkung dari suatu lintasan yang berbeda
arah lengkungannya terletak bersambungan dan harus memiliki transisi
lurusan sekurang-kurangnya sepanjang 20 m di luar lengkung peralihan.
Lengkung spiral merupakan tipe tikungan yang kurang baik sebab tidak ada
jarak tertentu dalam masa tikungan yang sama kemiringannya.
26
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
27
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
800 110 90 75 65 50 40 30
850 105 85 70 60 45 40 30
900 100 80 70 55 45 35 25
950 95 80 65 5 45 35 25
1000 90 75 60 50 40 35 35
1100 80 70 55 45 35 30 20
1200 75 60 55 45 35 25 20
1300 70 60 50 40 30 25 20
1400 65 55 45 35 25 20 20
1500 60 50 40 35 30 20 15
1600 55 45 40 35 25 20 15
Tabel 6. Peninggian jalan rel pada berbagai kecepatan rencana
28
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Berdasarkan pada kondisi komponen, jalan rel tidak ikut menahan gaya
sentrifugal. Gaya sentrifugal sepenuhnya diimbangi oleh gaya berat saja.
𝑽²
hnormal = 5,95 x 𝑹
Dimana :
hnormal : peninggian rel normal (mm)
v : kecepatan rencana (km/jam)
R : jari-jari horizontal (m)
b. Peninggian rel minimum
Berdasarkan pada kondisi gaya maksimum yang dapat ditahan oleh
komponen jalan rel dan kegiatan penumpang kereta api.
𝑽²
hminimum = 8,8 x – 53,54
𝑹
Dimana:
hminimum : peninggian rel normal (mm)
v : kecepatan rencana (km/jam)
R : jari-jari horizontal (m)
c. Peninggian rel maksimum
Berdasarkan pada stabilitas kereta api pada saat berhenti dengan
lengkung horizontal dengan pemanasan kemiringan sebesar 10%. Apabila
kemiringan lebih dari 10% maka benda-benda yang terletak pada lantai
kereta api akan bergeser ke sisi dalam. Dengan digunakan kemiringan
maksimum 10% peninggian rel maksimum yang digunakan adalah 110 mm.
hmaksimum = 110 mm
Faktor keamanan terhadap bahaya guling kereta/gerbong/lokomotif saat
berhenti di bagian lengkung horizontal dengan h = 110 mm ialah sebesar 3,3.
29
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Dimana:
S : lebar sepur (mm)
S = r + 2.f + 2.c
R : jarak antara bagian terdalam roda (m)
f : tebal flens (mm)
c : celah antara tepi-dalam flens dengan kepala rel (mm)
30
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
31
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Gambar 12. Posisi roda dan gandar teguh pada saat kereta melalui lengkung
Gaya tekan yang timbul akibat terjepitnya roda kereta /gerbong akan
mengakibatkan kerusakan atau keausan pada rel sehingga diperlukan pelebaran
sepur. Oleh sebab itu kemungkinan posisi 3 tidak boleh sering terjadi, maka
perlu dibuat pelebaran sepur sedemikian sehingga bisa dicapai posisi 1 atau
posisi 2. Maka, pelebaran tersebut dapat dicari dengan cara berikut :
Dimana:
p : pelebaran sepur (mm)
R : jari-jari lengkung tikungan (m)
u : jarak antara titik sentuh flens roda dengan tengah-tengah gandar (m)
32
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
𝒅𝟐
2c + p = 𝟐.𝑹
𝒖
𝒅𝟐
s = 𝟐.𝑹
𝒖
𝒅𝟐
p = 𝟐.𝑹 – 2.c
𝒖
Untuk lebar sepur 1067 mm, PT. Kereta Api (Persero) menggunakan c =
4 mm dan jarak gandar depan terhadap gandar belakang (d) = 4 m, maka
diperoleh rumus:
𝟖𝟎𝟎𝟎
p= –8
𝑹
Dimana:
p : pelebaran sepur (mm)
R : jari-jari lengkung tikungan (m)
(Sumber: PM No. 60 Tahun 2012 tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api)
33
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
34
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
= 1037,5476 m
Ec = Tc x tan (Δ/4)
= 526,625 x tan (23,7909/4)
= 54,865 m
STA PI = STA 3+588,74
STA TC = STA PI – TC
= 3+588,74 – 526,625
= 3062,115
STA CT = STA TC + Lc
= 3062,115 + 1037,5476
= 4099,662
3) Tikungan 3 (33° 48' 30.6")
Tc = R x tan (Δ/2)
= 2500 x tan (33,8085)
= 422,976 m
Lc = 2 x π x R x (Δ/360°)
= 2 x π x 2500 x (33,8085/360°)
= 1474,4263 m
Ec = Tc x tan (Δ/4)
= 422,976 x tan (33,8085/4)
= 112,898 m
STA PI = STA 5+282,79
STA TC = STA PI – TC
= 5+282,79 – 422,976
= 4523,029
STA CT = STA TC + Lc
= 4523,029+ 1474,4263
= 5997,456
35
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Mengacu pada Tabel 7, karena R > 600 m, maka tidak ada pelebaran sepur.
36
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
= 4+504,85 – 422,976
= 4081,874
STA CT = STA TC + Lc
= 4081,874 + 837,591
= 4919,465
37
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
A
Gambar 8. Lengkung Vertikal
Dimana:
39
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Titik A berada pada jarak xm, yang dapat didefinisikan dengan rumus:
𝑹
xm = 𝟐 x Q
= 8,8 m
STA PLV = STA PPV - xm
= 0 – 8,8
= STA 0-8,8
Elevasi PLV = Elevasi PPV - (xm x g1)
= 33,42 – (8,8 x 0)
= +33,421
(𝑄 𝑥 𝑅)²
X = Elevasi PPV + 8𝑅
(2,2 𝑥 8000)²
= 33,42 + 8 𝑥 8000
= 33,426
STA PTV = STA PPV + xm
= 0 + 8,8
= STA 0+8,8
Elevasi PTV = Elevasi PPV + (xm x g2)
= 33,42 + (8,8 x 2,2)
= +33,44
40
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
b. Lengkung Vertikal 2
STA PPV = STA 0+900 (Elevasi +31,476)
R = 8000 m (mengacu pada Tabel 9)
g1 = 0,22 % = 2,2 ‰
g2 = 0,95 % = 9,5 ‰
Q = |g1 – g2|
= |2,2 – 9,5|
= 7,3 ‰
𝑅
xm = 2 x Q
8000
= x 7,3 ‰
2
= 29,2 m
STA PLV = STA PPV - xm
= 900 – 29,2
= STA 0+870,8
