Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua
atau lebih zat. Larutan tersebut biasanya terdiri dari gabungan unsur-unsur yang
disebut senyawa. Suatu senyawa kimia pasti dipengaruhi oleh kandungan kation
maupun anion. Kation mengandung ion positif sedangkan anion mengandung
ion negatif. Kation memiliki sebuah proton hidrogen tanpa elektron dan anion
memiliki elektron ekstra. Karena muatan listriknya berlawanan, sehingga kation
dan anion saling tertarik satu sama lain dan mudah membentuk senyawa ionik
Sifat suatu senyawa pasti dipengaruhi oleh kandungan kation maupun anion.
Anion merupakan ion sisa asam yang terbentuk karena atom netral
menerima elektron. Peristiwa ini menyebabkan jumlah elektron lebih banyak
daripada jumlah proton sehingga bermuatan negatif. Hal ini dapat terjadi ketika
atom menerima elektron dari atom atau molekul lain. Muatan negatif akan
memungkinkan anion untuk menarik dan berinteraksi dengan ion positif
(kation). Larutan anion harus diidentifikasikan untuk mengetahui keberadaannya
dalam sampel yang diberikan. Dan juga dapat digunakan untuk mengetahui
penggolongan anion.
Penerapan ion anion, ada dalam berbagai bidang. Pada umumnya
pertukaran ion digunakan untuk menghilangkan beberapa senyawa organik,
misalnya pada suatu proses kimia di industri, akan dihilangkan senyawa organik
yang memiliki bau, warna dan rasa. Penerapan anion adalah untuk pemurnian air
atau suatu cairan yang dipakai dalam resin anion. Ada beberapa proses yaitu
proses desalinasi, demineralisasi, dan dekolorisasi. Anion digunakan dalam
proses desalinasi untuk menghilangkan kadar garam berlebih dalam air sehingga
mendapatkan air yang dapat dikonsumsi.

1
Secara aplikatif dari proses ini biasanya dilakukan oleh industri yang
berlokasi di sekitar laut atau di peisir pantai, sehingga untuk pemenuhan
kebutuhan air industri baik untuk proses, maupun semua keperluan di industri
dapat dipenuhi dengan melakukan pemurnian air laut secara desalinasi. Salah
satu jenis alat ion exchange yang bernama resin penukar anion Relite MG 1/P
mampu memisahkan sulfat dalam air laut guna mencegah pembentukan kerak
kalsium sulfat pada heat exchanger. Resin tersebut menunjukkan selektivitas
sulfat yang tinggi dalam air laut sintetis.

1.2. Tujuan Praktikum


Untuk mengetahui metode analisa kualitatif untuk larutan anion.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Anion merupakan ion dari sisa asam dan bermuatan negatif. Dalam penentuan
anion, dapat dilakukan lewat analisis kualitatif yang sebagian besar didasarkan pada
kesetimbangan untuk memisahkan dan mengidentifikasikan ion yang sejenis.
Kesetimbangan asam basa, kesetimbangan heterogen, kesetimbangan redoks dan
kesetimbangan ion kompleks merupakan jenis kesetimbangan yang dapat digunakan
(Brady dan James E, 1994). Berikut ini, adalah sifat-sifat anion, antara lain
1. Sifat-sifat asam-basa
Garam mengalami kelarutan dalam air yang mengandung kation basa kuat bila
berkombinasi dengan anion asam lemah akan menghasilkan larutan basa.
2. Sifat redoks
Kelompok anion, sebagian bersifat sebagai oksidator, sebagian reduktor. Bila
bersifat oksidator, maka reduktornya tergantung dalam suasana larutannya.
3. Kesetimbangan larutan
Reaksi pengendapan mengandung nilai yang sangat berarti bagi analisis anion.
Pengendapan senyawa ionik dari larutan mulai terjadi bila hasil kali ion-ionnya
yang dihasilkan lebih besar dari nilai Ksp. Dalam keberadaan hanya sedikit
asam konjugasi, konsentrasi anion tidak cukup besar untuk terjadinya endapan.

