Anda di halaman 1dari 28

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan

2.1.1 Pengertian Kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil

normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama

haid terakhir. Kehamilan dibagi 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari

konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan

ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. (Prawirohardjo, 2020)

Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama

haid terakhir (HPHT) sampai dimulainya persalinan.Periode antepartum dibagi

menjadi tiga trimester yang masing-masing terdiri dari 13 minggu. (Asrinah, 2020)

2.1.2 Perubahan Fisiologi Kehamilan

1. Sistem Reproduksi

a.Uterus

Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30x25x20 cm dengan

kapasitas lebih dari 4.000 cc. hal ini memungkinkan bagi adekuatnya akomodasi

pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim membesar akibat hipertropi dan hiperplasi

otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi higroskopik dan endometrium

menjadi desidua.

7
8

Tabel 2.1 Pertambahan ukuran TFU

UK (Minggu) Tinggi Fundus Uteri (TFU)


12 3 jari atas simpisis
16 Pertengahan pusat-simpisis
20 3 jari di bawah simpisis
24 Setinggi pusat
28 3 jari di bawah pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px)
36 3 jari di bawah prosesus xiphoideus (px)
40 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px)
Sumber : Sulistyawati, 2019

b. Ovarium

Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum graviditas sampai

terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih pengeluaran estrogen dan

progesteron.

c. Vagina dan Vulva

Oleh karena pengaruh estrogen, terjadinya hipervaskularisasi pada vagina dan

vulva, sehingga pada bagian tersebut terlihat lebih merah atau kebiruan, kondisi ini

disebut dengan tanda Chadwick.

2. Sistem Kardiovaskular

Pada usia kehamilan 6 minggu curah jantung meningkat sampai 30-50% dan

mencapai puncaknya pada usia kehamilan 16-28 minggu dan menyebabkan

meningkatnya denyut jantung juga saat istirahat. Setelah mencapai 3 minggu, curah

jantung agak menurun karena pembesaran rahim menekan vena yang membawa

darah dari tungkai ke jantung.


9

3. Sistem Urinaria

Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang

volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada usia

kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah

ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar.

4. Sistem Gastrointestinal

Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah.

Sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit semakin berat karena gerakan otot

di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesteron.

Wanita hamil sering mengalami rasa panas di dada (heartburn) dan sendawa,

yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan

karena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi

lambung mengalir kembali ke kerongkongan.

5. Sistem Metabolisme

Kebutuhan zat besi wanita hamil kurang lebih 1.000 mg, 500 mg dibutuhkan

untuk meningkatkan massa sel darah merah dan 300 mg untuk transportasi ke fetus

ketika kehamilan memasuki usia 12 minggu, 200 mg sisanya untuk meningkatkan

cairan yang keluar dari tubuh. Wanita hamil membutuhkan zat besi rata-rata 3,5

mg/hari. Pada metabolisme lemak terjadi peningkatan kadar kolestrol sampai 350 mg

atau lebih per 100 cc.

Pada metabolisme mineral yang terjadi adalah sebagai berikut:

a. Kalsium. Dibutuhkan rata-rata 1,5 gram sehari, sedangkan untuk pembentukan

tulang terutama di trimester akhir dibutuhkan 30-40 gram.


10

b. Fosfor. Dibutuhkan rata-rata 2 gr/hari.

c. Air. Wanita hamil cenderung mengalami retensi air.

6. Sistem Muskuloskeletal

Estrogen dan progesteron memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan

ligamen pelvis pada akhir kehamilan. Ligament pada simfisis pubis dan sakroiliaka

akan menghilang karena berelaksasi sebagai efek dari estrogen. Adanya sakit

punggung dan ligamen pada kehamilan tua disebabkan oleh meningkatnya

pergerakan pelvis akibat pembesaran uterus.

7. Kulit

Terjadi peningkatan pigmentasi di wajah yang disebut dengan topeng kehamilan

(cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik pigmen kecokelatan yang tampak di kulit

kening dan pipi, putting susu, dan di perut bagian bawah tampak garis gelap.

Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut

elastis di bawah kulit, sehingga menimbulkan striae gravidarum/ striae lividae.Bila

terjadi peregangan yang hebat, misalnya pada hidramnion dan gemeli, dapat terjadi

diastasis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya

dan disebut sebagai linea nigra.

8. Payudara

Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang dan berat, Dapat teraba

nodul-nodul, akibat hipertropi kelenjar alveoli, Bayangan vena-vena lebih membiru,

Hiperpigmentasi pada areola dan putting susu, Kalau diperas akan keluar air susu

jolong (kolostrum) berwarna kuning.


11

9. Sistem Endokrin

Sistem siklus menstruasi normal, hipofisis anterior memproduksi LH dan FSH.

Follicle stimulating hormone (FSH) merangsang folikel de graaf untuk menjadi

matang dan berpindah ke permukaan ovarium di mana ia dilepaskan. Folikel yang

kosong dikenal sebagai korpus luteum dirangsang oleh LH untuk memproduksi

progesteron. Progesteron dan estrogen merangsang proliferasi dari desidua (lapisan

dalam uterus) dalam upaya mempersiapkan implantasi jika kehamilan terjadi.

Plasenta, yang terbentuk secara sempurna dan berfungsi 10 minggu setelah

pembuahan terjadi, akan mengambil alih tugas korpus luteum untuk memproduksi

estrogen dan progesterone

10. Sistem Pernapasan

Wanita hamil bernapas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih

banyak oksigen untuk janin dan untuk dirinya.Lingkar dada wanita hamil agak

membesar.Lapisan saluran pernapasan menerima lebih banyak darah dan menjadi

agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti).Kadang hidung dan tenggorokan

mengalami penyumbatan parsial akibat kongesti ini. (Sulistyawati,2019).

2.1.3 Macam-macam komplikasi kehamilan

Menurut Dep Kes RI (2017), jika tidak melaksanakan ANC sesuai

aturandikhawatirkan akan terjadi komplikasi-komplikasi yang terbagi menjadi 3

kelompok sebagai berikut :

1. Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :

a.Perdarahan
12

b. Pre-eklampsia/eklampsia

c.Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)

d. Hidramnion

e.Ketuban Pecah Dini

2. Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung:

a.Penyakit Jantung

b. Tuberculosis

c.Anemia

d. Malaria

2.2 Pengetahuan

2.2.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) menurut Notoatmodjo (2019), adalah hasil tahu dan

ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan,

pendegaran,penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga.

2.2.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2019), ada enam tingkat pengetahuan yang dicapai

dalam domain kognitif,yakni:


13

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap

suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

Utnuk mengukur bahwa seseorang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain:

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara

benar.Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus sudah dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap obyek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi ini dapat diartikan aplikasi

atau penggunaan hokum-hukum,rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut,

dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
14

penggunaan kata-kata kerja, misalnya: dapat menggambarkan, membedakan,

memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan

kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat

meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya, terhadap suatu teori atau

rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu

kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan criteria-kriteria yang telah ada.

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan

Menurut Mubarak (2019) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

pengetahuan dibedakan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor Internal

a. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik

dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori

diantaranya perubahan pertama yaitu perubahan ukuran, kedua yaitu perubahan

proporsi, ketiga hilangnya ciri-ciri lama, dan yang keempat timbulnya ciri-ciri baru.
15

Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ pada aspek psikologis atau mental serta

taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Seharusnya semakin tinggi

umur seseorang maka semakin tinggi kematangan dalam berfikir dan mengambil

keputusan.

b. Minat

Minat merupakan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi

terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu

hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

c. Pengalaman

Adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi

dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik maka

seseorang akan berusaha untuk melupakannya, namun jika pengalaman tersebut

menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan sangat mendalam dan

membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat membentuk sikap dan

kesan positif dalam kehidupannya.

2. Faktor Eksternal

a. Pendidikan

Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi

sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya jika pendidikan

kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang

baru dikenalkan.
16

b. Pekerjaan

Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu sehingga

mempunyai pengaruh terhadap kegiatan dan keluarganya. Di lingkungan pekerjaan

dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara

langsung maupun tidak langsung.

c. Kebudayaan lingkungan sekitar

Kebudayaan dimana individu hidup dan tinggal dalam kurun waktu baik

sementara maupun lama mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap.

Sebagai contoh apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga

kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai

sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat

berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.

d. Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat

seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

2.2.4 Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2018) dalam buku yang dikutip Wawan (2020),

pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang

bersifat kualitatif, yaitu :

a. Tingkat pengetahuan baik, jika responden dapat menjawab 76-100% pertanyaan

dengan benar.

b. Tingkat pengetahuan cukup, jika responden dapat menjawab 56-75% pertanyaan


17

dengan benar.

c. Tingkat pengetahuan kurang, jika responden dapat menjawab <55% pertanyaan

dengan benar.

2.2.5 Proses Penerapan Ilmu Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2019), dalam bukunya berjudul ilmu perilaku

kesehatan bahwa sebelum seseorang menghadapi perilaku baru didalam diri tersebut

terjadi proses yang berurutan yakni :

a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

terlebih dahulu terhadap stimulus (objek)

b. Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian dan tertarik

pada stimulus.

c. Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan mempertimbangkan baik

buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap

responden sudah lebik baik lagi.

d. Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru.

e. Adaption, dan sikapnya terhadap stimulus.

Pengadopsian perilaku yang melalui proses sseperti diatas dan didasari oleh

pengetahuan, kesadaran yang positif, maka sebaliknya jika perilaku bersifat

sementara atau tidak akan berlangsung lama. Perilaku manusia dapat dilihat dari tiga

aspek yaitu aspek fisik, psikis, dan sosial yang secara terinci merupakan refreksi dari

berbagai gejolak kejiwaan seperti pengetahuan mptivasi, persepsi, sikap dan

sebagainya yang ditentukan oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan
18

sosial budaya (Wawan A dan M.Dewi, 2020).

2.2.6 Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2019), cara untuk memeroleh pengetahuan dapat

dikelompokan menjadi 2 (dua), yaitu:

1. Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari :

a. Cara modernCoba-salah (trial and error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan

dalam memecahkan masalah, dam apabila kemungkinan tersebut tidak

berhasil,dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

b. Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang

yang bersangkutan.

c. Cara kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-

tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan

tersebut baik atau tidak. Dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan

pada otoritas atau kekuasaa, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin

agama maupu ahli ilmu pengetahuan.

d. Berdasarkan pengalaman pribadi

Digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan

cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahn yang dihadapi pada masa yang lalu.


19

e. Melalui jalan pikiran

Manusia telah mampu menggunakan penalaran dalam memperoleh

pengetahuannya, dengan kata lain dalam memperoleh kebenaran pengetahuan

manusia telah menggunakan jalan pikirannya.

2. Cara memeperoleh pengetahuan lebih sistematis, logis dan ilmiah

Yaitu metologi penelitian. Dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan

mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan terhadap semua fakta

sampai dengan obyk yang diamati.

2.2.7 Pengukuran tingkat pengetahuan

Pengukuran pengetahuan menurut Arikunto (2018) dengan rumus sebagai

berikut:

Q
P= x100%
R

Keterangan:

P : pencapaian (%)

Q: Skor dalam menjawab

R: Skor maksimal

Nilai pencapaian (P) seluruh responden yang ada diklasifikasi menurut

interprestasi sebagai berikut:

a. Pengetahuan kurang (≤ 55%)

b. Pengetahuan cukup (56%-75%)

c. Pengetahuan baik (76%-100%)


20

2.3 Kebutuhan Nutrisi

2.3.1 Pengertian Kebutuhan Nutrisi

Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi

normal dari sistem tubuh, pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan (Wikipedia,

2018). Nutrisi berbeda dengan makanan, makanan adalah segala sesuatu yang kita

makan sedangkan nutrisi adalah apa yang terkandung dalam makanan tersebut

(Uri, 2018).

2.3.2 Kebutuhan nutrisi ibu hamil

a. Protein

Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak 68% widya

Karya Pangan dan gizi nasional menganjurkan untuk menambah asupan protein

menjadi 12% per hari atau 75-100 gram. Bahan pangan yang dijadikan sebagai

sumber protein sebaiknya bahan pangan dengan nilai biologi yang tinggi, seperti

daging tak berlemak, ikan, telur, susu, dan hasil olahannya. Protein yang berasal dari

tumbuhan nilai biologinya rendah jadi cukup sepertiga bagian saja.

b. Zat Besi

Anemia sebagaian besar disebabkan oleh defisiensi zat besi, oleh karena itu

perlu ditekankan kepada ibu hamil untuk mengonsumsi zat besi selama hamil dan

setelah melahirkan. Kebutuhan zat besi selama hamil meningkat sebesar 300% (1.040

mg selama hamil) dan peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dari asupan

makanan ibu selama hamil melainkan perlu ditunjang dengan suplemen zat besi.

Pemberian suplemen zat besi dapat diberikan sejak minggu ke 12 kehamilan sebesar
21

30-60 gram setiap hari selama kehamilan dan enam minggu setelah kelahiran untuk

mencegah anemia postpartum.

Pemantauan konsumsi suplemen zat besi perlu juga diikuti dengan pemantauan

cara minum yang benar karena hal ini akan sangat memengaruhi efektivitas

penyerapan zat besi. Vitamin C dan protein hewani merupakan elemn yang sangat

membantu dalam penyerapan zat besi, sedangkan kopi,teh, garam kalsium,

magnesium dan fitat (terkandung dalam kacang-kacangan) akan menghambat

penyerapan zat besi. Namun demikian bukan berarti zat makanan yang menghambat

penyerapan zat besi tidak bermanfaat bagi tubuh, zat-zat ini tetap dikonsumsi namun

jangan diminum bersamaan dengan tablet zat besi.

c. Asam Folat

Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya meningkat dua

kali lipat selama hamil. Asam folat sangat berperan dalam metabolism normal

makanan menjadi energy, pematangan sel darah merah, sintesis DNA, pertumbuhan

sel, dan pembentukan heme. Jika kekeurangan asam folat maka ibu dapat menderita

anemia megaloblastik dengan gejala diare,depresi,lelah berat dan selalu mengantuk.

Jika kondisi ini terus berlanut dan tidak segera ditangani maka pada ibu hamil akan

terjadi BBLR, ablasio plasenta, dan kelainan bentuk tulang belakanv janin (spinda

bifida).

Jenis makanan yang sangat mengandung banyak asam folat adalah ragi, hati,

brokoli, sayur berdaun hijau (bayam,asparagus), dan kacang-kacangan (kacang

kering,kacang kedelai). Sumber lain adalah ikan, daging,buah jeruk,dan telur. Oleh

karena asam folat tidak stabil dalam pemanasan, maka dianjurkan untuk memakan
22

sayuran dalam keadaan mentah dengan dicuci sebelumnya agar sisa pestisida dan

cacing hilang.

Oleh karena ada kekhawatiran asam folat tidak dapat terpenuhi hanya dari

asupan makanan, maka Widya Karya Pangan Nasional menganjurkan untuk

pemberian suplemen asam folat dengan besaran 280,660, dan 470 mikrogram untuk

trimester I,II, dan III. Asam folat sebaiknya diberikan 28 hari setelah ovulasi atau 28

hari pertama setelah kehamilan karena sumsum tulang belakang dan otak dibentuk

pada minggu pertama kehamilan.

d. Kalsium

Metabolisme kalsium selama hamil mengalami perubahan yang sangat berarti.

Kadar kalisum dalam darah ibu hamil turun drastic sebanyak 5%. Oleh karena itu,

asupan yang optimal perlu dipertimbangkan. Sumber utama kalsium adalah susu dan

hasil olahannya, udang, sarng burung, sarden dalam kaleng, dan beberapa bahan

makanan nabati, seperti sayuran warna hijau tua dan lain-lain.

Selain beberapa zat gizi yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil, ada

beberapa makanan yang harus dihindari karena kemungkinan akan dapat

membahayakan ibu dan pertumbuhan janin. Makanan yang tidak sehat atau

berbahaya bagi janin di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Hati dan produk hati. Mengandung vitamin A dosisi tinggi yang bersifat

teratogenik (menyebabkan cacat pada janin.

b. Makanan mentah atau setengah matang karena resiko toksoplasma.

c. Ikan yang mengandung metil merkuri dalam kadar tinggi seperti hiu, marlin, yang

dapat menganggu sistem saraf janin.


23

d. Kafein yang terkandung dalam kopi, teh, cokelat, kola dibatasi 300 mg perhari.

Efek dapat terjadi di antaranya adalah insomnia (sulit tidur), refluks, dan

frekuensi berkemih yang meningkat.

e. Vitamin A dalam dosis > 20.000-50.000 IU/hari dapat menyebabkan kelainan.

(Ari,S, 2019)

2.3.3 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemenuhan kebtuhan nutrisi yaitu:

a. Ibu harus makan teratur tiga kali sehari.

b. Hidangan harus tersusun dari bahan makanan bergizi yang terdiri : makanan

pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan dan diusahan minum susu 1 gelas

setiap hari.

c. Menggunakan aneka ragam makanan yang ada.

d. Memilih berbagai macam bahan makanan yang segar.

Kegunaan makanan pada ibu hamil yaitu :

a. Untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan

b. Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan untuk sang ibu sendiri

c. Agar luka-luka persalinan cepat sembuh

d. Guna untuk mengadakan cadangan untuk masa laktasi.

2.3.4 Faktor yang mempengaruhi Nutrisi Ibu Hamil

a. Umur

Lebih muda umur ibu hamil, maka energi yang dibutuhkan akan lebih banyak.
24

b. Berat badan

Berat badan lebih atau kurang dari berat badan rata-rata untuk umur terteentu,

merupakan faktor yang dapat menentukan jumlah zat makanan yang harus di cukupi

selama hamil.

c. Suhu lingkungan

Suhu tubuh di pertahankan pada 36,5-37°c yang digunakan untuk metabolisme

optimum. Lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berarti lebih besar pula

masukan energi yang di perlukan.

d. Pengetahuan ibu hamil dan keluarga tentang zat Gizi dalam makanan

Perencanaan dan penyusunan makanan kaum ibu atau wanita dewasa

mempunyai peranan yang penting. Faktor yang mempengaruhi perencanan dan

penyusunan makanan yang sehat dan seimbang bagi ibu hamil yaitu kemampuan

keluarga dalam membeli makanan serta pengetahuan tentang gizi. Dengan demikain,

tubuh ibu akan menjadi lebih efisien dalam menyerap zat gizi dari makanan sehari-

hari.

e. Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan

Pada umumnya, kaum ibu atau wanita lebih memperhatikan keluarga dari pada

saat ibu hamil. ibu hamil sebaiknya memeriksakan kehamilannya minimal empat kali

selama kehamilan.

f. Aktivitas

Semakin banyak aktivitas yang dilakukan maka semakain banyak energi yang di

butuhkan oleh tubuh.


25

g. Status kessehatan

Pada saat kondisi tidak sehat maka asupan energi tetap harus diperhatikan.

h. Status ekonomi

Status ekonomi maupuun sosial mempengaruhi terhadap pemilihan makanan.

2.3.5 Tanda-tanda kecukupan Nutrisi pada ibu hamil

a. Berat badan normal sesuai tinggi dan bentuk tubuh

b. Postur tegak, tungkai dan lengan lurus

c. Pencernaan nafsu makan baik

d. Jantung detak dan irama normal, tekanan darah normal sesuai dengan usia

e. Otot kenyal, kuat, sedikit lemak dibawah kulit

f. Syaraf perhatian baik, tidak mudah tersinggung, refleks normal serta mental stabil

g. Vitalitas umum, ketahanan baik, energik, cukup tidur dan penuh semangat

h. Tungkai kaki tidak bengkak, normal.

i. Keadaan umum Responsive dan gesit

j. Rambut menkilat, kuat, tidak mudah rontook, kulit kepala normal

k. Kulit liciin, lembab dan seegar

l. Muka dan leher warna sama, licin, tampak sehat, segar

m. Bibir licin, lembab, tidak pucat, tidak bengkak

n. Mulut tidak ada luka, selaput merah

o. Gusi merah normal, tidak ada pendarahan

p. Lidah merah norrmal. Licin tidak ada luka


26

q. Gigi tidak berlubang, tidak nyeri, mengkilat, bersih, tidak ada pendarahan, lurus

dagu normall

r. Mata bersinar, bersih, konjungttiva tidak pucat, tidak ada pendarahan

s. Kelenjar tidak ada pendarahan dan pembesaran

t. Kuku keras dan kemerahan.

2.4 Anemia

2.4.1 Pengertian Anemia

Pengertian anemia dalam kehamilan adalah: kondisi ibu dengan kadar

hemoglobin dibawah 11 gr/dl pada trimester 1 dan 3, dengan kadar hemoglobin <10,5

gr/dl pada trimester ke 2. Nilai batas tersebut terjadi karena hemodilusi terutama pada

trimester ke 2.(prawirohardjo,2020)

Anemia pada ibu hamil adalah bila kadar Hb dibawah 11gr/dl pada trimester 1

dan 3 dan Hb kurang dari 10,5 gr/dl pada trimester 2.(Nuha,2020)

2.4.2 Klasifikasi anemia ibu hamil

Pemeriksaan hemoglobin secara rutin selama kehamilan merupakan kegiatan

yang umumnya dilakukan untuk mendeteksi anemia. Menurut Manuaba (2018),

anemia pada ibu hamil dapat diklasifikasikan menjadi 4, yaitu:

a. Tidak Anemia : Hb 11 g r%

b. Anemia ringan : Hb 9 – 10 gr %

c. Anemia sedang : Hb 7 – 8 gr %

d. Anemia berat : Hb < 7 gr %


27

2.4.3 Efek Anemia Pada Ibu Hamil

Anemia bisa dibawa sebelum kehamilan atau timbul setelah kehamilan

berlangsung. Jika sebelum kehamilan sudah anemia, selagi hamil akan bertambah

berat. Anemia defisiensi zat besi paling sering dialami ibu hamil.Bisa akibat

minimnya pemasukan unsur besi dari makanan ke tubuh entah lantaran makanan

tersebut memang kurang unsur besinya atau karena adanya gangguan pencernaan

sehingga unsur zat besi tak bisa di serap tubuh, bisa juga diakibatkan terlalu banyak

zat besi yang keluar dari badan semisal karena perdarahan, seperti penyakit wasir

yang kronis (Solihah, 2020).

Anemia sebenarnya adalah tanda suatu penyakit, bukan penyakit itu sendiri.

Dalam menentukan etiologi anemia, akan sangat membantu jika kita

mempertimbangkan berbagai tes laboratorium yang hasilnya dapat digunakan

mengkategori kemungkinan penyebab anemia, dilanjutkan dengan melakukan

diagnosis banding, kemudian menegakkan diagnosis banding. Pemeriksaan

laboratorium awal dilakukan untuk menentukan ukuran sel darah merah, mikrositik,

normositik, atau makrositik.Pemeriksaan laboratoriumlanjutan yang perlu dilakukan

adalah menentukan anemia tertentu dalam suatu kategori (misal, kekurangan asam

folat atau B12 pada anemia makrositik).

Ibu hamil yang mengalami anemia dapat mengakibatkan kematian janin

didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR,anemia pada bayi yang dilahirkan,

hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara

bermakna lebih tinggi.Ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan

risiko morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR
28

dan premature juga lebih besar.Hasil penelitian Jumirah, dkk. (2019) menunjukkan

bahwa ada hubungan antara kadar Hb ibu hamil dengan berat bayi lahir, di mana

semakin tinggi kadar Hb ibu semakin tinggi berat badan bayi yang

dilahirkan.Sedangkan penelitian Edwi Saraswati, dkk.(2018) menemukan bahwa

anemia pada batas 11 gr/dl bukan merupakan risiko untuk melahirkan BBLR.Hal ini

mungkin karena belum berpengaruh terhadap fungsi hormon maupun fisiologis ibu

(Sulistyoningsih, 2019).

2.4.4 Macam-macam Anemia pada Ibu Hamil

a. Anemia Defisiensi Besi

Penyebab tersering anemia selama kehamilan dan masa nifas adalah defisiensi

besi dan kehilangan darah akut.Status gizi yang kurang sering berkaitan dengan

anemia defisiensi besi. Pada gestasi biasa dengan satu janin, kebutuhan ibu akan besi

yang dipicu oleh kehamilannya rata-rata mendekati 800 mg; sekitar 500 mg, bila

tersedia, untuk ekspansi massa hemoglobin ibu sekitar 200 mg atau lebih keluar

melalui usus, urin dan kulit. Jumlah total ini 1000 mg jelas melebihi cadangan besi

pada sebagian besar wanita. Keluhan tentunya berupa keluhan anemia seperti lemah

badan, bengkak, dan sesak nafas, namun apabila anemia sudah di derita sebelum dia

hamil maka keluhannya akan makin berat namun juga sebaliknya apabila tidak ada

Fe defisiensi sebelum hamil maka keluhan akan datang lebih lambat.

Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-kunang,

perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neuromuskular, lesu, lemah, lelah,
29

disphagia dan pembesaran kelenjar limpa. Bila kadar Hb < 7gr/dl maka gejala-gejala

dan tanda-tanda anemia akan jelas (Rukiyah, 2020).

Gejalanya juga dapat berupa keletihan, mengantuk, kelemahan, pusing, sakit

kepala, malase,pica, nafsu makan kurang, perubahan dalam kesukaan makanan,

perubahan mood, perubahan kebiasaan tidur (Varney, dkk, 2019).

Juga berupa gampang lelah, lesu, dan sesak napas saat beraktivitas atau berolah

raga berat, permukaan kulit dan wajah pucat, mudah pusing, dan gampang

pingsan.Kerja jantung meningkat sehingga denyutnya jadi cepat, bahkan dapat

berakibat gagal jantung jika kondisi jantung memang buruk (Solihah, 2020).

1. Anemia akibat perdarahan akut

Pada awal kehamilan, anemia akibat perdarahan sering terjadi pada kasus-kasus

abortus, kehamilan ektopik, dan mola hidatidosa.Perdarahan masih membutuhkan

terapi segera untuk memulihkan dan mempertahankan perfusi di organ-organ vital

walaupun jumlah darah yang diganti umumnya tidak mengatasi difisit hemoglobin

akibat perdarahan secara tuntas, secara umum apabila hipovolemia yang berbahaya

telah teratasi dan hemostasis tercapai, anemia yang tersisa seyogyanya diterapi

dengan besi (Sarwono, 2019).

2. Anemia pada penyakit kronik

Gejala-gejala tubuh lemah, penurunan berat badan, dan pucat sudah sejak jaman

dulu dikenal sebagai ciri penyakit kronik.Berbagai penyakit terutama infeksi kronik

dan neoplasma menyebabkan anemia derajat sedang dan kadang-kadang berat,

biasanya dengan eritrosit yang sedikit hipokromik dan mikrositik.Dahulu, infeksi

khususnya tuberculosis, endokarditis, atau esteomielitis sering menjadi penyebab,


30

tetapi terapi antimikroba telah secara bermakna menurunkan insiden penyakit-

penyakit tersebut.Saat ini, gagal ginjal kronik, kanker dan kemoterapi, infeksi virus

imunodefisiensi manusia (HIV), dan peradangan kronik merupakan penyebab

tersering anemia bentuk ini.

Selama kehamilan, sejumlah penyakit kronik dapat menyebabkan

anemia.Beberapa diantaranya adalah penyakit ginjal kronik, supurasi, penyakit

peradangan usus (inflammatory bowel disease), lupus eritematosus sistemetik, infeksi

granulomatosa, keganasan, dan arthritis remotoid.Anemia biasanya semakin berat

seiring dengan meningkatnya volume plasma melebihi ekspansi massa sel darah

merah. Wanita dengan pielonfritis akut berat sering mengalami anemia nyata.Hal ini

tampaknya terjadi akibat meningkatnya destruksi eritosit dengan produksi

eritropoietin normal (Sarwono, 2019).

3. Defisiensi Vitamin B12/Defisiensi Megaloblastik

Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 selama

kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh menyerap vitamin

B12 karena tidak adanya faktor intrinsik.Ini adalah suatu penyakit autoimun yang

sangat jarang pada wanita dengan kelainan ini.

4. Anemia hemolitik

Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/ pemecahan sel darah merah yang

lebih cepat dari pembuatannya. Ini dapat disebabkan oleh faktor intra kopuskuler

dijumpai pada anemia hemolitik heriditer, talasemia, anemia sel sickle (sabit),

hemoglobin, C, D, G, H, I dan paraksismal nokturnal hemoglobinuria. Faktor

ekstrakorpuskuler, disebabkan malaria, sepsis, keracun zat logam, dan dapat beserta
31

obat-obatan, leukemia, penyakit hodgkindan lain-lain. Gejala utama adalah anemia

dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala

komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.Pengobatan bergantung pada

jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka

infeksinya di berantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun, pada

beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberikan hasil. Maka transfusi darah

yang berulang dapat membantu penderita ini (Sarwono, 2019).

5. Anemia Aplastik dan Hipoplastik

Walaupun jarang dijumpai pada kehamilan, anemia aplastik adalah suatu

penyulit yang parah. Diagnosis ditegakkan apabila dijumpai anemia, biasanya disertai

trombositopenia, leucopenia, dan sumsum tulang yang sangat hiposeluler. Pada

sekitar sepertiga kasus, anemua dipicu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasim,

leukemia, dan gangguan imunologis.

2.4.5 Penyebaab Anemia dalam Kehamilan

a. Kurangnya mengkonsumsi makanan kaya zat besi, terutama yang berasal dari

sumber hewani yang mudah diserap.

b. Kekurangan zat besi karena kebutuhan yang meningkat seperti pada kehamilan.

c. Kehilangan zat besi yang berlebihan pada pendarahan termasuk haid yang

berlebihan, sering melahirkan dengan jarak yang dekat.

d. Pemecahan eritrosit terlalu cepat (hemolisis) (Sarwono, 2019).

e. Hemodilusi atau pengenceran darah. Hemodilusi pada ibu hamil sering terjadi

dengan peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah 18%-30%


32

dan hemoglobin 19%. Secara fisiologis hemodilusi untuk membantu meringankan

kerja jantung.Hemodilusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai

puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil

berkisar 11 gr% maka dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia

hamil fisiologis dan Hb ibu akan menjadi 9,5-10 gr% (Sarwono, 2019).

2.4.6 Pencegahan Anemia pada Kehamilan

Pencegahan terhadap anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan berbagai

macam hal antara lain :

a. Makan-makanan yang bergizi

b. Makan-makanan yang bergizi seimbang dapat menghindarkan ibu dari

kekurangan zat besi.Sebagai contoh makanan yang banyak mengandung zat besi

yaitu daging, sayuran yang berwarna hijau gelap seperti bayam, kangkung,

kacang polong, buncis serta kacang-kacangan.

c. Mengkonsumsi sayuran hijau setiap hari

Sayuran hijau dianjurkan menjadi makanan wajib untuk ibu hamil, karena jika

kurang mengkonsumsi sayuran hijau, ibu hamil berisiko terkena anemia. Menurut

fakta dari data poliklinik hematologi medik FKUI/RSCM tahun 2012, sekitar 50-

63% ibu hamil menderita anemia dan 40% wanita usia subur mengalami anemia.

Salah satu penyebab anemia pada ibu hamil karena kurang mengonsumsi sayuran

hijau (Febria, 2022).


33

d. Mengkonsumsi tablet Fe

e. Tablet Fe sangat dibutuhkan oleh ibu hamil untuk mencegah terjadinya anemia.

Ibu hamil harus mengkonsumsi tablet Fe minimal 1 tablet setiap hari hingga 90

tablet. Jika persediaan Fe minimal maka setiap kehamilan akan menguras

persediaan Fe tubuh dan akhirnya anemia pada kehamilan berikutnya. Pada

kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu hamil mengalami hemodilusi

(pengenceran) dengan peningkatan volume 30% sampai 40% yang puncaknya

pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah 13% sampai

30%, dan hemoglobin sekitar 19%. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11

gr% maka dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil

fisiologis, dan Hb ibu akan 9,5 sampai 10 gr%. Sehingga seluruh tablet tambah

darah yang dibutuhkan oleh ibu hamil sebanyak 900 mg Fe (Rasmaliah, 2021).

2.4.7 Pengaruh Anemia pada Kehamilan

a. Bahaya selama kehamilan yaitu : Dapat terjadi abortus, Persalinan prematuritas,

Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, Mudah terjadi infeksi, Ancaman

dekoinpensasi kordis (Hb < 6 gr%), Mola Hidatidosa, Hiperemesis Gravidarum,

Pendarahan antepartum, Ketuban pecah dini (KPD)

b. Bahaya saat persalinan yaitu : Gangguan his – kekuatan mengejan, Kala pertama

dapat berlangsung lama, dan terjadi portus terlantai, Kala kedua berlangsung lama

sehingga dapat melelehkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan,

Kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan pendarahan postpartum karena atonia
34

uteri, Kala keempat dapat terjadi pendarahan post partum sekunder dan atonia

uteri

c. Pada Kala nifas yaitu : Terjadi subinvolusi uteri menimbulkan pendarahan post

partum, Memudahkan infeksi puerpertum, Pengeluaran ASI berkurang,

Terjadinya dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan, Anemia kala nifas.

d. Bahaya terhadap janin akibat anemia dapat terjadi gangguan dalam bentuk :

Abortus, Terjadi kematian intro uteri, Persalinan prematuritas tinggi, Berat badan

lahir rendah, Dapat terjadi cacat bawaan, Bayi mudah mendapat infeksi sampai

kematian perinantal, Intelegensi lemah

2.5 Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kebutuhan Nutrisi dengan

Kejadian Anemia pada Ibu Hamil

Berdasarkan penjabaran tinjauan pustaka diatas bahwa dengan adanya

tingkat pengetahuan yang dimiliki tentang kebutuhan nutrisi dengan kejadian

anemia pada ibu hamil. Hal ini didukung oleh pernyataan bahwa pengetahuan

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang dan perilaku yang di dasarkan pengetahuan akan lebih langgeng

daripada tidak didasari oleh pengetahuan (Notoadmodjo, 2019).

Kebutuhan nutrisi dirasa perlu untuk diketahui ibu hamil, karena makan-

makanan yang bergizi seimbang dapat menghindarkan ibu dari kekurangan zat

besi sehingga dapat menurunkan kejadian anemia pada ibu hamil.

Anda mungkin juga menyukai