Anda di halaman 1dari 18

BIDANG,LAYANAN DAN KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN

KONSELING
Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar
Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu : Muhammad Rozikan, S. Pd

Disusun Oleh:
1. Diyah febriana (23080200036)
2. Atta nur laily (23080200037)
3. Risa ayu s (23080200038)
4. Desta Anjar F.P (23080200035)

PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DAN


PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “bidang, layanan dan kegiatan
pendukung Bimbingan dan Konseling”. Tidak lupa shalawat serta salam kita haturkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nanti syafaatnya di Yaumul kiyamah.
Adapun tujuan penulis untuk membuat makalah ini, yaitu untuk memenuhi tugas mata
kuliah Dasar-Dasar Bimbingan Konseling. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
Bapak Muhammad Rozikan, S.Pd. Selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah ini sehingga
kami dapat menambah wawasan dan pengetahuan.
Dan kami selaku penulis memohon maaf apabila banyak kesalahan dalam makalah ini.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran pembaca yang bersifat membangun untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat dijadikan makalah yang lebih baik lagi.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Salatiga , 19 April 2021

Penulis

2
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4
A. Latar belakang masalah................................................................................................4
B. Rumusan masalah.........................................................................................................5
C. Tujuan masalah.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................6
A. Bidang bimbingan konseling........................................................................................6
B. Pelayanan bimbingan dan konseling............................................................................9
C. Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling...........................................................12
BAB III PENUTUP................................................................................................................16
A. Kesimpulan...................................................................................................................16
B. Saran ............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah


Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak terpisahkan (integral)
dari keseluruhan program pendidikan. Program bimbingan menunjang tercapainya tujuan
pendidikan yaitu perkembangan individu secara optimal. Oleh karena itu, kegiatan bimbingan
dan konseling harus diselenggarakan dalam bentuk kerjasama sejumlah orang untuk mencapai
suatu tujuan. Kegiatan itu harus diselenggarakan secara teratur, sistematik dan terarah atau
berencana, agar benar-benar berdaya dan berhasil guna bagi pertumbuhan dan perkembangan
siswa.
Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses pendidikan
sebagai suatu sistem. Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi
persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika
diberikan di sekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang ke arah yang semaksimal mungkin.
Dengan demikian bimbingan menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan
pendidikan sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut.
Dalam konteks pemberian layanan bimbingan konseling, bahwa pemberian layanan
bimbingan konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran,
pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.
Dalam ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut dilakukan agar setiap permasalahan
yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak menggangu jalannya
proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal
tanpa mengalami hambatan dan permasalahan pembelajaran yang cukup berarti.
Realitas di lapangan, menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam pelaksanaan
bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat tugas dan tanggung jawab
guru kelas yang sarat akan beban sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling
kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa.
Dalam Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi bidang Bimbingan Konseling tersirat
bahwa suatu sistem layanan bimbingan dan konseling berbasis kompetensi tidak mungkin akan
tercipta dan tercapai dengan baik apabila tidak adanya kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling. Artinya, hal itu perlu dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah, tidak hanya
dengan layanan saja, tetapi harus ada kegiatan pendukungnya.

B.   Rumusan Masalah
1. Apa saja bidang bimbingan dan konseling?
2. Apa saja pelayanan bimbingan dan konseling?
3. Apa saja kegiatan pendukung bimbingan dan konseling?
 
C. TUJUAN MASALAH

4
1. Untuk mengetahui bidang bimbingan dan konseling.
2. Untuk mengetahui pelayanan bimbingan dan konseling.
3. Untuk mengetahui kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

