Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TUGAS 1

PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN


DI SD (PDGK4502.131)
Menganalisis Kurikulum Merdeka dan Perbedaannya dengan
Kurikulum 2013 (K-13)

UNIVERSITAS TERBUKA

ZAKIATIL FITRI

856266124
UPBJJ PADANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023.1
DAFTAR ISI

COVER JUDUL .................................................................................................................................


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................
C. Tujuan ......................................................................................................................

II. KONSEP DASAR KURIKULUM MERDEKA


A. Menghargai Kebhinekaan dan Keberagaman .........................................................
B. Kemandirian dan Kreativitas ..................................................................................
C. Integrasi Mata Pelajaran ..........................................................................................
D. Pemberdayaan Guru ................................................................................................

III. PERBANDINGAN DENGAN KURIKULUM 2013 (K-13)


A. Peran Siswa .............................................................................................................
B. Integrasi Mata Pelajaran ..........................................................................................
C. Kemandirian Guru ..................................................................................................

IV. KESIMPULAN
A. Saran ........................................................................................................................

Daftar Pustaka
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu pilar penting dalam pembangunan masyarakat dan
negara. Kurikulum, sebagai panduan inti dalam pendidikan, memiliki peran yang sangat
strategis dalam menentukan kualitas pendidikan yang dihasilkan. Kurikulum yang baik
akan mampu memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan potensinya secara optimal
dan menjadi individu yang cerdas, kreatif, dan berkarakter.
Kurikulum memiliki peranan yang sangat strategis dan menentukan pencapaian tujuan
pendidikan. Kurikulum memiliki kedududkan dan posisi yang sangat sentral dalam
keseluruhan proses pendidikan, bahkan kurikulum menjadi syrata mutlak dan bagian yang
tak terpisahkan dari pendidikan itu sendiri. Menurut Oemar Hamalik (1990), terdapat tiga
peranan kurikulum yang dinilai sangat pentin, yaitu peranan konservatif, peranan kreatif,
dan peranan kritis/evaluatif.
Tujuan kurikulum menggambarkan kualitas manusia yang diharapkan terbina dari sutau
proses pendidikan. Materi kurikulum merupakan pengethaun ilmiah yang berisikan
konsep, prinsip, nilai dan keterampilan yang perlu dibeirkan kepada siswa. Sebenarnya
sangat banyak hal yang perlu diberikan kepada peserta didik, namun tidak mungkin
semuanya dijadikan isis dalam kurikulum pendidikan. Oleh karena itu, perlu diadakan
pilihan-pilihan untuk menentukan bahan mana yang sangat esensial dijadikan sebagai isi
kurikulum tersebut (Nasution, 1987).
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristekdikti) telah meluncurkan
Kurikulum Merdeka (KM) pada tahun 2022. Kurikulum ini dirancang untuk memberikan
keleluasaan bagi satuan pendidikan untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik peserta didik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:

1. Apa saja prinsip-prinsip dasar Kurikulum Merdeka?

2. Bagaimana Kurikulum Merdeka berbeda dengan pendekatan kurikulum sebelumnya,


termasuk Kurikulum 2013 (K-13)?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menganalisis konsep dasar Kurikulum
Merdeka, dengan fokus pada pemahaman prinsip-prinsipnya dan perbandingannya dengan
pendekatan kurikulum sebelumnya, termasuk Kurikulum 2013 (K-13).
Dengan memahami konsep dasar Kurikulum Merdeka, diharapkan dapat memberikan
gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik dan potensi kurikulum ini dalam
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
II. KONSEP DASAR KURIKULUM MERDEKA