Secara umum, penggolongan anion dibagi menjadi dua golongan berdasarkan


reaksinya dengan zat tertentu, yaitu golongan A dan golongan B (G, Shelva, 357).
1. Anion golongan A
Golongan ini adalah jenis golongan yang dapat menguap bila bereaksi dengan
asam, yaitu asam klorida encer dan asam sulfat encer seperti: karbonat, sulfit,
tiosulfat, nitrit, hypoklorit, sianida dan sianat. Dan golongan anion yang
menghasilkan gas, bila bereaksi dengan asam sulfat pekat seperti semua anion
fluorida, klorida, bromida, iodida, nitrat, borat, format, asetat dan oksalat,
perklorat, bromate, heksacyanoferrat(II) dan (III), tiosianat, tartrat dan sitrat.

3
2. Anion golongan B
Golongan ini bereaksi di dalam larutan, yaitu golongan yang menghasilkan
endapan bila bereaksi di dalam larutan misalnya sulfat, fosfat, sussinat, arsenat,
kromat, silikat, salisilat, fosfit, hipofosfit, arsenit, dikromat dan benzoat. Dan
golongan anion yang menghasilkan reaksi oksidasi dan reduksi bila bereaksi
di dalam larutan seperti manganat, permanganat, kromat dan dikromat.

Menurut T. Moore (2007), anion dapat digolongkan berdasarkan reaksi redoks,


yaitu anion pengoksidasi dan pereduksi.
1. Anion Pengoksidasi
Prinsip kerjanya adalah mula-mula sampel ditambahkan Na2Co3 (jenuh), lalu
dipanaskan selama 10 menit kemudian filtrat ditambahkan dengan HCl pekat
dan MnCl2. Apabila warna sampel berubah menjadi hitam atau coklat berarti
sampel tersebut mengandung anion pengoksidasi. Anion dalam kelompok ini
adalah ClO4-, ClO3-, NO3, SO42-, Cr2O72-, IO3, dan lain-lain.

2. Anion Pereduksi
Prinsip kerjanya adalah mula-mula sampel ditambahkan ke dalam larutan yang
mengandung FeCl3, K3[Fe(CN)6] dan HCl encer. Bila timbul endapan biru
gelap berarti sampel mengandung anion pereduksi. Anion dalam kelompok ini
adalah S2-, S2O32-, SO3-, Cl-, CNS-, CN- dan [Fe(CN)6)4].

Anion lain, tidak memberikan reaksi dengan asam sulfat pekat dalam keadaan
dingin, tetapi nitrat bereaksi menghasilkan uap coklat dari NO2 yang dihasilkan dan
asetat memberikan bau khas cuka jika direaksikan dengan asam sulfat pekat. Anion
yang tidak bereaksi tersebut, dikelompokkan kedalam beberapa kelas antara lain:
1. Anion sederhana seperti: O2-, F-, CN- , I, Cl, Br,
2. Anion okso diskret seperti: NO3-, SO42-, CO3, NO2,
3. Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasi
4. Anion kompleks halida seperti TaF6 dan kompleks anion yang berbasis bangat
seperti oksalat.

4
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1. Skema Percobaan


3.1.1. Skema Percobaan Larutan Anion Cl-
a)

Amati perubahan
5 tetes larutan Cl- 1 tetes H2SO4 encer
yang terjadi

b)

Amati perubahan
5 tetes larutan Cl- 1 tetes H2SO4 pekat
yang terjadi

c)

Amati perubahan
5 tetes larutan Cl- 1 tetes AgNO3 0,1 M
yang terjadi

Gambar 3.1 Skema Percobaan Anion Cl-

3.1.2. Skema Percobaan Larutan Anion Br-


a)

1 tetes H2SO4 dengan Amati perubahan


5 tetes larutan Br- perbandingan 1 : 10 yang terjadi

b)

Amati perubahan
5 tetes larutan Br- 1 tetes H2SO4 pekat
yang terjadi
c)

Amati perubahan
5 tetes larutan Br- 1 tetes AgNO3 0,1 M
yang terjadi

Gambar 3.2 Skema Percobaan Anion Br-

5
3.1.3. Skema Percobaan Larutan Anion I-
a)

Amati perubahan
5 tetes larutan I- 1 tetes H2SO4 pekat
yang terjadi

b)

Amati perubahan
5 tetes larutan I- 1 tetes AgNO3 0,1 M
yang terjadi

c)

Amati perubahan
5 tetes larutan I- 1 tetes CuSO4 0,5 M
yang terjadi

Gambar 3.3 Skema Percobaan Anion I-

3.1.4. Skema Percobaan Larutan Anion Fe(CN)63-


a)

Amati perubahan
5 tetes larutan Fe(CN)63- 1 tetes H2SO4 encer
yang terjadi
b)

Amati perubahan
5 tetes larutan Fe(CN)63- 1 tetes H2SO4 pekat
yang terjadi
c)
Amati perubahan
5 tetes larutan Fe(CN)63- 1 tetes AgNO3 0,1 M
yang terjadi

Gambar 3.4 Skema Percobaan Anion Fe(CN)63-

3.1.5. Skema Percobaan Larutan Anion SCN-


a)

Amati perubahan
5 tetes larutan SCN- 1 tetes H2SO4 encer
yang terjadi

6
b)

Amati perubahan
5 tetes larutan SCN- 1 tetes H2SO4 pekat
yang terjadi

c)

Amati perubahan
5 tetes larutan SCN- 1 tetes AgNO3 0,1 M
yang terjadi

Gambar 3.5 Skema Percobaan Anion SCN-

3.1.6. Skema Percobaan Larutan Anion S2-


a)

Amati perubahan
5 tetes larutan S2- 1 tetes H2SO4 encer
yang terjadi
b)

Amati perubahan
5 tetes larutan S2- 1 tetes H2SO4 pekat
yang terjadi
c)

Amati perubahan
5 tetes larutan S2- 1 tetes AgNO3 0,1 M
yang terjadi

Gambar 3.6 Skema Percobaan Anion S2-

3.1.7. Skema Percobaan Larutan Anion SO32-


a)
Amati perubahan
5 tetes larutan SO32- 1 tetes H2SO4 encer
yang terjadi
b)

Amati perubahan
5 tetes larutan SO32- 1 tetes AgNO3 0,1 M
yang terjadi

7
c)

Amati perubahan
5 tetes larutan SO32- 1 tetes BaCl2 0,25 M
yang terjadi

Gambar 3.7 Skema Percobaan Anion SO32-

3.1.8. Skema Percobaan Larutan Anion CO32-


a)

Amati perubahan
5 tetes larutan CO32- 1 tetes H2SO4 encer
yang terjadi
b)

Amati perubahan
5 tetes larutan CO32- 1 tetes AgNO3 0,1 M
yang terjadi

c)

Amati perubahan
5 tetes larutan CO32- 1 tetes BaCl2 0,25 M
yang terjadi

Gambar 3.8 Skema Percobaan Anion CO32-

3.1.9. Skema Percobaan Larutan Anion C2O42-


a)

Amati perubahan
5 tetes larutan C2O42- 1 tetes H2SO4 encer
yang terjadi
b)

5 tetes larutan C2O42- Amati perubahan


1 tetes AgNO3 0,1 M
yang terjadi

c)

Amati perubahan
5 tetes larutan C2O42- 1 tetes BaCl2 0,25 M
yang terjadi

Gambar 3.9 Skema Percobaan Anion C2O42-

8
3.1.10. Skema Percobaan Larutan Anion PO43-
a)

Amati perubahan
5 tetes larutan PO43- 1 tetes AgNO3 0,1 M
yang terjadi

Gambar 3.10 Skema Percobaan Anion PO43-

3.1.11. Skema Percobaan Larutan Anion SO42-


a)

Amati perubahan
5 tetes larutan SO42- 1 tetes BaCl2 0,25 M
yang terjadi
b)

5 tetes larutan SO42- Amati perubahan


1 tetes (CH3COO)2Pb 0,5 M
yang terjadi

Gambar 3.11 Skema Percobaan Anion SO42-

3.1.12. Skema Percobaan Larutan Anion F-


a)

Amati perubahan
5 tetes larutan F- 1 tetes H2SO4 pekat
yang terjadi
b)

Amati perubahan
5 tetes larutan F- 1 tetesCaCl2 0,1 M
yang terjadi

Gambar 3.12 Skema Percobaan Anion F-

3.1.13. Skema Percobaan Larutan Anion Fe(CN)64-


a)

Amati perubahan
5 tetes larutan Fe(CN)64- 1 tetes H2SO4 encer
yang terjadi

9
b)

Amati perubahan
5 tetes larutan Fe(CN)64- 1 tetes H2SO4 pekat
yang terjadi

Gambar 3.13 Skema Percobaan Anion Fe(CN)64-

3.1.14. Skema Percobaan Larutan Anion MnO42-


a)

Amati perubahan
5 tetes larutan MnO42- 1 tetes NaOH 6 M
yang terjadi
b)

1 tetes NaOH 6 M Amati perubahan


5 tetes larutan MnO42-
dan aquades ± 4 ml yang terjadi

Gambar 3.14 Skema Percobaan Anion MnO42-

3.1.15. Skema Percobaan Larutan Anion CrO42-


a)

Amati perubahan
5 tetes larutan CrO42- 1 tetes AgNO3 0,1 M
yang terjadi
b)

Amati perubahan
5 tetes larutan CrO42- 1 tetes Ba(NO3)2 0,25 M
yang terjadi

c)

Amati perubahan
5 tetes larutan CrO42- 1 tetes (CH3COO)2Pb 0,5 M
yang terjadi

Gambar 3.15 Skema Percobaan Anion CrO42-

10
3.1.16. Skema Percobaan Larutan Anion Cr2O72-
a)

Amati perubahan
5 tetes larutan Cr2O72- 1 tetes AgNO3 0,1 M
yang terjadi

b)

Amati perubahan
5 tetes larutan Cr2O72- 1 tetes Ba(NO3)2 0,25 M
yang terjadi
c)

1 tetes HCl 0,5 M Amati


5 tetes larutan Cr2O7 2- perubahan yang
+ KI 0,5 M terjadi

Gambar 3.16 Skema Percobaan Anion Cr2O72-

3.1.17. Skema Percobaan Larutan Anion C6H5O73-


a)

Amati perubahan
5 tetes larutan C6H5O73- 1 tetes CaCl2 0,25 M
yang terjadi

Gambar 3.17 Skema Percobaan Anion C6H5O73-

3.2. Alat dan Bahan Percobaan


3.2.1. Alat Percobaan
1. Tabung Reaksi dan
2. Rak Tabung Reaksi
3. Pipet Tetes
4. Penjepit Tabung
5. Alat Pemanas
6. Kertas Saring

11
3.2.2. Bahan Percobaan
1) Bahan dan Larutan Anion
1. Sepotong Aluminium
2. Larutan Anion Cl-
3. Larutan Anion Br-
4. Larutan Anion I-
5. Larutan Anion Fe(CN)63-
6. Larutan Anion SCN-
7. Larutan Anion S2-
8. Larutan Anion SO32-
9. Larutan Anion CO32-
10. Larutan Anion PO43-
11. Larutan Anion SO42-
12. Larutan Anion F-
13. Larutan Anion Fe(CN)64-
14. Larutan Anion MnO42-
15. Larutan Anion CrO42-
16. Larutan Anion CrO42-
17. Larutan Anion CrO42-
18. Larutan Anion Cr2O72-
19. Larutan Anion C6H5O73-

2) Reagen-Reagen
1. Larutan H2SO4 Encer
2. Larutan H2SO4 Pekat
3. Larutan AgNO3 0,1 M
4. Larutan CuSO4 0,5 M
5. Larutan BaCl2 0,25 M

12
6. Larutan NaOH 6 M
7. Larutan Aquades 4 ml
8. Larutan (CH3COO)2Pb 0,25 M
9. Larutan CaCl2 0,25 M
10. Larutan Ba(NO3)2 0,25 M
11. Larutan HCl 0,5 M
12. Larutan KI 0,5 M

3.3. Gambar Alat Percobaan

Gambar 3.18 Tabung Reaksi Gambar 3.20 Pipet Tetes

Gambar 3.19 Rak Tabung Reaksi Gambar 3.21 Penjepit Tabung Reaksi

13
Gambar 3.23 Alat Pemanas Gambar 3.24 Kertas Saring

14
BAB IV
HASIL PERCOBAAN

4.1. Data Hasil Percobaan

Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Pengenalan Reaksi Anion

Hasil Pengamatan
Anion Reaksi
Warna Bau Endapan Gelembung

Cl- + H2SO4 (encer) Bening - - -


→ HCl + HSO4-

-
Cl- + H2SO4 (pekat) Bening - - -
Cl
→ HCl + HSO4-

Cl- + AgNO3 → Putih - Ada -


-
(Putih)
AgCl + NO3

Br- + H2SO4 (encer) Bening - - -


→ HBr + HSO4 -

Br- + H2SO4 (pekat) Bening - - -


Br-
→ HBr + HSO4 -

Br- + AgNO3 → Putih - Ada -


-
(Putih)
AgBr + NO3

I- + H2SO4 (pekat) → Bening - - -


I + SO32- + H2O

I- + AgNO3 → Kuning - Ada -


I- (Putih)
AgI + NO3-

I- + CuSO4 → Merah - Ada -


(Cokelat)
CuI + SO4-

15
Fe(CN)63- + 3H2SO4 Kuning - - -
(encer) → Fe +3+
Kehijauan
6HCN+ 3SO42-

Fe(CN)63- + 3H2SO4 Kuning - - -


3-
Fe(CN)6 (pekat) → Fe +3+
Kehijauan
6HCN+ 3SO42-

Fe(CN)63- + AgNO3 Kuning - Ada -


(Kuning telur)
→ Ag [Fe(CN)6] + telur
2-
NO3
SCN- + H2SO4 Merah - Ada -
(Hitam)
(encer) + H2O → muda
+ 2-
COS + NH4 SO4

SCN- + H2SO4 Merah - Ada -


- (Hitam)
SCN (pekat) + H2O → muda
+ 2-
COS + NH4 SO4

SCN- + AgNO3 → Kuning - -


AgSCN + NO3-

S2- + H2SO4 (encer) Bening Berbau - -


(Menyengat)
→ SH + OH +
- -
SO32-

S2- + H2SO4 (pekat) + Bening Berbau - -


S2- (Menyengat)
→ SH + OH +
- -
SO32-

S2- + AgNO3 → Bening - Ada -


-
(Hitam)
Ag2S + NO3

SO32-+ H2SO4 Bening - - -


(encer) + → SO2 +
H2O + SO32
SO32- SO32-- + H2SO4 Bening - - -
(pekat) + → SO2 +
H2O + SO32-
SO32-+ BaCl2 → Bening - Ada -
-
(Putih)
BaSO3 + 2Cl

16
CO32- + H2SO4 Bening - - -
(encer) + → CO2 +
H2O + SO42
CO32-
CO32- + H2SO4 Bening - Ada -
(Putih keruh)
(pekat) → CO2 +
H2O + SO42

CO32-+ BaCl2 → Bening - Ada -


-
(Putih)
BaCO3 + 2Cl

C2O42- + H2SO4 Bening - Ada -


(Kuning)
(encer) → 2CO2 +
H2O + SO32

C2O42- + H2SO4 Kuning - Ada -


(Putih)
C2O42- (pekat) → 2CO2 +
H2O + SO32

C2O42- + BaCl2 → Bening - Ada -


-
(Kuning pucat)
BaCO3 + CO +2Cl

PO43-+ 3AgNO3 → Bening - Ada -


3- (Kuning)
PO4 -
Ag3PO4 + 3NO3

SO42- + BaCl2 → Bening - Ada -


-
(Putih)
BaSO4 + 2Cl
2-
SO4
SO42- + Bening - Ada -
(Putih)
(CH3COO)2Pb →
PbSO4 + 2CH3COO

2F- + H2SO4 (pekat) Bening - - -


→ H2F2 + SO4 2

F-
2F- + CaCl2 (pekat) Sedikit - - -
→ CaF2 + Cl2 -
Keruh

17
Fe(CN)64- + Bening - - -
2H2SO4 (encer) →
H4[Fe(CN)6] +
Fe(CN)64-
2SO42-
Fe(CN)64- + Biru - - -
2H2SO4 (pekat) →
H4[Fe(CN)6] +
2SO42-
MnO42- MnO42- + 2NaOH Ungu - - -
→ MnO42- + H2O +
2Na+
MnO42- + 2NaOH Ungu - - -
+ H2O → MnO4 + 2-

2H2O + 2Na+
CrO42- + 2AgNO3 Bening - Ada -
(Merah)
→ Ag2CrO4+ 2NO3
CrO42- + 2Ba(NO3)2 Kuning - Ada -
(Kuning)
CrO42- → Ba2CrO4+ 2NO3
CrO42- + Kuning - Ada -
(Kuning)
(CH3COO)2Pb →
PbCrO4+ 2NO3
Cr2O72- + AgNO3 Orange - Ada -
(Merah)
→ Ag2Cr2O7+
2NO3
Cr2O72- Cr2O72- + Ba(NO3)2 Orange - - -
→ Ba2Cr2O7+ 2NO3
Cr2O72- + 2HCl → Merah - - -
2CrO4 + H2O +2Cl- muda
C6H5O73- + CaCl2 Bening - - -
C6H5O73- → Ca3(C6H5O7)2
+ 2Cl-

18
4.2. Pembahasan
Anion Cl- ditambah H2SO4 encer menjadikan larutan berwarna bening,
tidak terdapat bau, tidak terdapat endapan, dan tidak ada gas. Sedangkan Anion
Cl- ditambahkan H2SO4 pekat menghasilkan larutan berwarna bening, tidak
terdapat bau, tidak terdapat endapan, dan tidak ada gas. Saat Anion Cl-
ditambahkan AgNO3 0,1 M larutan berwarna putih, tidak ada bau, terdapat
endapan endapan putih, dan tidak terdapat gelembung.
Anion Br- ditambah H2SO4 menghasilkan larutan bening, tidak berbau,
tidak terdapat endapan, dan tidak menghasilkan gas. Anion Br- ditambah H2SO4
pekat menghasilkan larutan berwarna bening, tidak terdapat bau, tidak terdapat
endapan, dan tidak ada gas. Anion Br- ditambah AgNO3 0,1 M larutan berwarna
putih, tidak ada bau, terdapat endapan endapan putih, dan tidak terdapat
gelembung.
Anion I- ditambah H2SO4 pekat menjadikan larutan berwarna bening,
tidak terdapat bau, tidak terdapat endapan, dan tidak ada gas. Anion I- ditambah
AgNO3 0,1 M menghasilkan larutan berwarna kuning, tidak terdapat bau,
terdapat endapan putih, dan tidak menghasilkan gas. Anion I- ditambah CuSO4
0,5 M menghasilkan larutan berwarnamerah, tidak terdapat bau, terdapat
endapan berwarna coklat, dan tidak menghasilkan gas.
Anion Fe(CN)63- ditambah H2SO4 encer menghasilkan larutan berwarna
kuning kehijauan, tidak menghasilkan bau, tidak terbentuk endapan, dan tidak
menghasilkan gas. Anion Fe(CN)63- ditambah H2SO4 pekat menghasilkan larutan
berwarna kuning kehijauan, tidak menghasilkan bau, tidak terbentuk endapan,
dan tidak menghasilkan gas. Anion Fe(CN)63- ditambah AgNO3 0,1 M
menghasilkan larutan berwarna kuning telur, tidak menghasilkan bau,
membentuk endapan berwarna kuning, dan tidak menghasilkan gas.

19
Anion SCN- ditambah H2SO4 encer menghasilkan larutan berwarna
merah muda, tidak menghasilkan bau, terbentuk endapan hitam, dan tidak
menghasilkan gas. Anion SCN- ditambah H2SO4 pekat menghasilkan larutan
berwarna merah muda, tidak menghasilkan bau, terbentuk endapan hitam, dan
tidak menghasilkan gas. Anion SCN- ditambah AgNO3 0,1 M menghasilkan
larutan berwarna kuning, tidak menghasilkan bau, tidak terbentuk endapan, dan
tidak menghasilkan gas.
Anion S2- ditambah H2SO4 encer menghasilkan larutan berwarna bening,
berbau menyengat, tidak terbentuk endapan, dan tidak menghasilkan gas. Anion
S2- ditambah H2SO4 pekat menghasilkan larutan berwarna putih susu, berbau
menyengat, tidak terbentuk endapan, dan tidak menghasilkan gas. Anion S2-
ditambah AgNO3 0,1 M menghasilkan larutan berwarna bening, tidak berbau,
terbentuk endapan hitam, dan tidak menghasilkan gas.
Anion SO32- ditambah H2SO4 encer menghasilkan larutan berwarna
bening, tidak berbau, tidak terbentuk endapan, dan tidak menghasilkan gas.
Anion SO32- ditambah AgNO3 0,1 M menghasilkan larutan berwarna bening,
tidak berbau, tidak terbentuk endapan, dan tidak menghasilkan gas. Anion SO32-
ditambah BaCl2 0,25 M menghasilkan larutan berwarna bening, tidak berbau,
terbentuk endapan putih, dan tidak menghasilkan gas.
Anion PO43- ditambah AgNO3 0,1 M menghasilkan larutan berwarna
bening, tidak berbau, terbentuk endapan kuning, dan tidak menghasilkan gas.
Anion CO32- ditambah H2SO4 encer menghasilkan larutan berwarna
bening, tidak berbau, tidak terbentuk endapan, dan tidak menghasilkan gas.
Anion CO32- ditambah AgNO3 0,1 M menghasilkan larutan berwarna bening,
tidak berbau, terbentuk endapan putih keruh, dan tidak menghasilkan gas. Anion
CO32- ditambah BaCl2 0,25M menghasilkan larutan berwarna bening, tidak
berbau, terbentuk endapan putih, dan tidak menghasilkan gas.

20
Anion C2O42-ditambah H2SO4 encer menghasilkan larutan berwarna
bening, tidak berbau, terbentuk endapan putih, dan tidak menghasilkan gas.
Anion C2O42- ditambah AgNO3 0,1 M menghasilkan larutan berwarna kuning,
tidak berbau, terbentuk endapan putih, dan tidak menghasilkan gas. Anion
C2O42- ditambah BaCl2 0,25 M menghasilkan larutan berwarna bening, tidak
berbau, terbentuk endapan putih kekuningan, dan tidak menghasilkan gas.
Anion MnO42- ditambah NaOH 6M menghasilkan larutan berwarna
ungu, tidak berbau, tidak terbentuk endapan, dan tidak menghasilkan gas. Anion
MnO42- ditambah NaOH 6M ditambah Aquades menghasilkan larutan berwarna
ungu, tidak berbau, tidak terbentuk endapan, dan tidak menghasilkan gas.
Anion SO42- ditambah BaCl2 0,25 M menghasilkan larutan berwarna
bening, tidak berbau, terbentuk endapan putih, dan tidak menghasilkan gas.
Anion SO42- ditambah (CH3COO)2Pb 0,5 M menghasilkan larutan berwarna
bening, tidak berbau, terbentuk endapan putih, dan tidak menghasilkan gas.
Anion F- ditambah H2SO4 pekat menghasilkan larutan berwarna bening,
tidak berbau, tidak terbentuk endapan, dan tidak menghasilkan gas. Anion F-
ditambah CaCl2 0,25M menghasilkan larutan sedikit keruh, tidak berbau, tidak
terbentuk endapan, dan tidak menghasilkan gas.
Anion Fe(CN)64- ditambah H2SO4 pekat menghasilkan larutan berwarna
bening, tidak berbau, tidak terbentuk endapan, dan tidak menghasilkan gas.
Anion Fe(CN)64- ditambah H2SO4 encer menghasilkan larutan berwarna biru,
tidak berbau, tidak terbentuk endapan, dan tidak menghasilkan gas
Anion C6H5O73- ditambah CaCl20,25M menghasilkan larutan berwarna
bening, tidak berbau, tidak terbentuk endapan, dan tidak menghasilkan gas.
Anion CrO42- ditambah AgNO3 0,1M menghasilkan larutan berwarna
bening, tidak berbau, terbentuk endapan merah, dan tidak menghasilkan gas.
Anion CrO42- ditambah Ba(NO3)2 0,25M menghasilkan larutan berwarna kuning,
tidak berbau, terbentuk endapan kuning, dan tidak menghasilkan gas. Anion
CrO42- ditambah (CH3COO)2Pb 0,5M menghasilkan larutan berwarna kuning,
tidak berbau, terbentuk endapan kuning, dan tidak menghasilkan gas

21
Anion Cr2O72- ditambah AgNO3 0,1M menghasilkan larutan berwarna
orange, tidak berbau, terbentuk endapan merah, dan tidak menghasilkan gas.
Anion Cr2O72- ditambah Ba(NO3)2 0,25M menghasilkan larutan berwarna
orange, tidak berbau, tidak terbentuk endapan, dan tidak menghasilkan gas.
Anion Cr2O72- ditambah KI 0,5M menghasilkan larutan berwarna merah tua,
tidak berbau, tidak terbentuk endapan, dan tidak menghasilkan gas.

22
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Anion merupakan ion sisa asam yang bermuatan negatif. Dalam
percobaan yang dilakukan akan memudahkan untuk mengidentifikasi larutan
anion. Larutan anion yang diberikan harus diidentifikasi dengan menambahkan
reagen-reagen berupa larutan uji coba untuk mangamati perubahan yang terjadi.
Larutan yang diuji, harus diamati dari warna larutan, endapan, bau hingga ada
tidaknya gelembung. Metode yang digunakan tidaklah spesifik. Larutan dicoba
satu per satu hingga menemukan hasil akhirnya. Setelah itu, hasilnya dicatat
untuk keperluan data hasil pengidentifikasian.
5.2. Saran
1. Dalam praktikum selanjutnya, larutan anion yang diuji harus diperbanyak.
Agar praktikan lebih banyak mengenal larutan yang diuji.
2. Sebaiknya praktikan, diberikan data semua larutan. Agar praktikan dapat
mengetahui, larutan dan reagen mana yang ada dan tidak. Sehingga pr
aktikan tidak membuang waktu hanya untuk mencari larutan.

23

Anda mungkin juga menyukai