Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KELOMPOK III

PEDAGOGI KEJURUAN

Disusun Oleh :
1. Ponidi (19067017)
2. Nikolas Verdian Guci (19067101)
3. Qharunnisa (20067060)
4. Okzalia monica (20067015)

Dosen Pengampu :
1. Prof. Dr. Nizwardi Jalinus, M. Ed.
2. Dr. Rizky Ema Wulansari, S.Pd, M.Pd.T.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
Daftar Isi

Bab I..............................................................................................................................1
Latar Belakang Masalah..........................................................................................1
Bab II.............................................................................................................................3
A. Fakta Permasalahan.........................................................................................3
B. Ide dari Solusi yang Akan Ditawarkan...............................................................4
C. Isu/Rumusan Masalah.....................................................................................4
D. Action Plan......................................................................................................4
E. Solusi yang ditawarkan....................................................................................8
Bab III...........................................................................................................................9
Penutup....................................................................................................................9

II
Bab I

Latar Belakang Masalah

Seiring perkembangan zaman, negri ini semakin memberikan nuansa yang berbeda
dalam segi pendidikan, tidak kalahnya pula dalam sistem pemerintahan terutama
mengenai sistem kurikulum dalam pendidikan. Ini dilatarbelakangi oleh tujuan
pemerintah yang ingin menjadikan pendidikan di Indonesia ini menjadi lebih maju
dan lebih baik lagi, oleh karenanya dilakukan beberapa inovasi kurikulum. Kurikulum
berbasis kompetensi merupakan salah satu bentuk inovasi kurikulum, kemunculannya
seiring dengan munculnya semangat revormasi pendidikan, tuntutan kebutuhan
masyarakat dalam dimensi globalisasi, dan kemajuan teknologi yang pesat. Dalam
percaturan global, terutama perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Indonesia
sebagai bagian kehidupan bangsa di dunia harus senantiasa berupaya mengimbangi
kemajuan tersebut. Bila tidak demikian bangsa Indonesia akan tertinggal dan bahkan
terkucil dalam pergaulan bangsa-bangsa di dunia. Salah satu contoh adalah hasil
penelitian di Asia tentang penyelenggaraan pendidikan di setiap negara. Ternyata
hasil cukup mengharukan bahwa Indonesia berada pada peringkat ke tigabelas setelah
Vietnam (Mendikbud, 2002). Bangsa Indonesia harus membangun diri untuk bisa
bersaing dalam banyak hal, karena itu peningkatan mutu sumber daya manusia harus
menjadi perioritas pertama. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum
2004, adalah kurikulum dalam dunia pendidikan di Indonesia yang mulai diterapkan
sejak tahun 2004 walau sudah ada sekolah yang mulai menggunakan kurikulum ini
sejak sebelumditerapkannya. Secara materi, sebenarnya kurikulum ini tak berbeda
dari Kurikulum 1994, perbedaannya hanya pada cara para murid belajar di kelas.
Dalam kurikulum terdahulu, para murid dikondisikan dengan sistem caturwulan.
Sedangkan dalam kurikulum baru ini, para siswa dikondisikan dalam sistem semester.
Dahulu pun, para murid hanya belajar pada isi materi pelajaran belaka, yakni
menerima materi dari guru saja. Dalam kurikulum 2004 ini, para murid dituntut aktif
mengembangkan keterampilan untuk menerapkan IPTek tanpa meninggalkan kerja
sama dan solidaritas, meski sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi. Jadi di
sini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, namun meski begitu pendidikan yang
ada ialah pendidikan untuk semua. Dalam kegiatan di kelas, para siswa bukan lagi

1
objek, namun subjek. Kurikulum merupakan perangkat pendidikan yang dinamis, oleh
karena itu kurikulum juga harus peka dan sekaligus mampu merespon beragam
perubahan dan beragam tuntutan stakeholders yang menginginkan adanya
peningkatan kualitas pendidikan. Negara-negara berkembang dan negara maju di
hampir seluruh dunia sekarang ini tengah berupaya meningkatkan kualitas
pendidikannya dengan mengembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Atas dasar
pemikiran itu, diperlukan berbagai upaya peningkatan kualitas pendidikan. Salah
satunya adalah dengan perubahan-perubahan dalam sistem pendidikan di Indonesia,
sehingga dalam hal ini sebagai pembaharu pendidikan perlu memahami betul
kebijakan penerapan kurikulum berbasis kompetensi.

