TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hypnobirthing
2.1.1. Pengertian Hypnobirthing
Hypnobirthing adalah relaksasi. Relaksasi adalah satu teknik dalam
terapi perilaku yang dikembangkan oleh Jacobson dan Wolpe teknik
ini dapat menurunkan ketegangan fisiologis dan kecemasan (
Sitiatava Rizema Putra 2016). Hypnobirthing memiliki manfaat yang
cukup besar bagi ibu hamil,diantaranya adalah kemampuan untuk
mengatur kadar rasa sakit saat proses persalinan,menekan
cemas,stres atau depresi saat persalinan,memudahkan ibu hamil
untuk mengontrol emosinya, mendatangkan rasa tenang,aman,dan
nyaman dan bahagia karena proses persalinan berjalan lancar
(Mochles Dhery 2011) Hypnobirthing berasal dari
kata”hypnosis”dan”birthing”.Hypnosis yang berasal dari kata hypnos
(bahasa yunani) adalah nama Dewa Tidur. hypnobirthing merupakan
salah satu teknik otohypnosis (self hypnosis),yaitu upaya dalam
menanamkan niat positif/sugesti kejiwa atau pikiran bahwa sadar
dalam menjalani masa kehamilan dan persiapan persalinan dengan
demikian ibu hamil dapat menikmati indahnya masa kehamilan dan
lancarnya proses persalinan. Metode hypnobirthing adalah metode
relaksasi ini didasarkan pada keyakinan bahwa setiap perempuan
memiliki potensi untuk menjalankan proses melahirkan secara
alami,tenang, dan nyaman(tanpa rasa sakit). Program ini menjadikan
ibu hamil untuk menyatu dengan gerak dan ritme tubuhnya saat
menjalani proses melahirkan membiarkan tubuh dan pikirannya
untuk bekerja serta meyakini bahwa tubuhnya mampu berfungsi
sebagaimana seharusnya sehingga rasa sakit menghilang (kuswandy,
2016).
8
2.1.2. Manfaat Hypnobirthing
Selama Kehamilan
Menjelang Persalinan
Saat Persalinan
Manfaat hypnobirthing saat persalinan yaitu,memperlancar proses
persalinan ( kala I dan II lebih lancar),mengurangi risiko terjadinya
komplikasi persalinan dan terjadinya perdarahan,kondisi yang tenang
membuat keseimbangan hormonal dalam tubuh dan membantu
menjaga suplai oksigen pada bayi selama proses persalinan. A.2.4
Pasca Persalinan Manfaat hypnobirthing pasca persalinan yaitu
meningkatkan ikatan batin antara bayi dengan ayah dan
bundanya,mempercepat pemulihan dalam masa nifas,mencegah
depresi pasca persalinan serta juga dapat mempelancar asi
(Kuswandy, 2016)
9
2.1.3. Keuntungan Hypnobirthing
Keuntungan untuk Ibu Hamil
10
2. Relaksasi wajah Mencapai relaksasi wajah yang dalam sangat
penting karena membuat bagian tubuh lain lebih mudah
mengikuti. Setelah menguasai relaksasi wajah, rahang akan
benarbenar rileks dengan mulut sedikit terbuka. Sehingga akan
memasuki kondisi rileks yang alami dengan cepat (Kuswandi,
2014).
3. Relaksasi pernapasan Napas yang rileks adalah napas perut yang
lambat dan teratur. Perlahan-lahan hirup napas yang lewat hidung,
hitung 10 kali hitungan. Selanjutnya hembuskan lewat hidung
perlahan-lahan (Kuswandi, 2014).
12
latihan selama masa kehamilan. Namun ada beberapa hal yang
perlu di ingat dalam menanamkan program positif selalu
gunakan kata-kata positif. Jika ingin sehat katakan sehat bukan
tidak sakit programkan bahwa mulai saat ini dan seterusnya
lakukan berulang-ulang untuk hasil yang optimal. Dalam
keadaan yang tenang niata atau sugesti mudah terealisasi dalam
kehidupan kita masukan niat seperti contoh mulai sekarang dan
selanjutnya saya semakin tenang dalam menghadapi persalinan
agar berjalan dengan alami,nyaman,lancar dan penuh dengan
kelembutan hal ini sangat bermanfaat karena banyak ibu hamil
mengalami sulit tidur. (Susilowati,2017)
4. Berkomunikasi dengan janin
Menjalin komunikasi dengan janin adalah dasar prinsip keempat
dalam metode hypnobirthing. Pembinaan anak dalam kandungan
merupakan fondasi dasar seorang anak. Oleh karena itu,jika
komuniaksi sering dilakukan dan terpelihara dengan baik, dapat
mengasah sensitifitas dan kepekaan ibu. Ibu dapat memahami
pesan yang disampaikan janin yang d kandungnya, bahkan sprit
baby yang akan di kandung pun bisa dirasakan keberadaan nya (
Kuswandy, 2014).
5. Pentingnya Dukungan Kehamilan dari Suami
Peran suami sangat mempengaruhi kondisi kehamilan dan
persalinan ibu dan janin. Tidak hanya itu,dukungan dan kerja
sama anatara ayah,ibu dan janin ternyata mampu menjadi
healing jiwa mereka. Dukungan moral maupun psikologis yang
telah diberikan suami menjadi sebuah sugesti tersendiri bagi
sang istri saatmelahirkan bayinya.perasaan nyaman dan bahagia
ternyata memiliki efek kelancaran dan penyembuhan. Dukungan
dan pelayanan dari bidan yang ramah,sabar,dan penuh
kelembutan juga membantu proses persalinan ibu hamil menjadi
lancar,alami dan tenang.(Kuswandy, 2014).
13
2.1.6. Waktu Mulai Melakukan Metode Hypnobirthing
Hypnobirthing bisa dilakukan di usia kehamilan berapa pun. Namun
umumnya dilakukan di usia kehamilan 7 bulan atau 2 minggu
sebelum proses persalinan. Bisa di lakukan dua kali sehari d saat
pagi maupun menjelang tidur malam lamanya sekitar 10- 15 menit.
Tempatnya tergantung kainginan masing-masing dan sebaiknya
dilakukan berpasangan dengan sang suami agar tercipta hubungan
spritual bersama. Kepribadian seseorang terbentuk sejak masih
dalam kandungan.stres yang di alami orang dewasa sebetulnya
merupakan rekaman getaran kehidupan mereka sejak dalam
kandungan begitupula saat hamil faktor kecemasan sang ibu bisa
membuat peslinan yang seharusnya lancar menjadi terhambat dengan
metode hypnobirthing ini ibu hamil di latih rutin untuk melakukan
relaksasi agar mereka tenang dan selalu berpikiran posistif selama
hamil dan ketika melahirkan ( sitiatava rizema 2016).
14
lengan di samping kanan dan kiri, telapak tangan kanan
15
menghadap ke atas. Tegangkan telapak kaki hingga lurus
kebetis, paha, pinggul dan dada. Tarik pundak ke atas dan kepal
kedua telapak tangan kuat-kuat. Dahi dikerutkan, lidah ditarik
kearah langit-langit mulut.
c) Ketiga : relaksasi pernapasan dilakukan dengan keadaan
berbaring, dengan otomatis napas akan terdorong kea rah perut.
Tarik napas panjang melalui hidung sampai hitungan ke 10.
Kemudian hembuskan napas perlahan-lahan melalui mulut,
lakukan berulang hingga 10 kali.
d) Keempat, relaksasi pikiran diawali oleh indera mata. Setelah
mata terpejam sejenak, buka mata perlahan-lahan sambil
memandang satu titik tepat diatas mata, makin lama kelopak
mata makin rileks, berkedip dan setelah hitungan kelima tutup
mata secara berlahan. Pada saat ketiga unsur jiwa (perasaan,
kemauan dan pikiran) kemudian raga mencapai relaksasi,
masukkan sugesti positif yang akan terekam dalam alam bawah
sadar. Contoh sugesti positif yang bisa dipikirkan adalah “ saya
dan janin di dalam kandungan akan tumbuh sehat, dan saat
persalinan akan menghadapi dengan tenang”.
2.1.8. Panduan Latihan Relaksasi
Pada dasar nya, hypnobirthing itu adalah teknik relaksasi dalam
melakukan terapi relaksasi hypnobirthing, ibu hamil harus berada
dalam keadaan rileks untuk mencapai kondisi tersebut, ada tiga belas
langkah atau tahapan yang harus dilalui oleh ibu hamil ketiga belas
tersebut membutuhkan waktu sekitar 5 sampai 15 menit untuk
melakukanya.
17
konsisten. Salah satu cara untuk menghilangkan semua tekanan
itu adalah dengan melatih pernapasan dan fokus pikiran. Untuk
melakukanya bernapaslah perlahan-lahan,sehingga pernapasan
satu ke berikutnya tanpa ada tekanan. Kemudian,fokuskan pikiran
ibu hamil ke berbagai bagian tubuh misalnya dari kepala ke ibu
jari. Fokuslah pada setiap bagian selama 5-15 detik dan pastikan
benar- benar rileks sebelum pindah ke bagian berikut nya.
Mata Tertutup
Langkah kedua yang harus dilakukan ibu hamil adalah menutup
mata tujuan nya adalah untuk mengurangi masukan yang tidak
diinginkan pada otak sebab mata yang terbuka akan membuat ibu
hamil melihat berbagai hal yang dapat mengganggu fokus ibu
hamil menutup mata adalah cara yang paling tepat dan jitu untuk
menghilangkan berbagai hal yang tidak diinginkan.