Elevasi PLV = Elevasi PPV - (xm x g1)
= 31,476 – (870,8 x 2,2)
= +31,412
(𝑄 𝑥 𝑅)²
X = Elevasi PPV + 8𝑅
(7,3 𝑥 8000)²
= 31,476 + 8 𝑥 8000
= 31,529
STA PTV = STA PPV + xm
= 900 + 29,2
= STA 0+929,2
Elevasi PTV = Elevasi PPV + (xm x g2)
= 31,476 + (7,3 x 9,5)
= +31,753
c. Lengkung Vertikal 3
STA PPV = STA 1+800 (Elevasi +40,00)
R = 8000 m (mengacu pada Tabel 9)
g1 = 0,95 % = 9,5 ‰
g2 = 0,7 % = 7,0 ‰
41
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Q = |g1 – g2|
= |9,5 – 0,7|
= 2,5 ‰
𝑅
xm = 2 x Q
8000
= x 2,5 ‰
2
= 10 m
STA PLV = STA PPV - xm
= 1800 – 10
= STA 1+790
Elevasi PLV = Elevasi PPV - (xm x g1)
= 40 – (10 x 9,5)
= +39,905
(𝑄 𝑥 𝑅)²
X = Elevasi PPV + 8𝑅
(2,5 𝑥 8000)²
= 40 + 8 𝑥 8000
= 40,006
STA PTV = STA PPV + xm
= 1800 + 10
= STA 1+810
Elevasi PTV = Elevasi PPV + (xm x g2)
= 33,42 + (10 x 2,2)
= +40,07
d. Lengkung Vertikal 4
STA PPV = STA 2+351,73 (Elevasi +43,854)
R = 8000 m (mengacu pada Tabel 9)
g1 = 0,7 % = 7 ‰
g2 = 0,49 % = 4,9 ‰
Q = |g1 – g2|
= |7 – 4,9|
= 2,1 ‰
𝑅
xm = 2 x Q
42
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
8000
= x 2,1 ‰
2
= 8,4 m
STA PLV = STA PPV - xm
= 2351,73 – 8,4
= STA 2+343,33
Elevasi PLV = Elevasi PPV - (xm x g1)
= 43,854 – (8,4 x 7)
= +43,795
(𝑄 𝑥 𝑅)²
X = Elevasi PPV + 8𝑅
(2,1 𝑥 8000)²
= 43,854+ 8 𝑥 8000
= 43,858
STA PTV = STA PPV + xm
= 2351,73 + 8,4
= STA 2+360,13
Elevasi PTV = Elevasi PPV + (xm x g2)
= 43,854+ (8,4 x 4,9)
= +43,895
e. Lengkung Vertikal 5
STA PPV = STA 3+144,97 (Elevasi +40,00)
R = 8000 m (mengacu pada Tabel 9)
g1 = 0,49 % = 4,9 ‰
g2 = 0,66 % = 6,6 ‰
Q = |g1 – g2|
= |4,9 – 6,6|
= 1,7 ‰
𝑅
xm = 2 x Q
8000
= x 1,7 ‰
2
= 6,8 m
STA PLV = STA PPV - xm
= 3144,97 – 6,8
= STA 3+138,17
43
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
= 40,003
STA PTV = STA PPV + xm
= 3144,97 + 6,8
= STA 3+151,77
Elevasi PTV = Elevasi PPV + (xm x g2)
= 40 + (6,8 x 6,6)
= +40,045
f. Lengkung Vertikal 6
STA PPV = STA 4+059,45 (Elevasi +33,926)
R = 8000 m (mengacu pada Tabel 9)
g1 = 0,66 % = 6,6 ‰
g2 = 0,02 % = 0,2 ‰
Q = |g1 – g2|
= |6,6 – 0,2|
= 6,4 ‰
𝑅
xm = 2 x Q
8000
= x 6,4 ‰
2
= 25,6 m
STA PLV = STA PPV - xm
= 4059,45 – 25,6
= STA 4+033,85
Elevasi PLV = Elevasi PPV - (xm x g1)
= 33,926 – (25,6 x 6,6)
= +33,757
(𝑄 𝑥 𝑅)²
X = Elevasi PPV + 8𝑅
44
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
(6,4 𝑥 8000)²
= 33,926+ 8 𝑥 8000
= 33,426
STA PTV = STA PPV + xm
= 4059,45 + 25,6
= STA 4+085,05
Elevasi PTV = Elevasi PPV + (xm x g2)
= 33,926 + (25,6 x 0,2)
= +33,931
g. Lengkung Vertikal 7
STA PPV = STA 5+150 (Elevasi +34,103)
R = 8000 m (mengacu pada Tabel 9)
g1 = 0,02 % = 0,2 ‰
g2 = 0,09 % = 0,9 ‰
Q = |g1 – g2|
= |0,2 – 0,9|
= 0,7 ‰
𝑅
xm = 2 x Q
8000
= x 0,7 ‰
2
= 2,8 m
STA PLV = STA PPV - xm
= 5150 – 2,8
= STA 5+147,2
Elevasi PLV = Elevasi PPV - (xm x g1)
= 34,103 – (2,8 x 0,2)
= +43,795
(𝑄 𝑥 𝑅)²
X = Elevasi PPV + 8𝑅
(0,7 𝑥 8000)²
= 34,103 + 8 𝑥 8000
= 34,1035
STA PTV = STA PPV + xm
= 5150 + 2,8
= STA 5+152,8
45
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
= 8,4 m
STA PLV = STA PPV - xm
= 6143,71 – 8,4
= STA 6+135,31
Elevasi PLV = Elevasi PPV - (xm x g1)
= 35 – (8,4 x 0,9)
= +34,992
(𝑄 𝑥 𝑅)²
X = Elevasi PPV + 8𝑅
(2,1 𝑥 8000)²
= 35 + 8 𝑥 8000
= 35,004
STA PTV = STA PPV + xm
= 6143,71 + 8,4
= STA 6+152,11
Elevasi PTV = Elevasi PPV + (xm x g2)
= 35 + (8,4 x 3,0)
= +35,025
i. Lengkung Vertikal 9
STA PPV = STA 6+864,25 (Elevasi +32,865)
46
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
= 12 m
STA PLV = STA PPV - xm
= 6864,25 – 12
= STA 4+033,85
Elevasi PLV = Elevasi PPV - (xm x g1)
= 32,865 – (12 x 3)
= +32,829
(𝑄 𝑥 𝑅)²
X = Elevasi PPV + 8𝑅
(3 𝑥 8000)²
= 32,865 + 8 𝑥 8000
= 32,874
STA PTV = STA PPV + xm
= 6864,25 + 12
= STA 6+876,25
Elevasi PTV = Elevasi PPV + (xm x g2)
= 32,865+ (12 x 0)
= +32,865
47
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
48
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
49
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
50
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
51
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
b. Timbunan
Segmen jalan rel pada bagian timbunan terbesar terletak pada STA yang
mewakili timbunan sebesar m³ dengan elevasi tanah +. Saluran drainase pada
daerah galian dibuat di sisi balas.
52
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
BAB V
53
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
54
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
55
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Pada peraturan dinas No. 10 Tahun 1986 dijelaskan bahwa untuk jalan
rel kelas 1 dapat menggunakan rel dengan tipe R68 dan R54, pada
perencanaan ini dipilih tipe R54. Karena penggunaan tipe rel R54 akan
lebih ekonomis.
3. Jenis Rel
Jenis rel yang dimaksud di sini ialah menurut panjangnya, terdapat tiga jenis
rel menurut panjangnya yaitu :
a. Rel Standar
Rel standar mempunyai panjang 25 meter sebagai pengganti panjang rel
standar 17 meter yang mempunyai keuntungan antara lain :
- Jumlah sambungan rel dapat dikurangi, dari 59 sambungan setiap
km menjadi 40 sambungan tiap km, sehinga diperoleh penghematan
sambungan rel sebesar 32%.
