Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Persalinan bisa dikatakan adalah momen paling penting bagi ibu hamil. Setelah kurang lebih 9 bulan
mengandung si buah hati, persalinan menjadi kulminasi ekspektasi dan usaha seorang ibu untuk
memiliki anak. Bukan menjadi hal yang mengherankan bila saat persalinan membutuhkan persiapan
yang benar-benar matang. Ini tidak hanya penting bagi keselamatan janin, tetapi juga keselamatan ibu
sendiri. Maka dalam persalinan perlu diterapkan Lima Benang Merah Dalam Asuhan Persalinan yang
dalam hal ini akan di bahas mengenai Asuhan Sayang Ibu dan menjelaskan teknik relaksasi serta upaya
mengurangi rasa nyeri persalinan.

RUMUSAN MASALAH

Apa yang dimaksud dengan Asuhan Sayang Ibu ?

Apa saja Asuhan Sayang Ibu Saat Persalinan ?

Apa yang dimaksud dengan relaksasi menjelang persalinan dan bagaimana tekniknya ?

Bagaimanana upaya mengatasi rasa nyeri persalinan ?

TUJUAN

Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Asuhan Sayang Ibu dan apa saja Asuhan
Sayang Ibu saat Persalinan

Mahasiswa mampu memahami bagaimana teknik relaksasi saat persalinan

Mengerti dan memahami bagaimana teknik atau upaya mengatasi rasa nyeri persalinan

BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN ASUHAN SAYANG IBU


Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu.

Beberapa prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama
proses persalinan dan kelahiran bayi. Banyak hasil penellitian menunjukkan bahwa jika para ibu
diperhatikan dan diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui dengan baik
mengenai proses persalinan dan asuahan yang akan mereke terima, mereka akan mendapatatkan rasa
aman dan hasil yang lebih baik (Enkin, et al, 2000).

Disebutkan pula bahwa hal tersebut diatas dapat mengurangi terjadinya persalinan dengan vacum,
cunam, dan secsio sesar dan persalinan berlangsung lebih cepat (Enkin,et al, 2000).

ASUHAN SAYANG IBU DALAM PROSES PERSALINAN

Panggil ibu sesuai namanya, hargai dan perlakukan ibu sesuai martabatnya

Jelaskan semua asuhan dan perawatan kepada ibu sebelum memulai asuhan tersebut

Jelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya

Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau khawatir

Dengarkan dan tenggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu

Berikan dukungan, besarkan hatinya dan tentramkan hati ibu beserta anggota-anggota keluarganya

Anjurkan ibu untuk di temani suami dan atau anggota keluarga yang lain selama persalinandan kelahiran
bayinya

Ajarkan suami dan anggota-anggota keluarga mengenai cara-cara bagaimana mereka dapat
memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran bayinya

Secara konsisten lakukan praktik-praktik pencegahan infeksi yang baik

Hargai privacy ibu

Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan kelahiran bayi

Anjurkan ibu untuk minum dan makan makanan ringan sepanjang ia menginginkannya

Hargai dan perbolehkan praktik-praktik tradisional yang tidak merugikan kesehatan ibu

Hindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan seperti episiotomy, pencukuran, dan klisma
Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya sesegera mungkin

Membantu memulai pemberian ASI dalam satu jam pertama setelah bayi lahir

Siapkan rencana rujukan (bila perlu)

Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik dan bahan-bahan, perlengkapan dan obat-
pbatan yang diperlukan. Siap untuk melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi

TEKNIK RELAKSASI MENJELANG PERSALINAN

Relaksasi saat menjelang persalinan sangat penting untuk dicapai. Relaksasi tidak hanya akan
memudahkan proses persalinan, tetapi juga untuk memastikan sang buah hati lahir tanpa ada kendala
berarti. Teknik relaksasi menjelang persalinan juga bisa dikatakan mudah untuk dilakukan. Ibu hanya
perlu mengenali ketegangan pada otot masa-masa tertentu.Setelah ada ketegangan pada perut
ibu,maka lakukan seni melepaskan ketegangan.

Caranya adalah dengan memusatkan perhatian pada beberapa bagian tubuh. Fokuskan konsentrasi
pada bagian-bagian tubuh yang tegang dan lepaskan ketegangan tersebut sembari diikuti tarikan nafas
dalam-dalam dan hembuskan nafas. Dengan melakukan hal tersebut, ibu bisa mencapai keadaan
relaksasi yang cukup, baik relaksasi relaksasi pikiran maupun tubuh Itulah sebabnya usaha yang lebih
dan konsentrasi sangat dibutuhkan saat ibu melakukan teknik ini. Ibu bisa meminta bantuan pasangan
untuk membacakan prosedur latihan saat ingin melakukan teknik relaksasi.

Ada baiknya sang pasangan nantinya akan membacakan prosedur latihan dengan lambat dan tenang
sehingga ibu dapat memiliki waktu yang cukup untuk memusatkan diri dan melepaskan ketegangan
dengan santai tanpa terburu-buru. Apabila tidak ada pasangan atau orang lain yang bisa membantu
,gunakan audio tape relaksasi untuk ibu hamil.

JENIS-JENIS RELAKSASI MENJELANG PERSALINAN

Ada beberapa macam jenis relaksasi yang bisa dilakukan saat menjelang persalinan,yaitu:

Relaksasi Pasif

Relaksasi pasif ini adalah jenis relaksasi yang paling mudah dan paling sering dilakukan oleh ibu hamil.
Ibu hanya perlu melekukan posisi berbaring yang dirasa nyaman, bisa menyamping atau semi
duduk,dengan kepala atau seluruh anggota gerak didukung oleh tempat tidur, bantal, dinding atau
lantai. Pastikan ibu menyediakan cukup banyak waktu untuk mencari posisi yang paling nyaman
sehingga nantinya.

Ibu tidak perlu menggunakan otot-otot untuk menahan tubuh pada posisi tersebut. Ibu bisa
menggunakan bantuan bantal yang diletakkan disalah satu atau kedua lutut, dibawah kepala atau
dibawah perut untuk membuat ibu merasa lebih nyaman, tentunya tergantung pada posisi yang ibu
pilih.

Relaksasi Sentuhan

Relaksasi jenis ini membutuhkan bantuan dari pasangan untuk mendapatkan jenis relaksasi yang
diharapkan. Pada posisi ini, ibu harus memberikan respon terhadap jenis sentuhan yang diberikan oleh
pasangan berupa kondisi rileks dan dengan mengendurkan otot-otot yang dirasa tegang, pada masa
persalinan, sentuhan dan rabaan atau bahkan usapan dari orang-orang yang menemani bisa
memberikan sebuah isyarat nonverbal untuk membuat badan terasa rileks. Caranya sangat sederhana,
Ibu hanya perlu berbaring menyamping atau mengambil posisi duduk atau apapun yang ibu rasa cukup
nyaman.

Setelah itu mintalah bantuan pasangan untuk mengkontraksikan serangkaian otot pada tubuh dengan
menyentuh otot-otot yang tegang ibu dengan sentuhan yang kuat, tegas namun rileks. Minta pasangan
untuk menyesuaiakan jari-jari dengan lekuk bentuk tubuh tanpa menekan apapun. Bayangkan
ketegangan tadi lumer dan mengalir keluar dari tubuh.

Jenis sentuhan lain adalah sentuhan diam. Pada kondisi ini, ibu meminta pasangan untuk menahan
tangannnya dengan kuat dibeberapa bagian tubuh yang tegang sampai ibu merasa rileks.

Ada pula sentuhan berupa tekanan kuat, minta pasangan untuk memberikan tekanan dengan
menggunakan ujung jari dan telapak tangan di daerah yang dirasa tegang.

Selain itu, mengusap juga merupakan salah satu bentuk sentuhan relaksasi yang paling disukai. Pada
kondisi ini, pasangan akan mengusap dengan ringan beberapa bagian tubuh yang dirasa tegang.

Relaksasi Pijatan
Terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah memijat. Pasangan akan menggosok dan menekan dengan
kuat dan perlahan bagian-bagian otot yang tegang. Teknik ini biasanya diaplikasikan untuk bagian
punggung atas dan bahu, walaupun daerah lain juga bisa mendapatkan treatmen yang sama.

UPAYA MENGATASI RASA NYERI PERSALINAN

Nyeri Persalinan

Nyeri adalah pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan
jaringan yang aktual maupun potensial (Brunner & Suddart, 2001).

Nyeri persalinan adalah nyeri kontraksi uterus yang disebabkan oleh dilatasi dan penipisan serviks serta
iskemia rahim (penurunan aliran darah sehingga oksigen local mengalami deficit) akibat kontraksi arteri
meometrium (Bobaus, 2004).

Dalam nyeri persalinan, sistem saraf otonom dan terutama komponen simpatis yang berperan dalam
sensori. Sistem saraf otonom mengontrol aktivitas otot polos dan visera misalnya uterus dan dapat
dikenal sebagai sistem saraf involunter karena organ ini berfungsi tanpa kontrol kesadaran. Terdapat
dua komponen yang berbeda, yaitu sistem simpatis dan parasimpatis. Sistem ini bekerja secara sinergis
ketika mensyarati organ yang sama. Tetapi juga bekerja sendiri-sendiri, misalnya saraf simpatis
menyuplai uterus dan membentuk bagian yang sangat penting dan neuroanatomi nyeri persalinan.

Sistem saraf otonom menunjukkan bahwa baik komponen simpatis dan parasimpatis menyuplai
sebagian besar organ abdomen dan pelris, termasuk uterus.

Teknik Pengurangan Rasa Nyeri

1) Intervensi Pengendalian Nyeri Non Farmakologis

Terdapat beberapa intervensi non-farmakologis yang dapat digunakan sebagai pereda nyeri dalam
persalinan antara lain :

Hidroterapi Get
Hidroterapi Get (mandi Whire Pool) ialah metode non-farmakologis yang dipakai untuk memberikan
rasa nyaman dan rasa rileks selama persalinan walaupun metode ini tidak diterima atau diterapkan
secara universal. Beberapa manfaat dapat diperoleh dari teknik ini. Bebas dari rasa tidak nyaman dan
relaksasi tubuh, secara umum membuat kecemasan ibu berkurang. Berkurangnya rasa cemas akan
menurunkan produksi adrenalin sehingga kadar oksitosin(untuk merangsang persalinan) dan endorphin
meningkat (untuk mengurangi persepsi nyeri). Selain itu, gelombang dan pukulan ringan air merangsang
puting susu (karena hiperstimulasi kontraksi rahim belum terjadi (Aderhold, perry, 1911).

Distraksi

Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian pasien
pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang dialami. Cara distraksi dapat
mengurangi nyeri dapat dijelaskan dengan teori “(Gate Control)”. Pada spina cord, sel-sel reseptor yang
menerima stimuli nyeri peripheral dihambat oleh stimuli dari serabut-serabut saraf yang lain. Karena
pesan-pesan nyeri menjadi lebih lambat daripada pesan-pesan diversional maka pintu spinal cord yang
mengontrol jumlah input ke otak menutup dan pasien merasa nyerinya berkurang (Cummings, 1981).
Beberapa teknik distraksi antara lain bernafas secara pelan-pelan, masage sambil bernafas pelan-pelan,
atau membayangkan hal-hal yang indah sambil memejamkan mata.

Masase

Masase adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya otot, tendon atau ligamentum,
tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri, merahasiakan
relaksasi, dan atau memperbaiki sirkulasi. Masase adalah terapi nyeri paling primitive (lele,
dkk,199o:1777) dan menggunakan refleks lembut untuk menahan, dan menggosok atau meremas
bagian tubuh yang nyeri.

Simkin (1989) mengamati bahwa efek yang menguntungkan hanya berlangsung selama masase
diteruskan ketika dihentikan nyeri bertambah. Kerugian ini diakibatkan oleh proses adaptasi, yaitu
sistem saraf menjadi terbiasa dengan rangsangan dan organ perasa berhenti berespon. Dengan
demikian, Simkin menganjurkan masase selama persalinan harus dilakukan secara intermitten, seperti
penghusukkan punggung yang khususnya hanya dilakukan selama kontraksi, atau bervariasi dalam jenis
sentuhan dan lokasi.

