BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Umum
bangunan didesain untuk hancur sesuai dengan level kerusakan yang telah
ditentukan. Dengan kata lain bangunan diizinkan hancur tetapi tidak menimbulkan
korban jiwa sehingga ketika terjadi gempa, manusia dapat melakukan tindakan
kerusakan bangunan atau gedung akibat beban gempa sedang sesuai dengan
ketentuan sehingga masi bisa diperbaiki secara ekonomis dan juga untuk
menghidari jatuhnya korban jiwa akibat runtuhnya gedung karena adanya beban
(displaccement) merupakan hal yang paling mendasar untuk suatu struktur tahan
terjadi. Oleh karena itu, struktur harusnya bersifat daktail untuk mengakomodasi
terjadi, dan untuk menghindari atau mengurangi kerusakan atau kerugian harta
benda tehadap gempa sedang yang sering terjadi. Meskipun demikian, prosedur
7
yang digunakan dalam peraturan tersebut tidak dapat ecara langsung menunjukan
kinerja bangunan terhadap suatu gempa yang sebenarnya, kinerja tadi tentu terkait
dengan resiko yang dihadapi pemilik bangunan dan investasi yang dibelanjakan
baru maupun perkuatan (upgrade) bangunan yang suda ada, dengan pemahaman
yang realistik terhadap resiko keselamatan (life), kesiapan pakai (ocucupancy) dan
kerugian harta benda (economic loss) yang mungkin terjadi akibat gempa yang
akan datang.
(ecomonic loss) yang akan terjadi. Perencana selanjutnya dapat mengatur ulang
resiko kerusakan yang dapat diterima sesuai dengan resiko biaya yang
dikeluarkan.
(earthquake hazard), dan taraf kerusakan yang diizinkan atau level kinerja
pada FEMA-273 (1997) yang memjadi acuan klasik bagi perencanaan berbasis
levels) FEMA 273 yang digambarkan bersM dengan suatu kurva hubungan gaya-
terhadap pembebanan lateral. Kurva tersebut dihasilkan dari analisis statik non-
linear khusus yang dikenal sebagai analis pushover, sehigga disebut juga sebagai
9
perpindahan titik pada atap pada saat mengalami gempa rencana, dapat dicari
kondisi kerusakan yang terjadi pada level kinerja yang ditetapkan agar awam
mempunyai bayangan seberapa besar kerusakan itu terjadi. Selain itu dapat juga
disajikan dalam bentuk grafik (lihat Gbr. 1) dimana absisnya merupakan periode
berikut :
a. Untuk, T < T o, maka spektrum respon percepatan (Sa) desain harus diambil
persamaan :
[
Sa=S DS 0,4+ 0,6
T
T0 ] Pers. 1
dengan S DS
10
SD 1
Sa= Pers. 2
T
d. Untuk, T > T L maka spektrum respon percepatan desain (Sa) harus diambil
persamaan :
SD 1. T L
Sa= 2 Pers. 3
T
Dimana,
S DS = Parameter respon spektral percepatan disain pada perioda pendek
SD1 = Parameter respon spektral percepatan disain pada perioda 1,0 detik
SD 1
T = 0,2
S DS
SD 1
TS =
S DS
Kemudian data-data yang didapat dari rumusan diatas diplotkan kedalam
tersebut adalah SS, S1, Fa dan Fv, dengan penjelasan sebagai berikut:
dari respons spektra perceptan 0,2 detik dan 1 detik dalam peta gerak tanah
seismik seperti yang ada pada Gambar 2.2 dan Gambar 2.3 dengan kemungkinan
Gambar 3. SS, Peta respons spektra percepatan 0,2 detik di batuan dasar SB
untuk probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun dengan redaman 5%.
12
Gambar 4. S1, Peta respons spektra percepatan 1 detik di batuan dasar SB untuk
probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun dengan redaman 5%.
b) Kelas Situs
tanah untuk suatu lokasi atau suatu situs, maka lokasi tersebut harus
Berdasarkan SNI 1726 2019 pasal 5.3 klasifikasi kelas situs dibagi
menjadi 6 diantaranya SA, SB, SC, SD, SE dan SF. Kelas situs tersebut meliputi
batuan keras, batuan, tanah keras, sangat padat dan batuan lunak, tanah sedang,
tanah lunak, dan tanah khusus yang membutuhkan investigasi geoteknik dan
analisis respon spesifik. Kelas situs tersebut didefinisikan seperti pada Tabel 2.1.
