Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KEPERAWATAN ANAK 1

MANAJEMEN NYERI PADA


ANAK MENGUNAKAN TOOLS
CHEOPS

Nama : Muhammad Naufaldo Wijaya

Nim: C1022062

Kelas : 2B

FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM


STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI
TAHUN AJARAN 2023/2024
BAB I

A. Defnisi Nyeri
nyeri adalah pengalaman perasaan emosional
yang tidak menyenangkan akibat terjadinya
kerusakan actual maupun potensial atau
menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Nyeri
adalah bentuk pengalaman sensorik dan emosional
yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan
adanya kerusakan jaringan atau cenderung akan
terjadi kerusakan jaringan atau suatu keadaan yang
menunjukkan kerusakan jaringan. Nyeri adalah
sensasi penting bagi tubuh. Provokasi sarafsaraf
sensorik nyeri menghasilkan reaksi
ketidaknyamanan, distres, atau penderitaan.
Penilaian dan pengukuran derajat nyeri sangatlah
penting dalam proses diagnosis penyebab nyeri.
Dengan penilaian dan pengukuran derajat nyeri dapat
dilakukan tata laksana nyeri yang tepat, evaluasi serta
perubahan tata laksana sesuai dengan respon pasien.
Nyeri harus diperiksa dalam suatu faktor fisiologis,
psikologis serta lingkungan.

B. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Nyeri


1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Budaya
4. Ansietas
5. Pengalaman masa lalu dengan nyeri
6. Efek Plasebo
7. Keluarga dan Support Sosial
8. Pola Koping
C. Proses Terjadinya Nyeri
1. Tranduksi
adalah suatu proses dimana akhiran
saraf aferen menerjemahkan stimulus (misalnya
tusukan jarum) ke dalam impuls nosiseptif.
2. Transmusi
adalah suatu proses dimana impuls
disalurkan menuju kornu dorsalis medula
spinalis, kemudian sepanjang traktus sensorik
menuju otak. Neuron aferen primer merupakan
pengirimdan penerima aktif dari sinyal elektrik
dan kimiawi. Aksonnya berakhir di kornu
dorsalis medula spinalis dan selanjutnya
berhubungan dengan banyak neuron spinal.
3. Modulisasi
adalah proses amplifikasi sinyal neural
terkait nyeri (pain related neural signals). Proses
ini terutama terjadi di kornu dorsalis medula
spinalis, dan mungkin juga terjadi di level
lainnya. Serangkaian reseptor opioid seperti mu,
kappa, dan delta dapat ditemukan di kornu
dorsalis. Sistem nosiseptif juga mempunyai jalur
desending berasal dari korteks frontalis,
hipotalamus, dan area otak lainnya ke otak tengah
(midbrain) dan medula oblongata, selanjutnya
menuju medula spinalis. Hasil dari proses
inhibisi desendens ini adalah penguatan, atau
bahkan penghambatan (blok) sinyal nosiseptif di
kornu dorsalis.
4. Persepsi
nyeri adalah kesadaran akan
pengalaman nyeri. Persepsi merupakan hasil dari
interaksi proses transduksi, transmisi, modulasi,
aspek psikologis, dan karakteristik individu
lainnya. Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang
berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ
tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri
adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang
berespon hanya terhadap stimulus kuat yang
secaara potensial merusak. Reseptor nyeri
disebut juga Nociseptor. Secara anatomis,
reseptor nyeri (nociseptor) ada yang bermiyelin
dan ada juga yang tidak bermiyelin dari syaraf
aferen.

D. Pengkajian Nyeri
1. Lokasi Nyeri
2. Intensitas Nyeri
3. Karakteristik nyeri
4. Durasi Nyeri
5. Faktor Pemicu
6. Pengaruh Nyeri pada kualitas hidup
7. Respon terhadap terapi Nyeri
8. Faktor-Faktor Psikologis
9. Ekspresi Nonverbal
10. Komunikasi dengan Pasien

E. Manajemen Nyeri
1. Edukasi Pasien
2. Farmakoterapi
3. Terapi Fisik
4. Terapi Okupasional
5. Intervesi Psikososial
6. Teknik Non-Farmakologi
7. Intervensi Bedah
8. Pendekatan Multidisipliner
BAB II

A. Definisi Nyeri Tools Cheops


CHEOPS Adalah sebuah perilaku skala untuk
mengevaluasi nyeri pasca operasi pada anak kecil. Ini
dapat digunakan untuk memantauefektivitas
intervensi untuk mengurangi rasa sakit dan
ketidaknyamanan.
CHEOPS (Chiledren’s Hospital of Eastern
Ontaria Pain Schale) adalah suatu skala yang
digunakan untuk menilai tinkat nyeri pada anak-
anak. Skala ini dikembangkan khsusus untuk
digunakakn pada anak anak yang belum mampu
mengungkapkan atau mengukur tingkat nyeri ssecara
verbal.

B. Kriteria Pasien
Skala Nyeri CHEOPS (Children’s Hospital Of
Eastern Ontaria Pain Scale) dirancang untuk
digunakan pada anak-anak antara 1- 18 tahun.
Rentang usia ini cukup mencakup periode dari bayi
hingga masa remaja. Skala khususnya diperuntukan
bagi anak-anak yang mungkin kesulitan
mengungkapkan atau mengartikan tingkat nyeri
mereka dengan cara verbal.
C. Cara Pengunaan tools CHEOPS

Parameter Perilaku Skor

Tangisan Anak Tidak Menangis 1

Anak mengerang/menangis tetapi 2


tidak bersuara

Anak menangis lirih/merengek 2

Anak menangis keras 3

Wajah Ekspresi wajah anak netral 1

Ekspresi wajah negative 2

Ekspresi wajah anak kelihatan 0


tersenyum

Ungkapan Anak mengatakan hal posisitf 0

Verbal tanpa mengeluh nyeri.

Anak diam saja, tidak bicara sama 1


sekali.

Anak mengatakan nyeri, tetapi 1


bukan nyeri yang disebabkan oleh
adanya nyeri yang disebabkan oleh
adanya nyeri yang sebenarnya,
tetapi karena anak ingin selalu
dekat ibunya atau karena haus.
Anak mengatakan nyeri yang
dialaminya. 2

Anak mengatakan nyeri disertai 2


keluhan lainnya, misalnya ingin
bertemu dengan ibunya.

Gerakan Badan diam tidak bergerak 1

Badan bergerak sedikit atau 2


bergeser

Badan terlihat kaku dan tegang 2

Badan terlihat bergerak atau 2


bergoyang secara tidak teratur

Badan anak terlihat digerakkan 2


atau dinaikkan ke atas
Badan anak terlihat geraknnya terbatas 2

Sentuhan Anak tidak menyentuh area bagian 1


tubuhnya yang sakit

Anak mencoba meraih area 2


tubuhnya yang sakit, tetapi tidak
melakukannya

Anak menyentuh area tubuh yang 2


sakit

Anak memegang area tubuhnya 2


yang sakit
Kaki Kaki anak relaks dengan berbagai posis 1

Kaki anak bergerak sedikit, tetapi agak kaku 2

Kaki anak tampak kaku atau anak 2


berusaha menarik kakinya
mendekati tubuhnya

Kaki anak dapat berdiri, berlutut, 2


dan ditekuk

Kaki anak di restrain atau diikat 2

 Skor 4: menunjukkan tidak ada nyeri (skor minimal)


 Skor 13: nyeri sangat berat (maksimal skor)

Menilai tingkat nyeri pada pasien anak harus


dilakukan oleh tenaga kesehatan khususnya perawat
agar dapat ditentukan tindakan medis atau
keperawatan yang tepat kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Mardana, I Kadek R.P, dan Tjahya Aryasa. (2017). Penilaian Nyeri. Denpasar:
Sangalah.

Mediani,Henny suzana.,Mardhiyah, Ai.,dan Rakhmawati,Windy.(2005).Respon


Nyeri Infant dan Anak Yang Mengalami Hospitalisasi Saat Pemasangan
Infus Di RSUD Sumedang. Bandung: Sumedang.

Natsir. (2019). Panduan asesmen skrining nyeri. Rumah sakit umum daerah.

Neil. (2008). ADLN. Surabaya: Universitas airlangga.

Anda mungkin juga menyukai