Stimulasi Saraf Elektronik Per Trankutan


Atau juga disebut Tranicutaneous electrical nerve stimulation (TENS)) efektif akibat adanya efek plasebu.
Implementasi TENS dapat menstimulasi izekposan apiate endogen (enkephalin) pada tubuh wanita
sehingga rasa tidak nyaman yang dirasakan wanita tersebut mereda (Scott, dkk, 1990).

Penggunaan TENS tidak beresiko, baik bagi ibu maupun bagi janin.

Teknik Relaksasi Bernafas

Merupakan tindakan pengendalian nyeri non farmakologis yang dapat membantu ibu mengendurkan
seluruh tubuhnya ketika rahim berkontraksi. Beberapa jenis pernafasan bisa membantu ibu dalam
menghadapi persalinan tahap 1 (Sebelum diperbolehkan mengedan) :

Menarik nafas dalam (untuk membantu ibu rileks) dilakukan pada awal akhir kontraksi.

Menarik nafas dangkal dan cepat di dada bagian atas, dilakukan pada saat kontraksi mencapai
puncaknya.

Menarik nafas pendek dan cepat diikuti dengan menghembuskan nafas melalui mulut dan dilakukan
untuk menahan keinginan untuk mengedan (sebelum terjadi pembukaan lengkap).

Pada tahap ini, teknik pernafasan dapat memperbaiki relaksasi otot-otot abdomen dan dengan demikian
meningkatkan ukuran rongga abdomen. Keadaaan ini mengurangi friksi (gesekan) dan rasa tidak nyaman
antara rahim dan dinding abdomen karena otot-otot di daerah genitalia juga menjadi lebih rileks, otot-
otot tersebut tidak mengganggu penurunan janin.

Pada tahap II, ibu mulai boleh mengedan dan diselingi dengan manarik nafas cepat dan pendek. Pada
tahap ini, pernafasan dipakai untuk menaikkan tekanan abdomen dan dengan demikian membantu
mengeluarkan janin. Keadaan ini juga dipakai untuk merelaksasikan otot-otot fundamental untuk
mencegah pengeluaran dini kepala janin.

Tujuan Teknik Pernapasan

o Menyediakan oksigen untuk ibu dan bayi. Sehingga otot dapat berfungsi lebih efektif dan rasa sakit
akan berkurang.

o Relaksasi
o Distraction

Metode Relaksasi Bernafas

Metode Dick-Read

Metode Lamaze

Jenis Jenis Teknik Pernapasan

The Cleansing Breath (Latihan Nafas Pembersihan)

Light Breathing/ Hee-Hee Breathing (pernapasan ringan)

Hee – Hee -Blow Breathing/ Pernapasan Hee – Hee-Blow (pernapasan pukulan)

Slide Pernapasan

Keuntungan Teknik Relaksasi Bernafas

Keuntungan Emosional

Keuntungan Fisiologi

Pijat

Teknik-teknik pijat dalam persalinan terbagi dalam atas dua teknik, yaitu:

Teknik counterpressure

Adalah pijatan dengan tekanan kuat dengan meletakan tumit tangan ataubagian datar dari tangan atau
bisa juga menggunakan bola tennis. Tekanan ini dapat diberikan dengan gerakan lurus atau melingkar
kecil. Teknik ini sangat efektif dalam menghilangkan rasa sakit pada nyeri punggung, kaki, dan tangan
(Meiliasari dkk,2002)

Teknik effluerage
Dalam persalinan, teknik effluerage dilakukan dengan menggunakan ujung jari yang ditekan lembut atau
ringan tanpa tekanan kuat dengan tidak melepaskan jari pemijat dari permukaan kulit. Teknik effluerage
dilakukan pada bagian-bagian tubuh tertentu, seperti :bahu dan punggung

Posisi dan Ambulansi

Duduk/ setengah duduk

Kala I

Kala I adalah suatu kala dimana dimulai dari timbulnya his sampai pembukaan lengkap. Asuhan yang
dapat dilakukan pada ibu adalah :

Memberikan dukungan emosional.

Pendampingan anggota keluarga selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya.

Menghargai keinginan ibu untuk memilih pendamping selama persalinan.

