Anda di halaman 1dari 19

KURIKULUM 2013

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Tehnik Penulisan karya Ilmiah


Yang Dibina Oleh Bapak PangoloanSoleman Ritonga, M.Pd

Disusun Oleh:
Murfini
NIM.856452062

JURUSAN PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

MEI 2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kurikulum 2013”
untuk memenuhi tugas mata kuliah Tehnik Penulisan Karya Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, salah satunya dari segi bahasa. Oleh karena itu, penulis mohon maaf dan
mengharapkan kritik atau saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk
makalah ini menjadi lebih baik.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dan berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Bakau Aceh, 24 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG ……………………………………………………….. 1

RUMUSAN MASALAH …………………………………………………….. 1

TUJUAN …………..…………………………………………………………. 1

BAB II. PEMBAHASAN

PENGERTIAN KURIKULUM ……………………………………………… 2

SEJARAH KURIKULUM …………………………………………………. 2

STANDAR KURIKULUM 2013 …………………………………………… 3-14

BAB III. PENUTUP

KESIMPULAN ……………………………………………………………….. 15

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………… 15


BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Sejak tahun 1947, kurikulum di Indonesia telah berubah
sebanyak 11 kali; (1) Rencana Pelajaran (1947); (2) Rencana
Pendidikan Sekolah Dasar (1964); (3) Kurikulum Sekolah Dasar
(1968); (4) Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan
(1973); (5) Kurikulum Sekolah Dasar (1975); (6) Kurikulum 1984; (7)
Kurikulum 1994; (8) Revisi Kurikulum 1994 (1997); (9) Rintisan
Kurikulum Berbasis Kompetesi (KBK) (2004); (10) Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (2006); dan (11) Kurikulum 2013
(Kemdikbud, 2013a). Kurikulum terbaru (Kurikulum 2013)
merupakan pengembangan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) dan Penyempurnaan dari Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Perubahan yang terjadi dalam Kurikulum 2013
yaitu pada Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar
Proses, dan Standar Penilaian (Sutrisno, 2013).

II. RUMUSAN MASALAH


1. Mengapa pelu perngembangan kurikulum?
2. Bagaimana perkembangan kurikulum 2013 di Indonesia?

III. TUJUAN
1. Membantu pembaca untuk mempelajari tentang kurikulum 2013
2. Memenuhi tugas matakuliah pengembangan program pembelajaran
fisika.
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN KURIKULUM
Kurikulum berasal dari bahasa yunani kuno curriculum, yang berasal dari
kata curir yang artinya pelari, dan curere yang artinya tempat berpacu .Menurut
George A. Beaucham (1976) Kurikulum sebagai bidang studi membentuk suatu
teori, selain sebagai bidang studi kurikulum sebagai rencana pengajaran dan
sebagai suatu sistem persekolahan. Menurut Hollis L.Caswell and Doak S.
Campbell (1991) kurikulum adalah seluruh pengalaman siswa dibawah bimbingan
guru. Dalam UU No.20 Tahun 2003 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan,isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional.

2. SEJARAH KURIKULUM 2013


Sejak tahun 1947, kurikulum di Indonesia telah berubah sebanyak 11 kali; (1)
Rencana Pelajaran (1947); (2) Rencana Pendidikan Sekolah Dasar (1964); (3)
Kurikulum Sekolah Dasar (1968); (4) Kurikulum Proyek Perintis Sekolah
Pembangunan (1973); (5) Kurikulum Sekolah Dasar (1975); (6) Kurikulum 1984;
(7) Kurikulum 1994; (8) Revisi Kurikulum 1994 (1997); (9) Rintisan Kurikulum
Berbasis Kompetesi (KBK) (2004); (10) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) (2006); dan (11) Kurikulum 2013 (Kemdikbud, 2013a).
Menurut penjelasan resmi dari pusat Kurikulum, Departemen pendidikan dan
Kebudayaan, ada empat hal yang menjelaskan mengapa KTSP diubah, yaitu
tantangan masa depan, kompetensi masa depan, fenomena negatif yang mengemuka,
serta persepsi masyarakat tentang KTSP. Tim penyusun Kurikulum 2013 mencatat
sejumlah tantangan masa depan yang harus dihadapi oleh setiap orang indonesia
di abad ke-21 ini. Di antaranya adalah globalisasi, lingkungan hidup,kemajuan
teknologi informasi, konvergensi antara ilmu dan teknologi, pola ekonomi berbasis
pengetahuan, serta pergeseran ekonomi dunia. Karena itu, ada sejumlah
kompetensi yang harus dimiliki setiap orang agar selamat menghadapi masalah-
masalah itu. Di antaranya adalah kemampuan berkomunikasi, berpikir jernih
dan kritis, mempertimbangkan segi moral dari suatu permasalahan,mencoba
mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, serta hidup selamat
di era !lobal.Sejumlah fenomena negatif yang mengemuka di masyarakat dewasa ini juga
dipertimbangkan. Misalnya perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme,
kecurangan dalam ujian, serta berbagai gejolak massa yang lain.
Kurikulum terbaru (Kurikulum 2013) merupakan pengembangan dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Penyempurnaan dari Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Perubahan yang terjadi dalam Kurikulum 2013
yaitu pada Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar
Penilaian (Sutrisno, 2013). Mulai tahun 2013, K13 diterapkan secara bertahap
hingga terjadi revisi karena beberapa permasalahan akibat berkembangnya
masyarakat.
3. STANDAR KURIKULUM 2013
Perubahan yang terjadi dalam Kurikulum 2013 yaitu pada Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian (Sutrisno, 2013).

3.1. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN


Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama dalam
pengembangan Kompetensi Inti (KI), selanjutnya Kompetensi Inti dijabarkan ke
dalam Kompetensi Dasar (KD)

S K K

3.2. STANDAR PROSES


Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada
satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (Permendikbud
no. 65 tahun 2013). Pada Kurikulum 2013, tugas seorang guru adalah membuat
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan memaksimalkan proses
pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013 tidak berpusat pada
guru, melainkan pada peserta didik dengan harapan dapat menjadikan peserta
didik aktif, mandiri, dan disiplin dalam mencari pengetahuan layaknya seorang
ilmuwan, tidak hanya memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan saja,
tetapi yang lebih penting adalah bagaimana proses yang dilakukan peserta didik
dalam mendapatkan pengetahuan itu.
Dalam permendikbud tersebut diatur standar isi, standar proses dan juga
standar penilaian pada kurikulum 2013 yang bisa dikatakan sebagai edisi revisi.
Pada standar proses, didalamnya mencakup prinsip pembelajaran dan juga
beberapa model pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru dalam melaksanakan
pembelajaran dengan pendekatan wajib berupa pendekatan ilmiah (scientific) 5M
No. Fase / Tahap Pembelajaran Peran Guru
1. Stimulation Guru memulai dengan mengajukan pertanyaan, anjuran
(stimulasi/pemberian membaca buku, dan belajar lainnya yang mengarah pada
rangsang) persiapan pemecahan masalah.
2. Problem statement Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
(pernyataan/identifikasi mengidentifikasi masalah-masalah yang relevan dengan
masalah) bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan
dirumuskan dalam bentuk hipotesis.
3. Data collection Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
(pengumpulan data) mengumpulkan berbagai informasi yang relevan,
membaca literatur, mengamati objek, wawancara,
melakukan uji coba sendiri untuk menjawab pertanyaan
atau membuktikan benar tidaknya hipotesis.
4. Data processing Guru membantu siswa mengolah data dan informasi yang
(pengolahan data) telah diperoleh siswa melalui wawancara, observasi dan
sebagainya.
5. Verification (pembuktian) Guru mengarahkan siswa untuk melakukan pemeriksaan
secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif
dan dihubungkan dengan hasil pengolahan data.
6. Generalization (menarik Guru membimbing siswa menarik sebuah kesimpulan
kesimpulan) yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk
semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi.

Selanjutnya untuk memperkuat pendekatan saintifik, terdapat beberapa model


pembelajaran yang dapat diterapkan antara lain :

A. Model Pembelajaran Discovery


B. Model Pembelajaran Inkuiri
No. Fase/Tahap Pembelajaran Peran guru
1. Menyajikan pertanyaan / Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah
masalah dituliskan di papan tulis. Guru membagi siswa dalam
kelompok.
2. Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah
pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru
membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang
relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan
hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.
3. Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan
hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa
mengurutkan langkah-langkah percobaan.
4. Melakukan Percobaan untuk Guru membimbing siswa mendapatkan informasi
memperoleh informasi melalui percobaan.
5. Mengumpulkan & Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk
menganalisis data menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.
6. Membuat kesimpulan Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
C. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
No. Fase/Tahap Pembelajaran Peran guru
1. Orientasi Siswa Pada Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
Masalah logistic yang dibutuhkan, memotivasi siswa untuk
terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang
dipilihnya.
2. Mengorganisir Siswa untuk Guru membantu siswa untuk Mendefinisikan dan
Belajar mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
3. Membimbing Penyelidikan Guru mendorong siswa untuk Mengumpulkan informasi
Individual Maupun yang sesuai, Melaksanakan eksperimen dan
Kelompok Mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah .
4. Mengembangkan dan Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
Menyajikan Hasil Karya menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video,
dan model dan membantu mereka untuk berbagi tugas
dengan temannya.
5. Menganalisis dan Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
Mengevaluasi Proses evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-
Pemecahan Masalah proses yang mereka gunakan.
D. Model Pembelajaran Project Base Learning (PjBL)
No. Fase/Tahap Pembelajaran Peran Guru
1. Penentuan pertanyaan Guru mengajukan Pertanyaan yang esensial dan
mendasar (start with berhubungan dengan penentuan tema/topik proyek dan
essential question) berusaha agar topic yang diangkat relevan untuk para
siswa.
2. Menyusun perencanaan Guru bekerja sama dengan siswa untuk Merancang
proyek (design project) langkah-langkah kegiatan penyelesaian projek beserta
pengelolaannya.
3. Menyusun jadwal (create Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal
schedule) kegiatan dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada
tahap ini antara lain: membuat jadwal untuk
menyelesaikan proyek, menentukan waktu akhir
penyelesaian proyek, membawa siswa agar
merencanakan cara yang baru, membimbing siswa
ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan
dengan proyek, dan meminta siswa untuk membuat
penjelasan (alasan) tentang cara pemilihan waktu.
4. Memantau siswa dan Guru bertanggung jawab untuk memantau kegiatan
kemajuan proyek siswa selama menyelesaikan proyek.
(monitoring the students
and progress of project)
5. Penilaian hasil (assess the Guru menilai dan mengukur ketercapaian standar
outcome) kompetensi, mengevaluasi kemajuan masing-masing
siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman
yang sudah dicapai siswa serta menyusun strategi
pembelajaran berikutnya.
6. Evaluasi Pengalaman Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan
(evaluation the experience) dan hasil proyek yang sudah dijalankan.
E. Model Pembelajaran Kooperatif
Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
No. Fase/Tahap Pembelajaran Peran guru
1. Menyampaikan tujuan dan Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin
memotivasi siswa dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
belajar.
2. Menyajikan/menyampaikan Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan
informasi mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.
3. Mengrganisasikan siswa Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya
dalam kelompok-kelompok membentuk kelompok belajar dan membantu setiap
belajar kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
4. Membimbing kelompok Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat
bekerja dan belajar mereka mengerjakan tugas mereka.
5. Evaluasi Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
diajarkan atau masing-masng kelompok
mempresentaskan hasil kerjanya.
6. Memberikan penghargaan Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya
maupun hasil belajar individu atau kelompok
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw
No. Fase/Tahap Pembelajaran
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6 orang)
2. Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi
menjadi beberapa subbab.
3. Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab
untuk mempelajarinya.
4. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari subbab yang sama bertemu dalam
kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya.
5. Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar
teman-temannya.
6. Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa kuis
diskusi.
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Investigasi Kelompok
No. Fase/Tahap Pembelajaran Peran guru
1. Memilih topic Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memilih subtopic khusus didalam suatu daerah masalah
umum yang sudah disiapkan, siswa diorganisasikan
menjadi dua sampai enam orang tiap kelompok.
2. Perencanaan kooperatif Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran
tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengan
subtopik.
3. Implementasi Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok
dan menawarkan bantuan bila diperlukan.
4. Analisis dan sintesis Guru mengajak siswa untuk menganalisis dan
mensintesis informasi yang diperoleh dan merencanakan
bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan
dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk
dipresentasikan kepada seluruh kelas.
5. Presentasi hasil final Guru memberikan kesempatan pada kelompok untuk
Menyajikan hasil penyelidikan kelompoknya dengan
cara yang menarik kepada seluruh siswa.
6. Evaluasi Guru dan siswa mengevaluasi tiap kontribusi kelompok
terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan.
3.3. STANDAR ISI
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang
Standar Nasional Pendidikan ditetapkan bahwa Standar Isi adalah kriteria
mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup
materi dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik
satuan pendidikan dan program pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi
dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi
kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang berjenjang.

Dalam usaha mencapai Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana telah


ditetapkan untuk setiap satuan dan jenjang pendidikan, penguasaan kompetensi
lulusan dikelompokkan menjadi beberapa Tingkat Kompetensi. Tingkat
Kompetensi dikembangkan berdasarkan kriteria; (1) Tingkat perkembangan
peserta didik, (2) Kualifikasi kompetensi Indonesia, (3) Penguasaan kompetensi
yang berjenjang. Selain itu Tingkat Kompetensi juga memperhatikan; tingkat
kerumitan/kompleksitas kompetensi, fungsi satuan pendidikan, dan keterpaduan
antar jenjang yang relevan. Berdasarkan pertimbangan di atas, Tingkat
Kompetensi dirumuskan sebagai berikut:
Sementara ini belum ditemukan permendikbud yang menyatakan bila tingkatan
kognitif c1 sampai dengan c6 dapat diterapkan pada berbagai jenjang pendidikan
mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi.

3.4. STANDAR PENILAIAN


Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur,
dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai
proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil
belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis
portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional,
dan ujian sekolah/madrasah, yang diuraikan sebagai berikut.
1. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif
untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output)
pembelajaran.
2. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik
secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
3. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk
menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan
perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada
sikap/perilaku dan keterampilan.
4. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk
memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
5. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar
(KD) atau lebih.
6. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 –
9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi
seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
7. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan
ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada
semester tersebut.
8. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan
pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian
tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang
merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan
kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui
pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi
Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
10. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran
kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian
Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional. 11. Ujian
Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di
luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.
Prinsip dan Pendekatan Penilaian Penilaian hasil belajar peserta didik pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai
berikut.
1.Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor
subjektivitas penilai.
2.Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu
dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
3.Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya.
4.Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
5.Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal
sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. Pendekatan
penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK
merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria
ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal
yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan
karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan
karakteristik peserta didik.
Ruang Lingkup, Teknik, dan Instrumen Penilaian
1. Ruang Lingkup Penilaian Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara
berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap
peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian
merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi
muatan/kompetensi program, dan proses.
2. Teknik dan Instrumen Penilaian Teknik dan instrumen yang digunakan untuk
penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.
Penilaian kompetensi sikap Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap
melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation)
oleh peserta didik dan jurnal.
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian
antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
1) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi
sejumlah indikator perilaku yang diamati.
2) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian
diri.
3) Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.
4) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik
yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
Penilaian Kompetensi Pengetahuan Pendidik menilai kompetensi
pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
1) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-
salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman
penskoran.
2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan
secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Penilaian Kompetensi Keterampilan Pendidik menilai kompetensi
keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik,
projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau
skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
1)Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
2)Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu.
3)Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat
reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau
kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat
berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik
terhadap lingkungannya.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
1)substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
2)konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen
yang digunakan; dan
3)penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik.
Mekanisme dan Prosedur Penilaian :
1.Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, Pemerintah dan/atau lembaga
mandiri.
2.Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik, penilaian diri,
penilaian projek, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian
sekolah, dan ujian nasional. a. Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara
berkelanjutan. b. Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali
sebelum ulangan harian. c. Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap
akhir bab atau tema pelajaran. d. Ulangan harian dilakukan oleh pendidik
terintegrasi dengan proses pembelajaran dalam bentuk ulangan atau
penugasan. e. Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukan
oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan. f. Ujian tingkat
kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir kelas II (tingkat 1),
kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5), dengan
menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh Pemerintah. Ujian tingkat kompetensi
pada akhir kelas VI (tingkat 3), kelas IX (tingkat 4A), dan kelas XII (tingkat 6)
dilakukan melalui UN. 6 g. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan dengan
metode survei oleh Pemerintah pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat
2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5). h. Ujian sekolah dilakukan oleh
satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan i. Ujian
Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
3. Perencanaan ulangan harian dan pemberian projek oleh pendidik sesuai
dengan silabus dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP).
4.Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah: a.
menyusun kisi-kisi ujian; b. mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi)
instrumen; c. melaksanakan ujian; d. mengolah (menyekor dan menilai) dan
menentukan kelulusan peserta didik; dan e. melaporkan dan memanfaatkan
hasil penilaian.
5.Ujian nasional dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur
Operasi Standar (POS).
6.Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan
ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus
mengikuti pembelajaran remedial.
7.Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk
nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orangtua dan pemerintah.
Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian :
1. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pendidik Penilaian hasil belajar oleh
pendidik yang dilakukan secara berkesinambungan bertujuan untuk memantau
proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran. Penilaian hasil belajar oleh pendidik memperhatikan hal-hal
sebagai berikut. a. Proses penilaian diawali dengan mengkaji silabus sebagai
acuan dalam membuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester.
Setelah menetapkan kriteria penilaian, pendidik memilih teknik penilaian sesuai
dengan indikator dan mengembangkan instrumen serta pedoman penyekoran
sesuai dengan teknik penilaian yang dipilih. b. Pelaksanaan penilaian dalam
proses pembelajaran diawali dengan penelusuran dan diakhiri dengan tes
dan/atau nontes. Penelusuran dilakukan dengan menggunakan teknik bertanya
untuk mengeksplorasi pengalaman belajar sesuai dengan kondisi dan tingkat
kemampuan peserta didik. c. Penilaian pada pembelajaran tematik-terpadu
dilakukan dengan mengacu pada indikator dari Kompetensi Dasar setiap mata
pelajaran yang diintegrasikan dalam tema tersebut. d. Hasil penilaian oleh
pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar,
dikembalikan kepada peserta didik disertai balikan (feedback) berupa komentar
yang mendidik (penguatan) yang dilaporkan kepada pihak terkait dan
dimanfaatkan untuk perbaikan pembelajaran. e. Laporan hasil penilaian oleh
pendidik berbentuk: 1) nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil
penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian hasil
pembelajaran tematik-terpadu. 2) deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi
sikap spiritual dan sikap sosial. f. Laporan hasil penilaian oleh pendidik
disampaikan kepada kepala sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal:
wali kelas, guru Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali) pada periode yang
ditentukan. g. Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh
semua pendidik selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan dinyatakan
dalam bentuk deskripsi kompetensi oleh wali kelas/guru kelas.
2. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Satuan Pendidikan Penilaian hasil
belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi
lulusan peserta didik yang meliputi kegiatan sebagai berikut: a. menentukan
kriteria minimal pencapaian Tingkat Kompetensi dengan mengacu pada indikator
Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran; b. mengoordinasikan ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian
tingkat kompetensi, dan ujian akhir sekolah/madrasah; c. menyelenggarakan ujian
sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian
sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian Sekolah/Madrasah; d. menentukan
kriteria kenaikan kelas; e. melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan/atau
tingkat kompetensi kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku rapor;
f. melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas
pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang terkait; g. melaporkan hasil ujian
Tingkat Kompetensi kepada orangtua/wali peserta didik dan dinas pendidikan. h.
menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan
pendidik sesuai dengan kriteria: 1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2) mencapai tingkat Kompetensi yang dipersyaratkan, dengan ketentuan
kompetensi sikap (spiritual dan sosial) termasuk kategori baik dan kompetensi
pengetahuan dan keterampilan minimal sama dengan KKM yang telah ditetapkan;
3) lulus ujian akhir sekolah/madrasah; dan 4) lulus Ujian Nasional. i. menerbitkan
Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta didik bagi satuan
pendidikan penyelenggara Ujian Nasional; dan j. menerbitkan ijazah setiap
peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi satuan pendidikan yang telah
terakreditasi.
Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pemerintah Penilaian hasil
belajar oleh Pemerintah dilakukan melalui Ujian Nasional dan ujian mutu Tingkat
Kompetensi, dengan memperhatikan hal-hal berikut. a. Ujian Nasional 1) Penilaian
hasil belajar dalam bentuk UN didukung oleh suatu sistem yang menjamin mutu
dan kerahasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil. 2) Hasil UN
digunakan untuk: a) salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan; b) salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang
pendidikan berikutnya; c) pemetaan mutu; dan d) pembinaan dan pemberian
bantuan untuk peningkatan mutu. 3) Dalam rangka standarisasi UN diperlukan
acuan berupa kisi-kisi bersifat nasional yang dikembangkan oleh Pemerintah,
sedangkan soalnya disusun oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah
dengan komposisi tertentu yang ditentukan oleh Pemerintah. 4) Sebagai salah
satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, kriteria kelulusan UN
ditetapkan setiap tahun oleh Pemerintah. 5) Dalam rangka penggunaan hasil UN
untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah
menganalisis dan membuat peta daya serap UN dan menyampaikan hasilnya
kepada pihak yang berkepentingan. b. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi 1) Ujian
mutu Tingkat Kompetensi dilakukan oleh Pemerintah pada seluruh satuan
pendidikan yang bertujuan untuk pemetaan dan penjaminan mutu pendidikan di
suatu satuan pendidikan. 2) Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan sebelum
peserta didik menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu, sehingga hasilnya
dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran. 3) Instrumen,
pelaksanaan, dan pelaporan ujian mutu Tingkat Kompetensi mampu memberikan
hasil yang komprehensif sebagaimana hasil studi lain dalam skala internasional.
BAB III
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Kurikulum 2013 merupakan seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan,isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional. Yang terus mengalami perkembangan seiring
berkembangnya masyarakat. Kurikulum 2013 mengalami revisi pada SKL,
Standar proses, standar isi, standar penilaian.

DAFTAR PUSTAKA

Haryadi,Sutrisno,& Haratua.2013. Implementasi Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Fisika di


Kelas X SMA KEMALA BHAYANGKARI KABUPATEN KUBU RAYA.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 64 TAHUN 2013

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN


2013

Anda mungkin juga menyukai