13
seismik pada perioda 0,2 detik dan 1,0 detik. Faktor amplifikasi meliputi faktor
amplifikasi getaran terkait percepatan pada getaran perioda pendek (Fa) pada
Tabel 2.2. dan faktor amplifikasi terkait percepatan yang mewakili getaran
perioda 1,0 detik (Fv) pada Tabel 2.3. Parameter spektrum respons percepatan
14
pada perioda pendek (SMS) dan perioda 1,0 detik (S M1) yang disesuaikan dengan
S MS=Fa . S S Pers. 4
S M 1=FV . S1 Pers. 5
Dimana,
pendek
1 detik
Catatan :
a. Untuk nulai Ss didapat dengan melakukan interpolasi
b. SS = Situs yang memerlukan investigasi geoteknik spesifik dan analisis
respons situs-spesifik
untuk perioda, SDS dan pada perioda 1,0 detik SD1, harus ditentukan melalui
S DS=2/3. S MS Pers. 5
S D 1=2/3. S M 1 Pers. 6
Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung Pasal 4.1.2,
gempa Ie.
16
Tabel 4. Kategori resiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban gempa
Kategori
Jenis Pemanfaatan
Resiko
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko rendah terhadap
jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak
dibatasi untuk, antara lain:
- Fasilitas pertanian, perkebunan, perternakan, dan
I
perikanan
- Fasilitas sementara
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
Kategori
Jenis Pemanfaatan
Resiko
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam
kategori risiko I,III,IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Perumahan
- Rumah toko dan rumah kantor
- Pasar
- Gedung perkantoran II
- Gedung apartemen/ rumah susun
- Pusat perbelanjaan/ mall
- Bangunan industri
- Fasilitas manufaktur
- Pabrik
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko tinggi terhadap III
jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak
dibatasi untuk:
- Bioskop
- Gedung pertemuan
17
- Stadion
- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan
unit gawat darurat
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
- Bangunan untuk orang jompo
Gedung dan non gedung, tidak termasuk kedalam kategori
risiko IV, yang memiliki potensi untuk menyebabkan dampak
ekonomi yang besar dan/atau gangguan massal terhadap
kehidupan masyarakat sehari-hari bila terjadi kegagalan,
termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Pusat pembangkit listrik biasa
- Fasilitas penanganan air
- Fasilitas penanganan limbah
- Pusat telekomunikasi
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori
risiko IV, (termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas
manufaktur, proses, penanganan, penyimpanan, penggunaan
atau tempat pembuangan bahan bakar berbahaya, bahan kimia
berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan yang mudah
meledak) yang mengandung bahan beracun atau peledak di
mana jumlah kandungan bahannya melebihi nilai batas yang
disyaratkan oleh instansi yang berwenang dan cukup
menimbulkan bahaya bagi masyarakat jika terjadi kebocoran.
Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas IV
yang penting, termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk:
- Bangunan-bangunan monumental
- Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang
memiliki fasilitas bedah dan unit gawat darurat
- Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor
18
Adapun faktor keutamaan gempa (Ie) dapat dilihat pada tabel berikut :
perilaku keruntuhan suatu bangunan terhadap gempa, dikenal pula sebagai analisa
memberikan beban lateral statik pada struktur, yang kemudian secara bertahap
19
ditingkatkan dengan faktor pengali sampai satu target perpindahan lateral dari
suatu titik acuan tercapai. Biasanya titik tersebut adalah titik pada atap, atau lebih
pada bangunan nyata. Beberapa program komputer komersil yang tersedia adalah
pushover (Gambar 2.1), kurva yang menggambarkan hubungan antara geser dasar
(V) versus perpindahan titik acuan pada atap (D). Pada proses Pushover, struktur
didorong sampai mengalami leleh satu atau lebih lokasi distruktur tersebut. Kurva
maksimum dan deformasi yang terjadi serta untuk memperoleh informasi bagian
statik monotonik.
Pemilihan pola beban lateral yang digunakan dalam analisa adalah sangat
penting.
Untuk membuat model analisa nonlinear akan lebih rumit dibandingkan model
analisa linear.
pembebanan lateral.
dokumen FEMA.