Anda di halaman 1dari 32

BAB IV

ANALISA DATA

IV.1 Data Pengamatan


IV.1.1 Data Pengamatan Butiran 2 mm
Tabel 4.1 Data Pengamatan Butiran 2 mm
No. S Debit H Kondisi
(%) (m3/s) Hulu T. Sal Hilir Butiran
1 2 3 5 6 7 9
1 1,0 6,5 7,4 8,2 Tidak Bergerak
2 1,5 5,7 6,9 8,3 Tidak Bergerak
Q1
3 2,0 5,0 6,5 8,4 Tidak Bergerak
4 2,5 4,3 6,1 8,3 Tidak Bergerak
1 1,0 6,9 7,8 8,9 Tidak Bergerak
2 1,5 6,6 7,6 8,9 Bergerak
Q2
3 2,0 5,5 7,0 8,9 Bergerak
4 2,5 5,0 6,8 8,8 Bergerak
1 1,0 6,7 7,8 8,9 Bergerak
2 1,5 6,7 7,5 8,7 Bergerak
Q3
3 2,0 5,5 7,2 8,9 Bergerak
4 2,5 5,0 6,9 8,9 Bergerak
(Sumber : Data Pengamatan Kelompok 10 Sipil, 2023)

IV.1.2 Data Pengamatan Butiran 0,002 m


Tabel 4.2 Data Konversi Pengamatan Butiran 0,002 m
No. S Debit H Kondisi
(%) (m3/s) Hulu T. Sal Hilir Butiran
1 2 3 5 6 7 9
1 0,0010 0,0065 0,0074 0,0082 Tidak Bergerak
2 0,0015 0,0057 0,0069 0,0083 Tidak Bergerak
Q1
3 0,0020 0,0050 0,0065 0,0084 Tidak Bergerak
4 0,0025 0,0043 0,0061 0,0083 Tidak Bergerak
1 0,0010 0,0069 0,0078 0,0089 Tidak Bergerak
2 0,0015 0,0066 0,0076 0,0089 Bergerak
Q2
3 0,0020 0,0055 0,0070 0,0089 Bergerak
4 0,0025 0,0050 0,0068 0,0088 Bergerak
1 0,0010 0,0067 0,0078 0,0089 Bergerak
2 0,0015 0,0067 0,0075 0,0087 Bergerak
Q3
3 0,0020 0,0055 0,0072 0,0089 Bergerak
4 0,0025 0,0050 0,0069 0,0089 Bergerak
(Sumber : Data Pengamatan Kelompok 10 Sipil, 2023)

IV.2 Analisa Perhitungan


IV.2.1 Analisa Perhitungan Butiran 2 mm
a. Debit pertama dengan kemiringan 1 %
1) Menghitung kedalaman air rata-rata ( h)
Diketahui :
h1 = 0,0650 m
h2 = 0,0740 m
h3 = 0,0820 m
Ditanyakan :
h = ....?
Penyelesaian :
h1 + h2 + h3
h =
n
0,0650 + 0,0740 + 0,0820
=
3
= 7,37x10-2 m

2) Menghitung luas penampang basah (A)N


Diketahui :
b = 0,0870 m
h = 0,0737 m
Ditanyakan :
A = ....?
Penyelesaian :
A = b.h
= 0,0870 . 0,0737
= 6,41x10-3 m2

3) Menghitung keliling basah (P)


Diketahui :
b = 0,0870 m
h = 0,0737 m
Ditanyakan :
P = ....?
Penyelesaian :
P = b + (2 . h)
= 0,0870 + (2 . 0,0737)
= 2,34x10-1 m

4) Menghitung jari-jari hidrolik (R)


Diketahui :
A = 0,0064 m2
P = 0,2343 m
Ditanyakan :
R = ....?
Penyelesaian :
A
R =
P
0,0064
=
0,2343
= 2,74x10-2 m

5) Menghitung kecepatan aliran (v)


Diketahui :
n = 0,0100
R = 0,0273 m
S = 1 % = 0,010
Ditanyakan :
v = ....?

Penyelesaian :
1 2/3 1/2
v = .R .S
n
1 2/3 1/2
= . (0,0273) . (0,010)
0,0100
= 9,09x10-1 m/s

6) Menghitung debit aliran (Q)


Diketahui :
A = 0,0064 m2
v = 0,9078 m/s
Ditanyakan :
Q = ....?
Penyelesaian :
Q = A.v
= 0,0064 . 0,9078
= 5,83 x 10-3 m3/s

7) Menghitung kecepatan geser (U*)


Diketahui :
g = 9,81 m/s2
h = 0,0737 m
S = 1 % = 0.010
Ditanyakan :
vx = ....?
Penyelesaian :
vx = √g . h . S
= √ 9,81 . 0,0737 . 0,01
= 8,50x10-2 m/s

8) Menghitung kecepatan geser kritis (U*c)


Berdasarkan diagram shield diatas, maka:
Diketahui :
y = 0,21
ρs = 1600 kg/m3
ρw = 1000 kg/m3
g = 9,81 m/s2
d = 0,0020 m
Ditanyakan :
vxc = ....?
Penyelesaian :

vxc =
√ y.
ρs - ρ w
ρw
.g.d

=
√ 0,21 .
1600 - 1000
1000
. 9,81 . 0,0020

= 4,97x10-2 m/s

9) Menghitung tegangan geser di dasar saluran (τ0)


Diketahui :
ρw = 1000 kg/m3
g = 9,81 m/s2
h = 0,0737 m
S = 1 % = 0,010
Ditanyakan :
τ0 = ....?
Penyelesaian :
τ0 = ρw . g . h . S
= 1000 . 9,81 . 0,0737 . 0,010
= 7,23kg/m2

10) Menghitung tegangan geser kritis (τc)


Berdasarkan diagram shield diatas, maka:
Diketahui :
y = 0,26
ρs = 1600 kg/m3
ρw = 1000 kg/m3
g = 9,81 m/s2
d = 0,0020 m
Ditanyakan :
τc = ....?
Penyelesaian :
τc = y (ρs – ρw) . g . d
= 0,26 (1600 – 1000) . 9,81 . 0,020
= 3,06 kg/m2

11) Menghitung Bilangan Reynolds (Re)


Diketahui :
ux = 0,0473 m/s
d = 0,0020 m
μ = 1,00 x 10-6 N.s/m2
Ditanyakan :
Re = ....?
Penyelesaian :
ux . d
Re =
ν
0,0553 x 0,0020
= −6
1 ,00 x 10
= 99

12) Menghitung muatan dasar sedimen (qB)


Diketahui :
γw = 1000 N/m3
γs = 1600 N/m3
R = 0,0273 m
k
= 1
k'
d = 0,0020 m
ρ = 1000 kg/m3
S = 1 % = 0,010
b = 0,087 m
Ditanyakan :
qB = ....?
Penyelesaian :
Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa persamaan rumus yang mendekati dengan
hasil pengamatan di laboratorium adalah rumus Meyer Peter Muller, sehingga digunakan
persamaan sebagai berikut.

3/2 2/3
γ w . R . S . (k/k') q' B3
- 0,047 = 0,25 . √ ρ .
d . ( γ s - γ w) d . ( γ s - γ w)


3/2 2/3
1000 . 0,0273 . 0,010 . (1) 1000 (q' B )
3
- 0,047 = 0,25 .
0,0002 . (1600 - 1000) 9,8 0,0020 - (1600 - 1000)
2/3
0,1805 = 21,2368 ( q' B )
2/3
q'B = 0,1082
-2
q'B = 4,16x 10 kg/s m

Menghitung berat sedimen (QB) dengan menggunakan rumus:


QB = b . qB
= 0,087 . 0,0416
= 3,62x10-3 kg/s

13) Kondisi Butiran


Diketahui nilai τ0 dan τc adalah 7,2300 kg/m2 dan 2,4721 kg/m2, maka dapat
disimpulkan bahwa butiran bergerak apabila τ0 > τc dan apabila nilai vx > vxc.
14) Pergerakan Sedimen berdasarkan Bilangan Reynolds
Diketahui nilai bilangan Reynolds pada debit pertama di kemiringan 0,002% adalah 99
Re, sedangkan pada aliran laminer, bilangan reynold (Re) < 2100. Sementara untuk aliran
turbulen, bilangan reynold (Re) > 4000. Aliran dengan bilangan reynold diantara aliran
laminer dan turbulen disebut sebagai aliran transisi. Maka dengan ini pergerakan butirannya
adalah laminar.

b. Debit kedua dengan kemiringan 1,5 %


1) Menghitung kedalaman air rata-rata ( h)
Diketahui :
h1 = 0,0660 m
h2 = 0,0760 m
h3 = 0,0890 m
Ditanyakan :
h = ....?
Penyelesaian :
h1 + h2 + h3
h =
n
0,0660 + 0,0760 + 0,0890
=
3
= 7,70x10-2 m

2) Menghitung luas penampang basah (A)