Kurikulum Merdeka (KM) adalah kurikulum yang dirancang untuk memberikan


keleluasaan bagi satuan pendidikan untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Kurikulum ini memiliki empat prinsip utama, yaitu:
1. Bemerdeka dari Kurikulum Nasional
Prinsip ini memberikan keleluasaan bagi satuan pendidikan untuk memilih
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Satuan
pendidikan dapat memilih untuk menggunakan Kurikulum Merdeka Mandiri atau
Kurikulum Merdeka Belajar Mandiri.
2. Bemerdeka dari Beban Belajar
Prinsip ini mengurangi beban belajar peserta didik dengan memperpendek waktu
belajar di kelas dan memberikan waktu yang lebih banyak untuk pembelajaran di
luar kelas.
3. Bemerdeka dari Kurikulum Berpusat pada Guru
Prinsip ini berfokus pada peserta didik. Peserta didik diberikan kesempatan
untuk memilih topik atau tema yang ingin dipelajari dan menentukan metode
belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
4. Bemerdeka dari Penilaian Berorientasi Tes
Prinsip ini menggunakan penilaian yang lebih komprehensif untuk mengukur
hasil belajar peserta didik, termasuk penilaian berbasis portofolio, penilaian proyek,
dan penilaian kinerja.

B. Menghargai Kebhinekaan dan Keberagaman

Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya menghargai dan merayakan keberagaman


budaya, agama, dan etnisitas siswa. Hal ini diwujudkan dalam beberapa hal, antara lain:

1. Penggunaan materi pelajaran yang beragam

Materi pelajaran dalam KM dirancang untuk mencerminkan keberagaman budaya,


agama, dan etnisitas di Indonesia. Misalnya, dalam pelajaran sejarah, siswa akan
mempelajari tentang sejarah dan budaya berbagai suku bangsa di Indonesia.

2. Pembelajaran yang inklusif

KM menekankan pentingnya pembelajaran yang inklusif, yang berarti dapat diakses


oleh semua siswa, termasuk siswa dengan kebutuhan khusus. Misalnya, dalam
pelajaran matematika, siswa akan diberikan berbagai alternatif cara untuk
menyelesaikan soal, sesuai dengan kemampuan mereka.

3. Pembelajaran yang relevan

KM bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang relevan dengan kehidupan siswa.


Misalnya, dalam pelajaran bahasa Indonesia, siswa akan belajar tentang isu-isu yang
relevan dengan kehidupan mereka, seperti perubahan iklim dan kesetaraan gender.

C. Kemandirian dan Kreativitas

Salah satu pilar penting dari KM adalah mendorong siswa untuk menjadi mandiri dalam
proses pembelajaran dan lebih kreatif dalam berpikir. Hal ini diwujudkan dalam beberapa
hal, antara lain:

1. Pembelajaran berbasis proyek

KM menekankan pentingnya pembelajaran berbasis proyek, yang memberikan


kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri dan kreatif. Misalnya, siswa
dapat diminta untuk membuat proyek tentang lingkungan hidup atau masalah sosial.

2. Pembelajaran berbasis masalah

KM juga menekankan pentingnya pembelajaran berbasis masalah, yang mendorong


siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah. Misalnya, siswa
dapat diminta untuk memecahkan masalah tentang perubahan iklim atau kemiskinan.

3. Pembelajaran berbasis bakat dan minat

KM memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan bakat dan
minat mereka. Misalnya, siswa yang memiliki bakat di bidang seni dapat mengikuti
ekstrakurikuler seni.
D. Integrasi Mata Pelajaran

KM mengusulkan pendekatan yang lebih terintegrasi untuk mata pelajaran, yang bertujuan
untuk menciptakan pembelajaran yang lebih holistik. Hal ini diwujudkan dalam beberapa
hal, antara lain:

1. Penggunaan tema interdisipliner

KM menggunakan tema interdisipliner untuk mengintegrasikan mata pelajaran.


Misalnya, dalam tema "Kelestarian Lingkungan", siswa akan mempelajari tentang
lingkungan hidup dari berbagai mata pelajaran, seperti sains, matematika, dan bahasa
Indonesia.

2. Pembelajaran berbasis proyek dan masalah

Pembelajaran berbasis proyek dan masalah juga dapat membantu mengintegrasikan


mata pelajaran. Misalnya, dalam proyek tentang perubahan iklim, siswa akan
mempelajari tentang perubahan iklim dari berbagai mata pelajaran, seperti sains,
sejarah, dan ekonomi.

E. Pemberdayaan Guru

Guru dianggap sebagai agen perubahan dalam KM. Mereka diberi lebih banyak
kewenangan dalam merancang dan mengimplementasikan kurikulum. Hal ini diwujudkan
dalam beberapa hal, antara lain:

1. Pembelajaran berbasis proyek dan masalah

Pembelajaran berbasis proyek dan masalah memberikan kesempatan kepada guru


untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi mereka.