BAB II

5
PEMBAHASAN

A. BIDANG BIMBINGAN KONSELING


1. Bimbingan pribadi.
Merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dalam hal memecahkan masalah-masalah
yang sangat kompleks dan bersifat rahasia/pribadi sekali misalnya, masalah keluarga,
persahabatan, cita-cita, dan sebagainya.Merupakan bimbingan yang diberikan pada individu
dalam menghadapi pergumulan dalam batinnya sendiri, dalam mengatur diri, perawatan jasmani,
pengisian waktu luang, pengaturan nafsu seksual, dan sebagainya.
Misalnya pada siswa remaja, mereka berhadapan dengan aku-nya yang lain dari pada
sebelumnya. Contoh peralihan dari perasaan sangat sedih menjadi sangat gembira, ingin meraih
cita-cita tapi tidak mengetahui caranya.
Kemudian seorang mahasiswa yang berhadapan dengan aku-nya yang ditantang memikul
tanggung jawab sebagai orang dewasa dan menghadapi realitas yang bertentangan dengan
dirinya/keinginannya.Klien, terutama para remaja pada umumnya malu untuk bertanya pada
orang tua, atau pada orang dewasa lainnya, sedangkan bila bertanya pada teman sebaya juga
tidak tahu.
a. Bimbingan menekankan bagaimana sikap dalam menghadapi masalah yang timbul
b. Bimbingan pribadi diberikan malalui bimbingan individual maupun kelompok.
Sebelum membahas tujuan bimbingan pribadi-sosial, maka terlebih dahulu akan dibahas
mengenai tujuan bimbingan dan konseling itu sendiri yaitu sebagai berikut :
1) Tujuan bimbingan dan konseling
Secara khusus layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat
mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek sosial, belajar, dan karier. Bimbingan
pribadi sosial dimaksud untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi sosial dalam
mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri , dan bertanggung jawab. Bimbingan belajar
dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karier
dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja
yang produktif.
a) Dalam Aspek Tugas Perkembangan Pribadi – sosial. Dalam aspek tugas perkembangan
pribadi-sosial, layanan bimbingan konseling membantu siswa agar:

 Memiliki kesadaran diri, yaitu menggambarkan penampilan dan mengenal kekhususan


yang ada pada dirinya.
 Dapat mengembangkan sikap positif, seperti menggambarkan orang-orang yang mereka
senangi.
 Membuat pilihan secara sehat.
 Mampu menghargai orang lain.
 Memiliki rasa tanggung jawab.
 Mengembangkan ketrampilan hubungan antar pribadi.

6
 Dapat menyelesaikan konflik.
 Dapat membuat keputusan secara efektif.
b) Dalam Aspek Tugas Perkembangan Belajar, Dalam aspek tugas perkembangan belajar,
layanan bimbingan konseling membantu siswa agar:
 Dapat melaksanakan ketrampilan atau tehnik belajar secara efektif.
 Dapat menempatkan tujuan dan perencanaan pendidikan.
 Mampu belajar secara efektif.
 Memiliki ketrampilan dan kemampuan dalam menghadapi evaluasi atau ujian.
c) Dalam Aspek Tugas Perkembangan karier, layanan bimbingan dan konseling ,membantu
siswa agar:
 Mampu membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciriciri pekerjaan di dalam
lingkungan kerja.
 Mampu merencanakan masa depan.
 Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karir .
 Mengenal keterampilan, kemampuan, dan minat.

2. BIMBINGAN SOSIAL
Bimbingan pribadi-sosial merupakan salah satu bidang bimbingan yang ada di sekolah. Menurut
Dewa Ketut Sukardi (1993: 11) mengungkapkan bahwa bimbingan pribadi-sosial merupakan
usaha bimbingan, dalam menghadapi dan memecahkan masalah pribadi-sosial, seperti
penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan.
Sedangkan menurut pendapat Abu Ahmadi (1991: 109) Bimbingan pribadi-sosial adalah,
seperangkat usaha bantuan kepada peserta didik agar dapat mengahadapi sendiri masalah-
masalah pribadi dan sosial yang dialaminya, mengadakan penyesuaian pribadi dan sosial,
memilih kelompok sosial, memilih jenis-jenis kegiatan sosial dan kegiatan rekreatif yang bernilai
guna, serta berdaya upaya sendiri dalam memecahkan masalah-masalah pribadi, rekreasi dan
sosial yang dialaminya.
Inti dari pengertian bimbingan pribadi-sosial yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi adalah,
bahwa bimbingan pribadi-sosial diberikan kepada individu, agar mampu menghadapi dan
memecahkan permasalahan pribadi-sosialnya secara mandiri. Hal senada juga diungkapkan oleh
Syamsu Yusuf (2005: 11) yang mengungkapkan bahwa bimbingan pribadi-sosial adalah
bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi.
Yang tergolong dalam masalah-masalah sosial-pribadi adalah masalah hubungan dengan sesama
teman, dengan dosen, serta staf, permasalahan sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri
dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal dan penyelesaian konflik.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan pribadi-sosial merupakan
suatu bimbingan yang diberikan oleh seorang ahli kepada individu atau kelompok, dalam
membantu individu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi-sosial, seperti
penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan.