Diketahui :
b = 0,0870 m
h = 0,0737 m
Ditanyakan :
A = ....?
Penyelesaian :
A = b.h
= 0,0870 . 0,0737
= 6,70x10-3 m2

3) Menghitung keliling basah (P)


Diketahui :
b = 0,0870 m
h = 0,0737 m
Ditanyakan :
P = ....?
Penyelesaian :
P = b + (2 . h)
= 0,0870 + (2 . 0,0737)
= 2,41x10-1 m

4) Menghitung jari-jari hidrolik (R)


Diketahui :
A = 0,0064 m2
P = 0,2343 m
Ditanyakan :
R = ....?
Penyelesaian :
A
R =
P
0,0064
=
0,2343
= 2,78x10-2 m

5) Menghitung kecepatan aliran (v)


Diketahui :
n = 0,0100
R = 0,0273 m
S = 1,5 % = 0,015
Ditanyakan :
v = ....?
Penyelesaian :
1 2/3 1/2
v = .R .S
n
1 2/3 1/2
= . (0,0273) . (0,015)
0,0100
= 1,12 m/s

6) Menghitung debit aliran (Q)


Diketahui :
A = 0,0064 m2
v = 1,1239 m/s
Ditanyakan :
Q = ....?
Penyelesaian :
Q = A.v
= 0,0064 . 0,9078
= 7,50x10-3 m3/s

7) Menghitung kecepatan geser (U*)


Diketahui :
g = 9,81 m/s2
h = 0,0700 m
S = 1,5 % = 0.015
Ditanyakan :
vx = ....?
Penyelesaian :
vx = √g . h . S
= √ 9,81 . 0,0700 . 0,015
= 1,11x10-1 m/s
8) `Menghitung kecepatan geser kritis (U*c)

Berdasarkan diagram shield diatas, maka:


Diketahui :
y = 0,30
ρs = 1600 kg/m3
ρw = 1000 kg/m3
g = 9,81 m/s2
d = 0,0020 m
Ditanyakan :
vxc = ....?
Penyelesaian :

vxc =
√ y.
ρs - ρ w
ρw
.g.d

=
√ 0,30 .
1600 - 1000
1000
. 9,81 . 0,0020

= 5,94x10-2 m/s
9) Menghitung tegangan geser di dasar saluran (τ0)
Diketahui :
ρw = 1000 kg/m3
g = 9,81 m/s2
h = 0,0700 m
S = 1%
Ditanyakan :
τ0 = ....?
Penyelesaian :
τ0 = ρw . g . h . S
= 1000 . 9,81 . 0,0700 . 0,010
= 11,33 kg/m2

10) Menghitung tegangan geser kritis (τc)


Berdasarkan diagram shield diatas, maka:
Diketahui :
y = 0,30
ρs = 1600 kg/m3
ρw = 1000 kg/m3
g = 9,81 m/s2
d = 0,0020 m
Ditanyakan :
τc = ....?
Penyelesaian :
τc = y (ρs – ρw) . g . d
= 0,30 (1600 – 1000) . 9,81 . 0,020
= 3,53 kg/m2
11) Menghitung Bilangan Reynolds (Re)
Diketahui :
ux = 0,0473 m/s
d = 0,0020 m
μ = 1,00 x 10-6 N.s/m2
Ditanyakan :
Re = ....?
Penyelesaian :
ux . d
Re =
ν
0,0553 x 0,0020
= −6
1 ,00 x 10
= 119

12) Menghitung muatan dasar sedimen (qB)


Diketahui :
γw = 1000 N/m3
γs = 1600 N/m3
R = 0,0278 m
k
= 1
k'
d = 0,0020 m
ρ = 1000 kg/m3
S = 1,5 % = 0,015
b = 0,087 m
Ditanyakan :
qB = ....?
Penyelesaian :
Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa persamaan rumus yang mendekati dengan
hasil pengamatan di laboratorium adalah rumus Meyer Peter Muller, sehingga digunakan
persamaan sebagai berikut.

3/2 2/3
γ w . R . S . (k/k') 3 q' B
- 0,047 = 0,25 . √ ρ .
d . ( γ s - γ w) d . ( γ s - γ w)

3/2 2/3
1000 . 0,0278 . 0,015 . (1) 3 1000 (q' B )
- 0,047 = 0,25 .
0,0002 . (1600 - 1000) 9,8 0,0020 - (1600 - 1000)
2/3
0,1805 = 21,2368 ( q' B )
2/3
qB = 0,1082
q B = 5,85 kg/s/m

Menghitung berat sedimen (QB) dengan menggunakan rumus:


QB = b . qB
= 0,087 . 5,8500
= 5,0895 kg/s

13) Kondisi Butiran


Diketahui nilai τ0 dan τc adalah 11,3306 kg/m2 dan 3,5316 kg/m2, maka dapat
disimpulkan bahwa butiran bergerak apabila τ0 > τc dan apabila nilai vx > vxc.

14) Pergerakan Sedimen berdasarkan Bilangan Reynolds


Diketahui nilai bilangan Reynolds pada debit pertama di kemiringan 0,002% adalah
119 Re, sedangkan pada aliran laminer, bilangan reynold (Re) < 2100. Sementara untuk
aliran turbulen, bilangan reynold (Re) > 4000. Aliran dengan bilangan reynold diantara aliran
laminer dan turbulen disebut sebagai aliran transisi. Maka dengan ini pergerakan butirannya
adalah laminar.

c. Debit ketiga dengan kemiringan 2 %


1) Menghitung kedalaman air rata-rata ( h)
Diketahui :
h1 = 0,0550 m
h2 = 0,0720 m
h3 = 0,0890 m
Ditanyakan :
h = ....?
Penyelesaian :
h1 + h2 + h3
h =
n
0,0550 + 0,0720 + 0,0890
=
3
= 7,20x10-2 m

2) Menghitung luas penampang basah (A)


Diketahui :
b = 0,0870 m
h = 0,0720 m
Ditanyakan :
A = ....?
Penyelesaian :
A = b.h
= 0,0870 . 0,0720
= 6,26x10-3 m2

3) Menghitung keliling basah (P)


Diketahui :
b = 0,0870 m
h = 0,0720 m
Ditanyakan :
P = ....?
Penyelesaian :
P = b + (2 . h)
= 0,0870 + (2 . 0,0720)
= 2,31x10-1 m
4) Menghitung jari-jari hidrolik (R)
Diketahui :
A = 0,0063 m2
P = 0,2310 m
Ditanyakan :
R = ....?
Penyelesaian :
A
R =
P
0,0063
=
0,2343
= 2,71 x 10-3 m

5) Menghitung kecepatan aliran (v)


Diketahui :
n = 0,0100
R = 0,0273 m
S = 2 % = 0,020
Ditanyakan :
v = ....?
Penyelesaian :
1 2/3 1/2
v = .R .S
n
1 2/3 1/2
= . (0,0273) . (0,010)
0,0100
= 1,27 m/s

6) Menghitung debit aliran (Q)


Diketahui :
A = 0,0063 m2
v = 1,2759 m/s
Ditanyakan :
Q = ....?
Penyelesaian :
Q = A.v
= 0,0063 . 1,2759
= 8,00 x 10-3 m3/s

7) Menghitung kecepatan geser (U*)


Diketahui :
g = 9,81 m/s2
h = 0,0720 m
S = 2 % = 0.020
Ditanyakan :
vx = ....?
Penyelesaian :
vx = √g . h . S
= √ 9,81 . 0,0720 . 0,01
= 1,19x10-1 m/s

8) Menghitung kecepatan geser kritis (U*c)

Berdasarkan diagram shield diatas, maka:


Diketahui :
y = 0,35
ρs = 1600 kg/m3
ρw = 1000 kg/m3
g = 9,81 m/s2
d = 0,0020 m
Ditanyakan :
U*c = ....?
Penyelesaian :

U*c =
√ y.
ρs - ρ w
ρw
.g.d

=
√ 0,35.
1600 - 1000
1000
. 9,81 . 0,0020

= 6,42x10-2 m/s

9) Menghitung tegangan geser di dasar saluran (τ0)


Diketahui :
ρw = 1000 kg/m3
g = 9,81 m/s2
h = 0,0737 m
S = 2 % = 0.020
Ditanyakan :
τ0 = ....?
Penyelesaian :
τ0 = ρw . g . h . S
= 1000 . 9,81 . 0,0737 . 0,020
= 14,13 kg/m2

10) Menghitung tegangan geser kritis (τc)


Berdasarkan diagram shield diatas, maka:
Diketahui :
y = 0,35
ρs = 1600 kg/m3
ρw = 1000 kg/m3
g = 9,81 m/s2
d = 0,0020 m
Ditanyakan :
τc = ....?
Penyelesaian :
τc = y (ρs – ρw) . g . d
= 0,35 (1600 – 1000) . 9,81 . 0,020
= 4,12 kg/m2

11) Menghitung Bilangan Reynolds (Re)


Diketahui :
U*c = 0,0642 m/s
d = 0,0020 m
μ = 1,00 x 10-6 Ns/m2
Ditanyakan :
Re = ....?
Penyelesaian :
U∗c . d
Re =
ν
0,0642 x 0,0020
= −6
1 ,00 x 10
= 128

12) Menghitung muatan dasar sedimen (qB)


Diketahui :
γw = 1000 N/m3
γs = 1600 N/m3
R = 0,0271 m
k
= 1
k'
d = 0,0020 m
ρ = 1000 kg/m3
S = 2 % = 0.020
b = 0,087 m
Ditanyakan :
qB = ....?
Penyelesaian :
Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa persamaan rumus yang mendekati dengan
hasil pengamatan di laboratorium adalah rumus Meyer Peter Muller, sehingga digunakan
persamaan sebagai berikut.

3/2 2/3
γ w . R . S . (k/k') q' B
3
- 0,047 = 0,25 . √ ρ .
d . ( γ s - γ w) d . ( γ s - γ w)


3/2 2/3
1000 . 0,0271 . 0,020 . (1) 3 1000 (q B )
- 0,047 = 0,25 .
0,0002 . (1600 - 1000) 9,8 0,0020 - (1600 - 1000)
2/3
0,1805 = 21,2368 ( q B )
2/3
qB = 0,1082
q B = 7,13 x10 -2 kg/s/m

Menghitung berat sedimen (QB) dengan menggunakan rumus:


QB = b . qB
= 0,087 . 0,1245
= 6,2031 x10-3 kg/s

13) Kondisi Butiran


Diketahui nilai τ0 dan τc adalah 14,1264 kg/m2 dan 4,1202 kg/m2, maka dapat
disimpulkan bahwa butiran bergerak apabila τ0 > τc dan apabila nilai vx > vxc.
14) Pergerakan Sedimen berdasarkan Bilangan Reynolds
Diketahui nilai bilangan Reynolds pada debit pertama di kemiringan 0,002% adalah
128 Re, sedangkan pada aliran laminer, bilangan reynold (Re) < 2100. Sementara untuk
aliran turbulen, bilangan reynold (Re) > 4000. Aliran dengan bilangan reynold diantara aliran
laminer dan turbulen disebut sebagai aliran transisi. Maka dengan ini pergerakan butirannya
adalah laminar.
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Perhitungan untuk Butiran 2 mm
Ketinggian Manning g
S h B d μ Massa Jenis (p) A
No. Debit Rerata H (n) (m/s2)
(%) (m) (m) (m) (m/s2) (kg/m³) (m)
(m)
h1 h2 h3 Pasir (ps) Air (pw)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
1 0,010 0,065 0,074 0,082 0,0737 6,4191x10-3
2 0,015 0,057 0,069 0,083 0,0697 6,0639x10-3
0,087 0,002 1 x 10-6 0,01 9,81 1600 1000
3 0,020 Pertama 0,050 0,065 0,084 0,0663 5,7681x10-3
4 0,025 0,043 0,061 0,083 0,0623 5,4201x10-3
5 0,010 0,069 0,078 0,089 0,0787 6,8469x10-3
6 0,015 0,066 0,076 0,089 0,0770 6,6990x10-3
-6
0,087 0,002 1 x 10 0,01 9,81 1600 1000
7 0,020 Kedua 0,055 0,070 0,089 0,0713 6,2031x10-3
8 0,025 0,050 0,068 0,088 0,0687 5,9769x10-3
9 0,010 0,067 0,078 0,089 0,0780 6,7860x10-3
10 0,015 0,067 0,075 0,087 0,0763 6,6381x10-3
0,087 0,002 1 x 10-6 0,01 9,81 1600 1000
11 0,020 Ketiga 0,055 0,072 0,089 0,0720 6,2640x10-3
12 0,025 0,050 0,062 0,089 0,0693 6,0291x10-3
Sumber : Hasil Rekapitulasi Perhitungan Kelompok 10 Sipil, 2023
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan untuk Butiran 2 mm (Lanjutan)
P R v Q y U* U*c Bil. τ0 τc qb Qb Jenis τ0 > τc vx > vxc
3
(m) (m) (m/s) (m /s) (m/s) (m/s) (Re (N/m2) (N/m2) (kg/ (kg/s) Aliran
) s/m)

0,2344 0,0273 0,9067 0,0058 0,21 0,0850 0,0497 99 7,2300 2,4721 4,1600 3,6192 Lamin Bergera Bergera
-2 -3
x10 x10 er k k
0,2264 0,0268 1,0968 0,0066 0,29 0,1013 0,0584 117 10,2564 3,4139 5,6900 4,9503 Lamin Bergera Bergera
x10-2 x10-3 er k k
0,2196 0,0263 1,2507 0,0072 0,30 0,1141 0,0594 119 13,0081 3,5316 6,9800 6,0726 Lamin Bergera Bergera
x10-2 x10-3 er k k
0,2116 0,0256 1,3734 0,0074 0,35 0,1236 0,0642 128 15,2791 4,1202 8,0600 7,0122 Lamin Bergera Bergera
-2 -3
x10 x10 er k k
0,2444 0,0280 0,9221 0,0063 0,21 0,0879 0,0497 99 7,7205 2,4721 4,2500 3,6975 Lamin Bergera Bergera
x10-2 x10-3 er k k
0,2410 0,0278 1,1239 0,0075 0,30 0,1064 0,0594 119 11,3306 3,5316 5,8500 5,0895 Lamin Bergera Bergera
x10-2 x10-3 er k k
0,2296 0,0270 1,2728 0,0079 0,35 0,1183 0,0642 128 13,9891 4,1202 7,1100 6,1857 Lamin Bergera Bergera
-2 -3
x10 x10 er k k
0,2244 0,0266 1,4089 0,0084 0,41 0,1298 0,0695 139 16,8487 4,8265 8,2900 7,2123 Lamin Bergera Bergera
x10-2 x10-3 er k k
0,2430 0,0279 0,9199 0,0062 0,21 0,0875 0,0497 99 7,6518 2,4721 4,2400 3,6888 Lamin Bergera Bergera
x10-2 x10-3 er k k
0,2396 0,0277 1,1212 0,0074 0,30 0,1060 0,0594 119 11,2275 3,5316 5,8300 5,0721 Lamin Bergera Bergera
x10-2 x10-3 er k k
0,2310 0,0271 1,2759 0,0080 0,35 0,1189 0,0642 128 14,1264 4,1202 7,1300 6,2031 Lamin Bergera Bergera
x10-2 x10-3 er k k
0,2256 0,0267 1,4125 0,0085 0,41 0,1304 0,0695 139 16,9958 4,8265 8,3200 7,2384 Lamin Bergera Bergera
-2 -3
x10 x10 er k k
Sumber : Hasil Rekapitulasi Perhitungan Kelompok 10 Sipil, 2023
4.3 Analisa Grafik untuk Butiran 2 mm
4.3.1 Grafik Hubungan antara Debit (Q) dan Kecepatan aliran (v)

Grafik Hubungan Debit (Q) dan Kecepatan


Aliran (v) untuk Butiran 2 mm
1.6000
Kecepatan Aliran (m/s)

1.4000
1.2000
1.0000 Series2
0.8000 Series4
Series6
0.6000
0.4000
0.2000
0.0000
0.0060 0.0065 0.0070 0.0075 0.0080 0.0085 0.0090
Debit (m3/s)
Grafik 4.1 Hubungan antara Debit (Q) dan Kecepatan Aliran (v)
(Sumber : Analisa Grafik Kelompok 10 Sipil, 2023)

Berdasarkan grafik di atas diperoleh peningkatan debit yang dapat menyebabkan


peningkatan nilai kecepatan geser pada ketiga variasi debit tersebut. Dalam hal ini dapat
disimpulkan bahwa pada ketiga variasi di atas, nilai debit berbanding lurus dengan nilai
kecepatan geser. Artinya apabila terjadi peningkatan nilai debit maka nilai kecepatan geser
juga meningkat, sebaliknya jika nilai debit menurun maka nilai kecepatan geser juga akan
menurun. Nilai debit yang berbeda-beda ini dipengaruhi oleh besarnya persentase
kemiringan dari saluran.

4.3.2 Grafik Hubungan antara Debit (Q) dan Tegangan Geser (τ0)
Grafik Hubungan Debit (Q) dan Kecepatan
Geser (To) untuk Butiran 2 mm
18.0000
Tegangan Geser (kg/ms2)

16.0000
14.0000
12.0000
DEBIT 1
10.0000
DEBIT 2
8.0000 DEBIT 3
6.0000
4.0000
2.0000
0.0000
0.0055 0.0060 0.0065 0.0070 0.0075 0.0080 0.0085 0.0090

Debit (m3/s)

Grafik 4.2 Hubungan antara Debit (Q) dan Tegangan Geser (τ0)
(Sumber : Analisa Grafik Kelompok 10 Sipil, 2023)

Berdasarkan grafik di atas diperoleh peningkatan debit dapat menyebabkan


peningkatan nilai tegangan geser pada ketiga variasi debit tersebut. Dalam hal ini dapat
disimpulkan bahwa dari ketiga variasi di atas, nilai debit berbanding lurus dengan nilai
tegangan geser. Artinya apabila terjadi peningkatan nilai debit maka nilai tegangan geser
juga meningkat, sebaliknya jika nilai debit menurun maka nilai tegangan geser juga akan
menurun. Nilai debit yang berbeda-beda ini dipengaruhi oleh besarnya persentase
kemiringan dari saluran.

4.3.3 Hubungan antara Debit Aliran (Q) dan Kecepatan Geser (U*)
Hubungan antara Debit Aliran (Q) dan Kecepatan
Geser (U*)
0.1400
Kecepatan Geser (m/s)

0.1200
0.1000
0.0800 DEBIT 1
DEBIT 2
0.0600
DEBIT 3
0.0400
0.0200
0.0000
0.0055 0.0060 0.0065 0.0070 0.0075 0.0080 0.0085 0.0090

Debit (m3/s

Grafik 4.3 Hubungan antara Debit (Q) dan Kecepatan Geser (U*)
(Sumber : Analisa Grafik Kelompok 10 Sipil, 2023)

Berdasarkan grafik di atas diperoleh peningkatan debit dapat menyebabkan


peningkatan nilai tegangan geser pada ketiga variasi debit tersebut. Dalam hal ini dapat
disimpulkan bahwa dari ketiga variasi di atas, nilai debit berbanding lurus dengan nilai
kecepatan geser. Artinya apabila terjadi peningkatan nilai debit maka nilai kecepatan geser
juga meningkat, sebaliknya jika nilai debit menurun maka nilai kecepatan geser juga akan
menurun. Nilai debit yang berbeda-beda ini dipengaruhi oleh besarnya persentase
kemiringan dari saluran.

4.3.4 Hubungan antara Debit Aliran (Q) dan Muatan Sedimen (qb)
Muatan Sedimen (kg/m/s) Hubungan antara Debit Aliran (Q) dan
Muatan Sedimen (qb)
9.000E-02
8.000E-02
7.000E-02
6.000E-02
DEBIT 1
5.000E-02
DEBIT 2
4.000E-02
DEBIT 3
3.000E-02
2.000E-02
1.000E-02
0.000E+00
0.0055 0.0060 0.0065 0.0070 0.0075 0.0080 0.0085 0.0090

Debit (m3/s)

Grafik 4.4 Hubungan antara Debit (Q) dan Muatan Sedimen (qb)
(Sumber : Analisa Grafik Kelompok 10 Sipil, 2023)

Berdasarkan grafik di atas diperoleh peningkatan debit dapat menyebabkan


peningkatan nilai muatan sedimen pada ketiga variasi debit tersebut. Dalam hal ini dapat
disimpulkan bahwa dari ketiga variasi di atas, nilai debit berbanding lurus dengan nilai
muatan sedimen. Artinya apabila terjadi peningkatan nilai debit maka nilai muatan sedimen
juga meningkat, sebaliknya jika nilai debit menurun maka nilai muatan sedimen juga akan
menurun. Nilai debit yang berbeda-beda ini dipengaruhi oleh besarnya persentase
kemiringan dari saluran.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dalam percobaan Angkutan
Sedimen adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan teori movable head flow, fluida adalah zat yang dapat mengalir dan
berubah bentuk dengan mudah. Salah satu cara menjelaskan aliran diatas bergerak
adalah dengan membagi fluida tersebut menjadi elemen volume yang sangat kecil
yang dapat diramalkan partikel fluida dan mengikuti gerak masing-masing partikel ini.
Dalam hal ini, kami melakukan praktikum menggunakan alat Sediment Transport
Demonstration Channel untuk dapat menentukan gerak sedimen dalam sebuah saluran
dengan melakukan pengamatan secara visual untuk melihat gerak butiran yang
bergerak maupun tidak bergerak sama sekali dengan cara memakai dua jenis butir
sedimen yang berbeda sebagai bahan pengamatan.
2. Pengukuran debit transpor sedimen dasar dengan cara pengukuran material dasar
sungai didasari oleh asumsi bahwa hitungan debit transpor sedimen perlu didukung
oleh informasi mengenai material dasar. Pada pengukuran transpor sedimen dasar
cara ini, sampel material dasar sungai diambil beberapa kali, pada kedalaman
aliran yang berbeda-beda, ditempat yang sama.
3. Awal gerak butiran sedimen merupakan kondisi batas antara aliran tanpa angkutan
sedimen dasar dan aliran dengan angkutan sedimen dasar. Karena pergerakan butiran
sedimen tidak teratur, maka sangat sulit untuk mendefinisikan dengan pasti sifat atau
kondisi aliran yang menyebabkan butir sedimen bergerak. Beberapa pendekatan dalam
mendefinisikan dengan pasti sifat atau kondisi aliran yang berdasarkan butir
menyebabkan butir sedimen awal bergerak.

4. Pengaruh ukuran butiran sedimen bergerak terhadap penambahan debit dan


kemiringan dapat diamati pada analisa perhitungan dan analisa grafik butiran
penambahan debit dan kemiringan menyebabkan peningkatan terhadap nilai kecepatan
geser dan tegangan geser di dasar saluran sebagai parameter visual butiran. Di mana
butiran dikatakan bergerak jika τ0 > τc, dan sebaliknya jika tidak bergerak.

5.2 Saran
1) Saran Untuk Laboratotium
Saran saya untuk Laboratorium Keairan dan Teknik Lingkungan, agar diadakan
pendingin ruangan (AC) agar tidak terjadi pemadatan Karbon Dioksida di dalam ruangan
Laboratorium.

2) Saran Untuk Kelompok


Saran saya untuk teman kelompok, diharapkan tidak terlambat pada saat kerja
kelompok dan proses asistensi agar tidak menghambat teman kelompok yang lain, serta
dapat lebih kompak lagi kedepannya.

3) Saran untuk Asisten


Saran saya untuk asisten laboratorium percobaan Sediment Transport Channel agar
selalu menjadi asisten yang baik hati dan tidak menyusahkan praktikannya.

 Senangnya asistensi sama kak ikhsan : Baik sekalinya mempermudah praktikan nya
besttt!!!!!!
 Kurang senangnya : tidak adaji guys
 Harapan dan Doa : semoga diperlancar segala urusannya, cepat lulus, jadi orang
sukses, semua cita-cita baiknya tercapai

Terimakasih kepada kak ikhsan atas bimbingannya pada percobaan Sediment Transport
Channel

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, K., & Wagiani, S. (2013). STUDI ANALISIS PERBANDINGAN


KECEPATANALIRAN AIR MELALUI PIPA VENTURI DENGAN
PERBEDAAN DIAMETER PIPA.
Djunur dan Kasmawati. (2021). STUDI PERUBAHAN DASAR SUNGAI PADA TIKUNGAN
600 AKIBAT PERUBAHAN PARAMETER ALIRAN.
Hambali dan Yayuk. (2016). STUDI KARAKTERISTIK SEDIMEN DAN LAJU
SEDIMENTASI SUNGAI DAENG – KABUPATEN BANGKA BARAT.
Harseno, E., & Setdin, J. v. (2007). STUDI EKSPERIMENTAL ALIRAN BERUBAH
BERATURAN PADA SALURAN TERBUKA BENTUK PRISMATIS.
Ismail Saud. (2008). Prediksi Sedimentasi Kali Mas Surabaya (Vol. 4, Issue 1).
Jonizar dkk. (2020). ANALISA KEHILANGAN AIR IRIGASI DI DESA KOTA NEGARA
KECAMATAN MADANG SUKU II KABUPATEN OKU TIMUR (Vol. 06, Issue 03).
Kurnia Oktavia Usman. (2014). ANALISIS SEDIMENTASI PADA MUARA SUNGAI
KOMERING KOTA PALEMBANG.
Pasikun. (2015). KAJIAN PERBANDINGAN POLA GERUSAN DI SEKITAR ABUTMEN
ANTARA BENTUK TRIANGULAR SHAPED ABUTMENT DAN WING WALL
ABUTMENT DENGAN PERUBAHAN JARAK GROUNDSILL.
Rasmawati Rauf dan Sufiah Nur M. (2019). ANALISIS PERUBAHAN DASAR SALURAN
TERBUKA AKIBAT VARIASI DEBIT PADA TINGKAT ALIRAN KRITIS DAN SUPER
KRITIS.
Resnie Bella. (2014). ANALISIS PERHITUNGAN MUATAN SEDIMEN (BED LOAD)
MUARA SUNGAI LILIN KABUPATEN MUSI - BANYUASIN. North West Cancer
Intelligence Service.
Wiza Adi Putra. (2013). STUDI EXPERIMEN DISTRIBUSI KECEPATAN PADA SALURAN
LURUS DI SUNGAI BATANG LUBUH.
Yudika, Y., Putri, F., Sutikno, S., & Yusa, M. (2021). ANALISIS AWAL GERAK
BUTIRAN PADA TRANSPORT SEDIMEN MATERIAL GAMBUT. In Jom
FTEKNIK (Vol. 8).

Anda mungkin juga menyukai