56
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Tipe Rel
Jenis Bantalan
R.42 R.50 R.54 R.60
Bantalan Kayu 325 m 376 m 400 m 450 m
Bantalan Beton 200 m 225 m 250 m 275 m
(Sumber: PM No. 60 Tahun 2012 tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api)
Beberapa keuntungan penggunaan rel panjang dibandingkan dengan rel
lain:
- Kerusakan sepur (track) terjadi lebih lambat.
- Keausan dan kerusakan rel maupun komponen yang lainnya
berkurang.
- Kereta api berjalan lebih tenang, goncangan yang terjadi relatif lebih
kecil.
- Kebisingan dan getaran yang terjadi berkurang.
- Pemeliharaan dengan peralatan tidak mengalami hambatan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan rel
panjang yaitu :
- Kemungkinan terjadinya tekuk (buckling) pada rel panjang.
57
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Gambar 12. Defleksi dan momen yang terjadi pada rel akibat beban roda
Dimana : Mo : M maksimum
4 k
η : dumping factor = √
4.E,I
Pd : gaya dinamis roda (ton)
Ps : gaya statis roda (ton)
V : kecepatan kereta api dalam mil/jam
58
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
(Sumber: PM No. 60 Tahun 2012 tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api)
Daya
Angkut Kecepatan Beban Beban Tegangan Tegangan
Kelas Jenis
Lintas rencana gandar dinamis Dasar Ijin
Jalan Rel
(juta (kpj) (ton) (kg) (kg/cm2) (kg/cm2)
ton/thn)
R.60 1042
I > 20 150 18 19940 1325
R.54 1176,8
R.54 1128,2
II 10 – 20 140 18 16241 1325
R.50 1231,8
R.54 1097,7
III 5 – 10 125 18 15542 R.50 1178,8 1663
R.42 1476,3
R.54 1031
IV 2.5 – 5 115 18 14843 R.50 1125,8 1843
R.42 1410
V >2.5 100 18 14144 R.42 1343,5 2000
Nursyamsu Hidayat, Ph.D
59
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
60
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
61
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
62
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
5. Celah Sambungan
Besarnya celah sambungan pada rel dapat digitung dengan menggunakan
cara yang digunakan oleh PT. Kereta Api (Persero), antara lain :
a. Celah sambungan pada rel standar dan rel pendek menggunakan
G = L . λ . (40 - t) + 2
persamaan:
Dimana : G : besarnya celah sambungan (mm), maks = 16 mm
L : panjang rel (mm)
λ : koefisien muai panjang rel = 1,2 x 10-5
t : suhu pemasangan rel (oC)
b. Celah sambungan pada rel panjang menggunakan persamaan :
𝐄 . 𝐀 . 𝛌 . (𝟓𝟎 − 𝐭)𝟐
G= +2
𝟐. 𝐫
63
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
b. Pada sambungan rel panjang, besar celah dipengaruhi juga oleh tipe rel
dan jenis bantalan.
- Untuk sambungan rel panjang pada bantalan kayu, besar celahnya yaitu:
Tabel 14. Celah sambungan rel panjang pada bantalan kayu
Panjang Rel (m)
64
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Suhu 25 50 75 100
Pemasangan Celah (mm)
≤ 28 16 16 16 16
30 14 16 16 16
32 12 14 15 16
34 10 11 12 13
36 8 9 10 10
38 6 6 8 8
40 5 4 6 6
42 4 3 5 5
44 3 3 3 4
46 2 3 3 3
≥ 48 2 2 2 2
(Sumber: PM No. 60 Tahun 2012 tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api)
- Untuk sambungan rel panjang pada bantalan beton, besar celahnya yaitu:
Tabel 15. Celah sambungan rel panjang pada bantalan beton
Panjang Rel (m)
Suhu
25 50 75 100
Pemasangan
Celah (mm)
≤ 22 16 16 16 16
24 14 16 16 16
26 13 14 15 16
28 13 12 13 14
30 10 11 11 12
32 8 9 10 10
34 7 8 8 9
36 6 6 7 7
38 5 5 5 6
40 4 4 4 5
42 3 3 3 4
44 3 3 3 3
65
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
≥ 46 2 2 2 2
(Sumber: PM No. 60 Tahun 2012 tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta
Api)
6. Pelat Penyambung
Pada sambungan rel digunakan sepasang pelat penyambung untuk mencapai
panjang dan ukuran yang sama.
Kemiringan permukaan bawah kepala rel dan permukaan atas kaki rel sesuai
dengan tipe rel dapat dilihat pada tabel 16
Kemiringan Kemiringan
Tipe Rel Permukaan Bawah Permukaan Atas Kaki
Kepala Rel Rel
R.42 1:4 1:4
R.50 1 : 2,75 1 : 2,75
R.54 1 : 2,75 1 : 2,75
R.60 1 : 2,93 1 : 2,75
66
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
67
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Pd = Ps + 0,01.Ps(Vrencana – 5)
Dimana,
Ps = gaya statik roda (ton)
= 0,5 x beban gandar
= 0,5 x 18
= 9 ton = 9000 kg
Vrencana = 1,25.Vmax
= 1,25 . 120
68
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
= 150 km/jam
= 93,2057 mil/jam
Tipe Rel
Jenis Bantalan
R.42 R.50 R.54 R.60
Bantalan Kayu 325 m 376 m 400 m 450 m
Bantalan Beton 200 m 225 m 250 m 275 m
Sambungan rel di jembatan :
a. Di dalam daerah bentang jembatan harus diusahakan agar tidak ada
sambungan rel
b. Rel dengan bantalan yang sudah menjadi satu kesatuan harus dapat bergeser
terhadap gelagar penumpunya.
69
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
c. Jika digunakan rel standar atau rel pendek, letak saambungan rel harus berada
di luar pangkal jembatan.
d. Jika digunakan rel standar, jarak antara sambuungan rel dengan itu, maka
𝑃𝑑 = 9000 + 0.01 . 9000 (93,2057 − 5) = 16938,511 𝑘𝑔
Dumping factor (η) dihitung dengan persamaan :
4 𝑘
𝜂=√
4𝐸𝐼
70
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
dengan las menjadi rel panjang. Sambungan yang dgunakan adalah sambungan
menumpu.
2. Cek kekuatan baut :
Data yang digunakan pada sambungan rel adalah :
Diameter baut (∅) = 24 mm
Luas penampang baut (Ac) = 4,15 𝑐𝑚2
Tegangan ijin baut (𝜎) = 4000 kg/𝑐𝑚2
Perhitungan kuat baut (No) dengan persamaan :
No = 75% . 𝐴𝑐 . 𝜎
= 75% . 4,15 . 4000
= 12450 kg
Kekuatan baut akibat bolak-balik (T) dihitung dengan persamaan :
T = 0,5 No
= 0,5 . 12450
= 6225 kg
Untuk R.54
Pd = 16938,511 kg
tan ∝ = 1 = 2,75 (Tabel 3.42, Penjelasan PD-10)
∝ = arc tan (1/2,75)
P = 2 × 𝑃1 × 𝑐𝑜𝑠 ∝
P1 = 0,532P ; P1 = P2
𝑃𝑑 16938,511
Q = = = 8469,255 𝑘𝑔
2 2
H = Q tan ∝
= 8469,255 tan 1/2,75 = 3223,061 kg
H = T’ + T”
Dengan T’ ; T” = gaya tarik baut sebelah dalam dan luar
H = gaya lateral bekerja di tengah pelat penyambung
H (a+b) = T’ × b
3223,061 (5+13) = T’ × 13
58015,1 = 13T’
T’ = 4462,7 kg
T’ < T
71
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
5.2. Penambat
Penambat rel adalah suatu komponen yang menambatkan rel pada bantalan
sedemikian rupa sehingga kedudukan rel menjadi tetap kokoh dan tidak bergeser
terhadap bantalannya. Dengan penambat rel ini jarak antara kedua rel, yaitu lebar sepur
akan tetap. Semakin berat beban dan semakin tinggi kecepatan kereta api yang
melewatinya,harus semakin kokoh penambat relnya.