Mengatur Posisi Mata
Tujuan dari pengaturan mata ini adalah untuk mencapai kondisi
yang sangat rileks. Untuk mencapai tujuan tersebut,ada dua hal
yang perlu ibu hamil lakukan pertama,angkatla bola mata ibu
hamil keatas lebih banyak tetapi jangan dilepaskan sehingga tidak
nyaman. Dengan mengangkat bola mata ke atas,ibu hamil akan
mulai memproduksi sejumlah besar gelombang otak alpa,kedua
tutup kelopak mata dan rasakan perasaan santai yang mendalam
Fokus Pada Beats (Denyut Nadi Cepat)
Cara yang terbaik untuk masuk pada kondisi meditasi agar lebih
mudah ibu hamil harus melakukan nya di ruangan tertutup yang
bebas dari gangguan.
Mengitung Mundur
Pada tahap ini ibu hamil perlu menghitung mundur sejumlah
angka, misalnya 10,50,100, dan lain-lain. Hitunglah mundur
angka-angka tersebut di dalam pikiran saja,tanpa harus
mengucapkanya. Ini adalah cara yang tepat untuk membuat rileks
tubuh dan membantu memfokuskan pikiran ibu hamil. Setiap
18
selesai menghitung satu angka,ibu hamil harus menyisipkannya
dengan kata-kata sugesti positif seperti: “ saya semakin rileks
setiap saya menghitung mundur atau pada hitungan nol aku benar-
benar santai”.
Visualisasi
Visualisasi dapat membantu ibu hamil mencapai kondisi rileks
dengan cepat. Karena itu visualisasi adalah cara yang bagus untuk
mengalihkan pikiran ibu hamil.
Bernapasan Melalui Abdomen
Bernapas melalui abdomen ini juga penting dilakukan ibu hamil
untuk mencapai kondisi rileks dan fokus. Untuk melakukannya
ibu hamil mreletakan satu tangan di dada dan yang lainya di
perut. Ibu hamil menarik nafas tangan diperut ibu hamil harus
nasik sementara tangan pada dada harus tetap seperti semula
tanpa tergeser dalam melakukan relaksasi hypnobirthing.
Bernafas Secara Merata
Bernafas dengan cara merata di lakukan dengan cara menjaga
keseimbangan antara menghirup nafas dan
mengeluarkannya,selain itu bernafgas secara merata juga
meningkatkan efektivitas pemrograman mental ibu hamil.
Mungkin ibu hamil merasa teknik ini sangat mudah di lakukan.
Sebab faktanya banyak orang yang bernafas secara tidak merata.
Artinya banyak orang yang memiliki kecenderungan saat
menghirup membutuhkan waktu yang lama dan kemudian
menghembuskan nafas dengan sangat cepat.
Bersantai dengan Napas
Pertama-tama ibu hamil harus mengambil nafas dalam-dalam
melalui perut dan pada setiap nafas sedikit lebih santai. Rileks
pasa saat membuang nafas akan lebih mudah bagi ibu hamil
bernafas dengan lambat dan panjang setiap nafas harus bisa
menciptakan sedikit kondisi santai santai relaksasi benar2 tercapai
sepenuhnya.
19
Kelopak Mata Menjadi Rileks
Kelopak mata yang rileks akan membuat pikiran ibu hamil tertipu
sehingga pikiran juga ikut rileks. Maka kondisi rileks yang di
capai ibu hamil semakin dalam.
Biarkan Rahang Turun Rahang
adalah tempat yang tepat bagi tubuh untuk menyembunyikan
ketegangan. Oleh karena itu, dengan membiarkan rahang turun
maka akan mengurangi ketegangan.
Lemaskan Tubuh saat Merasa Tegang
Kondisi rileks tidak akan dicapai bila tubuh merasa tegang.
Karena itu pada langkah kedua belas ini ibu hamil melatih agar
tubuh tidak tegang. Cara untuk membuat tubuh tidak tegang
adalah dengan melemaskan bagian-bagian tubuh yang mulai
merasa tegang. Misalnya, bila ibu hamil merasa kaki mulai
tegang, maka lemaskanlah bagian tersebut. Bila tangan atau
lengan yang terasa tegang maka lemaskan bagian itu.
Bayangkan Sebuah Tempat Paling Santai
Dengan membayangkan sebuah tempat paling santai atau
menyenangkan yang pernah ibu hamil datangi atau ibu impikan.
Biasanya membayangkan tempat yang seperti itu dapat membantu
ibu hamil rileks. Sebab memikirkan tempat seprti itu dapat
membantu tubuh dan pikiran ibu hamil tertipu sehingga tubuh pun
menjadi rileks dengan membayangkan tempat-tempat tersebut.
20
Teknik Bernapas Menjelang Persalinan
21
memberikan rasa tenang dan nyaman, baik disaat menjelang
maupun di saat proses persalinan akan berlangsung.
2.2. Nyeri
2.2.1. Defenisi Nyeri
Association for the study of pain menyatakan Nyeri merupakan
pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang
muncul dari kerusakan jaringan secara aktual atau potensial atau
menunjukkan adanya kerusakan. Nyeri merupakan mekanisme
protektif bagi tubuh dan menyebabkan individu bereaksi untuk
menghilangkan rangsang nyeri tersebut (Maryunani, 2016).
22
melahirkan. Jadi dengan latihan relaksasi
23
yang rutin, ibu akan terbiasa pada kondisi ini dan akan sangat
terbantu dalam proses persalinannya (Andriana, 2007).
Gejala Klinis Pola respon yang khas Pola respon yang bervariasi
dengan gejala yang lebih sedikit gejala-gejala (adaptasi)
jelas
24
2.2.3. Pengukuran Intensitas Nyeri
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri
dirasakan oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri bersifat sangat
sabjektif dan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan berbeda
oleh dua orang yang berbeda (Andarmoyo, 2013). Pengukuran nyeri
dengan pendekatan objektif yang paling mugkin adalah
menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri,
namun pengukuran dengan pendekatan objektif juga tidak dapat
memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007
dalam Andarmoyo, 2013). Beberapa skala intensitas nyeri
Departemen Neurologi UGM Yogyakarta :
25
b. Skala Intensitas Nyeri Numerik
Tidak Nyeri
Nyeri Sangat
Hebat
Gambar
Gambar 3- Skala 3. Skala
Intensitas NyeriIntensitas Nyeri Visual
Visual analog
analog
Scale Skala analog visual ( Visual Analog Scale) merupakan
suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus
menerus dan memiliki alat pendeskripsian verbal pada setiap
ujungnya (Yudiyanta, 2015).
26
Skor
Katagori 0 1 2
Total Skor 0- 10
Tabel 2 - Skala Intensitas Nyeri dari FLACC
27
posisi normal, mudah bergerak. Menggeliat, menaikkan
punggung dan maju menegang. Menekuk, kaku atau
menghentak. Menangis Tidak menangis Merintih atau
merengek, kadang- kadang mengeluh. Menangis keras, sedu
sedan, sering mengeluh. Hiburan Rileks. Kadang-kadang hati
tentram dengan sentuhan, memeluk, berbicara untuk
mengalihkan perhatian Kesulitan untuk menghibur atau
kenyamanan. Total Skor 0- 10
1. 0 : Tidak Nyeri
Digunakan pada pasien dewasa dan anak >3 tahun yang tidak
dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka.
Pengelompokan:
28
2. Skala nyeri 4-6 berarti Nyeri Sedang (menganggu aktifitas
fisik)
3. Skala nyeri 7-10 berarti Nyeri Berat (tidak dapat
melakukan aktifitas secara mandiri) (Yudiyanta, 2015).
29
dan perineum. Kontraksi uterus yang kuat merupakan sumber nyeri
yang kuat/berat.
30
memunculkan gangguan secara psikis menjadi gangguan
fisik.
32
panggul
33
diikuti regangan bahkan perobekan jalan lahir bagaian bawah.
Semakin lama, intensistas dan frekuensi nyeri semakin sering
maka semakin mendekati proses persaliannya.
2. Faktor Psikologis Rasa takut dan cemas yang berlebihan akan
mempengaruhi rasa nyeri. Setiap ibu memiliki persi tersendiri
tentang nyeri persalinan dan melahirkan. Ada yang merasa tidak
sakit hanya perutnya yang tersa kencang. Ada pula yang merasa
tidak tahan mengalami rasa nyeri. Beragam respon tersebut
merupakan suatu mekanisme proteksi dari rasa nyeri yang di
rasakan.
2. Kontraksi mulut rahim teori ini kurang dapat terima, oleh karena
jaringan mulut rahim hanya sedikit mengandung jaringan otot .
34
2.2.8. Efek Rasa Takut Terhadap Rasa Sakit/ Nyeri
Ketika kita takut, kita cenderung masuk ke dalam reaksi berjuang
sehingga setiap otot tubuh kita tegang dan secara otomatis
mempersiapkan untuk tindakan defensif. Oleh karena itu, ketakutan
dapat menjadi faktor penentu yang mempengaruhi pengalaman
persalinan secara keseluruhan. Saat anda merasa takut, tubuh akan
mengalihkan darah dan oksigen dari organ pertahanan non- esensial
menuju kelompok otot besar di wilayah kaki dan tangan. Akibatnya,
area wajah ‘ditinggalkan’, sehingga ada ungkapan “pucat karena
ketakutan”. Dalam situasi yang menakutkan, tubuh
mempertimbangkan bahwa uterus atau rahim dipandang sebagai
organ ‘tidak penting’. Menurut Dr. Dick-Read, rahim pada wanita
yang ketakutan secara kasat mata memang tampak putih. Rasa cemas
dan takut menyebabkan rasa nyeri dan membuat rahim semakin
keras berkontraksi. Tubuh secara efektif dilengkapi dengan respon
fight, flight, freezedan hormon yang disebut katekolamin dan
adrenalin diproduksi dalam jumlah besar. Sebagai respon otomatis
demi pertahanan diri dan demi melindungi organ vital tubuh kita.
