Anda di halaman 1dari 82

SKRIPSI

GAMBARAN TINGKAT STRESS PADA LANSIA DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANTANG KOTA
MAKASSAR

Oleh :

BADAWI OHOIRENAN
NIM : A1C219050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
T.A 2023
HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

GAMBARAN TINGKAT STRESS PADA LANSIA DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANTANG KOTA
MAKASSAR

Disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana di Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan
dan Kebidanan Universitas Megarezky

Oleh :
BADAWI OHOIRENAN
NIM : A1C219050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
T.A 2023

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Penelitian dengan judul:


GAMBARAN TINGKAT STRESS PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS ANTANG KOTA MAKASSAR

Disusun dan diajukan oleh :

BADAWI OHOIRENAN
NIM : A1C219050
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Proposal Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan Universitas Megarezky
pada hari Selasa tanggal 30 Mei 2023

Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

(Risnawati, S.Kep., Ns., M.Kep) (Sri Rahmah Haruna, S.Kep., Ns., M.Kes.)
NIDN. 0913078703 NIDN.0903078902

Penguji,

(Sultan, S.Kep., MSN)


NIDN. 0915068604

Mengetahui,
Ketua Program Studi

Sudirman Efendi, S.Kep., Ns., M.Kep


NIDN. 0913068603

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Pada hari ini Rabu Tanggal 16 Bulan Agustus Tahun 2023, bertempat di Ruang
Kewirausahaan Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan dan
Kebidanan Universitas Megarezky, telah dilaksanakan Ujian Skripsi sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Sarjana Keperawatan
terhadap mahasiswa atas nama :
Nama : Badawi Ohoirenan
NIM : A1C219050
Program Studi : S1 Keperawatan
Jenjang : Strata 1
Judul Skripsi : Gambaran Tingkat Stres Pada Lansia di Wilayah Kerja
Puskesmas Antang Kota Makassar

Yang telah diuji oleh Tim Penguji Skripsi, sebagai berikut :

Tim Penguji Tanda Tangan

1. Sultan, S.Kep., MSN (.............................................)

2. Risnawati, S.Kep., Ns., M.Kep (.............................................)

3. Sri Rahmah Haruna, S.Kep., Ns., M. Kes (.............................................)

Mengetahui,

Dekan, Ketua Program Studi,

Dr. SYAMSURIYATI, S.ST., S.KM., M.Kes. SUDIRMAN EFENDI, S.Kep., Ns., M.Kep
NIDN. 0927047301 NIDN. 0913068603

iii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatuallahi wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala

rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul : “Gambaran Tingkat Stress pada Lansia di Wilayah Kerja

Puskesmas Antang Kota Makassar”, yang merupakan salah satu persyaratan

untuk mencapai gelar Sarjana di Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan Universitas Megarezky.

Skripsi ini merupakan upaya dan kerja keras dari penulis untuk

mendapatkan sesuatu yang terbaik, meskipun penulis menyadari bahwa di

dalamnya masih banyak terdapat kekeliruan dan kekurangan serta masih jauh dari

apa yang diharapkan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengalami banyak tantangan dan

hambatan, namun berkat usaha dan kemauan serta kerja sama yang baik dari

semua pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,

perkenankanlah penulis dengan segala hormat dan kerendahan hati mengucapkan

terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya terkhusus penulis ucapkan

kepada Ayahanda Maum Ohoirenan dan Ibunda Anse Ohoirenan serta seluruh

keluarga besar penulis atas segala perhatian, pengorbanan, kasih sayang serta doa

restunya yang luar biasa selama ini. Kepada Risnawati, S.Kep., M.Kep. selaku

Pembimbing I dan Ners Sri Rahma Haruna, S.Kep., M.Kes. selaku Pembimbing II

dengan penuh kesabaran dan keikhlasan meluangkan waktu, tenaga dan

iv
pikirannya untuk memberikan perhatian, bimbingan dan arahan kepada penulis,

serta Pa Sultan, S.Kep., MSN. selaku Penguji yang telah meluangkan waktu dan

tenaganya dalam memberikan masukan dan arahan guna perbaikan skripsi ini.

1. Bapak Dr. H. Alimuddin, SH., MH., MKn. Selaku Pembina Yayasan

Pendidikan Islam Megarezky.

2. Ibu Hj. Suryani, SH., MH. Selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam

Megarezky.

3. Bapak Prof. Dr. dr. H. Ali Aspar Mappahya, Sp. PD., Sp.JP(K). Selaku

Rektor Universitas Megarezky.

4. Ibu Dr. Syamsuriati, S.ST., SKM., M.Kes. selaku Dekan Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan beserta stafnya

5. Bapak Sudirman Efendi, S.Kep., Ns., M.Kep. Selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Profesi Ners

6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Program Studi Pendidikan Profesi Ners

Universitas Megarezky yang telah banyak membimbing dan memberikan

ilmu pengetahuan.

7. Dinas Kesehatan Kota Makassar yang telah memberikan izin untuk

melakukan pengambilan data awal dan meneliti.

8. Kepala Puskesmas Antang yang telah memberikan izin untuk melakukan

pengambilan data awal dan meneliti.

9. Kepala RW VI Lasuloro yang telang memberikan ijin peneliti dalam

melakukan penelitian.

v
10. Kakak-kakak penulis Jainal, Rusdi, Rasid, Harmin, Hela dan adik-adik

penulis Umar dan Adam, yang telah mendukung, mensupport dan

membiayai penulis dari awal sampai titik ini.

11. Teman-teman penulis Ajay, Natan, Joe yang telah membantu dan

mendukung peneliti dari awal sampai titik ini.

12. Seluruh teman-teman seperjuangan angkatan 2019 yang tidak bisa penulis

sebutkan satu per satu telah mendukung dan mensupport saya sampai titik

ini.

Dalam Penyusunan proposal ini penulis menyadari bahwa proposal ini

masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karna itu, kritik dan saran yang membangun

dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan ke depan.

Makassar, 14 September 2023

Badawi Ohoirenan

vi
ABSTRAK

BADAWI OHOIRENAN A1C219050, Gambaran Tingkat Stress Pada Lansia Di


Wilayah Kerja Puskesmas Antang Kota Makassar
(Dibimbing Oleh: Risnawati dan Sri Rahmah Haruna)
Latar Belakang: Lansia merupakan kondisi yang ditandai dengan ketidakmampuan
mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Stres yang dialami
lansia dapat mempengaruhi kehidupannya karena dapat menyebabkan hilangnya nafsu
makan, terlalu banyak bicara atau bahkan menarik diri, dan masih banyak lagi gejala
lainnya. Stres pada lansia dapat menimbulkan dampak negatif, misalnya pusing, tekanan
darah tinggi, mudah tersinggung, sedih, sulit berkonsentrasi, nafsu makan berubah, tidak
bisa tidur atau merokok terus menerus.
Tujuan: Mengetahui tingkat stres pada lansia di RW VI Wilayah Kerja Puskesmas
Antang.
Metode : Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan pendekatan
deskriptif. Sampel dari penelitian ini adalah 52 responden lanjut usia di RW VI Lasulori.
Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data
menggunakan analisis univariat sedangkan pengumpulan data menggunakan alat ukur
penelitian berupa kuesioner Depression Anxiety Stress Scale yang berjumlah 14 item
pertanyaan.
Hasil: Didapatkan hasil untuk tingkat stres responden terbanyak adalah 29 responden
yang memiliki tingkat stres sedang (36,5%), sedangkan 15 responden memiliki tingkat
stres normal (28,8%), 8 responden memiliki tingkat stres ringan (15,4%), 9 responden
memiliki tingkat stres para (17,3) dan 1 responden memiliki stres sangat parah (1,9).
Kesimpulan: Lansia di RW VI Lasuloro menurut penelitian ini mayoritas mengalami
stres tingkat sedang dengan karakteristik sebagian besar responden berjenis kelamin
perempuan berusia 55-65 tahun yang tidak bekerja dengan tingkat pendidikan terakhir,
yaitu SMA/SMK.

Kata Kunci : Lansia, Stres


Daftar Pustaka : 40 (2014-2022)

vii
ABSTRACT

BADAWI OHOIRENAN A1C219050, An overview of stress levelsin the elderly in the


work area of the Antang health center in Makassar.
(Guided by: Risnawati and Sri Rahmah Haruna)
Background: Elderly is a condition characterized by the inability to maintain balance
against physiological stress conditions. Stress experienced by the elderly can affect their
lives because it can cause loss of appetite, talk too much or even withdraw, and many
other symptoms. Stress in the elderly can have negative effects, such as dizziness, high
blood pressure, irritability, sadness, difficulty concentrating, appetite changes,
sleeplessness or smoking continuously.
Purpose: Knowing the level of stress in the elderly in RW VI Antang Health Center
Work Area.
Methods: Research using quantitative methods using a descriptive approach. The sample
of this research is 52 elderly respondents in RW VI Lasulori. Sampling using purposive
sampling technique. Data analysis used univariate analysis while data collection used a
research measurement tool in the form of the Depression Anxiety Stress Scale
questionnaire, which consisted of 14 question items.
Results: The results obtained for the stress level of the most respondents were 29
respondents who had moderate stress levels (36.5%), while 15 respondents had normal
stress levels (28.8%), 8 respondents had mild stress levels (15.4%), 9 respondents
experienced a high level of stress (17.3) and 1 respondent experienced very high stress
(1.9).
Conclusion: According to this study, the majority of the elderly in RW VI Lasuloro
experience moderate levels of stress with the characteristics of the majority of
respondents being female, aged 55-65 years who are not working, with the last level of
education, namely SMA/SMK.

Keywords: Elderly, Stress


References : 40 (2014-2022)

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
SKRIPSI....................................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
ABSTRAK.............................................................................................................vii
ABSTRACT.........................................................................................................viii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
DAFTAR BAGAN..................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................4
1. Tujuan Umum......................................................................................4
2. Tujuan Khusus.....................................................................................4
D. Manfaat Penelitian..................................................................................5
E. Bidang Ilmu.............................................................................................6
F. Keaslian Penelitian..................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................8
A. Landasan Teori........................................................................................8
1. Tinjauan Umum Lansia.......................................................................8
2. Tinjauan Umum Tingkat Stres..........................................................10
B. Kerangka Teori......................................................................................18
C. Variabel Penelitian................................................................................18
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................19

ix
A. Desain penelitian...................................................................................19
B. Populasi dan Sampel Penelitian............................................................20
C. Defenisi Operasional.............................................................................21
D. Tempat Penelitian.................................................................................21
E. Waktu Penelitian...................................................................................22
F. Etika Penelitian......................................................................................22
G. Alat Pengumpulan Data........................................................................23
H. Prosedur Pengumpulan Data.................................................................23
I. Rencana Analisis Data............................................................................25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................27
A. Hasil Penelitian.....................................................................................27
1. Karakteristik Responden...................................................................27
2. Gambaran Tingkat stres responden...................................................28
B. Pembahasan...........................................................................................30
C. Keterbatasan penelitian.........................................................................37
BAB V PENUTUP................................................................................................38
A. Kesimpulan...........................................................................................38
B. Saran......................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................40
LAMPIRAN...........................................................................................................42

x
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian.................................................................................6
Tabel 3. 1 Defenisi Operasional.............................................................................21
Tabel 4. 1 Karakteristik Responden (n=52)...........................................................27
Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi DASS...................................................................29
Tabel 4. 3 Crosstabs berdasarkan tingkat stress dengan karakteristik responden..29

xi
DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 1 kerangka teori...................................................................................18

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian


Lampiran 2 Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3 Surat Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian (Identitas Responden)
Lampiran 5 Kuesioner Penelitian DASS
Lampiran 6 Master Tabel
Lampiran 7 Hasil Pengolahan Data
Lampiran 8 Rekomendasi Ijin Penelitian LPPM
Lampiran 9 Izin Penelitian Gubernur Sulsel
Lampiran 10 Izin Penelitian Walikota Makassar
Lampiran 11 Izin Penelitian Dinas kesehatan Kota Makassar
Lampiran 12 Riwayat Hidup Peneliti
Lampiran 13 Selesai Penelitian
Lampiran 14 Dokumentasi

xiii
DAFTAR SINGKATAN

SINGKATAN Nama Pemakaian Pertama


Kali pada Halaman
BPS Badan Pusat Statistik 1
KEMENKES Kementerian Kesehatan 2
RW Rukun Warga 4

WHO World Health 8


Organization

DASS Depression Anxiety 17


Stress Scale

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Fatmah (2020), lanjut usia adalah suatu proses menua yang

terjadi seiring bertambahnya usia individu, ditandai dengan menurunnya

fungsi organ-organ seperti otak, jantung, hati dan ginjal, serta meningkatnya

hilangnya jaringan aktif tubuh. bentuk otot tubuh. Disfungsi organ disebabkan

oleh menurunnya jumlah dan kapasitas sel-sel tubuh, sehingga kemampuan

jaringan tubuh dalam mempertahankan fungsi normalnya hilang, sehingga

tidak dapat bertahan dari infeksi dan memperbaiki kerusakan yang


(A’la dkk., 2021).
ditimbulkan

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) (2020), 8% populasi

lansia atau sekitar 142 juta orang tinggal di kawasan Asia Tenggara. Pada

tahun 2050, populasi lansia akan meningkat sekitar 3 kali lipat dari tahun ini.

Sedangkan pada tahun 2010 terdapat sekitar 5.300.000 (7,4%) lansia dari total

penduduk, pada tahun 2020 terdapat 24.000.000 (9,77%) lansia dari total

penduduk, dan pada tahun 2030 jumlah lansia diperkirakan sebesar 2010.
(A’la dkk., 2021)
28.000.000. (11,34%) dari total penduduk .

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk pada

September 2020 sebanyak 270,20 juta jiwa berdasarkan sinkronisasi sensus

2020, sedangkan hasil yang dipublikasikan Kementerian Dalam Negeri per

Desember 2020 sebanyak 271,35 juta jiwa orang . Menurut Kementerian

Kesehatan RI, laju pertumbuhan penduduk lanjut usia pada tahun 2019 hingga

1
2

tahun 2024 akan masuk dalam kategori masyarakat lanjut usia dengan jumlah

lansia ≥ 7% dari total penduduk, dan akan masuk dalam kategori Super

Aging Society. . pada tahun 2045. jumlah penduduk lanjut usia ≥ 21 dari total

penduduk (Eswanti & Sunarno, 2022). Saat ini jumlah penduduk Sulawesi

Selatan menunjukkan bahwa pada tahun 2020 jumlah lansia sekitar 0,92 juta

jiwa atau 10,20%. Kabupaten Gowa menduduki peringkat ke-17 dengan

jumlah penduduk lanjut usia terbanyak dari 24 kabupaten/kota di Sulawesi

Selatan dengan jumlah 9,41% jiwa (Syam, 2022).

Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia secara tiba-tiba

menimbulkan berbagai permasalahan sosial, ekonomi, budaya maupun

kesehatan. Beragamnya permasalahan kesehatan pada lansia dan

ketidakmampuan lansia dalam mengatasi permasalahan kesehatan tersebut

memicu stres hingga gangguan psikologis. Faktor yang mempengaruhi stres

pada lansia antara lain faktor internal dan eksternal. Faktor internal

merupakan sumber stres yang timbul dari dalam diri seseorang, seperti

penyakit dan konflik. Faktor eksternal merupakan sumber stres yang berasal

dari luar diri seseorang, seperti keluarga dan lingkungan (Lilis et al., 2022).

Lansia yang tahap kehidupan lanjutnya ditandai dengan melemahnya

kemampuan organisme dalam beradaptasi terhadap tekanan lingkungan dan

ketidakmampuan menjaga keseimbangan organisme dalam kaitannya dengan

kondisi stres fisiologis. Orang lanjut usia yang mengalami stres emosional,

seperti khawatir akan masalah yang tidak jelas, kelelahan, bangun tidur, mual,

lelah, atau detak jantung, menurunkan kualitas tidurnya. Lansia yang


3

mengalami stres mempunyai kualitas tidur yang buruk, depresi dan kecemasan

sering kali mengganggu tidur (Dahroni et al., 2019).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Selo dkk. (2017) menunjukkan

bahwa mayoritas (40,7%) lansia yang tinggal di panti jompo Pangesti Lawang

mengalami stres sedang, sedangkan mayoritas (47,6%) lansia yang tinggal di

luar panti Pangesti Lawang panti jompo tidak mengalami stres. Hal ini

disebabkan karena lansia tidak tinggal bersama keluarganya, sehingga lansia

dapat merasa kesepian dalam hidupnya dan tidak ada orang yang memberikan

semangat. Secara umum, stres jangka panjang dapat menyebabkan kecemasan,

ketakutan, tekanan, kehilangan rasa aman, harga diri terganggu, gelisah,

keringat dingin, jantung berdebar-debar, pusing, kesulitan atau keinginan

makan, dan gangguan tidur. Kecemasan yang serius dan berkepanjangan

menurunkan kemampuan dan efisiensi seseorang dalam menjalankan aktivitas

hidupnya dan pada akhirnya dapat menimbulkan berbagai gangguan jiwa.

(Kaunang et al., 2019)

Penelitian ini didapatkan hasil dengan tingkat stres pada lansia

menunjukkan sebanyak (81,6%) responden berada pada kategori stres sedang,

pada tingkat stres berat dengan persentase (11,5%) dan pada tingkat stres

ringan dengan persentase (6,9%). Menurut asumsi peneliti, banyaknya tingkat

stres pada lansia dengan kategori sedang dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Mayoritas responden belum mampu mengontrol dirinya dan belum

mendapatkan perhatian atau dukungan yang cukup dari keluarga terdekat.

Faktor yang timbul dalam memunculkan gangguan stres berat masih banyak
4

timbul di diri responden, maka responden belum dapat menurunkan hal itu

dengan maksimal (Wijaya et al., 2023)

Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh penulis di Puskesmas

Antang Kota Makassar pada bulan Juni 2023 terdapat 52 orang Lansia (31

Laki-laki dan 21 Perempuan). Dari hasil wawancara dan observasi 5 orang

lansia didapatkan di lapang bahwa faktor penyebab stres pada lansia yaitu di

sebabkan karna sulit bergerak dan mudah marah karna sesuatu mengganggu,

berdasarkan data di atas maka peneliti tertarik mengangkat judul “Gambaran

tingkat stres pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Antang Kota Makassar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena dari uraian latar belakang diatas maka peneliti

tertarik untuk meneliti mengenai “Gambaran Tingkat Stres pada Lansia di

Wilayah Kerja Puskesmas Antang Kota Makassar”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah diketahui Gambaran Tingkat

Stres pada lansia di RW 6 Lasuloro Wilayah Kerja Puskesmas Antang

Kota Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya karakteristik lansia di RW 6 Lasoloro wilayah kerja

Puskesmas Antang.
5

b. Diketahuinya gambaran tingkat stres pada lansia di RW 6 Lasuloro

wilayah kerja Puskesmas Antang Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti untuk

menjelaskan tentang proses apa saja dalam penelitian ini kepada calon

responden.

Mengimplementasikan teori dan ilmu yang telah didapatkan selama dalam

perkuliahan dalam bidang Kesehatan pada umunya, serta mempelajari

ilmu keperawatan gerontik pada khususnya.

2. Manfaat praktis

Sebagai bahan masukan atau informasi kepada pihak yang terkait seperti

Dinas Kesehatan, Puskesmas Antang untuk mengevaluasi dan

meningkatkan pengetahuan lansia tentang pentingnya menghindari stres

dan mengatur tidur dengan baik.

3. Manfaat bagi institusi

Bagi institusi pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi khususnya memperluas pengetahuan lansia dan

serta referensi bagi peneliti selanjutnya.


6

E. Bidang Ilmu
Bidang atau peminatan ilmu yang sesuai dengan penelitian yang akan

dilakukan ini adalah Keperawatan Gerontik yang salah satunya membahas

tentang “Gambaran Tingkat Stres pada Lansia”.

F. Keaslian Penelitian
Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian

Nama Tahun Variabel Desain Hasil Penelitian Perbedaan


Peneliti Peneli Yang Peneliti penelitian
tian Diteliti an sebelumnya
Gambaran
Lilis, Tahun Kuantita umur yang paling rendah Perbedaan
Tingkat stes
Dyah 2022 tif adalah 60 tahun dan yang pada
pada lansia
putri dengan paling menonjol adalah 84 penelitian
Aryati menggu tahun dengan rata-rata umur sekarang
nakan 70,46 tahun. Dilihat dari yaitu: tempat
metode atribut jenis kelamin, terlihat penelitian
deskripti bahwa sebagian besar dan jumlah
f responden berjenis kelamin sampel
perempuan, yaitu 24 orang
(52,2%). Mengingat kualitas
instruktif, terlihat bahwa
mayoritas responden dalam
ulasan ini tidak bersekolah dan
hanya lulus dari sekolah dasar.
Ada 14 (30,4%) tidak
bersekolah, 14 (30,4%) SD.

Gambaran
Vindy Tahun Penelitia menunjukkan bahwa dari 51 Perbedaan
Tingkat stres
Dortje 2019 n Survei orang tua dalam tinjauan ini, pada
pada lansia
Kaunang, Deskript 47 orang (92,2%) mengalami penelitian
Andi if tekanan aktual yang lembut. sekarang
Buanasar Investigasi ini juga yaitu tahun
7

i, Vandri menemukan bahwa dari 51 penelitian


Kallo lansia dalam ulasan ini, 43 dan jumlah
lansia (84,3%) mengalami sampel
tekanan mental ringan.

Chandra 2023 Gambaran Kuantita Efek samping dari perasaan Perbedaan


Wijaya tingkat stres tif cemas didapatkan pada pada
pada lansia memaka sebagian besar responden yaitu penelitian
i 71 responden yang memiliki sekarang
pendeka perasaan cemas sedang yaitu: tempat
tan (40,7%), sedangkan 6 penelitian
deskripti responden memiliki perasaan
f cemas ringan (6,9%) dan 10
responden memiliki perasaan
cemas tinggi. 11,5%).

T ABEL 2. 1 K EASLIAN P ENELITIAN


1. Penelitian Saat ini

No. Judul Nama Variabel Penelitian Desain Penelitian Hasil


Peneliti Penelitia Penelitian
n

1. Gambaran Badawi Variabel (Univariat) penelitian ini adalah


tingkat stres Ohoirenan yaitu: tingkat stres penelitian kuantitatif
pada lansia pada lansia dengan pendekatan
deskriptif

TABEL 2. 2 KEASLIAN PENELITIAN SAAT INI


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Tinjauan Umum Lansia

a. Definisi Lansia
Lansia atau menua menurut Untari (2018:1), adalah suatu

keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Menua merupakan

proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu,

tetapi dimulai sejak permulaan hidup. Menjadi tua merupakan proses

alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya,

yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda baik secara

biologis, maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami

kemunduran, misalnya kemunduran fisik, yang ditandai dengan kulit

mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang

jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan figur tubuh

yang tidak proporsional (Putri et al., 2019).

b. Klasifikasi Lansia

Klasifikasi lansia menurut WHO Usia pertengahan/middle age

yaitu kelompok usia 45-54 tahun, lansia/elderly yaitu kelompok usia

55-65 tahun, lansia muda/Young old yaitu kelompok usia 66-74 tahun,

lansia tua/old yaitu kelompok usia 75-90 tahun, lansia sangat tua/Very

old yaitu kelompok usia lebih dari 90 tahun (Sova et al., 2023).

8
9

c. Proses Menua

Proses menua salah satu siklus hidup hilangnya secara perlahan

kemampuan jaringan tubuh untuk mempertahankan struktur dan fungsi

normal yang dialami oleh setiap manusia Sadondang dan Komalasari

dalam (Journal & Lansia, 2023). Menurut Yudiansyah (2017)

bertambahnya usia akan menyebabkan lansia mengalami perubahan.

Secara umum perubahan yang terjadi pada lansia meliputi perubahan

fisik, perubahan kognitif, perubahan emosi, perubahan psikososial,

sistem sensorik, dan sistem muskuloskeletal. Adanya Perubahan

fisiologis pada sistem muskuloskeletal meliputi penurunan kekuatan

otot, penurunan fleksibilitas, penurunan elastisitas dan penurunan

kekuatan gerak sendi yang dapat meningkatkan risiko jatuh pada

lansia. Kurangnya aktivitas menjadi faktor utama yang menyebabkan

hal tersebut. Aktivitas fisik salah satu faktor yang menentukan

komposisi tubuh, seperti halnya kelenturan keseimbangan untuk

melakukan aktivitas fungsional sepanjang hidup (Bintang et al., 2020).

d. Perubahan yang Terjadi pada Lansia

Menurut Munandar (2019) Individu yang memasuki masa lanjut

usia menghadapi berbagai perubahan, baik masalah fisik maupun

masalah psikis. Masa lansia ditandai dengan perubahan yang dialami

antara lain tumbuhnya uban, kulit yang mulai keriput, berat badan

menurun, tinggalnya gigi sehingga sulit makan. Selain itu, terdapat


10

pula perubahan-perubahan yang mempengaruhi kehidupan psikologis

lansia seperti perasaan dikucilkan, tidak lagi dibutuhkan, tidak

manusiawi untuk menerima kenyataan baru dan perubahan terkait

interaksi lansia dengan lingkungan sosial (Muqorobin & Kartin, 2022).

Perubahan yang dihadapi lansia dapat mempengaruhi kehidupan

sehari-hari, baik kehidupan dirumah maupun dalam kehidupan sosial

bermasyarakat. Lansia terkadang tidak mampu atau belum siap

menghadapi masa tua dengan segala permasalahan yang dihadapi.

Perubahan yang terjadi pada lansia menuntut lansia untuk dapat

menyesuaikan diri mengikuti perkembangannya. Perubahan yang

terjadi pada lansia menuntut lansia untuk dapat menyesuaikan diri

dengan tugas-tugas yang mengikuti perkembangannya. Salah satu hal

yang harus dimiliki agar lansia dapat menyesuaikan diri adalah

kemampuan menerima diri dan lingkungan dengan baik (Muqorobin &

Kartin, 2022).

2. Tinjauan Umum Tingkat Stres

a. Definisi Stres

Stres adalah respons individu terhadap perubahan situasi atau

situasi yang mengancam. Ini dapat dilihat sebagai reaksi pribadi

terhadap kejadian/permintaan eksternal seperti menulis ujian atau

keadaan pikiran internal seperti mengkhawatirkan ujian. Fakta yang

menarik adalah bahwa stres cenderung meningkat pada saat tidak

mampu mengatasi situasi tidak menyenangkan yang dihadapi


11

seseorang. Stres merupakan suatu tanggapan atau reaksi tubuh

terhadap berbagai tuntutan atau beban yang bersifat non spesifik. Stres

ialah faktor pencetus, penyebab, sekaligus akibat dari suatu gangguan

penyakit. Stres digambarkan sebagai kerusakan yang terjadi pada

tubuh tanpa memedulikan apakah penyebab stres tersebut positif atau

negatif. Apabila stres berlebih akan mengakibatkan suatu gangguan

dan berubah menjadi faktor penyebab penyakit. Stres dapat membantu

seseorang untuk lebih waspada terhadap gangguan yang dapat terjadi

suatu waktu (Kaunang et al., 2019).

b. Faktor penyebab stres

Banyak faktor baik dari dalam maupun luar yang dapat membuat

stres pada kehidupan individu. Dalam beberapa kasus, peristiwa-

peristiwa yang eks trim seperti perang, kecelakaan, dan lainnya dapat

menyebabkan stres. Sementara dalam kejadian sehari-hari, kondisi

kesehatan fisik baik dari luar maupun dalam pada diri individu serta

lain sebagainya juga berpotensi dalam mengakibatkan stres. Berikut ini

merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi stres (Kirana, 2022),

yaitu:

1) Faktor lingkungan

Stres timbul dikarenakan suatu stimulus yang menjadi semakin

berat serta berkepanjangan, yang berakibat individu tidak lagi

mampu untuk menghadapinya. Faktor lingkungan yang dimaksud

yaitu lingkungan keluarga seperti: perekonomian dalam keluarga


12

yang tidak memadai antara pendapatan dan pengeluaran tidak

sama. lingkungan fisik seperti: kebisingan, suhu yang terlalu panas,

kesesakan, dan angin badai. Lingkungan kerja seperti: tidak

tersedianya lapangan kerja, dikarenakan adanya pandemi (Muslim,

2020).

2) Faktor kognitif

Lazarus percaya bahwa stres pada individu tergantung pada

bagaimana mereka membuat penilaian secara kognitif serta

menginterpretasikan suatu Masalah. Penilaian kognitif adalah kata

yang digunakan oleh Lazarus untuk mendeskripsikan nilai

interpretasi individu terhadap kejadian-kejadian pada hidup mereka

menjadi suatu yang berbahaya, mengancam, atau menantang

(penilaian primer) serta keyakinan mereka apakah mereka memiliki

kemampuan untuk menghadapi suatu masalah menggunakan

efektif (evaluasi sekunder) strategi “pendekatan” umumnya lebih

baik daripada strategi “menghindar”.

3) Faktor kepribadian

Pemilihan strategi dalam mengatasi persoalan yang digunakan oleh

individu ditentukan dengan ciri kepribadian seperti kepribadian

optimis dan pesimis. Menurut carver, C.S., Scheier, M. F., dan

Weintraub, (1989) individu yang memiliki kepribadian optimis

lebih cenderung menggunakan strategi untuk mengatasi persoalan

yang berorientasi pada persoalan yang dihadapi. Individu yang


13

memiliki rasa optimis yang tinggi lebih mengasosiasikan dengan

penggunaan strategi koping yang efektif. Sebaliknya individu yang

pesimis cenderung bereaksi dalam menggunakan perasaan negatif

terhadap situasi yang menekan menggunakan cara menjauhkan diri

dari persoalan dan cenderung menyalahkan diri sendiri.

4) Faktor sosial-budaya

Akulturasi (perpaduan dua budaya) mengacu pada perubahan

kebudayaan yang berakibat dari kontak yang sifatnya terus

menerus antara 2 kelompok kebudayaan yang tidak berbeda. Stres

akulturasi merupakan konsekuensi negatif dari akulturasi. Anggota

kelompok etnis minoritas sepanjang sejarah telah mengalami

perubahan perilaku, permusuhan, prasangka, serta ketiadaan

dukungan yang efektif selama krisis, yang dapat menimbulkan

pengucilan, isolasi sosial, serta meningkatnya stres. Kemiskinan

juga dapat mengakibatkan stres yang berat bagi individu serta

keluarga. Kondisi kehidupan yang kronis, seperti pemukiman yang

kurang memadai, lingkungan yang berbahaya, tanggung jawab

yang berat, dan ketidakpastian keadaan ekonomi ialah stresor yang

kuat pada kehidupan masyarakat yang miskin. Kemiskinan

terutama dirasakan pada kalangan individu yang berasal dari etnis

minoritas serta keluarganya.


14

c. Jenis-jenis stres

Stres terbagi menjadi dua, yaitu stres yang merugikan atau

merusak disebut kesusahan dan stres yang bermanfaat atau

membangun disebut eustres :

1) Eustres adalah stres yang menghasilkan respons individu yaitu

sehat, positif dan konstruktif. Respons positif tidak hanya itu

dirasakan oleh individu tetapi juga dirasakan oleh lingkungan

individu, seperti pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan

beradaptasi dan tingkat kinerja yang tinggi.

2) Kesusahan Distres adalah stres yang merupakan kebalikan dari

eustres, yaitu tidak sehat, negatif, dan destruktif. Ini termasuk

konsekuensi individu maupun organisasi seperti tingkat

ketidakhadiran atau (ketidakhadiran) tinggi, sulit

berkonsentrasi, sulit menerima hasil yang diperoleh Safaria &

Saputra (2018) dalam (Dewi, 2018).

d. Tingkat stres

1) Stres Ringan Adalah stres yang dihadapi secara rutin, biasanya

dirasakan setiap hari individu, misalnya lupa, banyak tidur,

macet dan kritikan. Dalam fase Dalam hal ini, seseorang

mengalami peningkatan kesadaran dan bidang persepsi. Stres

ini berlangsung beberapa menit atau jam dan tidak

menyebabkan penyakit. Kecuali bila dihadapi terus menerus.