1. Jenis Penambat Berdasarkan Elastisitas
Sesuai dengan elastisitasnya, terdapat dua jenis penambat rel, yaitu :
a. Penambat Kaku
Terdiri atas paku rel, tirpon (tirefond) atau mur dan baut, dengan atau tanpa
pelat andas.
72
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Gambar 28. Penambat kaku pada bantalan kayu menggunakan pelat landas
dan tirpon
Gambar 29. Penambat kaku pada bantalan baja menggunakan pelat landas
dan mur-baut
73
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Penambat kaku sekarang tidak boleh digunakan lagi untuk semua kelas jalan rel
di Indonesia.
b. Penambat Elastis
Penambat elastis mampu memberikan kuat jepit (clampin force) yang tinggi dan
mampu memberikan perlawanan rangkak (creep resistance). Penambat elastis
memiliki kemampuan untuk meredam getaran. Tedapat dua macam penambat
elastis, yaitu penambat elastis tunggal dan penambat elastis ganda. Penambat
elastis tunggal hanya digunakan untuk jalan rel kelas IV dan V, sedangkan
penambat elastis ganda dapat digunakan untuk semua kelas jalan rel, tapi tidak
disarankan digunakan untuk jalan rel kelas V.
2. Tipe Penambat yang Digunakan di Indonesia
Terdapat beberapa tipe penambat rel yang digunakan, yaitu :
a. Penambat rel Dorken
dibedakan menjadi dua jenis yaitu jenis tunggal (single shank) dan jenis
ganda (double shank).
74
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
- Bila digunakan alas karet (rubber pad) di bawah kaki rel, menjadi
penambat elastis ganda.
75
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
- Bila digunakan alas karet (rubber pad) di bawah kaki rel, menjadi
penambat elastis ganda.
76
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
77
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
𝐹 = 𝐸 × 𝐴 ×∝× ∆𝑇
79
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Dalam perencanaan ini digunakan penambat tipe elastis ganda jenis Pamdrol
yang mempunyai gaya jepit (clamping forces) sebesar 600 kgf, jadi
𝑓 (127,71 𝑘𝑔) < 𝑓′ (60000 kg) (aman).
Dengan :
Q = Tekanan pada pelat penyambung
a = jarak dari tengah – tengah gaya reaksi R
m = koefisien geser maksimum (0,03)
h = jarak vertikal garis gaya geser
80
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
𝜎 < 𝜎 𝑖𝑗𝑖𝑛
1153,509 < 1325 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 (OK)
Jadi pelat penyambung dengan tebal 20 mm dapat digunakan untuk
menahan gaya gaya yang bekerja pada pelat penyambung.
5.3. Bantalan
1. Fungsi Bantalan
Bantalan mempunyai fungsi sebagai berikut
a. Mendukung rel dan meneruskan beban dari rel ke balas dengan bidang sebaran
beban lebih luas sehingga memperkecil tekanan yang dipikul balas.
b. Mengikat atau memegang rel (dengan penambat rel) sehingga gerakan rel arah
horisontal tegak lurus sumbu sepur ataupun arah membujur searah sumbu sepur
ditahan, sehingga jarak antar rel dan kemiringan kedudukan rel dapat
dipertahankan.
2. Jenis bantalan
berdasarkan bahannya jenis bantalan dibagai sebagai berikut :
81
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
a. Bantalan Kayu
Bantalan kayu digunakan pada jalan rel di Indonesia karena selain mudah
dibentuk juga bahannya mudah didapat. Bentuk dan dimensi bantalan kayu
untuk sepur 1067 mm yaitu sebagai berikut :
o Pada jalan lurus bantalan kayu mempunyai ukuran
Panjang (mm) = 2000 (+40, -20)
Lebar (mm) = 220 (+20, -10)
Tinggi (mm) = 130 (+10, -0)
o Pada jembatan bantalan kayu mempunyai ukuran
Panjang (mm) = 1800 (+40, -20)
Lebar (mm) = 220 (+20, -10)
Tinggi (mm) = 200 (+10, -0)
Mutu kayu yang dipergunakan untuk bantalan kayu, hatus memenuhi ketentuan
peraturan bahan jalan rel Indonesia. Bantalan kayu pada bagian tengah maupun
bagian bawah rel harus mampu menahan momen maksimum sebesar :
Tabel 18. Momen maksimum pada bantalan kayu
Kelas Kayu Momen Maksimum (kgm)
I 800
II 530
Bentuk penampang melintang bantalan kayu harus berupa empat persegi
panjang pada seluruh tubuh bantalan. (PD No. 10 Tahun 1986)
Oleh karena itu, perencanaan dimensi bantalan kayu berdasarkan pada teori
tegangan lentur yang menggunakan persamaan :
𝐌. 𝐲
σ=
𝐈𝐱
82
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
83
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Gambar 40. Penulangan pada bantalan beton blok ganda tipe R.S
84
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Dari sistem penegangan yang digunakan, terdapat dua macam bantalan beton
blok tunggal, yaitu :
- Pretension
Mutu campuran beton mempunyai kuat tekan tidak kurang dari 500
𝑘𝑔/𝑐𝑚2 , mutu baja tulangan geser tidak kurang daei U—24, mutu baja
prategang mempunyai tegangan putus minimum 17000 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 . Untuk
beban gandar 18 ton, bantalan beton blok tunggal pretension harus mapu
memikul momen paling sedikit sebesar :
Tabel 19. Bagian bantalan beton blok tunggal pretension dan momen
minimum yang ditahan (PD No.10 Tahun 1986)
Bagian Momen (kg-m)
85
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
86
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Pada lengkungan, jarak bantalan diambil sebesar 60 cm diukur pada rel luar
(Sumber PD No. 10 Tahun 1986)
Pada perencanaan jalan rel ini, bantalan yang digunakan adalah tipe atau jenis beton
dengan jarak bantalan 600 mm. Sesuai tabel 5 yang bersumber dari PD No. 10
Tahun 1986.
87
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
88
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
2. Panjang Wesel
Panjang wesel dihitung dari Awal Wesel hingga Akhir Wesel. Panjang wesel
sebaiknya merupakan kelipatan dari panjang rel (termasuk celah sambungan rel),
sehingga akan memudahkan pemasangan wesel ke dalam sepur yang telah ada tanpa
harus melakukan pemotongan rel pada sepur yang telah ada.
