Anda di halaman 1dari 27

TEKNOLOGI TERAPAN

PADA MASA NIFAS DALAM


PROSEDUR DAN SISTEM
Kelompok VII:
1. 1. Rofina

2. 2. Sofia Naimah
Teknologi Terapan Pada Masa Nifas dalam Prosedur

1. Body Massage
 Setelah persalinan, tubuh Ibu mengalami pemulihan
seperti kembalinya ukuran rahim, serta kelelahan setelah
menjalani proses persalinan. Beberapa Ibu mungkin juga
mengalami stres dan emosi yang labil berkenaan dengan
perubahan hormon yang terjadi setelah melahirkan.
 Pijat setelah melahirkan dapat memberikan manfaat dan
efektif membantu pemulihan Ibu dalam masa nifas, seperti
meredakan kelelahan, melepaskan tegangan pada otot,
memperbaiki peredaran darah, dan meningkatkan
pergerakan sendi serta peremajaan tubuh
Manfaat pijat pada masa nifas
 Dengan pijatan lembut, selain meredakan beberapa titik nyeri dan
melepaskan tegangan pada otot, pijat dapat meningkatkan aliran darah dan
oksigen ke dalam otot dan dapat meredakan nyeri atau pegal-pegal pada
tubuh.
 Gerakan meremas, mengusap, dan tekanan saat pijat dapat membantu
pengencangan bagian perut dan membantu pemulihan tubuh.
 Membantu pelepasan hormon endorfin di otak yang merupakan pereda nyeri
alami.
 Membantu melepaskan hormon oksitosin yang merangsang pengeluaran ASI
dan memudahkan proses menyusui. Pijatan pada payudara akan membantu
membuka saluran kelenjar susu yang tersumbat, sehingga mengurangi risiko
radang kelenjar pada payudara (mastitis).
 Bila pijat menggunakan minyak berbahan dasar almond dapat membantu
menyamarkan stretch marks.
 Membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan aliran limfe
 Mengurangi kram otot.
 Membantu mengatasi stres setelah melahirkan
 Sebuah penilitian dilakukan untuk mengamati keefektifan
body massage pada ibu postpartum dilakukan oleh Desi sarti
(2018) di padang diketahui bahwa Setelah effleurage pijat 2
kali dalam seminggu terjadi menurun dibandingkan sebelum
masage effleurage dilakukan sebesar 20%, sedangkan yang
menunjukkan bahwa responden tidak mengalami gejala baby
blues setelah massage meningkat sebesar 80%. Berdasarkan
hasil uji T-Dependent diperoleh P value <0,05 (α) yang berarti
bahwa ada pengaruh teknik pijat effleurage terhadap Baby
Blues.
 Dari hasil penelitian dapat disimpulkan Adanya penurunan
kejadian baby blues setelah dilakukan effleurage pijat yaitu
dari 46,7% menjadi 20%, mempengaruhi teknik pijat
effleurage terhadap Baby Blues.
Aroma therapy

Aroma terapi terkait dengan penggunaan substansi


aromatik dalam tumbuhan yang disebut essence atau
yang dikenal dengan minyak essensial (minyak asiri).
Cara memakai minyak asiri
1. Bak mandi. Mengingat minyak asiri tidak menyatu
dengan air, jadi tetaplah mengaduk air dengan baik
untuk memastikan minyak tersebut agar merata
dipermukaan air. Rendam didalam air selama
sedikitnya 15 menit. Aroma bak mandi tersebut dapat
juga dibuat dengan menambahkan 3 sampai 6 tetes
minyak asiri untuk semangkok besar air panas
 Pernafasan. Minyak asiri dapat langsung dihirup
dengan memercikkannya antara 1 sampai 3 tetes yang
anda pilih di atas sapu tangan dan hirup dalam–dalam
secara teratur. Minyak dapat dipakai dalam wujud uap
hirup.
 Pijat. Minyak asiri sangat bermanfaat dan dapat
dicampurkan dengan minyak dasar berkualitas bagus
dan tidak menyebabkan iritasi sebelum diusapkan ke
permukaan kulit.
 Pengharum ruangan. Keharuman tergantung pada
ukuran kamar atau rungan yang ingin anda semprot,
tambahkan 5 sampai 10 tetes minyak asiri untuk alat
penguapan.
 Sebuah penelitian yang dilakukan Farideh et.al. (2017)
tentang aroma terapi Peneliti menambahkan lima tetes
minyak esensial lavender pada bola kapas dan meminta
para responden untuk memegangnya sekitar 20 cm dari
hidung mereka selama 10-15 menit dan bernafas dengan
normal. Intervensi dengan minyak lavender diulang 6 jam
setelah intervensi pertama dan pada waktu tidur.
 Setelah intervensi perbedaan signifikan ditemukan antar
kelompok mengenai nyeri perineum, nyeri fisik dan
kelelahan. Kesimpulannya Aromaterapi minyak lavender
yang dimulai pada jam-jam pertama periode postpartum
menghasilkan status fisik dan suasana hati yang lebih baik
dibandingkan dengan kelompokyang tidak diberikan.
Senam Nifas
 Senam nifas merupakan suatu latihan yang dapat dilakukan
24 jam setelah melahirkan dengan gerakan yang telah
disesuaikan dengan kondisi ibu-ibu setelah melahirkan yang
bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan sirkulasi
ibu pada masa nifas, serta membantu meningkatkan kekuatan
otot perut setelah melahirkan.
 Ibu yang mengalami komplikasi selama persalinan tidak
diperbolehkan untuk melakukan senam nifas misalnya
hipertensi, pascakejang dan demam. Demikian juga ibu yang
menderita anemia dan ibu yang mempunyai riwayat penyakit
jantung dan paru-paru
Tujuan senam nifas
 Membantu mempercepat pemulihan keadaan ibu
 Mempercepat proses involusi uterus dan pemulihan fungsi alat
kandungan
 Membantu memulihkan kekuatan dan kekencangan otot-otot
panggul, perut dan perineum terutama otot yang berkaitan
selama kehamilan dan persalinan
 Memperlancar pengeluaran lochea
 Membantu mengurangi rasa sakit pada otot-otot setelah
melahirkan
 Merelaksasi otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan
persalinan
 Meminimalisir timbulnya kelainan dan komplikasi nifas,
misalnya emboli, trombosia, dan lain-lain
Manfaat senam nifas
 Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot
pinggul yang mengalami trauma serta mempercepat
kembalinya bagian-bagian tersebut ke bentuk
normal.
 Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi
longgar diakibatkan kehamilan dan persalinan, serta
mencegah pelemahan dan peregangan lebih lanjut
 Menghasilkan manfaat psikologis yaitu menambah
kemampuan menghadapi stres dan bersantai
sehingga mengurangi depresi pasca persalinan.
 Senam nifas sebaiknya dilakukan dalam waktu 24
jam setelah melahirkan, kemudian dilakukan secara
teratur setiap hari.
 Senam nifas sebaiknya dilakukan di antara waktu
makan. Melakukan senam nifas setelah makan
