Anda di halaman 1dari 12

BAB III

LAPORAN KASUS
1.      BIODATA
a.       Identitas passion
Nama : Ny. T
Jenis kelaminn : perempuan
Umur : 24 tahun
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Pendidikan : SMU

Nama suami : Tn. D


Umur : 28 tahun
Alamat : jln samanhudi komplek asim kodim no 22 binjai
Pekerjaan : TNI AD
Pendidikan : SMU
b.      Keluhan utama
Nyeri pada luka SC
c.       Riwayat kehamilan dan persalinan
1.      Gravida :G1P0A1
2.      HPHT : 5-5-2012
3.      TTP : 12-2-2013
4.      Umur kehamilan : 32 mgg
5.      Jenis persalinan : sectio caesaria
6.      Plasenta lahir : lahir
7.      Penolong : dokter
d.      Riwayat menstruasi
Haid bulan sebelumnya bulan mei
Lamanya : 7 hari
Siklus : 30 hari

e.       Riwayat kesehatan ibu


1.      Riwayat masuk rumah sakit : Ny. T telah dilakukan operasi sectio caesaria sito pada hari jumat
tanggal 8 januari 2013. Ny. T post operasi SC jam 13:00 WIB. Pasien terbaring, tiduran terus dan
mengalami nyeri. Nyerinya dirasakan setelah 4 jam operasi dan hilang timbul. Ny.T merasakan
nyeri pada saat bergerak dengan skala 6. Nyeri dirasakan ketika Ny.T bergerak, Nyerinya seperti
ditusuk tusuk selama 10 menitan, nyeri berada di sekitar abdomen.
2.      Riwayat kesehatan yang lalu: klien mengatakan belum pernah hamil dan ini pertama kali klien
hamil dan melahirkan.
3.      Riwayat kesehatan keluarga: Di keluarga Ny. T dan Tn. D tidak mempunyai penyakit menular,
seperti TBC, penyakit menurun seperti DM dan hipertensi.
f.       Riwayat kontrasepsi
Klien mengatakan belum ada rencana dalam penggunaan alat KB.
g.      Data kebiasaan sehari-hari
1.      Pola nutrisi
Sebelum masuk RS : pasien makan 3 kali sehari, dengan lauk pauk dan sayuran,
minum 4-6 gelas/hari
Saat dikaji : pasien baru makan ½ porsi dan minum 2 gelas setelah
operasi pada jam 13.00 WIB
2.      Pola eliminasi
Sebelum masuk RS : pasien mengatakan BAB 1 x/hari dan BAK 4-6 x/hari
Saat dikaji : Ny. T BAK melalui selang kateter dan belum BAB
3.      Pola aktivitas
Sebelum masuk RS : pasien mengatakan saat dirumah dia bisa mengerjakan
aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga tanpa bantuan
Saat dikaji : pasien dapat beraktivitas dengan bantuan keluarga
terbaring di tempat tidur belum ada mobilisasi
4.      Pola istirahat
Sebelum masuk RS : pasien biasanya tidur selama 7-8 jam/hari tanpa gangguan Saat
dikaji : pasien mengalami gangguan karena nyeri pada luka
operasi dan lingkungan yang ramai serta panas.
5.      Pola seksual
Sebelum sakit : pasien mengatakan biasanya pola seksual 2 hari sekali
Saat dikaji : pasien mengalami gangguan seksual karena nyeri pada
luka operasi.
h.      Adaptasi psikologis masa nifas
1)      Pola interaksi klien dengan orang (tenaga kesehatan) menggunakan teknik wawancara
2)      Ibu merasa senang bayinya lahir dengan selamat
3)      Suasana hati klien gelisah, klien mengatakan selalu memikirkan bayinya dan selalu bertanya
tentang keadaan luka operasinya.
4)      Klien berharap cepat sembuh dan ingin berkumpul kembali lagi dengan bayi dan keluarganya
i.        Riwayat social budaya
Hubungan klien :
a. Hubungan klien dengan keluarga dan masyarakat baik.
b. Selama di RS, interaksi klien dengan petugas kesehatan baik.
c. Yang paling berarti adalah suami, anak, dan keluarga.
j.        Data spiritual
Klien seorang muslim, taat menjalankan sholat 5 waktu
k.      Pengetahuan ibu tentang masa nifas
1.perawatan masa nifas: memberikan penjelasan agar mengetahui perawatan pada saat masa
nifas dengan melakukan personal hygiene.
2.perawatan payudara
Dilakukan sambil memperagakan/memberikan penjelasan agar perawatan buah dada dilakukan
setiap hari dengan cara masase dan puting susu ditarik keluar dan berikan HE setiap mandi harus
membersihkan mamae.
3. Perawatan perineum
Setiap kali BAB / BAk perineum ibu harus dibersihkan untuk mencegah terjadinya infeksi,
apabila pakaian dalam basah perlu diganti dengan pakaian dalam yang kering.
l.        Pemeriksaan fisik
1.      Keadaan umum : lemah
2.      Kesadaran : Composmentis
3.      TTV : TD 120/80 mmHg, Nadi 89 x/menit, RR 24 x/menit, Suhu
37,8 oC
4.      Pemeriksaan fisik
5.      Kepala : rambut lurus, hitam, panjang sebahu, tidak beruban, tidak ada
luka
6.      Muka : simetris, tampak menahan nyeri
7.      Mata : bentuk simetris, sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis,
tidak ada gangguan dan alat Penglihatan
8.      Hidung : lubang simetris, tidak ada sekret
9.      Mulut : gigi masih utuh, lidah masih bersih, nafas tidak bau, bibir tidak
kering, mukosa lembab
10.  Telinga : letak simetris, tidak ada serumen, masih berfungsi dengan baik,
tidak ada gangguan pendengaran
11.  Leher : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjaran tyroid
12.  Dada : bentuk simetris, tidak ada retraksi dada, payudara menonjol
besar, terapa hangat dan kencang, aerola hitam, putting menonjol, ASI belum keluar
13.  Abdomen : terdapat luka jahitan SC ± 12 cm secara horizontal, masih
dibalut (hari pertama)
14.  ektremitas : tidak ada edema, pada ektremitas atas terpasang IVFD RL 20
gtt/i, bentuk simetris, tidak ada luka
15.  kulit : turgor elastic
16.  genetalia : terpasang DC 18
m.    pemeriksaan laboratorium
tanggal 07-01-2013
N Hasil Nilai normal
o
1 HB =11,2 gr % Pria 14-15. Wanita 12-16 gr%
2 HT = 34,0% 40-50%
3 Leukosit = 20.800/mm3 4000-10800/mm3
4 Trombosit= 321.000 150000-450000/ microliter darah

n.      therapy
N Nama obat Dosis
o
1 IVFD RL 20 gtt/I
2 Inj ketorolac 1 amp/ 12 jam
3 Inj gentamycin 1 amp/12 jam
4 Inj ceftriaxone 1 amp/12 jam
5 Inj vit c 1 amp/12 jam
6 Inj transamin 1 amp/12 jam
7 Inj alinamin 1 amp/12 jam

DATA FOKUS

- Pasien mengatakan nyeri pada luka SC


- Skala nyeri 4-5 nyeri sedang,
- ekspresi wajah meringis
- Terdapat luka insisi operasi pada daerah abdomen 12 cm
- KU lemah
- Klien mengatakan susah mengangkat kedua tungkai bawahnya
- Klien mengatakan panas pada luka post SC
- pada luka post SC tampak merah, bengkak
-T: 37,8ºC RR: 24x/I TD: 120/80 mmHg HR: 89 x/i
-HB =11,2 gr %
-HT = 34,0%
-Leukosit = 20.800/mm3
- Trombosit= 321.000
- kekuatan otot +3 dapat melawan gravitasi tapi tidak mampu melawan tahanan

ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS: SC Nyeri
Pasien mengatakan nyeri  
pada luka SC Insisi pada

DO: bagian depan

- Skala nyeri 4-5 nyeri dinding perut

sedang,
- Post op hari ke-1 Terputuenya kontuinitas
- ekspresi wajah meringis jaringan
- Terdapat luka insisi
operasi pada daerah Nyeri
abdomen
- KU lemah
2 DS : Klien mengatakan SC Gangguan mobilitas
susah mengangkat kedua   fisik
Insisi pada
tungkai bawahnya
bagian depan
DO :
perut
- Post op hari ke-1
 
- KU lemah
Luka post
- Nampak luka insisi
operasi SC
operasi pada daerah
abdomen 12 cm.
Kelemahan penurunan
-kekuatan otot +3 dapat
sirkulasi
melawan gravitasi tetapi
lemah
Gangguan mobilitas fisik
3 DS : Klien mengatakan SC Resiko infeksi
panas pada luka post SC  
DO : Pembedah
- Ku lemah an pada bagian
- Terdapat luka insisi pada depan perut
daerah abdomen 12 cm
- pada luka post SC tampak Luka post operasi SC
merah, bengkak
T: 37,8ºC RR: 24x/I TD: Resiko infeksi
120/80 mmHg HR: 89 x/i
HB =11,2 gr %
HT = 34,0%
Leukosit = 20.800/mm3
Trombosit= 321.000

o.      diagnosa keperawatan


1.      nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi ditandai
dengan Pasien mengatakan nyeri pada luka SC, Skala nyeri 4-5 nyeri sedang, Post op hari ke-1,
ekspresi wajah meringis, Terdapat luka insisi operasi pada daerah abdomen, KU lemah.
2.      Resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan adanya luka post operasi SC ditandai dengan Klien
mengatakan panas pada luka post SC, Ku lemah, Terdapat luka insisi pada daerah abdomen 12
cm, pada luka post SC tampak merah dan bengkak, T : 37,8ºC RR: 24x/I TD : 120/80 mmHg
HR: 89 x/I, HB =11,2 gr % HT = 34,0%, Leukosit = 20.800/mm3, Trombosit= 321.000
3.      Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya luka operasi ditandai dengan Klien
mengatakan susah mengangkat kedua tungkai bawah, Post op hari ke-1, KU lemah, Nampak luka
insisi operasi pada daerah abdomen 12 cm. kekuatan otot +3.

p.      Intervensi keperawatan


N diagnosa Tujuan / kriteria Intervensi Rasionalisasi
o
1 Dx 1 Tujuan : Klien - Kaji intensitas, -Pengkajian yang
dapat beradaptasi karakteristik, dan spesifik membantu
dengan nyeri yang derajat nyeri memilih intervensi
dialami yang tepat
Kriteria Hasil : - Pertahankan tirah -Meminimalkan
-Mengungkapkan baring selama masa stimulasi atau
nyeri dan tegang di akut. meningkatkan relaksasi
perutnya berkurang
-Dapat melakukan -Terangkan nyeri -Meningkatkan koping
tindakan untuk yang diderita klien klien dalam melakukan
mengurangi nyeri dan penyebabnya. guidance mengatasi
-Kooperatif dengan nyeri
tindakan yang -Ajarkan teknik - Pengurangan persepsi
dilakukan distraksi nyeri
-TTV dalam batas -Kolaborasi - Mengurangi onset
normal ; Suhu : 36- pemberian terjadinya nyeri dapat
37 0 C, TD : analgetika dilakukan dengan
120/80 mmHg, pemberian analgetika
RR :18-20x/menit, oral maupun sistemik
Nadi : 80-100 dalam spectrum
x/menit luas/spesifik
2 Dx 2 Tujuan: Tidak -Kaji kondisi -Perubahan yang terjadi
terjadi infeksi keluaran/dischart pada dishart dikaji
selama perawatan yang keluar ; jumlah, setiap saat dischart
perdarahan dan warna, dan bau dari keluar. Adanya warna
luka operasi.\ luka operasi. yang lebih gelap
Kriteria Hasil : disertai bau tidak enak
• Tidak ada mungkin merupakan
tanda – tanda tanda infeksi.
infeksi, seperti : -Terangkan pada -Infeksi dapat timbul
merah, panas, klien pentingnya akibat kurangnya
bengkak, fungsio perawatan luka kebersihan luka.
laesa selama masa post
operasi.
-Lakukan -Berbagai kuman dapat
pemeriksaan biakan teridentifikasi melalui
pada dischart. dischart.
-Lakukan perawatan -Inkubasi kuman pada
luka area luka dapat
. menyebabkan infeksi.
-Terangkan pada -Berbagai manivestasi
klien cara klinik dapat menjadi
mengidentifikasi tanda nonspesifik
tanda inveksiobat infeksi; demam dan
peningkatan rasa nyeri
mungkin merupakan
gejala infeksi.
-kolaborasi dengan -mengurangi resiko
dokter dalam infeksi pada klien
pemberian therapy

3 DX3 Tujuan : Kllien    - Kaji tingkat    - Mungkin klien tidak


dapat melakukan kemampuan klien mengalami perubahan
aktivitas tanpa untuk beraktivitas berarti, tetapi
adanya komplikasi perdarahan masif perlu
Kriteria Hasil : diwaspadai untuk
klien mampu menccegah kondisi
melakukan klien lebih buruk
aktivitasnya secara 2
mandiri 2)   - Kaji pengaruh Aktivitas merangsang
aktivitas terhadap peningkatan
kondisi luka dan vaskularisasi dan
kondisi tubuh umum pulsasi organ
reproduksi, tetapi dapat
mempengaruhi kondisi
luka post operasi dan
berkurangnya energi
3)   - Bantu klien untuk
3 - Mengistiratkan klilen
memenuhi secara optimal.
kebutuhan aktivitas
4)  
sehari-hari..
4)  - Bantu klien untuk - Mengoptimalkan
melakukan tindakan kondisi klien, pada
sesuai dengan abortus imminens,
kemampuan /kondisi istirahat mutlak sangat
klien diperlukan
5)   - Evaluasi - Menilai kondisi umum
perkembangan klien.
kemampuan klien
melakukan aktivitas
-
- kolaborasidengan -membantu
dokter dalam mempercepat mobilitas
pemberian therapy fisik klien
obat

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Ny. T umur : 24 tahun


No RM : 29 24 34 diagnosa : post section caesaria
No Tgl/hr/ dx Implementasi Evaluasi
1 Tgl 7 -2 -mengkaji intensitas, karakteristik, S= klien mengatakan nyeri sudah
2013 dan derajat nyeri tidak ada
08:00 wib - mempertahankan tirah baring selama O= klien tampak tenang
DX 1 masa akut. A= masalah nyeri teratasi
-menerangkan nyeri yang diderita P= intervensi dihentikan
klien dan penyebabnya.
-mengajarkan teknik distraksi
-berkolaborasi pemberian therapy
obat
H:
        Inj ketorolac 1 amp / 8 jam
Tgl 7-2- -mengkaji kondisi keluaran/dischart S= klien mengatakan masih panas
2013 yang keluar ; jumlah, warna, dan bau pada luka post SC
10:00 wib dari luka operasi. O=pada luka post SC masih tampak
DX 2 H: warna luka masih merah , bengkak merah
dan panas A=masalah resiko infeksi teratasi
-menerangkan pada klien pentingnya sebagian
perawatan luka selama masa post P=
operasi. -Kaji pengeluaran pada luka
-melakukan pemeriksaan biakan pada -kolaborasi dengan dokter dalam
dischart. pemberian therapy obat
-melakukan perawatan luka I=
H: perawatan luka dengan mengganti -mengkaji pengeluaran pada luka
perban -berkolaborasi dengan dokter dalam
-menerangkan pada klien cara pemberian therapy obat
mengidentifikasi tanda infeksi obat E=masalah resiko infeksi teratasi
H: klien mengerti tanda – tanda sebagian
infeksi dengan obat seperti merah, R= kaji kembali luka post SC
bengkak, bintik-bintik merah
-berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian therapy
H:
        Inj gentamycin 1 amp/ 8jam
        Inj ceftriaxone 1gr/12 jam
Tgl 7-2- -mengkaji tingkat kemampuan klien S= klien mengatakan sudah bisa
2013 untuk beraktivitas mengankat tungkai bawahnya
12: 00 wib H: klien dapat melawan garvitasi O=klien tampak tenang, tingkat
DX 3 tetapi lemah . kekuatan otot ROM +4 kekuatan otot ROM : +5
-mengkaji pengaruh aktivitas terhadap A=masalah gangguan mobilisasi fisik
kondisi luka dan kondisi tubuh umum sudah teratasi
- membantu klien untuk memenuhi P=intervensi dihentikan
kebutuhan aktivitas sehari-hari.
-membantu klien untuk melakukan
tindakan sesuai dengan
kemampuan /kondisi klien
H: klien mampu melakukan aktivitas
dengan bantuan
-mengevaluasi perkembangan
kemampuan klien melakukan aktivitas
H: tingkat kekuatan otot klien dapat
melawan gravitasi tetapi lemah
-berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian therapy obat
H:
        IVFD RL 20 gtt/i
Tgl 8 -2- -mengkaji kondisi keluaran/dischart S= klien mengatakan tidak panas
2013 yang keluar ; jumlah, warna, dan bau pada luka post SC
08:00 wib dari luka operasi. O=pada luka post SC sudah tidak ada
DX 2 H: warna luka post operasi SC tidak merah dan bengkak T : 36,8ºC TD ;
merah dan tidak bengkak panas 120/80 mmHg HR: 80 x/I RR: 20 x/i
-menerangkan pada klien pentingnya A=masalah resiko infeksi teratasi
perawatan luka selama masa post P= intervensi dihentikan
operasi.
H: klien mengikuti apa yang
diterangkan perawat
-melakukan pemeriksaan biakan pada
dischart.
H: hasil pemeriksaan biakan tidak
terdapat tanda adanya infeksi
-melakukan perawatan luka
H: perawatan luka dengan mengganti
perban
-menerangkan pada klien cara
mengidentifikasi tanda infeksi obat
H : klien mengerti tentang tanda
infeksi obat seperti merah, panas, dah
bintik-bintik merah
-berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian therapy
H:
        Inj gentamycin 1 amp/ 8jam
        Inj ceftriaxone 1gr/12 jam

BAB IV
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding
uterus melalui dinding depan perut. (Rustam Mochtar, 1992).
Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan
menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal yang perlu
tindakan SC proses persalinan normal lama/ kegagalan proses persalinan normal ( Dystasia ).
Seperti disproporsi kepala panggul, Disfungsi uterus, Distosia jaringan lunak, Plasenta previa,
His lemah / melemah dan pada anak seperti Janin besar. Gawat janin, Letak lintang dan
Hydrocephalus.
Jenis- jenis sectio caesarea
1. Abdomen ( Sectio Caesarea Abdominalis )
a.       Sectio Caesarea Transperitonealis
b.      Sectio Caesarea ismika atau profunda atau low cervical dengan insisi pada segmen bawah rahim.
c.       Sectio Caesarea Extraperitonealis yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis dengan demikian
tidak membuka cavum abdomen.
2.      Vagina ( Sectio Caesarea Vaginalis )
Menurut arah sayatan rahim, section caesarea dapat dilakukan sebagai berikut:
−        Sayatan memanjang ( longitudinal )
−        Sayatan melintang ( transversal )
−        Sayatan huruf T ( T incision )
Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan menyebabkan
resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-halyang perlu tindakan SC proses
persalinan normal lama/ kegagalan proses persalinan normal ( Dystasia )
−        Fetal distress
−        His lemah / melemah
−        Janin dalam posisi sungsang atau melintang
−        Bayi besar ( BBL≥4,2 kg )
−        Plasenta previa
−        Kalainan letak
−        Disproporsi cevalo-pelvik ( ketidakseimbangan antar ukuran kepala dan panggul)
−        Rupture uteri mengancam
−        Hydrocephalus
−        Primi muda atau tua
−        Partus dengan komplikasi
−        Panggul sempit
Masalah keperawatan yang muncul yaitu nyeri, gangguan mobilitas fisik, dan resiko
infeksi.

Anda mungkin juga menyukai