3. Bantalan pada Wesel
Pada sepur lurus hingga jarum, bantalan dipasang tegak lurus sepur, sesudah jarum
bantalan dipasang tegak lurus garis bagi sudut simpang arah, pemasangan bantalan
tegak lurus garis bagi sudut simpang arah ini hanya sampai pada batas dimulainya
pemasangan bantalan biasa. Jarak bantalan tidak boleh lebih besar daripada
bantalan biasa. Panjang bantalan wesel paling sedikit hingga 50 cm di luar rel. Pada
bagian-bagian penting yaitu ujung lidah, jarum dan sayapnya, bantalan harus baik
dan kokoh kedudukannya.
89
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
90
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
6. Skema Wesel
91
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Lidah adalah bagian dari wesel yang dapat bergerak. Pangkal lidah disebut akar.
Jenis lidah terdiri dari :
a. Lidah berputar adalah lidah yang mempunyai engsel di akar
b. Lidah berpegas adalah lidah yang akarnya dijepit sehingga melentur
Sudut tumpu (β) adalah sudut antara lidah dengan rel lantak. Sudut tumpu
dinyatakan dengan tangennya, yakni tg β = 1 : m, dimana harga m berkisar antara
25-100.
2. Jarum dan sayap-sayapnya
92
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Gambar 53. Rel, rel paksa, sayap dan jarum beserta jaraknya
5. Sistem penggerak atau pembalik wesel
Pembalik wesel adalah mekanisme untuk menggerakkan ujung lidah.
(B + C)
P= −d
2tg(α/2)
93
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
= 2927,757 mm ≈ 2930 mm
94
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Pada panjang lidah berputar dapat dapat ditentukan dengan hubungan berikut :
t > B cot β
Dengan t : panjang lidah
β : sudut tumpu = α/2
B : lebar kepala rel
Maka,
t > 70 cotg 2,0429
t > 196,241 cm
t = 197 cm = 1970 mm
95
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
sepur, sudut tumpu, sudut persimpangan arah, panjang lidah dan panjang jarum,
dengan persamaan berikut :
Gambar 57. Jari-jari Lengkung Luar
Dimana Ru = panjang jari-jari lengkung luar
S = lebar sepur = 1067 mm
t = panjang lidah
P = panjang jarum
α = sudut simpang arah
β = sudut tumpu
Dengan batasan bahwa besarnya jari-jari lengkung luar tidak boleh lebih dari
besarnya jari-jari yang dihitung dengan persamaan berikut ini
𝑉2
𝑅=
7,8
Dimana R = Jari-jari lengkung luar
V = kecepatan ijin pada wesel (km/jam)
Besarnya jari-jari lengkung dalam (Rd) ditentukan berdasarkan atas jari-jari
𝑆 − 𝑡 sin 𝛽 − 𝑃 sin 𝛼
𝑅𝑢 =
cos 𝛽 − cos 𝛼
lengkung luar (R1) dengan memperhitungkan perlunya adanya pelebaran sepur.
Maka,
1067 − 1970 sin 2,0429 − 2930 sin 4,0856
𝑅𝑢 =
cos 2,0429 − cos 4,0856
= 413496,6286 mm
= 413,497 m
Jari-jari lengkung luar tidak boleh kurang dari R
𝑉2
𝑅=
7,8
Dimana V = kecepatan ijin wesel (km/jam) = 50 km/jam
502
𝑅= = 320,512 𝑚
7,8
R < Ru
320,512 m < 413,497
96
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
BAB VI
97
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
98
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
3. Saluran penangkap
berupa saluran terbuka yang memnajang di kaki lereng.
4. Drainase kombinasi
yaitu kombinasi antara drainase tegak lurus dan drainase miring.
99
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
pada saluran. Sebaliknya, apabila kecepatan aliran terlalu kecil, maka akan
terjadi pengendapan pada saluran. Untuk memenuhi persyaratan tersebut,
perancangan kemiringan harus mendasar pada keadaan setempat dan kecepatan
aliran yang akan terjadi. Setiap bahan pembentuk saluran memiliki ketahanan
terhadap erosi yang berbeda-beda. Dengan demikian, kecepatan perancangan
bergantung pada bahan pembentuk saluran.
Tabel 22 Kecepatan Aliran Pembuangan Air
Kecepatan Aliran (v)
Bahan
(m/detik)
Beton 0,6-0,3
Aspal 0,6-1,5
Pasangan batu/bata 0,6-1,8
Kerikil atau lempung yang kompak 0,6-1,0
Pasir kasar atau tanah berkerikil 0,3-0,6
Lempung dan sedikit pasir 0,2-0,3
Tanah berpasir halus atau berlanau 0,1-0,2
Sumber : PD No. 10 Tahun 1986 tentang Perencanaan Teknis Jalan Rel
6.1.5. Pendimensian
1. Untuk Drainase Permukaan
a. Dimensi penampang saluran harus cukup besar sehingga, mampu membuang
debit air hujan yang tertuju pada saluran. Bila dinyatakan dalam rumus,
Q2 > 1,2 Q1
Q2 = V2 x A2
𝟏
V2 = 𝒏 x R22/3 x i21/2
R2 = P22
maka:
Kemudian:
Dimana:
Q1 = debit air yang dibuang (cm3/s)
Q2 = debit air rencana saluran (cm3/s)
V2 = kecepatan aliran rencana dalam saluran (cm/s)
100
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
101
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Dimana:
C = koefisien aliran yang bergantung pada kondisi permukaan tanah
setempat dan tata guna lahannya.
Tabel 24 Nilai C Untuk Berbagai Kondisi Permukaan Tanah
102
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
103
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
104
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
5 3 5
Sumber : PD No. 10 Tahun 1986 tentang Perencanaan Konstruksi Jalan
Rel
Keterangan:
* : seperti saluran pendek, dan atau daluran dari suatu lereng landai
** : seperti saluran panjang, dan atau lereng curam
Pada saluran drainase melintang atau gorong-gorong memiliki ketentuan
sebagai berikut:
Pada pertemuan antara saluran drainase memanjang dan saluran drainase
melintang harus dipasang bak penampung tanah (sand trap).
Tanah di sekeliling bidang saluran drainase melintang harus dipadatkan
dengan baik dan benar, disesuaikan dengan usulan perencanaan tubuh
jalan.
Aliran air dalam gorong-gorong sebaiknya berupa aliran terbuka,
sehingga masalah hidrolika yang merugikan seperti aliran terhambat atau
timbul kativasi tidak terjadi.
Ukuran penampang minimal berdiameter atau beralas 60 cm, agar
memudahkan pemeliharaan/pembersihan endapan.
Tidak boleh ada kebocoran air/rembesan melalui sambungan, karena air
rembesan dapat melemahkan tubuh jalan (subgrade) di bawah saluran
yang dapat membahayakan jalan rel.
2. Untuk Draianse Bawah Permukaan
Perancangan dan perencanaannya pada badan jalan rel berupa permukaan
asli dan galian, ketebalan bagian badan jalan rel setebal minimum 75 cm
dari balas harus selalu dalam keadaan kering.
105
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
106
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
107
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Perhitungan :
Standar deviasi
X X
1 2
S
N 1
t
t
13867,01
=√ (10−1)
= √1540,788
= 39,253
Koefisienn Skewness
N ( X i X )3
g i 1
( N 1)( N 2) S 3
108
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
10 x 231088,05
Cs = (10−1)(10−2) 39,2533
2310880,5
= 4354627,986
= 0.531
Koefisien Kurtosis
X X
4
N2 t
t
4926562801
= 1196525486
= 4,117
Dari hasil perhitungan di atas, didapat:
Tabel 6.8 Menentuan Metode Distribusi Yang Akan Digunakan
No Distribusi Persyaratan Hasil Keterangan
Cs ~ 0 ± 0.3 Cs = 0.468
1 Normal Tidak Memenuhi
Ck ~ 3.00 Ck = 3.434
Cs = Cv3 + 3 Cv Cs = 0.468
2 Log Normal 8 6 4
Tidak Memenuhi
Ck = Cv + 6Cv + 15Cv + 3 Ck = 3.434
Cs = 1.14 Cs = 0.468
3 Gumbel Tidak Memenuhi
Ck = 5.4 Ck = 3.434
Selain nilai di atas Cs = 0.468
4 Log Pearson III Memenuhi
Cs ≠ 0 ; Cs ≠ 1.14 Ck = 3.434
Karena nilai Cs tidak sama dengan 0 ± 0,3 ataupun 1,14 dan nilai Ck tidak
sama dengan ~ 3,00, maka perhitungan hujan rencana menggunakan Metode
Log Pearson III
109
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Tabel 6.9 Menghitung curah hujan rencana dengan metode Log Pearson III
Perhitungan :
Standar deviasi:
0,2297
=√(10−1)
=√0,0255
= 0,160
Koefisien Skewness:
10 x(−0,0083)
Cs = (10−1)(10−2) 0,1603
−0,083
= 0,295
= -0,281
110
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Karena nilai Koefisien Skewness yang didapat mendekati 0,3 maka nilai KT
yang didapat untuk masa ulang 15 tahun:
Karena tidak terdapat nilai KT untuk masa ulang 15 tahun, maka digunakan
cara interpolasi untuk mendapatkan nilai KT.
15−10
KT = 1,309 + 25−10 x (1,849-1,309)
= 1,489
111
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
LogX15 = 2,256
Operasi Antilog
X15=180,302
b. Menghitung intensitas hujan
𝑅24 24 2/3
I= ( )
24 𝐸𝑐
Dimana:
𝑅24 24 2
I= 24
x (𝐸𝑐)3
180,302 24 2
= x ( 1 )3
24
= 62,507 mm/jam
c. Menghitung debit air yang dibuang
Pada perhitungan ini, saluran drainase direncanakan diberi gorong-gorong
sehingga terjadi perubahan kelandaian, sehingga panjang saluran yang
memengaruhi perhitungan diambil jarak antara gorong-gorong yang
terpanjang berdasarkan gambar potongan memanjang yaitu 1200 m. Daerah
pengaruh diperhitungkan setiap (kanan dan kiri) dilayani masing-masing
saluran (di kiri dan kanan), berdasarkan lebar terpanjang pada gambar
potongan melintang diambil jarak 2 m.
1
Q1 = 3,6 x C x I x A1
1
= 3,6 x 0,5 x 62,507 x 0,767
= 6,659 m3/s
Q2 > 0,5 Q1
Q2 > 0,5 x 6,659
Q2 > 3,329 m3/s
Maka, diambil Q2 = 3,5 m3/s
d. Pendimensian Saluran
Digunakan saluran trapezium dengan m = 2
112
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
B + (2mh) = 2h√1 + 𝑚²
B + (2 x 2 x h) = 2h √1 + 2²
B = 0,472h
Menghitung luasan saluran
𝑄
A=𝑉
= 1,167 m2
A = (B + mh) x h
1,167 = (0,472h + 2h)h
h = 0,687 m
~ 0,7 m
Tinggi jagaan
w = √0,5ℎ
= √0,5 𝑥 0,7
= 0,592 m
~ 0,6 m
Tinggi saluran
H=w+h
= 0,6 + 0,7
= 1,3 m
Lebar saluran
B = 0,472 x h
= 0,472 x 0,7
= 0,3304 m
~ 0,5 m
113
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
= 0,308 D²
1 1
L segitiga AOB = 2 x 4 πD² x sin α
1
= 8 πD² x sin α
= 0,079 D²
L tembereng = L juring AOB – L segitiga AOB (luas tidak basah)
= 0,308D² - 0,079D²
= 0,229 D²
Maka,
1
Q = 3,6 x C x I x A
1
= 3,6 x 0,5 x 62,507 x 0,767
= 6,659 m3/s
𝑄
F = 𝑉 (luas penampang basah)
6,659
= 3
= 2,219 m²
1
F = 4 πD² - 0,229 D²
1
2,219 = 4 πD² - 0,229 D²
2,219 = 0.557 D²
D = 1,996 m
Karena diameter yang diperlukan terlalu besar maka gorong-gorong harus dibagi.
Direncanakan akan menggunakan 12 gorong-gorong dengan diameter 1 meter yang
akan diaplikasikan pada STA 0+050, 0+625, 0+900, 1+450, 2+500, 3+700, 3+850,
4+050, 4+375, 5+650, 6+525, 6+850 di trase yang terpilih.
𝐴=12𝜋𝐷²
𝐴=12𝜋.1²=9,424𝑚²
𝐴 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 > 𝐴 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 → 𝑂𝐾𝐸!
114
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
BAB VII
Ukuran
A B C D E F G H J R
(mm)
Sangat Kecil 450 9 16 30 22 30 94 56 26 37
Kecil 600 9 16 40 30 40 125 75 35 37
Sedang 750 12 19 50 37 50 156 94 44 47
Besar 900 15 22 60 45 60 187 112 52 56
Gambar 64. Lintasan kereta api berpintu
115
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Ukuran
A B C D E F G H J R
(mm)
Sangat
450 9 16 30 22 30 94 56 26 37
Kecil
Kecil 600 9 16 40 30 40 125 75 35 37
Sedang 750 12 19 50 37 50 156 94 44 47
Besar 900 15 22 60 45 60 187 112 52 56
Gambar 65. Rambu peringatan perlintasan KA tanpa Pintu
Ukuran
A B C D E R
(mm)
Sangat Kecil 450 9 16 75 265 37
Kecil 600 9 16 100 353 37
Sedang 750 12 19 120 442 47
Besar 900 15 22 150 530 56
Gambar 66. Rambu peringatan hati-hati
116
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Ukuran
A B C D E F G R
(mm)
Sangat Kecil 450 15 110 640 750 60 37 45o
Kecil 600 20 150 850 100 80 50 45o
Sedang 750 25 190 1060 1250 100 62 45o
Besar 900 30 220 1280 1500 120 75 45o
Gambar 68. Rambu peringatan jarak
b. Rambu larangan
Rambu larangan adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan kegiatan
yang dilarang dilakukan oleh pengguna jalan.
117
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Ukuran
A B C D E F
(mm)
Sangat Kecil 450 9 150 150 75 188
Kecil 600 16 200 200 100 250
Sedang 750 19 250 250 125 313
Besar 900 22 300 300 150 375
(a)
118
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Ukuran
A B C D E F
(mm)
Sangat Kecil 450 45 45 56 75 259
Kecil 600 60 60 75 100 345
Sedang 750 75 75 94 125 431
Besar 900 90 90 113 150 518
Gambar 70. Rambu larangan berbalik arah untuk kendaraan
Ukuran
A B C D R
(mm)
1000 200 100 20 120
Gambar 71. Rambu larangan berjalan terus pada persilangan sebidang jalur
tunggal
119
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Ukuran
A B C D R
(mm)
1000 200 100 20 120
Gambar 72. Rambu larangan berjalan terus pada persilangan sebidang jalur
ganda
120
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
121
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
122
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
123
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
124
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
125
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
126
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
- P = Panjang lengkung
- = Sudut
- L = Lebar sepur
- T = Peninggian
- PBA = Pajang Busur Alih
- AP = Anak Panah
c) Semboyan Wesel
Semboyan wesel adalah semboyan yang mengisyaratkan mengenai arah
jalur yang akan dilalui ketika melewati percabangan jalur rel (wesel)
ketika sebuah kereta memasuki atau meninggalkan stasiun. Jalur rel
yang bercabang menjadi dua menggunakan sistem wesel biasa,
sedangkan jalur rel yang berpotongan menggunakan sistem wesel
inggris.
d) Semboyan Lain
Semboyan lain meliputi semboyan corong air, jembatan timbang, dan
batas ruang bebas. Corong air adalah peralatan yang digunakan untuk
memasukkan air ke dalam ketel lokomotif uap. Jembatan
timbang adalah peralatan yang digunakan untuk menimbang massa
kereta api yang sedang melintas. Batas ruang bebas adalah batas
berhenti gerbong paling belakang pada rangkaian ketika berhenti di
stasiun, apabila kereta api tersebut akan bersilang atau bersusulan
dengan kereta api lain.
127
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
128
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Gambar 83. Perlintasan Sebidang Berpintu pada Jalan Empat Lajur Dua Arah
dengan Jalur Ganda Kereta Api
7.2.1. Geometri perlintasan sebidang
Perencanaan geometri perlintasan sebidang harus mematuhi persyaratan
geometri yang telah ditemtukan untuk perencanaan geometri jalan pada saat
melintasi jalur kereta api.
129
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
a. Apabila jalan memotong jalur kereta api harus menggunakan sudut yang
tepat, yaitu minimum 45˚
b. Perlintasan jalan dengan jalur kereta api tidak terlentak pada tikungan
jalur kereta api atau tikungan jalan
c. Bila suatu jalan paralel dengan jalur kereta api, harus disediakan jarak
yang cukup antara jalur kereta dengan perpotongan kedua jalan paralel
tersebut
d. Bila terdapat suatu area terlarang yang menyebabkan sulit untuk
mendapat jarak pandang yang baik pada persimpangan, perlu
diperhatikan hal berikut
130
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
1. Harus ada interaksi antara sinyal lalu lintas, jalan dengan perlintasan
kereta api sehingga dapat menjamin bebas dari kendaraan saat
mendekat
2. Perlu dipasang rambu “Dilarang Berhenti diatas Jalan Rel” dan
“Dilarang Berbalik Arah” pada jalan yang mendekati perlintasan
3. Perlu dipasang rambu “Dilarang Mendahului”
132
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
𝑉𝐺 L + 2D + W − da
dH = 1,4667 . 𝑉𝑡 ( + + 𝐽)
al 𝑉𝐺
Dimana :
dH : Jarak pandang terhadap jalan raya yang menyebabkan
kendaraan dapat mencapai kecepatan Vu untuk melintasi rel
dengan aman meskipun ketika sudah terlihat pada jarak dt dari
perlintasan, atau jarak untuk menghentikan kendaraan dengan
aman tanpa melanggar batas perlintasan.
Vt : Kecepatan kereta api (km/jam)
VG : Kecepatan terbesar kendaraan pada sisi pertama, diambil
sebesar 98,8 ft/detik
al : Percepatan kendaraan pada sisi pertama, diambil 1,47 ft/detik
J : waktu reaksi, diambil sebesar 2,0 detik
𝑉𝐺 2
da = : Jarak yang ditempuh kendaraan ketika mempercepat
2.al
untuk mencapai kecepatan tertinggi pada gigi pertama.
Perhitungan
Vv = 40 – 70 km/jam (Menurut RSNI T-14-2004)
= diambil 60 km/jam.
Vt = 120 km/jam.
133
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
t = 2,5 detik
F = 0,3 – 0,4
= diambil 0,4
D = Diasumsikan 4,5 m
dc = Diasumsikan 3 m
L = Diasumsikan 20 m
W = Jarak anatara rel-rel terluar (m) = 7,9 m
602
dh = 0,28 . 60 . 2,5 + 254.0,4 + 4,5 + 3
= 84,933 m
120 602
dt = . [0,28 . 60 . 2,5 + 254.0,4 + 2.4,5 + 20 + 7,9]
60
= 228,6 m
7.2.1.6. Letak Perlintasan Sebidang
Perlintasan sebidang terletak pada STA 5+900 seperti pada gambar 82.
Pada perlintasan sebidang ini tidak diperlukan gorong-gorong dikarenakan
sedikitnya tanah timbunan pada perlintasan sebidang, sehingga tidak
memungkinkan penggunaan gorong-gorong dan hanya digunakan saluran
drainase samping
134
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Pada perancangan penahan lereng untuk jalan rel, digunakan dua bangunan atau metode
penahan lereng. Pertama dengan mengguanakan metode Shotcrete untuk
mengamankan lereng galian, dan kedua geotekstile untuk mengamankan lereng
timbunan.
7.3.1. Shotcrete
Merupakan metode penanganan kelongsoran lereng dengan prinsip
pengaplikasian beton pada suatu bidang tertentu, dalam hal ini lereng tebing,
135
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
136
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Apabila permukaan shotcrete tidak rapi maka dapat diperbaiki dengan sikat
besi untuk membersihkan material, dan bila telah mengeras maka untuk
material dengan sandblast atau tembakan air.
f. Shotcrete cacat
Jika shotcrete tidak sesuai spesifikasi, maka dapat diperbaiki dengan
membongkar shotcrete dan diganti baru.
g. Sambungan
Sambungan harus cukup besar, bersih dan keras, bentuk miring.
h. Perawatan
Shotcrete dicuring dengan penyemprotan air selama 7 hari agar kelembapan
terjaga.
7.3.2. Geotekstile
Merupakan lembaran sintetis yang tipis, fleksibel, permeabel yang digunakan
untuk stabilisasi dan perbaikan tanah, terutama untuk tanah lunak dan timbunan.
Dalam pengunaan geotekstile kita harus menetapkan perkuatan sebesar apa
yang dibutuhkan, berikut faktor yang di perhatikan :
a. Jenis geotekstile
b. Sifat hubungan dan regangan
c. Sifat pembebanan, karena semakin besar beban timbunan tersile(?) strenght
yang dibutuhkan semakin besar
d. Kondisi lingkungan, perubahan cuaca
e. Bahan timbunan yang digunakan
Geotekstile pada jalan rel berfungsi sebagai lapis perkuatan sekaligus sebagai
lapis pemisah antara material dengan tanah dasar sehingga konstruksi jalan rel
menjadi stabil, tidak bergelombang, dan rata permukaannya. Berikut
keuntungan menggunakan geotekstile :
a. Mendistribusikan beban secara efektif
b. Meniadakan kehilangan agregat timbunan
c. Meningkatkan ketahanan agregat timbunan terhadap keruntuhan setempat
pada lokasi beban dengan memperkuat tanah timbunan
137
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
d. Mengurangi penurunan dan deformasi yang tidak merata serta deformasi dan
struktur yang terjadi.