7
3. BIMBINGAN BELAJAR
Bimbingan belajar adalah layanan bimbingan yang diberikan pada siswa untuk membentuk
kebiasaan belajar yang baik, mengembangkan rasa ingin tahu dan menumbuhkan motivasi untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan.Belajar merupakan salah satu konsep yang amat mendasar
dari psikologi. Manusia belajar untuk hidup. Tanpa belajar, seseorang tidak akan dapat
mempertahankan dan mengembangkan dirinya, dan dengan belajar manusia mampu berbudaya
dan mengembangkan harkat kemanusiaannya. Inti perbuatan belajar adalah upaya untuk
menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan yang sudah ada pada diri individu.
Penguasaan yang baru itulah tujuan belajar dan pencapaian sesuatu yang baru itulah tanda-tanda
perkembangan, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor/keterampilan. Untuk
terjadinya proses belajar diperlukan prasyarat belajar, baik berupa prasyarat psiko-fisik yang
dihasilkan dari kematangan atau pun hasil belajar sebelumnya.
Untuk memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan belajar terdapat beberapa teori belajar
yang bisa dijadikan rujukan, diantaranya adalah :
(1) Teori Belajar Behaviorisme;
(2) Teori Belajar Kognitif atau Teori Pemrosesan Informasi; dan
(3) Teori Belajar Gestalt. Dewasa ini mulai berkembang teori belajar alternatif konstruktivisme.
Secara lebih rinci materi pokok bimbingan belajar antara lain :
1. Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar secara efektif dan efesien.
2. Pengembangan kemampuan membaca dan menulis (meringkas) secara cepat.
3. Pemantapan penguasaan materi pelajaran sekolah berupa remedial atau pengayaan
4. Pemahaman tentang pemanfaatan hasil teknologi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
5. Pemanfaatan kondisi sosial dan budaya bagi pengembangan pengetahuan.
6. Pemahaman tentang pemanfaatan perpustakaan.

4. BIMBINGAN KARIER
Bimbingan karier adalah suatu usaha yang dilakukan untuk membantu individu(peserta didik)
dalam memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan, termasuk didalamnya berupaya
mempersiapkan kemampuan yang diperlukan untuk memasuki suatu pekerjaan. Bimbingan
karier tidak hanya sekedar memberikan respon kepada masalah-masalah yang muncul, akan
tetapi juga membantu individu memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
diperlukan dalam pekerjaan.
Bimbingan karier ,menurut para ahli : Menurut Herr bimbingan karir adalah suatu perangkat,
lebih tepatnya suatu program yang sistematik, proses, teknik, atau layanan yang dimaksudkan
untuk membantu individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan
kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan
dan mengelola perkembangan karirnya (Marsudi, 2003:113).Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa bimbingan karir adalah suatu upaya bantuan terhadap peserta didik agar
dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depan