Ketika respon fight, flight, freeze tidak sesuai seperti dengan seorang
wanita dalam persalinan, hormon katekolamin dan adrenalin
langsung bertindak yaitu dengan menyempitkan rahim dan
mengurangi aliran darah. Alasan melakukan hal ini adalah bahwa
otak mengasumsikan bahwa rahim bukan merupakan prioritas tinggi
untuk menerima oksigen dalam situasi yang dianggap sebagai
kegawat darurdatan oleh tubuh ini. Ketika seorang wanita yang
sedang bersalin tersebut takut baik secara sadar atau tidak sadar,
tubuhnya menjadi lebih tegang, tekanan darah meningkat, proses
persalinan menjadi lebih lama dan lebih nyeri. Tubuh manusia
dirancang untuk mengeluarkan hormon adrenalin dan katekolamin
saat takut dan panik, ternyata tubuh manusia juga dilengkapi dengan
hormon endorphin, yang mana hormon ini merupakan relaksan alami
atau penghilang rasa sakit alami. Namun hormon endorfin ini tidak
dapat bekerja secara efektif
35
bila ada adrenalin yang berlebihan dalam tubuh, sehingga bila
ketakutan menjadi dominan didalam pikiran dan tubuh kita, maka
kita tidak dapat manfaat dari efek analgesik dari hormon endorfin
tersebut. Teknik-teknik yang dilakukan dalam proses Hypnobirthing,
ternyata mampu menurunkan kadar adrenalin dan katekolamin di
dalam tubuh manusia dan membuat hormon menjadi lebih seimbang.
Ketika hormon Anda berada dalam keseimbangan maka melahirkan
bisa menjadi pengalaman yang berharga dan positif. Tapi apa yang
terjadi apabila rasa takut menguasai anda? Secara otomatis tubuh
Anda pun tidak memproduksi hormon penghilang rasa sakit, dan
otomatis rasa sakit yang Anda rasakan akan terasa semakin sakit.
36
Mekanisme rasa takut dapat meciptakan nyeri
pada persalinan
37
2.2.9.2. Manajemen secara nonfarmakologis
Sangat penting karena tidak membahayakan bagi ibu
maupun janin, tidak memperlambat persalinan jika
diberikan kontrol nyeri yang kuat, dan tidak mempunyai
efek alergi maupun efek obat. Banyak teknik
nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri selama kala I
meliputi, relaksasi, akupresur, kompres dingin atau Stress,
cemas, panik, takut Hormon stressor (ketokolamin) Respon
tubuh: flight, faith, freeze (lawan, lari, membeku) Uterus:
Tegang, Aliran Darah Berkurang, Arteri Mengecil/
Menyempit Nyeri Tenang, dan Rileks!! hangat, terapi
musik, hidroterapi dan masase. Relaksasi sangat efektif
mengurangi nyeri dan ketegangan otot, seperti
hypnobirthing.
2.3. Persalinan
2.3.1. Defenisi Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya
terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa
disertai adanya penyulit (Jaringan Nasional Pelatihan Klinik, 2008).
Sedangkan Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam
keadaan persalinan (Sarwono, 2007: 180)
39
presentasi belakang kepala yang belangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Aprilia, 2014).
a. Power
1. His kontraksi otot rahim
2. Kontraksi otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma atau kekuatan mengejan
b. Passage Terdiri dari jalan lahir lunak dan jalan lahir keras (tulang):
1. 2 Tulang pangkal paha (os. coxae)
2. 1 tulang kelangkang (os sacrum)
3. 1 tulang tungging (os coccyges)
4. Bagian lunak Bagian jalan lahir lunak terdiri dari segmen
bawah rahim (SBR) yaitu serviks, vagina, juga otot-otot,
jaringan ikat dan ligament-ligamen yang berfungsi mnyokong
alat-alat urogenitalis yang semuanya mempengaruhi dalam
persalinan. c. Passenger (Isi Kehamilan) Passenger atau janin
bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi
beberapa faktor, yaitu ukuran kepala janin, presentasi, letak,
sikap dan posisi janin. Kerana plasenta juga harus melewati
jalan lahir, maka ia diangggap juga sebagai bagian dari
passenger yang
40
menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses
persalinan pada kehamilan normal.
41
yang kecil dan sebentar sampai kontraksi yang makin kuat,
sering, dan teratur. Kontraksi diawali dengan selang waktu
30 menit sampai 1 jam dari kontraksi pertama ke kontraksi
berikutnya, sampai kontraksi yang makin kuat dan lama
dengan selang waktu kurang lebih 3-5 menit selama 1-1,5
menit per kontraksinya.
Pada fase pembukaan ini juga mulai terjadi penipisan pada
segmen bawah rahim, yang diikuti oleh keluarnya lender
yang bercampur darah, sampai ke tahap terjadinya
pembukaan jalan lahirdan pecahnya ketuban. Proses
persalinan yang normal dimulai dengan keluarnya lender
bercampur darah, terbukanya jalan lahir, dan yang
kemudianan diikuti oleh pecahnya ketuban. Jika proses ini
berjalan dengan baik (ketuban pecah terlebh dahulu),
persalinan ini dapat dikatakan normal.
2. Kala
II
a. Persiapan Fisik
Perisiapan persalinan berkaitan dengan masalah kondidi
kesehatan ibu, dimana ibu perlu menyiapkan kondisi fisik
sebelum hamil. Makan makanan bergizi dan minum yang cukup
banyak , serta tetap melakukam aktivitas seperti berjalan pagi
atau kegiatan rumah lainnya dan tetap istirahat yang cukup. Hal
tersebut di atas dimaksudkan bahwa dengan aktivitas , isitirahat
dan gizi yang baik, energi dan tenaga untuk menghadapi
persalinan nanti diharapkan
43
cukup baik dan dapat membantu psosesnya agar lancer dan cepat.
Ibu juga tidak ademia dan mengalami lemas kehabisan energi ,
karena proses persalinan bisa berbeda – beda waktunya dan
umumnya melelehkan ( Isnandi,2009).
b. Persiapan Psikologis
c. Salah satu yang harus dipersiapkan ibu menjelang persalinan
yaitu hindari kepanikan dan ketakutan serta bersikap tenang,
dimana ibu hamil dapat melalui saat – saat persalinan dengan baik
dan lebih siap serta meminta dukungan dari oarng terdekat.
Perhatian dan kasih saying tentu dapat membantu memberikan
semangat untuk ibu melahirkan (Sjafriani, 2007).
d. Persiapan Finansial
Persiapan Finansial bagi ibu yang akan melahirkan merupakan
suatu kebutuhan yang mutlak harus disiapkan, dimana persiapan
finansial atau yang berkaitan dengan penghasilan atau keuangan
yang dimiliki untuk mencukupi kebutuhan selama kehamilan
berlangsung sampai persalinan. Kondisi ekonomi berkaitan
dengan kemampuan ibu untuk menyiapkan biaya persalinan,
menyiapkan popok bayi dan perlengkapan lainnya, persalinan
memerlukan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu, sebaiknya ibu
sudah menganggarkan biaya untuk persalinan. Biaya bisa ibu atau
keluarga anggarkan disesuaikan dengan tarif persalinan ditempat
dimana persalinan akan berlangsung.
e. Persiapan Kultural
Ibu harus mengetahui adat istiadat, kebiasaan, tradisi dan tingkat
hidup yang kurang baik terhadap kehamilan, dan berusaha
mencegah akibat itu. Persiapan yang berhubungan dengan
kebiasaan yang tidak baik sebelum kehamilan untuk dihindari
selama kehamilan terjadi. Faktor budaya sangat penting dimana
terdapat tradisi untuk membawa plasenta kerumah, cara
berperilaku yang benar selama kehamilan dan menjaga sikap dan
perilaku.
44
Faktor-faktor yang memengaruhi persalinan menurut Mochtar
(2006) adalah sebagai berikut :
1. Power His (kontraksi ritmis otot polos rahim), kekuatan
mengejan ibu, kontraksi rahim berirama teratur dan
involunter serta mengikuti pola yang berulang. Setiap
kontraksi rahim memiliki 3 fase yaitu increment (ketika
intensitasnya terbentuk), acme (puncak/maksimum)
decement (ketika relaksasi) Kontraksi rahim terjadi karena
adanya penimbunan dan peningkatan kalsium pada retikulum
endoplasma yang bergantung pada Adenosina Triphosphat
(ATP) dan sebaliknya E2 dan F2α mencegah penimbunan
dan pengikatan oleh ATP pada retikulum endoplasma (RE),
RE membebaskan kalsium kedalam intra seluler dan
menyebabkan kontraksi miofibril. Setelah miofibril
berkontraksi, kalsium kembali lagi ke RE sehingga kadar
kalsium intraseluler akan berkurang dan menyebabkan
relaksasi miofibril.
2. Passage atau Jalan Lahir Jalan lahir yang paling penting dan
menentukan persalinan adalah pelvis minor, yang terdiri dari
susunan tulang yang kokoh dihubungkan oleh persendian dan
jaringan ikat yang kuat. Yang dikatakan dengan jalan lahir
adalah pelvis minor atau panggul kecil. Panggul kecil ini
terdiri atas: pintu atas panggul, bidang terluas panggul,
bidang sempit panggul dan pintu bawah panggul.
3. Passanger atau Janin
Keadaan janin meliputi letak, presentase, ukuran atau berat
janin, ada tidaknya kelainan anatomik mayor. Pada beberapa
kasus dengan anak yang besar dengan ibu DM, terjadi
kemungkinan kegagalan persalinan bahu karena persalinan
bahu yang berat cukup berbahaya, sehingga dapat terjadi
asfiksia. Pada letak sungsang mekanisme persalinan kepala
dapat mengalami kesulitan karena persalinan kepala terbatas
45
dengan waktu 8 menit. 4. Psikis Ibu Pada ibu hamil trimester
III selalu dihinggapi perasaan takut yang lebih dibandingkan
trimester sebelumnya. Hal ini dikarenakan ketakutan ibu
dalam menghadapi proses persalinan. Apabila keadaan
tersebut tidak dapat diatasi oleh ibu, maka pada saat
menjelang persalinan biasanya ibu akan mengalami
kecemasan dan akan memberikan respon melawan atau
menghindar (flight or flight) yang dipicu oleh melimpahnya
hormon katekolamin serta dipicu oleh adanya ketakutan dan
bentuk distress lainnya. Kecemasan ibu dalam persalinan
dapat berdampak menurunkan aliran darah ke rahim,
meningkatnya waktu kala I (persalinan lama), menurunnya
aliran darah ke plasenta, menurunnya suplai oksigen untuk
janin, meningkatnya produksi katekolamin janin, serta
meningkatnya persepsi wanita yang negatif. Selain itu dalam
Chapman (2006) menyebutkan bahwa salah satu penyebab
terjadinya persalinan lama adalah respon stress dan ini
menempati urutan paling atas di antara penyebab-penyebab
yang lainnya.
4. Psikis Ibu
Pada ibu hamil trimester III selalu dihinggapi perasaan takut
yang lebih dibandingkan trimester sebelumnya. Hal ini
dikarenakan ketakutan ibu dalam menghadapi proses
persalinan. Apabila keadaan tersebut tidak dapat diatasi oleh
ibu, maka pada saat menjelang persalinan biasanya ibu akan
mengalami kecemasan dan akan memberikan respon
melawan atau menghindar (flight or flight) yang dipicu oleh
melimpahnya hormon katekolamin serta dipicu oleh adanya
ketakutan dan bentuk distress lainnya. Kecemasan ibu dalam
persalinan dapat berdampak menurunkan aliran darah ke
rahim, meningkatnya waktu kala I (persalinan lama),
menurunnya aliran darah ke plasenta, menurunnya suplai
oksigen untuk janin, meningkatnya produksi katekolamin
46
janin, serta meningkatnya persepsi wanita yang negatif.
Selain itu dalam Chapman (2006) menyebutkan bahwa salah
satu penyebab terjadinya persalinan lama adalah respon stress
dan ini menempati urutan paling atas di antara penyebab-
penyebab yang lainnya.
Di beberapa Negara seperti Amerika Serikat telah
dikembangkan metode nonfarmakologis untuk menghadapi
persalinan yaitu hypnobirthing. Metode ini merupakan
metode alamiah yang digunakan untuk menghilangkan rasa
takut, panik, tegang dan tekanan-tekanan lain yang
menghantui selama persalinan. Hypnobirthing banyak
memberi manfaat karena melatih ibu hamil untuk selalu
rileks, bersikap tenang dan menstabilkan emosi. Kondisi ibu
yang tidak mendukung (seperti stress) ternyata ikut andil
dalam mempersulit proses persalinan. Kondisi stress pada ibu
dapat mengakibatkan otot tubuh terutama otot-otot yang
berada di jalan lahir menegang, kaku dan keras sehingga sulit
mengembang. Semakin ibu stress maka persalinan akan
menjadi semakin lama.
5. Penolong
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan
janin, dalam hal ini tergantung dari kemampuan dan kesiapan
penolong dalam menghadapi proses persalinan. Persalinan
yang aman memastikan bahwa semua penolong persalinan
mempunyai ketrampilan dan alat untuk memberikan
pertolongan persalinan yang bersih dan aman (Rohani, 2011).
Penolong persalinan harus memiliki ketrampilan yang telah
diajarkan dalam pelatihan asuhan persalinan dan harus
diterapkan sesuai dengan standar asuhan bagi semua ibu
bersalin disetiap tahapan persalinan oleh setiap penolong
persalinan dimanapun hal tersebut terjadi. Persalinan dan
kelahiran bayi dapat terjadi di rumah, puskesmas, ataupun
47
rumah sakit. Penolong persalinan bisa saja Bidan, perawat,
dokter umum atau spesialis obstetrik. Jenis asuhan yang akan
diberikan harus disesuaikan dengan kondisi dan tempat
persalinan sepanjang dapat memenuhi kebutuhan spesifik ibu
dan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2011). Penolong adalah
faktor yang sangat memengaruhi terjadinya kematian ibu
adalah kemampuan dan ketrampilan penolong persalinan.
Tahun 2006, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di
Indonesia masih sekitar 76%, artinya masih banyak
pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun bayi
dengan cara tradisional yang dapat membahayakan
keselamatan ibu dan bayi (Yanti, 2010,Yenni, 2015).
Sedangkan dari kelima faktor tersebut, peran hypnobirthing
termasuk pada psikis ibu. Dimana hypnobirthing memberi
sugesti agar ibu lebih rileks dalam menjalani persalinan.
Relaksasi ini bisa mengendurkan otot-otot dasar panggul
sehingga proses janin keluar menjadi tidak terhambat.
Dengan kondisi rileks ibu dapat mengendalikan rasa nyeri
dan kemampuan olah nafas perut, menyebabkan ibu menjadi
memiliki cukup energi untuk mengejan dan melakukan
proses persalinan. Persalinan dengan hypnobirthing rata-rata
memerlukan waktu 2,5 jam dimana persalinan menjadi lebih
cepat dan lancar (Kuswandi, 2016).
48
uteri/leher
49
rahim dilatasi sangat lambat atau bilamana posisi fetus (janin)
abnormal maka dapat menimbulkkan distosia sehingga
menimbulkan kontraksi yang kuat dan nyeri yang hebat, hal ini
karna uterus berkontraksi isometrik melawan obstruksi. Kontraksi
uterus yang kuat merupakan sumber nyeri yang kuat (Sulistyo,
2013).
Ketidaknyamanan dari perubahan serviks dan iskemia uterus
adalah nyeri viseral yang berlokasi di bawah abdomen menyebar
ke daerah lumbar punggung dan menurun ke paha. Biasanya nyeri
dirasakan pada saat kontraksi saja dan hilang pada saat relaksasi.
Nyeri bersifat lokal seperti kram, sensasi sobek dan sensasi panas
yang disebabkan karena distensi dan laserasi serviks, vagina dan
jaringan perineum.
Nyeri persalinan menghasilkan respon psikis dan refleks fisik.
Nyeri persalinan memberikan gejala yang dapat diidentifikasi
seperti pada sistem saraf simpatis yang dapat terjadi
mengakibatkan perubahan tekanan darah, nadi, respirasi, dan
warna kulit. Ekspresi sikap juga berubah meliputi peningkatan
kecemasan, mengerang, menangis, gerakan tangan (yang
menandakan rasa nyeri) dan ketegangan otot yang sangat di
seluruh tubuh (Judha, dkk. 2014).
50
2.3.6. Tanda -Tanda Persalinan
1. Kekuatan His akan makin sering terjadi dan teratur dengan
kontraksi yang semakin pendek. His persalinan mempunyai ciri
khas pinggang terasa nyeri yang menjalar ke depan, sifatnya
teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar,
mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks, makin
beraktifitas berjalan) kekuatan makin bertambah.
52
Oleh karena itu, jika ibu hamil dalam kondisi tenang (alpha), theta, bahkan
delta, janin pun akan merasakan kondisi nyaman dan tenang karena
frekuensi ibu hamil mudah tersambung dengan janinnya. Selain itu, semua
program atau niat positif bisa diterima keduanya dengan baik antara ibu dan
janin. Setiap gerakan janin bisa dipahami ibu. Ibu pun dapat bekerjasama
dengan janinnya, terutama disaat proses persalinan berlangsung sehingga
proses persalinan bisa dilalui dengan tenang, nyaman, dan tanpa rasa sakit.
Kuswandi (2013) mengatakan bahwa hypnobirthing ditujukan untuk
mempersiapkan dan melatih otot-otot yang berperan dalam proses
persalinan secara optimal, meningkatkan kadar hormon endorfin dan
epinefrin dalam tubuh untuk mengurangi, bahkan menghilangkan rasa nyeri
pada saat kontraksi dan persalinan (endorfin/endogenic morphin adalah
neuropeptide yang dihasilkan tubuh saat tenang).
54
dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji T–independent,
menyebutkan bahwa ada pengaruh teknik relaksasi hypnobirthing terhadap
persalinan normal, karena adanya penurunan rasa nyeri kala I persalinan
normal pada primipara setelah di lakukan hypnobirthing. Sebaiknya ibu
hamil dan ibu yang akan bersalin mengikuti kelas ibu hamil yang tidak
hanya berfokus tentang kehamilan tetapi juga tentang hypnobirthing dan
disarankan untuk menggunakan teknik relaksasi hypnobirthing untuk
mengurangi rasa nyeri pada kala I persalinan. Penelitian lain yang dilakukan
oleh Am J Chin Hypn (2004) menunjukkan bahwa wanita yang mengikuti
kelas ibu relaksasi hypnobirthing mempunyai emosional yang lebih postif
dan tidak mengalami masalah psikologis post partum dibanding wanita yang
tidak mengikuti kelas ibu relaksasi hypnobirthing.
Ibu hamil juga akan memperoleh pemahaman tentang bagaimana otot saling
bekerja dalam harmoni yang sempurna selama proses persalinan ketika
tubuh ibu hamil cukup rileks dan mempunyai kepercayaan. Perempuan
memang sudah dirancang untuk melahirkan. Oleh karena itu, belajar rileks
adalah langkah positf melatih pikiran ibu hamil untuk menjadi lebih peka
dan mampu dengan tenang mengatasi problem sehingga akan terbebas dari
rasa takut dan belajar menggunakan naluri alami untuk kelahiran yang
tenang dan nyaman (Kuswandi, 2014).
55
Contoh Penelitian Sebelumnya tentang Hypnobirthing
49