Anda di halaman 1dari 23

Keperawatan Dasar Profesi

LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN KEBUTUHAN NYERI DAN KENYAMANAN

Oleh :
Israwati S. Kep
NIM: 70900121036

PERSEPTOR LAHAN PERSEPTOR INSTITUSI

Ns. , S.Kep Dr. Patima, S.Kep.,Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XIX


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2022
BAB I
KONSEP KEBUTUHAN NYERI DAN KENYAMANAN

A. Definisi Kebutuhan Nyeri dan Keyamanan


Gangguan rasa nyaman adalah perasaan seseorang merasa kurang nyaman dan
sempurna dalam kondisi fisik, psikospiritual, lingkungan, budaya dan sosialnya
(Keliat dkk., 2015). Gangguan rasa nyaman merupakan suatu gangguan dimana
perasaan kurang senang, kurang lega, dan kurang sempurna dalam dimensi fisik,
psikospiritual, lingkungan serta sosial pada diri yang biasanya mempunyai gejala dan
tanda minor mengeluh mual (PPNI, 2016).
Menurut (Kasiati & Rosmalawati, 2016) kenyamanan mesti dipandang secara
holistik yang mencakup empat aspek yaitu:
1. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
2. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.
3. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang
meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).
4. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia
seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya.
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang
disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak
menyenangkan bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap
orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Kasiati & Rosmalawati,
2016).
Secara umum nyeri dibedakan menjadi 2 yaitu: nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri
akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang
tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot. Sedangkan,
nyeri kronis adalah nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung
dalam waktu yang cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Bila ditinjau dari sifat
terjadinya, nyeri dibagi menjadi nyeri tertusuk dan nyeri terbakar (Kasiati &
Rosmalawati, 2016).
Adapula beberapa metode yang digunakan untuk mengukur skala nyeri, yaitu :
1. Wong Baker Pain Rating Scale
Digunakan pada pasien dewasa dan anak >3 tahun yang tidak dapat
menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka.

Sumber : https://neuwritesd.org/2018/01/18/i-feel-your-pain-the-social-transmission-
of-pain-in-mice/
Keterangan :
0 : Tidak nyeri
1-2 : Sedikit nyeri
3-4 : Sedikit lebih nyeri
5-6 : Lebih nyeri
7-8 : Sangat nyeri
9-10 : Nyeri sangat hebat
2. Face, Legs, Activity, Cry and Consolability (FLACC) scale
Face, Legs, Activity, Cry and Consolability (FLACC) scale adalah intrumen
pengkajian nyeri yang baik digunakan pada anak usia 2-7 tahun. Skala ini terdiri dari
5 penilaian dengan skor total 0 (tidak nyeri) dan 10 (nyeri hebat) (Fitria Irawan,
2019).
No Kategori Skor Total
0 1 2
1 Face (wajah) Tidak ada Terkadang Sering
ekspresi meringis/menari menggertakan
khusus, k diri dagu dan
senyum mengatupkan
rahang
2 Leg (kaki) Normal, Gelisah, tegang Menendang,
rileks kaki tertekuk,
melengkungkan
punggung
3 Acitivity Berbaring Menggeliat, Kaku atau
(aktivitas) tenang, tidak bisa diam, menghentak
posisi kaku mengerang
normal,
mudah
bergerak
4 Cry Tidak Merintih Terus
(menangis) menangis merengek, menangis,
kadang-kadang berteriak,
mengeluh sering
mengeluh
5 Consability Rileks Dapat Sulit dibujuk
(konstability) ditenangkan
dengan sentuhan,
pelukan,
bujukan, dapat
dialihkan
Total skor
Sumber : https://gustinerz.com/penilaian-tingkat-nyeri-dengan-metode-flacc-scale-
pasien-anak/
Interpretasi :
0 : rileks dan nyaman
1-3 : nyeri ringan/ketidaknyamanan ringan
4-6 : nyeri sedang
7-10 : nyeri hebat/ketidaknyamanan berat
3. Numeric Rating Scale (NRS)
Dianggap sederhana dan mudah dimengerti, sensitif terhadap dosis, jenis kelamin,
dan perbedaan etnis. Lebih baik daripada VAS terutama untuk menilai nyeri akut.
Namun, kekurangannya adalah keterbatasan pilihan kata untuk menggambarkan rasa
nyeri, tidak memungkinkan untuk membedakan tingkat nyeri dengan lebih teliti dan
dianggap terdapat jarak yang sama antar kata yang menggambarkan efek analgesik.