8
sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil
keputusan secara tepat dan bertanggungjawab.
B. LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Berikut ini akan dikemukakan secara umum tujuan dan fungsi, materi serta penyelenggaraan
setiap jenis layanan bimbingan dan konseling.
1. Layanan orientasi
a. Tujuan dan fungsi layanan orientasi
Layanan orientasi di SD ditujukan untuk siswa baru (bila perlu melalui orang tua siswa) guna
memberikan pemahaman dan memungkinkan penyesuaian penyesuaian diri (terutama
penyesuian diri siswa) terhadap lingkungan siswa yang baru dimasuki. Hasil yang diharapkan
dari layanan organisasi ialah permudahannya penyesuian diri siswa terhadap pola kehidupan
sosial,kegiatan belajar,dan kegiatan disekolah lain yang mendukung keberhasilan siswa. Fungsi
utama bimbingan yang didukung oleh layanan orientasi ialah fungsi pemahaman dan
pencegahan.
b. Materi umum layanan orientasi
Materi yang dapat diangkat melalui layanan orientasi ada berbagai macam,yaitu meliputi :
(1) Orientasi umum sekolah yang baru dimasuki
(2) Orientasi kelas baru dan cawu baru
(3) Orientasi kelas terakhir dan cawu terakhir, EBTA/EBTANAS,ijazah
c. Penyelengaraan layanan orientasi
Layanan orientasi dapat diselenggarakan melalui berbagai cara,terutama ceramah,tanya
jawab,dan diskusi.selanjutnya dapat dilengkapi dengan pergaan,selebaraan dan peminjauan
ketempat-tempat yang dimaksud (misalnya ruangan kelas,laboratorium,perpustakaan , dan lain-
lain). Materi orientasi dapat diberikan olrh guru kelas dan kepala sekolah.
Layanan orientasi diselenggarakan pada awal siswa masuk SD,atau awal mengikuti kelas,atau
cawu baru.Bentul lain penyelenggraan layanan orientasi adalah apa yang disebut “ hari orientasi
“. Pada hari yang sudah dijadwalkan,selama sehari penuh.
Meski hari orientasi itu ditunjuan pada siswa-siswa baru dan orang tua merika,namun seluruh
warga sekolah dapat ikut serta
2. Layanan informasi
a. Tujuan dan fungsi layanan informasi
Layanan informasi bertujuan untuk membekali siswa dengan berbagai pengetahuan dan
pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri,merencanakan dan
mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar , anggota masyarakat.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh jenis layanan informasi ialah pemahaman dan
pencegahan.
b. Materi umum latanan informasi
Materi yang dapat diangkat melalui layanan informasi ada berbagai macam yaitu :
1. Informasi pengembangan pribadi
2. Informasi kurikulum dan proses belajar mengajar
3. Informasi sekolah menengah
9
4. Informasi jabatan ( awal / sederhana )
5. Informasi lingkungan
c. Penyelenggaraan informasi
Seperti layana orientasi, layanan informasi dapat diselenggarakan melalui ceramah,tanya jawab,
dan diskusi yang dilengkapi dengan peragaan,selembaraan,tayangan foto,flim,video,dan
peninjauan ketempat-tempat atau objek-objek yang dimaksudkan .seperti juga dalam layanan
orientasi,layanan informasi diselenggarakan baik dalam bentuk pertemuaan umum,pertemuan
klasikal, maupun pertemuan kelompok
3. Layanan penempatan dan penyaluraan
a. Tujuan dan fungsi layanan penempatan dan penyaluraan
Layanan penempatan dan penyaluraan memungkinkan siswa berada pada posisi dan pilihan dan
tepat,yaitu berkenan dengan posisi duduk dalam kelas,kelompok belajar,kegiatan
ekstrakurikuler,program latihan,dan kegiatan lainnya sesuia dengan kegiatan fisik dan pisikisnya.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan penemparan / penyaluraan ialah fungsi
pencegahan dan perkembangan,pemeliharaan.
b. Materi umum layanan penempatan dan penyaluraan
Materi yang dapat diangkat ada berbagai macam yaitu :
1.Penempatan didalam kelas
2.Penempataan dan penyaluraan kedalam kelompok belajar
3.Penempataan dan penyaluraan kedalam program atau kegiatan yang lebih luas
c.Penyelenggaran layan penempatan penyaluraan
Layanan penyelenggaran layan penempatan penyaluraan didahului oleh penelahan tentang :
1.Kondisi fisik siswa
2.Kemampuan belajar,kemampuan berkomonikasi,bakat,dan minat
3.Kondisi psikofisik
4.Layanan pembelajaraan
a.Tujuan dan fungsi pembelajaran
Layanan pembelajaran dimasukkan utuk memungkinkan siswa memehami dan mengembangkan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan
kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan
dan perkembangan dirinya.Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan belajar ialah
fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
b.Materi umum layanan pembelajaran
Meteri yang dapat diangkat melalui layanan pembelajaran ada berbagai macam, yaitu meliputi :
1.Pengenalan siswa yang mengalami maslah belajar: tentang kemampuan, motivasi, sikap dan
kebiasan belajar.
2.Pengembangan motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang baik
3.Pengembangan keterampilan belajar : membaca, mencatat, bertanya dan menjawab, dan
menulis.
c.Penyelenggaraan layanan pembelajaran

10
Layanan pembelajaran didahului oleh pengungkapan kemampuan dan kondisi siswa dalam
kegiatan belajarnya, sehingga dapat diketahui siswa-siswa yang :
1.Cepat dan sangat cepat dalam belajar
2.Lambat dan sangat lambat dalam belajar
3.Kurang motvasi dalam belajar
4.Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar
5.Tidak memiliki keterampilan teknis dalam belajar yang memadai.
5.    Layanan konseling perorangan
a.Tujuan dan fungsi konseling layanan konseling perorangan
Layanan konseling perorangan memungkinkan siswa dapat mendapatkan layanan langsung
secara tatap muka dengan guru kelas atau bimbingan dalam rangka pembahasan dan pengetasan
permasalahan.
b.Materi umum layanan konseling perorangan
Materi yang dapat diangkat melalui layanan konseling peroranagan dan berbagai macam, yang
pada dasarnya tidak terbatas. Layanan ini dilakukan untuk segenap masalah siswa secara
perorangan (dalam segenap bidang bimbingan, yaitu bimbing pribadi, sosial, belajar dan karir)
c.Penyelenggaraan layanan konseling peroranagan
Pada dasarnya layanan konseling perorangan terselenggaara atas inisiatif siswa yang mengakami
masalah. Namun demikian guru kelas tidak boleh hanya sekedar menunggu saja kedatangan
siswa untuk meminta diberi layanan konseling perorangan.
6. Layanan bimbingan kelompok
a.Tujuan dan fungsi layanan bimbingan kelompok
Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama
memperoleh berbagai macam bahan dari narasumber (terutama guru kelas) yang bermanfaat
untuk kehidupan sehari-hari.Fungsi utama bimbingan kelompok yang didukung oleh layanan
bimbingan kelompok ialah fungsi pemahaman dan pengembangan.
b.Materi umum layanan bimbingan kelompok
Melalui dinamika dalam bimbingan kelompok dpat dibahas berbagai hal yang amat beragam
(dan tidak terbatas) yang berguna bagi siswa (dalam segenap bidang bimbingan) materi tersebut
meliputi:
1.Pemehaman dan pemantapan kehidupan keberagaman dan hidup sehat.
2.Pemahaman tentang berbagai peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar dan masyarakat.
3.Pengaturan dan penggunaan waktu secara efektif (untuk belajar dan kegiatan sehari-hari, serta
waktu senggang)
c.Penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok
Layan bimbingan kelompok memanfaatkan dinamika kelompok utuk mencapai tujuan layanan
bimbingan. Agar dinamika kelompok yang berlangsung di dalam kelompok tersebut dapat secara
efektif bermanfaat bagi pembinaan para anggota kelompok, maka jumlah anggota sebuah
kelompok tidak boleh terlalu besar, sekitar 10 orang atau paling banyak 15 orang. Jumlah siswa
dalam satu kelas dapat dibagi menjadi 3-4 kelompok.
7. Layanan konseling kelompok.
11
a. Tujuan dan fungsi layanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompok memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan
dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok. Fungsi utama bimbingan
yang didukung oleh layanan konseling kelompok ialah fungsi pengentasan.
b.Materi umum layanan konseling kelompok
Konseling kelompok merupakan konseling yang diselenggarakan dalam kelompok, dengan
memanfaatkan dinamika kelompok itu.
c.Layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok merupakan dua jenis layanan yang
saling keterkaitannya sangat besar. Keduanya mempergunakan dinamika kelompok sebagai
media kegiatannya.Dalam kegiatan kelompok (baik layanan bimbingan kelompok maupun
konseling kelompok) hal-hal yang perlu ditampilkan oleh seluruh anggota kelompok adalah :
1.Membina keakraban dalam kelompok
2.Melibatkan diri secara penuh dalam suasana kelompok
3.Bersama-sama mencapai tujuan kelompok
8. Operasionalisasi penyelenggaraan pelayanan
Dalam penyelenggaraan setiap layanan yang sudah dirinci tersebut, guru pembimbing perlu
memperhatikan dan menerapkan :
a.Prosedur dan teknik masing-masing layanan secara tepat.
b.Asas-asas dan ode etik profesional bimbingan dan konseling.
c. Kerjasama dengan pihak lain, baik pihak lain disekolah maupun diluar sekolah, sesuai dengan
peranan masing-masing pihak tersebut
C. KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN KONSELING
Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah dikemukakan
di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung Dalam hal ini, terdapat lima jenis
kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, yaitu:
1.      Aplikasi Instrumentasi Data
Aplikasi instrumentasi data adalah kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang
peserta didik, tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan lainnya, yang dapat dilakukan
dengan menggunakan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes, dengan tujuan untuk
memahami peserta didik dengan segala karakteristiknya dan memahami karakteristik
lingkungan. Fungsi kegiatan ini adalah pemahaman dan klasifikasi data serta sumber-sumbernya,
menetapkan  bentuk himpunan data,
Yang perlu diperhatikan dalam aplikasi instrumentasi ini adalah: a). Materi yang hendak
diungkapkan, b). bentuk instrument yang hendak digunakan. Dan juga dibantu dengan responden
yang bertugas untuk  mengerjakan instrument baik tes maupun non-tes melalui pengadministrasi
yang diselenggarakan oleh Konselor.Konselor sebagai pengguna hasil instrument  digunakan
dalam melaksanakan layanan konseling. Untuk tes psikologis Konselor dapat  bekerjasama
dengan psikolog (kolaborasi professional).
Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan
kegiatan pendukung  mulai dari perencanaan program, penetapan inidividu, menetapkan materi
layanan, sebagai  bahan evaluasi dan pengembangan program.
12
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah
1)    Perencanaan
Menetapkan objek  yang akan diukur, menetapkan subjek, menetapkan/menyusun instrument,
menetapkan prosedur, menetapkan fasilitas, menyiapkan kelengkapan administrative.
2)    Pelaksanaan
Mengkomunikasikan rencana pelaksanaan aplikasi instrumentasi, mengorganisasikan kegiatan
instrument, pengadministrasi, mengolah jawaban intrumen, menafsirkan dan menetapkan arah
penggunaan hasil intrumen.
3)    Eveluasi dan Analisis
Menetapkan materi evaluasi, menetapkan prosedur, melaksanakan evaluasi dan mengolah serta
menafsirkan hasil evaluasi. Serta menganalisis dengan Menetapkan norma/standar analisis,
melakukan asanalisis dan menafsirkan hasil analisis.
4)    Tindak Lanjut
Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut aplikasi instrumentasi, mengkomunikasikan  rencana
tindak lanjut dan melaksanakan tindak lanjut. Dan juga menyusun laporan aplikasi instrumentasi,
menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
2.       Himpunan Data
Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan
dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan secara
berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup. Kegiaran ini memiliki
fungsi pemahaman.Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik,
komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup. Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman.
Konselor sebagai penyelenggara Himpunan data memiliki fungsi:  Menghimpun data,
mengembangkan data dan menggunakan data
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah
1)    Perencanaan
Menetapkan jenismenetapkan dan manata fasilitas, menetapkan mekanisme pengisian,
pemeliharaan dan penggunaan serta menyiapkan kelengkapan administrative.
2)    Pelaksanaan
Memetik dan memasukkan ke dalam HD sesuai dengan klasifikasi, memanfaatkan data,
memelihara dan mengembangkan HD.
 3)    Evaluasi dan Analisis
Mengkaji evisiensi sistematika dan penggunaan fasilitas  yang digunakan, memerikasa
kelengkapan, keakuratan, keaktualan dan kemanfaatan HD, serta melaksanakan analisis terhadap
hasil evaluasi berkenaan dengan kelengkapan, keakuratan, keaktualan, kemanfaatan dan efisiensi
penyelenggaraannya.
4)    Tindak Lanjut
Dalam hal ini adalah mengembangkan himpunan data yang  mencakup: bentuk, klasifikasi dan
sistematika data, kelengkapan, keakuratan, ketepatan dan keaktualan data, kemanfaatan data,
Penggunaan teknologi. Data yang terhimpun harus dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya dalam

13
kegiatan layanan bimbingan dan konseling.   Teknis penyelenggaraan serta menyusun laporan
HD, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
3.      Konferensi Kasus
Konferensi kasus adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu
pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan
komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas
dan tertutup. Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun
komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka
pengentasan permasalahan klien.Kegiatan konferensi kasus memiliki fungsi pemahaman dan
pengentasan.
Operasionalisme dalam kegiatan ini adalah :
1)    Perencanaan
Konferensi kasus harus dibicarakan terlebih dahulu dan mendapat persetujuan dari klien yang
bermasalah. Dan seluruh peserta pertemuan harus diyakinkan oleh konselor dan memiliki sikap
yang teguh untuk merahasiakan segenap aspek dari kasus yang dibicarakan.
2)    Pelaksanaan
Konselor harus mengarahkan pembicaraan sehingga seluruh peserta dapat mengemukakan data
atau keterangan yang mereka ketahui dan mengembangkan pikiran untuk memecahkan masalah
siswa.
3)    Analisis dan Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari konferensi kasus yang sukses apabila konselor memperoleh data atau
keterangan tambahan yang amat berarti bagi pemecahan masalah siswa dan terbangunnya
komitmen seluruh peserta pertemuan untuk menyokong upaya pengentasan masalah siswa.
4)    Tindak Lanjut
Seluruh hasil pertemuan dicatat dan didokumentasikan secara rapi oleh konselor dan sebanyak-
banyaknya dipergunakan untuk menunjang jenis-jenis layanan masalah siswa yang bersangkutan.
4.      Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan
komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah klien. Kerja
sama dengan orang tua sangat diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan
membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan klien.
Kegiatan kunjungan rumah memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan.
Dalam hal ini Kasus Diidentifikasi terlebih dahulu dan dianalisis perlu tidak diadakannya
Kunjungan Rumah sebagai tindak lanjut dari penanganan kasus tersebut. KR menjangkau
lapangan permasalahan klien  yang  menjangkau kehidupan keluarga dan terlaksanakan yaitu
menghubungi  pihak-pihak terkait dengan keluarga. Materi yang perlu diperhatikan dihadapan
orang tua tidak boleh melanggar asas kerahasiaan klien, dan intinya semata-mata  untuk
memperdalam masalah klien, serta tidak merugikan klien. Peran klien sendiri sangat penting
dalam kegiatan ini, yaitu klien menyetujui Kunjungan Rumah yang akan dilakukan konselor dan 
mempertimbangkan perlu tidaknya ia terlibat saat kunjungan rumah.
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah
14
1)    Perencanaan
Menetapkan kasus yang memerlukan KR, meyakinkan klien akan KR, menyiapkan  data dan
informasi yang akan dikomunikasikan dengan keluarga, menetapkan materi KR dan meyiapkan
kelengkapan administrasi.
2)    Pelaksanaan
Pelaksanaannya adalah mengkomunikasikan rencana pelaksanaan KR, melakukan KR berupa:
Bertemu anggota  keluarga (ortu/wal), Membahas masalah klien, Melengkapi data,
Mengembangkan komitmen, Menyelenggarakan konseling keluarga , dan merekam dan
menyimpulkan hasil KR
3)    Evaluasi dan Analisis
Mengevaluasi proses pelaksanaan KR, mengevaluasi kelengkapan dan keakurautan data hasil
KR serta komitmen ortu/wali, mengevaluasi penggunaan data dalam rangka pengentasan 
masalah klien. Dan menganalisis  terhadap efektifitas penggunaan hasil KR terhadap penanganan
kasus.
4)    Tindak Lanjut
Tindakan selanjutnya adalah mempertimbangkan apakah perlu dilaksanakan KR ulang atau
lanjutan dan mempertimbangkan tindak  lanjut layanan dengan menggunakan  hasil KR  yang
lebih lengkap dan akurat. Serta menyusun laporan KR,  menyampaikan laporan dan
mendokumentasi laporan.
5.       Alih Tangan Kasus.
Alih tangan kasus merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat
dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan kasus ke
pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta
ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat
dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten. Fungsi
kegiatan ini adalah pengentasan.
Sebelum di-ATK-kan maka Konselor hendaknya memperhatikan keadaan kenormalan klien dan
subtansi masalah klien. Yang harus dipertimbangkan dalam Alih tangan kasus ini adalah karena
masalah yang  ada  bukan lagi wewenang Konselor. Konselor  melakukan kontak awal dengan
ahli lain, melalui cara yang  cepat dan tepat. Jika ditanggapi positif oleh ahli lain yang dihubungi,
maka klien  bertemu dengan ahli lain tersebut dengan membawa surat pengantar jika diperlukan.
Operasionalisasi yang perlu dilakukan dalam Alih tangan kasus ini adalah
1)    Perencanaan
Menetapkan kasus yang akan di ATK, meyakinkan klien akan ATK, menghubung ahli lain
yang menjadi arah ATK, menyiapkan   materi ATK dan kelengkapan administratif.
2)    Pelaksanaan
Mengkomunikasikan rencana ATK kepada pihak terkait dan mengalihtangankan klien
kepada pihak terkait itu.
3)    Evaluasi dan Analisis

15
Membahas hasil ATK  melalui: Klien, laporan dari ahli lain dan analisis hasil ATK 
kemudian mengkaji hasil ATK terhadap  pengentasan  masalah klien. Serta Melakukan analisis
terhadap efektifitas ATK terhadap pengentsan  masalah  klien secara menyeluruh.
4)    Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dilakukan adalah menyelenggarakan layanan lanjutan oleh konselor jika
diperlukan atau klien memerlukan ATK ke ahli lain lagi. Serta Menyusun laporan kegiatan ATK,
menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
6.      Operasionalisasi dan penggunaan hasil kegiatan pendukung
Kegiatan pendukung berfungsi mendukung/membantu penyelenggaraan berbagai layanan
bimbingan konseling. Dalam kaitan ini, perlu diingatkan bahwa terlaksananya layanan
bimbingan dan konseling adalah lebih utama daripada kegiatan-kegiatan pendukung. Hal ini
tidak berarti bahwa kegiatan pendukung menjadi kurang penting dan tidak perlu dilaksanakan.
Kegiatan pendukung sangat tetap penting dan perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,
tetapi kesibukan pelaksanaan kegiatan pendukung jangan sampai mendesak dan mengecilkan
penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih utama itu. Keadaan yang
terbaik adalah apabila segenap layanan bimbingan dan konseling dapat terselenggara secara
penuh dengan memperoleh sokongan dari kegiatan-kegiatan pendukung yang terselenggara
dengan mantap.

BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling adalah usaha untuk mengumpulkan data dan keterangan
tentang diri peserta didik (klien) dan  keterangan tentang lingkungannya, baik itu di lingkungan keluarga,
sekolah, ataupun dilingkungan sekitarnya.

16
Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah dikemukakan di atas, perlu
dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung Dalam hal ini, terdapat lima jenis kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling, yaitu:
1.    Aplikasi Instrumentasi,
Adalah  upaya pegungkapan melalui pengukuran dengan memakai alat ukur atau instrument tertentu.
Hasil aplikasi ditafsirkan, disikapi dan digunakan untuk memberikan perlakuan terhadap klien dalam 
bentuk layanan konseling.
2.    Himpunan data,
Adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan
pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik,
komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup. Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman.
3.    Konferensi kasus,
Adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri
oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan klien. Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. Tujuan konferensi kasus
adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki
pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka pengentasan permasalahan klien. Kegiatan konferensi kasus
memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan.
4.    Kunjungan rumah,
Merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi
terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang
tua sangat diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari
pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan klien. Kegiatan kunjungan rumah memiliki
fungsi pemahaman dan pengentasan.
5.    Alih Tangan Kasus
Merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas
permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih
kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan
agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang
dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten. Fungsi kegiatan ini adalah pengentasan.
Sementara itu tujuan dari kegiatan pendukung bimbingan konseling ini adalah diperolehnya data – data
yang akurat dan baik demi mewujudkan terselesaikannya masalah – masalah yang dihadapi klien dan
juga pemahaman terhadap layanan bimbingan dan konseling.

B.   Saran-Saran
Saran yang ingin dikemukakan dalam kegiatan pendukung bimbingan dan konseling ini
adalah antara konselor dan klien harus sungguh-sungguh dalam pemecahan masalah-masalah
yang dihadapai klien, demi kepentingan pribadi klien dan konselor tersebut. Setiap kegiatan yang
dilakukan harus sesuai dengan perencanaan yang disetujui.
DAFTAR PUSTAKA

Prayitno.2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Bimbingan Konseling.Padang. FIP UNP.


http://richeafrina23.blogspot.co.id/2014/06/kegiatan-pendukung-bimbingan-konseling.html.
(Online) diakses pada tanggal 25 April 2017.
http://www.infoguru.ga/2015/05/makalah-tampilan-kepustakaan-bk.html. (Online) diakses pada
tanggal 25 April 2017

17
http://fahmidamusyafaatul.blogspot.sg/2016/03/makalah-kegiatan-pendukung-bimbingan.html (o
nline) diakses pada tanggal 25 April 2017.
Dewa, Ketut Sukardi. 2006. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Hallen. 2000. Bimbingan dan Konseling. Jakarta. Ciputat Pers
Prayitno dan Amti. 2009. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta

18

Anda mungkin juga menyukai