2. Komunitas belajar guru

KM mendorong guru untuk membentuk komunitas belajar untuk saling berbagi dan
berkolaborasi.

3. Layanan dukungan guru

Kemendikbudristekdikti menyediakan berbagai layanan dukungan guru untuk


membantu mereka dalam mengimplementasikan KM.
III. PERBANDINGAN DENGAN KURIKULUM 2013 (K-13)

Perbedaan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 2013 Kurikulum Merdeka memiliki


beberapa perbedaan yang signifikan dengan Kurikulum 2013, antara lain: Beban belajar
Kurikulum Merdeka mengurangi beban belajar peserta didik dengan memperpendek waktu
belajar di kelas. Pada Kurikulum Merdeka Mandiri, waktu belajar di kelas hanya 1.000 jam per
tahun, sedangkan pada Kurikulum Merdeka Belajar Mandiri, waktu belajar di kelas hanya 800
jam per tahun. Fleksibilitas, Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan bagi satuan
pendidikan untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
peserta didik. Satuan pendidikan dapat memilih untuk menggunakan Kurikulum Merdeka
Mandiri atau Kurikulum Merdeka Belajar Mandiri. Penilaian, Kurikulum Merdeka
menggunakan penilaian yang lebih komprehensif untuk mengukur hasil belajar peserta didik.
Penilaian tidak hanya berfokus pada hasil tes, tetapi juga pada proses pembelajaran dan
pencapaian profil pelajar Pancasila. Kurikulum Merdeka (KM) memiliki beberapa perbedaan
yang signifikan dengan Kurikulum 2013 (K-13). Perbedaan-perbedaan ini dapat dilihat dari
beberapa aspek, yaitu:

A. Peran Siswa

K-13 memiliki pendekatan yang lebih terpusat pada guru sebagai pemegang pengetahuan,
sementara KM memberikan penekanan yang lebih kuat pada peran siswa dalam
pembelajaran mereka.

1. K-13

Dalam K-13, siswa sering kali berperan sebagai penerima pengetahuan dari guru.
Guru berperan sebagai fasilitator yang menyediakan materi pelajaran dan
mengarahkan pembelajaran.

2. KM

Dalam KM, siswa berperan sebagai agen pembelajaran mereka sendiri. Mereka
didorong untuk menjadi mandiri dan kreatif dalam belajar. Guru berperan sebagai
fasilitator yang mendukung dan membimbing siswa dalam pembelajaran mereka.

B. Integrasi Mata Pelajaran

K-13 sering memisahkan mata pelajaran secara lebih kaku, sementara KM berupaya
mengintegrasikannya.

1. K-13

Dalam K-13, mata pelajaran diajarkan secara terpisah. Setiap mata pelajaran memiliki
tujuan dan kompetensinya masing-masing.

2. KM

Dalam KM, mata pelajaran diintegrasikan secara lebih fleksibel. Siswa belajar tentang
berbagai konsep dari berbagai mata pelajaran secara bersamaan.

C. Kemandirian Guru

K-13 sering memiliki struktur kurikulum yang lebih terstruktur, sementara KM memberi
guru lebih banyak kebebasan dalam merancang pengalaman pembelajaran.

1. K-13

Dalam K-13, kurikulum memiliki struktur yang lebih terstruktur. Guru memiliki
sedikit kebebasan dalam memodifikasi kurikulum.

2. KM

Dalam KM, guru memiliki lebih banyak kebebasan dalam merancang pengalaman
pembelajaran. Guru dapat memilih materi pelajaran, metode pembelajaran, dan
penilaian sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.
Contoh Perbandingan

Berikut adalah beberapa contoh konkret tentang bagaimana pendekatan K-13 dan KM berbeda:
a. Peran siswa

 Dalam K-13, siswa sering kali berperan sebagai penerima pengetahuan dari guru. Misalnya,
dalam pelajaran matematika, siswa akan belajar tentang rumus-rumus matematika yang
diberikan oleh guru.

 Dalam KM, siswa berperan sebagai agen pembelajaran mereka sendiri. Misalnya, dalam
pelajaran matematika, siswa akan didorong untuk menemukan rumus matematika sendiri
melalui eksperimen dan pemecahan masalah.

