MK : Keperawatan Kritis
2.1 Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Umur : 36 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pendidikan : Tamat SLTP
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Adirejo
Tanggal Masuk : 04 Juli 2022
Tanggal Pengkajian : 04 Juli 2022
No. Register : 12.69.xx.xx
Diagnosa Medis : Gagal ginjal kronik, HD regular, anemia,
hipertensi
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Umur : 27 tahun
Hub. Dengan Pasien : Kakak Kandung
Alamat : Adirejo
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1. Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
- Saat MRS : Pasien datang ke IGD RSU Pku Muhamadiyah Blora dengan
keluhan nyeri kepala sejak 1 minggu lalu sebelum MRS. Didapatkan
pandangan kabur, kaki kanan kiri bengkak. Pasien bisa BAB setiap hari
dan sedikit BAK kurang lebih 50 ml/24 jam.
- Saat ini : Pasien mengeluh kaki kanan dan kiri bengkak. Perut semakin
membesar. Kulit juga sering merasa gatal. Tidak bisa BAK dengan lancar
lebih kurang 50ml/24 jam. Bisa BAB dengan konsistensi lunak dalam 2
hari sekali.
2. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Pasien mengatakan mengurangi intake cairan yang masuk ke tubuh dengan
melakukan pembatasan minum kurang lebih 500 ml/24 jam dan
mendapatkan terapi farmakologi diuretik untuk mengatasi hmbatan BAK.
b. Satus Kesehatan Masa Lalu
1. Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan pernah ada bengkak di bagian kaki kanan dan kiri.
Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata terkena gagal ginjal kronik
- Pernah dirawat
Pasien mengatakan bahwa sebelum masuk rumah sakit Dr. Soetomo
pasien pernah di rawat di Rumah Sakit Brawijaya
- Alergi
Pasien mengatakan bahwa pasien tidak mempunyai alergi apapun seperti
udara, makanan maupun obat-obatan
2. Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Pasien mengatakan pernah merokok dan minum kopi
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang mempunyai
riwayat penyakit yang sama dengan kondisinya saat ini.
4. Diagnosa Medis dan Therapy
Gagal ginjal kronik, HD regular, anemia, hipertensi.
Therapy :
Irbesartan 300 mg
Carvedilol 6,25 mg
Furosemid 40 mg
Amlodipine 5 mg
Ranitidin 50 mg
3. Pola Kebutuhan Dasar (Data Bio-Psiko-Sosio-Kultural-Spiritual)
a. Pola Bernapas
Sebelum sakit
Pasien mengatakan tidak ada gangguan
Saat sakit
- Pasien mengatakan keluhan nyeri kepala sejak 1 minggu lalu sebelum
MRS. Didapatkan pandangan kabur, kaki kanan kiri bengkak. Pasien bisa
BAB setiap hari dan sedikit BAK kurang lebih 50 ml/24 jam.
Pola makan-minum
Sebelum sakit :
Semua makanan disukai dan tidak ada pantangan. Makan 3x/hari, 1 porsi
habis (nasi,lauk, dan sayur). Minum 6-8 gelas/hari (air putih)
Saat sakit :
Dainjurkan untuk diet TKTP 2100 Kcal + Protein 1 gr/kg/BB/Hari (Bebas
Sayur dan kaldu). Makan 3x/hari, porsi sedang atau 1/2 porsi sajian rumah
sakit. Minum dibatasi kurang 600 ml/hari.
b. Pola Eliminasi
Sebelum sakit :
BAK 5-6x/hari, warna kuning, dan bau khas
BAB 1x/hari, warna kuning, lembek, dan bau khas
Saat sakit :
BAK tidak terpasang kateter, BAK jarang, frekuensi 50 ml/24 jam dan
berwarna kuning
BAB 1x/hari, warna kuning, lembek, bau khas.
Kerusakan nefron
Chronic Kidney
Disease (CKD)
Penurunan GFR Renin Angiostensin Proteinuria Penurunan fungsi Peningkatan kadar kreatinin
meningkat ginjal & BUN serum
MK Kerusakan
Sifatsemipermeable pembuluh
Integritas kulit
darah meningkat
ekstravasasi
Intoleransi Aktivitas
2.4 DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN /MASALAH KOLABORATIF BERDASARKAN PRIORITAS
Senin, 8/10/18 1 Kelebihan Volume Cairan b.d. 1. Kaji ulang adanya 1. Mengetahui kelebihan volume
penurunan haluaran urin, retensi edema pasa cairan
cairan dan narium sekunder ekstermitas 2. Mengetahui peningkatan beban
terhadap penurunan ginjal 2. Monitor TTV kerja jantung
3. Monitor intake output 3. Mengetahui retensi penurunan
Setelah dilakukan tindakan secara berkala serta natrium dan output serta
keperawatan 3 x 24 jam hitung balance cairan balance cairan pasien
diharapkan kelebihan volume 4. Edukasi klien untuk 4. Meningkatkan diuresis untuk
cairan tidak terjadi dengan kriteria melakukan tirah baring mengurangi edema
hasil: pada saat edema masih 5. Menurunkan volume plasma
1. Edema ekstremitas berkurang terjadi dan retensi cairan
2. Produksi urin >600ml/hari 5. Kolaborasi pemberian
3. Perut tidak membesar dieuretik
Senin, 8/10/18 2 Intoleransi aktivitas b.d. 1. Monitor tingkat 1. Mengetahui tingkat aktivitas
penurunan produksi energi kelehan, tidur, istirahat dan ola istirahat
metabolic, anemia, retensi produk klien
sampah 2. Monitor kemampuan 2. Mengetahui seberapa jauh
toleransi aktivitas tingat toleransi aktivitas selama
Setelah dilakukan tindakan sakit
keperawatan 3 x 24 jam 3. Identifikasi factor yang 3. Mengetahui faktro yang dapat
diharapkan intoleransi aktivitas menimbulkan mempengaruhi kelemahan
dapat berkurang dengan kriteria kelelahan
hasil: 4. Bantu dan Edukasi 4. Meningkatkan pengetahuan
1. Aktivitas klien adekuat klien dalam memilih pasien dalam menangani
2. Nadi dalam batas normal 60- aktivitas sesuai dampak penyakit yang
12-x/menit kemampuan ditimbulkan
3. Hb normal 12-16 g/dl 5. Kolaborasi pemberian 5. Meningatkan kadar Hb dan O2
transfusi darah dalam darah
Senin, 8/10/18 3 Resiko tinggi kerusakan 1. Monitor terhadap 1. Menjaga kestabilankulit dan
integritas kulit b.d. gangguan pruitus dan kekeringan kelembaban kulit
status metabolic, edema, pruiritus kulit 2. Meningkatkan kelembapan kulit
2. Jaga kelembapan kulit pasien agar tidak kering
Setelah dilakukan tindakan pasien dengan 3. Meningkatkan kelemahan klien
keperawatan 3 x 24 jam pemberian lotion 4. Menjaga kebersihan klien
diharapkan kerusakan integritas secara rutin
kulit tidak terjadi dengan kriteria 3. Ajarkan cuci tangan
hasil: yang baik dan benar
1. Kulit tidak kering, pruitus 4. Edukasi klien untuk
berkurang/tidak ada menjaga kebersihan
2. Pasien tidak merasa gatal-gatal tubuh dengan cara
di kulit tubuhnya mandi dan bergani
pakaian secara teratur
2.6 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Rabu, 10/10/18 2 10.30 WIB 1. Mengkaji ulang tingkat Kamis, 11/10/18 S: pasien mengatakan sedikit
kelelahan: saat pasien berjalan, 20.00 WIB mampu melakukan aktivitas
tidur: ±12jam/hari seperti kebersihan diri dan
10.45 WIB 2. Mengkaji ulang kemampuan toileting mandiri
toleransi aktivitas, pasien O: pasien tampak melakukan
mampu melakukan kebersihan aktivitas, pasien tidak tampak
diri dan makan secara mandiri sesak
11.00 WIB 3. Membantu dan Mengedukasi A: Masalah belum teratasi
pasien dalam memilih aktivitas P: Intervensi dilanjutkan
sesuai kemampuan
11.30 WIB 4. Melakukan kolaborasi
pemberian transfuse darah PRC
1 bag (golongan darah B+,285
ml)
Kamis, 11/10/18 3 16.00 WIB 1. Mengkaji ulang adanya pruitus Jumat, 11/10/18 S: pasien mengatakan kemerahan
dan kekeringan kulit 20.00 WIB dan gatal ditubuhnya sedikit
16.30 WIB 2. Menjaga kelembapan pasien berkurang
dengan memerikan lotion O: kemerahan sedikit menghilang
secara rutin A: Masalah belum teratasi
16.40 WIB 3. Mengedukasi pasien untuk P: Intervensi dilanjutkan
membersihkan kuku secara
berkala
17.15 WIB 4. Mengajarkan cuci tangan yang
baik dan benar
18.00 WIB 5. Mengedukasi pasien untuk
menjaga kebersihan tubuh
dengan mandi dan berganti
pakaian secara teratur
BAB 3
PEMBAHASAN
3.3 Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapinya ke
status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan.
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine,
retensi cairan dan natrium sekunder terhadap penurunan fungsi ginjal
Tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa ini adalah melakukan observasi
dan monitor adanya edema pada ekstremitas, tekanan darah, intake dan output
secara berkala, kolaborasi pemberian diuretic furosemide 1 ampul (50 mg, 2 ml)
secara intravena dan memberikan edukasi pasien untuk melakukan tirah baring
pada saat edema masih terjadi. Kekuatan dari tindakan ini adalah kerja sama
dengan klien terkait kesadaran mengatur input cairan masuk dan kemampuan
mandiri keluarga untuk mengatur jumlah minum pasien. Kelemahan dari tindakan
ini adalah terkadang klien minum tidak terkontrol.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan produksi energi
metabolik
Tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa ini adalah mengkaji tingkat
kelelahan, mengkaji kemampuan toleransi aktifitas, kolaborasi pemberian
transfuse darah PRC 1 bag (golongan darah B+, 285 ml), memberikan bantuan
dan mengedukasi pasien dalam memilih aktivitas sesuai kemampuan. Untuk
mendapatkan keberhasilan dalam mengatasi intoleransi aktifitas perlu kerjasama
dengan keluarga sebagai orang terdekat klien untuk lebih memperhatikan tingkat
aktifitas pasien sehingga tidak melebihi batas kemampuan.
3. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan
status metabolic,edema, pruritus
Tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa ini mengkaji adanya pruritus dan
kekeringan kulit, menjaga kelembapan kulit pasien dengan pemberian lotion secara
rutin, mengajarkan cuci tangan yang baik dan benar, dan mengedukasi pasien
untuk menjaga kebersihan tubuh dengan mandi dan berganti pakaian secara teratur.
Untuk mendapatkan keberhasilan dalam mengatasi resiko tinggi kerusakan
integritas kulit perlu kerjasama dengan keluarga sebagai orang terdekat klien untuk
lebih memperhatikan kebersihan klien dan kelembaban kulit klien.
3.4 Evaluasi
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran
urine, retensi cairan dan natrium sekunder terhadap penurunan fungsi
ginjal
Kriteria hasil untuk diagnosa diatas adalah edema pada ekstremitas
berkurang, produksi urine >600ml/hari, dan perut tidak membesar (berkurang
cairan dalam perut).
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diperoleh hasil:
S : Pasien mengatakan masih ada bengkak diarea tangan dan kaki, Susah
BAK
O : Tampak edem diarea tangan dan kaki, output urine: 150cc/hari
A : Masalah belum teratasi
P : Pengkajian adanya edema pasien tetap dilakukan untuk menilai
perkembangan pasien, tetap melakukan pemberian diuretic furosemide sesuai
dengan advice dokter dan menjelaskan kegunaan dari diuretic yang diberikan
kepada pasien, serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga untuk
melakukan pembatasan cairan yang masuk sesuai advise dokter.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan produksi energi
metabolik
Kriteria hasil untuk diganosa diatas adalah aktivitas pasien adekuat , nadi
dalam batas normal: 60-100x/menit, Hb Normal 12-16 g/dl.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diperoleh hasil:
S : Pasien mengatakan sedikit mampu melakukan aktivitas seperti kebersihan
diri dan toileting secara mandiri
O : Pasien tampak melakukan aktivitas dan tidak tampak sesak
A : Masalah teratasi
P :Mempertahankan observasi tingkat kelelahan dan kemampuan toleransi
aktifitas untuk menilai perkembangan pasien
3. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
gangguan status metabolic,edema, pruritus
Kriteria hasil untuk diganosa diatas adalah kulit tidak kering, pruritus
berkurang/ tidak ada, pasien tidak merasa gatal.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diperoleh hasil:
S : Pasien mengatakan kemerahan dan rasa gatal ditubuhnya sedikit
berkurang
O : Kemerahan sedikit menghilang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Mempertahankan observasi kondisi kulit untuk menilai perkembangan
pasien.
BAB 4
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat
persisten dan irreversible. Sedangkan gangguan fungsi ginjal yaitu penurunan laju
filtrasi glomerulus yang dapat digolongkan dalam kategori ringan, sedang dan
berat (Mansjoer, 2007 Penyebab kejadian gagal ginjal kronik pada pasien
hemodialisis baru menurut data yang dikumpulkan oleh Perhimpunan Nefrologi
Indonesia (Pernefri) pada tahun 2011 hasilnya yaitu penyakit hipertensi berada
pada urutan pertama sebesar 34%, urutan kedua yaitu diabetes melitus sebesar
27% dan selanjutnya ada glomerulonefritis sebesar 14%, nefropati obstruksi
sebesar 8%, pielonefritis kronik sebesar 6%, ginjal polikistik sebesar 1%,
penyebab yang tidak diketahui sebesar 1% dan penyebab lainnya sebesar 9%.
Diagnosa keperawatan prioritas yang dapat didapatkan dari kasus gagal
ginjal kronik ini meliputi :1) Kelebihan volume cairan tubuh dapat diatasi dengan
pemberian medikasi furosemide dan pembatasan intake cairan ; 2) Intoleransi
aktivitas dapat diatasi dengan meningkatkan kadar oksigen dalam tubuh; 3)
Resiko integritas kulit dapat diatasi dengan selalu menjaga kebersihan tubuh dan
menerapkan cuci tangan.
5.2 Saran
Bagi perawat agar memberikan intervensi serta implementasi yang tepat
sesuai diagnosa prioritas guna mencegah terjadinya keparahan atau komplikasi
yang dapat terjadi
LAPORAN PENDAHULUAN
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Black, Joyce M. & Jane Hokanson Hawks. Medical Surgical Nursing Clinical
Management for Positive Outcome Seventh Edition. China : Elsevier inc.
2005
Bulechek, Gloria M., Butcher, Howard K., Dotcherman, Joanne M. Nursing
Intervention Classification (NIC). USA: Mosby Elsevier. 2008.
Herdinan, Heather T. Diagnosis Keperawatan NANDA: Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta: EGC. 2012.
Johnson, M. Etal. Nursing Outcome Classification (NOC). USA: Mosby Elsevier.
2008.
Nahas, Meguid El & Adeera Levin. Chronic Kidney Disease: A Practical Guide to
Understanding and Management. USA : Oxford University Press. 2010
Kasuari. 2002. Asuhan Keperawatan Sistem Pencernaan dan Kardiovaskuler
Dengan Pendekatan Patofisiology. Magelang. Poltekes Semarang PSIK
Magelang
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Nanda. 2005. Nursing Diagnoses Definition dan Classification. Philadelpia
Rab, T. 2008. Agenda Gawat Darurat (Critical Care). Bandung: Penerbit PT
Alumni
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.
Jakarta: Prima Medika
Udjianti, WJ. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika
Pencegahan primer dilakukan sebelum terjadi Penyakit Ginjal Kronik (PGK)
dengan mengidentifikasi orang yang berisiko terkena PGK, edukasi untuk
mengontrol tekanan darah dan gula darah, serta menerapkan pola hidup sehat.
Pencegahan sekunder berupa diagnosis dini gangguan ginjal yang dapat dilakukan
dengan pemeriksaan urin dan darah untuk mengetahui fungsi ginjal. Dengan
demikian pengobatan dapat dilakukan sedini mungkin.