Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nurul Azizah

Nim : J210221237

Mata kuliah : Konsep Keperawatan Anak Sakit Kronis Dan Terminal

Soal
1. Sesuai konsep keperawatan anak, prinsip apa yang diperhatikan dalam tata laksana nyeri
pada anak?
2. Bagaimana cara pengkajian nyeri pada anak?
3. Berikan gambaran contoh implementasi tata laksana nonfarmakologis nyeri pada anak!

Jawaban
1. Beberapa kasus yang sering dijumpai di masyarakat seperti peristiwa yang menimbulkan
trauma pada anak adalah cemas, marah, nyeri dan lain-lain. Apabila hal tersebut
dibiarkan dapat menyebabkan dampak psikologis pada anak dan tentunya akan
mengganggu perkembangan anak. Dengan demikian atraumatic care sebagai bentuk
perawatan terapeutik dapat diberikan pada anak dan keluarga dengan mengurangi
dampak psikologi dari tindakan keperawatan yang diberikan seperti memperhatikan
dampak tindakan yang diberikan dengan melihat prosedur tindakan atau aspek lain yang
kemungkinan berdampak terjadinya trauma, untuk mencapai perawatan tersebut beberapa
prinsip yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain:
a. Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga. Dampak perpisahan
dari keluarga maka anak mengalami gangguan psikologis seperti kecemasan,
ketakutan, kurang kasih sayang sehingga gangguan ini akan menghambat proses
penyembuhan anak dan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
b. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak.
Melalui peningkatan kontrol orang tua pada diri anak, diharapkan anak mandiri dalam
kehidupannya, anak akan selalu berhati-hati dalam melakukan aktivitas sehari-hari,
selalu bersikap waspada dalam segala hal, serta pendidikan terhadap kemampuan dan
keterampilan orang tua dalam mengawasi perawatan anak.
c. Mencegah dan mengurangi cedera (injury) dan nyeri (dampak psikologis).
Mengurangi nyeri merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam keperawatan
anak. Proses pengurangan rasa nyeri sering kali tidak bisa dihilangkan secara cepat
akan tetapi dapat dikurangi melalui berbagai teknik misalnya distraksi, relaksasi,
imaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan maka cedera dan nyeri akan
berlangsung lama pada anak sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan anak.
d. Tidak melakukan kekerasan pada anak.
Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat berarti
dalam kehidupan anak. Apabila ini terjadi pada saat anak dalam proses tumbuh
kembang maka kemungkinan pencapaian kematangan akan terhambat, dengan
demikian tindakan kekerasan pada anak sangat tidak dianjurkan karena akan
memperberat kondisi anak.
e. Modifikasi lingkungan.
Melalui modifikasi lingkungan fisik yang bernuansa anak dapat meningkatkan
keceriaan, perasaan aman dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu
berkembang dan merasa nyaman di lingkungannya.
2. A. Pengkajian Nyeri Pada Pediatric
1) FLACC Behavioral Pain Scale ( < 3 tahun)
FLACC Behavioral Pain Scale merupakan alat ukur pengkajian nyeri pada anak
kurang dari 3 tahun atau dengan gangguan kognitif. FLACC adalah akronim dari
Face, Legs, Activity, Cray, dan Consolability (wajah, kaki, aktifitas, menangis,
dan konsolabilitas). Kelima komponen ditotalkan dan ditentukan tingkat
keparahan nyeri dari skor 0 – 10. kontraindikasi pada penderita/ mungkin
mengalami cedera kepala (GCS kurang dsari 15).
Berikut tabel FLACC Behavior Pain Scale
0 1 2
Face (wajah) Tidak ada ekspresi Sesekali Mengerut yang
tertentu, tersenyum meringis, sering,
merengut, tidak mengepalkan
tertarik rahang, dagu
bergetar
Legs (Kaki) Rileks, posisi normal Gelisah, tegang Menendang-
nendang, kaki
ditarik
Activity Berbaring tenang, Menggeliat, Melengkung,
(aktivitas) normal, bergerak tegang, bolak kaku, posisi
dengan mudah balik, ragu ragu tetap,
untuk bergerak menggosok
bagian tubuh
Cry (menangis) Tidak menangis Merintih, Menangus terus
/mengerang (terjaga sesekali menerus,
atau tertidur) menangis, menjerit,
mengeluh. terisak,
mengerang,
mengeluh
dengan sering
Consolability Tenang, santai, tidak Diyakinkan oleh Sulir untuk
(konsolabilitas) perlu dihibur pelukan, dihibur,
berbicara, ditenangkan
distraksi.
Penilaian skor perilaku skala nyeri FLACC

0 = santai dan nyaman

1-3 = ketidaknyamanan ringan

4-6 = nyeri sedang

7-10 = ketidaknyamanan/ nyeri parah

2) Baker-Wong Faces Scale (3-7 Tahun)


Baker-Wong Faces Scale merupakan alat ukur pengkajian nyeri pada anak usia 3-
7 tahun. Masing-masing gambar wajah menggambarkan intensitas nyeri.
Instruksikan anak untuk memilih gambar wajah yang menggambarkan nyeri yang
di rasakan.
0 = tidak merasakan nyeri
2 = nyeri hanya sedikit
4 = nyeri sedikit lebih
6 = nyeri bahkan lebih
8 = jauh lebih menyakitkan
10 = nyeri sebanyak yang bisa dibayangkan

3) Visual Analog Scale (< 7tahun)


Visual Analog Scale merupakan alat ukur pengkajian nyeri pada anak usia 8 tahun
atau lebih. alat ukur ini ditentukan oleh nomor yang menggambarkan derajat
nyeri. Jika ragu dengan akan hasilnya, manfaatkan Wong-Baker Faces Scale atau
the FLACC Behavioral Tool.

3. Intervensi Nonfarmakologis

Tujuan utama intervensi nonfarmakologis adalah menenangkan pasien. Intervensi ini


dapat dilakukan sebelum, sesaat, maupun setelah prosedur.

- Musik
Beberapa studi menunjukkan bahwa musik dapat memberikan hasil yang positif
untuk menurunkan nyeri prosedural pada bayi dan anak. Ada delapan studi yang
berfokus pada anak dan empat di antaranya menunjukkan bahwa musik memiliki
efek penurunan nyeri pada bayi yang sedang disirkumsisi. Namun, studi lain
menunjukkan hasil yang berbeda, di mana efektivitas musik masih tidak dapat
disimpulkan.
- Memberikan teknik Distraksi.
Distraksi merupakan tindakan yang memfokuskan perhatian pada sesuatu selain
pada nyeri misalnya menonton film. Distraksi diduga dapat menurunkan persepsi
nyeri dengan menstimulasi sitem kontrol desendens yang mengakibatkan lebih
sedikit stimuli nyeri yang ditransmisikan ke otak. Keefektifan distraksi tergantung
pada kemampuan pasien untuk menerima dan membangkitkan input sensori selain
nyeri. Teknik pengalihan seperti pemberian mainan, non nutritive sucking, atau
pemberian ASI (pada bayi yang masih menyusui) dapat membantu menurunkan
rasa nyeri prosedural. Teknik pengalihan ini harus disesuaikan dengan umur
pasien. Contohnya, bayi dapat menggunakan kerincingan (rattle), sedangkan anak
usia 1–3 tahun bisa menggunakan mainan atau diajak menyanyi. Anak usia 3–6
tahun dapat menggunakan boneka, sementara anak usia sekolah dapat
menggunakan permainan pada gawai.
- Memberikan Kompres air dingin/ Terapi Es
Terapi es dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat sensivitas reseptor
nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan menghambat proses inflamasi.
Terapi panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area
dan kemungkinan dapat menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan.
- Memberikan terapi Massage (pijatan)
Ada beberapa teknik pijatan yang dapat dilakukan yaitu, remasan pada otot bahu,
selang seling tangan memijat punggung dengan tekanan pendek, cepat dan
bergantian tangan, petriasi dengan menekan punggung secara horizontal
kemudian pindah tangan dengan arah yang berlawanan dengan mengguakan
gerakan meremas, tekanan menyikat secara halus tekan punggung dengan
menggunakan ujung-ujung jari untuk mengakhiri pijatan.

Sumber :

- Naning,yuliastati. 2016. Buku ajar keperawatan anak. Jakarta selatan; Pusdik


SDM kesehatan.
- Mayasari dewi cristiani. 2016.”Pentingnya pemahaman manajemen nyeri non
farmakologis bagi seorang perawat”dalam:jurnal wawasan kesehatan; volume 1,
nomor 1, juni 2016.

Anda mungkin juga menyukai