 Integrasi mata pelajaran

 Dalam K-13, mata pelajaran sering kali diajarkan secara terpisah. Misalnya, dalam pelajaran
sejarah, siswa akan belajar tentang sejarah Indonesia, sementara dalam pelajaran geografi,
siswa akan belajar tentang geografi Indonesia.

 Dalam KM, mata pelajaran diintegrasikan secara lebih fleksibel. Misalnya, dalam pelajaran
sejarah dan geografi, siswa akan belajar tentang sejarah dan geografi Indonesia secara
bersamaan.

 Kemandirian guru

 Dalam K-13, guru memiliki sedikit kebebasan dalam memodifikasi kurikulum. Misalnya,
guru harus mengikuti silabus dan RPP yang telah ditentukan oleh pemerintah.

 Dalam KM, guru memiliki lebih banyak kebebasan dalam merancang pengalaman
pembelajaran. Misalnya, guru dapat memilih materi pelajaran, metode pembelajaran, dan
penilaian sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.

b. Dampak

Perbedaan-perbedaan antara K-13 dan KM dapat berdampak pada dinamika pembelajaran, integrasi
mata pelajaran, dan kemandirian guru.

 Dinamika pembelajaran

Kurikulum Merdeka yang berpusat pada siswa dapat menciptakan pembelajaran yang lebih aktif
dan bermakna. Siswa akan lebih terlibat dalam pembelajaran dan lebih termotivasi untuk belajar.

 Integrasi mata pelajaran

Integrasi mata pelajaran dalam KM dapat menciptakan pembelajaran yang lebih holistik. Siswa
akan belajar tentang berbagai konsep dari berbagai mata pelajaran secara bersamaan, sehingga
mereka dapat melihat hubungan antara konsep-konsep tersebut.

 Kemandirian guru

Kemandirian guru dalam KM dapat mendorong guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam
pembelajaran. Guru dapat mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
dan karakteristik siswa.

Namun, perlu diingat bahwa penerapan Kurikulum Merdeka membutuhkan persiapan dan dukungan
yang memadai dari semua pihak, termasuk pemerintah, satuan pendidikan, guru, dan orang tua.
IV. KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Kurikulum Merdeka (KM) adalah perubahan yang signifikan dalam pendekatan
pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini dirancang untuk memberikan keleluasaan bagi
satuan pendidikan untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik peserta didik. KM memiliki empat prinsip utama, yaitu:

 Bemerdeka dari Kurikulum Nasional

 Bemerdeka dari Beban Belajar

 Bemerdeka dari Kurikulum Berpusat pada Guru

 Bemerdeka dari Penilaian Berorientasi Tes

KM memiliki beberapa perbedaan yang signifikan dengan Kurikulum 2013 (K-13). Perbedaan-
perbedaan ini bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih relevan, bermakna, dan
efektif bagi peserta didik.

Implementasi KM akan menjadi langkah kunci dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan
dan menciptakan generasi yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan. Seiring
berjalannya waktu, analisis lebih lanjut dan penelitian tentang dampaknya akan menjadi
penting.

B. Saran

Berikut adalah beberapa saran untuk mendukung implementasi KM secara efektif:

1. Pemerintah perlu memberikan sosialisasi dan pelatihan yang memadai bagi satuan
pendidikan dan guru.

2. Satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan dan persiapan yang matang untuk
mengimplementasikan KM.

3. Guru perlu meningkatkan kompetensinya untuk menerapkan KM.

4. Orang tua perlu mendukung upaya sekolah dalam mengimplementasikan KM.

Dengan dukungan dari semua pihak, KM diharapkan dapat memberikan dampak positif
bagi pendidikan di Indonesia.
Daftar Pustaka

Kemendikbudristekdikti. (2022). Kurikulum Merdeka. Jakarta: Kemendikbudristekdikti.

Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 6 Tahun 2022
tentang Implementasi Kurikulum Merdeka. Jakarta: Kemendikbudristekdikti.

Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 7 Tahun


2022 tentang Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik pada Kurikulum Merdeka.
Jakarta: Kemendikbudristekdikti.

Anda mungkin juga menyukai