Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang

penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang digantungkan

padanya. Rumah sakit yang baik adalah rumah sakit yang memiliki kemampuan

dalam menghubungkan aspek-aspek kemanusiaan yang ada dengan program-

program pelayanan kesehatan (Wulan dan Hastuti, 2011).

Lokakarya Nasional Keperawatan tahun 1983 menyatakan bahwa

keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan professional, yang merupakan

bagian integral dari pelayanan kesehatan. Berdasarkan pada ilmu dan kiat

keperawatan berbentuk pelayanan biopsikososial dan spiritual yang

komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit

maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Hidayat, 2008).

Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang

mempunyai suatu paradigma atau model keperawatan yang meliputi empat

komponen yaitu : manusia, kesehatan, lingkungan dan perawat itu sendiri.

Perawat adalah suatu profesi yang mulia, untuk itu seorang perawat memerlukan

kemampuan untuk memperhatikan orang lain, keterampilan intelektual, teknikal

1
2

dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring atau kasih sayang (Wulan

dan Hastuti, 2011).

Sikap caring menjadi salah satu komponen penting dalam pemberian asuhan

keperawatan, terutama dalam pemberian asuhan psikologi pasien. Caring ini

sangat cocok diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien, salah

satunya dapat digunakan dalam asuhan psikologis pasien (Burnard & Morrison,

2009).

Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa, di lapangan ada

kecenderungan perawat tidak caring dalam memberikan asuhan keperawatan.

Hasil penelitian Sobirin (2002), didapatkan bahwa penerapan perilaku caring

lebih dari separuh perawat pelaksana (52,5%) di RSUD Unit Swadana Kabupaten

Subang termasuk kategori rendah. Hasil penelitian Agustin (2002) di RS Dr.

Mohammad Hoesin Palembang menyebutkan bahwa hampir separuh perawat

dinilai tidak caring (48,5%).

Rasa cemas atau ansietas dapat dimiliki oleh setiap pasien maupun keluarga

pasien yang sedang berada di rumah sakit, rasa cemas ini berbeda-beda antara

setiap individu (Burnard & Morrison, 2009 ). Potter & Perry (2005) menyatakan

apabila rasa cemas tidak mendapat perhatian didalam suatu lingkungan, maka rasa

cemas itu dapat menimbulkan suatu masalah yang serius.

Kecemasan menjadi sebuah masalah yang sering sekali muncul di pusat

pelayanan kesehatan atau rumah sakit. Diperkirakan jumlah orang yang menderita
3

gangguan kecemasan baik akut maupun kronik mencapai 5% dari jumlah

penduduk, dan diperkirakan antara 2-4% diantara penduduk disuatu saat dalam

kehidupannya pernah mengalami gangguan cemas (Hawari, 2009).

Hasil penelitian yang dilakukan Garvin (2003), didapatkan data 79,8%

menyatakan bahwa penanganan kecemasan sangat penting, dan 17,6%

menyatakan penanganan kecemasan penting. Didapatkan data berikutnya 33%

berfikir bahwa kecemasan dapat mengancam kehidupan. Dan hampir setengah

dari responden 49,5% menyatakan sangat berbahaya bila kecemasan tidak

ditangani dengan baik, hal ini membuktikan bahwa pentingnya penanganan

kecemasan pada pasien.

Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan di rumah sakit islam siti

Khadijah Palembang tepatnya di ruang marwah pada tanggal 22 mei 2017

diperoleh data pasien pada bulan januari sebanyak 134 orang sedangkan bulan

februari sebanyak 130 orang. Dari data tersebut dapat di katakan pasien yang

menjalani rawat inap cukup banyak. Rata-rata pasien yang menjalani rawat inap

dirumah sakit tersebut 3 sampai 5 hari.

Menurut hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap 10 pasien yang

menjalani rawat inap di ruang marwah rumah sakit islam siti Khadijah pasien

mengatakan cemas seperti merasa lebih gugup dan panik dari biasanya. Salah satu

penyebab kecemasan yang dialaminya selain cemas akan penyakitnya, mereka

mengatakan merasa cemas terhadap perilaku perawat ketika melakukan tindakan

maupun pemeriksaan.
4

Beberapa perawat yang bertugas disana didapatkan kurangnya perilaku

caring, yaitu kurangnya intensitas kehadiran perawat untuk melakukan kontak

dengan pasien serta masih didapati hubungan yang kurang positif antara pasien

dan perawat dalam proses keperawatan. Hal tersebut memberikan dampak yang

berkaitan dengan keadaan pasien, sehingga dalam pelaksanaan observasi peneliti

masih banyak menemukan pasien yang mengalami masalah kecemasan.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai hubungan perilaku caring perawat terhadap tingkat kecemasan pasien

di ruang marwah rumah sakit islam Siti Khadijah Palembang Tahun 2017.

1.2 Rumusan Masalah


Belum diketahuinya hubungan perilaku caring perawat terhadap tingkat

kecemasan pasien di ruang marwah rumah sakit islam Siti Khadijah Palembang

Tahun 2017.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan perilaku caring perawat terhadap tingkat

kecemasan pasien di ruang marwah rumah sakit islam Siti Khadijah

Palembang Tahun 2017.


5

1.3.2 Tujuan Khusus

A. Untuk mengetahui prilaku caring perawat di ruang marwah rumah sakit

islam Siti Khadijah Palembang Tahun 2017.

B. Untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien di ruang marwah rumah sakit

islam Siti Khadijah Palembang Tahun 2017.

C. Untuk mengetahui perilaku caring perawat terhadap tingkat kecemasan

pasien di ruang marwah rumah sakit islam Siti Khadijah Palembang

Tahun 2017.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi rumah sakit islam Siti Khadijah Palembang.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan Sebagai bahan

pertimbangan untuk di jadikan intervensi dalam asuhan keperawatan sebagai

upaya untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien selama di rawat di rumah

sakit dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan perawat.

1.4.2 Bagi STIK Siti Khadijah.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk dapat

meningkatkan wahana keilmuan mahasiswa di bidang managemen

keperawatan bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Siti Khadijah Palembang khususnya dan mahasiswa

kesehatan lainnya pada umumnya.


6

1.4.3 Bagi peneliti.

Sebagai data dasar penelitian lebih lanjut baik peneliti sendiri Maupun

peneliti-peneliti lainnya dan penerapan dari ilmu yang di peroleh selama

pembelajaran sehingga menanamkan pengetahuan peneliti dalam melakukan

penelitian.

5.1 Keaslian penelitian

No Nama Judul penelitian Jenis Hasil penelitian Perbedaan dengan


penelitian penelitian penelti
1 Nurlaili Hubungan perilaku Penelitian ini Ada hubungan Pengumpulan data
hidayati caring perawat merupakan yang signifikan dengan teknik
(2013). dengan tingkat jenis penelitian perilaku caring purposive
kecemasan pasien non perawat terhadap sampling.
rawat inap di rumah eksperimen tingkat
sakit pku dengan kecemasan
muhammadiyah pendekatan pasien rawat inap
surakarta. Cross di Rumah Sakit
secsional. PKU
Muhammadiyah
Surakarta.

2 Abdul Hubungan perilaku Penelitian ini Ada hubungan Variabel


(2013) caring perawat merupakan perilaku caring independen ini
dengan tingkat jenis penelitian perawat dengan adalah kepuasan
kepuasan pasien analitik tingkat pasien.
rawat inap rumah dengan kepuasan Pengumpulan data
sakit pendekatan dengan teknik
pasien di ruang
Cross observasi.
secsional rawat inap
RSUD kota
Baubau
7

3 Hubungan perilaku Penelitian ini Ada hubungan Variabel


Firjon caring perawat merupakan perilaku caring independen ini
separtagus dengan tingkat jenis penelitian perawat dengan adalah kepuasan
wal habby kepuasan pasien study tingkat pasien.
(2015) rawat inap korelasional Pengumpulan data
kepuasan
puskesmas arjasa dengan dengan teknik
pasien rawat
Kabupaten jember. pendekatan observasi
Cross inap puskesmas
secsional arjasa
Kabupaten
jember.

Anda mungkin juga menyukai