X USIA 54 TAHUN
DENGAN SIROSIS HEPATIS DI RUANG IPD
RS. BANDUNG KIWARI
Dosen pengampu :
Disusun Oleh :
YULINDAWATI 402022098
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. Y
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Hubungan dengan Pasien : Istri
Alamat : Sda
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama : Nyeri ulu hati
b. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Kronologis Pasien Masuk Rumah sakit
Pada tanggal 17 September 2022 jam 11.00, Pasien masuk IGD
RSBK dengan keluhan kondisi perut membesar yang disertai sesak.
sesak dirasakan sejak 1,5 bulan yang lalu dan sedikit hilang dengan
posisi duduk. Pasien mengatakan perut mulai membesar sejak 2
bulan yang lalu disertai mual muntah. Lima bulan yang lalu pasien
dirawat karena penyakit kuning. Pasien memiliki riwayat konsumsi
alcohol dari usia muda dan pernah dirawat karena gastritis.. Keluhan
nyeri juga disertai keluhan mual yang dirasakan hilang timbul
namun dirasakan sepanjang hari, dan muntah yang biasanya terjadi
setelah makan. Keluhan mual dan muntah ini membuat pasien
menjadi malas makan (tidak nafsu makan). Pasien juga mengeluh
lemas sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Keluhan lemas
dikatakan dirasakan terus menerus dan tidak menghilang walaupun
pasien telah beristirahat. Keluhan ini dikatakan dirasakan di seluruh
bagian tubuh dan semakin memberat dari hari ke hari hingga
akhirnya 6 hari sebelum masuk rumah sakit pasien tidak bisa
melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu, pasien juga mengeluh
adanya bengkak pada kedua kaki sejak 6 minggu sebelum masuk
rumah sakit yang membuat pasien susah berjalan. Pasien
mengatakan bahwa buang air besarnya berwarna hitam seperti
dempul dengan konsistensi sedikit lunak sejak 1 minggu sebelum
masuk rumah sakit. Buang air kecil dikatakan berwarna seperti teh
sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga
mengatakan bahwa kedua matanya berwarna kuning sejak 1 bulan
sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat Saat dilakukan Pengkajian
Saat dilakukan pengkajian tanggal 20 September 2022 jam 14.00
Pasien mengeluh nyeri ulu hati terasa terus menerus, skala nyeri 3
(0-5), nyeri seperti ditusuk benda tajam. Pasien merasakan mual jika
makan sehingga membuat pasien malas makan dan merasa badan
lemas hal ini membuat pasien tidak dapat beraktivitas. Muntah dan
disertai sedikit darah juga dialami pasien. Pasien juga mengatakan
kedua kakinya bengkak sejak 1 minggu yang lalu, hal ini membuat
pasien susah berjalan. Selain itu pasien mengakatakan BAB nya
berwarna seperti dempul dengan konsistensi lunak dan BAK nya
berwarna kuning seperti teh. Frekuensi BAK 5-6 kali sehari,
sebanyak 1 /4 gelas setiap BAK nya. Kesadaran Compos mentis,
tekanan darah 100/80 mmHg, nadi 95x per menit, respirasi 26x per
menit, suhu axilla 37,2 oC.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu :
Klien mengatakan Lima bulan yang lalu pernah dirawat karena penyakit
kuning. Pasien memiliki riwayat konsumsi alcohol dari usia muda dan
pernah dirawat karena gastritis. Klien tidak memiliki riwayat penyakit
jantung, hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit menular lainnya
seperti hepatitis, TBC. Klien tidak memiliki alergi terhadap makanan
maupun obat-obatan.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Di keluarga tidak ada yang memiliki penyakit yang sama dengan pasien.
b. Data Sosial
Pasien jarang aktif di kegiatan sosial, karena pasien adalah seorang
petani. Selama di rumah sakit pasien mendapat dukungan dari istri dan
anaknya dan secara ekonomi pasien mengalami kesulitan terkait
pengobatan karena pasien mempunyai BPJS.
4 Kebiasaan diri
Mandi 2x/hari 1x/hari
Perawatan 1x/minggu Tidak tentu
rambut 1x/minggu Tidak tentu
Perawatan kuku Tidak tentu 1x/hari
Perawatan gigi Sebagian dibantu istri Dibantu istri
Ketergantungan Pasien tidak bisa bebas Pasien tidak bisa bebas
Keluhan beraktivitas karena asites beraktivitas karena asites
7. Pemeriksaan Fisik
a. Status Kesehatan Umum
Penampilan umum : Sakit sedang dan lemah
Kesadaran : Compos Mentis GCS 15 (E 4 M 6 V 5)
Tanda-tanda vital : TD = 100/80 mmHg
HR = 92 kali/menit
RR = 26 kali/menit
S = 37.2 OC
Status Antopometri : BB = 56 kg
TB = 160cm
Lila = 15,5 cm ( LILA <18,5 cm= Underweight)
b. Data Pemeriksaan fisik sistem endokrin
1) Kepala dan leher
Kebersihan kulit kepala bersih, rambut bersih, kedua mata simetris, pupil
isokor, sklera ikterik. Konjuctiva anemis,tidak ada nyeri tekan di bola mata,
tidak ada edema periorbitas. Passage hidung lancar, masih bisa membedakan
rasa di lidah dan aroma hidung, tidak terdapat nyeri sinus, tidak ada
kesulitan menelan dan mengunyah, mukosa bibir kering, fungsi pendengaran
masih terdengar normal dan tidak ada nyeri di area telinga, kebersihan
telinga bersih. Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe, kelenjar tiroid tidak
teraba, JPV 5+2 cm.
2) Dada anterior
Dada anterior tidak ada lesi, spider nevi (+) pengembangan paru simetris,
fremitus tactile +/+, perkusi resonan di intercosta kanan dulness di ICS 2-
IC5 kiri. Tidak ada pembesaran batas jantung, suara napas
vesikuler ,terdengar bunyi jantung S1 dan S2, bunyi jantung tambahan (-).
Pada pemeriksaan dada terdapat ginekomastia.
3) Dada posterior
Postur tubuh kifosis, perkusi paru terdengar resonan, suara napas vesikuler
di seluruh lapang paru.
4) Abdomen
Cembung, lembut, dari palpasi didapatkan hepar dan lien sulit dinilai, Bising
usus aktif , distensi abdomen (+), tidak ada lesi, shiffting dullness (+), nyeri
tekan pada regio epigastrium dan hipokondrium. Undulasi saat perkusi (+),
traube space redup. Muntah dan disertai sedikit darah (+)
5) Genital
tidak ada hemoroid, tidak ada keluhan gatal, dysuria (-).
6) Ekstremitas atas
Tidak ada lesi, edema (-). Terpasang IV Line di tangan kiri hari ke 2, CRT <
3 detik. ROM (+) , refleks bisep +/+, refleks trisep +/+. Kekuatan otot
5 5,liver nail (+)
7) Esktremitas bawah
Tidak ada lesi, pitting edema di kedua ekstremitas (++) , kekuatan otot otot
5 5, liver nail (+)
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Radiologi
tidak terkaji
b. EKG
Tidak terkaji
c. Endoscopy
tidak terkaji
d. USG Abdomen
Hepar : Bentuk dan ukuran mengecil, tepi tajam, permukaan tidak rata, parenkim
kasar homogen
e. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil
Jenis Pemeriksaan Nilai rujukan
1-11-2020
Hemoglobin 12,3 - 15,3 g/dl 10 g/dl
Hematokrit 36 - 45 % -
Lekosit 4,4 - 1,3 10^3/uL -
Trombosit 150 - 450 ribu/uL -
PT 9,1 - 13,1 detik -
INR 0,8 - 1,2 -
APTT 14,2 - 34,2 detik -
Glukosa Sewaktu <140 mg/dl -
AST (SGOT) 15 - 37 u/L ↑50
ALT (SGPT) 14 - 59 u/L ↑56
Bilirubin Total 0,100 - 1.000 mg/dl -
Bilirubin Direk 0,100 – 0,300 mg/dl -
Bilirubin Indirek 0,200 – 0,800 mg/dl -
Protein total 6,4-8,2 g/dL -
Globulin - -
Albumin 3,4-5,0 g/dL 3,0 g/dl
Ureum/BUN 5-39 mg/dl ↑63,5
Kreatinin 0,6-1,2 mg/dl ↑1,49
Natrium 125
Kalium 3,3
HbSag Nonreaktif positif
Anti HCV Nonreaktif -
f. Program Terapi
B. ANALISA DATA
No DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS: Inflamasi liver Nyeri akut
- klien mengatakan
merasa gelisah dan Nekrosis
susah tidur
Pembentukan fibrosisi
- klien mengeluh mual
- klien mengeluh lemas Disfungsi hati
dan lelah terus
menerus Pelepasan mediator nyeri (histamin, bradikinin,
- nyeri ulu hati sejak 1 prostaglandin, serotinin, ion kalsium)
bulan SMRS dan
dirasakan terus Merangsang nosiseptor (reseptor nyeri)
menerus
- perut dirasakan Dihantarkan serabut tipe α δ
semakin tegang Serabut tipe C
- nyeri ulu hati
Medulla spinalis
dirasakan seperti
ditusuk-tusuk Sistem aktivasi retikular
- pasien mengeluh
gelisah Hipothalamus dan sistem limbik
- pasien mengeluh
tidak bisa tidur Otak
(korteks somatosensorik)
- klien mengeluh tidak
nafsu makan Persepsi nyeri
DO :
- Pasien tampak
meringis kesakitan
- pasien tampak gelisah
- Nadi=95x/menit
- TD=100/80 mmHg
- klien tidak nafsu
makan
- RR= 26x/menit
- VAS= 3/5 di daerah
epigastrium
2 DS: Disfungsi hati Hipervolemia
- Klien mengatakan
Distorsipercabangan Gg.metabolisme
perutnya membesar
Pembuluh darah protein
- klien mengatakan
hepaticDan gangguan
bengkak pada kedua
vena hepatica Hipoalbuminemia
kaki
- klien mengeluh perut
peningkatan resistensi Gg osmotic,
terasa begah dan bila
aliran darah melalui protein,plasma
tidur terlentang terasa
hati
sesak.
DO: penurunan aliran darah penurunan
- Perut ascites keluar melalui vena sekresi hepatica
- pitting edema albumin
ekstremitas bawah (+
+) beban system vena Retensi cairan
- Hb = 10 g/dl porta meningkat
- Albumin = 3 g/dl
hasil USG abdomen : Hipertensi portal
“pengecilan hepar
dengan
splenomegali sesuai Ascites
dengan gambaran
sirosis hepatis, Hipervolemia
ascites,dan curiga
nefritis bilateral”
- RR= 26x/ menit
- BAK 5-6x/hari (1/4
gelas/BAK)
- Na+ 125 mmol/L,
- kalium 3,3 mmol/L.
- Kreatinin 1,49 mg/dl
3 DS: Disfungsi hati Defisit nutrisi
- Pasien mengeluh
nyeri ulu hati Gangguan metabolisme protein
- klien mengeluh
mual hilang timbul Hipoalbuminemia
namun terus
menerus sepanjang Gangguan metabolisme lemak
hari
- klien mengeluh Pembentukan trigliserida secara
muntah yang biasa
berlebih
terjadi setelah
makan
- klien mengatakan
malas makan (tidak Oksidasi asam lemak menurun
nafsu makan)
- klien mengeluh Deficit nutrisi
lemas
DO:
- albumin= 3,0 g/dl
- SGOT= 50 u/L
- SGPT=56 u/L
DO:
- edema di kedua
ekstremitas bawah
- pitting edema (++)
- ascites (+)
- pasien tampak lesu
- klien tampak kurang
mampu melakukan
aktivitas rutin missal
dari tempat tidur ke
toilet
6 DS; Infeksi virus,ataupun malnutrisi Pola nafas tidak
- Klien mengeluh Kerusakan hepatosit efektif
merasa sesak bila
tidur terlentang Inflamasi liver
sedikit hilang dengan Nekrosis
posisi duduk Pembetukan fibrosisi
DO : Disfungsi hati
- RR= 26x/menit Gangguan metabolisme protein
- ascites (+)
- distensi abdomen (+) Hipoalbuminemia
Gangguang osmotic, protein, plasma
Penurunan sekresi albumin
Retensi cairan
Asites
Penekanan diafragma
Penurunan ekspansi paru
Pola nafas tidak efektif
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut bd agen pencedera fisiologis (inflamasi liver, sirosis hepatis)
2. Hipervolemia bd gangguan aliran balik vena porta
3. Resiko perfusi gastrointestinal tidak efektif bd perdarahan gastrointestinal
akut;varises gastroesofagus; disfungsi hati (sirosis hepatis)
4. Pola nafas tidak efektif bd posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru:
ascites
5. Defisit nutrisi bd ketidakmampuan mengabsorpsi nutrient :metabolisme lemak
dan protein
6. Keletihan bd kondisi fisiologis ; sirosis hepatis
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn.x Ruangan : IPD No.Medrek : 078910
Diagnosa Medis : Sirosis Hepatis+Melena
3 Pola nafas tidak Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas 1)mengetahui frekuensi
efektif bd posisi tubuh keperawatan selama 3x24 Observasi nafas
yang menghambat jam pola nafas menjadi 1.monitor pola nafas (frekuensi, 2)mengetahui adanya
ekspansi paru: ascites efektif. Kriteria hasil : kedalaman,usaha nafas) kelainan pada saluran
sesak nafas berkurang nafas
2.monitor bunyi nafas tambahan
DS; Frekuensi respirasi (16- 3)agar pasien dapat
(gurgling, mengi, wheezing, ronki
20 x/ menit) tanpa suara
- Klien mengeluh pernapasan tambahan. kering) bernafas dengan mudah
merasa sesak bila Tidak ada penggunaan Terapeutik 4)posisi semi fowler
tidur terlentang otot bantu nafas 3.posisikan semi fowler atau fowler dapat memberikan
tambahan 4.berikan oksigen 2lpm (nasal kanul) kesempatan pada proses
DO : Tidak ada sianosis. Mv= VTxRR ekspirasi, memudahkan
- RR= 26x/menit tidak ada PCH (69x(6-8ml)x26 pernafasan dan
- Nadi=95x/menit Nadi=60-100x/menit 10lpm menurunkan tekanan
- ascites (+) SPO2=97-100% Kolaborasi pada diafragma
- distensi abdomen 5.pemberian bronchodilator, 5)mencegah hipoksia
(+) ekspektoran, mukolitik melalui nebulizer Diberikan 2lpm untuk
(Ventolin (k/p bila sesak) tetap menjaga pasien
agar tidak sesak, dalam
kasus ini O2 diberikan
intermitten, karena
SPO2 juga masih dalam
batas normal 98%.
6) Jenis bronchodilator
(beta2-agonist dengan
reaksi cepat) bekerja
dengan cara melebarkan
bronkus dan melemaskan
otot-otot saluran
pernafasan sehingga aliran
udara ke paru-paru akan
meningkat
4 Nyeri akut bd agen Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri 1) pengkajian karakteristik
pencedera fisiologis keperawatan selama 3x24 Observasi dapat menentukan
(inflamasi liver, sirosis jam, tingkat nyeri teratasi
hepatis) dengan Kriteria hasil: 1) identifikasi nyeri secara komprehensif tindakan efektif
DS: (lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas mengurangi nyeri,
- klien mengatakan - keluhan nyeri berkurang , intensitas nyeri pengukuran skala nyeri
perut semakin - skala nyeri 1 (0-10) 2) monitor keberhasilan terapi komplementer dapat memantau
membesar - Klien tidak meringis
yang sudah diberikan keefektifan intervensi,
- klien mengatakan kesakitan
merasa gelisah dan - klien tidak gelisah Terapeutik dengan mengetahui faktor
susah tidur - klien tidak mengalami 3) berikan dan ajarkan os teknik nyeri mempermudah
- klien mengeluh mual kesulitan tidur
nonfarmakologi untuk mengurangi rasa pengurangan stimulus
- klien mengeluh - anoreksia berkurang
lemas dan lelah terus - muntah berkurang nyeri: aromaterapi (peppermint) selama 15 nyeri, melihat respon
menerus - mual berkurang menit pasien dalam
- nyeri ulu hati sejak 1 - Nadi 60-100x/menit
4) Fasilitasi klien tidur dan istirahat mengekpresikan nyeri,
bulan SMRS dan - TD=110/80-120/80mmHg
dirasakan terus - nafsu makan membaik Edukasi 2) memantau keefektifitasan
menerus 5) jelaskan strategi meredakan nyeri terapi komplementer,
- perut dirasakan 6) ajarkan teknik nonfarmakologis untuk memantau keefektifitasan
semakin tegang
- nyeri ulu hati mengurangi rasa nyeri terapi analgetik dalam
dirasakan seperti Kolaborasi mengurangi rasa nyeri
ditusuk-tusuk 7) pemberian terapi analgetik 3) pemberian aroma
- pasien mengeluh
(Omeprazole 1x40mg/iv) peppermint dapat
gelisah
- pasien mengeluh (Sucralfat syr 3x 10ml/PO) memperlancar sirkulasi
tidak bisa tidur darah, mengurangi rasa
- klien mengeluh tidak
nyeri dan dapat
nafsu makan
menurunkan hormone
DO : stress, mengaktifkan
- Pasien tampak
hormon endorfin alami,
meringis kesakitan meningkatkan perasaan
- pasien tampak rileks, mengalihkan
gelisah
perhatian dari rasa takut,
- Nadi=95x/menit
- TD=100/80 mmHg cemas dan tegang serta
- klien tidak nafsu memperbaiki sistem kimia
makan
tubuh. selama 15 menit
- RR= 26x/menit
- VAS= 3/5 di daerah dapat menurunkan tingkat
epigastrium nyeri (Safaah, 2019)
4) dengan beristirahat
pasien merasa rileks dan
nyaman.
5) strategi meredakan nyeri
addalah cara meringankan
nyeri atau mengurangi
nyeri sampai tingkat
kenyamanan yang dapat
diterima klien,
6) melalui teknik nafas
dalam bisa diberikan bila
klien merasakan nyeri.
7)Analgetik mampu
meredakan rasa nyeri.
Omeprazole merupakan
obat golongan proton
pump inhibitor yang
digunakan untuk
menurunkan produksi
asam berlebih pada
lambung. Obat ini
sering digunakan untuk
mengatasi tukak pada
lambung dan usus, serta
reflux esophagitis.
-Sucrafat merupakan
obat yang digunakan
untuk pengobatan pada
tukak lambung dan
usus, gastritis kronik.
Obat ini bekerja dengan
cara membentuk lapisan
pada dasar tukak
sehingga melindungi
tukak dari pengaruh
agresif asam lambung
dan pepsin.
5 Defisit nutrisi bd Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi 1. Untuk mengetahui status
ketidakmampuan Observasi nutrisi pasien dan
keperawatan selama 3x24 1. Identifikasi status nutrisi menentukan intervesi
mengabsorpsi
nutrient :metabolisme jam, status nutrisi klien 2. Identifikasi makanan yang disukai selanjutnya.
lemak dan protein 3. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis 2. Makanan yang disukai
terpenuhi dengan Kriteria nutrien akan lebih mudah
DS:
4. Monitor asupan makanan diterima oleh klien.
- Pasien mengeluh hasil :
5. Monitor berat badan 3. Agar kebutuhan
nyeri ulu hati
- porsi makan yang 6. Monitor hasil pemeriksaan albumin metabolisma dapat
- klien mengeluh
dihabiskan Terapeutik terpenuhi.
mual hilang timbul 7. Lakukan oral hygine sebelum makan
meningkat 4.Mengetahui jumlah intake
namun terus 8. Sajikan makanan secara menarik dan dan nutrisi.
- nyeri abdomen
menerus sepanjang suhu yang sesuai. 5.Mengetahui kemajuan
berkurang
hari 9. berikan makanan tinggi kalori dan tinggi status nutrisi pada klien.
- perasaan cepat
- klien mengeluh protein 6.Albumin dalam darah
kenyang berkurang Edukasi
muntah yang biasa akan mengangkut dan
- BB stabil 10. Anjurkan klien untuk banyak
terjadi setelah menyebarkan mineral
- Albumin 3,4-5 g/dl mengkonsumsi putih telur kalsium, hormon
makan
- LILA >18,5 cm Kolaborasi progesteron dan obat
- klien mengatakan
- nafsu makan 11. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk obatan ke seluruh jaringan
malas makan (tidak menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
membaik tubuh.
nafsu makan) yang di butuhkan
- Untuk laki-laki: (88,4 7.Mulut yang bersih dapat
- klien mengeluh (88,4+13,4x69)+(4,8x165)-
+ 13,4 x berat dalam meningkatkan nafsu
lemas
kilogram) + (4,8 x tinggi (5,68x57tahun)=1013+792+323,76=21 makan dan rasa nyaman.
DO: dalam sentimeter) - 28,76kkalx1,2=2554,512kkal 8.Menyajikan makanan
- albumin= 3 g/dl (5,68 x usia dalam 12. kolaborasi pemberian cairan nutrisi yang menarik dan suhu
- SGOT= 50 u/L tahun) parenteral yang sesuai dapat
- SGPT=56 u/L infus dex 10% 500cc/24jam meningkatkan nafsu
- Untuk wanita: (447,6 +
Aminoleban 500cc/24jam makan klien.
9,25 x berat dalam
Diet Hati Lunak 500-600kkal/porsi 9.Agar asupan nutrisi
kilogram) + (3,10 x terpenuhi dengan tepat.
tinggi dalam (3x/hari)
13. kolaborasi pemberian medikasi sebelum Dextrose 10% adalah
sentimeter) - (4,33 x cairan hipertonik yang
makan (antinyeri,antiemetik)
usia dalam tahun) digunakan dalam
(Omeprazole 1x40mg/iv)
- Hasil perhitungan BMR kemudian pengobatan ketosis
dikalikan dengan angka aktivitas (Sucralfat syr 3x 10ml/PO)
harian rata-rata orang tersebut. kelaparan dengan
Angka ini berkisar antara 1,2–1,9 kandungan kalori
tergantung dari seberapa tinggi
aktivitas harian seseorang. (380kkal/L), air dan
Semakin jarang seseorang tanpa elektrolit.
melakukan aktivitas fisik, semakin
rendah pula angka aktivitas Aminoleban
hariannya diindikasikan untuk
(88,4+13,4x69)+(4,8x165)- perawatan, kontrol,
(5,68x57tahun)=1013+792 pencegahan, dan
+323,76=2128,76kkalx1,2=
perbaikan penyakit
2554,512kkal
seperti Ensefalopati
hepatic, Gula darah
rendah, dehidrasi,
kebutuhan gizi asam
amino, anoreksia
Putih telur kaya akan
AARC Asam Amino
Rantai Cabang.
Konsensus European
Society for Clinical
Nutrition and
Metabolism
merekomendasikan
AARC untuk terapi
nutrisi pada ensefalopati
hepatikum karena
terbukti memperbaiki
klinis pada pasien sirosis
lanjut (Lasma Rina
Sinurat, 2018
6 Keletihan bd kondisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi 1.mengidentifikasi
keperawatan selama 3x24 Observasi kekuatan dan
fisiologis ; sirosis
jam keletihan teratasi 1.identifikasi gangguan fungsi tubuh yang kelemahan tubuh
hepatis dengan Kriteria hasil : mengakibatkan kelelahan 2.untuk mengetahui
- verbalisasi kepulihan 2.monitor kelelahan fisik dan emosional status kelelahan klien
DS:
energy meningkat 3.monitor pola dan jam tidur dan tingkat emosi
- Klien mengeluh
- kemampuan melakukan Terapeutik 3.memantau pola tidur
lemas yang terus
aktivitas rutin meningkat 4.sediakan lingkungan yang nyaman dan klien agar tidak terjadi
menerus dan tidak
- verbalisasi lelah menurun rendah stimulus kelelahan
menghilang
- lesu berkurang 5.lakukan latihan rentang gerak aktif dan 4.meningkatkan
walaupun pasien
- gelisah berkurang atau pasif kenyamanan istirahat
telah beristirahat
- RR 16-20x/menit 6.berikan aktivitas distraksi yang 5.menentukan
- klien mengatakan
- pola istirahat membaik menenangkan perkembangan
seluruh tubuh dirasa
semakin memberat 7.fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika peningkatan kekuatan
setiap hari tidak dapat berpindah atau berjalan otot/mobilitas
- klien mengatakan Edukasi 6.aktivitas distraksi
8.anjurkan melakukan aktivitas bertahap dapat membuat klien
tidak bisa 9.anjurkan menghubungi perawat jika merasa sedikit nyaman
melakukan aktivitas tanda dan gejala kelelahan tidak 7.mengoptimalkan nergi
sehari-hari berkurang yang belum digunakan
- klien mengatakan Kolaborasi 8.meningkatkan
tidak nafsu makan 10.kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara kenyamanan istirahat
- klien mengatakan meningkatkan asupan makanan serta dukungan
mual fisioologis/psikologis
9.meminimalkan atrofi
DO: otot, meningkatkan
- edema di kedua sirkulasi, mencegah
ekstremitas bawah terjadinya kontraktur
- pitting edema (++) 10.mempercepat proses
penyembuhan