7.4. Terowongan
Terowongan adalah jalan yang dibangun dibawah tanah dengan cara menggali
tanah/ bebatuan disekitarnya. Kebanyakan terowongan digunakan untuk membantu
transportasi baik jalan rel maupun jalan raya dan juga untuk rapid transit. Salah satu
contoh terowongan yang sering dijumpai di Indonesia adalah underpass yang
membantu transportasi sehingga tidak terjadi kemacetan di persimpangan.
3. Beban gandar;
4. Stabilitas konstruksi, dan
5. Kedap air.
Beban gandar kereta api sesuai dengan rencana sarana perkeretaapian yang
dioperasikan.
139
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
7.5. Jembatan
Sistem jembatan harus memenuhi persyaratan berikut:
1. Beban gandar Untuk beban gandar sampai dengan 18 ton dapat digunakan
skema rencana muatan 1921 (RM 21) sebagaimana tersebut dalam Tabel 7.1.
Untuk beban gandar lebih besar dari 18 ton, rencana muatan disesuaikan
dengan kebutuhan tekanan gandar.
2. Lendutan
Lendutan didefinisikan sebagai besaran penyimpangan (deflection) yang tidak
boleh melebihi persyaratan koefisien terhadap panjang teoritis. Koefisien
lendutan maksimum jembatan baja, sebagaimana tersebut dalam Tabel 7.2.
140
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
3. Stabilitas Konstruksi
Pada bangunan atas yang terdiri dari balok memanjang, melintang, struktur
rangka utama, dan ikatan angin kontrol kestabilan profil antara lain :
Kontrol momen lentur
Kontrol tegangan geser
Kontrol tegangan putus dan leleh profil
Stabilitas konstruksi untuk jembatan bagian bawah adalah kapasitas daya
dukung tanah dan kekuatan konstruksi yang diperhitungkan dari jumlah
kombinasi pembebanan yang terdiri dari beban-beban vertikal jembatan bagian
atas, beban horisontal (gempa, angin, tekanan tanah), dan momen guling.
141
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
BAB VIII
ANALISIS VOLUME MATERIAL UTAMA JALAN REL
8.1.1 Balas
Lapisan balas mengalami tegangan yang besar akibat lalu lintas kereta api sehingga
bahan pembentuknya harus baik. Umumnya balas terbagi menjadi dua bagian, yaitu balas
atas dan balas bawah, di mana balas atas akan mengalami tegangan yang lebih besar dari
balas bawah sehingga badan pembentuknya harus lebih bagus dari balas bawah.
a. Lapisan Balas Atas
Persyaratan material lapisan balas atas adalah sebagai berikut:
Batu pecah yang keras dan tidak mudah pecah oleh pembebanan
Tanah eksisting yang tidak cepat aus dan tahan terhadap cuaca
Bersudut/angular
142
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
Beton bukan konduktor listrik yang baik, sehingga dapat digunakan untuk sepur
dengan elektrifikasi.
143
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
b. Penambat
Penambat direncanakan jenis elastis ganda dengan tipe pandrol karena memiliki
keuntungan:
Kuat jepit cukup tinggi (minimum 600 kgf).
Mudah dikerjakan.
8.1.3 Rel
Untuk jalan rel kelas 1, jenis rel yang digunakan adalah R68 adalah R54. Dalam
perencanaan, kami menggunakan jenis rel R54 dengan spesifikasi sebagai berikut:
Panjang segmen = 250 mm
144
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
8.2.2. Balas
a. Balas Atas
Panjang trase 2 = 6,864 km = 6864,25 m
b. Balas Bawah
Panjang trase 2 = 6,864 km = 6864,25 m
= 3,36 m2
Volume balas bawah trase 2 = 6864,25 x 3,36
= 23.063,88 m3
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑟𝑎𝑠𝑒
Jumlah bantalan (n1) = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑏 + 1
145
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
6864,25
Trase 2 (n1) = 0,6
+1
Penambat
Jumlah penambat dalam 1 bantalan adalah 4 buah.
Jumlah penambat (n2) = jumlah total bantalan x 4
Trase 2 (n2) = 11.442 x 4
= 45.768 buah
Jadi dibutuhkan penambat sebanyak 45.768 buah trase 2.
8.2.3 Rel
Panjang trase 2 = 6,864 km = 6864,25 m
Suhu pemasangan = 34°
Celah sambungan =8
mm
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑟𝑎𝑠𝑒
Jumlah rel (n) =
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑟𝑒𝑙+𝑐𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
6864,25
Trase 2 (n) = 250+0,008
= 27,456
~ 27,456 x 2
~ 55 buah
Sisa panjang rel trase 2 = 6864,25- (27 x (250 + 0,008))
= 114,034 m
Untuk Trase 1, total dibutuhkan 55 rel panjang 250 m dan 2 rel panjang 114,034 m.
146
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten: Ir. YI. Wicaksono
BAB IX
KESIMPULAN DAN SARAN
9.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil analisis dari bab sebelumnya maka kriteria
pereperancangan jalan rel dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Rel Double Track
- Panjang trase = 6,864 km
- Jumlah tikungan = 3 buah
- Radius tikungan 1 = 2000 m
- Radius tikungan 2 = 2000 m
- Perlintasan sebidang jalan raya = Jalan aspal
- Fungsi jalan raya = Jalan arteri
- Klasifikasi jalan rel = Kelas I
- Kecepatan rencana = 120 km/jam
- Kelandaian maksimum = 10 ‰ (tidak lebih dari 10 ‰)
- Tipe rel = R54
- Tipe bantalan = Bantalan beton
- Panjang tiap rel = 250 m
- Jumlah rel diperlukan = 55 rel panjang 250 m dan 2 rel panjang
114,034 m
- Jumlah bantalan diperlukan = 11.442 buah
- Besar celah sambungan = disesuaikan dengan suhu lapangan
- Tipe wesel = wesel biasa kanan
- Volume galian = 270.588,41 m3
- Volume timbunan = 355.722,20 m3
- Volume balas atas = 13.453,93 m3
- Volume balas bawah = 23.063,88 m3
- Jarak bantalan = 600 mm
- Jenis penambat = Pandrol Clip Elastik Ganda (EG)
- Saluran drainase = Trapesium (0,5 m x 1,3 m dengan m = 2)
- Diameter gorong-gorong = 2000 mm
147
Departemen S1 Teknik Sipil
PBT : JALAN REL
Tahun Akademik 2020/2021 Asisten : Ir. Y. I. Wicaksono, M.S.
9.2 Saran
Saran dalam perancangan jalan rel ini, sekiranya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Dalam pemilihan trase untuk diperhatikan kembali volume galian dan timbunan agar tidak terlalu
besar sehingga mudah dalam pelaksanaan, kecuali terdapat kondisi yang disyaratkan.
b. Dalam pemilihan dan perencanaan struktur jalan rel seperti tipe rel, jenis bantalan dan jarak
bantalan sebaiknya disesuaikan dengan beban-beban lalu lintas yang bekerja pada rel.
c. Pada perencanaan saluran drainase sebaiknya digunakan data curah hujan yang sesuai dengan
lokasi perencanaan agar lebih akurat.