ANNISAA DINA PUSPITA DEWI (4015010041) PROJECT WORK 1

RETNO AJENG ZULIA OCTAVIA (4015010031)

IREGULARITAS VERTIKAL

1. Iregularitas Vertikal
• Iregularitas Vertikal Tipe 1 a & 1 b
a. Persyaratan :
Tipe 1 a : ketidak beraturan kekakuan tingkat lunak yang didefinisikan
jika terdapat suatu tingkat dimana kekakuan lateralnya kurang
dari 70% kekakuan lateral tingkat diatasnya atau kurang dari
80% kekakuan rata-rata tingkat diatasnya.
Tipe 1 b : ketidak beraturan kekakuan tingkat lunak berlebihan yang
didefinisikan jika terdapat suatu tingkat dimana kekakukan
lateralnya kurang dari 60% kekakuan lateral tingkat diatasnya
atau kurang dari 70% kekakuan rata-rata tiga tingkat diatasnya.

b. Data yang dimiliki :

δ1 = 0,01 h1 = 3600 mm
δ2 = 0,033 h2 = 3600 mm
δ3 = 0,063 h3 = 3600 mm
δ4 = 0,096 h4 = 3600 mm
δ5 = 0,131 h5 = 3600 mm
δ6 = 0,168 h6 = 3600 mm
δ7 = 0,212 h7 = 3600 mm
δ8 = 0,645 h8 = 3600 mm

c. Penyelesaian
▪Nilai Story drift ratio dihitung sebagai berikut
∆1 δ1
=
h1 h1
= 0,00000278
∆2 δ 2 - δ1
=
h2 h2
= 0,00000639
∆3 δ 3 - δ2
=
h3 h3
= 0,00000833
∆4 δ 4 - δ3
=
h4 h4
= 0,00000917
∆5 δ 5 - δ4
=
h5 h5
= 0,00000972
∆6 δ6 - δ5
=
h6 h6
= 0,00001028
∆7 δ7 - δ6
=
h7 h7
= 0,00001222
∆8 δ8 - δ7
=
h8 h8
TEKNIK SIPIL - TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 156
ANNISAA DINA PUSPITA DEWI (4015010041) PROJECT WORK 1
RETNO AJENG ZULIA OCTAVIA (4015010031)
= 0,000120278

▪ Periksa Ketentuan 70% (tipe 1 a)

0,7 x δ 1/h1 < δ 2 - δ1
h2
0,00000194 < 0,00000639 OK
Kondisi Soft Story Tidak Terjadi

▪ Periksa Ketentuan 70% (tipe 1 a)

0,8 x δ 1/h1 < 1 𝛿 2 − 𝛿1 𝛿 3 − 𝛿2 𝛿 4 − 𝛿3
+ +
3 ℎ2 ℎ3 ℎ4
0,00000222 < 0,0000080 OK
Kondisi Soft Story Tidak Terjadi

▪ Periksa Ketentuan 60% (tipe 1 b)

0,6 x δ 1/h1 < δ 2 - δ1
h2
0,0000017 < 0,0000064 OK
Kondisi Extreme Soft Story Tidak Terjadi

▪ Periksa Ketentuan 70% (tipe 1 b)

0,7 x δ 1/h1 < 1 𝛿 2 − 𝛿1 𝛿 3 − 𝛿2 𝛿 4 − 𝛿3
+ +
3 ℎ2 ℎ3 ℎ4
0,0000019 < 0,0000080 OK
Kondisi Extreme Soft Story Tidak Terjadi

• Iregularitas Vertikal Tipe 2 (berdasarkan beban (massa))

a. Persyaratan
Iregularitas massa vertikal dianggap terjadi jika massa efektif satu lantai lebih dari
150% massa efektif pada lantai diatas atau dibawahnya.

b.Data yang dimilki

W1 = 1013190 Kg
W2 = 1305903 Kg
W3 = 1305903 Kg
W4 = 1305903 Kg
W5 = 1305903 Kg
W6 = 1305903 Kg
W7 = 1305903 Kg
W8 = 120684 Kg

c. Penyelesaian
▪ Pengecekan massa efektif antar lantai 1 dan 2
Lantai 1 = 1,5 x W1
= 1519785 Kg

Lantai 2 < Lantai 1

1305903 < 1519785 OK
Iregularitas massa tidak terjadi
TEKNIK SIPIL - TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 157
ANNISAA DINA PUSPITA DEWI (4015010041) PROJECT WORK 1
RETNO AJENG ZULIA OCTAVIA (4015010031)
▪ Pengecekan massa efektif antar lantai 2 dan 3
Lantai 3 = 1,5 x W3
= 1958854,5 Kg
Lantai 2 < Lantai 3
1305903 < 1958854,5 OK
Iregularitas massa tidak terjadi

• Iregularitas Vertikal Tipe 3 (berdasarkan geometri vertikal)

a. Persyaratan
Iregularitas massa vertikal dianggap terjadi ketika dimensi horizontal sistem
penahan gaya lateral pada tingkat manapun lebih dari 130% tingkat diatas atau
dibawahnya.
b. Data yang dimilki

c. Penyelesaian
Berdasarkan Kondisi potongan bangunan diatas, kondisi setback
pada bagian lobby bawah lantai 3 harus diperiksa
P lantai 3 40
=
P lantai 2 40
= 1 (tidak ada seatback)
= 100,00%
Maka
100,00% < 130% OK
Iregularitas Geometri Vertikal Tidak Terjadi

• Iregularitas Vertikal Tipe 4 (berdasarkan Kontinuitas in plane)

a. Persyaratan
Iregularitas Vertikal tipe 4 (diskontinuitas in plane) dianggap terjadi jika ada kondisi
offset dalam bidang dari sistem penahan gaya lateral yang mengakibatkan demand
overturning pada balok, kolom, truss, maupun slab.

TEKNIK SIPIL - TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 158
ANNISAA DINA PUSPITA DEWI (4015010041) PROJECT WORK 1
RETNO AJENG ZULIA OCTAVIA (4015010031)
b. Penyelesaian
Pada bangunan, tidak digunakan shear wall/core wall, sehingga
Iregularitas Vertikal Tipe 4 Tidak Terjadi

• Iregularitas Vertikal Tipe 5 (5a & 5b) (berdasarkan Weak Story)

a. Persyaratan :
Iregularitas Tipe 5a :
Diskontinuitas Ketidakberaturan kuat lateral didefinisikan ada jika kuat lateral tingkat
kurang dari 80% kuat lateral tingkat atasnya. Kuat Lateral tingkat adalah kuat lateral
total semua elemen penahan seismik yang berbagi geser tingkat untuk arah yang
ditinjau.

Iregulaitas Tipe 5b :
Diskontinuitas Ketidakberaturan kuat lateral tingkat kurang dari 65% kuat lateral
tingkat diatasnya. Kuat lateral tingkat adalah kuat lateral total semua elemen penahan
seismik yang berbagi geser tingkat untuk arah yang ditinjau

b. Penyelesaian
▪ Tipe 5a
T (periode = 0,0731 x H3/4
getar) = 0,90878624 detik
Tc = 1,232 detik
T > Tc
0,90878624 > 1,232
maka,
C = Ar / T
Ar = 0,23 (Zona 3 Dense soil)
C = 0,186688312

Faktor Keutamaan I
Perkantoran
I = 1
R (daktail Parsial)
R = 8

W Lantai 1 = 1013190 Kg
10131,9 KN
V1 = C x I x W1
R
= 236,4384131 KN

W Lantai 2 = 1305903 Kg
13059,03 KN
V2 = C x I x W2
R
= 304,7460329 KN
V1 < 0,8 x V2
236,4384131 > 243,7968263 ok
Iregularitas Tipe 5a Tidak terjadi
TEKNIK SIPIL - TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 159
ANNISAA DINA PUSPITA DEWI (4015010041) PROJECT WORK 1
RETNO AJENG ZULIA OCTAVIA (4015010031)
Iregularitas 5a dan 5b, tidak diizinkan di SDC E atau F
Iregularitas 5b, tidak diizinkan di
▪ Tipe 5b
V1 < 0,65 x V2
236,4384131 > 198,0849214 OK
Iregularitas Tipe 5b Tidak Terjadi

REKAPITULASI IREGULARITAS
Irregularitas Kondisi
No.
Kategori Tipe Terjadi Tidak terjadi
1 Vertikal 1a √
2 Vertikal 1b √
3 Vertikal 2 √
4 Vertikal 3 √
5 Vertikal 4 √
6 Vertikal 5a √
7 Vertikal 5b √

TEKNIK SIPIL - TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 160