1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat
dan Rahmat-Nya, Penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat waktu.
Makalah yang berjudul Standar Prosedur Operasional Penggunaan APAR ini disusun
untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tahun Akademik
2022/2023 Mahasiswa Alih Jenjang STIKES Maranaha Kupang Semester I (Satu)
Penyusunan makalah ini telah mendapat dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan dukungan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca khususnya mahasiswa dan masyarakat umum.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, dengan
kerendahan hati penulis sangat mengharapkan masukan, saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak demi perbaikan makalah ini.
2
BAB I
PENDAHULUAN
hal negatif yang terjadi pada saat seseorang melakukan pekerjaan. Konsep
atas ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini terutama berkaitan
kecelakaan kerja
yang bekerja, baik siswa pada saat praktek. Siswa merupakan aset yang
paling berharga bagi sekolah. Oleh karena itu agar siswa dapat
3
melaksanakan pekerjaan dengan aman dan produktif, maka setiap siswa
harus waspada dan berusaha agar selalu dalam keadaan selamat dan sehat
dalam bekerja.
masih belum sejalan dengan standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
di industri
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) belum berjalan dengan baik. Hal ini
terlihat pada saat praktek masih ada beberapa siswa yang mengabaikan
4
terimplementasikan dengan maksimal, penerapan APD (Alat Pelindung
penting untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang terjadi
sekolah.
5
6
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa :
7
BAB 2
PEMBAHASAN
1.
2.
2.1.
2.1.1. Sejarah Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Dunia
Sebagai gambaran tentang sejarah perkembangan keselamatan dan
kesehatan kerja dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kesadaran umat manusia terhadap keselamatan kerja telah mulai ada
sejak zaman prasejarah, dimana ditemukan tulisan tertua tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berasal dari zaman manusia
pra-sejarah di zaman batu dan goa (paleolithic dan neolithic). Ketika
itu manusia telah mulai membuat kapak dan tombak untuk berburu.
2. Sekitar tahun 1700 SM, Hamurabi, raja Babylonia, dalam kitab
Undang-undang menyatakan bahwa “Bila seorang ahli bangunan
membuat rumah untuk seseorang dan pembuatannya tidak
dilaksanakan dengan baik sehingga rumah itu roboh dan menimpa
pemilik rumah hingga mati maka ahli bangunan tersebut harus
dibunuh.
3. Pada zaman Mozai, lebih kurang lima abad setelah Hamurabi, telah
ada ketentuan bahwa ahli bangunan bertanggung jawab atas
keselamatan para pelaksana dan pekerjaannya.
4. Pemahaman atas kesehatan kerja yang paling tua ditemukan pada
bangsa Mesir, ketika Ramses II pada tahun 1500 sebelum Masehi,
membangun terusan dari mediterania ke laut merah dan juga ketika
membangun Rameuseum. Bernardine Ramazzini (1633-1714) dari
Universitas Modena di Italia, dianggap sebagai bapak kesehatan
kerja. Beliau yang pertama menguraikan hubungan berbagai macam
penyakit dengan jenis pekerjaannya.
5. Pada masa revolusi industri, di Inggris banyak terjadi kecelakaan
kerja yang membawa korban. Kesadaran masyarakat yang
berkembang ini, membuka peluang dan mendorong pekerja untuk
menuntut perlindungan, dengan meminta agar pengusaha melakukan
tindakan pencegahan dan menanggulangi kecelakaan yang terjadi.
Sejak itu, bagi pekerja yang mengalami kecelakaan dilakukan
perawatan.
6. Pada tahun 1911, di Amerika Serikat diberlakukan Undang-Undang
Kerja (Works Compensation Law) yang antara lain mengatur bahwa
setiap kecelakaan kerja yang terjadi, baik akibat kesalahan tenaga
kerja atau tidak, yang bersangkutan akan mendapat ganti rugi jika
hal itu terjadi dalam pekerjaan.
7. Pada tahun 1931, H. W. Heinrich dalam bukunya Industrial Accident
Prevention, menulis tentang upaya pencegahan kecelakaan di
perusahaan, tulisan itu kemudian dianggap merupakan permulaan
sejarah baru bagi semua gerakan keselamatan kerja yang terorganisir
secara terarah.
Selain itu terdapat pula beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh agar
lahan kerja tidak menuai penyakit seperti berikut.
1) Pencegahan Primer – Health Promotion meliputi perilaku kesehatan, faktor
bahaya di tempat kerja, perilaku kerja yang baik, olah raga, dan gizi.
2) Pencegahan Sekunder – Specifict Protection meliputi Pengendalian melalui
perundang- undangan, pengendalian administratif/organisasi, pengendalian
teknis, dan pengendalian jalur kesehatan imunisasi.
3) Pencegahan Tersier meliputi pemeriksaan kesehatan pra kerja, pemeriksaan
kesehatan berkala, pemeriksaan lingkungan secara berkala, surveilans,
pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada kerja, dan pengendalian
segera di tempat kerja.
2.8 Disinfektan
Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya
infeksi atau pencemaran oleh jasad renik atau obat untuk membasmi kuman
penyakit. Efektivitas disinfektan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya lama
paparan, suhu, konsentrasi disinfektan, pH dan ada tidaknya bahan pengganggu.
Jenis- jenis desinfektan : Klorin, Iodin, Alkohol, Amonium Kuartener,
Formaldehida, Kalium Permanganat, Fenol.
Dukungan semua pihak untuk dapat mewujudkan perencanaan K3 agar dapat terlaksana
dengan baik dan sempurna sangat diperlukan. Sebagai langkah awal dalam perencanaan
penerapan K3 di lingkungan sekolah, seperti :
Supaya pihak sekolah dapat dengan mudah memberikan penilaian dan evaluasi, maka
perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :
2.
3.1 Kesimpulan
1. Sejarah K3 dimulai pada abad ke-14 di Eropa dengan Bernardius Ramazzini
(1633-1714) yang dianggap sebagai bapak kesehatan kerja dan usaha K3 di
Indonesia dimulai tahun 1847.
2. Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun
rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya
dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera.
3. Tujuan K3 salah satunya : melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya
dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan
produksi dan produktivitas nasional.
4. Peran kesehatan dan keselamatan kerja dalam ilmu kesehatan kerja berkontribusi
dalam upaya perlindungan kesehatan para pekerja dengan upaya promosi
kesehatan, pemantauan, dan survailan kesehatan serta upaya peningkatan daya
tahan tubuh dan kebugaran pekerja
5. Prinsip-Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Aman (Safe), Identifikasi
Bahaya Dan Job Safety Analisis (JSA)
6. Penilaian risiko adalah cara- cara yang digunakan perusahaan untuk dapat
mengelola dengan baik risiko yang dihadapi oleh pekerjanya dan memastikan
bahwa kesehatan dan keselamatan mereka tidak terkena risiko pada saat bekerja.
7. Dengan diberlakukannya sistem manajemen K3 yang baik di sekolah, maka
potensi bahaya dan penyakit yang bisa timbul di sekolah bisa ditanggulangi secara
cermat sehingga proses dan aktivitas bersekolah bisa dilakukan dengan aman,
nyaman, dan tertib.
3.2 Saran
Setelah mempelajari konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja, perawat mampu
menerapkan prinsip-prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan
pelayanan terutama dalam lingkup Pelayanan Keperawatan pada tatanan nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Ridley, John. 2008. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Ikhtisar. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Stranks, Jeremy 2003. The Handbook of Health and Safety Practice, 6th ed. Great
Britain
Pearson Education Limited 2003: Prentice Hall.