Anda di halaman 1dari 15

MODUL IV

A. Judul :
Hukum Kesetimbangan Kimia, Tetapan Kesetimbangan

B. Tujuan :
- Memahami hukum-hukum kesetimbangan kimia dan tetapan kesetimbangan

C. Dasar Teori
Pada umunya ketika reaksi kimia berlangsung, laju reaksi berkurang dan
konsentrasi pereaksipun berkurang. Dalam banyak hal setelah waktu tertentu reaksi
dapat bekesudahan yaitu semua pereaksi habis bereaksi namun banyak reaksi yang
tidak berkesudahan dan pada seperangkat kondisi tertentu. Konsentrasi pereaksi dan
produk reaksi menjadi tetap. Reaksi yang demikian disebut reaksi reversibel dan
mencapai kesetimbangan. Ketika reaksi berlangsung laju reaksi ke depan (ke kanan).
Sedangkan laju reaksi sebaliknya bertambah sebaliknya bertambah sebab
konsentrasinya berkurang dan konsentrasi produk reaksi bertambah. Pada saat laju
reaksi ke kanan dan laju reaksi sebaliknya menjadi sama. Jika hal ini yang terjadi
pereaksi dan produk reaksi berada dalam satu keadaan yang disebut kesetimbangan
dinamik.
Sistem kesetimbangan kimia didapat suatu hubungan matematika yang
sederhana antara hasil konsentrasi dan konsentrasi pereaksi

aA + bB cC + dD

Pada suhu yang tetap :


[C]c + [D]d
=K
[A]a + [B]b
Pada pecobaan berikut akan dipelajari secara kualitatif reaksi :
Fe3+ + SCN- +
Konsentrasi dari masing-masing ion tersebut di atas dapat ditentukan secara
kalorimeter. Penentuan secara kalorimeter ini berdasarkan fakta bahwa intensitas dari
suatu berkas cahaya yang melalui larutan yanng berwarna, bergantung pada jumlah
partikel yang berwarna yang dalam jalan berkas cahaya tersebut. Dengan demikian
intensitas cahaya ini berbanding lurus dengan konsentrasi dari larutan dan dengan
panjangnya jalan berkas cahaya tersebut. Untuk jelasnya perhatikan gelas yang penuh
denngan air teh. Intensitas warna dari air teh tersebut akan lebih kecil apabila dulihat
dari samping, jika dibandingkan dengan intensitas warna tergantung pada konsentrasi
dan tinggi atau dalamnya larutan. Dengan demikian, maka suatu larutan dengan
konsentrasi 1M yang tingginya 1cm intensitas warnanya akan sama dengan larutan
0.5M dengan tinggi 2cm. Untuk 2 macam air teh yang terdapat masing-masing dalam
dua tabung reaksi dan mempunyai warna yang sama akan berlaku

KC1d1 - KC2d2
K = Ketetapan
C = konsentrasi
C1 = Konsentrasi air teh dalam tabung 1
C2 = Konsentrasi air teh dalam tabung 2
d1 = Tinggi air teh dalam tabung 1
d2 = Tinggi air teh dalam tabung 2
Dengan mengetahui konsentrasi dari ion-ion tesebut dapat dicari suatu
persamaan yang menunjukkan harga yang tepat.
Ciri umum sistem kesetimbangan kimia
1. Sistem tidak memperoleh materi dari lingkungannya dan tanpa kehilangan materi
kelingkungan.
2. Sistem adalah dinamik dua proses yang berlawanan berlangsung pada saat yang
sama.
3. Sistem yang dapat diukur dan diamati adalah kostan. Sebab kedsua proses
berlangsung dalam laju yang sama sehingga konsentrasinya zat-zat konstan. Sifat
ini disebut sifat mikroskopik.
4. pada suhu tertentu kesetimbangan mencapai suatu nilai yang konstan dan
ungkapan yang menyangkut konsentrasi zat-zat yang beraksi.
5. Nilai yang konstan ini disebut tetapan kesetimbangan

D. Alat dan Bahan


- Alat
1. Rak tabung reaksi berfungsi sebagai wadah dari tabung reaksi

2. Botol pencuci berfungsi untuk mencuci gelas ukur, gelas kimia serta tempat
aquadest

3. Tabung reaksi berfungsi sebagai wadah dari larutan

4. Gelas ukur 25 ml berfungsi sebagai wadah dan pengukur dari larutan


5. Gelas kimia 100 ml berfungsi sebagai wadah dari larutan yang telah dipakai

6. Pipet tetes berfungsi sebagai alat untuk mengambil larutan

- Bahan
1. Larutan Kalium Tiosianat 0,02 M
Sifat fisik : berwarna bening, berbentuk cairan
Sifat kimia : larut dalam air
2. Larutan Ferri Nitrat 0,2 M
Sifat fisik : berwarna bening, berbentuk cairan
Sifat kimia : larut dalam air

E. Prosedur Kerja

KSCN 0,002 M

- Memasukkan ke dalam 5 tabung reaksi masing-masing 5 ml


- Menambahkan 5 ml larutan Fe(NO3)3 0,2 M pada tabung reaksi
nomor 1
Merah Tua kehitaman
Fe(NO3)3 0,2 M

- Mengukur 10 ml
- Menambahkan air hingga volume larutan menjadi 25 ml
- Memasukkan 5 ml larutan ini pada tabung nomor 2
Merah Tua

Fe(NO3)3 0,2 M

- Mengukur 10 ml
- Menambahkan air hingga volume larutan menjadi 25 ml
- Memasukkan 5 ml larutan ini pada tabung nomor 3

Kemerahan

Fe(NO3)3 0,2 M

- Mengukur 10 ml
- Menambahkan air hingga volume larutan menjadi 25 ml
- Memasukkan 5 ml larutan ini pada tabung nomor 4

Orange kemerah-
merahan

Fe(NO3)3 0,2 M

- Mengukur 10 ml
- Menambahkan air hingga volume larutan menjadi 25 ml
- Memasukkan 5 ml larutan ini pada tabung nomor 5

Orange
F. Hasil Pengamatan
Tinggi Larutan Perbedaan tinggi
Tabung Tinggi Larutan
Standar Terhadap Tabung 1
1 8 cm 8 cm 1 cm
2 8 cm 8 cm 1 cm
3 6,8 cm 8 cm 1,18 cm
4 8 cm 8 cm 1 cm
5 7,4 cm 8 cm 1,08 cm

Catatan :
1. Tabung pertama mula-mula dimasukkan 5 ml KSCN 0,02 M, setelah itu
ditambahkan 5 ml larutan Fe(NO3)3 0,2 M dan perubahan yang terjadi yaitu
larutan berwarna merah tua kehitaman.
2. Tabung kedua mula-mula diambil 10 ml Fe(NO3)3 dari campuran H2O + Fe(NO3)3
0,2 M yang volumenya 25 ml dan dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 5 ml
KSCN 0,02 M sehingga terjadi perubahan warna yaitu larutan berwarna merah
tua.
3. Tabung ketiga mula-mula diambil 10 ml Fe(NO3)3 dari campuran H2O +
Fe(NO3)3 0,2 M yang volumenya 25 ml dan dimasukkan ke dalam tabung yang
berisi 5 ml KSCN 0,02 M sehingga terjadi perubahan warna yaitu larutan
berwarna kemerahan.
4. Tabung keempat mula-mula diambil 10 ml Fe(NO3)3 dari campuran H2O +
Fe(NO3)3 0,2 M yang volumenya 25 ml dan dimasukkan ke dalam tabung yang
berisi 5 ml KSCN 0,02 M sehingga terjadi perubahan warna yaitu larutan
berwarna orange kemerah-merahan.
5. Tabung kelima mula-mula diambil 10 ml Fe(NO3)3 dari campuran H2O +
Fe(NO3)3 0,2 M yang volumenya 25 ml dan dimasukkan ke dalam tabung yang
berisi 5 ml KSCN 0,02 M sehingga terjadi perubahan warna yaitu larutan
berwarna orange.
Konsentrasi Mula-
Konsentrasi Kesetimbangan
Tabung Mula
(Fe3+) (SCN) (FeSCN2+) (Fe3+) (SCN)
1 0,2 M 0,02 M 0,01 M 0,19 M 0,001 M
2 0,08 M 0,02 M 0,01 M 0,07 M 0,001 M
3 0,032 M 0,02 M 0,0118 M 0,02 M 0,0082 M
4 0,0128 M 0,02 M 0,01 M 0,0028 M 0,01 M
5 0,0512 M 0,02 M 0,0108 M 0,004 M 0,0092 M

(Fe3+)(FeSCN2+) (FeSCN2+)
3+ 2+
Tabung (Fe )(FeSCN )(SCN)
(SCN) (Fe3+)(SCN)
1 1,9×10-5 M3 0,19 M 5,26 M
2 7×10-6 M3 0,07 M 14,28 M
3 1,9 ×10-6 M3 0,028 M 71,95 M
4 2,8 ×10-7 M3 0,028 M 357 M
5 3,9×10-6 M3 0,046 M 29,34 M

G. Perhitungan
1. Menghitung perbandingan tinggi terhadap larutan standar
tinggi larutan pada tabung standar
Perbandingan tinggi = tinggi larutan pada tabung l

8
- Tabung 1 = 8 = 1 cm
8
- Tabung 2 = 8 = 1 cm
8
- Tabung 3 = 6,8 = 1, 18 cm
8
- Tabung 4 = 8 = 1 cm
8
- Tabung 5 = 7,4 = 1, 08 cm
2. Menghitung konsentrasi mula-mula Fe3+
- Tabung 1 : [Fe3+] = 0,2 M
- Tabung 2 : V1 = 10 ml
V2 = 25 ml
M1 = 0,2 M
M2 = ..............?
Penye : V1 . M1 = V2 . M2
V1.M1 10 .0,2
M2 = =
V2 25

= 0,08 M
- Tabung 3 V1 = 10 ml
V2 = 25 ml
M1 = 0,08 M
M2 = ..............?
Penye : V1 . M1 = V2 . M2
V1 .M1 10 .0,08
M2 = =
V2 25

= 0,032 M
Tabung 4 V1 = 10 ml
V2 = 25 ml
M1 = 0,032 M
M2 = ..............?
Penye : V1 . M1 = V2 . M2
V1 .M1 10 .0,032
M2 = =
V2 25

= 0,0128 M
Tabung 5 V1 = 10 ml
V2 = 25 ml
M1 = 0,0128 M
M2 = ..............?
Penye : V1 . M1 = V2 . M2
V1 .M1 10 .0,0128
M2 = = = 0,0512 M
V2 25
3. Menghitung konsentrasi kesetimbangan FeSCN2+
Dik: V KSCN = 5 ml V Fe(NO3)3 = 5 ml
M KSCN = 0,02 M M Fe(NO3)3 = 0,2 M
V KSCN × M KSCN = 5 × 0,02 = 0,1 M
V Fe(NO3)3 × M Fe(NO3)3 = 5 × 0,2 = 1 M
Volume total = V KSCN + M Fe(NO3)3 = 5 + 5 = 10 ml
Mol KSCN M KSCN × V KSCN
Konsentrasi standar = Volume total = Volume total
0,1
= = 0,01 M
10

- Tabung 1 [FeSCN2+] = perbandingan tinggi × konsentrasi standar


= 1 × 0,01 = 0,01 M
- Tabung 2 [FeSCN2+] = 1 × 0,01 = 0,01 M
- Tabung 3 [FeSCN2+] = 1,18 × 0,01 = 0,0118 M
- Tabung 4 [FeSCN2+] = 1 × 0,01 = 0,01 M
- Tabung 5 [FeSCN2+] = 1,08 × 0,01 = 0,0108 M
4. Menghitung konsentrasi kesetimbangan Fe3+
[Fe3+] = [Fe3+] mula-mula – [FeSCN2+]
- Tabung 1 = 0,2 – 0,01 = 0,19 M
- Tabung 2 = 0,08 – 0,01 = 0,07 M
- Tabung 3 = 0,032 – 0,0118 = 0,02 M
- Tabung 4 = 0,0128 – 0,01 = 0,0028 M
- Tabung 5 = 0,0512 – 0,0108 = 0,04 M
5. Menghitung konsentrasi kesetimbangan SCN-
[SCN-] mula-mula = [KSCN] = 0,02 M
[SCN-] = [SCN-] mula-mula – [FeSCN2+]
- Tabung 1 = 0,02 – 0,01 = 0,01 M
- Tabung 2 = 0,02 – 0,01 = 0,01 M
- Tabung 3 = 0,02 – 0,0118 = 0,0082 M
- Tabung 4 = 0,02 – 0,01 = 0,01 M
- Tabung 5 = 0,02 – 0,0108 = 0,0092 M
6. Menghitung [Fe3+] [FeSCN2+] [SCN-]
- Tabung 1 [Fe3+] [FeSCN2+] [SCN-] = 0,19 × 0,01 × 0,01
= 1,9 × 10-5 M3
- Tabung 2 [Fe3+] [FeSCN2+] [SCN-] = 0,07 × 0,01 × 0,01
= 7 × 10-6 M3
- Tabung 3 [Fe3+] [FeSCN2+] [SCN-] = 0,02 × 0,0118 × 0,0082
= 1,9 × 10-6 M3
- Tabung 4 [Fe3+] [FeSCN2+] [SCN-] = 0,0028 × 0,01 × 0,01
= 2,8 × 10-7 M3
- Tabung 5 [Fe3+] [FeSCN2+] [SCN-] = 0,04 × 0,0108 × 0,0092
= 3,9 × 10-6 M3
[Fe3+] [FeSCN2+]
7. Menghitung
[SCN-]
0,19 × 0,01
- Tabung 1 = = 0,19 M
0,01
0,07 × 0,01
- Tabung 2 = = 0,07 M
0,01
0,02 × 0,0118
- Tabung 3 = = 0,028 M
0,0082
0,0028 × 0,01
- Tabung 4 = = 0,028 M
0,01
0,04 × 0,0108
- Tabung 5 = = 0,046 M
0,0092