Peran aktif anggota keluarga selama persalinan dengan cara : (a) Mengucapkan kata-kata yang
membesarkan hati dan memuji ibu. (b) Membantu ibu bernafas dengan benar saat kontraksi. (c)
Melakukan massage pada tubuh ibu dengan lembut. (d) Menyeka wajah ibu dengan lembut
menggunakan kain. (e) Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.

Mengatur posisi ibu sehingga terasa nyaman.

Memberikan cairan nutrisi dan hidrasi – Memberikan kecukupan energi dan mencegah dehidrasi. Oleh
karena dehidrasi menyebabkan kontraksi tidak teratur dan kurang efektif.

Memberikan keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur dan spontan – Kandung
kemih penuh menyebabkan gangguan kemajuan persalinan dan menghambat turunnya kepala;
menyebabkan ibu tidak nyaman; meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan; mengganggu
penatalaksanaan distosia bahu; meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pasca persalinan.

Pencegahan infeksi – Tujuan dari pencegahan infeksi adalah untuk mewujudkan persalinan yang bersih
dan aman bagi ibu dan bayi; menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi baru lahir.

Kala II

Kala II adalah kala dimana dimulai dari pembukaan lengkap serviks sampai keluarnya bayi.
Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :

Pendampingan ibu selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya oleh suami dan anggota keluarga
yang lain.

Keterlibatan anggota keluarga dalam memberikan asuhan antara lain : (a) Membantu ibu untuk berganti
posisi. (b) Melakukan rangsangan taktil. (c) Memberikan makanan dan minuman. (d) Menjadi teman
bicara/ pendengar yang baik. (e) Memberikan dukungan dan semangat selama persalinan sampai
kelahiran bayinya.

Keterlibatan penolong persalinan selama proses persalinan & kelahiran – dengan cara : (a) Memberikan
dukungan dan semangat kepada ibu dan keluarga. (b) Menjelaskan tahapan dan kemajuan persalinan.
(c) Melakukan pendampingan selama proses persalinan dan kelahiran.

Membuat hati ibu merasa tenteram selama kala II persalinan – dengan cara memberikan bimbingan dan
menawarkan bantuan kepada ibu.

Menganjurkan ibu meneran bila ada dorongan kuat dan spontan umtuk meneran – dengan cara
memberikan kesempatan istirahat sewaktu tidak ada his.

Mencukupi asupan makan dan minum selama kala II.

Memberika rasa aman dan nyaman dengan cara : (a) Mengurangi perasaan tegang. (b) Membantu
kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi. (c) Memberikan penjelasan tentang cara dan tujuan
setiap tindakan penolong. (d) Menjawab pertanyaan ibu. (e) Menjelaskan apa yang dialami ibu dan
bayinya. (f) Memberitahu hasil pemeriksaan.

Pencegahan infeksi pada kala II dengan membersihkan vulva dan perineum ibu.

Membantu ibu mengosongkan kandung kemih secara spontan.

Kala III

Kala III adalah kala dimana dimulai dari keluarnya bayi sampai plasenta lahir.

Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :

Memberikan kesempatan kepada ibu untuk memeluk bayinya dan menyusui segera.

Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan.

Pencegahan infeksi pada kala III.

Memantau keadaan ibu (tanda vital, kontraksi, perdarahan).


Melakukan kolaborasi/ rujukan bila terjadi kegawatdaruratan.

Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.

Memberikan motivasi dan pendampingan selama kala III.

Kala IV

Kala IV adalah kala dimana 1-2 jam setelah lahirnya plasenta.

Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :

Memastikan tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan dalam keadaan normal.

Membantu ibu untuk berkemih.

Mengajarkan ibu dan keluarganya tentang cara menilai kontraksi dan melakukan massase uterus.

Menyelesaikan asuhan awal bagi bayi baru lahir.

Mengajarkan ibu dan keluarganya ttg tanda-tanda bahaya post partum seperti perdarahan, demam, bau
busuk dari vagina, pusing, lemas, penyulit dalam menyusui bayinya dan terjadi kontraksi hebat.

Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.

Pendampingan pada ibu selama kala IV.

Nutrisi dan dukungan emosional.

Anda mungkin juga menyukai