Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MANDIRI

PROSES KEPERAWATAN DAN BERPIKIR KRITIS

ASUHAN KEPERAWATAN

OLEH

EDELBERTA YUNIATI KURDIN

NIM : 221502722

KELAS : ALIH JENJANG

SEMESTER : 1

PRODI : S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA KUPANG

2022
TINJAUAN KASUS

A. Tinjauan kasus
1. Pengkajian
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Ny. Y.
Umur : 49 tahun.
Jenis Kelamin : Perempuan.
Golongan Darah :A
Alamat : Kp. Babakan Muncang Rt 03 / 11 Desa Padaasih
Kab Bandung Barat.
Pekerjaan : Wiraswasta.
Pendidikan : SMA.
Agama : Islam.
Suku Bangsa : Sunda.
Status : Sudah menikah.
Diagnosa Medis : Appendicitis perforasi
Jenis Operasi : Laparatomi eksplorasi
Jenis Anestesi : Anastesi Umum
No. Medrec : 544614.
Tanggal Masuk : 11 Mei 2018. Jam : 20.00 WIB.
Tanggal Operasi : 12 Mei 2018 Jam : 09.00 WIB.
Tanggal Dikaji : 14 Mei 2018. Jam : 10.00 WIB.
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A.
Umur : 50 Tahun.
Jenis Kelamin : Laki-Laki.
Agama : Islam.
Pendidikan : SMA.
Pekerjaan : Wiraswasta.
Hubungan Dengan Pasien : Suami.
Alamat : Kp. Babakan Muncang Rt 03 / 11 Desa
Padaasih Kab Bandung Barat
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Nyeri
2) Riwayat kesehatan sekarang
a) Alasan masuk rumah sakit
Pada hari jumat 11 Mei 2018 pukul 19.00 WIB pasien merasakan nyeri
pada daerah perut secara mendadak disertai pusing lalu pukul 20.00
WIB datang ke rumah sakit dengan diantar oleh suaminya dengan
keadaan nyeri pada bagian perut, sebelumnya pasien dibawa ke RS
Mitra kasih dan telah dilakukan pemeriksaan, kemudian pasien dirujuk
ke RS Dustira dikarenakan RS Mitra kasih penuh, setelah dilakukan
pemeriksaan oleh dokter, pasien disarankan untuk dirawat diruang
perawatan guntur untuk dilakukan operasi.

b) Keluhan saat dikaji


Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 14 Mei 2018 pukul 10.00
WIB, pasien mengeluh nyeri pada luka operasi, nyeri dirasakan
bertambah saat duduk dan banyak beraktivitas dan berkurang saat
beristirahat, nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk, nyeri tidak
menjalar kebagian tubuh yang lainnya hanya dibagian perut bekas
operasi saja dengan skala 4 nyeri sedang menggunakan skala Wong
baker rentang 0-10 (Smelzer & Bare, 2010). nyeri yang dirasakan
hilang timbul.

3) Riwayat Kesehatan Dahulu


Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat dengan penyakit
seperti sekarang ini. Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit
keturunan seperti Diabetes atau Hipertensi, tetapi klien memiliki kebiasaan
minum obat warung seperti laserin, ultraflu kalau mengalami sakit seperti
batuk, pilek. Pasien mengatakan sebelumnya sering makan makanan
pedas.

4) Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit yang sama seperti yang di derita pasien. Keluarga pasien juga
mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai
penyakit keturunan seperti diabetes melitus, Hipertensi ataupun penyakit
menular seperti hepatitis, tuberculosis (TBC), human immunodeficiency
virus (HIV) / acquired immune deficiency syndrome (AIDS).
c. Pola Aktivitas / Avtivities of daily living (ADL)
Tabel 3.1 Pola aktivitas
No Aktivitas Sebelum masuk RS Sesudah masuk RS
1. Nutrisi
a. Makan
Frekuensi 3 x sehari 3 x sehari

Jenis Nasi, lauk, sayur Susu / jus

Diit Tidak ada Tidak ada

Pantangan Tidak ada Tidak ada

Keluhan Tidak ada Tidak ada

b. Minum ± 5-6 gelas ±3- gelas


Frekuensi ± 1000-1250 cc ±750 cc
Jumlah Air putih Air putih
Jenis Tidak ada Tidak ada
Diit Tidak ada Tidak ada
Pantangan Tidak ada Tidak ada
Keluhan

2. Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 1 x serhari 2 x selama di RS

Konsistensi Lembek Lembek

Warna Kuning khas Kuning khas

Bau Khas feses Khas feses

Keluhan Tidak ada Tidak ada

b. BAK
Frekuensi 4-6 x sehari 5-6 x sehari

Warna Kuning khas Kuning khas

jumlah 1000 cc ±1500 cc

Keluhan Tidak ada Tidak ada

3. Istirahat tidur
a. Siang
Kualitas Tidak pernah tidur Nyenyak

Kuantitas Tidak pernah tidur ± 1 jam

Keluhan Tidak pernah tidur Tidak ada


No Aktivitas Sebelum masuk RS Sesudah masuk RS
b. Malam
Kualitas Nyenyak Nyenyak
Kuantitas 6-7 jam 7-8 jam
Keluhan Tidak ada Tidak ada
4. Personal hygiene
a. Mandi 2 x / hari Belum mandi (1
hari)
b. Keramas 2 x / minggu Belum keramas
semenjak masuk RS
(sejak 2 hari yang
lalu)
c. Gosok gigi 2 x / hari
1 x / hari
d. Gunting kuku 1 x / minggu
Belum gunting kuku
semenjak masuk RS
(sejak 2 hari yang
lalu)
e. Masalah Tidak ada
Tubuh pasien agak
lengket
5. Aktivitas
a. Lama bekerja ± 7-8 jam Tidak bekerja
b. Olahraga Tidak olah raga Tidak olah raga
c. Lain-lain Tidak ada Tidak ada
d. Masalah Tidak ada Pasien belum bisa
bekerja dan berolah
raga karena sakit
6. Balance cairan Input :
Minum 750 cc
RL 1500 cc
Obat 311 cc
AM 300 cc
2861 cc

Output :
BAK 1500 cc
IWL 900 cc
No Aktivitas Sebelum masuk RS Sesudah masuk RS
Drain 200 cc
2800 cc

Input – output =
+ 61 cc

d. Pengkajian fungsional (Gordon)


Tabel 3.2 Pengkajian fungsional
No Aktivitas Mandiri (1) Ketergantungan (0) Skor
1. Mandi Mandi tidak dapat 0
dilakukan sendiri
atau harus ada yang
membantu
2. Memakai Memakai baju 0
baju memerlukan bantuan
karena tangan
terpasang infus
3. Toileting Pasien mampu 1
berpindah ke
toilet sendiri
4. Berpindah Mampu berpindah 1
tempat tempat dari
tempat tidur ke
kursi sendirian
5. Kontinensia Dapat 1
mengendalikan
keinginan untuk
BAB dan BAK

6. Makan Dapat makan 1


sendiri
Total skor 4
0 – 3 = pasien sangat tergantung, 4 – 5 = pasien ketergantungan
sedang, 6 = pasien mandiri.
Keterangan = pasien ketergantungan sedang
e. Pengkajian resiko jatuh (skala morse)
Tabel 3.3 Pengkajian resiko jatuh
No Resiko Keterangan Nilai Skor
1. Riwayat jatuh, yang baru dalam Tidak 0 0
bulan terakhir Ya 25
2. Diagnosa medis sekunder atau >1 Tidak 0 0
Ya 15
3. Alat bantu jalan 15
 Bedrest atau di bantu perawat 0

 Penopang, tongkat/walker 15

 Furnitur 30

4. Memakai terapi lock heparin / Tidak 0 0


intravena Ya 25
Cara berjalan / pindah 0
 Normal/ bedrest/immobilisasi 0

 Lemah 10

 Tergantung 20

5. Status mental 0
 Orientasi sesuai kemampuan 0
diri
 Lupa keterbatasan 15

Total skor 15
Definisi resiko :
Pasien tidak beresiko (0-24), resiko rendah atau sedang (25-45),
resiko tinggi (>45)
Keterangan : pasien tidak beresiko
f. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
a) Penampilan : Bersih, berpenampilan seperti wanita
2) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah : 110 / 80 mmHg
b) Nadi : 87 x/menit
c) Respirasi : 19 x/menit
d) Suhu : 36,5OC
3) Antropometri
a) Lingkar kepala : 55 cm
b) BB sebelum sakit : 60 kg
c) BB sesudah sakit : 60 kg
d) TB : 150 cm
e) IMT : BB = 60 = 26 (Status gizi normal)
(TB)2 (1,50)
4) Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris ditandai dengan letak septum nasal berada ditengah, mukosa
hidung lembab, tidak terdapat sekret, distribusi rambut hidung merata, tidak terdapat
polip, tidak ada pernafasan cuping hidung, kepatenan jalan nafas baik, tidak ada nyeri
tekan pada sinus frontalis dan sinus maksilaris, trakhea berada ditengah, bentuk dada
simetris, taktil premitus getarannya sama antara dada kanan dan dada kiri, ekspansi paru
mengembang dengan seimbang antara kiri dan kanan, tidak terlihat adanya penggunaan
otot bantu pernafasan, pada pemeriksaan auskultasi bunyi nafas di trakhea bronchial yaitu
terdengar nyaring dengan hembusan yang lembut, bunyi bronkhial di dengar di bagian
manubrium sterni terdengar ekspirasi lebih panjang dari pada inspirasi, bunyi
bronkovesikuler di dengar dibagian ICS 1 atau 2 terdengar inspirasi sama dengan
ekspirasi, dan di alveolus terdengar alveolar dengan ekspirasi lebih pendek dari inspirasi,
tidak terdapat bunyi nafas tambahan seperti ronchi atau whezing, irama pernafasan
reguler, pada saat perkusi area kanan paru ICS 1-6 terdengar resonan, area paru kiri
terdengar suara resonan pada ICS 1-2.
5) Sistem kardiovaskuler
Warna bibir merah muda/tidak sianosis (kebiruan), Konjungtiva berwarna merah muda
tidak anemis, Cafillary Refill Time (CRT) normal kembali dalam 2 detik, kulit tidak
sianosis, tidak terdapat peningkatan vena jugularis dengan panjang 4 cm, tidak tampak
adanya clubbing finger, tidak terdapat edema pada ekstremitas atas dan ekstremitas
bawah, tidak terdapat pembesaran jantung, teraba denyut nadi di iktus kordis dan di nadi
radialis teraba sama, bunyi jantung S1 terdengar jelas di ICS 5 midklavikula sinistra dan
S2 terdengar jelas di ICS 2 dextra di katup mitral dengan bunyi murni reguler (lub dup),
tidak terdapat bunyi tambahan seperti galop dan murmur, bunyi jantung dullnes (pekak)
pada saat di perkusi di ICS 3-5 dada kiri, arteri radialis teraba normal dengan frekuensi
nadi 87 x/menit, denyut nadi teraba dan denyut nadi disemua arteri sama, irama nadi
teratur, isi nadi cukup tidak pulsus magnus (volume denyut besar) dan pulsus pervus
(volume denyut kecil).
6) Sistem pencernaan
Bentuk bibir simetris, warna bibir merah muda, bibir tampak kering, tidak terdapat
stomatitis, tidak terdapat pembengkakan pada gusi, jumlah gigi tidak lengkap dengan
jumlah 28 gigi, terdapat karies gigi di geraham kanan dan kiri bawah, tidak terdapat nyeri
saat menelan, ovula berada ditengah, lidah bersih berwarna merah muda, tidak terdapat
pembesaran tonsil, bentuk abdomen simetris, frekuensi bising usus 8 x/menit, terdapat
nyeri tekan karena adanya bekas luka operasi, Pasien tampak meringis ketika dipalpasi
pada bagian abdomen, terdapat luka bekas jahitan dibagian abdomen dengan 13 jahitan
dengan ukuran ± 13-14 cm (luka tertutup perban), terpasang drain, tidak terdapat
pembesaran hepar, pankreas dan ginjal, tidak dilakukan pemeriksaan anus, namun pasien
mengatakan tidak ada masalah atau keluhan pada anusnya.

7) Sistem perkemihan
letak uretra normal berada di tengah, tidak terdapat pembekakan ginjal baik kanan
maupun kiri, tidak ada nyeri tekan pada saat dilakukan palpasi ginjal, tidak terdapat nyeri
pada saat dilakukan perkusi ginjal, tidak teraba adanya distensi kandung kemih.

8) Sistem muskuloskeletal
a) Leher
Leher simetris berada di tengah-tengah antara bahu kanan dan bahu kiri, mampu
melakukan mobilisasi gerakan aktif maupun pasif, kekuatan otot leher 5.
b) Punggung
Betuk tulang punggung normal (tidak lordosis, skoliosis dan kifosis).
c) Ekstremitas atas
Bentuk simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat edema, akral hangat,
jumlah jari tangan lengkap 10 jari, 5 jari kanan dan 5 jari kiri, tangan pasien dapat
melakukan mobilisasi dengan bebas untuk melakukan gerakan aktif atau pasif
(fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi, pronasi, supinasi), terdapat infus RL 20
gtt/menit pada tangan sebelah kiri, kekuatan otot

5 5
d) Ekstremitas bawah
Bentuk simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat edema dan varises,
jumlah jari lengkap 10 jari, 5 jari kanan dan 5 jari kiri, kaki pasien dapat
melakukan mobilisasi dengan bebas untuk melakukan gerakan aktif atau pasif
(fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi), kekuatan otot 5 5
9) Sistem integumen
Warna kulit sawo matang, warna kulit merata pada seluruh tubuh, distribusi rambut
merata, kuku tampak bersih, keadaan kulit kepala bersih, rambut tampak bersih tidak ada
ketombe, terdapat luka bekas jahitan dibagian abdomen dengan 13 jahitan dengan ukuran
± 13-14 cm (luka tertutup perban), terpasang drain, keadaan luka bagus tidak tampak
kemerahan atau nanah disekitar luka, dan tampak sudah mengering, tidak ada tanda-tanda
infeksi, struktur kulit lembab, akral teraba hangat, turgor kulit normal kembali dalam
waktu kurang dari 2 detik.

10) Sistem persyarafan


a) Keadaan umum
Kualitas : Compos mentis

Glasglow Coma scale (GCS) : 15

E : 4 (Dapat membuka mata spontan)


V : 5 (Mampu menjawab dengan benar, orientasi sempurna)
M : 6 (Dapat melakukan gerakan sesuai instruksi)
b) Status mental
(1) Orientasi
Orientasi pasien terhadap waktu, orang dan tempat baik terbukti bahwa pasien
mengatakan sedang berada di RS dustira, masuk ruang perawatan hari jumat
tanggal 11 mei 2018 pukul 20.00 WIB diantar oleh suaminya.
(2) Daya ingat
Daya ingat jangka panjang
Pasien dapat mengingat tempat tanggal lahirnya yaitu Bandung 08 Mei 1969.
 Daya ingat jangka pendek
Pasien dapat menujukan kembali 3 buah benda yang ditunjukan oleh pemeriksa
yaitu buku, pulpen dan penggaris.
(3)Perhatian dan perhitungan
Perhatian pasien baik dan fokus, ditandai dengan pasien menyimak ketika ada
yang mengajak bicara. Perhitungan pasien baik, di tandai dengan pasien
mampu menghitung penjumlahan dan pengurangan.

(4)Fungsi bahasa dan bicara


Fungsi bahasa dan bicara pasien baik, pasien dapat berbicara dengan perawat
dengan menggunakan bahasa sunda dan bahasa indonesia.
c) Sistem syaraf kranial
(1) Nervus I (olfaktorius)
Fungsi penciuman pasien baik, pasien dapat mencium dan membedakan bau
kayu putih dan kopi dengan mata tertutup
(2) Nervus II (optikus)
Penglihatan pasien tidak terdapat masalah, pasien dapat membaca papan nama
perawat pada jarak 30 cm, dan lapang pandang baik.
(3) Nervus III (okulomotoris), IV (Trochlearis), VI (Abdusen)
Pasien mampu menggerakan bola matanya ke 8 arah mata angin, pupil miosis
pada saat terkena cahaya, bentuk pupil isokor.
(4) Nervus V (trigeminus)
Pasien dapat mengunyah dengan baik, pasien dapat menggerakan rahangnya
kedepan, samping kiri dan kanan. Pasien dapat merasakan sensori di kedua
pipi, dahi, hidung dan dagu.
(5) Nervus VII (fasialis)
Pasien dapat mengangkat alis mata dengan simetris, pasien dapat megerutkan
dahinya, pasien dapat mengembungkan pipinya, dan menunjukan giginya
dengan senyum yang simetris antara kiri dan kanan. Pasien dapat membedakan
rasa manis dan asin di 2/3 posterior lidah.
(6) Nervus VIII (auditorius)
Fungsi pendengaran pasien baik terbukti pasien dapat menjawab setiap
pertanyaan perawat tanpa harus mengulang pertanyaannya. Test rinne baik
karena hantaran udara lebih panjang dari pada hantaran tulang, test webber
baik karena hantaran telinga kanan dan kiri seimbang, tidak ada lateralisasi
bunyi di telinga kanan atau telinga kiri dan swabach baik karena bunyi antara
pasien dan pemeriksa sama.
(7) Nervus IX (glosofaringeus)
Tidak dilakukan pemeriksaan rasa pahit di 1/3 posterior lidah, terdapat reflek
muntah saat lidah ditekan dengan menggunakan tongue spatel.
(8) Nervus X (vagus)\
Reflek menelan baik, ovula berada ditengah dan bergerak terangkat ke atas
ketika pasien mengatakan “aaaaa”.

(9) Nervus XI (assesorius)


Pergerakan kepala dan bahu normal, pasien dapat menahan tekanan saat
menoleh kesamping kanan dan kiri, pasien dapat mengangkat atau
menggerakan bahu kanan dan kiri, pasien dapat melakukan rotasi kepala.
(10) Nervus XII (hipoglosus)
Gerakan lidah normal, pasien dapat menggerakan lidah kesegala arah.
d) Pemeriksaan motorik
Posisi tubuh tegap, tidak terdapat gerakan involunter abnormal seperti tremor, pasien
mampu fleksi, ekstensi, abduksi adduksi maupun pronasi, baik ekstremitas atas
maupun bawah.
e) Test fungsi sensoris
(1) Sensasi nyeri
Pasien mengalami rasa sakit dibagian luka bekas operasi, pasien dapat membedakan
sensori tajam dan tumpul.
(2) Sentuhan
Pasien dapat merasakan sentuhan dengan ujung jari pemeriksa pada bagian dahi, pipi
dan kedua lengan, rasa sentuhan sama seperti pada bagian-bagian yang lainnya,
pasien dapat merasakan dan membedakan sentuhan tajam dan halus.
(3) Diskriminasi
 Stereognosis
Pasien dapat menebak pulpen yang digenggamkan pada telapak tangan pasien
dengan kedua mata tertutup.
 Graphestesia
Pasien dapat menebak angka 2 yang dituliskan oleh pemeriksa di kedua telapak
tangan pasien dengan kedua mata pasien tertutup.
 Two point stimulation
Pasien dapat menebak 2 buah titik yang di buat di telapak tangan pasien dengan
kedua mata yang tertutup.
f) Test fungsi serebelum
Pasien tidak mengalami gangguan keseimbangan ketika berjalan dan tidak
mengalami gangguan dalam berkomunikasi.
g) Test fungsi reflek
(1) Reflek Fisiologis
Reflek bisep : ++/++
Reflek trisep : ++/++
Reflek brachioradialis : ++/++
Reflek patella : ++/++
Reflek achiles : ++/++
(2) Reflek patologis
Reflek babynski : -/-
h) Test rangsang meningeal
Kaku kuduk :-
Brudzinski 1-4 :-
Kerning sign :-
11) Sistem endokrin
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada nyeri pada kelenjar
tyroid. Wajah berbentuk oval (tidak moonface), tangan dan kaki pasien tidak ada
tanda-tanda akromegali. Tidak teraba pembesaran pankreas, tidak ada tanda-tanda
trias poli khas diabetes melitus.
12) Sistem reproduksi
Tidak terdapat adanya massa/benjolan pada payudara pada saat dilakukan
pemeriksaan, areola mamae normal berada di tengah serta menonjol keluar, terdapat
bulu diketiak. Tidak dilakukan pemeriksaan genetalia dan anus, namun pasien
mengatakan tidak ada masalah dan keluhan pada genetalia dan anusnya, bulu di
genetalianya tumbuh. Pasien menstruasi dari usia 15 tahun dengan frekuensi 1 bulan
sekali selama ± 6-7 hari.
g. Aspek psikologis
1) Status emosi
Pasien terlihat tenang, emosi pasien stabil, di lihat dari responnya yang kooperatif
pada saat di periksa oleh perawat dan dokter.
2) Pola koping
Pasien mengatakan jika ada masalah selalu dibicarakan dengan keluarganya dan
pasien mempunyai pola koping yang baik.
3) Gaya komunikasi
Pasien dapat berkomunikasi menggunakan bahasa sunda dan bahasa indonesia,
pasien juga berkomunikasi dengan kooperatif dan pasien cukup terbuka dalam
mengungkapkan perasaannya serta menerima masukan dari orang lain. Pasien
banyak bertanya tentang bagaimana cara perawatan luka di rumah, pasien meminta
di beri penjelasan dan di ajarkan bagaimana cara perawatan luka di rumah.

4) Konsep diri
a) Gambaran diri
Pasien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya, pasien mengatakan bahwa
dirinya mensyukuri anggota tubuh yang pasien miliki sekarang.
b) Peran diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang perempuan dan seorang istri dari
suami serta ibu dari anak-anaknya. Pasien mengatakan dirinya adalah seorang ibu
rumah tangga dan mengurus warung yang di bukanya.
c) Harga diri
Pasien mengatakan kondisinya saat ini tidak mempengaruhi harga dirinya, dan
pasien mengatakan bahwa dirinya tidak sedikitpun merasa malu akan sakit yang di
alaminya saat ini.
d) Identitas diri
Pasien adalah seorang perempuan dan berpenampilan wajar sesuai dengan
identitasnya.
e) Ideal diri
Pasien mengatakan ingin segera sembuh dari sakitnya, dan dapat pulang sehingga
bisa berkumpul dengan keluarganya, serta ingin kembali melakukan aktivitanya.
h. Aspek sosial
Pasien mampu menjalani hubungan baik dengan orang lain yang ada di sekitarnya,
pasien tampak harmonis dengan keluarganya. Pasien juga dapat menjalani hubungan
baik dengan perawat ataupun tim medis lainnya.
i. Aspek spiritual
Pasien adalah seorang yang beragama islam yang selalu berusaha menjalankan
ibadah sesuai kemampuan sedang sakit, namun pasien meyakini adanya tuhan dan
selalu berdoa agar cepat sembuh seperti semula.
j. Data penunjang
k. Tabel 3.4 Data penunjang

Hasi Nilai
No Jenis Pemeriksaan Satuan Keterangan
l Lab Normal
1 Hematologi
Hemoglobin 13, 8 11,0-16,0 g/dL Normal
Eritrosit 4,7 4,0-5,5 10^6 /uL Normal
Lekosit 8,0 4,0-10,0 10^3/uL Normal
Hematoksit 41,6 36,0-48,0 % Normal
Trombosit 277 150-450 10^3/Ul Normal
2
MCV, MCH, MCHC
MCV 87,8 75,0-100,0 fL Normal
MCH 29,1 25,0-32,0 pq Normal
MCHC 33,2 32,0-36,0 g/dL Normal
RDW 12,5 10,0-16,0 % Normal
3
Hitung Jenis
Basofil 0,2 0,0-1,0 % Normal

Eosinofil 0,9 1,0-4,0 % Rendah

Neutrofil Segmen 64,0 50,0-80,0 % Normal

Limfosit 27,8 25,0-50,0 % Normal

Monosit 7,1 4,0-8,0 % Normal

\
l. Therapy
Tabel 3.5 Therapy

Nama obat Dosis Rute Jam Indikasi


Cairan Ringer Laktat 20 gtt/mnt Intraven 24 jam Untuk memenuhi
a kebutuhan cairan
Celocid 3x750 mg 07.00 Obat antibiotik yang
Intraven 15.00 digunakan untuk
a 23.00 berbagai infeksi.
Metronidazole 3x100 ml 07.00 Obat antimikroba
15.00 digunakan untuk
Intraven 23.00 berbagai infeksi.
Ranitidin 2x50 mg a 07.00 Untuk mengurangi
15.00 produksi asam
lambung.
Keterolak 3x30 mg Intraven 07.00 Obat untuk
a 15.00 mengurangi
23.00 bengkak, nyeri atau
demam.
Intraven
a

a. Analisa data

N PROBLEM/MASALAH ETIOLOGI/PENYEBAB SIGN &


O SYMPTOMS/TANDA
DAN GEJALA
1. Nyeri akut Agen Pencedera Fisik DS: pasien mengeluh
nyeri pada luka operasi,
nyeri dirasakan
bertambah saat duduk
dan banyak beraktivitas
dan berkurang saat
beristirahat, nyeri
dirasakan seperti
tertusuk-tusuk, nyeri
tidak menjalar kebagian
tubuh yang lainnya hanya
dibagian perut bekas
operasi saja. nyeri yang
dirasakan hilang timbul.
DO: Skala 4 nyeri sedang
menggunakan skala
Wong baker rentang 0-10
2. Defisit Perawatan diri Kelemahan fisik DS: pasien mengeluh
tubuhny agak lengket,
belum mandi 1 hari,
belum keramas dan
gunting kuku karena
merasa lemah.
DO: Pasien tampak
lemah, aktivitas mandi
dan keramas belum bisa
dilakukan sendiri, masih
perlu bantuan.
3. Risiko Infeksi Adanya Prosedur Invasif -
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera fisik yang ditandai dengan DS:
pasien mengeluh nyeri pada luka operasi, nyeri dirasakan bertambah saat duduk
dan banyak beraktivitas dan berkurang saat beristirahat, nyeri dirasakan seperti
tertusuk-tusuk, nyeri tidak menjalar kebagian tubuh yang lainnya hanya dibagian
perut bekas operasi saja. nyeri yang dirasakan hilang timbul. DO: Skala 4 nyeri
sedang menggunakan skala Wong baker rentang 0-10.
2. Defisit Perawatan diri berhubungan dengan Kelemahan fisik yang ditandai dengan
DS: pasien mengeluh tubuhny agak lengket, belum mandi 1 hari, belum keramas
dan gunting kuku karena merasa lemah. DO: Pasien tampak lemah, aktivitas
mandi dan keramas belum bisa dilakukan sendiri, masih perlu bantuan.
3. Risiko Infeksi berhubungan dengan Adanya Prosedur Invasif.
A. Rencana Tindakan

Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan


Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera fisik NOC : NIC :
yang ditandai dengan  Pain level  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
 Pain control termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
DS: Pasien mengeluh nyeri pada luka operasi, nyeri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan kualitas nyeri
dirasakan bertambah saat duduk dan banyak beraktivitas dan selama 1x30 menit, pasien tidak  Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
berkurang saat beristirahat, nyeri dirasakan seperti tertusuk- mengalami nyeri, dengan kriteria hasil : nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, dan
 Mampu mengontrol nyeri (tahu kebisingan
tusuk, nyeri tidak menjalar kebagian tubuh yang lainnya
penyebab nyeri, mampu  Kurangi faktor presipitasi nyeri
hanya dibagian perut bekas operasi saja. nyeri yang menggunakan teknik nonfarmakologi  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk melakukan
dirasakan hilang timbul. untuk mengurangi nyeri) intervensi
DO: Skala 4 nyeri sedang menggunakan skala Wong baker  Melaporkan bahwa nyeri berkurang  Ajarkan teknik non farmakologi: napas dalam,
dengan menggunakan manajemen relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin
rentang 0-10. nyeri  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri :
 Mampu mengenali nyeri (skala, keterolac 3x30 mg/iv
intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri)  Tingkatkan istirahat
 Menyatakan rasa nyaman setelah  Berikan informasi tentang nyeri seperti
nyeri berkurang dari 4 ke 0 penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari
prosedur
 Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali
Risiko Infeksi berhubungan dengan Adanya Prosedur NOC : NIC :
 Immune status  Pertahankan teknik aseptif
Invasif
 Knowledge : Infection control  Batasi jumlah pengunjung bila perlu
 Risk control  Cuci tangan setiap dan sesudah tindakan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan keperawatan
selama 1x24 jam pasien tidak  Gunanakan baju, sarung tangan sebagai alat
mengalami infeksi dengan kriteria pelindung
hasil :  Berikan terapi antibiotik :celocid,
 Klien terbebas dari tanda dan metronidazole
gejala infeksi  Monitor tanda dan gejala infeksi sistekmik dan
 Menunjukkan kemampuan untuk lokal
mencegahnya timbul infeksi  Pertahankan teknik isolasi
 Menunjukkan pola hidup sehat  Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
 Status imun, gastrointestinal, kemerahan dan gejala infeksi sistemik dan lokal
genitourinaria dalam batas  Dorong istirahat
normal  Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala
infeksi
 Kaji suhu badan pasien setiap 6 jam
Defisit perawatan diri berhubungan dengan nyeri, NOC : NIC :
kelemahan  Self care : Activity of Daily Living Self care assistane : ADLs
(ADLs)  Monitor kemampuan pasien untuk
DS :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan perawatan diri yang mandiri
- Pasien mengatakan belum mandi 1 hari 1x24 jam Defisit perawatan diri teratasi  Monitor kebutuhan pasien untuk alat-alat
- Badannya terasa lengket dengan kriteria hasil : bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias,
- Belum keramas sejak masuk rumah sakit (2 hari)  Pasien terbebas dari bau badan dan toileting dan makan
- Belum gunting kuku sejak masuk rumah sakit (2 hari) badan tidak lengket lagi  Sediakan bantuan sampai pasien mampu
DO :  Menyatakan kenyamanan terhadap secara utuh untuk melalukan self-care
Pasien tampak lemah, aktivitas mandi dan keramas belum kemampuan untuk melalukan  Dorong pasien untuk melakukan aktivitas
ADLs sehari-hari yang normal sesuai kemampuan
bisa dilakukan sendiri, masih perlu bantuan.
 Dapat melakukan ADLs dengan yang dimiliki
bantuan  Ajarkan pasien/keluarga untuk mendorong
kemandirian,untuk memberikan bantuan
hanya jika pasien tidak mampu
melakukannya

Anda mungkin juga menyukai