[FeSCN2+]
8. Menghitung
[Fe3+] [SCN-]
- 0,01
Tabung 1 = 0,19 × 0,01 = 5,26 M
- 0,01
Tabung 2 = 0,07 × 0,01 = 14,28 M
- 0,0118
Tabung 3 = 0,02 × 0,0082 = 71,95 M
- 0,01
Tabung 4 = 0,0028 × 0,01 = 357 M
- 0,0108
Tabung 5 = 0,04 × 0,0092 = 29,34 M
H. Pembahasan
Salah satu aplikasi terpenting reaksi kimia adalah pada energi yang dihasilkan
dalam bentuk kerja. Sebagai contoh adalah energi yang dihasilkan pada reaksi
pembakaran digunakan untuk menghasilkan uap untuk terjadinya kerja mekanik dan
sel kering (Baterai) atau accu yang dapat menghasilkan kerja listrik. Jumlah energi
maksimum yang dibebaskan atau diperlukan oleh suatu proses pada suhu dan tekanan
untuk tetap melibatkan kerja yang berguna disebut energi bebas.
Jumlah kerja sebenarnya yang dihasilkan dari proses spontan apapun
sebenarnya selalu kurang daripada jumlah maksimal yang diramalkan. Hal ini karena
proses sesungguhnya selalu tidak dapat balik. Kerja maksimum dapat diambil hanya
dari perubahan yang benar-benar dapat balik. Suatu proses yang makin mendekati
kedapatbalikan. Makin besar jumlah kerja yang dapat digunakan tetapi sistem hanya
dapat memanfaatkan sebagian kecil dan energi bebas. Sebagai contoh, suatu sistem
hidup dapat mengubah hanya sekitar 40% dari yang diperoleh dalam oksigen glukosa
ke bentuk energi kimia.
Begitu reaksi berlangsung kemampuannya menghasilkan kerja yang diukur
dengan G, berkurang sampai akhirnya sistem tidak dapat memasak tambahan kerja.
Ini berarti bahwa reaktan dan hasil reaksi mempunyai energi bebas yang sama dan
karenanya AG = 0. oleh karenanya kita lihat bahwa harga AG negatif, berarti energi
sitem berkurang, dan dalam hal ini reaksi berlangsung spontan dan menuju ke arah
mendekati keadaan kesetimbangan. Bila AG = 0 sistem dalam keadaan
kesetimbangan dinamis. Bila AG positif reaksi sesungguhnya spontan pada arah
sebaliknya.
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa reaksi kimia yang
berlangsung secara spontan konsentrasi reaktan dan hasil reaksinya berubah dan
energi bebas reaksi (pereaksi dan hasil reaksi) itu berkurang sampai akhirnya
mencapai nilai maksimum. Reaksi yang energi bebas pereaksi dan hasil reaksinya
telah mencapai nilai minimum. Telah mencapai suatu keadaan yang disebut
kesetimbangan. Pada keadaan kesetimbangan ini,reaksi terbentuknya hasil reaksi dan
reaksi terbentuknya kembali reaktan berlangsung secara terus-menerus tanpa
perubahan konsentrasi dan kesetimbangan seperti ini dikatakan kesetimbangan
dinamis. Reaksi yang mencapai kesetimbangan dinamis persamaan reaksinya ditandai
dengan simbol bolak-balik.
“Hukum Aksi Massa”
Hubungan antara jumlah reaktan dan hasil reaksi dalam suatu sistem
kesetimbangan pada suhu tetap. Telah didapatkan pada tahun 1866 oleh ahli kimia
Norwegia, Gulderg dan Waage untuk reaksi umum :
aA + bB eE + fF
Pada suhu yang tetap :
[E]e + [F]f
[A]a + [B]b
Disini zat yang dinyatakan dengan tanda kurung persegi menyatakan
konsentrasi zat dalam konsentrasi molar kesetimbangan. Besaran KC adalah tetap
pada suhu tetap dan disebut tetapan kesetimbangan dan hubungan sebagaimana
diungkap pada persamaan di atas yang disebut hukum aksi massa.
Fraksi yang ditulis pada sebelah kiri dari persamaan di atas disebut ungkapan
aksi massa. Sebagai contoh untuk reaksi
N2(g)+3H2(g) 2NH3(g). Ungkapan fraksi aksi massanya adalah
[NH3] 2 Pada awal reaksi antara N2 dan H2 Di dalam suatu wadah 2NH3
[N2][ H2] belum terbentuk sehingga nilai fraksi aksi massa masih bernilai
nol. Pada saat NH3 mulai terbentuk nilai fraksi aksi massa akan semakin besar.
Sampai akhirnya nilai fraksi tidak lagi berubah pada saat ini reaksi itu telah mencapai
kesetimbangan. Nilai fraksi massa pada kesetimbangan itu sama dengan tetapan
kesetimbangan KC
Hukum kesetimbangan menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan tertentu
perbandingan hasil kali konsentrasi zat hasil reaksi terhadap konsentrasi reaktan
masing-masing berpangkat koefisien persamaan reaksi adalah tetapan.
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum 4 mengenai hukum
kesetimbangan dan tetapan kesetimbangan diperoleh bahwa dalam suatu reaksi kimia
antara pereaksi dan hasil reaksi mempunyai kesetimbangan arah reaksi, namun dari
eksperimen atau percobaan tidak menentukan arah reaksi kesetimbangan, tetapi yang
menjadi tujuan dari eksperimen kali ini adalah praktikan harus dapat menentukan
secara kualitatif perhitungan stoikiometri dari aksi itu sendiri.
Dari percobaan yang telah dilakukan dimana pada tabung reaksi 1
dimasukkan 5 mL larutan KSCN 0.02 M dan ditambah dengan dengan 5mL larutan
Fe(NO3)3 0.2 M, ditambah air hingga volumenya menjadi 25 mL dan larutan ini di
ambil 5 mL dan dimasukkan kedalam tabung reaksi 2 yang telah diisi dengan 5 mL
KSCN 0.02 M dan menghasilkan warna merah tua.
Sebagai standar mengambil 10 mL larutan Fe(NO3)3 dari 20 mL yang terisi
kemudian di tambahkan air hingga volumenya kembali mencapai 25 mL kemudian 5
mL lalu dimasukkan dalam tabung reaksi 3 yang terisi 5 mL KSCN 0.02 M dan
menghasilkan warna kemerahan yang lebih mudah dari tabung reaksi 3 demikian pula
hingga tabung reaksi yang ke5 dengan perubahan warna-warna semakin memudar
pada tabung reaksi sebelumnya.
Dengan demikian kita dapat mengetahui bahwa dari 5 buah tabung reaksi
warna yang dihasilkan adalah merah tua kehitaman, namun warna merah tua
kehitaman tersebut akan lebih muda dari tabung reaksi yang pertama, kedua, ketiga,
keempat hingga tabung kelima.
Hal ini disebabkan oleh konsentrasi mula-mula [Fe3+] dari tiap tabung
berbeda. Untuk tabung :
[Fe3+] = 0.2 M
[Fe3+] = 0.08 M
[Fe3+] = 0.032 M
[Fe3+] = 0.0128 M
[Fe3+] = 0.0512 M
Perbedaan kepekaan warna masing-masing campuran yang mana dari tabung
disebabkan oleh perbedaan konsentrasi campuran yang mana dari tabung reaksi 1
sampai tabung reaksi yang ke 5 harga konsentrasi akan berbeda. Perbandingannya
terlihat pada konsentrasi campuran dari masing-masing campuran.
Selain perbedaan warna, kelima tabung juga berbeda tinggi larutannya.
Masing-masing tabung berbeda tergantung pada banyaknya volume larutan. Semakin
besar larutan semakin besar pula tinggi larutan dari masing-masing tabung reaksi,
dimana tabung reaksi pertama lebih rendah bila dibandingkan dengan tabung atau
larutan yang ada pada tabung kedua. Begitu pula seterusnya sampai tabung kelima
yang volumenya semakin besar.

I. Kesimpulan
Hukum kesetimbangan kimia yaitu bila suatu reaksi dalam keadaan
setimbang, maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dipangkatkan koefisiennya
dibagi dengan hasil kali konsentrasi zat-zat pereaksi dipangkatkan koefisiennya akan
mempunyai harga yang tetap.
Pada suhu tertentu kesetimbangan mencapai harga yang konstan dan yang
berkaitan dengan konsentrasi dalam suatu sistem kesetimbangan merupakan ukuran
sampai kesetimbangan. Besarnya tetapan kesetimbangan suatu reaksi pada temperatur
tertentu hanya dapat ditentukan dengan eksperimen dan tidak dapat dilihat bahwa
besarnya tetapan kesetimbangan berubah. Jika temperaturnya berubah besarnya
tetapan kesetimbangan bergantung pada persamaan reaksi-reaksi harus diketahui
untuk menyatakan tetapan kesetimbangan dalam suatu reaksi kimia.
Tetapan kesetimbangan dalam sistem gas dapat dinyatakan berdasarkan
tekanan parsial gas, bukan konsentrasi molarnya.

J. Kemungkinan kesalahan
1. Kurangnya ketelitian praktikan dalam mencampurkan larutan sehingga
campuran yang dihasilkan tidak seperti yang diharapkan.
2. Kurang telitinya praktikan dalam mengukur larutan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Hiska. 2001. Kimia SMU II. Jakarta: Erlanga.

Ahmad, Hiska. 2001. Wujud Zat dan Kesetimbangan Kimia. Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti.

Pudjaatmaka, A. Hadyana. 1992. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

R.A. Day. Jr. 1990. Analisis Kimia Kualitatif Edisi Ke- 4. Jakarta: Erlangga.

Team Penyusun. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Gorontalo: UNG.

Anda mungkin juga menyukai