Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN KEWIRAUSAHAAN

OLEH KELOMPOK 3 :

PIPIN ZAHRANI E1A1 21 019


ANDINI CANTIKA KHASANA E1A1 21 027
DEVIRA FITRIANTI M. E1A1 21 031

JURUSAN S-1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. H.E.A Mokodompit Kampus Bumi Tridarma Anduonohu, Kendari, Kode Pos: 93232

LEMBAR PENGESAHAN

Di terangkan bahwa mahasiswa atas nama:


PIPIN ZAHRANI E1A1 21 019
ANDINI CANTIKA KHASANA E1A1 21 027
DEVIRA FITRIANTI M. E1A1 21 031

Telah menyelesaikan Laporan Tugas mata kuliah Kewirausahaan, dan telah


diterima sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Kewirausahaan Semester
Genap Tahun Ajaran 2022-2 di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Halu Oleo
Dengan Nilai Angka:

Kendari, Juli 2022


Dosen Matakuliah,

FITRIAH, S.ST., MT
NIP. 19771022 100604 2 001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga Laporan Tugas Besar Kewirausahaan tentang
Perencanaan Usaha ini dapat terselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang
telah di tentukan. Laporan Kewirausahaan ini dibuat untuk keperluan pemenuhan
tugas perkuliahan dan syarat lulus perkuliahan pada mata kuliah Kewirausahaan
semester genap (2020.2).

Laporan Kewirausahaan ini berisi tentang definisi, sejarah, dan teori-teori


kewirausahaan serta analisis perencanaan, keberhasilan, dan resiko pada suatu
usaha.

Dengan selesainya laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada


Dosen Pengampu matakuliah Kewirausahaan Ibu FITRIAH, S.ST, M.T., Serta
seluruh pihak yang telah terlibat dalam penyusunan laporan ini baik secara
langsung maupun tidak langsung telah membantu,memberikan dukungan,saran,
dan kritik mengenai isi laporan ini.

Kendari, Juli 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAM JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kewirausahaan
1.2 Tujuan Kewirausahaan
1.3 Manfaat Kewirausahaan

BAB II TEORI KEWIRAUSAHAAN


2.1 Definisi
2.2 Sejarah
2.3 Teori-Teori Kewirausahaan
2.4 Supporting Pemerintah Terhadap Kewirausahaan

BAB III SURVEY JENIS WIRAUSAHA


3.1 Tunas Baru Hidroponik Kendari
3.2 Hidroponik Faperta
3.3 Rumah Bali Hidroponik Kendari
BAB IV WIRAUSAHA TERPILIH
4.1 Latar Belakang
4.2 Visi Dan Misi
4.3 Tujuan
4.4 Sasaran
4.5 Strategi
4.6 Modal Awal
4.7 Proses Produksi

ii
4.8 Pemasaran
4.9 Keuntungan (Laba)
4.10 Analisis Resiko Dan Cara Mengatasinya

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rincian Modal Awal Untuk Usaha Rigel Hidroponik

Tabel 3.2 Rincian Modal Awal Untuk Usaha Rigel Hidroponik

Tabel 4.1 Modal Awal Untuk Rigel Hidroponik

Tabel 4.2 Daftar Biaya Bulanan Rigel Hidroponik

Tabel 4.3 Daftar Biaya Overhead Perbulan

Tabel 4.4 Analisa Pemasaran

iv
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. H.E.A Mokodompit Kampus Bumi Tridarma Anduonohu, Kendari, Kode Pos: 93232

LEMBAR ASISTENSI TUGAS BESAR

KELOMPOK : KELOMPOK 3 ( TIGA )


MATA KULIAH : KEWIRAUSAHAAN
PRODI : S-1 TEKNIK SIPIL

NO TANGGAL URAIAN PARAF

Kendari, Juli 2022


Dosen Mata Kuliah

FITRIAH, S.ST., M.T.


NIP. 19771022 200604 2 001

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kewirausahaan merupakan kemampuan kreatif dan inovatif, jeli melihat
peluang dan selalu terbuka untuk setiap masukan dan perubahan yang positif yang
mampu membawa bisnis terus bertumbuh. Bisnis sebaiknya memiliki nilai dan
bermanfaat dimana hal ini bisa dilakukan melalui penerapan konsep
kewirausahaan sosial. Berbagai kalangan mulai memperbincangkan konsep
kewirausahaan sosial sebagai solusi inovatif dalam menyelesaikan permasalahan
sosial (Jurnal Kewirausahaan, 2017).

Pada mulanya perilaku Kewirausahaan atau Enterpreneurship dimulai ketika


manusia telah mengenal konsep ekonomi, sehingga sejarah Kewirausahaan masih
sangat erat kaitannya dengan sejarah perkembangan ilmu Ekonomi yang ada di
dunia. Berawal dari perilaku-perilaku manusia memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pertama yang utama, adalah mereka berupaya memenuhi kebutuhan yang
sifatnya mendasar. Kebutuhan ini oleh ilmu ekonomi disebut sebagai kebutuhan
Primer/ kebutuhan pokok, kebutuhan ini pemenuhannya bersifat wajib dan tidak
dapat ditunda lagi. Kebutuhan primer selalu sama untuk masing-masing manusia,
yaitu pakaian, makanan-minuman dan tempat tinggal. Selanjutnya ada kebutuhan
tingkat dua yang merupakan kebutuhan sekunder. Jenis kebutuhan ini merupakan
kebutuhan pendukung yang pemenuhannya dapat ditunda. Kebutuhan
sekunder manusia bersifat fleksibel dan tidak dapat dipukul rata untuk semua
manusia. Kebutuhan yang terakhir adalah kebutuhan tersier yang sifatnya mewah.
Kebutuhan jenis ini dipenuhi bukan karena merupakan kebutuhan yang sifatnya
wajib dan mendasar, tetapi karena adanya kepuasan lain berupa gengsi yang akan
didapat saat kebutuhan ini terpenuhi.

1
Mereka yang menjadi wirausaha adalah orang-orang yang mengenal potensi
dan belajar mengembangkannya untuk menangkap peluang serta mengorganisasi
usaha dalam mewujudkan cita-citanya. Kewirausahaan merupakan kemampuan
kreatif dan inovatif, jeli melihat peluang dan selalu terbuka untuk setiap masukan
dan perubahan yang positif yang mampu membawa bisnis terus bertumbuh serta
memiliki nilai. Salah satu pendorong terciptanya inovasi selain perubahan dan
keharusan untuk beradaptasi adalah kesadaran akan adanya celah antara apa yang
ada dan apa yang seharunya ada, dan antara apa yang diinginkan oleh masyarakat
dengan apa yang sudah ditawarkan ataupun dilakukan oleh pemerintah, sektor
swasta maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (Jurnal Kewirausahaan, 2017).

Seorang pengusaha merupakan seorang yang menggabungkan sumber daya,


tenaga kerja, bahan baku, serta aset lain untuk menghasilkan nilai yang lebih besar
dari sebelumnya, juga seorang yang mengenalkan perubahan, inovasi, dan
tantangan baru. Hisrich (2001) mengemukakan bahwa kewirausahaan diartikan
sebuah proses dinamis dalam menciptakan tambahan kekayaan oleh individu yang
menanggung risiko utama dalam hal modal waktu, dan/atau komitmen karier atau
menyediakan nilai bagi beberapa produk atau jasa. Produk atau jasa mungkin
dapat terlihat unik ataupun tidak, tetapi dengan berbagi cara nilai akan dihasilkan
oleh seseorang pengusaha dengan menerima dan menempatkan keterampilan dan
sumber daya yang dibutuhkan (Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 2015).

Oleh karena itu, kami akan membuka peluang usaha dengan menjual produk
minuman dimana produk kami kita rangkai dengan kreatifitas kami sendiri
sehingga produk yang kami hasil disukai oleh masyarakat.

2
1.2 Tujuan Kewirausahaan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan ini adalah
sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan jumlah wirausahawan yang berkualita
b. Untuk ikut serta dalam memajukan dan mensejahterakan masyarakat
c. Untuk membudayakan semangat wirausahadi dalam masyarakat
d. Untuk menumbuhkan masyrakat akan kewirausahaan
e. Untuk menyebarluaskan semangat inovasi dalam bermasyarakat
f. Untuk membantu memberikan sumbangan social
(www.habibullahurl.com>2018/08)

1.3 Manfaat Kewirausahaan


Adapun manfaat yang diperoleh dalam penulisan laporan ini adalah sebagai
berikut:
a. Dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar
b. Dapat mengurangi tingkat pengangguran di lingkungan sekitar
c. Dapat melatih individu untuk mendapatkan peluang
d. Dapat membantu memberikan peluang perubahan
e. Dapat berpeluang dalam meraih keuntungan dengan optimal
f. Dapat membantu pembangunan social di daerahnya
(www.habibullahurl.com>2018/11)

3
BAB II
TEORI KEWIRAUSAHAAN

2.1 Definisi Kewirausahaan

Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan kewirausahaan? Secara umum,


pengertian kewirausahaan adalah suatu proses dalam melakukan atau menciptakan
sesuatu yang baru dengan cara kreatif dan penuh inovasi yang memberikan
manfaat bagi orang lain dan bernilai tambah.

Ada juga yang menjelaskan definisi kewirausahaan adalah suatu sikap


mental seseorang yang memiliki kreativitas, aktif, bercipta daya untuk membuat
sesuatu yang unik dan baru dan dapat bermanfaat bagi banyak orang.
Kewirausahaan memiliki proses yang dinamis untuk menciptakan sesuatu yang
disertai tenggang waktu, m
odal, sumber daya dan juga risiko.

Secara bahasa dalam Wikipedia, arti kewirausahaan adalah suatu proses


untuk mengembangkan, mengindentifikasi, dan mewujudkan visi dan misi dalam
kehidupan. Kata “Kewirausahaan” berasal dari kata wira dan usaha. Menurut
Kamus Bahasa Indonesia, Wira berarti; pejuang, berani dan berwatak agung,
berbudi luhur. Sedangkan kata Usaha berarti; bekerja, berbuat amal, berbuat
sesuatu.
Pengertian Kewirausahaan Menurut Para Ahli sebagai berikut :
1) Menurut Drs. Joko Untoro, pengertian kewirausahaan adalah suatu
keberanian untuk melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan
hidup yang dilakukan oleh seseorang, berdasarkan kemampuan dengan
memanfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk menghasilkan sesuatu
yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
2) Menurut Eddy Soeryanto Soegoto, pengertian kewirausahaan adalah usaha
kreatif yang dilakukan berdasarkan inovasi untuk menghasilkan sesuatu

4
yang baru, memiliki nilai tambah, memberikan manfaat, menciptakan
lapangan kerja dan hasilnya berguna bagi orang lain.
3) Menurut Ahmad Sanusi, definisi kewirausahaan adalah suatu nilai yang
diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak,
tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis.
4) Menurut Soeharto Prawiro, pengertian kewirausahaan adalah suatu nilai
yang dibutuhkan untuk memulai usaha dan mengembangkan usaha.
5) Menurut Peter Drucker, pengertian kewirausahaan adalah kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang lain.
6) Menurut Zimmerer, pengertian kewirausahaan adalah sebuah proses
penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan
menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan bisnis
7) Menurut Siswanto Sudomo, pengertian kewirausahaan adalah segala
sesuatu yang penting mengenai seorang wirausaha, yakni orang yang
memiliki sifat pekerja keras dan mau berkorban, memusatkan segala daya
dan berani mengambil risiko untuk mewujudkan gagasannya (takdir dkk.,
2015).

Seseorang yang ingin memulai bisnis tentu harus memiliki jiwa


kewirausahaan. Tanpa jiwa kewirausahaan bisa jadi bisnis yang sedang dirintis
berhenti di tengah jalan karena penyebab yang sederhana, seperti
ketidakmampuan mengatasi kepercayaan diri untuk menjalankan bisnis.

Bagaimana seorang pebisnis bisa dikatakan memiliki jiwa kewirausahaan?


Mengacu pada pengertian kewirausahaan, adapun beberapa ciri-ciri
kewirausahaan adalah sebagai berikut:
1) Mempunyai Keberanian dan Daya Kreasi yang Tinggi
Pebisnis yang sukses adalah seseorang yang memiliki keberanian yang
tinggi untuk berkreasi. Karena memiliki kreativitas saja tidak cukup untuk
menuju kesuksesan berbisnis.

5
Orang yang memiliki keberanian untuk memulai tidak akan takut dengan
resiko kegagalan yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Tapi bukan berarti
harus berani saja tanpa adanya pertimbangan dan perencanaan yang
mumpuni. Jiwa kewirausahaan tercipta karena timbulnya kepercayaan diri
untuk mewujudkan mimpi dan keinginan untuk hidup lebbih baik dan
lebih besar.

2) Mempunyai Semangat Tinggi dan Kemauan Keras


Tidak hanya daya kreativitas saja, seorang wirausahawan yang ingin
membangun bisnis harus memiliki semangat tinggi dan kemauan keras.
Tujuannya adalah untuk menumbuhkan rasa percaya diri bahwa apa yang
akan dikerjakan akan membawa pada keberhasilan.
Adanya kemauan yang keras membuat seseorang bertekad kuat untuk
mewujudkan apa yang diinginkannya.

3) Mempunyai Daya Analisis yang Baik


Seorang wirausaha harus memiliki daya analisis terhadap apa yang sedang
dikerjakannya. Misal saja memperhitungkan untung rugi, persaingan, nilai
jual barang atau jasa dan kemampuan analisis pasar lainnya. Hal ini
penting dimiliki dalam diri seorang wirausahawan yang sedang menggeluti
bisnis, karena betujuan untuk meminimalisir kerugian.

4) Berjiwa Pemimpin dan Tidak Berperilaku Konsumtif


Pebisnis harus memiliki jiwa kepemimpinan, baik untuk dirinya sendiri
maupun bawahannya. Dalam artian mampu memimpin atau
mengendalikan dirinya sendiri dan anggotanya dalam pengambilan
keputusan. Seorang pemimpin tidak seharusnya memiliki perilaku
konsumtif, karena pengeluaran harus lebih kecil daripada pemasukan.
Dengan jiwa seperti ini, bisnis yang sedang Anda bangun akan semakin
berkembang dengan terus memanfaatkan keuntungan sebagai modal untuk
bisnis yang lebih besar.

6
5) Membuat Keputusan dan Melaksanakannya
Pebisnis yang hebat adalah yang mampu membuat keputusan dengan cepat
dan tepat untuk menghasilkan sesuatu. Pebisnis yang memiliki jiwa
kewirausahaan adalah yang memiliki perhitungan dalam setiap
keputusannya dalan melaksanakan keputusan tersebut sesuai yang sudah
disepakati bersama timnya. Melaksanakan keputusan dengan cepat
meminimalisir hilangnya peluang.

6) Memiliki Pengabdian yang Besar Terhadap Bisnisnya


Jiwa wirausaha dimiliki oleh seseorang yang bisa mengabdikan diriya
terhadap pekerjaannya. Pebisnis yang sedang memulai bisnisnya harus
mengesampingkan kepentingan-kepentingan yang bisa ditunda demi
pekerjaanya. Meskipun banyak orang mengatakan bahwa bisnis adalah
tidak memiliki waktu yang mengikat, namun perlu diketahui bahwa untuk
menekuni bisnis justru membutuhkan waktu lebih untuk belajar,
memahami dan menjalankan bisnis dengan baik.

Tidak hanya untuk dirinya sendiri, pebisnis harus menerapkan jiwa


wirausahanya terhadap pelanggan dan calon pelanggan. Untuk menjadi seorang
wirausaha yang dapat dikatakan handal dan profesional jika ia melakukan hal-hal
berikut ini:
 Sangat mengenal dan meyakini produknya
 Mampu menerima kritik dan saran yang baik dengan tidak berdebat dengan
pelanggan maupun calon pelanggan
 Memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan anggotanya maupun
pelanggan
 Bersikap yang santun, jujur dan berani mengambil keputusan

7
 Bertanggung jawab jika saja terjadi sesuatu terhadap produk atau jasa dalam
bisnisnya yang merugikan pelanggan (takdir dkk., 2015).

2.2 Sejarah Kewirausahaan

Pada mulanya perilaku Kewirausahaan atau Enterpreneurship dimulai ketika


manusia telah mengenal konsep ekonomi, sehingga sejarah Kewirausahaan masih
sangat erat kaitannya dengan sejarah perkembangan ilmu Ekonomi yang ada di
dunia. Berawal dari perilaku-perilaku manusia memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pertama yang utama, adalah mereka berupaya memenuhi kebutuhan yang
sifatnya mendasar. Kebutuhan ini oleh ilmu ekonomi disebut sebagai kebutuhan
Primer/ kebutuhan pokok, kebutuhan ini pemenuhannya bersifat wajib dan tidak
dapat ditunda lagi. Kebutuhan primer selalu sama untuk masing-masing manusia,
yaitu pakaian, makanan-minuman dan tempat tinggal. Selanjutnya ada kebutuhan
tingkat dua yang merupakan kebutuhan sekunder. Jenis kebutuhan ini merupakan
kebutuhan pendukung yang pemenuhannya dapat ditunda. Kebutuhan sekunder
manusia bersifat fleksibel dan tidak dapat dipukul rata untuk semua manusia.
Kebutuhan yang terakhir adalah kebutuhan tersier yang sifatnya mewah.
Kebutuhan jenis ini dipenuhi bukan karena merupakan kebutuhan yang sifatnya
wajib dan mendasar, tetapi karena adanya kepuasan lain berupa gengsi yang akan
didapat saat kebutuhan ini terpenuhi. Sifatnya nyaris serupa dengan kebutuhan
sekunder, yakni sangat fleksibel sehingga tidak dapat diseragamkan untuk semua
orang. Tingkat pemenuhan kebutuhan tersier dipengaruhi oleh kelas sosial
ekonomi dan selera dalam diri manusia. Jenis kebutuhan ini bias ditunda, dan
apabila tidak mampu dipenuhi tidak akan mengganggu kelangsungan hidup
manusia.