2
Bab II

A. Fakta Permasalahan

Dari penerapannya, diidentifikasikan beberapa masalah yang akan muncul dari


penerapan KBK tersebut, diantaranya :
1. Seiring dengan perkembangan globalisasi Indonesia masih jauh tertinggal dari
negara-negara lain
2. Peninjauan penyelenggaraan pendidikan/kegiatan belajar mengajar siswa hanya
ditinjau pada aspek kognitif atau ranah pengetahuan saja
3. Dari keberagaman life skill yang dimiliki siswa kegiatan pembelajaran tidak
berfokus pada peserta didik.

B. Ide dari Solusi yang Akan Ditawarkan

Ide dari solusi yang ditawarkan pada kasus ini yaitu:


1. Perlu dilakukan evaluasi terhadap kurikulum yang telah dilaksanakan di sekolah-
sekolah sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan kurikulum pada
tahun pelajaran berikutnya.
2. Perlu dikaji kembali tentang pengembangan dan pelaksanaan KBK di setiap daerah.
3. Perlu dikembangkan kurikulum dengan melibatkan masyarakat pengguna,
dilakukan secara berkelanjutan dengan memperhatikan masukan hasil evaluasi
belajar, evaluasi proses dan evaluasi rensana pembelajaran, dibuat dengan
menyediakan jenis-jenis mata pelajaran wajib yang bersifat mendasari untuk dimiliki
oleh setiap siswa, dan mata pelajaran yang ditentukan berdsarkan kebutuhan dan bakat
siswa.

C. Isu/Rumusan Masalah

Pada tahun 2004, Kementerian Pendidikan mulai menerapkan Kurikulum Berbasis


Kompetensi (KBK). Akan tetapi, pada penerapan KBK ini banyak kendala yang
dialami oleh pihak sekolah maupun guru. Seperti kurangnya sarana dan prasarana yang
belum memadai dan merata yang dimiliki sekolah untuk mengajarkan siswanya belajar

3
secara aktif dan mandiri. Jika anda adalah guru di salah satu SMK, apa yang akan anda
lakukan?.

D. Action Plan

Kurikulum berbasis kompetensi adalah suatu konsep, pendekatan, strategi kurikulum


yang menekankan pada penguasaan berbagai kompetensi tertentu. Peserta didik tidak
hanya menguasai pengetahuan dan pemahaman, tetapi juga keterampilan, sikap, minat,
motivasi, dan nilai-nilai agar dapat melakukan sesuatu dengan penuh tanggungjawab.
            Eve Krakow (2003) mengemukakan bahwa pengajaran berbasis kompetensi
adalah keseluruhan tentang pembelajaran aktif (active learning) dimana guru
membantu siswa untuk belajar bagaimana belajar dari pada hanya mempelajari isi
(learn how to learn rather than just cover content).
Pusat kurikulum, Balitbang Depdiknas (2002:3), mendefinisikan bahwa kurikulum
berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi
dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan
pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah.
Kurikulum ini berorientasi pada:
(1) hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui
serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan
(2) keberagaman yang dapat diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya.
KBK dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum pada perkembangan kemampuan
(kompetensi) tugas-tugas dengan standar kompetensi tertentu sehingga hasilnya dapat
dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi
tersebut.
Sudjatmiko, dkk. Menyatakan KBK pada dasarnya merupakan format atau standar
yang menetapkan kompetensi apa yang diharapkan dapat dicapai siswa dalam setiap
tingkatan kelas atau jenjang tertentu agar memiliki kecakapan hidup dengan tujuan
pendidikan nasional.
Depdiknas (2002) dalam Mulyasa mengemukakan bahwa kurikulum berbasis
kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut:

4
 Menekankan pada ketercapaian kompetensi pesertadidik baik secara individual
maupun klasikal
 Berorientasi pada hasil belajar (learning out comes) dan keberagaman
 Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi
 Sumber belajar bukan guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi
unsur edukatif
 Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan
atau pencapaian suatu kompetensi

E. Solusi yang ditawarkan

Pada kenyataannya, karena adanya perbedaan kemampuan dan pengetahuan guru,


belum semua guru mampu mengembangkan kegiatan pembelajaran yang dapat
memfasilitasi siswa untuk mengamati fenomena yang terjadi yang berhubungan
dengan materi pelajarannya. Hal inilah salah satunya yang menjadi hambatan dalam
pelaksanaan KBK. Oleh karena itu, sangat perlu bagi masing-masing sekolah
mengadakan kegiatan :

1. Mengubah paradigma dari pengajaran yang berbasis sistetik-materialistik


menjadi religius. Solusi ini menunjukan akan berkurangnya kemerosotan
moral. Dimana tidak akan ada lagi siswa cerdas yang tidak bermoral.
2. Mengubah konsep awal paradigma kurikulum menjadi alur yang benar untuk
mencapai suatu tujuan yang sebenarnya.
3. Melakukan pemerataan pendidikan melalui pemerataan sarana dan prasarana
ke sekolah terpencil, sehingga tidak akan ada lagi siswa di daerah terpencil
yang terbelakang pendidikan.
4. Menjalankan kurikulum dengan sebaik mungkin.
5. Membersihkan organ-organ kurikulum darin oknum-oknum tak bertanggung
jawab.
6. Pertemuan antar sekolah yang sudah menerapkan KBK.
Dengan adanya forum ini akan terjalin tukar menukar pengalaman tentang
pelaksanaan KBK di masing-masing sekolah.

5
Faktor sosial budaya sangat penting dalam penyusunan kurikulum yang relevan,
karena kurikulum merupakan alat untuk merealisasikan sistem pendidikan, sebagai
salah satu dimensi dari kebudayaan. Implikasi dasarnya adalah sebagai berikut:

 Kurikulum harus disusun berdasarkan kondisi sosial-budaya masyarakat.


Kurikulum disusun bukan saja harus berdasarkan nilai, adat istiadat, cita-cita
dari masyarakat, tetapi juga harus berlandaskan semua dimensi kebuadayaan
seperti kehidupan keluarga, ekonomi, politik, pendidikan dan sebagainya.
 Karena kondisi sosial budaya senantiasa berubah dan berkembang sejalan
dengan perubahan masyarakat, maka kurikulum harus disusun dengan
memperhatikan unsur fleksibilitas dan bersifat dinamis, sehingga kurikulum
tersebut senantiasa relevan dengan masyarakat. Konsekuensi logisnya, pada
waktunya perlu diadakan perubahan dan revisi kurikulum, sesuai dengan
perkembangan dan perubahan sosial budaya yang ada pada saat itu.
 Program kurikulum harus disusun dan mengandung materi sosial budaya dalam
masyarakat. Ini bukan hanya dimaksudkan untuk membudayakan anak didik,
tetapi sejalan dengan usaha mengawetkan kebudayaan itu sendiri. Kemajuan
dalam bidang teknologi akan memberikan bahan yang memadai dalam
penyampaian teknologi baru itu kepada siswa, yang sekaligus mempersiapkan
para siswa tersebut agar mampu hidup dalam teknologi itu. Dengan demikian,
sekolah benar-benar dapat mengemban peran dan fungsinya sebagai lembaga
modernisasi.

6
Bab III
Penutup

Indonesia mengalami kemerosotan di bidang pendidikan. Jika dibandingkan dengan


negara lain, Indonesia menduduki peringkat di bawah negara-negara di Asia. Hal ini
sangat berkatan dengan masalah-masalah kurikulum yang dihadapi Indonesia. Masalah
kurikulum di Indonesia dapat diselesaikan  tidak cukup dengan mengganti namanya
saja, melainkan harus melakukan perombakan secara menyeluruh dari kurikulum.

Masalah kurikulum juga terletak dari sarana dan prasarana yang kurang merata. Selain
itu, kurikulum Indonesia yang terlalu kompleks, kurangnya sumber prinsip
pengembangan dan membebani siswa beserta guru yang berkaitan menjadikan kurang
maksimalnya pembelajaran.

Persoalan yang sering kita temui di lapangan jangankan menyusun kurikulum,


menjalankan kurikulum yang sudah ada sulitnya bukan main. Oleh karena itu,
diperlukan upaya-upaya kongkrit untuk mengiringi suksesnya penyempurnaan
kurikulum ini.

Anda mungkin juga menyukai