Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN PENDAHULUAN ANTEPARTUM PADA PASIEN

NY. D (G1P0A0) DENGAN KEHAMILAN TRIMESTER I

CASE BASED LEARNING II – KEPERAWATAN MATERNITAS


dosen : Ariani Fatmawati, S. Kep., Ners., M. Kep., Sp.Kep.Mat.

SILFIA AJENG WULANDARI


NIM : 302018022

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2021
BAB I
TINJAUAN TEORETIS

A. Definisi Kehamilan
Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya hamil normal yaitu 280 hari (40 minggu) yang dibagi atas 3
semester yaitu Trimester I mulai dari 0 sampai 14 minggu, Trimester II mulai
dari 14 sampai 28 minggu dan Trimester III mulai dari 28 sampai 42 minggu
(Yuli, 2017).
Kahamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis dimana
suatu keadaan rahim yang terdapat hasil konsepsi atau fertilisasi (penyatuan
ovum dan spermatozoa) yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi dan
berlangsung dalam waktu 40 minggu (Yanti, 2017).
Dapat disimpulkan bahwa kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan
fisiologis yang terjadi pada perempuan, masa yang dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin dan berlangsung selama 280 hari atau 40 minggu.
B. Istilah dalam Kehamilan
Terdapat beberapa istilah dalam kehamilan menurut Saifuddin (2016), yaitu
antara lain:
1. Gravida (Kehamilan), yaitu jumlah berapa kali seseorang hamil.
a. Nuligravida, yaitu wanita yang belum pernah hamil.
b. Primigravida, yaitu wanita yang baru pertama kali hamil.
c. Multigravida, yaitu wanita yang sudah hamil 2 kali atau lebih.
2. Paritas, yaitu jumlah persalinan setelah usia kehamilan 20 minggu.
a. Nulipara, yaitu wanita yang belum pernah melahirkan.
b. Primipara, yaitu wanita yang baru pertama kali melahirkan.
c. Multipara, yaitu wanita yang sudah melahirkan 2 kali atau lebih.
3. Abortus, yaitu keguguran atau pengeluaran janin sebelum usia kehamilan
20 minggu.
4. Gestasi, yaitu usia kehamilan.
5. Trimester, yaitu periode selama 3 bulan kehamilan.
C. Klasifikasi Kehamilan
Kehamilan dibagi menjadi 2 klasifikasi yaitu kehamilan berdasarkan
lamanya dan kehamilan berdasarkan usia (Saifuddin, 2016).
1. Kehamilan Berdasarkan Lamanya
a. Kehamilan Premature, yaitu kehamilan yang berlangsung selama 28
sampai 36 minggu.
b. Kehamilan Mature, yaitu kehamilan normal yang berlangsung selama
37 sampai 42 minggu.
c. Kehamilan Postmature, yaitu kehamilan yang berlangsung selama lebih
dari 43 minggu.
2. Kehamilan Berdasarkan Usia
a. Trimester I (0 – 13 minggu)
Dalam masa kehamilan trimester pertama terjadi pertumbuhan dan
perkembangan pada ovum yang telah dibuahi. Terbagi dalam 3 fase,
yaitu : 1) Fase Ovum, terjadi sejak proses pembuahan sampai proses
implamasi pada dinding uterus ditandai dengan proses pembelahan sel
yang kemudian disebut dengan zigot, memerlukan waktu 10-14 hari
setelah proses pembuahan; 2) Fase Embrio, ditandai dengan
pembentukan organ-organ utama, berlangsung 2-8 minggu; dan 3) Fase
Janin, berlangsung dari 8 minggu sampai waktu kelahiran, terjadi proses
pertumbuhan dan perkembangan. Pemeriksaan rutin kehamilan pada
trimester ini bertujuan untuk mengetahui riwayat kesehatan ibu hamil,
sehingga memungkinkan kehamilannya dapat diteruskan atau tidak
(Saifuddin, 2016).
b. Trimester II (14 – 26 minggu)
Masa kehamilan trimester kedua merupakan suatu periode
pertumbuhan yang cepat. Pada trimester ini, bunyi jantung janis sudah
dapat didengar, gerakan janin jelas, panjang janin ±30 cm dan beratnya
±600 gram. Pemeriksaan rutin yang dilakukan yaitu pemeriksaan
terhadap berat janin, tekanan darah, pemeriksaan urin, detak jantung ibu
dan janin, memeriksa adanya pembengkakan pada kaki dan tangan serta
gejala yang umum terjadi (Saifuddin, 2016).
c. Trimester III (27 – 40 minggu)
Dalam masa kehamilan trimester ketiga yang terjadi adalah
penyempurnaan bentuk dan organ tubuh janin siap untuk dilahirkan.
Berat janin mencapai ±2.500 gram dan semua fungsi organ tubuh yang
mengatur kehidupan sudah berfungsi dengan sempurna. Dalam
trimester ini, pemeriksaan rutin lebih sering dilakukan yang bertujuan
untuk memantau lebih teliti setiap perkembangan dan pertumbuhan
janin, kondisi fisik dan psikis calon ibu, kemungkinan yang akan terjadi
pada calon ibu maupu janin selama sisa proses kehamilan serta dalam
menghadapi proses persalinan (Saifuddin, 2016).
D. Proses Kehamilan
1. Fertilisasi
Fertilisasi (pembuahan) merupakan proses pertemuan atau
penyatuan antara ovum dan spermatozoa. Fertilisasi terjadi di tuba fallopi,
biasanya terjadi di ampula tuba pada hari ke-11 sampai ke-14 dalam siklus
menstruasi. Saat terjadi ejakulasi, kurang lebih 300 juta sperma dikeluarkan
dari organ reproduksi pria. Ovum yang telah matang dilepaskan dari
ovarium, ditangkap oleh fimbriae dan berjalan menuju tuba fallopi. Kadar
estrogen mempengaruhi gerakan silia tuba, kadar estrogen yang tinggi
meningkatkan gerakan silia tuba untuk menangkap ovum dan
menggerakannya sepanjang tuba. Setelah menyatunya sel sperma dan sel
ovum, akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromoson diploid (44
kromoson dan 2 gonoson) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX untuk
perempuan dan XY untuk laki-laki). Beberapa jam setelah pembuahan,
terjadi pembelahan zigot selama 3 hari sampai stadium morula. Hasil
konsepsi ini tetap digerakan ke arah rongga rahim oleh arus dan getaran silia
serta kontraksi otot (Prawirohardjo, 2011).
2. Implantasi
Setelah 5 sampai 7 hari setelah ovulasi, blastosit sampai di rahim
dalam keadaan siap untuk implantasi. Produksi progesteron meningkat yang
berfungsi untuk merangsang pembuluh-pembuluh darah yang kaya akan
oksigen dan zat gizi untuk memberi pasokan pada endometrium agar
tumbuh dan siap menerima blastosit. Blastosit yang terus berkembang dan
tumbuh mengambang bebas di dalam rahim seama beberapa hari. 9 hari
setelah pembuahan, blastosit yang telah terdiri dari ratusan sel mulai
menempel pada dinding rahim dengan sel-sel trofoblast yang menempel ke
dalam endometrium. Sel-sel tersebut tumbuh menjadi vilus korionik yang
akan berkembang menjadi plasentas. Blastosit memerlukan waktu kira-kira
13 hari agar menempel dengan kuat (Prawirohardjo, 2011).
3. Plasentasi
Plasentasi merupakan proses pembentukan struktur dan jenis
plasenta. Setelah nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai
yang berlangsung selama 12-18 minggu setelah fertilisasi. Dalam 2 minggu
pertama perkembangan hasil konsepsi, trofoblas invasif telah melakukan
penetrasi ke pembuluh darah endometrium kemudian terbentuklah sinus
introfoblastik yaitu ruangan-ruangan yang berisi darah maternal dari
pembuluh-pemuluh darah yang dihancurkan. Pertumbuhan ini terus terjadi
sehingga muncul ruangan-ruangan interviler dimana vili korialis seolah-
olah terapung-apung diantara ruangan-ruangan tersebut sampai
terbentuknya plasenta (Prawirohardjo, 2011).
3 minggu setelah fertilisasi, sirkulasi darah janin dapat diidentifikasi
dan mulai pembentukan vili korialis. Sirkulasi darah janin berakhir di
lengkung kapilar di dalam vili korialis yang ruang intervilinya dipenuhi oleh
darah maternal yang dipasok oleh arteri spiralis dan dikeluarkan melalui
vena uterine. Vili korialis akan bertumbuh menjadi plasenta. Lapisan
desidua yang meliputi hasil konsepsi ke arah kavum uteri disebut desidua
kapsularis, yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding uterus disebut
desidua basalis, disanalah plasenta akan dibentuk (Prawirohardjo, 2011).
Hasil konsepsi diselubungi oleh vili korialis dan berpangkal pada
korion. Sel-sel fibroblast mesodermal tumbuh di sekitar embrio dan
melapisi sebelah trofoblas. Dengan demikian, terbentuk chorionic
membrane yang akan menjadi korion. Selain itu, vili korialis yang
berhubungan dengan desidua basalis tumbuh dan bercabang yang disebut
dengan korion frondosum. Darah ibu dan darah janin dipisahkan oleh
dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion. Plasenta tersebut
dinamakan plasenta jenis hemokorial sehingga tidak ada pencampuran
darah antara darah janin dan darah ibu. Terdapat sel-sel desidua yang tidak
dapat dihancurkan oleh trofoblas sehingga akan membentuk lapisan
fibrinoid yang disebut dengan lapisan nitabuch. Ketika proses melahirkan,
plasenta terlepas dari endometrium pada lapisan nitabuch ini (Prawirohardjo,
2011).
E. Tanda – Tanda Kehamilan
Tanda-tanda kehamilan terbagi menjadi 3, yaitu tanda pasti, tanda tidak
pasti dan tanda dugaan hamil (Fatimah & Nuryaningsih, 2017).
1. Tanda Pasti
a. Mendengar Denyut Jantung Janin (DJJ), merupakan diagnosis pasti
kehamilan yang dapat didengarkan dengan fetoskop pada usia
kehamilan 17 – 19 minggu dan menggunakan doppler pada usia
kehamilan 10 – 12 minggu.
b. Meraba dan Melihat Gerakan Janin, gerakan janin mulai dapat dirasakan
oleh ibu dan diraba ole pemeriksa pada usia kehamilan lebih dari 20
minggu.
c. Pemeriksaan USG, dapat dilihat kantung kehamilan pada usia
kehamilan 5 minggu, denyut jantung janin dapat didengar pada usia 7
minggu.
d. Pemeriksaan Radiologi, pada kehamilan 14 minggu akan terlihat
gambaran fokki ossifikasi (rangka janin).
2. Tanda Tidak Pasti
a. Perut Membesar, terjadi pembesaran abdomen secara progresif dari
kehamilan 7 minggu sampai 28 minggu. Pada minggu ke 16 – 22,
pertumbuhan terjadi secara cepat dimana uterus keluar dari panggul dan
mengisi rongga abdomen.
b. Uterus Membesar, terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan
konsistensi dalam rahim.
c. Tanda Hegar, tanda ini ditemukan pada kehamilan 6 – 12 minggu, yaitu
adanya uterus segmen bawah rahim yang lebih lunak dari bagian yang
lain.
d. Tanda Chadwick, adanya perubahan warna pada serviks dan vagina
menjadi kebiru-biruan (livide) yang disebabkan oleh adanya
hipervaskularisasi. Warna porsio juga akan tampak livide karena adanya
pengaruh hormon estrogen.
e. Tanda Piscaseck, adanya tempat yang kosong pada rongga uterus karena
embrio biasanya terletak di atas, dengan bimanual akan terasa benjolan
yang asimetris.
f. Teraba Ballotement, pada kehamilan 16 – 20 minggu dengan
pemeriksaan bimanual dapat terasa adanya benda yang melenting dalam
uterus (tubuh janin).
g. Bracton Hicks, kontraksi-kontrasksi kecil pada uterus apabila uterus
dirangsang. Saat palpasi atau pemeriksaan dalam, uterus yang awalnya
lunak akan menjadi keras karena berkontraksi.
3. Tanda Persumtif (Dugaan)
a. Amenore, gejala ini sangat penting karena umumnya perempuan hamil
tidak mengalami menstruasi lagi. Perempuan harus mengetahui hari
pertama haid terakhir (HPHT) agar dapat mengetahui taksiran usia
kehamilan dan taksiran tanggal persalinan dengan menggunakan rumus
Neagie.
b. Mual Muntah, keadaan ini biasa terjadi pada bulan-bulan pertama
kehamilan hingga akhir trimester I dan sering terjadi pada pagi hari yang
disebut morning sickness.
c. Ngidam, sering terjadi pada kehamilan trimester pertama tetapi akan
menghilang seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
d. Pingsan atau Sinkope, bila berada di tempat-tempat ramai yang sesak
dan padat. Biasanya akan menghilang setelah kehamilan 16 minggu.
e. Mamae Membesar, disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang
merangsang duktus dan alveoli payudara.
f. Anoreksia Nervousa, pada trimester pertama akan terjadi anoreksi (tidak
nafsu makan) tetapi setelah itu nafsu makan muncul kembali.
g. Sering Kencing (Miksi), terjadi karena kandung kemih tertekan oleh
uterus yang mulai membesar. Pada trimester kedua, biasanya keluhan
ini hilang karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul.
Pada trimester ketiga, gejala ini bisa timbul kembali karena janin mulai
masuk ke rongga panggul dan kembali menekan kandung kemih.
h. Konstipasi, terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan
oleh pengaruh hormon steroid.
F. Adaptasi Perubahan Fisiologis Kehamilan
1. Sistem Reproduksi
a. Uterus
1) Trimester I
Pada minggu-minggu pertama kehamilan, uterus masih seperti
bentuk aslinya yaitu sebesar telur ayam (±30 gr). Pada kehamilan 8
minggu uterus sebesar telur bebek dan pada kehamilan 12 minggu
uterus sebesar telur angsa (Lowdermilk, Perry & Cashion, 2013).
2) Trimester II
Uterus akan memasuki rongga pelvis, menyentuh dinding abdomen
dan mendesak usus kedua sisi abdomen. Pada kehamilan 16 minggu
besar uterus menyentuh pertengahan simfisis pusat, kehamilan 20
minggu uterus menyentuh pinggir bawah pusat dan kehamilan 24
minggu uterus menyentuh pinggir atas pusat (Lowdermilk, Perry &
Cashion, 2013).
3) Trimester III
Dinding uterus menipis, lebih lembut dan mulai ada kontraksi pada
1 atau 2 minggu sebelum persalinan. Peningkatan kontraksi
miometrum menyebabkan otot fundus tertarik ke atas. Segmen atas
uterus yang berkontraksi secara aktif menjadi lebih tebal dan
memendek serta memberikan tarikan yang lambat dan stabil
terhadap serviks yang relatif terfiksasi yang menyebabkan
dimulainya peregangan dan pematangan serviks, disebut dengan
pembukaan serviks. Pada kehamilan 28 minggu uterus berada di
sepertiga pusat – prosesus xiphoideus (px), kehamilan 32 minggu
uterus berada di pertengahan pusat – prosesus xiphoideus (px).
Kehamilan 36 – 42 minggu uterus 3 sampai 1 jari di bawah prosesus
xiphoideus (px) (Lowdermilk, Perry & Cashion, 2013).
b. Serviks
1) Trimester I
4 minggu setelah konsepsi, serviks akan menjadi lebih lunak dan
kebiruan. Serviks bersikap seperti katup yang bertanggung jawab
menjaga janin di dalam uterus sampai akhir kehamilan dan selama
persalinan (Lowdermilk, Perry & Cashion, 2013).
2) Trimester II
Serviks menjadi lebih lunak tetapi tetap mampu mempertahankan
kehamilannya (Lowdermilk, Perry & Cashion, 2013).
3) Trimester III
Akibat bertambahnya aktivitas uterus selama kehamilan, serviks
mengalami pematangan secara bertahap dan kanl mengalami dilatasi
(Lowdermilk, Perry & Cashion, 2013).
c. Vagina
1) Trimester I
Selama kehamilan, lapisan otot mengalami hipertrofi dan estrogen
menyebabkan epithelium vagina menjadi lebih tebal dan vaskular.
Terjadi peningkatan vaskularisasi pembuluh darah dan pH cairan
vagina lebih asam dengan nilai 4 – 6,5 (Lowdermilk, Perry &
Cashion, 2013).
2) Trimester II
Pembuluh darah pada alat genital membesar dan sekresi cairan
vagina meningkat (Lowdermilk, Perry & Cashion, 2013).
3) Trimester III
Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan
persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan
dengan meningkatkan kekebalan mukosa, meregangnya jaringan
ikat dan hipertrofi otot polos (Lowdermilk, Perry & Cashion, 2013).
d. Payudara
1) Trimester I
Mamae membesar, tegang dan berat, puting susu membesar dan
warnanya lebih gelap, muculnya tubercel montgomery. Perubahan
payudara dari 3 – 4 minggu terjadi sensasi gatal dan kesemutan
karena peningkatan suplai darah terutama di sekitar puting susu dan
usia 6 – 8 minggu terjadi peningkatan ukuran, nyeri ketegangan dan
nodular akibat hipertrofi alveoli, permukaan halus dan kebiruan,
vena tampak tepat terlihat di bawah kulit (Lowdermilk, Perry &
Cashion, 2013).
2) Trimester II
Payudara semakin membesar dan mengeluarkan kolostrum, areola
payudara semakin hitam dan glandula montgomery semakin
menonjol (Lowdermilk, Perry & Cashion, 2013).
3) Trimester III
Payudara semakin membesar dan tegang, hormon prolaktin
meningkat dan kolostrum mulai keluar. Progesteron menyebabkan
puting lebih menonjol dan dapat digerakan. Peningkatan prolaktin
akan merangsang sintesis laktose dan akhirnya akan meningkatkan
produksi air susu (Lowdermilk, Perry & Cashion, 2013).
2. Sistem Gastrointestinal : Terjadi peningkatan hormon estrogen dan
progesteron yang menyebabkan peningkatan kadar HCL sehingga
menimbulkan mual dan muntah, selain itu terjadi juga perubahan peristaltik
dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar (perasaan ingin
makan terus) (Lowdermilk, Perry & Cashion, 2013).
3. Sistem Kardiovaskuler : Volume darah meningkat tetapi tekanan darah tetap,
tekanan sistolik dan diastolik biasanya menurun 5 – 10 mmHg selama
pertengahan kehamilan trimester I. Selama trimester III tekanan darah ibu
hamil harus kembali ke nilai tekanan darah pada trimester I (Lowdermilk,
Perry & Cashion, 2013).
4. Sistem Respirasi : Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu
diafragma juga terdorong naik ke kranial sehingga terjadi hiperventilasi
dangkal akibat kompensasi dada menurun. Volume tidak meningkat,
volume residu paru dan kapasitas vital menurun (Lowdermilk, Perry &
Cashion, 2013).
5. Sistem Integumen : Perubahan yang terjadi pada sistem integumen terutama
pada daerah wajah dan perut. Pada wajah mengalami hiperpigmentasi yang
disebut dengan Cloasma Gravidarum dan pada perut mengalami
hiperpigmentasi berbentuk garis yang disebut Linea Nigra dan Striae
Gravidarum (Lowdermilk, Perry & Cashion, 2013).
6. Sistem Muskuloskeletal : Peningkatan hormon estrogen dan progesteron
berpengaruh terhadap dekolsifikasi yang mengakibatkan ibu hamil
mengalami karies gigi serta sering mengalami kram pada otot terutama pada
ekstremitas (Lowdermilk, Perry & Cashion, 2013).
7. Sistem Perkemihan : Sering berkemih, terjadi karena kandung kemih
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada trimester kedua, biasanya
keluhan ini hilang karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul.
Pada trimester ketiga, gejala ini bisa timbul kembali karena janin mulai
masuk ke rongga panggul dan kembali menekan kandung kemih
(Lowdermilk, Perry & Cashion, 2013).
8. Sistem Endokrin : Perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan
meliputi peningkatan konsentrasi hormon seks yaitu estrogen dan
progesteron. Progesteron merupakan hormon seks kehamilan yang utama.
Kadarnya meningkat sampai bulan ke delapan kehamilan dan menjadi
normal kembali setelah melahirkan. Kadar esterogen meningkat secara
lambat sampai akhir kehamilan. Pada awal kehamilan, estrogen dan
progesteron diproduksu oleh korpus luteum. Kemudian terjadi pergantian
fungsi korpus luteum oleh plasenta yang terjadi pada usia 6 – 8 minggu
kehamilan, dimana plasenta berperan sebagai organ endokrin yang baru.
Pada akhir trimester ketiga, progesteron dan estrogen mencapai level
puncaknya yaitu 100 ng/ml dan 6 ng/ml yang merupakan 10 dan 30 kali
lebih tinggi dari konsentrasi pada saat menstruasi. Selain itu, plasenta akan
mengeluarkan HCG dan kelenjar pituitari akan mengeluarkan hormon
prolaktik dan oksitosin (Lowdermilk, Perry & Cashion, 2013).
9. Sistem Hematologi : Terjadi perubahan pada volume darah pada saat akhir
masa kehamilan rata-rata sekitar 45% di atas volume pada keadaan tidak
hamil. Peningkatan terjadi pada trimester I, meningkat paling cepat selama
trimester II kemudian peningkatan dengan kecepatan lebih lambat selama
trimester III. Pembentukan sel darah merah meningkat kemudian
mengalami lisis, terjadi peningkatan peptida natriuretik atrium sebagai
respon terhadap diet tinggi natrium, perubahan hematokrit dan hemoglobin
sedikit menurun selama kehamilan normal (Lowdermilk, Perry & Cashion,
2013).
G. Adaptasi Perubahan Psikologis Kehamilan
Selama masa kehamilan, ibu hamil akan mengalami perubahan psikologis
seperti gampang cemburu, lebih sensitif, malas dan meminta perhatian.
Adaptasi pada perubahan psikologis selama kehamilan, yaitu (Fatimah &
Nuryaningsih, 2017).:
1. Trimester I
a. Ibu : terbuka atau diam-diam, perasaan ambivalent terhadap
kehamilannya, berkembang perasaan khusus, mulai tertarik karena akan
menjadi ibu, antipati karena perasaan tidak nyaman, perasaan gembira,
ada perasaan cemas dan menerima atau menolak perubahan fisik.
b. Ayah : berbeda tergantung dari usia, jumlah anakm interest terhadap
anak dan stabilitas ekonomi, menerima atau menolak keadaan istirnya,
toleransi terhadap kebutuhan seksual dapat meningkat atau menurun dan
ayah dapat menjadi stress.
2. Trimester II
a. Ibu : perubahan pada fisik tampak nyata, merasakan gerakan janin,
dorongan seksual berkurang atau meningkat, mencari perhatian suami,
konsentrasi pada kebutuhan diri dan bayi, perasaan lebih stabil dan
perasaan menjadi ibu berkembang.
b. Ayah : senang dengan pergerakan janin, melibatkan diri dalam
kehamilan istri dan memberikan perhatian lebih.
3. Trimester III
a. Ibu : semakin cemas, takut dan tegang karena persiapan persalinan,
merasa tidak feminim, perasaan tidak nyaman dan sulit tidur serta
menyibukkan diri dalam persiapan persalinan.
b. Ayah : meningkatnya perhatian pada kehamilan istrinya, meningkatkan
tanggung jawab finansial, perasaan takut kehilangan istri dan bayinya
serta adaptasi terhadap pilihan senggama.
BAB II
ANTENATAL CARE (ANC)

A. Definisi Pemeriksaan Antenatal Care (ANC)


Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh
perawat kepada wanita selama hamil. Misalnya dengan pemantauan kesehatan
secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta
mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran agar ibu siap menghadapi peran
baru sebagai orang tua (Wagiyo & Putrono, 2016).
Pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan kesehatan bersifat
preventif care yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara
berkala bertujuan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan bagi ibu dan
janin (Purwaningsih & Fatmawati, 2010).
B. Tujuan Pemeriksaan
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2013), tujuan pemeriksaan kehamilan
terbagi atas:
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan
antenal yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan
sehat, persalinan yang aman dan selamat serta melahirkan bayi yang sehat.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus ANC adalah menyediakan pelayanan antenatal yang
terpadu, komprehensif dan berkualitas, yaitu:
a. Memberikan konseling kesehatan dan gizi ibu hamil;
b. Konseling KB dan pemberian ASI;
c. Meminimalkan “missed opportunity” pada ibu hamil untuk
mendapatkan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif fan berkualitas;
d. Mendeteksi secara dini adanya kelainan atau penyakit yang diderita ibu
hamil;
e. Dapat melakukan intervensi yang tepat terhadap kelaianan atau penyakit
sedini mungkin pada ibu hamil;
f. Dapat melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan sistem rujukan yang sudah ada;
g. Sebagai alat promosi kesehatan dan pendidikan tentang kehamilan,
persalinan dan persiapan menjadi orang tua.
C. Manfaat Pemeriksaan
Menurut Purwaningsih & Fatmawati (2010), manfaat pemeriksaan ANC
yaitu:
1. Bagi Ibu
a. Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan
mengurangi penyulit masa antepartum;
b. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani ibu
hamil dalam menghadapi proses persalinan;
c. Dapat meningkatkan kesehatan ibu pasca persalinan dan untuk dapat
memberikan ASI;
d. Dapat melakukan proses persalinan secara aman.
2. Bagi Janin
Manfaat bagi janin adalah dapat memelihara kesehatan ibu sehingga
mengurangi kejadian prematuritas, kelahiran mati dan berat bayi lahir
rendah.
D. Jadwal Pemeriksaan
Pemerikaaan ANC sangat dibutuhkan untuk memantau kondisi kesehatan
ibu dan janin sehingga diperlukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Menurut
Saifuddin (2016), pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Minimal 1 kali pada trimester I;
2. Minimal 1 kali pada trimester II; dan
3. Minimal 2 kali pada trimester III.
Program kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agr ibu hamil melakukan
paling sedikit empat kali kunjungan untuk pemeriksaan selama kehamilan.
Menurut Kemenkes (2013), jadwal kunjungan ANC minimal sebanyak 4 kali,
yaitu sebagai berikut:
1. Kunjungan 1 / K1 (Trimester I)
K1 atau kunjungan baru ibu hamil yaitu ibu hamil yang pertama kali
melakukan pemeriksaan pada masa kehamilan. Tujuannya adalah sebagai
berikut:
a. Mendiagnosis dan menghitung usia kehamilan;
b. Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin terjadi pada
masa kehamilan, persalinan dan nifas;
c. Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita
sedini mungkin;
d. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak;
e. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari, keluarga
berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Pada kunjungan pertama juga merupakan kesempatan untuk
memberikan informasi bagi ibu hamil. Informasi yang dapat diberikan,
antara lain:
a. Kegiatan fisik yang dapat dilakukan dalam batas normal;
b. Kebersihan pribadi khususnya daerah genetalia;
c. Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi;
d. Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga kesehatan;
e. Berhenti merokok dan meminum alkohol.
2. Kunjungan 2 / K2 (Trimester II)
Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC 1 bulan
sekali sampai usia kehamilan 28 minggu. Tujuan pemeriksaan ANC pada
timester ini, antara lain:
a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya;
b. Mendeteksi adanya pre-eklampsia, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan;
c. Mengulang perencanaan kehamilan.
3. Kunjungan 3 dan 4 / K3 dan K4 (Trimester III)
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan setiap 2 minggu jika tidak
mengalami keluhan yang membahayakan ibu atau kandungannya. Tujuan
pemeriksaan ANC pada trimester ini, antara lain:
a. Mengenali adanya kelainan letak janin;
b. Memantapkan rencana persalinan;
c. Mengenali tanda-tanda persalinan.
E. Standar Asuhan Pelayanan Pemeriksaan
Menurut Wagiyo & Putrono (2016), standar asuhan pelayanan pemeriksaan
kehamilan adalah sebagai berikut:
1. Timbang Berat Badan (T1), pengukuran berat badan diwajibkan setiap ibu
hamil ketika melakukan kunjungan. Kenaikan berat badan normal pada
waktu kehailan sebesar 0,5 kh per minggu mulai trimester kedua.
2. Ukur Tekanan Darah (T2), tekanan darah yang normal adalah 110/80
sampai 140/90 mmHg, apabila diketahui tekanan darah ibu hamil melebihi
140/90 mmHg maka perlu diwaspadai adanya pre-eklampsia.
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3), merupakan suatu cara untuk mengukur
besar rahim dari tulang kemaluan ibu hingga batas pembesaran perut
tepatnya pada puncak fundus uteri. Dari pemeriksaan tersebut dapat
diketahui pertumbuhan janin sesuai dengan usia kehamilan.
4. Pemberian Tablet Fe (T4), tablet Fe merupakan tablet penambah darah.
Selama masa pertengahan kehamilan, tekanan sistolik dan diastolik
menurun 5 – 10 mmHg. Hal ini biasa terjadi karena vasodilatasi perifer
akibat perubahan hormonal selama kehamilan.
5. Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (T5), pemberian imunisasi ini sangat
dianjurkan untuk mencegah terjadinya infeksi tetanus neonatorum. Penyakit
tersebut disebabkan oleh masuknya kuman clostridium tetani ke dalam
tubuh bayi yang merupakan penyakit infeksi serta dapat mengakibatkan
kematian bayi dengan gejala demam tinggi, kaku kuduk dan kejang.
Imunisasi TT dianjurkan 2 kali pemberian selama kehamilan yaitu TT1
diberikan pada kunjungan awal dan TT2 dilakukan pada 4 minggu setelah
TT1.
6. Pemeriksaan Hemoglobin (T6)
7. Pemeriksaan VDRL (T7)
8. Perawatan Payudara, Senam Payudara dan Pijat Tekan Payudara (T8)
9. Pemeliharaan Tingkat Kebugaran atau Senam Hamil (T9)
10. Temu Wicara Dalam Rangka Persiapan Rujukan (T10), biasanya dokter
atau bidan akan memberikan informasi mengenai rujukan apabila diketahui
adanya masalah daam kehamilantermasuk rencana persalinan.
11. Pemeriksaan Protein Urine atas Indikasi (T11)
12. Pemeriksaan Reduksi Unrne atas Indikasi (T12)
13. Pemberian Terapi Kasup Yodium untuk Daerah Endemis Gondok (T13)
14. Pemberian Terapi Anti – Malaria untuk Endemis Mlaria (T14)
F. Tempat dan Tenaga Pelayanan Pemeriksaan
Pelayanan ANC dapat di peroleh di klinik bersalin, rumah sakit bersalin,
dokter umum dan puskesmas, organisasi suka rela, bidan dan perawatan mandiri.
Dalam pelayanan ANC dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
seperti dokter, bidan dan perawat terlatih sesuai dengan ketentuan pelayanan
antenatal yang berlaku (Kemenkes RI, 2013).
G. Pengkajian Fokus pada Antepartum
1. Menentukan Status Obstetri
Tujuan : untuk mengetahui status kehamilan ibu, mengatahui jumlah
kehamilan, jumlah partus (kelahiran) di atas 20 minggu dan jumlah
kelahiran kurang dari 20 minggu (abortus).
Contoh : seorang ibu hamil anak keempat, tahun 2016 pernah melahirkan
bayi laki-laki hidup, tahun 2018 melahirkan bayi perempuan hidup, tahun
2020 mengalami keguguran dengan usia kehamilan 14 minggu,
Jadi, status obstetri ibu tersebut yaitu : Ibu hamil anak keempat (Gravida : 4
kali), ibu pernah melahirkan 2 kali (Partus : 2 kali) dan ibu pernah
mengalami keguguran 1 kali (Abortus : 1 kali). Dapat ditulis dengan
G4P2A1.
2. Perhitungan Taksiran Partus
Tujuan : untuk mengetahui perkiraan tanggal persalinan.
• HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
• Bulan Januari – Maret
TP : Tanggal +7 Bulan +9 Tahun +0
• Bulan April – Desember
TP : Tanggal +7 Bulan -3 Tahun+1
3. Perhitungan Usia Kehamilan
Perhitungan usia kehamilan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara,
seperti kalender kehamilan, hasil USG, HPHT dan TFU.
a. Perhitungan Berdasarkan HPHT
Disebut dengan perhitungan 4 1/3.
b. Perhitungan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Rumus TFU Mc. Donald yaitu:
• Usia kehamilan (bulan) = TFU x 2/7
• Usia kehamilan (minggu) = TFU x 8/7
4. Perhitungan Taksiran Berat Janin (TBJ)
• Belum masuk pintu atas panggul (PAP)
TBJ = (TFU – 13) x 155 gram
• Sudah masuk pintu atas panggul (PAP)
TBJ = (TFU – 11) x 155 gram
5. Pemeriksaan Fisik pada Ibu Hamil
Pemeriksaan fisik dilakukan pada seluruh sistem tubuh ibu, akan tetapi lebih
difokuskan pada pemeriksaan sistem reproduksi dan pemeriksaan yang
menyangkut keluhan utama serta riwayat kesehatan atau penyakit yang
pernah diderita ibu (Astuti, 2017).
a. Pemeriksaan Fisik Umum : TTV, status gizi, tinggi dan berat badan,
pemeriksaan fisik lengkap dan pemeriksaan tanda-tanda kehamilan
meliputi wajah, dada, abdomen dan genetalia eksterna dan interna.
b. Inspeksi Umum : Wajah (cloasma gravidarum, edema atau tidak), Mata
(konjungtiva anemis atau tidak dan sklera ikterik atau tidak), Mulut
(gusi dan gigi), Leher (JVP, pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar
limfe atau tidak), Payudara (bentuk, kesimetrisan, pembesaran, puting
susu melebar, areola hiperpigmentasi, vaskular meningkat, hiperplasia
jaringan kelenjar), Abdomen (membesar, pigmentasi linea alba dan
striae, terlihat gerakan janin atau tidak), Vulva : perineum, varices atau
tidak), Anus (hemoroid atau tidak) dan Tungkai (varices atau tidak,
edema atau tidak).
c. Pemeriksaan Abdomen (Leopold)
1) Leopold I
Tujuan : menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang terdapat
dalam fundus uteri.
Cara : posisi ibu dorsal rekumben, pemeriksa berdiri di sebelah
kanan ibu dan melihat ke arah muka ibu, rahim dibawa ke tengah,
TFU ditentukan (tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam
fundus uteri).
Hasil : sifat kepala (bundar, keras dan melenting), sifat bokong
(kurang bundar, lunak dan kurang melenting), pada letak lintang
(fundus uteri kosong).
2) Leopold II
Tujuan : menentukan punggung dan bagian terkecil janin.
Cara : posisi sama dengan Leopold I, pindahkan tangan ke samping,
tentukan letak punggung janin dan bagian-bagian terkecil janin
(tangan dan kaki).
3) Leopold III
Tujuan : menentukan presentasi janin dan bagian bawah sudah
masuk pintu atas panggul atau belum.
Cara : pakai 1 tangan, raba bagian terbawah dan tentukan apakah
masih bisa digoyangkan untuk menentukan apa yang terdapat di
bagian bawah dan apakah sudah terpegang oleh pintu atas panggul
atau belum.
4) Leopold IV
Tujuan : mengetahui sudah berapa banyak presentasi janin (kepala
atau bokong) masuk pintu atas panggul.
Cara : posisi pemeriksa menghadap kaki ibu dengan kedua tangan
menentukan apa yang berada di bagian bawah dan apakah bagian ini
sudah masuk ke dalam PAP (berapa masuknya)
Hasil : konvergen (masuk 1/3), sejajar (masuk ½) dan divergen
(masuk 2/3).
d. Bunyi Jantung Janin
e. Pengukuran Tinggi Fundus (TFU)
f. Tes Kesehatan atau Laboratorium
H. Diagnosa Keperawatan pada Ibu Hamil
Masalah keperawatan yang bisa muncul pada ibu hamil menurut SDKI
(2017), yaitu:
1. Trimester I
a. Risiko ketidakseimbangan elektrolit b.d muntah, kekurangan cairan;
b. Gangguan rasa nyaman b.d gangguan adaptasi kehamilan;
c. Nausea b.d kehamilan;
d. Risiko kehamilan tidak dikehendaki b.d pemerkosaan, hubungan
seksual sedarah, gangguan jiwa, kegagalan penggunaan alat kontrasepsi,
kekerasan dalam rumah tangga, tidak menggunakan alat kontrasepsip,
faktor sosial-ekonomi;
e. Konstipasi b.d penurunan motilitas gastrointestinal;
f. Gangguan citra tubuh b.d perubahan fungsi tubuh (kehamilan);
g. Harga diri rendah situasional b.d perubahan citra tubuh;
h. Risiko harga diri rendah situasional b.d gangguan gambaran diri,
gangguan fungsi, kegagalan;
i. Defisit pengetahuan tentang kehamilan dan persalinan b.d keterbatasan
kognitif, gangguan fungsi kognitif, kekeliruan mengikuti anjuran,
kurang terpapar informasi, kurang minat dalam belajar, kurang mampu
mengingat, ketidaktahuan menemukan sumber informasi;
j. Kesiapan peningkatan pengetahuan;
k. Risiko cedera pada ibu;
l. Risiko cedera pada janin;
2. Tirmester II
a. Gangguan rasa nyaman b.d gangguan adaptasi kehamilan;
b. Konstipasi b.d penurunan motilitas gastrointestinal;
c. Defisit pengetahuan tentang kehamilan dan persalinan b.d keterbatasan
kognitif, gangguan fungsi kognitif, kekeliruan mengikuti anjuran,
kurang terpapar informasi, kurang minat dalam belajar, kurang mampu
mengingat, ketidaktahuan menemukan sumber informasi;
d. Kesiapan peningkatan pengetahuan;
e. Risiko cedera pada ibu;
f. Risiko cedera pada janin;
3. Trimester III
a. Gangguan rasa nyaman b.d gangguan adaptasi kehamilan;
b. Konstipasi b.d penurunan motilitas gastrointestinal;
c. Gangguan citra tubuh b.d perubahan fungsi tubuh (kehamilan);
d. Harga diri rendah situasional b.d perubahan citra tubuh;
e. Risiko harga diri rendah situasional b.d gangguan gambaran diri,
gangguan fungsi, kegagalan;
f. Defisit pengetahuan tentang kehamilan dan persalinan b.d keterbatasan
kognitif, gangguan fungsi kognitif, kekeliruan mengikuti anjuran,
kurang terpapar informasi, kurang minat dalam belajar, kurang mampu
mengingat, ketidaktahuan menemukan sumber informasi;
g. Kesiapan peningkatan pengetahuan;
h. Risiko cedera pada ibu;
i. Risiko cedera pada janin;
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Sri, dkk. (2017). Asuhan Ibu Dalam Masa Kehamilan Buku Ajar
Kebidanan Antenatal Care. Yogyakarta: Erlangga.

Fatimah & Nuryaningsih. (2017). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta:


Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Kemenkes RI. (2013). Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu Edisi Kedua.


Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Lowdermilk, L. D., Perry, E. S., & Cashion, K. (2013). Keperawatan Maternitas


Buku 1 Edisi 8. Singapura: Elsevier.

Prawirohardjo, S. (2011). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Purwaningsih, W & Fatmawati, S. (2010). Asuhan Keperawatan Maternitas.


Jakarta: EGC.

Saifuddin, A. B. (2016). Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat, Cetakan Kelima.


Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Indikator Diagnostik. Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.

Wagiyo & Putrono. (2016). Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal, dan Bayi
Baru Lahir : Fisiologi & Patologis. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.

Yanti, D. (2017). Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Bandung: PT. Refika


Aditama.

Yuli, R. A. (2017). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas : Aplikasi


NANDA, NOC dan NIC. Jakarta: EGC.
LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. D
(23 TAHUN) G1P0A0 HAMIL 4 MINGGU
DI POLI KESEHATAN IBU DAN ANAK

CASE BASED LEARNING II – KEPERAWATAN JIWA


dosen : Ariani Fatmawati, S. Kep., Ners., M. Kep., Sp.Kep.Mat.

SILFIA AJENG WULANDARI


NIM : 302018022

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. D (23 TAHUN)
G1P0A0 HAMIL 4 MINGGU 6 HARI
DI POLI KESEHATAN IBU DAN ANAK
BANDUNG

I. PENGKAJIAN
A. Data Demografis
1. Identitas Klien
Nama : Ny. D
No Rekam Medik : 1943002
Umur : 23 tahun
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Bandung
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda/Indonesia
Status Marital : Menikah
Golongan Darah : AB
Tanggal Masuk : 12 Desember 2020
Tanggal Pengkajian : 12 Desember 2020 jam 09.00 WIB
Tanggal Dilakukan Operasi :-
Diagnosa Medis :-
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. J
Umur : 24 tahun
Pendidikan : Diploma
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Bandung
Agama : Islam
Hubungan dengan Klien : Suami
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama : klien mengeluh sudah telat menstruasi 4 minggu dan
mual.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
▪ Klien mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 9 November
2020. Klien mengeluh sudah telat menstruasi 4 minggu, hasil test
pack positif dan mengeluh mual. Klien mengatakan baru mengetahui
kehamilannya. Klien mengatakan dirinya dan suaminya sangat
senang dengan kehamilan saat ini karena ini kehamilan yang saat
diinginkan.
▪ Pada saat dikaji klien mengeluh mual sampai dengan seperti ingin
muntah. Mual terutama dirasakan pada pagi hari. Mual menyebabkan
menurunkan nafsu makan, mulut terasa pahit dan mengalami
hipersaliva. Setiap kali masuk makanan atau minuman langsung mual
dan dimuntahkan lagi.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit yang memperberat
kondisi saat ini seperti penyakit infeksi pada saluran reproduksi, klien
mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti diabetes
atau hipertensi, klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
menular seperti TBC atau HIV. Klien mengatakan tidak memiliki alergi
terhadap makanan dan obat-obatan, klien tidak memiliki riwayat operasi,
tidak mempunyai kebiasaan merokok ataupun meminum alkohol.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat
penyakit keturunan seperti diabetes atau hipertensi dan tidak memiliki
riwayat penyakit menular seperti TBC atau HIV. Klien mengatakan di
keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat kehamilan kembar atau
penyakit gangguan mental. Klien mengatakan tidak ada riwayat gameli
dari keluarga.
5. Riwayat Gynekologi dan Obstetri
a) Riwayat Obstetri
1) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Klien mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama.
2) Riwayat kehamilan sekarang
Klien mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 9
November 2020, usia kehamilan 4 minggu 6 hari, saat ini
mengeluh mual sampai ingin muntah, klien mendapatkan
imunisasi TT sebelum menikah.
b) Riwayat Ginekologi
1) Riwayat menstruasi
Klien mengatakan pertama kali haid usia 13 tahun, siklus haid
28 hari dan lamanya haid kurang lebih 4-5 hari, tidak ada
keluhan selama haid, HPHT 9 November 2020 dan taksiran
partus (TP) tanggal 16 Agustus 2021.
2) Riwayat perkawinan
Klien mengatakan pada saat menikah klien berusia 22 tahun dan
usia suami 23 tahun, saat ini usia pernikahannya sudah 1 tahun
dan ini adalah pernikah pertama bagi klien dan suami.
3) Riwayat keluarga berencana (KB)
Klien mengatakan sebelumnya tidak menggunakan KB karena
ingin cepat mempunyai keturunan.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
GCS E4V5M6 = 15
b. TTV :
TD = 110/70 mmHg
N = 84 x/menit
R = 21 x/menit
S = 36,7°C
c. Berat Badan : 56 kg
d. TB : 160 cm
2. Pemeriksaan Fisik Persistem
a. Sistem Pernapasan
Pengembangan dada kanan dan kiri simetris, pengembangan paru
simetris RR 21 x/menit, tidak terdapat pernafasan cuping hidung,
tidak terdapat penggunaan otot nafas tambahan, tidak terdapat suara
nafas abnormal (Wheezing atau ronvhi), suara paru vesikuler..
b. Sistem Kardiovaskuler
Nadi 84 x/menit, konjungtiva anemis, homan sign negatif (-), CRT
< 3 detik, Tekanan darah 110/70 mmHg, tidak terdapat pitting edema,
tidak terdapat varises pada ekstremitas, tidak terdapat peningkatan
JVP, akral hangat.
c. Sistem Pencernaan
Mukosa bibir lembab, kebersihan mulut terjaga, gigi tidak ada karies
maupun bolong, tidak terdapat kesulitan menelan, bising usus 11
x/menit, tidak terdapat konstipasi, tidak terdapat haemoroid.
Mengeluh mual, muntah dan nafsu makan menurun.
d. Sistem Persyarafan
Tingkat kesadaran compos mentis, fungsi penciuman klien baik
(klien dapat membedakan bau kopi dan minyak kayu putih), fungsi
pengecapan klien baik (klien dapat membedakan rasa manis dan
asam), fungsi penglihatan klien baik, fungsi pendengaran klien baik,
klien dapat berbicara dengan jelas. Refleks patella (+).
e. Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening atau thyroid.
f. Sistem Perkemihan
Kandung kemih teraba kosong, sering BAK, tidak ada kesulitan atau
nyeri ketika BAK.
g. Sistem Reproduksi
1) Mammae : Keadaan payudara kanan dan kiri klien simetris, tidak
ada bengkak, puting susu menonjol, areola mengalami
hiperpigmentasi, puting bersih.
2) Fundus Uteri : di uterus belum teraba ballotement.
3) Vulva/vagina : vulva bersih, terdapat keputihan berwarna agak
kekuningan, tidak berbau dan tidak gatal, terlihat agak keunguan
di vagina..
h. Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas atas kanan dan kiri simetris, ekstremitas bawah kanan
dan kiri simetris. Tidak terdapat edema pada kedua ekstremitas atas
dan bawah, tidak terdapat varises, kekuatan otot 5/5, akral hangat.
i. Sistem Integumen
Tidak terdapat cloasma gravidarum pada wajah, tampak adanya
hiperpigmentasi areola, tidak terdapat hiperpigmentasi di daerah
abdomen, tidak terdapat linea nigra dan striae gravidarum pada
abdomen, tidak terdapat hiperpigmentasi di leher.
D. Pola Aktvitas Sehari-hari

No Aktivitas Sebelum Hamil Saat hamil


1 Nutrisi
Makan
a. Frekuensi 3x sehari 3x sehari
b. Jenis Lauk pauk dan Lauk pauk dan
sayuran sayuran
c. Makanan yang Hati ayam Hati ayam
disukai Tidak ada Tidak ada
d. Makanan yang tidak
disukai Tidak ada Tidak ada
e. Makanan pantangan
atau alergi Bagus Menurun
f. Nafsu makan Cukup Cukup
g. Porsi makan
Minum 5-6 gelas sehari 4-5 gelas sehari
a. Jumlah Berwarna putih Berwarna putih
b. Jenis
2 Eliminasi
BAB
a. Frekuensi 2x sehari 2x sehari
b. Warna Kuning Kuning
c. Bau Khas Khas
d. Keluhan Tidak ada Tidak ada
BAK
a. Frekuensi 6-8 sehari 6-8 sehari
b. Warna Kuning Kuning
c. Bau Khas Khas
d. Keluhan Tidak ada Tidak ada

3 Personal hygiene
a. Mandi Sehari sekali Sehari sekali
b. Gosok gigi 2x sehari 3x sehari
c. Keramas 2x seminggu 2x seminggu
d. Pakaian Bersih Bersih
e. Kuku Bersih Bersih
f. Vulva hygiene Bersih Bersih
4 Istirahat tidur
a. Waktu tidur Malam Malam
b. Lama tidur/hari 6-7 jam 6-7 jam
c. Kebiasaan pengantar Tidak ada Tidak ada
tidur
d. Kebiasaan saat tidur Tidak ada Tidak ada
e. Kesulitan dalam hal Tidak ada Tidak ada
tidur
5 Gaya hidup
a. Pekerjaan Ibu rumah tangga Ibur rumah tangga
b. Olahraga Rutin Rutin
c. Kegiatan di waktu Memasak Memasak
luang
6 Ketergantungan fisik
a. Merokok Tidak ada Tidak ada
b. Minuman keras Tidak ada Tidak ada
c. Obat-obatan Tidak ada Tidak ada
d. Lain-lain Tidak ada Tidak ada

E. Aspek Psikososial
1. Pola Pikir dan Persepsi
Klien mengatakan belum mendapatkan informasi apapun tentang
kehamilan, klien belum mengetahui cara perawatan diri dan janin
selama hamil, klien belum mengetahui cara pemberian ASI pada bayi
dan merawatnya tetapi klien berencana untuk memberikan ASI pada
bayinya, klien berharap jenis kelamin bayinya laki-laki, klien
mengatakan ini adalah kehamilan yang sangat diinginkan.
2. Persepsi Diri
Klien sangat senang dengan kehamilam ini karena kehamilan ini sangat
diinginkan.
3. Gaya Komunikasi
Arah pembicaraan klien searah dengan yang ditanyakan oleh perawat,
sehari-harinya klien menggunakan bahasa Indonesia, suami bukan
perokok, tidak ada kesulitan dalam keluarga.
4. Pengetahuan
Klien belum mengetahui tentang masa laktasi, belum mengetahui
tentang perawatan luka, perawatan payudara dan perawatan bayi baru
lahir, klien belum mengetahui tentang KB, belum mengetahui tentang
nutrisi ibu menyusui, klien merasa khawatir karena mual dan muntah
tapi klien sudah tahu kalau kehamilan trimester I gejalanya adalah mual
dan muntah. Klien bertanya bagaimana mengatasi mual dan muntahnya
tersebut. Klien juga belum mengetahui bagaimana perawatan kehamilan
trimester I karena merupakan kehamilan pertama.
5. Kebiasaan Seksual
Tidak terdapat gangguan hubungan seksual klien dengan suami, klien
memahami fungsi seksual. Klien bertanya apakah selama hamil trimester
I masih boleh melakukan coitus, apakah tidak ada efek pada
kehamilannya.
F. Data Spritual
Klien beragam islam selalu melakukan sholat wajib dan sunah selama
kehamilannya.
G. Data Penunjang
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Pemeriksaan
Laboratorium
1. HCG Urin 35 mlU/ml < 5 mlU/ml
2. Hemoglobin 11,4 gr/dl 12 – 16 gr/dl
3. Hematokrit 37,4 % 38 – 46 %
4. Leukosit 8700 sel/ul 5000 – 10.000 sel/ul
5. Trombosit 287.000 sel/ul 150.000 – 400.000 sel/ul
6. Anti HIV Non-reaktif Non-reaktif
7. HBsAg Negatif Negatif

H. Therapi
Jenis Terapi Dosis Rute Indikasi/ Fungsi
Hemobion 1x1 tab PO Hemobion merupakan multivitamin dan
mineral yaitu kombinasi dari zat besi dan
asam folat yang digunakan untuk mengatasi
anemia pada masa kehamilan dan laktasi.
Asam Folat 1x1 tab PO Untuk terapi pada anemia megaloblastik dan
sebagai suplemen nutrisi untuk mencegah
terjadinya defek neural tube pada janin ibu
hamil.

I. Analisa Data
Data (DS & DO) Etiologi Masalah
DS: Kehamilan trimester 1 Nausea
• Klien mengeluh mual ↓
sampai seperti ingin Perubahan fisiologis (SDKI, 2017)
muntah pada sistem endokrin :
• Klien mengatakan hormon estrogen dan
mual dirasakan HCG meningkat
terutama pada pagi ↓
hari Penurunan motilitas
• Klien mengatakan gastrointestinal &
nafsu makan menurun Peningkatan kadar HCL
karena mual ↓
• Klien mengatakan Merangsang respon
mulut terasa pahit dan mual muntah di CTZ
mengalami ↓
hipersaliva Nausea
• Klien mengatakan
setiap makan dan
minum langsung mual
dan muntah
DO:
• G1P0A0
• Tampak hipersalivasi
• Usia gestasi 4 minggu
6 hari
• Hamil trimester I
DS: Primigravida Defisit Pengetahuan
• Klien mengatakan ini ↓ tentang kehamilan dan
merupakan kehamilan Perubahan fisiologis persalinan
pertama kehamilam
• Klien mengatakan ↓ (SDKI, 2017)
belum mendapatkan Kurangnya pengetahuan
informasi apapun tentang kehamilan
tentang kehamilan ↓
• Klien mengatakan Kurang terpapar
khawatir karena mual informasi tentang
muntah kehamilan

• Klien bertanya ↓

bagaimana mengatasi Defisit pengetahuan

mual dan muntahnya


• Klien mengatakan
belum mengetahui
cara perawatan
kehamilan trimester I
• Klklien bertanya
apakah selama hamil
trimester I masih
boleh melakukan
coitus dan apakah
tidak ada efek pada
kehamilannya
DO:
• G1P0A0
• Usia gestasi 4 minggu
6 hari
• Hamil trimester I
• Klien tampak bingung
dan cemas
• Pengetahuan klien
tampak kurang

II. DIAGNISA KEPERAWATAN


1. Nausea berhubungan dengan kehamilan ditandai dengan mual, merasa ingin
muntah, nafsu makan berkurang, mulut terasa pahit dan hipersalivasi.
2. Defisit pengetahuan tentang kehamilan dan persalinan berhubungan dengan
kurangnya terpapar informasi ditandai dengan menanyakan masalah yang
dihadapi.
III. INTERVENSI
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Nausea berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Mual Manajemen Mual
dengan kehamilan ditandai keperawatan selama 1x24 jam 1. Identifkasi pengalaman 1. Adanya perubahan
dengan: perasaan tidak nyaman pada mual. fisiologi (peningkatan
DS: bagaian belakang tenggorokan hormon estrogen,
• Klien mengeluh mual atau lambung yang dapat progesteron dan HCG)
sampai seperti ingin mengakibatkan muntah pada ibu hamil trimester I
muntah menurun dengan kriteria hasil : menyebabkan tubuh
• Klien mengatakan mual • Nafsu makan meningkat beradaptasi dengan
dirasakan terutama pada • Keluhan mual menurun menimbulkan respon
pagi hari • Perasaan ingin muntah mual. Pengalaman mual
• Klien mengatakan nafsu menurun pada setiap ibu hamil
makan menurun karena • Perasaan asam di mulut berbeda, dari mulai sampai
mual menurun dengan berat

• Klien mengatakan mulut • Jumlah saliva menurun 2. Identifikasi dampak mual (hiperemesis).

terasa pahit dan (tidak mengalami terhadap kualitas hidup 2. Mual dapat mempengaruhi

mengalami hipersaliva hipersaliva) (misalnya nafsu makan, kualitas hidup ibu hamil.
Mual muntah yang
• Klien mengatakan setiap • Mampu melakukan aktivitas, kinerja, tanggung berlebih akan
makan dan minum tindakan untuk mengontrol jawab peran, tidur). mengakibatkan nafsu
langsung mual dan mual dan muntah makan menurun sehingga
muntah intake nutrisi dan cairan
DO: tidak adekuat, aktivitas
• G1P0A0 terganggu, terjadi ganggua
• Tampak hipersalivasi fungsi peran dan pola tidur

• Usia gestasi 4 minggu 6 yang tidak efektif.

hari 3. Identifikasi faktor 3. Pada kehamilan trimester

• Hamil trimester I penyebab mual. 1 tubuh akan beradaptasi


pada perubahan fisiologis
pada sistem endokrin
(hormon estrogen dan
HCG meningkat). Hormon
tersebut akan
mengakibatkan penurunan
motilitas gastrointestinal
& peningkatan kadar HCL
sehingga merangsang
respon mual muntah di
CTZ dan menimbulkan
respon tubuh mual hingga
muntah (nausea).
4. Monitor mual (frekuensi, 4. Mual yang parah hingga
durasi dan tingkat muntah dengan frekuensi
keparahan). sering dan volume yang
banyak akan menimbulkan
luka pada esofagus dan
mempengaruhi asupan
nutrisi pada ibu.
5. Monitor asupan nutrisi dan 5. Kurangnya asupan nutrisi
kalori. pada ibu selama kehamilan
dapat menyebabkan risiko
pada janin lebih tinggi
mengalami gangguan
kesehatan (seperti berat
badan lahir rendah,
hambatan tumbuh
kembang hingga cacat
kongenital). Asupan kalori
yang sesuai dengan
kebutuhan selama hamil
berfungsi untuk perubahan
metabolisme, cadangan
lemak, plasenta dan
tumbuh kembang janin.
6. Berikan makanan dalam 6. Makan dengan cara sedikit
jumlah kecil dan menarik. tapi sering dapat
mengurangi risiko muntah
sehingga asupan nutrisi
tetap terpenuhi.
7. Anjurkan istirahat dan tidur 7. Ketika ibu tidak istirahat
yang cukup. dan tidur yang cukup,
tubuh akan memproduksi
lebih banyak hormon
sitokin yang dapat
menghambat fungsi
kekebalan tubuh dengan
menghancurkan sel dan
jaringan yang sehat. Selain
itu, juga dapat
mengganggu arteri spinal
yang mengalirkan darah ke
plasenta, menyebabkan
gangguan pada
kardiovaskuler dan
kelahiran prematur.
8. Ajarkan penggunaan teknik 8. Aromaterapi lemon
non farmakologis untuk mengandung linalil asetat
mengatasi mual (senyawa ester) yang
(aromaterapi lemon dan bermanfaat untuk
jahe). menormalkan keadaan
emosi serta tubuh yang
tidak seimbang. Ketika
menghirup zat
aromaterapik lemon akan
merangsang reseptor di
hidup untuk mengirim
impuls ke sistem limbik.
Kemudian akan
merangsang pelepasan
hormon yang dapat
menimbulkan perasaan
tenang dan mempengaruhi
perubahn fisik dan mental
sehingga dapat
mengurangi mual muntah
yang dialami oleh ibu
hamil trimester I
(Cholifah, S & Nuriyanah,
E., 2019).
Jahe mengandung minyak
atsiri yang mempunyai
efek menyegarkan dan
memblokir reflek muntah,
sedangkan gingerol dapat
melancarkan peredaran
darah dan saraf-saraf
bekerja dengan baik
(Herni, K., 2019).
Manajemen Muntah Manajemen Muntah
1. Identifikasi karakteristik 1. Muntah dengan frekuensi
muntah (mis. Warna, yang sering dan volume
konsistensi, adanya darah, yang banyak dapat
waktu, frekuensi dan menyebabkan luka pada
durasi). area esofagus sehingga
biasanya muntah disertai
dengan darah.
2. Identifikasi faktor 2. Pada kehamilan trimester
penyebab muntah. 1 tubuh akan beradaptasi
pada perubahan fisiologis
pada sistem endokrin
(hormon estrogen dan
HCG meningkat). Hormon
tersebut akan
mengakibatkan penurunan
motilitas gastrointestinal
& peningkatan kadar HCL
sehingga merangsang
respon mual muntah di
CTZ dan menimbulkan
respon tubuh mual hingga
muntah (nausea).
3. Ajarkan penggunaan teknik 3. Aromaterapi lemon
non farmakologis untuk mengandung linalil asetat
mengelola muntah (senyawa ester) yang
(aromaterapi lemon dan bermanfaat untuk
jahe). menormalkan keadaan
emosi serta tubuh yang
tidak seimbang. Ketika
menghirup zat
aromaterapik lemon akan
merangsang reseptor di
hidup untuk mengirim
impuls ke sistem limbik.
Kemudian akan
merangsang pelepasan
hormon yang dapat
menimbulkan perasaan
tenang dan mempengaruhi
perubahn fisik dan mental
sehingga dapat
mengurangi mual muntah
yang dialami oleh ibu
hamil trimester I
(Cholifah, S & Nuriyanah,
E., 2019).
Jahe mengandung minyak
atsiri yang mempunyai
efek menyegarkan dan
memblokir reflek muntah,
sedangkan gingerol dapat
melancarkan peredaran
darah dan saraf-saraf
bekerja dengan baik
(Herni, K., 2019).
2. Defisit pengetahuan tentang Setelah dilakukan tindakan Edukasi Perawatan Edukasi Perawatan
kehamilan dan persalinan keperawatan selama 1x24 jam Kehamilan Kehamilan
berhubungan dengan pengetahuan tentang 1. Identifikasi kesiapan dan 1. Adanya keterbatasan
kurangnya terpapar kehamilan dan persalinan kemampuan menerima kognitif, gangguan fungsi
informasi ditandai dengan: membaik dengan kriteria hasil: informasi. kognitif, kekeliruan
DS: • Verbalisasi minat dalam mengkuti anjuran, kurang
• Klien mengatakan ini belajar meningkat minat dalam belajar dan
merupakan kehamilan • Kemampuan menjelaskan kemampuan mengingat
pertama pengetahuan tentang yang kurang dapat
• Klien mengatakan belum kehamilan meningkat mempengaruhi kesiapan
mendapatkan informasi • Pertanyaan tentang dan kemampuan seseorang
apapun tentang masalah yang dihadapi dalam menerima informasi
kehamilan menurun yang akan diberikan.
2. Sediakan materi dan media 2. Menyiapkan materi dan
pendidikan kesehatan. media pendidikan yang
• Klien mengatakan sesuai dengan klien dapat
khawatir karena mual mempermudah klien
muntah menyerap dan mengingat
• Klien bertanya informasi, selain itu dapat
bagaimana mengatasi memudahkan perawat
mual dan muntahnya dalam memberikan
• Klien mengatakan belum informasi yang sesuai.
mengetahui cara 3. Berikan kesempatan untuk 3. Sebagai identifikasi sejauh
perawatan kehamilan bertanya. mana pengetahuan dan
trimester I pemahaman klien tentang

• Klklien bertanya apakah masalah yang dihadapi.

selama hamil trimester I 4. Jelaskan perubahan fisik 4. Pemahaman tentang

masih boleh melakukan dan psikologis masa perawatan kehamilan

coitus dan apakah tidak kehamilan. dapat membantu ibu dan


ada efek pada 5. Jelaskan perkembangan keluarga dalam perawatan

kehamilannya janin. selama kehamilan,

DO: 6. Jelaskan ketidaknyaman mengurangi kecemasan,

• G1P0A0 selama kehamilan. mengurangi risiko


terganggunya kesehatan
• Usia gestasi 4 minggu 6 7. Jelaskan kebutuhan nutrisi ibu dan janin serta
hari kehamilan. mempersiapkan
• Hamil trimester I 8. Jelaskan seksualitas masa persalinan.
• Klien tampak bingung kehamilan.
dan cemas 9. Jelaskan kebutuhan

• Pengetahuan klien aktivitas dan istirahat.

tampak kurang 10. Jelaskan tanda dan bahaya


kehamilan.
11. Jelaskan sistem dukungan
selama kehamilan.
12. Anjurkan ibu rutin
memeriksaan
kehamilannya.
Analisis Tindakan Keperawatan (Terapi Komplementer) pada Ibu Hamil
Trimester I dengan Keluhan Mual Muntah

Analisis Tindakan Keperawatan I


Nama Prosedur : Aromaterapi Lemon Metode Inhalasi
Tujuan Tindakan : Menurunkan mual muntah pada ibu hamil trimester I
Indikasi Pasien : Ibu hamil trimester I yang mengalami mual muntah
Rasionalisasi Prosedur
No. Kegiatan Rasional (Integrasi Jurnal)
1. Persiapan: Aromaterapi adalah terapi
• Menyiapkan klien komplementer dalam praktik
• Menyiapkan alat : tisu/ keperawatan dan menggunakan minyak
kapas, air dan aromaterapi esensial dari bau harum tumbuhan untuk
lemon (minyak esensial mengurangi masalah kesehatan dan
lemon) memperbaiki kualitas hidup (Cholifah,
• Menjelaskan langkah- S & Nuriyanah, E., 2019).
langkah pelaksanaan dan Aromaterapi lemon berasal dari
manfaat ekstraksi kulit jeruk lemon (Citrus

• Memberikan kesempatan Lemon) merupakan jenis aromaterapi


bertanya yang aman untuk kehamilan dan

2. Langkah Kerja: melahirkan (Medforth, 2013). Pada

Dilakukan observasi dan aromaterapi lemon terdapat kandung


edukasi terhadap klien 10 menit utamanya yaitu Linalyl asetat yang
sebelum dilakukan (observasi merupakan senyawa ester, dimana
mual muntah). Campurkan 0,1 senyawa tersebut berfungsi daapat
ml minyak esensial lemon ke melonggarkan atau melemaskan sistem
dalam air sebanyak 1 ml kerja saraf otot yang dalam kondisi
(Kaviani et al, 2014), kemudian tegang, menimbulkan perasaan tenang
teteskan campuran tersebut ke serta mempengaruhi perubahan fisik
kapas dan hirup dengan jarak ±2 dan psikologis seseorang (Cholifah, S &
cm dari hidung sambil bernafas Nuriyanah, E., 2019).
panajang selama ±5 menit dan
bisa diulang jika masih merasa
mual muntah. Kemudian di
evaluasi setelah 12 jam
(Cholifah, S & Nuriyanah, E.,
2019).

Referensi
Cholifah, S & Nuriyanah, E. (2019). Aromaterapi Lemon Menurunkan Mual
Muntah pada Ibu Hamil Trimester I.

Medforth, J., Battersby, S., Evams, M., Marsh, B. & Walker, A. (2013).
Kebidanan Oxford : Dari Bidan untuk Bidan. Jakarta: EGC.

Kaviani, M., Azima, S., Alavi, N. & Tabaei, M. (2014). The Effect of Lavender
Aromatherapy on Pain Perception and Intrapartum Outcome in
Primiparous Women. British Journal of Midwifery.
Analisis Tindakan Keperawatan I
Nama Prosedur : Aromaterapi Jahe Metode Inhalasi
Tujuan Tindakan : Menurunkan mual muntah pada ibu hamil trimester I
Indikasi Pasien : Ibu hamil trimester I yang mengalami mual muntah secara
fisiologis, tidak berlebihan, biasanya terjadi pada pagi hari,
mual muntah terjadi karena dipicu makanan tertentu
Rasionalisasi Prosedur
No. Kegiatan Rasional (Integrasi Jurnal)
1. Persiapan: Aromaterapi adalah terapi modalitas
• Menyiapkan klien atau pengobatan alternatif dengan
• Menyiapkan alat : tisu/ menggunakan sari tumbuhan
kapas dan aromaterapi jahe aromaterapi murni berupa bahan cairan
(minyak esensial jahe) tanaman yang mudah menguap dan
• Menjelaskan langkah- senyawa aromaterapi lain dari tumbuhan
langkah pelaksanaan dan (Herni, 2019).
manfaat Aromaterapi jahe dapat mencegah mual

• Memberikan kesempatan dan muntah karena jahe mampu menjadi


bertanya penghalang serotinin yang dapat

2. Langkah Kerja: menyebabkan kontraksi pada perut

Dilakukan observasi dan hingga menimbulkan rasa mual. Jahe


edukasi terhadap klien 10 menit mengandung 1-4% minyak atsiri dan
sebelum dilakukan (observasi oleoserin dengan kandungan utamanya
mual muntah). Pemberian yaitu zingerberence, arcucumene,

aromaterapi jahe dengan cara 2 sesquiphellandrene dan bisabolene


tetes minyak esensial jahe yang memiliki manfaat menghilangkan
konsentrasi 2% dengan sediaan nyeri saat menstruasi, sakit kepala,
10 ml diteteskan pada tisu. Beri merangsang nafsu makan dan

jarak 3 cm dari hidung dan mengurangi mual dan efektif dalam


hidup selama 6 hari berturut- mengurangi gejala morning sickness
turut (Herni, 2019). atau emesis gravidarum pada ibu hamil
trimester I (Kustriyani, 2019).
Referensi
Herni, K. (2019). Pengaruh Pemberian Aromaterapi Jahe terhadap Mual Muntah
pada Ibu Hamil Trimester I. Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes
Bandung 11(1) : 44 – 51.

Kustriyani, D. (2019). The Effect of Ginger and Lemon Aromatherapy on Nausea


and Vomiting among Pregnant Women. Jurnal Keperawatan Soedirman.
IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Dx. Tanggal Jam Implementasi Tanggal Evaluasi Paraf
I 12/12/2020 09.00 Manajemen Mual 12/12/20 S:
20
1. Mengidentifkasi pengalaman mual. • klien mengatakan mual seperti ingin
R : klien mengatakan mual seperti ingin muntah dirasakan terutama pada
muntah dirasakan terutama pada pagi pagi hari dan mengalami hipersaliva
hari dan mengalami hipersaliva • klien mengatakan nafsu makannya
2. Mengidentifikasi dampak mual terhadap menurun akibat dari mual, setiap
kualitas hidup (misalnya nafsu makan, makan dan minum selalu muntah
aktivitas, kinerja, tanggung jawab peran, sehingga tidak ada makanan dan
tidur). minuman yang masuk
R : klien mengatakan nafsu makannya • setelah mencoba aromaterapi lemon
menurun akibat dari mual, setiap makan klien merasa nyaman dan rasa
dan minum selalu muntah sehingga tidak mualnya berkurang dan akan
ada makanan dan minuman yang masuk menerapkannya di rumah
3. Mengidentifikasi faktor penyebab mual. O:
R : klien mengatakan sudah telat haid • klien positif hamil (G1P0A0)
selama 4 minggu dan hasil test pack dengan usia kehamilan 4 minggu 6
positif hari, penyebab mual adalah hormon
H : klien positif hamil (G1P0A0) dengan kehamilan (adanya adaptasi pada
usia kehamilan 4 minggu 4 hari, perubahan fisiologis ibu hamil
penyebab mual adalah hormon trimester I)
kehamilan (adanya adaptasi pada • setelah dilakukan pemberian
perubahan fisiologis ibu hamil trimester aromaterapi lemon, klien tampak
I) nyaman
4. Memonitor mual (frekuensi, durasi dan A : masalah belum teratasi
tingkat keparahan) P : lanjutkan intervensi Manajemen
R : klien mengatakan mual dirasakan Mual no 6,7, 8 dan intervensi
terutama pada saat pagi hari sampai Manajemen Muntah no 3 di rumah
seperti ingin muntah
5. Memonitor asupan nutrisi dan kalori.
R : klien mengatakan nafsu makannya
berkurang karena mual
6. Menganjurkan makan makanan dalam
jumlah kecil dan menarik.
R : klien mengatakan akan makan
sedikit-sedikit tapi sering agar nutrisi
untuk janin tetap terjaga
7. Menganjurkan istirahat dan tidur yang
cukup.
R : klien mengatakan akan mengurangi
melakukan pekerjaan rumah yang terlalu
berat dan tidur yang cukup.
8. Mengajarkan penggunaan teknik non
farmakologis untuk mengatasi mual
(aromaterapi lemon dan jahe).
R : setelah mencoba klien merasa
nyaman dan rasa mualnya berkurang dan
akan menerapkannya di rumah
H : setelah dilakukan pemberian
aromaterapi lemon, klien tampak
nyaman
Manajemen Muntah
1. Mengidentifikasi karakteristik muntah
(mis. Warna, konsistensi, adanya darah,
waktu, frekuensi dan durasi).
R : klien mengatakan setiap makan dan
minum selalu muntah, tidak ada darah
pada saat muntah
2. Mengidentifikasi faktor penyebab
muntah.
H : klien positif hamil (G1P0A0)
dengan usia kehamilan 4 minggu 6 hari,
penyebab mual muntah adalah hormon
kehamilan (adanya adaptasi pada
perubahan fisiologis ibu hamil trimester
I)
3. Mengajarkan penggunaan teknik non
farmakologis untuk mengelola muntah
(aroma terapi lemon dan jahe).
R : setelah mencoba klien merasa
nyaman dan rasa mualnya berkurang dan
akan menerapkannya di rumah
H : setelah dilakukan pemberian
aromaterapi lemon, klien tampak
nyaman
II 12/12/2020 09.30 Edukasi Perawatan Kehamilan 12/12/20 S:
1. Mengidentifikasi kesiapan dan 20 • klien bertanya tentang masalah yang
kemampuan menerima informasi. dialaminya dalam menghadapi masa
H : klien tampak siap dan mampu kehamilan trimester I
menerima informasi • klien mengatakan memahami
2. Menyediakan materi dan media tentang perubahan fisik dan
pendidikan kesehatan. psikologis masa kehamilan
3. Memberikan kesempatan untuk • klien mengatakan memahami
bertanya. tentang perkembangan janin
R : klien bertanya tentang masalah yang • klien mengatakan memahami
dialaminya dalam menghadapi masa tentang ketidaknyamanan selama
kehamilan trimester I kehamilan
4. Menjelaskan perubahan fisik dan • klien mengatakan memahami
psikologis masa kehamilan. tentang kebutuhan nutrisi pada masa
kehamilan
R : klien mengatakan memahami • klien mengatakan memahami
tentang perubahan fisik dan psikologis tentang seksualitas pada masa
masa kehamilan kehamilan
5. Menjelaskan perkembangan janin. • klien mengatakan memahami
R : klien mengatakan memahami tentang kebutuhan aktivitas dan
tentang perkembangan janin istirahat
6. Menjelaskan ketidaknyataman selama • klien mengatakan memahami
kehamilan. tentang tanda dan bahaya kehamilan
R : klien mengatakan memahami • klien mengatakan memahami
tentang ketidaknyamanan selama tentang sistem dukungan selama
kehamilan kehamilan
7. Menjelaskan kebutuhan nutrisi • klien mengatakan memahami
kehamilan. tentang pentingnya memeriksakan
R : klien mengatakan memahami kehamilan
tentang kebutuhan nutrisi pada masa O:
kehamilan • klien tampak siap dan mampu
8. Menjelaskan seksualitas masa menerima informasi
kehamilan.
R : klien mengatakan memahami • klien mampu menjelaskan kembali
tentang seksualitas pada masa tentang perubahan fisik dan
kehamilan psikologis masa kehamilan
9. Menjelaskan kebutuhan aktivitas dan • klien mampu menjelaskan kembali
istirahat. tentang perkembangan janin
R : klien mengatakan memahami • klien mampu menjelaskan kembali
tentang kebutuhan aktivitas dan istirahat tentang ketidaknyamanan selama
10. Menjelaskan tanda dan bahaya kehamilan
kehamilan. • klien mampu menjelaskan kembali
R : klien mengatakan memahami tentang kebutuhan nutrisi pada masa
tentang tanda dan bahaya kehamilan kehamilan
11. Menjelaskan sistem dukungan selama • klien mampu menjelaskan kembali
kehamilan. tentang seksualitas pada masa
R : klien mengatakan memahami kehamilan
tentang sistem dukungan selama • klien mampu menjelaskan kembali
kehamilan tentang kebutuhan aktivitas dan
12. Menjelaskan ibu rutin memeriksaan istirahat
kehamilannya.
R : klien mengatakan memahami • klien mampu menjelaskan kembali
tentang pentingnya memeriksakan tentang tanda dan bahaya kehamilan
kehamilan • klien mampu menjelaskan kembali
tentang sistem dukungan selama
kehamilan
• klien mampu menjelaskan kembali
tentang pentingnya memeriksakan
kehamilan
A : masalah teratasi
P : intervensi tidak dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai