Anda di halaman 1dari 9

UAS

MEKANIKA GETARAN DAN GEMPA

Dosen Pengampu:

Hardi Wibowo, S.T., M.Eng.

Disusun oleh:

Muhammad Rafi

21010118130083
(GANJIL)

Kelas B

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2021
NIM: GANJIL
MENGERJAKAN NO 1, 3, 5, 7

1. Jelaskan Cara penentuan KDS


KDS atau Kategori Desain Seismik adalah sebuah parameter utama yang menentukan
berbagai persyaratan desain gedung terhadap gempa.

Pengklasifikasian ini diberikan pada struktur berdasarkan kategori resiko bangunan dan kelas
situs yang menggambarkan tingkat kekuatan gerak tanah akibat gempa yang diperhitugkan di
lokasi struktur bangunan.

Terdapat KDS dari A hingga F, makin ke F berarti resiko gempa semakin meningkat,
persyaratan desain dan detailing gempa semakin ketat.

1) Menentukan faktor keutamaan gempa


Struktur bangunan gedung dibedakan berdasarkan kategori resiko yang ditentukan
dari jenis permanfaatan struktur tersebut. Dari jenis pemanfaatannya didapatkan
kategori resiko dan faktor keutamaan gempa. Faktor keutamaan gempa (Ie) ini
digunakan untuk mengamplifikasi beban gempa rencana, sehingga beberapa struktur
dengan pemanfaatan khusus tetap dapat beroperasi setelah terjadinya gempa bumi
sehingga dapat meminimalisir kerugian/kerusakan yang timbul. Faktor ini terdapat di
Tabel 3 dan Tabel 4 pasal 4.1.2 SNI 1726 2019.
Misal jenis bangunan yang ingin dibangun adalah rumah sakit, rumah sakit sesuai
dengan tabel 3 pasal 4.1.2 SNI 1726 2019 merupakan bangunan dengan kategori
resiko IV yang berarti mempunyai faktor keutamaan gempa (Ie) dari Tabel 4 pasal
4.1.2 SNI 1726 2019 sebesar 1,50.
2) Menentukan kelas situs tanah
Ketika lokasi bangunan telah diketahui dan kelas situs harus di cari menggunakan alat.
Setelah didapatkan misal nilai N-SPT nya kemudian di cek masuk ke kelas situs manakah
tanah lokasi tersebut dengan menggunakan Tabel 5 pasal 5.1 SNI 1726 2019 dan didapatkan
kelas situsnya, misalkan didapatkan kelas situs SD atau Tanah Sedang.

3) Menentukan Nilai Ss dan S1

Dicari Ss dan S1 menggunakan website http://rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021, dengan


menginput lokasi yang ingin ditinjau. Kemudian didapatkan Ss ( parameter respons
spektral percepatan gempa MCER terpetakan untuk periode pendek) misal 1 dan S1
(parameter respons spektral percepatan gempa MCER terpetakan untuk periode 1,0
detik.) misal 0,5.

4) Menentukan koefisien situs

Untuk penentuan respons spektral percepatan gempa MCER di permukaan tanah,


diperlukan suatu faktor amplifikasi seismik pada periode 0,2 detik dan periode 1
detik. Faktor amplifikasi meliputi faktor amplifikasi getaran terkait percepatan pada
getaran periode pendek (Fa) dan faktor amplifikasi terkait percepatan yang mewakili
getaran periode 1 detik (Fv).

Faktor ini bisa didapatkan dari Tabel 5 dan Tabel 6 pasal 6.2 SNI 1726 2019 dengan
data Ss, S1, dan kelas situs tanah yang sudah didapat sebelumnya. Misal didapatkan
Ss sebesar 1 dan S1 sebesar 0,5 dan situs kelas merupakan SD. Maka didapatkan Fa
sebesar 1,1 dan Fv sebesar 1,8

5) Menentukan spektrum respons percepatan

Mencari SMS dan SM1 dengan data yang dibutuhkan adalah Fa, Ss, Fv, dan S1

-SMS (spekrum resposn percepatan perioda pendek)

= Fa x Ss
= 1,1 x 1 = 1,1 g

-SM1 (spektrum respon percepatan perioda 1 detik)

= Fv x S1

= 1,8 x 0,5 = 0,9 g

6) Menentukan Parameter percepatan spektral desain

Parameter percepatan spektral desain untuk periode pendek, SDS dan pada periode 1 detik,
SD1, harus ditentukan melalui perumusan berikut ini:

SDS = 2/3 x SMS


= 2/3 x 1,1
= 0,733 g
SD1 = 2/3 x SM1
= 2/3 x 0,9
= 0,6 g

7) Menentukan KDS (Kategori Desain Seismik)


Menentukan kategori desain seismik harus dilakukan dengan berdasarkan 3 data,
yaitu melalui nilai SDS (parameter respons percepatan pada periode pendek),
SD1 (parameter respons percepatan pada periode 1 detik), dan data kategori resiko
bangunan berdasarkan pemanfaatannya.

Nilai SDS dan kategori resiko bangunan sebesar IV di input ke Tabel 8 pasal 6.5
SNI 1726 2019, nilai SDS yang telah didapatkan adalah 0,733 g, maka KDS nya
adalah D.
Nilai SD1 dan kategori resiko bangunan sebesar IV di input ke Tabel 9 pasal 6.5
SNI 1726 2019, nilai SD1 yang telah didapatkan adalah 0,6 g, maka KDS nya
adalah D.

3. Apa yang anda ketahui tentang Faktor pembesaran defleksi, jelaskan.

Faktor pembesaran defleksi digunakan untuk mengetahui gaya yang terjadi gempa
dengan simpangan yang diharapkan terjadi gempa rencana. Nilai faktor pembesaran defleksi
(Cd) ditentukan dengan perkalian displacement ductility dengan faktor kuat lebih sistem

∆ max
∗∆ y
∆ max ∆y
Cd= = =μ Ω
∆d ∆d
5. Jelaskan hubungan KDS dengan Faktor pembesaran defleksi.

KDS menggambarkan tingkat kekuatan gerak tanah akibat gempa dengan


memperhitungkan lokasi struktur bangunan dibangun, dimana apabila resiko gempa semakin
besar maka persyaratan desain dan detailing gempa semakin ketat. Untuk faktor pembesaran
defleksi (Cd) menunjukkan faktor pembesaran untuk simpangan arah lateral antar lantai
tingkat. Sehingga diharapkan struktur gedung yang didesain mampu menahan simpangan
arah lateral agar menjamin stabilitas struktur, kenyamanan, serta meminimalisir dari kerugian
atau kerusakan yang timbul..

Kita harus menentukan sistem pemikul gaya seismik dalam bangunan yang dirancang.
Ditentukan melalui tabel 12 pasal 7.2.2 SNI 1726 2019. Misal bangunan yang kita rancang
merupakan Rangka beton bertulang pemikul momen khusus. Maka Faktor pembesaran
defleksi (Cd) yang didapatkan adalah sebesar 5,5.
7. Jika anda harus menganalisa sebuah struktur gedung dengan denah dan
ketinggian sama, beban mati dan beban hidupnya sama, namun dengan
KDS yang berbeda (sebut saja KDS B dan E) struktur dengan KDS mana
yang menghasilkan output gaya dalam hasil analisis yang lebih besar,
jelaskan mengapa.
Jika diasumsikan struktur gedung dengan KDS B dan KDS E memakai sistem
pemikul gaya seismik SRPMK (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus), maka yang
menghasilkan output gaya yang lebih besar adalah gedung dengan KDS E, karena terdapat
KDS dari A hingga F, makin ke F berarti resiko gempa semakin meningkat maka persyaratan
desain dan detailing gempa semakin ketat. Berarti gaya yang ditimbulkan akan semakin
besar.

Namun jika struktur dengan KDS B menggunakan SRPMB (Sistem Rangka Pemikul
Momen Biasa) dan KDS E menggunakan SRPMK (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus),
maka yang gaya dalam strukturnya lebih besar adalah struktur dengan KDS B. Karena
SRPMB memiliki nilai modifikasi respons (R) sebesar 3 dan SRPMK sebesar 8. Semakin
besar nilai R maka percepatan spektral desain yang digunakan semakin kecil.

Anda mungkin juga menyukai