diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah II
yang dibina oleh Bapak Angga Wilandika, M.Kep.
oleh
102017017
2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.W DENGAN
SOL DI RUANG AZALEA
RSUP dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. W
Tanggal Lahir : 15 Juni 1963
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Bumi Panyileukan, Cibiru
Pekerjaan : Pensiunan
Agama : Islam
Pendidikan : Akademik
Status : Menikah
Nomor RM : 0001743704
Diagnosa Medis : SOL Intrakranial e.c metastase CA Mamae
Tanggal Pengkajian : 9 Maret 2020 (Pkl. 15.00 WIB)
Tanggal Masuk RS : 28 Februari 2020
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri kepala
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh nyeri kepala sejak tgl 25 desember 2019, nyeri yang
dirasakan semakin memberat, pada tanggal 2 Januari 2020 klien merasakan
nyeri kepala berat serta muntah menyemprot lalu pasien terjatuh dan dibawa
ke IGD RS Al Islam. 1 hari SMRS klien merasakan nyeri kepala yang hebat,
muntah menyemprot, mata seperti menonjol keluar, pandangan ganda, pusing
berputar ketika berdiri gelap sesaat, jalan terasa bergoyang, tidak dapat
berdiri tegak. Klien dibawa ke IGD RSHS. Pada saat dilakukan pengkajian
tanggal 9 Maret 2020 klien mengeluh nyeri, nyeri yang dirasakan seperti
ditusuk-tusuk , nyeri pada bagian telinga lalu menjalar ke bagian belakang
kepala hingga seluruh kepala, nyeri memberat saat klien beraktifitas sepeti
berjalan dan berkurang saat klien istirahat tidur. Nyeri skala 6 (1-10). Klien
masih bisa berjalan ke kamar mandi namun, ketika ke kamar mandi klien
diantar oleh suaminya. Kemudian Klien mengeluh belum bisa BAB selama 4
hari, sebelumnya klien mengatakan baru 1 kali BAB namun feses keluar
sangat lama dan sulit. Klien terdiagnosa SOL (Space Occupying Lesion).
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien memiliki riwayat penyakit CA Mamae Stadium IV, di ketahui awal
Desember 2018, telah dilakukan kemoterapi sebanyak 6x, lalu dilalukan
operasi pada tanggal 1 November 2019 di RS Hasan Sadikin.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak memiliki riwayat keturunan
penyakit seperti yang diderita klien. Klien juga tidak memiliki riwayat
kesehatan keluarga seperti dm, hipertensi.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Status Kesehatan Umum
Penampilan umum : Keadaan lemah
Kesadaran : CM - GCS 15 (E4M5V6)
Tanda-tanda vital : TD = 110/90 mmHg
HR = 81 kali/menit
RR = 19kali/menit
S = 34,5 OC
Status Antopometri : BB = 56 kg
TB = 149 cm
LILA = 25,5 cm
IMT = 24,9(ideal)
b. Sistem Pernapasan
Hidung klien bersih, tidak terdapat pernapasan cuping hidung, tidak ada
penggunaan otot bantu napas tambahan, bentuk dada simetris, irama napas
reguler, pengembangan dada seimbang, vocal fremitus seimbang kanan kiri.
Tidak ada nyeri tekan di area dada. Terdengar suara resonan di area dada,
terdengar bunyi vesikuler di sekitar area paru, saat di auskultasi tidak
terdengar wheezing.
c. Sistem Kardovaskular
Konjungtiva terlihat merah muda, tidak anemis. Tidak terdapat peningkatan
JVP, tidak terlihat kebiruan pada bagian dada/ jantung, tidak terdapat
kardiomegali, saat diperkusi pada daerah lapang jantung terdengar suara
dullnes, bunyi jantung s1 dan s2 terdengar lub dub. Akarl klien hangat. CRT
< 2 detik.
d. Sistem Pencernaan
Warna bibir merah muda, lidah klien bersih, tidak ada luka pada daerah bibir,
bentuk bibir simetris, gigi klien lengkap, tidak ada caries. Abdomen datar,
suara perkusi area lambung tympani, tidak terdapat pembengkakan dan nyeri
tekan pada hepar, klien Susah BAB, feses sedikit keluar namun lama dan
sulittidak terdapat asites, klien tidak merasa kembung dan mual. Bising usus
12x/mnt.
e. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar throid dan getah bening.
f. Sistem Perkemihan
Kandung kemih tidak ditensi, tidak ada pembesaran ginjal, tidak ada rasa
nyeri, tidak terjadi inkontinensia urin.
g. Sistem Persarafan
1) N1 (olfaktorius): Klien dapat membedakan bau minyak kayu putih.
2) N2 (Optikus): Klien mampu membaca papan nama perawat dalam jarak
30 cm tanpa menggunakan alat bantu.
3) N3, N4, N6 (Okulomotoris, Trokhealis, Abdusen): Gerak bola mata ke
segala arah namun bayangan ganda, penyempitan lapang pandang, respon
pupil miosis (mengecil)
4) N5 (Trigeminus): Mata klien berkedip saat diberi pilinan kapas yang
diusapkan pada kelopak mata, klien dapat membedakan sensasi kasar,
halus, tajam, dan tumpul pada area wajah. Reflek mengedip (+).
5) N7 9Fasialis): Wajah simetris, tidak ada kelumpuhan di muka.
6) N8 (Auditorius): Kemampuan mendengar (+).
7) N9 dan N10 (Glosofaringeus): Klien dapat menelan dengan baik saat
minum.
8) N11 (Asesorius): Klien dapat menoleh ke kanan dan ke kiri dengan
normal. Kekuatan otot sternokleidomastoideus dan trapezius (+).
9) N12 (Vagus): Klien dapat menggerakan lidahnya ke segala arah dengan
bebas
10) Pemeriksaan tanda meningeal: tes kaku kuduk (-)
h. Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas atas: ROM kedua tangan kiri dan kanan dapat digerakan dengan
bebas ke segala arah. Dapat melakukan fleksi dan ekstensi pada persendian
tidak ada nyeri pada area tangan. Kekuatan otot kanan dan kiri: 5/5
Ekstremitas bawah: akral hangat, tidak ada edema, ROM kedua kaki dapat
bergerak ke segala arah. Kekuatan otot kaki kanan dan kiri: 5/5
i. Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, kebersihan kulit bersih, kulit kepala bersih, rambut
mengalami kerontokan akibat kemoterapi, turgor kulit elastis tidak kering tidak
ada lesi/dekubitus. Terdapat luka bekas operasi payudara dekstra.
j. Sistem Reproduksi
Tidak ada gangguan pada area genital
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan X-Ray
Ro. Thorax : Tidak tampak metastase intrapulmo, tidak tampak kardiomegali
b. Pemeriksaan Laboratorium
c. Program Terapi
Tanggal 25 Februari 2020
No Nama Obat Dosis Intake Waktu
1. Dexamethason 3x10 mg IV 08.00
2. Omeprazole 2X40 mg IV 08.00-16.00
3. Paracetamol 3x500 mg Oral 13..00
4. Betahistine 3x6 mg Oral 08.00
5. Aspilet 1x80 gr Oral 08.00
6. Atorvastatine Oral 08.oo
B. ANALISA DATA
No. Data Subjektif Etiologi Masalah
1. DS: - Idiopatik Nyeri Akut
-Pasien mengeluh nyeri ↓
kepala Terdapat abses/tumor
-Nyeri yang dirasakan seperti pada otak (SDKI, 2017)
ditusuk-tusuk ↓
-Nyeri pada bagian telinga Menyebabkan lesi pada
lalu menjalar ke bagian ruang intrakranial
No. Data Subjektif Etiologi Masalah
belakang kepala hingga ↓
seluruh kepala Pelepasan mediator
-Nyeri memberat saat klien kimia (bradikinin,
beraktifitas sepeti berjalan histamin)
dan berkurang saat klien ↓
istirahat tidur Merangsang reseptor
-Skala nyeri 6 (1-10) nyeri
-Klien mengeluh nyeri kepala ↓
sejak tgl 25 desember 2019 Dihantar kehipotalamus
DO: ↓
-Klien tampak meringis Korteks serebri
memegang kepalanya ↓
Nyeri dipersepsikan
↓
Nyeri Akut
2. DS: Idiopatik Penurunan
-Klien mengeluh sakit kepala ↓ Kapasitas Adaptif
-Klien muntah menyemprot Terdapat abses/tumor Intrakranial
-klien mengatakan pandangan pada otak
ganda (Diplopia) ↓
Menyebabkan lesi pada
DO: ruang intrakranial
-Klien tampak lemah ↓
Penyerapan cairan otak (SDKI, 2017)
↓
Obstruksi vena di otak
↓
Oedema
↓
Peningkatan TIK
↓
Sakit kepala, muntah
↓
No. Data Subjektif Etiologi Masalah
Penurunan Kapasitas
Adaptif Intrakranial
3. DS: Idiopatik Resiko Jatuh
- Klien mengatakan ↓
pandangan ganda (Diplopia) Terdapat abses/tumor
- Pusing berputar ketika pada otak (SDKI, 2017)
berdiri gelap sesaat, jalan ↓
terasa bergoyang Menyebabkan lesi pada
DO: ruang intrakranial
-Ketika ke kamar mandi klien ↓
diantar oleh suaminya. Penyerapan cairan otak
- penyempitan lapang ↓
pandang Obstruksi vena di otak
-Skor Resiko jatuh: 70 ↓
(Tinggi) Oedema
↓
Peningkatan TIK
↓
Pandangan ganda,
pusing berputar ketika
berdiri gelap sesaat,
jalan terasa bergoyang
↓
Resiko jatuh
4. DS: Pola BAB Tidak teratur Konstipasi
-klien mengatakan susah ↓
BAB selama 4 hari Eliminasi feses tidak
-klien mengatakan feses lancar
keluar sangat lama dan sulit ↓
Konstipati
DO:
-Klien tampak lemas
DIAGNOSA
NO. TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Nyeri Akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri Observasi
pencedera fisiologis keperawatan selama 3 x 24 jam Tindakan: 1. Untuk mengetahui daerah nyeri
nyeri menurun, dengan kriteria Observasi serta bagaimana nyeri dirasakan,
hasil: 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, apakah hilang timbul/ tidak.
a. Keluhan nyeri berkurang frekuensi, kualitas, intensitas nyeri tiap 8 jam 2. Untuk mengetahui perubahan tanda-
b. Skala nyeri 1-3 sekali tanda vital klien.
c. TTV: TD 120/80 mmHg 2. Monitor TTV tiap 8 jam 3. Untuk mengevaluasi hasil terapi
3. Monitor keberhasilan terapi komplementer komplementer yang diberikan.
yang sudah diberikan tiap pagi Terapeutik
Terapeutik 4. Untuk mengurangi rasa nyeri tanpa
4. Berikan teknik nonfarmakologis untuk obat
mengurangi rasa nyeri seperti tarik napas dalam Edukasi
2x pertemuan 5. Agar klien mengetahui penyebab
Edukasi serta pemicu rasa nyeri yang muncul
5. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri pada klien.
1x pertemuan 6. Untuk mnegurangi rasa nyeri tanpa
6. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk obat dengan menggunakan teknik tarik
DIAGNOSA
NO. TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
mengurangi rasa nyeri tiap 8 jam napas dalam
Kolaborasi Kolaborasi
7. Kolaborasi dengan dokter pemberian 7. Untuk mengurangi rasa nyeri
analgetik betahistine 3x6 mg per oral dalam 24
jam
2. Penurunan Kapasitas Setelah dilakukan tindakan Manajemen Peningkatan Tekanan Observasi:
Adaptif Intrakranial keperawatan selama 3 x 24 jam Intrakranial 1.Untuk mengetahui penyebab
b.d lesi menempati Kapasitas Adaptif Intrakranial Tindakan peningkatan TIK
ruang (mis. Space meningkat, dengan kriteria hasil: Observasi: 2. Untuk mengetahui perubahan
uccupying lesion) a. Sakit kepala menurun 1. Identifikasi penyebab peningkatan TIK fisiologis dalam tanda-tanda TIK
b. Tidak muntah (mis.lesi) tiap 8 jam. Teraupetik:
2. Monitor tanda/gejala peningkatan TIK (mis. 3.Untuk membantu psikologis klien
Tekanan darah meningkat, tekanan nadi agar nyaman tidak cemas dan gelisah.
melebar, bradikardi, pola napas ireguler, 4.Agar mengurangi sakit kepala dan
kesadaran menurun) tiap 8 jam. mengurangi peningkatakan TIK.
Terapeutik:
3. Minimalkan stimulus dengan menyediakan
lingkungan yang tenang tiap klien merasa tidak
nyaman
4. Berikan posisi semifowler tiap klien merasa
nyeri kepala.
DIAGNOSA
NO. TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
3. Resiko Jatuh b.d Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Jatuh Observasi:
gangguan penglihatan keperawatan selama 3 x 24 jam Tindakan 1.Untuk memudahkan perawat dalam
Tingkat jatuh menurun, dengan Observasi: mengetahui penyebab klien resiko
kriteria hasil: 1. Identifikasi faktor resiko jatuh (misal. jatuh.
a. Tidak jatuh saat berjalan Gangguan peneglihatan) tiap 8 jam. 2.Untuk mengurangi resiko jatuh
2. Identifikasi faktor lingkungan yang dengan mengidentifikasi lingkungan
meningkatkan resiko jatuh (misal. Lantai sekitar klien.
licin, penerangan kurang) 3.Untuk memudahkan klien dan
Terapeutik: keluarga mengenai tata letak dan
3. Orientasikan ruangan pada pasien dan fasilitas ruangan.
keluarga 1x pertemuan 4. Untuk mencegah klien terjatuh dari
4. Pasang handrail tempat tidur tempat tidur.
5. Dekatkan bel pemanggil dalam jangkauan 5. Untuk memudahkan klien jika
pasien membutuhkan bantuan perawat.
Edukasi: 6. Untuk memudahkan klien jika ingin
6. Anjurkan memanggil perawat jika berpindah tempat.
membutuhkan bantuan untuk berpindah
4. Konstipasi b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Periksa tanda dan gejala Konstipasi 1. Untuk mencegah terjadinya
keperawatan selama 2x 24 jam 2. Periksa pergerakan usus, karakteristik Konstipasi
diharapkan konstipasi teratasi feses,identifikasi faktor risiko konstipasi 2. Untuk mengetahui adanya infeksi
DIAGNOSA
NO. TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
dengan Kriteria hasil: 3. -Anjurkan diet tinggi serat yang disebabkan oleh
a. Feses melunak - Lakukan masase abdomen, jika perlu bakteri,jamur, atau virus.
b. Bebas dari - Lakukan evakuasi feses secara manual, 3. Untuk melancarkan pencernaan,
ketidaknyamanan dan jika perlu. membuat feses menjadi lunak
Konstipaso sehingga lebih mudah untuk
dikeluarkan.
5 Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi Observasi:
keperawatan selama 3 x 24 jam Tindakan 1.Untuk mengetahui intake klien
defisit nutrisi membaik, dengan Observasi: setiap sudah klien makan
kriteria hasil: 1. Monitor asupan makanan tiap 6 jam 2.Agar tahu jika ada penurunan berat
a. Porsi makan yang 2. Monitor berat badan 1x tiap pagi badan ataupun penambahan berat
dihabiskan meningkat 3. Monitor intake dan output klien setiap 8 jam badan setiap harinya
b. Nafsu makan meningkat Terapeutik: 3. Untuk menjaga keseimbangan
KDM klien terpenuhi 3. Fasilitasi menentukan pedoman diet cairan tubuh klien.
misalnya menentukan jenis makanan yang Teraupetik:
diperlukan oleh klien 3.Agar nutrisi klien dapat terpenuhi
4. Berikan makanan tinggi serat untuk 4.Agar memperlancar sistem
mencegah konstipasi misalnya buah dan sayur pencernaan klien
Edukasi: Edukasi:
5. Ajarkan diet yang diprogramkan misalnya 5.Untuk membantu klien agar
klien diberikan makanan tinggi serat nutrisi klien seimbang dan
DIAGNOSA
NO. TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
Kolaborasi: mencegah
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk konstipasi
menentukan jumlah kalori dan jenis Kolaborasi:
nutrien yang dibutuhkan 6.Untuk memenuhi nutrisi yang
dibutuhkan klien secara tepat