Sumber : http://majalah1000guru.net/2015/02/skala-nyeri/
4. Visual Analog Scale (VAS)
Visual analog scale (VAS) adalah cara yang paling banyak digunakan untuk
menilai nyeri. Skala linier ini menggambarkan secara visual gradasi tingkat nyeri
yang mungkin dialami seorang pasien. Rentang nyeri diwakili sebagai garis
sepanjang 10 cm, dengan atau tanpa tanda pada tiap sentimeter. Tanda pada kedua
ujung garis ini dapat berupa angka atau pernyataan deskriptif. Ujung yang satu
mewakili tidak ada nyeri, sedangkan ujung yang lain mewakili rasa nyeri terparah
yang mungkin terjadi. Skala dapat dibuat vertikal atau horizontal. VAS juga dapat
diadaptasi menjadi skala hilangnya/reda rasa nyeri. Digunakan pada pasien anak >8
tahun dan dewasa. Manfaat utama VAS adalah penggunaannya sangat mudah dan
sederhana. Namun, untuk periode pasca bedah, VAS tidak banyak bermanfaat karena
VAS memerlukan koordinasi visual dan motorik serta kemampuan konsentrasi.

Sumber : http://majalah1000guru.net/2015/02/skala-nyeri/
B. Fisiologi Nyeri
Terjadinya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor
nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas
yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin, yang tersebar pada kulit
dan mukosa, khususnya pada vicera, persendian, dinding arteri, hati dan kadung
empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulasi atau
rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimiawi seperti bradikinin, histamin,
prostaglandin, dan macam-macam asam yang dilepas apabila terdapat kerusakan pada
jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain dapat berupa termal,
listrik atau mekanis (Kasiati & Rosmalawati, 2016).
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nyeri dan Kenyamanan
Kebutuhan rasa nyaman dipengaruhi oleh beberapa faktor menurut (Kasiati &
Rosmalawati, 2016) antara lain sebagai berikut:
1. Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan
dan kenyamanan
2. Status mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya risiko injury.
3. Gangguan persepsi sensori
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahaya seperti gangguan
penciuman dan pengl ihatan.
4. Keadaan imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah
terserang penyakit
5. Tingkat kesadaran
Pada pasien koma, respons akan menurun terhadap rangsangan, paralisis,
disorientasi, dan kurang tidur

6. Informasi atau komunikasi


Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat
menimbulkan kecelakaan.
7. Gangguan tingkat pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya
8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
9. Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan
penyakit, demikian sebaliknya dapat berisiko terhadap penyakit tertentu.
10. Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan
lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri.
11. Jenis kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon
nyeri dan tingkat kenyamanannya
12. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi
nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punyai.
D. Macam-Macam Gangguan yang Mungkin Terjadi
Menurut (Mardella, Ester, Riskiyah, & Mulyaningrum, 2013) Gangguan rasa
nyaman dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Nyeri akut
Nyeri akut merupakan keadaan seseorang mengeluh ketidaknyamanan dan
merasakan sensasi yang tidak nyaman, tidak menyenangkan selama 1 detik sampai
dengan kurang dari enam bulan.

2. Nyeri kronis
Nyeri kronis adalah keadaan individu mengeluh tidak nyaman dengan adanya
sensasi nyeri yang dirasakan dalam kurun waktu yang lebih dari enam bulan.
3. Mual
Mual merupakan keadaan pada saat individu mengalami sensai yang tidak nyaman
pada bagian belakang tenggorokan, area epigastrium atau pada seluruh bagian
perut yang bisa saja menimbulkan muntah atau tidak
BAB II
RENCANA ASUHAN KLIEN DENGAN GANGGUAN
NYERI DAN KENYAMANAN

A. Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
Pada kebutuhan keamanan, pengkajian menunjukkan pengelompokkan data yang
mengidentifikasi klien mempunyai resiko keamanan yang aktual atau potensial.
Sedangkan, pengkajian pada masalah nyeri harus akurat untuk upaya penatalaksanaan
nyeri yang efektif karena nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan dirasakan
secara berbeda pada masing-masing individu, maka perawat perlu mengkaji semua
faktor yang mempengaruhi nyeri, seperti faktor fisiologis, psikologis, perilaku,
emosional, dan sosiokultural. Pengkajian nyeri terdiri atas dua komponen utama,
yakni riwayat nyeri untuk mendapatkan data dari klien dan observasi langsung pada
respons perilaku dan fisiologis klien. Tujuan pengkajian adalah untuk mendapatkan
pemahaman objektif terhadap pengalaman subjektif (Wahit & Nurul, 2008).
P Provoking atau pemicu, yaitu faktor yang munculnya nyeri
Q Quality atau kualitas nyeri (mis. tumpul,tajam)
R Region atau daerah, yaitu daerah perjalanan ke daerah lain
S Severity atau keganasan, yaitu keparahan atau intensitas nyeri
T Time atau waktu, yaitu lama serangan atau frekuensi nyeri
Sumber : (Kasiati & Rosmalawati, 2016)
B. Diagnosis Keperawatan yang Mungkin Muncul
Diagnosa keperawatan utama yang muncul pada pasien dengan gangguan
kebutuhan nyeri dan kenyamanan menurut Rahayu & Harnanto (2016) yang
bersumber dari buku Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016) adalah:

1. Gangguan Rasa Nyaman


a. Definisi
Perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik,
psikospiritual, lingkungan dan sosial.
b. Batasan Karakteristik
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
Mengeluh tidak nyaman Gelisah
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
Mengeluh sulit tidur Menunjukkan gejala distress
Tidak mampu rileks Tampak merintih/menangis
Mengeluh kedinginan/kepanasan Pola eliminasi berubah
Merasa gatal Postur tubuh berubah
Mengeluh mual Iritabilitas
Mengeluh muntah

c. Faktor yang Berhubungan


1) Gejala penyakit
2) Kurang pengendalian situasional/lingkungan
3) Ketidakadekuatan sumber daya (mis. dukungan finansial, social dan
pengetahuan)
4) Kurangnya privasi
5) Gangguan stimulus lingkungan
6) Efek samping terapi (mis. medikasi, radiasi, kemoterapi)
7) Gangguan adaptasi kehamilan

2. Nyeri Akut
a. Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
b. Batasan Karakteristik
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
Mengeluh nyeri Tampak meringis
Bersikap protektif (mis. waspada,
posisi menghindari nyeri)
Gelisah
Frekuensi nadi meningkat
Sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) Tekanan darah meningkat
Pola nafas berubah
Nafsu makan berubah
Proes berfikir terganggu
Menarik diri
Berfokus pada diri sendiri
diaforesis

c. Faktor yang Berhubungan


1) Agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi, iskemia, neoplasma)
2) Agen pencedera kimiawi (mis. terbakar, bahan kimia iritan)
3) Agen pencedera fisik (mis. abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
3. Nyeri Kronis
a. Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat dan konstan, yang berlangsung lebih dari
3 bulan.
b. Batasan Karakteristik
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
Mengeluh nyeri Tampak meringis
Merasa depresi (tertekan) Gelisah
Tidak mampu menuntaskan
aktivitas
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
Merasa takut mengalami cedera Bersikap protektif (mis. posisi
berulang menghindari nyeri)
Waspada
Pola tidur berubah
Anoreksia
Fokus menyempit
Berfokus pada diri sendiri

c. Faktor yang Berhubungan


1) Kondisi musculoskeletal kronis
2) Kerusakan system saraf
3) Penekanan saraf
4) Infiltrasi tumor
5) Ketidakseimbangan neurotransmiter, neuromodulator dan reseptor
6) Gangguan imunitas (mis. neuropati terkait HIV, virus varicella-zoster)
7) Gangguan fungsi metabolik
8) Riwayat posisi kerja statis
9) Peningkatan indeks massa tubuh
10) Kondisi pasca trauma
11) Tekanan emosional
12) Riwayat penganiayaan (mis, fisik, psikologis, seksual)
13) Riwayat penyalahgunaan obat/zat
C. Perencanaan
1. Gangguan Rasa Nyaman
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapkan Gangguan rasa nyaman meningkat dengan
Kriteria hasil :
Gelisah menurun
Keluhan sulit tidur menurun
Keluhan kediginan menurun
Keluhan kepanasan menurun
Mual menurun
Gatal menurun
Menangis menurun
Iritabilitas menurun
Pola eliminasi membaik
Postur tubuh membaik