membuat ibu merasa tidak nyaman karena perut
masih penuh. Senam nifas bisa dilakukan pagi atau
sore hari. Gerakan senam nifas ini dilakukan dari
gerakan yang paling sederhana hingga yang
tersulit
Pelaksanaan Senam Nifas
 Sebelum melakukan senam nifas, sebaiknya bidan
mengajarkan kepada ibu untuk melakukan
pemanasan terlebih dahulu. Pemanasan dapat
dilakukan dengan melakukan latihan pernapasan
dengan cara menggerak-gerakkan kaki dan
tangan secara santai.
Hari pertama
 Berbaring dengan lutut ditekuk. Tempatkan tangan di
atas perut di bawah area iga-iga. Napas dalam dan
lambat melalui hidung tahan hingga hitungan ke-5 atau
ke-8 dan kemudian keluarkan melalui mulut, kencangkan
dinding abdomen untuk membantu mengosongkan paru-
paru. Lakukan dalam waktu 5-10 kali hitungan.
Hari kedua
 Berbaring terlentang, lengan dikeataskan diatas kepala,
telapak terbuka keatas. Kendurkan lengan kiri sedikit dan
renggangkan lengan kanan. Pada waktu yang bersamaan
rilekskan kaki kiri dan renggangkan kaki kanan sehingga
ada regangan penuh pada seluruh bagian kanan tubuh.
Lakukan 5-10 kali gerakan.
Hari ketiga
Sikap tubuh terlentang tapi kedua kaki agak dibengkokan
sehingga kedua telapak kaki menyentuh lantai. Lalu angkat
pantat ibu dan tahan hingga hitungan ke-3 atau ke-5 lalu
turunkan pantat ke posisi semula dan ulangi gerakan hingga
5-10 kali.
Hari keempat
Sikap tubuh bagian atas terlentang dan kaki ditekuk ±45º
kemudian salah satu tangan memegang perut setelah itu
angkat tubuh ibu ±45º dan tahan hingga hitungan ke-3
atau ke-5. Lakukan gerakan tersebut 5-10 kali.
Hari kelima
Sikap tubuh masih terlentang kemudian salah satu kaki
ditekuk ±45º kemudian angkat tubuh dan tangan yang
berseberangan dengan kaki yang ditekuk usahakan tangan
menyentuh lutut. Gerakan ini dilakukan secara bergantian
dengan kaki dan tangan yang lain. Lakukan hingga 5-10
kali.
Hari keenam
Sikap tubuh terlentang kemudian tarik kaki sehingga paha
membentuk sudut ±90º lakukan secara bergantian dengan
kaki yang lain. Lakukan 5-10 kali.
Hari ketujuh
Tidur telentang dengan kaki terangkat keatas, badan agak
melengkung dengan letak pada kaki bawah lebih atas. Lakukan
gerakan pada jari – jari kaki seperti mencakar dan meregangkan,
selanjutnya diikuti dengan gerakan ujung kaki secara teratur seperti
lingkaran dari luar ke dalam, kemudian gerakkan telapak kaki kiri dan
kanan ke atas dan ke bawah seperti menggergaji. Lakukan gerakan ini
masing-masing selama setengah menit dengan 10-15 kali gerakan
pada pagi dan sore.
 Penelitian yang dilakukan Yang chiu liang dan chung hey chen (2017)
melakukan pemantaun pada 140 wanita. Intervensinya adalah
terlibat dalam latihan senam aerobik setidaknya tiga kali (15 menit)
seminggu selama tiga bulan menggunakan compact disc di rumah.
 Hasil: kelompok latihan senam aerobik menunjukkan penurunan
kelelahan yang signifikan setelah berlatih olahraga 4 minggu dan
efek positif meluas ke posttest 12 minggu. T-test berpasangan
mengungkapkan bahwa peserta senam aerobik telah terjadi
peningkat secara signifikan dalam penurunan stres dan kelelahan
setelah 4 minggu senam, efek positif ini meluas ke posttests 12
minggu. Selain itu, perubahan inefisiensi tidur terkait gejala fisik
setelah 12 minggu latihan senam menurun secara signifikan pada
kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Teknik Menyusui
 Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara
memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan
dan posisi ibu dan bayi dengan benar.
Posisi menyusui
 Posisi mendekap (cradle hold)
 Posisi mendekap silang

(cross-cradle atau transitional hold)


 Posisi seperti memegang bola

di bawah ketiak (football hold)


 Posisi berbaring miring
Langkah-langkah menyusui

 Cucui tangan sebelum dan sesudah menyusui


 Bantu ibu menemukan posisi yang nyaman untuk menyusui
 Minta ibu untuk menggenggam payudara dengan satu tangan
dan mengusap bibir bawah bayi dengan puting susunya untuk
mendorong terbukanya mulut bayi.
 Sarankan ibu untuk memeluk bayinya lebih dekat sambil
mengarahkan puting susunya ke mulut bayi.
 Perlekatan perlu dengan sebagian besar areola ibu berada di
mulut bayi dengan kedua bibir keluar dan relaks, dengan lidah
bayi menangkup di bawah payudara.
 Dagu bayi menyentuh payudara ibu.
Perangkat Evaluasi LACHT
0 1 2
L-Lacht Terlalu mengantuk atau Usaha yang berulang kali untuk Meraih payudara
segan. mempertahankan posisi atau Lidah kebawah
Tidak dapat menyusui Memegang puting ke Bibir mencucu
mempertahankan posisi, dalam mulut. Menstimulasi isapan Mengisap dengan
atau isapan tidak tercapai berirama teratur
A-audible Tidak ada Beberapa dengan stimulasi Usia <24 jam spontan
swallowing (suara intermitten
menelan yang Usia >24 jam spontan
dapat terdengar) dan sering
T-Type of nipple Inversi Datar Eversi
C-Comfort Membengkak, Penuh Lunak
(kenyamanan Pecah, berdarah, lepuhan Memerah/lepuhan atau memar Kenyal
payudara besar, atau memar. Rasa kecil
/puting) tidak nyaman yang berat Rasa tidak nyaman ringan/sedang
H-Hold (posisi) Dibantu secara penuh (staf Bantuan minimal (yaitu mengankat Tidak ada bantuan dari
memegang bayi ke kepala tempat tidur, menempatkan staf
payudara) bantal untuk penyangga) mengajar Ibu dapat
si satu sisi, ibu melakukan di sisi mempertahankan posisi
yang lain. Staf memegang /memegang bayi
kemudian ibu mengambil alih
Teknologi Terapan Dalam Pada Nifas dalam Sistem

Kunjungan Nifas Dalam Pelayanan Nifas


 Menurut Profil Kesehatan Kota Magelang (2015)
Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai
standar pada ibu mulai 6 jam - 42 hari pasca persalinan
oleh tenaga kesehatan. Kunjungan ibu nifas minimal
dilakukan 3 kali dengan ditribusi waktu kunjungan nifas
pertama (KF1, 6 jam pasca persalinan – 3 hari),
kunjungan nifas ke-2 (KF2 4 hari – 28 hari pasca
persalinan) dan kunjungan nifas ke-3 (KF3, 29 hari – 42
hari pasca persalinan).
kunjungan masa nifas bertujuan untuk :
 Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi
 Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya
gangguan kesehatan ibu dan bayi
 Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi
pada masa nifas
 Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan
menggangu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.
Menurut WHO tahun 2015 perawatan pascanatal

 Memastikan ibu dan bayi tetap tinggal difasilitas pelayanan kesehatan


minimal 24 jam. Rekomendasi ini adalah pembaruan dari tahun 2006,
dan durasi minimum tinggal adalah diperpanjang dari 12 hingga 24 jam.
Bukti menunjukkan penulangan hanya dapat diterima jika pendarahan
seorang ibu terkontrol, ibu dan bayi tidak memiliki tanda-tanda infeksi
atau penyakit lain, dan bayi sedang menyusui baik
 Semua ibu dan bayi membutuhkan setidaknya empat postnatal
pemeriksaan dalam 6 minggu pertama.. Berikan setiap ibu dan bayi total
empat kunjungan pascakelahiran pada: Hari pertama (24 jam), Hari 3
(48-72 jam), Antara hari ke 7-14 dan pada Enam minggu
 Menawarkan kunjungan rumah oleh bidan, tenaga ahli lainnya penyedia
atau komunitas yang terlatih dan diawasi dengan baik petugas
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai