Anda di halaman 1dari 20

BAB II

LAPORAN KASUS

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. U
Tanggal Lahir : 14 September 1963
Usia : 60 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pacet
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Pendidikan : Lain-lain
Status Perkawinan : Menikah
Nomor Rekam Medis : 00293008
Diagnosa Medis :TB Paru
Tanggal Pengkajian : 17 - 12 – 2022 JAM
Tanggal Masuk RS : 16 - 12 – 2022 JAM
2. Identitas Penanggung Jawab Pasien
Nama : Ny. E
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Hubungan dengan Pasien : Anak
Alamat : Pacet
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh sesak, batuk, lemas dan pusing kepala,
pusing dirasakan hilang timbul dan pusing pasti dirasakan
pada saat klien bangun dari tempat tidur.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan SMRS pada hari Senin, 16 Oktober 2023
dirumah klien merasa sesak sudah dirasakan 1 minggu dan
batuk sudah 3 minggu, demam hari ke-2 dan klien merupakan
pasien dengan TB Paru dan sudah menjalani pengobatan OAT
selama 4 bulan, dengan keluhan tersebut klien dibawa
keluarganya IGD RSUD AL IHSAN Provinsi Jawa Barat.
Pada saat pengkajian klien mengeluh sesak, batuk berdahak,
lemas dan pusing yang hilang timbul, akan tetapi apabila klien
sedang bangun dari tempat tidurnya pusing pasti dirasakan
oleh klien. Pusing dirasakan seperti berputar. Dan mereda
apabila tidak terlalu banyak bergerak.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan pernah dirawat sebelumnya di RSUD AL
IHSAN pada 6 bulan yang lalu dengan keluhan yang sama dan
klien di diagnosa mengidap TB Paru. Klien mengatakan tidak
memiliki riwayat hipertensi, Diabetes Melitus, dan penyakit
Autoimun. Klien juga mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit menular seperti Hepatitis dan HIV.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak ada keluarganya yang menderita
penyakit yang sama dengan klien. Klien mengatakan tidak ada
anggota keluarganya yang mengidap penyakit keturunan
seperti hipertensi, Diabetes Melitus dan Autoimun. Dan klien
mengatakan keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit
menular seperti TBC, Hepatitis, dan HIV.

4. Riwayat Psikososial Spiritual


a. Data Psikologis
Pasien tidak terganggu dengan kondisinya sekarang, pasien

merasa puas sebagai seorang perempuan dan istri. Pasien

seorang ibu rumah tangga, pasien masih bisa diajak

berkomunikasi secara kooperatif. Pasien mengatakan jika

merasa khawatir atau menghilangkan stress dengan berdzikir.

b. Data Sosial
Pasien mempunyai seorang janda dan 3 orang anak. Pasien

beraktifitas berkebun. Pasien aktif bersosialisasi dengan

tetangga. Selama dirumah sakit pasien bisa berinteraksi dengan

perawat, dokter dan tenaga kesehatan lain, serta teman sesama

rumah sakit.

c. Konsep Diri
1)Gambaran Diri

Klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya walaupun


saat ini sedang sakit dan dirawat di rumah sakit, klien mengatakan
bahwa anggota tubuhnya merupakan pemberian dari Allah swt.,
yang patut disyukuri.
2)Identitas Diri
Klien adalah seorang perempuan dan klien merasa puas dengan jenis
kelaminya.
3)Peran Diri
Klien merupakan seorang istri dan seorang ibu dari anak- anaknya
4)Ideal Diri
Harapan klien terhadap penyakitnya adalah ingin dapat sembuh dan
berkumpul kembali dengan keluarganya dirumah
5)Harga Diri
Klien memahami keadaan dirinta dengan segala kelebihan dan
kekuranganya. Harga diri klien akan meningkat apabila klien cepat
sembuh..