Intervensi Rasional
Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, - Untuk mengetahui lokasi,
durasi, frekuensi, kualitas, karakteristik, durasi, frekuensi,
intensitas nyeri kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri - Untuk mengetahui skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non - Untuk mengetahui mimik wajah
verbal yang diperlihatkan pasien saat
nyeri muncul
- Identifikasi faktor yang - Untuk mengetahui apa saja yang
memperberat dan memperingan memperberat dan memperingan
nyeri keadaan nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan - Untuk mengetahui pengetahuan
keyakinan tentang nyeri dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya - Untuk mengetahui bagaimana
terhadap respon nyeri pengaruh budaya terhadap respon
nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada - Untuk mengetahui pengaruh nyeri
kualitas hidup pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi - Untuk mengetahui keberhasilan
komplementer yang sudah terapi komplementer yang sudah
diberikan diberikan
- Monitor efek samping - Untuk mengetahui efek samping
penggunaan analgetik
penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis - Untuk mengurangi rasa nyeri yang
untuk mengurangi rasa nyeri (mis. dirasakan pasien dengan
TENS, hipnosis, akupresur, terapi menggunakan teknik
musik, biofeedback, terapi pijat, nonfarmakologis
aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
- Untuk mengurangi rasa nyeri yang
- Kontrol lingkungan yang
dirasakan pasien dan memberikan
memperberat rasa nyeri (mis.
kenyamanan
suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
- Untuk mengurangi rasa nyeri yang
- Fasilitasi istirahat dan tidur
dirasakan pasien
- Agar strategi yang diberikan bisa
- Pertimbangkan jenis dan sumber
efektif dalam meredakan nyeri
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, - Untuk memberikan pemahaman
dan pemicu nyeri agar pasien tidak gelisah saat nyeri
timbul
- Jelaskan strategi meredakan - Untuk mengontrol mengatasi nyeri
nyeri ketika nyeri muncul
- Anjurkan memonitor nyeri - Untuk memanajemen nyeri secara
secara mandiri mandiri
- Anjurkan menggunakan - Penggunaan analgetik yang tepat
analgetik secara tepat dapat mengurangi rasa nyeri
- Ajarkan teknik - Untuk menghindari peningkatan
nonfarmakologis untuk nyeri
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian - Untuk membantu menekan rasa
analgetik, jika perlu nyeri

2. Nyeri akut
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapkan Nyeri akut menurun dengan
Kriteria hasil :
Keluhan nyeri menurun
Meringis menurun
Sikap protektif menurun
Gelisah menurun
Frekuensi nadi membaik
Kesulitan tidur menurun
Tekanan darah membaik
Pola napas membaik
Nafsu makan membaik
Proses berfikir membaik
Menarik diri menurun
Berfokus pada diri sendiri menurun
Diaforesis menurun
Intervensi Rasional
Observasi
- Identifikasi lokasi, - Untuk mengetahui lokasi,
karakteristik, durasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
frekuensi, kualitas, intensitas kualitas, intensitas nyeri
nyeri
- Identifikasi skala nyeri - Untuk mengetahui skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non - Untuk mengetahui mimik wajah
verbal yang diperlihatkan pasien saat
nyeri muncul
- Identifikasi faktor yang - Untuk mengetahui apa saja yang
memperberat dan memperberat dan memperingan
memperingan nyeri keadaan nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan - Untuk mengetahui pengetahuan
keyakinan tentang nyeri dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya - Untuk mengetahui bagaimana
terhadap respon nyeri pengaruh budaya terhadap respon
nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri - Untuk mengetahui pengaruh nyeri
pada kualitas hidup pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi - Untuk mengetahui keberhasilan
komplementer yang sudah terapi komplementer yang sudah
diberikan diberikan
- Monitor efek samping - Untuk mengetahui efek samping
penggunaan analgetik penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik - Untuk mengurangi rasa nyeri yang
nonfarmakologis untuk dirasakan pasien
mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hipnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
- Untuk mengurangi rasa nyeri yang
- Kontrol lingkungan yang
dirasakan pasien dan memberikan
memperberat rasa nyeri (mis.
kenyamanan
suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan) - Untuk mengurangi rasa nyeri yang
- Fasilitasi istirahat dan tidur dirasakan pasien
- Agar strategi yang diberikan bisa
- Pertimbangkan jenis dan
efektif dalam meredakan nyeri
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, - Untuk memberikan pemahaman
dan pemicu nyeri agar pasien tidak gelisah saat nyeri
timbul
- Jelaskan strategi meredakan - Untuk mengontrol mengatasi nyeri
nyeri ketika nyeri muncul
- Anjurkan memonitor nyeri - Untuk memanajemen nyeri secara
secara mandiri mandiri
- Anjurkan menggunakan - Penggunaan analgetik yang tepat
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik dapat mengurangi rasa nyeri
nonfarmakologis untuk - Untuk menghindari peningkatan
mengurangi rasa nyeri nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian - Untuk membantu menekan rasa
analgetik, jika perlu nyeri

3. Nyeri kronis
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapkan Nyeri kronis menurun dengan
Kriteria hasil :
Keluhan nyeri menurun
Merasa depresi (tertekan) menurun
Gelisah menurun
Perasaan takut mengalami cedera berulang menurun
Sikap protektif menurun
Pola tidur membaik
Anoreksia menurun
Fokus membaik
Berfokus pada diri sendiri menurun
Intervensi Rasional
Observasi
- Identifikasi lokasi, - Untuk mengetahui lokasi,
karakteristik, durasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
frekuensi, kualitas, intensitas kualitas, intensitas nyeri
nyeri
- Identifikasi skala nyeri - Untuk mengetahui skala nyeri

- Identifikasi respon nyeri non - Untuk mengetahui mimik wajah


yang diperlihatkan pasien saat
verbal nyeri muncul
- Untuk mengetahui apa saja yang
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
memperberat dan keadaan nyeri
memperingan nyeri - Untuk mengetahui pengetahuan
- Identifikasi pengetahuan dan dan keyakinan tentang nyeri
keyakinan tentang nyeri - Untuk mengetahui bagaimana
- Identifikasi pengaruh budaya pengaruh budaya terhadap respon
terhadap respon nyeri nyeri
- Untuk mengetahui pengaruh nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
pada kualitas hidup - Untuk mengetahui keberhasilan
- Monitor keberhasilan terapi terapi komplementer yang sudah
komplementer yang sudah diberikan
diberikan - Untuk mengetahui efek samping
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
penggunaan analgetik
- Berikan teknik
nonfarmakologis untuk - Untuk mengurangi rasa nyeri yang
mengurangi rasa nyeri (mis. dirasakan pasien dengan
TENS, hipnosis, akupresur, menggunakan teknik
terapi musik, biofeedback, nonfarmakologis
terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
- Kontrol lingkungan yang
- Untuk mengurangi rasa nyeri yang
memperberat rasa nyeri (mis.
dirasakan pasien dan memberikan
suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan) kenyamanan
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Untuk mengurangi rasa nyeri yang
- Pertimbangkan jenis dan dirasakan pasien
sumber nyeri dalam pemilihan - Agar strategi yang diberikan bisa
strategi meredakan nyeri efektif dalam meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, - Untuk memberikan pemahaman
dan pemicu nyeri agar pasien tidak gelisah saat nyeri
timbul
- Jelaskan strategi meredakan - Untuk mengontrol mengatasi nyeri
nyeri ketika nyeri muncul
- Anjurkan memonitor nyeri - Untuk memanajemen nyeri secara
secara mandiri mandiri
- Anjurkan menggunakan - Penggunaan analgetik yang tepat
analgetik secara tepat dapat mengurangi rasa nyeri
- Ajarkan teknik - Untuk menghindari peningkatan
nonfarmakologis untuk nyeri
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian - Untuk membantu menekan rasa
analgetik, jika perlu nyeri
DAFTAR PUSTAKA
Kasiati, & Rosmalawati, N. W. D. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.

Mini Riset Fatria Irawan Maku dengan Judul Gambaran Intensitas Nyeri Menggunakan
FLACC Scale tahun 2019

Patima, Risnah, & Musdalifah. (2021). Buku Panduan Kegiatan Mahasiswa Ners
Angkatan XIX UIN Alauddin Makassar: Keperawatan Dasar Profesi. Gowa:
Tim Keperawatan Dasar Ners Angkatan XIX UIN Alauddin Makassar.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi
1 Cetakan 2. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1
Cetakan 2. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai