Anda di halaman 1dari 13

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

K DENGAN CHRONIC RENAL FAILUR (CRF)


ET CAUSA GLOMERULOPATI PRIMER+GASTROPATI UREMIKUM+ANEMIA
DI RUANG HEMODIALISA RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG KIWARI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners
Universitas ‘Aisyiyah Bandung

Dosen Pengampu:
Riandi Alvin, S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun Oleh:

Yulindawati
402022098

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2022
A. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny. K
No. Rekam Medis : 065063
Umur : 34 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Babakan Siliwangi No. 07 Bandung
Diagnosa Medis : Chronic Renal Failure (CRF) et causa Glomerulopati
Primer + Gastropati Uremikum + Anemia et causa CRF
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 29 Desember 2022
Tanggal Pengakajian : 29 Desember 2022
Alasan Masuk Rumah Sakit : Pasien datang dengan keluhan utama muntah berwarna
merah
Riwayat Penyakit Sekarang : 1 minggu sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh
muntah berwarna merah. Pasien merasa mual dan
muntah 6 kali sehari, muntah berisi makanan dan
bercampur cairan berwarna merah gelap sebanyak 6
kali berjumlah sekitar 3 sendok makan, dan 3 kali
muntah lainnya sudah tidak bercampur cairan
berwarna merah, hanya berisi makanan dan cairan
kecokelatan. Terasa nyeri pada daerah ulu hati.
Penderita mengeluh juga buang air besar seperti aspal,
berwarna kehitaman dan konsistensinya lembek,
sebanyak setengah gelas, 3 kali sehari.
Pasien merasa lemah badan, nyeri kepala dan
pandangan berkunang-kunang. Pasien merasa seperti
mau pingsan saat berubah posisi dari tidur ke duduk,
selain itu juga pasien tampak semakin pucat. Pasien
juga mengeluh kembung dan nafsu makan menurun
sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS).
Pemeriksaan fisik: tekanan darah 160/100 mmHg,
nadi 100 kali/menit, suhu 36, 8°C, pernapasan 26
kali/menit. Edema pada wajah dan tungkai,
konjungtiva tampak pucat, pada pemeriksaan paru-
paru didapatkan rhonki +/+ serta redup dan vesikuler
menurun pada kedua basal, abdomen tampak
cembung, redup pada perkusi dan didapatkan shifting
dullness, serta terdapat nyeri tekan epigastrium
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan:
Hb 5,1 g/dl, MCV 78,9 pl, MCH 28,3 pg, MCHC 35,9
g/dl, trombosit 142.000 103/ul, GDS 67 mg/dl, ureum
260 mg/dl, kreatinin 17,9 mg/dl, laju filtrasi
glomerolus (LFG) 4,19 ml/mnt/1.73m2. USG
abdomen menunjukkan efusi pleura bilateral, ascites,
dan chronic renal disease bilateral.
Diagnosis medis:
CRF et causa glomerulopati primer, gastropati
uremikum, anemia e.c CRF diperberat dengan
perdarahan saluran cerna bagian atas.
Terapi yang diberikan:
Omeprazol 1 x 40 mg; Ondancentron 3 x 4 mg;
Kalitake 3 x 5 gram; Asam Folat 2 x 5 mg, Natrium
bicarbonat 3 x 10 gram; dan Lisinopril 1 x 10 mg.
Riwayat Penyakit Sebelumnya : Sejak 4 bulan SMRS, pasien merasa mual, memberat
dalam 1 minggu terakhir, dirasakan terus menerus,
bertambah dengan makan atau minum. Buang air kecil
juga dirasakan berkurang dan terkadang hanya keluar
sedikit dan berwarna seperti teh yang pekat sejak 4
bulan terakhir. Perut dirasakan terasa membesar dan
kaki membengkak sejak 1 bulan terakhir ini. Menurut
pasien, dikatakan bahwa tidak adanya keluhan yang
dirasakan baik berupa sakit kepala yang berdenyut,
leher yang terasa kaku sejak sebelum 4 bulan terakhir
ini.
Riwayat Kesehatan Keluarga : Riwayat di keluarga, pasien menyangkal adanya
anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi.
ataupun hipertensi
B. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. K Ruangan : Hemodialisa


No. Medrek : 065063 Diagnosa Medis : Chronic renal failure (CRF)

Tanggal : 29 Desember 2022

Pengkajian Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Intervensi Keperawatan Rasional

DS : Risiko syok berhubungan Setelah dilakukan tindakan asuhan 1. Monitor TTV tiap 8 jam 1. Peningkatan tekanan
- Pasien mengeluh dengan perdarahan keperawatan selama 3 x 24 jam, darah dan nadi biasanya
lemah badan tingkat syok menurun dengan kriteria berhubungan dengan
- Nyeri kepala hasil: peningkatan intensitas
- Pasien mengeluh - Tanda-tanda vital dalam nyeri. Pengontrolan
pandangan berkunang- rentang normal (110-130/ 70- tekanan darah mencegah
kunang 90 mmHg, HR 60-100 CAD, stroke
- Pasein merasa seperti x/menit, RR 16-24 x/menit, 2. Monitor sirkulasi perifer 2. Untuk mengetahui
mau pingsan saat Suhu 36,5-37,5°C). (nadi perifer,edema, sirkulasi darah dalam
berubah posisi dari - Tidak ada nyeri kepala pengisian kapiler, warna) tubuh dan apakah ada
tidur ke duduk - CRT < 3 detik tiap 8 jam masalah dalam kulit
- Pasien mengatakan - Turgor kulit < 2 detik 3. Pertahankan pemberian 3. Memberikan atau
ada riwayat - Warna kulit normal cairan intavena: Nacl 0,9 % menggantikan cairan tub
perdarahan 1 minggu - Tidak tampak pucat 7 gtt/menit uh yang mengandung air,
SMRS : muntah - HB naik ke 10 gr/dl elektrolit, vitamin,
berwarna merah, BAB protein, lemak, dan
seperti aspal kalori, yang mana sudah
DO : tidak dapat dipertahankan
- Pasien tampak pucat secara adekuat
- Konjungtiva tampak melalui pemberian oral.
pucat 4. Kolaborasi pemberian 4. Pemberian oksigen yang
- Hb : 5,1 gr/dl oksigen nasal canul 3 liter/ tepat sehingga suplai
- Trombosit 142.000 menit oksigen ke otak lancar
103/ul 5. Kolaborasi pemberian 5. Peningkatan Hb akan
- GDS 67 mg/dl transfusi darah: PRC meningkatkan kadar
oksigen dimana salah
satu fungsi HB adalah
untuk mengikat oksigen
yang akan dialirkan ke
otak
6. Monitor intake dan ouput 6. Untuk mendeskripsikan
dan hitung balance cairan dan mempertahankan
24 jam keseimbangan cairan
dalam tubuh
7. Kolaborasi pemberian 7. Vitamin
terapi: B kompleks yang larut
Asam Folat 2 x 5 mg dalam air. Zat ini
peroral jam 08 & 20 diperlukan dalam
pembangunan tubuh
karena bersifat
multifungsi, mulai
dari membantu proses
produksi DNA
hingga pembentukan sel
darah merah
DS : Defisit nutrisi berhubungan Setelah dilakukan tindakan asuhan 1. Lakukan oral hygine tiap 1. Bau yang tidak
- Pasien mengeluh dengan ketidakmampuan keperawatan 3 x 24 jam, status 12 jam menyenangkan dapat
kembung mengabsorpsi nutrien nutrisi membaik dengan kriteria hasil menghilangkan nafsu
- Pasien mengeluh tidak : makan
nafsu makan - Porsi makan habis 1 porsi 2. Sajikan makanan yang 2. Untuk meningkatkan nafsu
- Pasien mengeluh mual Penyajian menarik dan suhu yang makan
dan muntah - Tidak ada nyeri tekan sesuai, berdasarkan terapi
- Terasa nyeri pada epigastrium diet rendah protein
daerah ulu hati - Nafsu makan meningkat 3. Berikan diet rendah protein 3. Diet diberikan sesuai
DO : - Tidak ada kembung dengan asupan protein dengan kebutuhan kalori
- Didapatkan shifting - Tidak ada mual dan muntah sebanyak 30 gr pasien
dullnes 4. Berikan edukasi tentang 4. Meningkatkan pengetahuan
- Nyeri epigastrium (+) pentingnya mengatur diet pasien dan diharapkan
pasien dapat menerapkan
dalam aktifitas sehari-hari
5. Libatkan pasien dalam 5. Agar terjalin komitmen
penyusunan rencana pasien dalam menjalankan
makan secara tertulis terapi diet
6. Edukasi untuk 6. Meningkatkan pengetahuan
meningkatkan asupan pasien dan diharapkan
nutrisi pasien dapat menerapkan
dalam aktifitas sehari-hari
7. Kolaborasi pemberian 7. Omeperazol berfungsi
terapi medis anti emetik: untuk meringankan gejala
Omeprazol 1 x 40 mg sakit maag dan heart burn
peroral jam 11.30 yang ditimbulkan oleh
Ondancentron 3 x 4 mg penyakit asam lambung
peroral jam 06.30, 11.30 & atau tukak lambung
16.30 Ondancentron
menimbulkan efek
antagonis terhadap reseptor
serotonin 5-HT3. Reseptor
serotonin 5-HT3 terdapat
di bagian perifer yaitu pada
nervus vagal dan di sentral
pada area postrema yang
merupakan chemoreceptor
trigger zone
8. Konsultasikan dengan ahli 8. Untuk memenuhi
gizi untuk pemenuhan kebutuhan dan kecukupan
kebutuhan kalori pasien kalori
DS : Bersihan jalan napas tidak Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor frekuensi, irama, 1. Pengkajian yang spesifik
DO : efektif berhubungan denga keperawatan 3 x 24 jam, bersihan kedalaman, pola napas tiap membantu memilih
- Frekuensi napas 26 proses infeksi jalan napas tidak efektif dapat diatasi 8 jam intervensi yang tepat
x/menit dengan kriteria hasil : 2. Monitor adanya produksi 2. Sputum merupakan tanda-
- Ronchi +/+ 1. Klien tampak tenang/rileks. sputum tiap 8 jam tanda adanya infeksi pada
- Bunyi napas redup, 2. Tanda-tanda vital dalam rentang paru-paru.
vesikuler menurun normal (110-130/70-90 mmHg, 3. Monitor TTV dan saturasi 3. Peningkatan tekanan
pada kedua basal HR 60-100 x/menit, RR 16-24 oksigen tiap 8 jam darah dan nadi biasanya
- USG abdomen x/menit, Suhu 36,5-37,5°C) berhubungan dengan
menunjukan efusi saturasi o2 95%-100% peningkatan intensitas
pleura bilateral 3. Irama nafas reguler nyeri. Pengontrolan
4. Bunyi nafas vesikuler tekanan darah mencegah
CAD, stroke
4. Kaji kemampuan batuk 4. Batuk efektif untuk
efektif pasien mempertahankan
kepatenan jalan nafas
5. Posisikan pasien semi 5. Peningkatan tekanan
fowler darah dan nadi biasanya
berhubungan dengan
peningkatan intensitas
nyeri. Pengontrolan
tekanan darah mencegah
CAD, stroke
6. Ajarkan teknik relaksasi
6. Untuk meningkatkan
nafas dalam
ventilasi alveoli,
memelihara pertukaran
gas, mencegah atelektasi
paru, meningkatkan
efesiensi batuk,
mengurangi stress baik
stress fisik maupun
emosional yaitu
menurunkan intensitas
nyeri dan menurunkan
7. Edukasi pasien tentang self kecemasan
management meliputi : 7. Pasien dapat
teknik relaksasi nafas memperaktikan secara
dalam mandiri teknik relaksasi
8. Kolaborasi pemberian
oksigen nasal kanul 8. Pemberian oksigen yang
sebanyan 3 liter/ menit tepat sehingga suplai
9. Kolaborasi dengan dokter oksigen ke otak lancar
untuk pelaksanaan 9. Hemodialisa berfungsi
hemodialisa: untuk mengeluarkan
TD 4 jam, QB 200, QD cairan serta sisa
500, UF sesuai kenaikan metabolisme yang tidak
BB bisa dikelurkan lewat
ginjal
C. LEMBAR IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama Pasien : Ny.K Ruangan : Hemodialisa


No. Medrek : 065063 Diagnosa Medis : Chronic Renal Failure (CRF)

Hari/
Waktu Dx Implementasi dan Catatan Perkembangan Evaluasi Paraf
Tanggal
Senin, 08.00 1, 2, 3 1. Mengukur tanda-tanda vital dan saturasi O2 Jam 14.00 Dx 1
29-12-22 Respon: TD : 160/100 MmHg, Nadi : 100 x/menit, S :
Respirasi 26 x/menit, Suhu 35,9C Saturasi O2 90%, akral - Klien mengatakan masih lemas, masih
hangat, CRT > 3detik, turgor > 2 detik edema + berkunang-kunang, nyeri kepala sudah
08.15 3 2. Memposisikan pasien semi fowler berkurang
Respon: Pasien mengatakan merasa lebih nyaman O:
08.30 1, 3 3. Memberikan terapi oksigen 3 liter/menit - Tanda-tanda vital TD : 150/90 mmHg,
yulindawa
Respon: Klien mengatakan sesak berkurang Nadi : 90x/menit, Respirasi 25 x/menit,
ti
09.30 3 4. Mengajarkan pasien untuk melatih teknik napas dalam Suhu 36,C Saturasi O2 92%
Respon: Pasien mengatakan nafas rada enteng, frekuensi - Nyeri kepala berkurang
nafas 25 x/mt - CRT > 3 detik
10.00 1 5. Mengganti cairan infus Nacl 0,9 % 7 gtt/menit - Turgor kulit > 2 detik
Respon: Infus Nacl 0,9 % terpasang 7 gtt/ menit, tetesan - Warna kulit masih Pucat
lancar - Konjungtiva masih anemis
10.30 2 6. Memberikan edukasi tentang pentingnya asupan nutrisi A:
Respon: Pasien mengerti dan akan berusaha untuk - Masalah Resiko syok belum teratasi
menghabiskan makanannya P:
- Lanjutkan intervensi ke 1, 3, 5, 8, 9, 10,
11.30 2 7. Melakukan kolaborasi pemberikan terapi: 11, 13
Ondancentron 4 mg PO
Omeprazole 40 mg PO Jam 14.00 Dx 2
Respon: Pasien tampak meminum ondancentron 4 mg dan S:
omeprazole 40 mg - Pasien mengatakan masih mual,
12.00 1, 2, 3 8. Meningatkan pasien untuk melaksakana shalat dzuhur kembung masih ada, masih tidak nafsu
Respon: Pasien mengatakan mau melaksanakan shalat makan
dzuhur DO :
12.15 1, 2, 3 9. Memfasilitasi pasien untuk melaksanakan tayamum, dan - Shifting dullnes (+)
gosok gigi - Nyeri epigastrium (+) yulindawa
ti
Respon: Pasien melakukan kegiatan tayamum dan gosok A:
gigi - Defisit Nutrisi belum teratasi
12.20 1, 2, 3 10. Memfasilitasi pasien untuk melaksanakan shalat dzuhur P:
Respon: Pasien melaksanakan shalat dzuhur - Lanjutkan intervensi 1, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12.30 1, 2, 3 11. Meningatkan pasien untuk berdo’a 12, 13
Respon: Pasien mengatakan sudah melakukan do’a setelah
shalat Jam 14.00 Dx 3
12.35 2 12. Menyajikan dan memfasilitasi klien untuk makan siang S:
dalam kondisi hangat - -
Respon: Klien tampak makan siang, makan habis ¾ porsi, O:
mual masih terasa - Frekuensi napas 26 x/menit
13.00 1, 2, 3 13. Mengukur tanda-tanda vital dan saturasi O2 - Ronchi +/+
Respon: TD : 150/90 mmHg, Nadi : 90 x/menit, Respirasi - Bunyi nafas redup, vesikuler menurun
25 x/menit, Suhu 36,0 oC, Saturasi O2 92% A:
- Masalah bersihan jalan nafas belum
teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 8, 9, 10,
11, 13

Anda mungkin juga menyukai