c. Data Spiritual

Data Kaji Spiritual


Agama Islam
Baligh □ Belum Baligh
□ Halangan
□ Lainnya :
Ibadah □ Mandiri
□ Dibantu
*
Penggunaan Kerudung □ Ya
(Khusus Wanita) □ Tidak
□ Kadang-Kadang
Kegiatan Ibadah Lain □ Dzikir
□ Doa,
□ Jarang
□ Puasa Sunnah
Bersu|zci □ Wudhu
□ Tayamum
□ Tidak Tahu
Pelaksanaan Sholat □ Teratur
□ Tidak Teratur
□ Tidak Sholat
Kemampuan Sholat □ Berdiri
□ Duduk
□ Berbaring
Kendala Tidak Sholat □ Tidak Tahu
□ Mampu
□ Mau
Makna Sakit □ Ujian
□ Guna – guna
□ Gangguan Jin
□ Lainnya :
Harapan Sembuh □ Ya
□ Tidak
Penerimaan tentang □ Tidak Menerima
penyakit □ Menerima
□ Tawar Menawar
Dukungan komunitas □ Baik
spiritual □ Kurang Baik
Yang paling mendukung :
Keluarga

Penjelasan :
Pasien beragama Islam, selama sakit masih menjalankan shalat

lima waktu, jarang mengikuti acara kegiatan keagamaan, pasien

merasa bahwa sakit yang dialaminya adalah ujian. Pasien merasa

bingung dengan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi

penyakitnya. Pasien mendapatkan dukungan dari suami dan

anaknya secara ekonomi pasien tidak merasa kesulitan terkait

pengobatan. Pasien merasa rindu ingin membaca al – qur’an atau


mendengarkan lantunan al – qur’an, pasien jarang menjalankan

ibadah – ibadah sunah. Pasien masih berharap sakitnya akan

sembuh.

5. Pola Aktivitas Hidup Sehari – hari (Activity Daily Living / ADL)

No Kebiasaan Di Rumah Di Rumah Sakit


Nutrisi
Makan
 Jenis  Nasi,bubur,  Bubur sumsum,
 Frekuensi sayur sop, dan pudding
 Porsi sayur kacang  2 – 3 sendok
 Keluhan merah  Tidak ada
 3 x sehari
 1 porsi
 Tidak ada
Minum
 Jenis  Air putih  Air putih
 Frekuensi  8 gelas/hari (hangat)
 Jumlah (cc)  1600 – 2000 cc  3 gelas/hari
 Keluhan  Tidak ada  500 – 600 cc
 Tidak ada
Eliminasi
BAB
 Frekuensi  1x/3 hari  1x
 Warna  Kuning  Kuning
 Konsistensi  Berbentuk,  Lunak
 Keluhan lunak  Tidak ada
 Tidak ada
BAK
 Frekuensi  Sering  4-5 x/hari
 Kuning pekat
 300 – 500 cc
 Warna  Kuning jernih  Tidak ada
 Jumlah (cc)  Banyak
 Keluhan  Tidak ada
Istirahat dan Tidur
 Waktu tidur
o Malam pukul  22.00 – 04.00  21.00 – 04.00
o Siang pukul WIB WIB
 Lamanya  Tidak tentu  Tidak tentu
 Keluhan  1 – 2 jam  1 – 2 jam
 Tidak ada  Tidak ada
Kebiasaan Diri
 Mandi  1 hari sekali  1 hari sekali
 Perawatan  1 atau 2 minggu (Seka tiap pagi
rambut sekali pukul 06.00
 Perawatan  1 minggu sekali WIB)
kuku  2 kali sehari  1 kali (dibantu
 Perawatan gigi  Mandiri perawat)
 Ketergantungan  Tidak ada  1 kali (dibantu
perawat)
 Keluhan
 1 kali (dibantu
perawat)
 Dibantu oleh
keluarga dan
perawat
 Kesulitan untuk
beraktivitas
karena lemas
dan pusing
apabila
bangund ari
tempat tidur

6. Pemeriksaan Fisik
a. Status Kesehatan Umum
Penampilan umum : Compos Mentis
Kesadaran : E4 M6 V5
Tanda – tanda vital :
 Tekanan Darah = 112/76 mmHg
 Heart Rate = 98 x /menit
 Respirasi Rate = 22 x/menit
 Suhu = 36,8℃
Status Antopometri :
 Berat Badan = 36 kg
 Tinggi Badan = 157 cm
b. Data Pemeriksaan Fisik Sistem
c. Kepala dan leher

Kebersihan kulit kepala baik, kedua mata simetris, pupil

isokor, sklera putih (tidak ikterik). Konjugtiva tidak anemis,

penglihatan kabur apabila jarak jauh, tidak buta warna, tidak

ada nyeri tekan di bola mata, tidak ada edema periorbitas.

Passage hidung lancar, lidah terasa pahit, pasien masih bisa

membedakan aroma, tidak terdapat nyeri sinus, tidak ada

kesulitan menelan dan mengunyah, mukosa bibir kering, klien

dapat mendengar dan berinteraksi dengan baik selama

pengkajian dan tidak ada nyeri di area telinga, kebersihan

telinga bersih. Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe,

kelenjar tiroid tidak teraba, tidak terdapat peningkatan distensi

vena jugularis (JVP).

d. Dada anterior

Dada anterior tidak ada lesi, pengembangan paru simetris, ada

pembesaran batas jantung, terdengar bunyi jantung S1 dan S2,

tidak terdapat bunyi jantung tambahan, tidak terdapat

pembengkakan area payudara, terdapat bunyi ronchi pada

kedua paru – paru, tactile fremitus agak lemah, perkusi resonan

di intercosta kanan, dullness di ICS 2 dan ICS 5 kiri.

e. Dada posterior

Posture tubuh tidak kifosis, skoliosis, ataupun lordosis, tidak

terdapat nyeri tekan, tidak terdapat lesi, perkusi paru

terdengar resonan seluruh lapang paru, suara napas vesikuler

di seluruh lapang paru, tidak ada nyeri pada dada posterios,

fremitus tactile (+/+)


f. Abdomen

Bising usus aktif yaitu 12 x/menit, tidak ada lesi, shiffting

dullness (-),tidak ada distensi,tidak ada nyeri tekan, perkusi

tympani, lingkar perut

g. Genital

Klien mengatakan tidak ada nyeri pada saat BAB/BAK, klien

mengatakan merasa area genital bersih tidak ada keluhan, dan

tidak ada hemoroid pada anus.

h. Ekstremitas atas

Tidak ada lesi, edema (-). Terpasang IV Line di tangan kanan,

CRT < 3 detik. ROM (+) pada sebelah kanan ROM (+) pada

sebelah kiri, refleks bisep +/+ , refleks trisep +/+. Kekuatan otot

5 5

i. Ekstremitas bawah

Tidak ada lesi, pitting edema (-), ROM fleksi dan ekstensi area

pergelangan kaki fleksibel. Kekuatan otot 5 5

7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Foto Thorax AP
Hasil : Tuberkuloma DD/Kalsifikasi paru dan Kardiomegali
tanpa bendungan paru

Jenis Hasil
Nilai Rujukan
Pemeriksaan Tgl : 5/12/22
16 Oktober 2023
HEMATOLOGI
Hemoglobin 12 – 16 g/dL 14
Leukosit 3800 – 10600 12500 (H)
sel/uL
Eritrosit 3.6 – 5.8 juta/uL 4.76
Hematokrit 35 – 47 % 41.5
Trombosit 150.000 – 224.000
440.000 sel/uL
KIMIA KLINIK
Fungsi Liver
AST (SGOT) 10 – 31 U/L 29
ALT (SGPT) 9 – 36 U/L 40 (H)
Fungsi Ginjal
Ureum 10 – 50 mg/dL 84 (H)
Kreatinin 0,6 – 1,1 mg/dL 1,09
Gula Darah
Gula Darah 70 – 120 mg/dL 120
Sewaktu
17 Oktober 2023
IMUNOSEROLOGI
Anti HIV Non Reaktif Non Reaktif
KIMIA KLINIK
Elektrolit
Natrium 134 – 145 138
mmol/L
Kalium 3.6 – 5.6 4.1
mmol/L
Kalsium 1.15 – 1.35 1.25
mmol/L
Protein Total 6.6 – 8.3 g/dL 7.8
Albumin 3,7 – 5.3 4.4
18 Oktober 2023
MIKROBIOLOGI
Mikobacterium Tidak Tidak Terdeteksi
TB Terdeteksi
Resistensi Tidak Tidak Terdeteksi
RIfamfisin Terdeteksi

b. Program Terapi

Nama Obat Dosis Rute Manfaat

Levofloxacin 1 x 750 IV obat antibiotik yang bermanfaat untuk


mg mengobati penyakit akibat infeksi
bakteri, seperti pneumonia, sinusitis,
prostatitis, konjungtivitis, infeksi
saluran kemih, dan infeksi kulit

Combivent 3 x 30 PO Meredakan
mg dan mencegah munculnya gejala sesak
napas atau mengi akibat penyempitan
saluran pernapasan. Penyempitan
saluran napas sering disebabkan
oleh asma dan PPOK.

OAT 4 FDC 5 - 12 - PO Penatalaksanaan tuberkulosis paru


18 atau TBC paru dilakukan dengan
pemberian obat antituberkulosis atau
OAT, misalnya isoniazid, rifampisin,
pirazinamid, dan etambutol.
Kombinasi obat-obat ini dikonsumsi
secara teratur dan diberikan dalam
jangka waktu yang tepat meliputi
tahap awal dan tahap lanjutan

B. Analisis Data

No Data Etiologi Masalah


1 Ds : Bersihan Jalan
- Klien Napas Tidak Efektif
mengatakan
batuk berdahak
minggu ke 3
- Klien
mengatakan
merasa pusing
dan lemas
Do :
- Klien tampak
lemah
- Klien terpasang
O2 = 3 liter (nasal
kanul
- Terdapat bunyi
napas tambahan
pada kedua
lapang paru :
ronchi
- TD = 112/76
mmHg
- Nadi = 98
x/menit
- RR = 22 x/menit
- Oksigen Nasal
Kanul = 3 Liter

2 Ds : Defisit Nutrisi
- Klien
mengatakan mual
- Klien
mengatakan
lidahnya terasa
pahit dan tidak
nafsu makan
- Klien
mengatakan
makan pagi tadi
hanya habis 4
sendok
- Klien
mengatakan
terdapat
penurunan berat
badan 3 kg dari
39 kg jadi 36 kg
selama satu bulan
terakhir
Do :
- Klien tampak
lemas
- BB = 36 kg
- Bising Usus = 12
x/menit

C. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas berhubungan dengan hipersekresi jalan napas
dibuktikan dengan bunyi napas tambahan : ronkhi
2. Defisit nutrisi behubungan dengan faktor psikologis; keenganan
untuk makan di buktikan dengan nafsu makan menurun
Rencana Asuhan Keperawatan

Nama Pasien : Ny. U Diagnosa Medis : TB Paru


Ruangan : Umar Bin Khattab 3 No Rekam Medis : 00293008

No Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Bersihan jalan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Napas 1. Patensi jalan nafas membaik sesudah
napas keperawatan selama 3 x 24 dilkukannya fisioterapi dada dan batuk
berhubungan jam, maka bersihan jalan Observasi : efektif yang ditandai dengan pernafasan
dengan napas meningkat dengan 1. Monitor Tanda-tanda Vital
normal, irama penerafasan normal, tidak
hipersekresi jalan kriteria hasil : 2. Monitor pola napas (frekuensi,
napas dibuktikan 1. Produksi sputum kedalaman, usaha napas) terdapat ronki serta dapat keluarkan
dengan bunyi menurun (5) 3. Monitor bunyi napas tambahan (mis. secret dari jalan nafas. (Rusna Tahir,
napas tambahan : 2. Ronkhi kering menurun Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi 2019)
ronkhi (5) kering) 2. Penatalaksanaan gangguan system
3. Dsipneu menurun (5) 4. Monitor sputum (jumlah, warna pernafasan dapat dilakukan pemasangan
4. Frekuensi napas aroma) 02, serta kolaborasi obat adapun
membaik Terapeutik :
pengobatan non farmakologi pada
5. Posisikan Semi-Fowler
6. Ajarkan cara untuk melakukan batuk penderita dengan gangguan system
efektif pernafasan tuberkulosi dapat
7. Berikan minum hangat menggunakan latihan pernafasan perut,
8. Berikan oksigen, jika perlu fisioterapi dada, serta posisi semifowler
Kolaborasi : (Dwi Nur Aini, 2017)
9. Kolaborasi pemberian ekspektoran, 3. Peningkatan bersihan jalan nafas,
jika perlu
Sekresi yang sangat banyak dapat
menyumbat jalan nafas pada pasien TB
paru dan mengganggu pertukaran gas.
Meningkatkan masukan masukan cairan
memberikan hidrasi sistemik dan
berfungsi sebagai ekspektoran yang
efektif. (Devi Darliana,2018)
2 Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi 1. Anoreksia, penurunan berat badan
behubungan keperawatan selama 3 x 24 dan malnutrisi biasa terjadi pada pasien
dengan jam, maka status nutrisi Observasi : TB paru. Keinginan untuk makan dapat
keenganan untuk membaik dengan kriteria 1. Identifikasi status nutrisi terganggu oleh keletihan akibat batuk
makan dibuktikan hasil : 2. Identifikasi alergi dan intoleransi berat, pembentukan sputum, nyeri dada
dengan nafsu 1. Porsi makanan yang makanan atau kelemahan. Pemberian nutrisi
makan menurun dihabiskan meningkat 3. Identidikasi makanan disukai dalam porsi kecil tapi sering dapat di
(5) 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis jadwalkan. Suplemen nutrisi cair dapat
2. Berat badan membaik nutrien membantu memenuhi kebutuhan kalori
(5) 5. Identifikasi perlunya penggunaan dasar (Aditama,2020)
3. IMT membaik (5) selang nasogastrik
4. Nafsu makan membaik 6. Monitor asupan makanan 2. Peningkatan ini diperoleh dengan
(5) 7. Monitor berat badan melakukan edukasi tatap muka
8. Monitor hasil pemeriksaan tentang nutrisi yang
laboratorium direkomendasikan, dan menumbuhkan
Terapeutik : keyakinan responden bahwa nutrisi
9. Lakukan oral hygiene sebelum makan, yang baik dapat berdampak positif pada
jika perlu proses pengobatan.Edukasi ini didukung
10. Fasilitasi menentukan pedoman diet dengan system pesan pengingat yang
(mis. Piramida makanan) berisi makan 3 kali per hari, nafsu
11. Sajikan makanan secara menarik dan makan untuk menghindari
suhu yang sesuai (mis. Minum hangat fast food dan makanan pemicu batuk,
untuk mencegah mual) seperti pemanis buatan, dan makanan
12. Berikan makanan tinggi serat untuk berminyak. (Novian Mahayu,2021)
mencegah konstipasi
13. Berikan makanan tinggi kalori dan 3, Diet yang diberikan pada pasien TB
tinggi protein Paru adalah diet tinggi kalori tinggi
14. Berikan suplemen makanan, jika perlu protein (TKTP). Diet tinggi kalori tinggi
Edukasi : protein diberikan setelah diagnosa
15. Anjurkan posisi duduk, jika mampu pasien ditegakkan. Diet tinggi kalori
16. Ajarkan diet yang diprogramkan tinggi protein (TKTP) adalah makanan
Kolaborasi : yang mengandung energi dan protein
17. Kolaborasi pemberian medikasi diatas kebutuhan normal. Komponen
sebelum makan (mis, antiemetik), jika gizi utama diet ini adalah energi,
perlu protein, lemak dan karbohidrat.
18. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk Komponen gizi diet ini penting untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis menunjang proses penyembuhan pada
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu pasien TB Paru. (Hermi Nainggolan,
2017)
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama Pasien : Ny. U Diagnosa Medis : TB Paru
Ruangan : Umar Bin Khattab 3 No Rekam Medis : 00293008

IMPLEMENTASI DAN CATATAN


Hari/Tgl Waktu DX EVALUASI Paraf
PERKEMBANGAN
Selasa 08.00 1,2 1. Monitor Tanda-tanda Vital S:
17/10/2023 R: TD = 112/76 mmHg, Nadi = 98 Klien mengatakan batuk, sesak dan mual masih
x/menit, RR = 22 x/menit dirasakan, keluaran yang keluar hanya air ludah
2. Memonitor pola napas (frekuensi, saja tidak ada muntahan makanan.
kedalaman, usaha napas) O:
R/ Respirasi rate = 22 x/menit, tidak ada - Klien tampak lemah
pernapasan cuping hidung, dan tidak ada - Klien terpasang O2 = 3 liter (nasal kanul
retraksi dada - Terdapat bunyi napas tambahan pada kedua
3. Memonitor bunyi napas tambahan (mis. lapang paru : ronchi
Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi - TD = 112/76 mmHg
kering) - Nadi = 98 x/menit
R/ terdapat bunyi napas tamabhan yaitu - RR = 22 x/menit
ronkhi kering di kedua lapang paru - Oksigen Nasal Kanul = 3 Liter/menit
4. Memonitor sputum (jumlah, warna - Berat badan = 36 kg
aroma) - IMT = 15
R/ sputum atau sekret yang keluar hanya A : Masalah belum teratasi
sedikit berwarnan bening tidak beraroma P : Lanjutkan intervensi 1 dan 2
5. Mengidentifikasi status nutrisi
R/ BB = 36 kg =, IMT = 15, terdapat
penurunan berat badan sebanyak 10%
yaitu dari 39 kg menjadi 36 kg
6. Mengidentifikasi alergi dan intoleransi
makanan
R/ klien mengatakan tidak memiliki
alergi makanan, akan tetapi klien
mengatakan kurang menyukai daging -
dagingan
7. Mengidentidikasi makanan disukai
R/ klien mengatakan menyukai bubur dan
makanan manis seperti biskuit
8. Mengidentifikasi perlunya penggunaan
selang nasogastrik
R/ klien masih dapat menelan makanan
dengan spontan karena kemampuan
menelan makanan masih baik
9. Memonitor asupan makanan
R/ klien mengatakan makanan hanya
habis 3 sampai 4 sendok saja
10. Memonitor berat badan
R/ BB = 36 kg, terdapat penurunan berat
badan dari 39 kg menjadi 35 kg
11. Memonitor hasil pemeriksaan
laboratorium
R/ Natrium = 138 mmol/L, Kalium = 4.1
mmol/L, Calsium ion = 1.25 mmol/L,
Protein Total = 7.8 g/dL. Albumin = 4.4
12. Memposisikan Semi-Fowler
R/ setelah dilakukan posisi semi fowler
klien mengatakan merasa nyaman
13. Memberikan oksigen
R/ klien terpasang oksigen nasal kanul =
3 L/menit
12.00 2 1. Memfasilitasi menentukan pedoman diet
(mis. Piramida makanan)
R/ klien mengatakan menyukai makanan
dan minuman hangat, klien mengatakan
nasi tim diganti dengan bubur, klien juga
menyukai
2. Menyajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai (mis. Minum hangat
untuk mencegah mual)
R/ klien telah disajikan makanan yang
hangat, akan tetapi memerlukan bantuan
selama proses makan
3. Memberikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
R/ klien diberikan makanan tinggi serat,
sayur sop, daging, tempe dan buah –
buahan seperti melon, pisang
4. Memberikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
R/ klien diberikan makanan tinggi serat,
sayur sop, daging, tempe dan buah –
buahan seperti melon, pisang
5. Memberikan suplemen makanan
R/Klien diberikan vitamin B6
6. Menganjurkan posisi duduk, jika mampu
R/Klien mengatakan kesulitan untuk duduk
dikarenakan pusing yang dirasakan
menghambat pergerakan klien
7. Mengajarkan diet yang diprogramkan
R/ klien dapat memahami apa yang telah
diajarkan
8. Mengkolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis, antiemetik)
R/klien diberikan lansoprazole

Rabu, 08.00 1,2 1. Memonitor Tanda-tanda vital S:


18/10/2023 R: TD = 100/80 mmHg, Nadi = 73 Klien mengatakan masih merasakan sesak dan
x/menit, RR = 20 x/menit, S: 36,3℃ mual, keluaran yang keluar hanya air ludah saja
2. Memonitor pola napas (frekuensi, tidak ada muntahan makanan. Klien mengatakan
kedalaman, usaha napas) merasa nyaman ketika diposisikan semifowler.
R: Respirasi rate = 20 x/menit, tidak ada O:
pernapasan cuping hidung, dan tidak ada TD = 100/80 mmHg, Nadi = 73 x/menit, RR = 20
retraksi dada. klien masih mengeluh x/menit, S: 36,3℃. Masih terdengar suara ronkhi.
terasa sesak. Sputum berwarna bening. Klien makan habis 3-4
3. Memonitor bunyi napas tambahan (mis. sendok.
Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi A : Masalah belum teratasi
kering) P : Lanjutkan intervensi 1 dan 2
R: masih terdapat bunyi napas tamabhan
yaitu ronkhi kering di kedua lapang paru
4. Memonitor sputum (jumlah, warna
aroma)
R: sputum atau sekret yang keluar hanya
sedikit berwarnan bening tidak beraroma
5. Memonitor asupan makanan
R: klien mengatakan makanan hanya
habis 3 sampai 4 sendok saja
6. Memposisikan Semi-Fowler
R: setelah dilakukan posisi semi fowler
klien mengatakan merasa nyaman
7. Memberikan oksigen
R: klien terpasang oksigen nasal kanul =
3 L/menit
12.00 2 1. Memberikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
R/ klien diberikan makanan tinggi serat,
sayur sop, daging, tempe dan buah –
buahan seperti melon, pisang
2. Memberikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
R/ klien diberikan makanan tinggi serat,
sayur sop, daging, tempe dan buah –
buahan seperti melon, pisang
3. Menganjurkan posisi duduk, jika mampu
R/Klien mengatakan kesulitan untuk
duduk dikarenakan pusing yang dirasakan
menghambat pergerakan klien
4. Mengajarkan diet yang diprogramkan
R/ klien dapat memahami apa yang telah
diajarkan
5. Mengkolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis, antiemetik)
R/klien diberikan lansoprazole
Kamis 08:00 1 1. Memonitor Tanda-tanda vital S:
19/10/2023 R: TD = 120/80 mmHg, Nadi = 76 klien mengeluh ada batuk. klien mengatakan
x/menit, RR = 20 x/menit, S: 36,3℃. makanan habis ¾ porsi
Terlihat tidak terpasang oksigen O:
2. Memonitor pola napas (frekuensi, TD = 120/80 mmHg, Nadi = 76 x/menit, RR = 20
kedalaman, usaha napas) x/menit, S: 36,3℃. tidak ada pernapasan cuping
R: Respirasi rate = 20 x/menit, tidak ada hidung, dan tidak ada retraksi dada. tidak ada
pernapasan cuping hidung, dan tidak ada sesak. tidak ada ronkhi. tidak ada pengeluaran
retraksi dada. tidak ada sesak. klien sputum, tidak ada mual ataupun muntah.
mengeluh ada batuk A:
3. Memonitor bunyi napas tambahan (mis. Klien direncanakan pulang
Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi P:
kering) Intervensi dihentikan
R: tidak ada ronkhi
4. Memonitor sputum (jumlah, warna
aroma)
R: tidak ada pengeluaran sputum
5. Memposisikan Semi-Fowler
R: setelah dilakukan posisi semi fowler
klien mengatakan merasa nyaman

Anda mungkin juga menyukai