Setelah mengenal klasifikasi kebutuhan, manusia berupaya memenuhi


kebutuhan-kebutuhan itu dengan berbagai cara, perilaku inilah yang dipelajari
dalam ilmu ekonomi. Manusia dalam memenuhi kebutuhan pokok/ primer bisa
menggarap tanah (bertani, berkebun), membuat tambak atau bahkan dengan
kegiatan membuat barang atau manufaktur. Sayangnya karena perbedaan faktor

8
geografis dan skill yang berbeda-beda, tidak semua manusia mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya, sehingga muncul perilaku manusia yakni melakukan sesuatu
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang lain. Kegiatan niaga
(perdagangan) mulai dikenal, dan ilmu bisnis mulai dapat dipelajari.

Sejarah Kewirausahaan Sejarah kewirausahaan dapat dibagi dalam beberapa


periode:

1) Periode awal Sejarah


kewirausahaan dimulai dari periode awal yang dimotori oleh Marcopolo.
Dalam masanya, terdapat dua pihak yakni pihak pasif dan pihak aktif. Pihak
pasif bertindak sebagai pemilik modal dan mereka mengambil keuntungan
yang sangat banyak terhadap pihak aktif. Sedangkan pihak aktif adalah
pihak yang menggunakan modal tersebut untuk berdagang antara lain
dengan mengelilingi lautan. Mereka menghadapi banyak resiko baik fisik
maupun sosial akan tetapi keuntungan yang diperoleh sebesar 25%.

2) Abad pertengahan
Kewirausahaan berkembang di periode pertengahan, pada masa ini
wirausahawan dilekatkan pada aktor dan seorang yang mengatur proyek
besar. Mereka tidak lagi berhadapan dengan resiko namun mereka
menggunakan sumber daya yang diberikan, yang biasanya yang diberikan
oleh pemerintah. Tipe wirausahaawan yang menonjol antara lain orang yang
bekerja dalam bidang arsitektural.

3) Abad 17
Tahun 1755 Ricahard Cantillon meperkenalkan konsep Wirausaha. Di Luar
negeri konsep wirausaha dikenal sejak abad ke 16. Di Belanda wirausaha
dikenal sebgai Ondernemer, di Jerman dikenal Unternehmer. Tahun 1950-
an pendidikan kewirausahaan mulai dirintis di beberapa Negara, seperti;
Kanada, Amerika dan beberapa Negara di Eropa. Tahun 1970-an banya
universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau ilmu manajemen usaha

9
kecil. Pada tahun 1980-an hamper 500 sekolah di Amerika Serikat sudah
memeberikan pendidikan kewirausahaan.
Richard Cantillon, menegaskan bahwa seorang wirausahawan adalah
seorang pengambil resiko, dengan melihat perilaku mereka yakni membeli
pada harga yang tetap namun menjual dengan harga yang tidak pasti.
Ketidakpastian inilah yang disebut dengan menghadapi resiko.

4) Abad 18
Seorang wirausahawan tidak dilekatkan pada pemilik modal, tetapi
dilekatkan pada orang-orang yang membutuhkan modal. Wirausahawan
akan membutuhkan dana untuk memajukan dan mewujudkan inovasinya.
Pada masa itu dibedakan antara pemilik modal dan wirausahawan sebagai
seorang penemu.

5) Abad 19
Sedangkan di abad ke 19 dan 20, wirausahawan didefinisikan sebagai
seseorang yang mengorganisasikan dan mengatur perusahaan untuk
meningkatkan pertambahan nilai personal.

6) Abad 20
Pada abad 20, inovasi melekat erat pada wirausahawan di masa sekarang.

Ada kerancuan istilah antara entrepreneurship, intrapreneurship, dan


entrepreneurial, dan entrepreneur :

1) Entrepreneurship adalah jiwa kewirausahaan yang dibangun untuk


menjembatani antara ilmu dengan kemampuan pasar. Entrepreneurship
meliputi pembentukan perusahaan baru, aktivitas kewirausahaan juga
kemampuan managerial yang dibutuhkan seorang entrepreneur.

10
2) ntrapreneurship didefinisikan sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam
organisasi yang merupakan jembatan kesenjangan antara ilmu dengan
keinginan pasar.

3) Entrepreneur didefinisikan sebagai seseorang yang membawa sumber daya


berupa tenaga kerja, material, dan asset lainnya pada suatu kombinasi yang
menambahkan nilai yang lebih besar daripada sebelumnya, dan juga
dilekatkan pada orang yang membawa perubahan, inovasi, dan aturan baru.

4) Entrepreneurial adalah kegiatan dalam menjalankan usaha atau


berwirausaha. Inventor dan Entrepreneur Berikut ini beberapa perbedaan
antara inventor dan entrepreneur. Inventor didefinisikan sebagai seseorang
yang bekerja untuk mengkreasikan sesuatu yang baru untuk pertama
kalinya, ia termotivasi dengan ide dan pekerjaannya. Inventor pada
umumnya memiliki pendidikan dan motivasi berprestasi yang tinggi.
Menurutnya, standar kesuksesan bukanlah dari moneter semata tetapi dari
hak paten yang didapatnya. Sedangkan wirausaha atau entrepreneur lebih
menyukai berorganisasi daripada menemukan sesuatu. Ia mengatur dan
memastikan agar organisasinya berkembang dan bertahan. Entrepreneur
berupaya mengimplementasikan penemuannya sehingga disukai publik
namun inventor lebih menyukai menemukan atau menciptakan sesuatu
(Respati H.,2009)

2.2.1 Kewirausahaan Indonesia

Ilmu kewirausahaan di Indonesia baru dikenalkan pada akhir abad ke 20,


namun praktiknya sudah sejak dulu ada, bahkan sejak jaman colonial kegiatan
perniagaan dan bisnis sudah ada di Indonesia. Pada akhir abad 20, pendidikan
kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah dan perguruan
tinggi saja. Pendidikan kewirausahaan melalui pendidikan formal maupun
pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat semakin berkembang seiring

11
dengan perkembangan dan tantangan ekonomi seperti krisis moneter yang sempat
melanda di akhir tahun 90-an.

1) Wirausaha (Entrepreneur)
Wirausaha berasal dari kata Wira dan Usaha. Wira yang berarti
Pejuang/pahlawan/ atau panutan yang berwatak agung. Konsep ke-WIRA-an
dapat diartikan sebagai kemandirian dan tidak bergantung terhadap suatu lembaga
atau badan. Sedangkan Usaha adalah suatu perbuatan untuk mencapai suatu
tujuan. Padanan kata Wirausaha adalah Entrepreneur. Dalam bahasa Perancis kata
ini dapat diartikan sebagai under take.Wirausahawan mengambil keuntungan
dengan mengamati peluang yang ada. Kebanyakan wirausahawan sukses adalah
mereka yang member pengaruh/ penyeleseianterhadap masalah kehidupan.

Ada tiga istilah penting yang terkait erat dengan konsep wirausaha.
Discovery, Invention, Inovation. Arti kata ketiga istilah tersebut sama, yakni;
Penemuan. Hanya saja dalam ilmu kewirausahaan, makna dari ketiga hal tersebut
adalah berbeda. Discovery adalah istilah untuk penemuan tempat atau wilayah
yang sudah lebih dulu ada; contohnya penemuan benua Amerika oleh Chistoper
Colombus, dalam hal Colombus terukir sebagai penemu benua Amerika, tetapi
Colombus tidak berhak mendapat keuntungan atas penemuannya ini karena
menemukan sesuatu yang sudah ada. Invention adalah penemuan yang dilakukan
oleh para penemu. Misalkan bohlam lampu oleh Thomas Alfa Edison, dan
teknologi telepon oleh Graham Bell. Invention berupa penemuan sesuatu yang
benar-benar baru, yang belum pernah ada sebelumnya. Para penemu (Inventor)
berhak mendapatkan keuntungan dari penemuannya ini.sedangkan Inovation
merupakan pembaharuan dari ciptaan yang sudah ada. Biasanya inovasi ada
karena adanya ketidakpuasan dengan penemuan yang sudah ada. Misalakan
teknologi telekomunikasi yang ditemukan Graham Bell dikembangkan tidak
hanya pesawat telepon rumah, tetapi dikembangkan menjadi telepon seluler yang
lebih fleksibel.

12
Pengertian kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi,
mengembangkan dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut berupa ide
inovatif dengan memanfaatkan peluang sehingga tercipta cara yang lebih baik
dalam menjalankan atau mencapai sesuatu. Definisi kewirausahaan juga
ditekankan pada bagian seseorang yang berani mengambil risiko/ ketidakpastian.
Sedikit berbeda dengan para ahli yang mengembangkan ilmu ini, Penrose (1963)
mengatakan bahwa Kewirausahaan mencakup identifikasi peluang-peluang di
dalam sisitem ekonomi. Sedangkan Harvey Benstein (1979) Kewirausahaan
mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan/ melaksanakan
perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk/ belum teridentifikasi secara
jelas. Komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya. Sedangkan
menurut Peter Druker, kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda.

Orang yang melakukan kegiatan wirausaha disebut wirausahawan/


entrepreneur. Mereka mempunyai cara, motivasipanggilan jiwa, persepsi dan
emosi yang sangat terkait dengan nilai-nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia
yang unggul

Kewirausahaan mengacu pada perilaku yang meliputi:


1) Pengambilan inisiatif,
2) Mengorganisasi dan mengorganisasi kembali mekanisme sosial dan
ekonomi untuk mengubah sumber daya dan situasi pada perhitungan praktis
3) Penerimaan terhadap resiko dan kegagalan. Kewirausahaan meliputi proses
yang dinamis sehingga dengan demikian timbul pengertian baru dalam
kewirausahaan yakni sebuah proses mengkreasikan dengan menambahkan
nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha keras dan waktu yang tepat dengan
memperkirakan dana pendukung, fisik, dan resiko sosial, dan akan
menerima reward yang berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian
personal.

13
4) Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan
menambahkan nilainya. Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh
wirausahawan semata namun juga audiens yang akan menggunakan hasil
kreasi tersebut.
5) Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang
diberikan. Semakin besar fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha
ini maka akan mendukung proses kreasi yang akan timbul dalam
kewirausahaan.
6) Memperkirakan resiko yang mungkin timbul. Dalam hal ini resiko yang
mungkin terjadi berkisar pada resiko keuangan, fisik dan resiko social.
7) Memperoleh reward. Dalam hal ini reward yang terpenting adalah
independensi atau kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi.
Sedangkan reward berupa uang biasanya dianggap sebagai suatu bentuk
derajat kesuksesan usahanya (Yuyus Suryana, Kartib Bayu., 2011)

2.3 Teori Kewirausahaan

Seiring berjalannya waktu, kewirausahaan mempunyai perkembangan yang


signifikan, oleh karena itu, lahirlah berbagai macam teori tentang kewirausahaan.
Pada kesempatan kali ini akan membahas beberapa teori mengenai
kewirausahaan, diantaranya dalah sebagai berikut :

1) Teori Neo Kalsik.


Teori ini memandang perusahaan sebagai sebuah istilah teknologis,
dimana manajemen (individu) hanya mengetahui biaya dan penerimaan
perusahaan dan sekedar melakukan kalkulasi matematis untuk menentukan nilai
optimal dari variabel keputusan. Jadi, pendekatan neo klasik tidak cukup mampu
untuk menjelaskan isu mengenai kewirausahaan. Dalam teori ini, kemandirian
sangat tidak terlihat, wajar saja, karena ini memang pada masa lampau dimana
belum begitu urgent masalah kemandirian, namun cukup bisa menjadi teori awal
untuk melahirkan teori-teori mengenai kewirausahaan selanjutnya.

14
2) Teori Kirzerian Entrepreneur.
Dalam teori ini, Kirzer menyoroti tentang kinerja manusia, keuletannya,
keseriusannya, kesungguhannya dalam berusaha, sehingga maju mundurnya suatu
usaha tergantung pada upaya dan keuletan sang pelaku usaha. Dari berbagai
disiplin ilmu, lahirlah teori kewirausahaan yang dipandang dari sudut pandang
mereka masing-masing :
 Teori ekonomi memandang bahwa lahirnya wirausaha disebabkan
karena adanya peluang, dan ketidakpastian masa depanlah yang akan
melahirkan peluang untuk dimaksimalkan, hal ini berkaitan dengan
keberanian mengambil peluang, berspekulasi, menata organisasi, dan
melahirkan berbagai inovasi.
 Teori Sosiologi lebih mempelajari tentang asal-usul budaya dan nilai-
nilai sosial di suatu masyarakat, yanag akan berdampak pada
kemampuannya menanggapai peluang usaha dan mengolah usaha,
sebagi contoh orang etnis Cina dan Padang dikenal sebagai orang yang
ulet berusaha, maka fakta di lapangan menunjukan, bahwa banyak
sekali orang Cina dan Padang yang meraih kesuksesan dalam
berwirausaha
 Selanjutnya Teori Psikologi. Teori ini lebih menekankan pada motif
individu yang melatarbelakangi dirinya untuk berwirausaha, apabila
sejak kecil ditanamkan untuk berprestasi, maka lebih besar
kemungkinan seorang individu lebih berani dalam menanggapi
peluang usaha yang diperoleh.
 Yang terakhir adalah Teori Perilaku (Behavior). Bagaimana seorang
wirausahawan harus memiliki kecakapan dalam mengorganisasikan
suatu usaha, memanajemenkan keuangan dengan teiliti, mebnagun
jaringan, dan memasarkan produk, dibutuhkan pibadi yang supel dan
pandai bergaul unutk memajukan suatu usaha.

15
3) Teori Schumpeter's Entrepreneur.
Kajian Teori Schumpeter's lebih banyak dipengaruhi oleh kajian kritisnya
teori keseimbangan (Equilibrium Theory). Menurutnya, unutk mencapai
keseimbangan diperlukan tindakan dan keputusan aktor (pelaku) ekonomi yang
harus berulang-ulang dengan cara yang sama hingga mencapai keseimbangan.
Jadi kata kuncinya adalah berulang-ulang dengan cara yang sama, yang menurut
Schumpeter disebut sebagai situasi statis, dan situasi tersebut tidak akan
membawa perubahan. Schumpeter berupaya melakukan investigasi terhadap
dinamika di balik perubahan ekonomi yang diamatinya secara empiris, Singkat
cerita, akhirnya Schumpeter menemukan unsur explanatory-nya yang disebut
"inovasi". Dan aktor ekonomi yang membawa inovasi tersebut adalah seorang
wirausaha (entrepreneur). Jadi entrepreneur adalah pelaku ekonomi yang inovatif
yang akan membuat perubahan.

4) Teori Austrian School.


Mengutip Adaman dan Devine (2000), masalah ekonomi mencangkup
mobilisasi sosial dari pengetahuan yang tersembunyi (belum diketahui umum)
yang terfragmentasi dan tersebar melalui interaksi dari kegiatan para wirausaha
yang mempunyai eksistensi. Pada intinya, mobilisasi sosial dari pengetahuan
tersebut terjadi melalui tindakan kewirausahaan. Dan seorang wirausaha akan
mengarahkan usahanya untuk mencapai potensi keuntungan dan dengan demikian
mereka mengetahui apa yang mungkin dan yang tidak mungkin untuk dilakukan.
Artinya, seorang wirausaha harus selalu mengetahui pengetahuan (informasi) baru
dimana orang banyak belum mengetahuinya. Dan pengetahuan atau informasi
baru tersebut dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan.
Penemuan pengetahuan tersembunyi merupakan proses perubahan yang
berkelanjutan. Dan proses inilah merupakan titik awal dari pendekatan Austrian
terhadap kewiraushaan. Ketika dunia dipenuhi ketidakpastian, proses tersebut
kadang mengalami keberhasilan dan kegagalan. Namun seorang wirausaha selalu
memperbaiki kesalahannya (Hermana, B., 2008).

16
2.4 Supporting Pemerintah Terhadap Kewirausahaan
Pemerintah sebagai pelaksana amanat rakyat sudah semestinya memikirkan
kemakmuran bagi masyarakatnya dan ini juga diamanatkan dalam undang undang
dasar negara Republik Indonesia. Karenanya dibentuklah Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah untuk membantu mengembangkan ekonomi
kerakyatan melalui gerakan koperasi sebagai penghimpun dan pengelola dana
sebagai modal dari rakyat untuk rakyat. Keberadaan koperasi yang tumbuh pesat
hingga kepelosok negeri menjadi tulang punggung bagi ketersediaan modal untuk
tumbuhnya usaha usaha kecil dan menengah di dalam kelompok masyarakat.

Bergulirnya dana bantuan pemerintah yang dikelola dengan baik oleh


koperasi menjadi angin segar bagi terus tumbuhnya usaha kecil dan menengah
tersebut, terlebih lagi dengan dikerahkannya tenaga handal dan terlatih dalam
memberikan arahan dan pembinaan bagi para calon usahawan yang akan
menggunakan dana bantuan yang sifatnya pinjaman ringan. Dana ini akan
diberikan secara bergiliran agar seluruh peserta koperasi dapat saling merasakan
manfaatnya.

Berikut ini adalah manfaat dukungan pemerintah pada usaha kecil dan
menengah untuk menyokong perekonomian nasional Indonesia :
1) Menyerap Lebih Banyak Pekerja
Usaha kecil dan menengah ini dianggap sebagai penyerap tenaga kerja
paling banyak dibandingkan dengan badan usaha milik negara atau swasta
lainnya. Seperti kita tahu bahwa kebanyakan perusahaan kelas atas akan
memerlukan tenaga professional terampil dengan pendidikan tinggi.
Meninggalkan yang tidak memiliki pendidikan tinggi tanpa pekerjaan.
Beruntunglah dengan adanya usaha kecil dan menengah maka lapangan kerja
terbuka lebih maksimal dan menyerap lebih banyak pekerja bahkan yang memiliki
pendidikan paling rendah.

17
2) Menambah Pemasukan Devisa Negara
Beberapa produk usaha kecil dan menengah berskala menengah telah
berhasil menembus pasar internasional melalui ekspor sehingga menambah
pemasukan negara, tidak hanya dari segi migas saja. Potensi ini akan terus
bertambah apabila negara semakin mendukung perkembangan usaha kecil dan
menengah, melihat potensi secara teliti dan memodali dengan pendanaan yang
lebih baik.

3) Memaksimalkan Potensi Sumber Daya Alam (SDA)


Dengan adanya dukungan pemerintah dalam membantu membiayai usaha
kecil dan menengah maka akan merangsang lebih banyak orang dalam
memanfaatkan sumber daya alam di sekitar mereka. Tentu saja ini lebih baik
daripada apabila SDA kita dikuasai oleh orang asing. Hal ini juga dapat membuat
kita lebih independen dalam SDA seperti bahan pangan dan pakaian agar tidak
selalu tergantung pada hasil impor akibat perdagangan bebas.

Indonesia harus lebih jeli melihat peluang untuk kesinambungan ekonomi di


masa mendatang. Oleh karena itu sudah sepatutnya pemerintah semakin
meningkatkan bantuan berupa finansial, penyuluhan serta pelatihan bagi
pengusaha-pengusaha muda Indonesia agar semakin bermunculan dan membuat
ekonomi kita menjadi lebih baik. Hal ini juga agar Indonesia dapat semakin maju
di kancah perdagangan internasional (Harjanto., 2007)

18
BAB III
SURVEI JENIS WIRAUSAHA

3.1 Usaha Tunas Baru Hidroponik Kendari


3.1.1 Latar Belakang
Tanaman hidroponik adalah tanaman yang media tanamnya bukan berupa
tanah. Teknik menanam yang satu ini biasanya menggunakan media tanam air.
Ada beberapa jenis tanaman yang dapat tumbuh subur dengan menggunakan
teknik menanam ini, ada pula yang tidak. Namun secara garis besar, penanaman
secara hidroponik ini mampu menghasilkan tanaman yang sehat. Pasalnya,
tanaman hidroponik tidak memerlukan herbisida ataupun pestisida yang beracun.
Tanaman hidroponik juga tidak membutuhkan banyak air, tidak perlu melakukan
penyiraman seperti tanaman yang ditanam pada media tanah.

Teknik penanaman hidroponik merupakan teknik bercocok tanam yang


ramah lingkungan. Sayuran yang ditanam dengan hidroponik lebih sehat serta
aman dikonsumsi. Sebagian orang mungkin masih sangat asing dengan tanaman
hidroponik. Namun sebenarnya sudah banyak orang yang menggunakan metode
penanaman tanaman yang satu ini.

Perkembangan metode penanaman yang satu ini memang tidak mengalami


perkembangan yang sangat pesat. Pasalnya, beberapa orang merasa ragu untuk
menerapkannya karena khawatir mengenai kuantitas hasil panennya. Namun
sebenarnya hasil panen dari teknik menanam hidroponik memiliki kualitas dan
kuantitas yang baik. Teknik menanam hidroponik tidak dapat diterapkan untuk
semua jenis tanaman. Hanya beberapa saja yang cocok dan mampu tumbuh subur
dengan hasil yang memuaskan.

Teknik menanam hidroponik sendiri sangat cocok diterapkan bagi yang


memiliki lahan terbatas, tidak membutuhkan lahan berupa tanah luas, gantikan
saja dengan teknik menanam hidroponik. Begitu juga untuk yang memiliki lahan
kurang subur, penanaman menggunakan teknik hidroponik dapat membantu
mendapatkan hasil panen memuaskan. Kita dapat menerapkan penanaman dengan

19
teknik hidroponik dari hobi, jika sudah berhasil maka kita dapat menjadikannya
sebagai bisnis menguntungkan.

Adapun bidang usaha yang kami minati adalah usaha tanaman hidroponik.
Dengan menawarkan hasil panen berupa sawi, pakcoy, dan selada. Jika ditekuni
dengan baik maka akan nmendapatkan keuntungan yang besar.
Usaha hdroonik ini terletak di Jl. Watubangga, Kecamatan Baruga,
Kendari, Sulawesi Tenggara. Usaha ini memanfaatkan halaman rumah untuk
proses produksinya. Saat ini memiliki 2 karyawan yang aktif bekerja.

3.1.2 Tujuan
Adapun tujuan didirikanya Tunas Baru Hidroponik adalah sebagai berikut:
a) Untuk memanfaatkan lahan kosong di rumah
b) Untuk mendapatkan penghasilan tetap
c) Untuk membuka lapangan pekerjaan

3.1.3 Modal Awal


Dalam melaksanakan tujuan diatas tentu saja kami membuntuhkan modal
awal untuk membeli keperluan yang berguna untuk mendukung agar usaha kami
ini dapat berjalan dengan baik. Adapun modal awal yang dibutuhkan agar usaha
hidroponik ini dapat berjalan dengan baik dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 3.1 Rincian Modal Awal Untuk Usaha Hidroponik
No Perlengkapan Unit Harga Total
1 Pipa 12 Rp.55,000 Rp. 660.000
2 Meja 1 Rp. 500.000 Rp.500.000
3 Bibit selada 1 Rp. 50.000 Rp. 50.000
4 Bibit Sawi 1 Rp. 50.000 Rp. 50.000
5 Bibit pakcoy 1 Rp. 45.000 Rp. 45.000
6 Listrik - Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
7 Air - Rp. 250.000 Rp. 250.000
8 Perizinan - Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000
.
Rp. 4.550.000
JUMLAH

20
3.1.4 Proses produksi.
Adapun proses produksi yang dilakukan dalam merintis usaha Hidroponik
ini adalah sebagai berikut.
 Hitung estimasi biaya awal yang diperlukan. Seperti biaya pendirian,
sewa dan peralatan, maupun biaya operasional seperti gaji karyawan,
biaya pemasaran, dan pembayaran utang.
 Peroleh modal. Modal didapatkan dari tabungan pribadi
 Penuhi persyaratan lisensi dan izin daerah, kabupaten/kota, dan
pemerintah pusat. Hal ini mencakup izin usaha pokok, nomor identifikasi
pemberi kerja, izin nama usaha, serta izin pajak penjualan.
 Persiapkan lahan untuk tempat budidaya hidroponik.
 Beli peralatan untuk budidaya hidroponik
 Mulai melakukan penanaman bibit dan perawatan sampai umur panen
 Melakukan pemasaran melalui media sosial dan orang terdekat

3.1.5 Pemasaran
Adapun strategi pemasaran yang dilakukan adalah sebagai berikut.
 Menawarkan produk ke orang terdekat sehingga.
 Memasang iklan di media sosial, seperti instagram dan facebook.
3.1.5 Resiko
Adapun resiko yang terjadi apabila tanaman hidroponik terjangkit hama
yang bisa menimbulkan gagal panen. Apabila tanaman terkena penyakit, maka
harus segera dibuang. Selain itu, apabila listrik padam. Jika listrik padam, maka
aliran air yang terdapat di dalam pipa juga akan terhenti, akibatnya tanaman tidak
mendapatkan nutrisi yang optimal. Apabila hal ini terjadi maka tanaman
dinberikan air secara manual agar menjaga tanaman tetap mendapatkan nutrisi
yang cukup.

21
3.2 Hidroponik Faperta
3.2.1 Latar Belakang
Tanaman hidroponik adalah tanaman yang media tanamnya bukan berupa
tanah. Teknik menanam yang satu ini biasanya menggunakan media tanam air.
Ada beberapa jenis tanaman yang dapat tumbuh subur dengan menggunakan
teknik menanam ini, ada pula yang tidak. Namun secara garis besar, penanaman
secara hidroponik ini mampu menghasilkan tanaman yang sehat. Pasalnya,
tanaman hidroponik tidak memerlukan herbisida ataupun pestisida yang beracun.
Tanaman hidroponik juga tidak membutuhkan banyak air, tidak perlu melakukan
penyiraman seperti tanaman yang ditanam pada media tanah.

Teknik penanaman hidroponik merupakan teknik bercocok tanam yang


ramah lingkungan. Sayuran yang ditanam dengan hidroponik lebih sehat serta
aman dikonsumsi. Sebagian orang mungkin masih sangat asing dengan tanaman
hidroponik. Namun sebenarnya sudah banyak orang yang menggunakan metode
penanaman tanaman yang satu ini.

Peluang bisnis tanaman hidroponik, terutama di perkotaan sangat bagus.


Semakin banyak warga kota yang menyadari pentingnya mengkonsumsi tanaman
dan buah bebas obat-obatan. Mereka akan berusaha untuk mencari sayur dan buah
yang tidak terpapar pestisida. Mereka juga lebih senang memilih sayuran yang
segar, oleh karena itu tidak ragu membeli langsung dari petani sayur yang
membuka usaha di kota.

Maka dari itu didirikannyalah usaha hidroponik Faperta yang berlokasi di


Perumahan Dosen, Blok G, Kambu, Kecamatan Kambu, Kendari, Sulawesi
Tenggara. Usaha hidroponik ini dikelola oleh beberapa mahasiswa Universitas
Halu Oleo di lahan Pertanian Universitas halu Oleo.

22
3.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dijalankannya usaha hidroponik Faperta adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mendapatkan penghasilan sampingan
2. Untuk membuka lapangan pekerjaan bagi para mahasiswa

3.2.3 Modal Awal


Dalam melaksanakan tujuan diatas tentu saja kami membuntuhkan modal
awal untuk membeli keperluan yang berguna untuk mendukung agar usaha kami
ini dapat berjalan dengan baik.Adapun modal awal yang dibutuhkan agar usaha
hidroponik ini dapat berjalan dengan baik berada dalam kisaran Rp. 20.000.000
sudah termaksut biaya periizinan.
Adapaun item- item yang di perlukan dalam membuatn usaha ini adalah
sebagai berikut :
 Meja
 pipa
 Lemari barang
 sponge
 bibit selada
 bibit sawi
 Nutrisi AB Mix
 Alat ukur TDS
3.3.4 Proses Produksi
Adapun proses produksi yang dilakukan dalam merintis usaha Hidroponik
ini adalah sebagai berikut.
 Hitung estimasi biaya awal yang diperlukan. Seperti biaya pendirian,
sewa dan peralatan, maupun biaya operasional seperti gaji karyawan,
biaya pemasaran, dan membuat proposal.
 Peroleh modal. Modal didapatkan dari tabungan pribadi dan bantuan dari
pihak jurusan fakultas pertanian, universitas Halu Oleo

23
 Penuhi persyaratan lisensi dan izin daerah, kabupaten/kota, dan
pemerintah pusat. Hal ini mencakup izin usaha pokok, nomor identifikasi
pemberi kerja, izin nama usaha, serta izin pajak penjualan.
 Persiapkan lahan untuk tempat budidaya hidroponik.
 Beli peralatan untuk budidaya hidroponik
 Mulai melakukan penanaman bibit dan perawatan sampai umur panen
 Melakukan pemasaran melalui media sosial dan orang terdekat

2.2.5 Pemasaran
a. Adapun strategi pemasaran yang dilakukan, yakni dengan memasarkan
hasil produksi di media social, seperti instagram dan facebook.

2.2.6 Risiko
Adapun resiko yang terjadi apabila tanaman hidroponik terjangkit hama
yang bisa menimbulkan gagal panen. Apabila tanaman terkena penyakit, maka
harus segera dibuang. Selain itu, apabila listrik padam. Jika listrik padam, maka
aliran air yang terdapat di dalam pipa juga akan terhenti, akibatnya tanaman tidak
mendapatkan nutrisi yang optimal. Apabila hal ini terjadi maka tanaman
dinberikan air secara manual agar menjaga tanaman tetap mendapatkan nutrisi
yang cukup.

3.3 Rumah Bali Hidroponik


3.3.1 Latar Belakang
Tanaman hidroponik adalah tanaman yang media tanamnya bukan berupa
tanah. Teknik menanam yang satu ini biasanya menggunakan media tanam air.
Ada beberapa jenis tanaman yang dapat tumbuh subur dengan menggunakan
teknik menanam ini, ada pula yang tidak. Namun secara garis besar, penanaman
secara hidroponik ini mampu menghasilkan tanaman yang sehat. Pasalnya,
tanaman hidroponik tidak memerlukan herbisida ataupun pestisida yang beracun.

24
Tanaman hidroponik juga tidak membutuhkan banyak air, tidak perlu melakukan
penyiraman seperti tanaman yang ditanam pada media tanah.

Teknik penanaman hidroponik merupakan teknik bercocok tanam yang


ramah lingkungan. Sayuran yang ditanam dengan hidroponik lebih sehat serta
aman dikonsumsi. Sebagian orang mungkin masih sangat asing dengan tanaman
hidroponik. Namun sebenarnya sudah banyak orang yang menggunakan metode
penanaman tanaman yang satu ini.

Perkembangan metode penanaman yang satu ini memang tidak mengalami


perkembangan yang sangat pesat. Pasalnya, beberapa orang merasa ragu untuk
menerapkannya karena khawatir mengenai kuantitas hasil panennya. Namun
sebenarnya hasil panen dari teknik menanam hidroponik memiliki kualitas dan
kuantitas yang baik. Teknik menanam hidroponik tidak dapat diterapkan untuk
semua jenis tanaman. Hanya beberapa saja yang cocok dan mampu tumbuh subur
dengan hasil yang memuaskan.

Teknik menanam hidroponik sendiri sangat cocok diterapkan bagi yang


memiliki lahan terbatas, tidak membutuhkan lahan berupa tanah luas, gantikan
saja dengan teknik menanam hidroponik. Begitu juga untuk yang memiliki lahan
kurang subur, penanaman menggunakan teknik hidroponik dapat membantu
mendapatkan hasil panen memuaskan. Kita dapat menerapkan penanaman dengan
teknik hidroponik dari hobi, jika sudah berhasil maka kita dapat menjadikannya
sebagai bisnis menguntungkan.

Maka dari itu didirikannyalah usaha Rumah Hidroponik Bali yang


berlokasi di Jl. Badak, Rahandouna, Kecamatan Poasia, Kendari, Sulawesi
Tenggara.

3.3.2 Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan dari bisnis nail art ini adalah sebagai
berikut.
a. Mendapatkan sumber penghasilan utama
b. Mendalami kegiatan bercocok tanam hidroponik

25
3.3.3 Modal Awal
Adapun modal awal yang dibutuhkan agar usaha hidroponik ini dapat
berjalan dengan baik berada dalam kisaran Rp. 10.000.000 untuk membuat 3000
lubang tanam. Sementara itu alat dan bahan ditannggung oleh kepala Rutan, Pak
Handi Gunawan
Adapaun item- item yang di perlukan dalam membuatn usaha ini adalah
sebagai berikut :
 Meja
 pipa
 Lemari barang
 sponge
 bibit selada
 bibit sawi
 bibit pakcoy
 Nutrisi AB Mix

3.3.3 Proses produksi


Adapun proses produksi yang dilakukan dalam merintis usaha Hidroponik
ini adalah sebagai berikut.
 Hitung estimasi biaya awal yang diperlukan. Seperti biaya pendirian,
sewa dan peralatan, maupun biaya operasional seperti gaji karyawan,
biaya pemasaran..
 Peroleh modal. Modal didapatkan dari bantuan kepala rutan, Pak Handi
Gunawan.
 Penuhi persyaratan lisensi dan izin daerah, kabupaten/kota, dan
pemerintah pusat. Hal ini mencakup izin usaha pokok, nomor identifikasi
pemberi kerja, izin nama usaha, serta izin pajak penjualan.
 Persiapkan lahan untuk tempat budidaya hidroponik.

26
 Beli peralatan untuk budidaya hidroponik
 Mulai melakukan penanaman bibit dan perawatan sampai umur panen
 Melakukan pemasaran melalui media sosial dan orang terdekat

3.3.4 Pemasaran
Adapun strategi pemasaran yang dilakukan adalah sebagai berikut.
 Malukan pemasaran melalui media sosial, seperti instagram, tiktok, dan
facebook.
 Melakukan kerjasama dengan beberapa instansi, seperti perhotelan, rumah
makan, serta pemerintah.

3.3.5 Risiko
Adapun resiko yang terjadi apabila tanaman hidroponik terjangkit hama
yang bisa menimbulkan gagal panen. Apabila tanaman terkena penyakit, maka
harus segera dibuang. Selain itu, apabila listrik padam. Jika listrik padam, maka
aliran air yang terdapat di dalam pipa juga akan terhenti, akibatnya tanaman tidak
mendapatkan nutrisi yang optimal. Apabila hal ini terjadi maka tanaman
dinberikan air secara manual agar menjaga tanaman tetap mendapatkan nutrisi
yang cukup.

3.4 Perbandingan Ketiga Usaha


Dari hasil pengamatan ketiga usaha tersebut, memiliki persamaan dari
proses produksi dan resiko usaha tanaman hidroponik. Sedangakan perbedaan dari
ketiga usaha tersebut antar lain :

3.4.1 Modal Awal


Modal awal usaha pertama didapatkan dari tabungan pribadi, sedangkan
usaha kedua didapatkan dari bantuan pihak Fakultas Pertanian, Universitaas Halu
Oleo, dan usaha ketiga didapatkan dari bantuan Kepa Rutan, Pak Handi Gnawan.

27
3.4.2 Pemasaran
Jika dilihat proses pemasaran yang dilakukan darin ketiga usaha tersebut.
Usaha ketiga memiliki strategi pemasaran yang baik karena upaya yang dilakukan
dapat membuat hasil produksi lebih dikenal orang banyak.

28
BAB IV
WIRAUSAHA TERPILIH

4.1. Latar Belakang


Salah satu bentuk atau cara Bertani adalah dengan menggunakan Teknik
hidroponik. Namun, tidak semua tumbuhan bisa berkembang biak menggunakan
Teknik ini. Hidroponik adalah cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah.
Kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh tanaman ini berasal dari air, yang dimana
segala kebutuhan dari tanaman itu sendiri berasal dari sana. Penyangga
tanamannya biasanya menggunakan batu apung, kerikil, sekam, serbuk gergaji,
rockwool dan sebagainya. Teknik menanam yang satu ini mulai banyak
digunakan oleh masyarakat di perkotaan, karena biasanya lahan di perkotaan tidak
seluas lahan di pedesaan. Teknik ini bisa dibuat dari mulai skala kecil-kecilan.
Baik yang hanya sekadar hobi saja atau bisa juga untuk skala menengah ke atas
yang memang dibuat sebagai bisnis yang menguntungkan. Namun untuk
penanaman hidroponik di Indonesia berskala besar ini banyak hal yang harus
diperhatikan, salah satunya adalah pemilihan jenis tanamannya itu sendiri.

Usaha hidroponik ini sendiri tidak ada matinya. Ketika lahan di perkotaan
semakin menyempit otomatis orang-orang akan berpikir untuk memulai usaha
pertanian, dimana usaha tersebut adalah usaha yang tidak menggunakan lahan
yang sangat luas. Oleh karena itu, dibuatnya proposal kewirausahaan tentang
usaha penanaman sayuran hidroponik agar bisa menjadi patokan memulai usaha,
semisal kedepannya ada kendala di usaha yang kami rintis dan mampu
mengembangkan bisnis tersebut melalui pendanaan sehingga usaha yang di rintis
dapat berkembang dengan pesat.

Penanaman hidroponik ini memiliki efisiensi waktu pengerjaan yang baik.


Apalagi teruntuk para mahasiswa yang ingin memulai usaha dengana modal yang
bisa terhitung lumayan. Hanya dengan menggunakan aliran air yang terus
mengalir yang di sambungkan dari pipa ke pipa bisa memberi cukup banyak

29
waktu untuk mahasiswa yang ingin memulai bisnis di bidang ini. Dari segi
pembagian waktu dan tenaga yang dibutuhkan terbilang sedikit. Untuk memulai
bisnis ini di wilayah perkotaan terbilang sangat cukup menguntungkan.
Penggunaan lahan yanag sedikit dan konsumen dari sayuran hidroponik yang
terus meningat apalagi pesanan dari perhotelan dan perusahaan tambang bisa
meraih keuntungan yang cukup menjanjikan.

Usaha Hidroponik ini akan diberi nama “Rigels Hidroponik“ usaha ini
sangat cocok dan potensial bila kami mendirikan usaha dalam budidaya tanaman
hidroponik, dimana dari segi kualitas dapat memenuhi keinginan konsumen yaitu
nyaman dikonsumsi, praktis, efisien, efektif, tidak menguras tenaga, kualitas
terjangkau sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen, karena sehat untuk
dikonsumsi di bandingkan dengan menanam dengan media tanah. Dengan faktor
produksi yang relative murah dan terjangkau serta mudah didapat, kami yakin
usaha yang kami lakukan ini memiliki berbagai aspek yang dapat menguntungkan
bagi pribadi maupun orang lain.

4.2. Visi dan Misi


4.2.1 Visi
Adapun visi dari Rigels Hidroponik adalah “Rigels Hidroponik” sebagai
usaha kecil yang diminati masyarakat serta agar mendapatkan keuntungan yang
maksimal

4.2.2 Misi
Adapun misi dari Rigels Hidroponik adalah sebagai berikut :
a) Proses produksi tanaman yang berkualitas, baik fisik maupun material yang
digunakan.
b) Menerapkan produk yang mutu terjamin, efesien dan efektif.
c) Menjaga tanaman agar tetap higenis. Dengan pembudidayaan yang
modern dan canggih diharapkan dapat memuaskan konsumen.

30
d) Memperkenalkan tanaman dan hasil tanaman hidroponik kepada
masyarakat, khusunya para petani yang membudidaya tanaman.

4.3. Tujuan
Adapun tujuan didirikanya Rigels Hidroponik adalah sebagai berikut :
a) Untuk memenuhi kebutuhan konsumen
b) Mengembangkan usaha di bidang pertanian modern di wilayah perkotaan
c) Untuk meningkatkan taraf hidup menjadi lebih baik dengan memperoleh
keuntungan
d) Melatih jiwa kewirausahaan dan kemandirian
e) Menciptakan lapangan pekerjaan

4.4. Sasaran
Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam usaha Rigels Hidroponik adalah
sebagai berikut :
a) Konsumen yang merasa puas dengan hasil produk yang bermutu dan
berkualitas
b) Pengenalan usaha hidroponik modern kepada masyarakat

4.5. Strategi
Pada saat pembukaan Rigels Hidroponik ini kami menawarkan harga
promosi selama 1 minggu dengan harga yang lebih terjangkau lagi dari harga
normal. Tujuan diadakan promosi ini adalah mengenalkan kepada masyarakat
kota kendari bagaimana Rigels Hidroponik ini beroperasi dan memberikan
kualitas yang terbaik dengan harapan akan puas dengan hidroponik yang kami
berikan sehingga akan kembali lagi ke usaha Hidroponik ini.
Strategi si dan pemasaran melalui banyak media diantaranya :
a. Memasang iklan disurat kabar, majalah, dll
b. Media sosial dan membuat official account yang siap melayani saat jam
kerja seperti melalui media facebook, instagram, line, whatsapp dll

31
c. Bekerja sama dengan beberapa usahawan agar dapat memberikan beberapa
perbandingan yang kedepannya dapat membuat usaha ini lebih berkembang
d. Pembuatan pamphlet yang ramah lingkungan untuk ditempelkan di pohon
atau tembok sehingga tidak merusak dan mencemari lingkungan
e. Penyebaran brosur disekolah menegah atas, universitas dan perkantoran
f. Bekerjasama dengan instansi yang mengadakan kegiatan yang betemakan
pertanian masa kini
g. Dari mulut ke mulut

4.6. Modal Awal


Tabel 4.1 Rincian Modal Awal Untuk Usaha Rigel Hidroponik
No Perlengkapan Unit Harga Total
1 Rockwool Cultilene 10 Rp. 18.000 Rp. 180.000
2 Gelas Ukur 1 Rp. 50.000 Rp. 50.000
3 Bibit Pakcoy 10 Rp. 50.000 Rp. 500.000
4 Bibit Selada 10 Rp. 50.000 Rp. 500.000
5 Bibit Sawi 10 Rp. 50.000 Rp. 500.000
Bibit Dakota 10 Rp. 50.000 Rp. 500.000
6 Box Sterofoam 2 Rp. 30.000 Rp. 60.000
7 Kantong Sampah 6 Rp. 40.000 Rp. 240.000
8 Pipa Paralon 50 Rp. 290.000 Rp.14.500.000
9 Hole Saw 1000 Rp. 500 Rp. 500.000
10 Nutrisi Ab Mix 3 Rp. 30.000 Rp. 90.000
11 Alat TDS 2 Rp. 50.000 Rp. 100.000
12 Alat Ph 2 Rp. 330.000 Rp. 660.000
13 Meja Besi 10 Rp. 300.000 Rp. 3.000.000
14 Sumbu Flanel 10 Rp. 10.000 Rp. 100.000
15 Rak 2 Rp. 300.000 Rp. 1.000.000
16 Plastic Uv 5 Rp. 700.000 Rp. 3.500.000
17 Listrik - Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000

32
No Perlengkapan Unit Harga Total
18 Air - Rp. 500.000 Rp. 500.000
19 Stiker Logo 1 Rp. 30.000 Rp. 30.000
20 Kos Tangan 3 Rp. 20.000 Rp. 60.000
21 Plastik Packing 5 Rp. 50.000 Rp. 250.000
22 Kendaraan Viar 1 Rp. 50.000.000 Rp. 50.000.000
23 Genset 1 Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000
24 Sewa Ruko 1 Rp. 30.000.000 Rp. 30.000.000
25 Perizinan 1 Rp.2.000.000 Rp. 2.000.000
26 Pengeluaran Tak Terduga - Rp. 81.800.000 Rp. 81.800.000
JUMLAH Rp. 200.000.000

Adapun modal awal diperoleh dari sumber pinjaman Bank dengan bunga
20%/tahun = 0,55%/bulan, jangka pinjaman 3 tahun dengan perhitungan cicilan
(Annuity) sebagai berikut :
Diketahui :
P = Rp. 200.000.000,-
i = 20%/tahun = 0,0055/bulan
n = 3 tahun = 36 bulan

Perhitungan Annuity (A) :


a. Untuk pembayaran per tahun
Maka cicilan yang harus dibayar per tahun adalah :
A = P. (i/1-(1+i)-n)
= 200 jt .(0,2/1-(1+0,2)-3
= 200 jt .(0,4747)
= Rp. 94.940.000/tahun

33
b. Untuk Pembayaran per bulan
Maka cicilan yang harus dibayar per bulan adalah :
A = P. (i/1-(1+i)-n)
= 200 jt .(0,0055/1-(1+0,0055)-36)
= 200 jt. (0.030694539)
= Rp6.138.908/bulan

4.7. Proses Produski


4.7.1 Pengeluaran Bulanan
A. Biaya Bahan
Pengeluaran yang dikeluarkan per bulanan untuk pengeluaran bahan yaitu
sebagai berikut:
Tabel 4.2 Daftar Biaya Bahan Bulanan
No Perlengkapan Unit Harga Total
1 Nutrisi Ab Mix 3 Rp. 30.000 Rp. 90.000
2 Bibit Pakcoy 5 Rp. 50.000 Rp. 250.000
3 Bibit Dakota 5 Rp. 50.000 Rp. 250.000
4 Bibit Sawi 5 Rp. 50.000 Rp. 250.000
5 Bibit Selada 5 Rp. 50.000 Rp. 250.000
6 Listrik - Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
7 Air - Rp. 500.000 Rp. 500.000
8 Plastic Packing 5 Rp. 50.000 Rp. 250.000
9 Palastik Sampah 6 Rp. 40.000 Rp. 240.000
10 Stiker Logo 1 Rp. 30.000 Rp. 30.000
11 Rockwool Cultilene 10 Rp. 18.000 Rp. 180.000
JUMLAH Rp. 3.290.000

B. Biaya Overhead
Pengeluaran yang dikeluarkan per bulanan untuk biaya overhead yaitu
sebagai berikut:
Tabel 4.3 Daftar Biaya Overhead yang dikeluarkan perbulan

34
No Jenis Pengeluaran Satuan
1 Cicilan Bank Perbulan Rp. 6.138.908
3 Listrik Dan Air Rp. 1.500.000
7 Kerusakan Peralatan Rp. 500.000
8 Perlengkapan Kantor Rp. 300.000
9 Iklan Rp. 500.000
10 Telepon Rp. 100.000
TOTAL Rp. 9.038.908

4.8. Pemasaran
Adapun analisis pemasaran dari usaha kami adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4 Analisis Pemasaran
Target/
No Jenis Perawatan Harga (Rp) Total
Minggu
1 Pakcoy Rp. 4.000 1000 Rp. 4.000.000
2 Dakota Rp. 5.500 1000 Rp. 5.500.000
3 Sawi Rp. 3.000 1000 Rp. 3.000.000
4 Selada Rp. 5.000 1000 Rp. 5.000.000
TOTAL Rp. 17.500.000/Minggu

4.9. Keuntungan (Laba)


Perhitungan Keuntungan
Keuntungan Per bulana = Pemasukan – pengeluaran
= (Rp. 17.500.000 x 4 minggu) – (Rp.3.290.000 +
Rp.9.038.908)
= Rp. 57.671.092/bulan
Keuntungan Per tahun = Rp. 57.671.092 x 12 bulan
= Rp. 692.053.104/tahun

35
4.10. Analisis Risiko
Risiko usaha adalah sebuah tindakan yang dihubungkan dengan suatu
kemungkinan munculnya kerugian yang tak terduga dan memang tidak
diharapkan terjadi. Kemungkinan munculnya risiko pada usaha memang bisa
muncul dari berbagai faktor seperti manajemen, sistem perusahaan serta strategi
yang kurang baik. Selain itu risiko pada sebuah usaha juga bisa muncul
dikarenakan oleh faktor individu maupun karyawan.
Adapun risiko yang kami analisis dari usaha kami adalah sebagai berikut :
a) Konsumen yang tidak cocok dengan usaha kami
Karena usaha yang kami buat merupakan suatu produk yang
dimungkinkan akan menimbulkan ketidakcocokan dari konsumen yang
memakan produk kami, maka produk yang kami hadirkan harus memenuhi
standar kesehatan dan keterjaminan mutu makanan agar dapat
meminimalisir terjadi hal tersebut.
b) Listrik padam
Usaha yang kami dirikan sangat berpengaruh Ketika listrik padam
dikarenakan pada usaha hidroponik ini kami akan menggunakan sistem air
yang terus mengalir sehingga membutuhkan listrik terus menerus.
c) Pengawai yang kurang kompeten dalam bidang pertanian
Dalam usaha pertanian tentu saja banyak sekali tantangan yang akan
dihadapi saat mengelola karena kurangnya pemahaman tentang bagaimana
cara untuk mengelola hidroponik agar kualitas dan kuantitas yang
dihasilkan akan jauh lebih baik. Selain itu, kelalaian karyawan pada saat
mengelola akan menimbulkan kerugian dan juga turunnya kualitas pada
hidroponik yang akan diolah.
d) Adanya pesaing dari jenis usaha yang sama
Adanya jenis usaha dengan jenis yang sama hadir di kota kendari menjadi
salah satu risiko dari usaha ini, oleh karena itu kami membuat inovasi
mendirikan usaha hidroponik karena untuk di kota kendari sendiri belum
terlalu banyak usaha jenis ini.

36
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada Bab IV yang
berkaitan dengan tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan pada
Rigel Hidroponik, maka dapat diambil kesimpulan sebagai beriikut yaitu :
1. Tingkat kualitas produk yang diawarkan oleh Rigel Hidroponik telah
memberikan kepuasan yang cukup tinggi kepada pelanggan. Dimana,
keuntungan yang diharapkan dari bisnis Rigel Hidroponik yaitu sebesar
Rp. 57.671.092/bulan dan laba pertahun sebesar Rp. 692.053.104/tahun.
Keutungan ini telah mampu menutupi modal awal sebesar
Rp.200.000.000.
2. Item yang menjadi prioritas untuk diperbaiki adalah ketanggapan
karyawan dalam melayani keinginan pelanggan, cara kerja karyawan
melayani pelanggan dan dapat menanamkan kepercayaan terhadap
pelanggan adalah kesungguhan dari usaha Rigel Hidroponik ini dalam
mengutamakan kualitas produk dan ketepatan waktu dalam melayani
pelanggan.

5.2 Saran
Dalam membangun sebuah usaha diperlukan sebuah manajemen yang
matang mengenai biaya dalam hal ini modal awal, selain itu kualitas karyawan
yang juga harus kompeten dalam bidang usaha yang akan kalian jalankan agar
usaha yang kalian dirikan dapat sesuai dengan apa yang diharapkan.

37
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2013. Pengantar Kewirausahaan. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Kaur, Gurjeet, and Stanzin Mantok. 2015. “Effects Of Entrepreneurial Orientation


ON BUSINESS PERFORMANCE: A STUDY OF SSIs IN LUDHIANA.”
Journal of Services Research 15(1): 131–58.

Pakerti, A. (1999). Mitos dan Teori dalam Pengembangan Kewirausahaan. Jurnal


P&PT. Vol. 1, No.9. hal. 380.

Slamet, Franky, Hetty Karunia T., and Mei Ie. 2014. Dasar-Dasar Kewirausahaan:
Teori Dan Praktik. Jakarta: Indeks.

Uddin, Reaz, and Tarun Kanti Bose. 2015. “Entrepreneurial Orientation ( EO )


and Performance of Business in Khulna City , Bangladesh.” Journal of
Small Business & Entrepreneurship 27(4): 343–52

Zimmerer, Thomas W., Norman M. Scarborough, and Doug Wilson. 2008.


Kewirausahaan Dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: salemba empat.

38
LAMPIRAN

39
40
41

Anda mungkin juga menyukai