15

2) Stres Sedang Adalah stres yang berlangsung lebih lama dari

beberapa jam hingga berhari-hari. Fase ini ditandai dengan

kewaspadaan, fokus pada indra penglihatan dan pendengaran,

peningkatan ketegangan dalam toleransi dan batas kemampuan

menghadapi situasi yang dapat mempengaruhi dirinya. Contoh

stres sedang dihadapi siswa, perselisihan antar teman, tugas

yang mana berlebihan, mengharapkan liburan, dan masalah

keluarga.

3) Stres Berat Ini adalah stres yang berlangsung berminggu-

minggu hingga bertahun-tahun. Lebih semakin sering dan lama

situasi stres, semakin tinggi risiko kesehatannya dihasilkan.

Pada tahap ini individu tidak mampu menggunakan koping

adaptif, tidak mampu mengontrol aktivitas fisik dalam jangka

panjang lama dan tidak fokus pada satu hal terutama di

memecahkan masalah (Lidia et al., 2018).

e. Gejala stres

Stres mempunyai dua gejala, yaitu gejala fisik maupun psikis

(Kirana, 2022):

1) Gejala Stres secara fisik berupa jantung berdetak lebih cepat,

nafas menjadi cepat dan terengah-engah, mulut kering, lutut

gemetar, suara serak, perut melilit, nyeri kepala berat,

berkeringat dengan jumlah banyak. Tangan basah, mudah lelah

tanpa alasan, mudah kegerahan, otot tegang.


16

2) Keadaan stres dapat mempengaruhi orang lain seperti, cemas,

resah, gelisah, jengkel, depresi, sedih, curiga, bingung, agresif,

mudah marah, dan panik.

f. Tahapan stres

Menurut Hawari (2017) dikutip (Kirana, 2022), menjelaskan

tahapan stres sebagai berikut :

1. Stres tahap pertama (ringan), yaitu stres yang dipengaruhi

dengan perasaan nafsu bekerja yang berlebihan, mampu untuk

menyelesaikan pekerjaan tanpa memperhitungkan tenaga yang

dikeluarkan dan penglihatan berubah tajam.

2. Stres tahap kedua, yaitu stres yang diikuti dengan keluhan,

seperti bangun pagi dengan keadaan lelah dan kurang fit, cepat

lelah saat melakukan suatu kegiatan, jantung berdebar, perut

tidak nyaman, dan punggung tegang. Hal ini dikarenakan

jumlah pekerjaan dengan tenaga yang dimiliki tidak sesuai

kemampuan menyebabkan cadangan tenaga yang dimiliki juga

tidak dapat membantu dalam menyelesaikan suatu kegiatan.

3. Stres tahap ketiga, yaitu stres dengan keluhan seperti otot

semakin menegang, emosional, insomnia, mudah terjaga,

koordinasi tubuh terganggu.

4. Stres tahap keempat, yaitu tahapan stres dengan keluhan,

seperti tidak mampu bekerja sepanjang hari, konsentrasi dan

daya ingat menurun, serta muncul ketakutan dan kecemasan.


17

5. Stres tahap kelima, yaitu tahapan stres yang ditandai dengan

kelelahan fisik dan mental, tidak mampu dalam menyelesaikan

suatu pekerjaan, gangguan pencernaan berat, meningkatnya

rasa takut, bingung, dan panik.

6. Stres tahap keenam, yaitu dengan munculnya tanda seperti,

jantung berdebar lebih keras, sesak napas, badan gemetar,

berkeringat dingin, serta pingsan.

g. Metode pengukuran tingkat stres

Depression Anxiety Stress Scale adalah salah satu alat

subyektif yang dibentuk untuk mengukur status emosional dari

depresi, kecemasan, dan stres. DASS terdiri dari 42 item yang

masing-masing dimensi terdiri dari 14 pertanyaan. Pertanyaan dari

DASS yang berisi indikator stres ada pada angka 1-14 dengan

keterangan sebagai berikut:

1. Sulit rileks (pada nomor 1, 2, 3)

2. Gugup (pada nomor 4, 5)

3. Mudah marah / gelisah (6, 7, 8)

4. Mudah tersinggung / sensitif (pada nomor 10, 11)

5. Tidak sabaran (12, 13, 14) (Noviani, 2018)


18

B. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah gambaran atau batasan teori tentang teori- teori

yang digunakan sebagai landasan atau dasar masalah penelitian. Dengan

demikian, bahwa dapat memberikan kerangka pemikiran bagi peneliti dan

memberikan dasar yang kuat dalam menjelaskan hubungan antar variabel

(Amalia & Fitriani, 2021).

Faktor Faktor Faktor Faktor sosial


Linkungan Kepribadian Kognitif budaya

Stress pada lansia

Stress Stress sedang Stress para Stress sangat para


ringan

Bagan 2. 1 kerangka teori


Sumber : (Muslim,2020)

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu gambaran

tingkat stres pada lansia.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan pendekatan metode Deskriptif yang dimanah bertujuan

untuk mengetahui Gambaran Tingkat Stress pada Lansia. Pengukuran variabel

dilakukan pada suatu saat, yakni subjek diobservasi dan dilakukan pengukuran

pada waktu yang sama. Metode penelitian deskriptif yakni penelitian dimanah

jenis penelitian mencakup dari melihat gambaran maupun fenomena yang

terjadi pada populasi yang diperlukan (Musturoh & Anggita T, 2018). Teknik

pemilihan sampel yang dipakai pada penelitian purposive sampling memiliki

kriteria yang ditetapkan adalah lansia usia 60-75 tahun, Lansia yang bersedia

menandatangani informed consent. Sampel didapatkan sebanyak 52

responden. Uji validitas sebelumnya sudah dilakukan di RS Advent Manado.

Peneliti tidak melakukan uji validitas, karena DASS sudah berstandar r tabel

0.3610. Uji validitas yang dilakukan Evi & Evelyn (2020) menggunakan cara

korelasi dengan hasil valid.

Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner dengan 2

tipe. Kuesioner berisi data demografi responden yang mencakup umur, nama,

Pendidikan terakhir, jenis kelamin, pekerjaan. Kuesioner DASS yang

merupakan pengukuran tingkat stres berisi 14 pertanyaan dengan skala likert

dengan penilaian 0 “Tidak ada”, 1 “Terkadang”, 2 “Sering”, 3 “Sangat

19
20

sering”. Kemudian hasil penilaian kuesioner di kategorikan dengan Skor 0-14

“Normal”, Skor 15-18 “Ringan”, Skor 19-25 “Sedang”, Skor 26-33 “Berat”,

Skor lebih besar 34 “Sangat Berat”. Peneliti ini menggunakan analisa data

tunggal dengan variabel tingkat stres pada lanjut usia. Kemudian data yang di

dapatkan di olah menggunakan aplikasi SPSS 25 dan di susun menjadi laporan

penelitian.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh lansia yang tinggal di RW VI

Lasuloro wilayah kerja Puskesmas Antang Kota Makassar yang

berjumlah 52 orang.

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah seluruh Lansia di RW VI Lasuloro

Wilayah Kerja Puskesmas Antang Kota Makassar dengan menggunakan

Teknik total sampling yaitu 52 orang lansia.

3. Kriteria Sampel.

a. Kriteria Inklusi:

1) Lansia yang berada di RW 6 Lasuloro wilayah kerja Puskesmas

Antang.

2) Lansia dengan klasifikasi rentang umur 55-90 tahun.

3) Lansia yang bersedia menjadi responden.

b. Kriteria Eksklusif:

1) Lansia yang mengalami gangguan jiwa.


21

2) Lansia yang tidak bisa berbicara.

4. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu teknik total sampling dimanah teknik pengambilan sampel di mana

jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiono, 2007). Alasan

mengambil total sampling karena menurut Sugiono (2007) jumlah

populasi yang kurang dari 100 seluru populasi dijadikan sampel

penelitian

C. Definisi Operasional

Tabel 3. 1 Definisi Operasional


Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Skala

Ukur Ukur

Gambara Tingkat stres merupakan hasil Kuesioner mengukur Ordinal


n tingkat penilaian terhadap berat tingkat stress stress
stress ringannya stres yang dialami DASS 42 dengan
pada seseorang selama seminggu Nomor ketentuan:
lansia dengan melihat aspek tingkat stress 0: tidak
fisiologis, psikologis dan 1,6,8,11,12,1 pernah
tingkah laku. 4,18,22,27,29 1: kadang-
,32,33,35,39. kadang
2: sering
3: selalu

D. Tempat Penelitian

Lokasi pada penelitian ini adalah RW 6 Lasuloro wilayah kerja

Puskesmas Antang Kota Makassar.


22

E. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan Juni-Juli 2023 di RW 6 Lasuloro,

Wilayah Kerja Puskesmas Antang Kota Makassar.

F. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu mendapatkan adanya

rekomendasi dari institusinya atau pihak lain dengan mengajukan permohonan

izin kepada institusi tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan barulah

melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi:

1) Informed consent

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti

disertai judul penelitian dan manfaat penelitian, bila subjek menolak

maka peneliti tidak memaksa dan menghormati hak-hak subjek.

2) Anonymity

Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama

responden tetapi hanya inisial.

3) Confidentiality

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian


(Hidayat & Hayati, 2019)
.
23

G. Alat Pengumpulan Data

Menurut Subandi, Anubhakti, & Vallendito, (2017), Pengumpulan data

dalam proses penelitian survei merupakan suatu kegiatan yang sangat penting

untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan

penelitian (de Galiza Barbosa et al., 2022). Pengumpulan data membutuhkan

suatu instrumen. Instrumen pengumpulan data adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari responden. Salah

satu instrumen pengumpulan data adalah kuesioner. Kuesioner adalah suatu

instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalam jumlah yang besar (Ismail & AlBahri, 2019).

Adapun kategori interpretasi data yang digunakan adalah sebagai

berikut:

1. Pilihan jawaban: selalu (3), sering(2), kadang-kadang (1), dan tidak

pernah (0).

2. Umur: 55-65 tahun (1), 66-74 tahun (2), 75-90 tahun(3).

3. Jenis kelamin: Laki-laki (1), perempuan (2).

4. Pendidikan: tidak sekolah (0), SD (1), SMP (2), SMA/SMK (3), S1 (4)

5. Pekerjaan: Bekerja (1), tidak bekerja (0).

H. Prosedur Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data yang digunakan menggunakan kuesioner yang berisikan

pertanyaan yang akan dijawab oleh responden. Data primer diperoleh


24

dengan menggunakan daftar pertanyaan berupa kuesioner untuk 52

responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari tempat penelitian yang akan di ambil

yaitu kuesioner yang telah diisi oleh responden yang ada di RW 6

Lasuloro Wilayah kerja Puskesmas Antang Kota Makassar.

Adapun langkah dalam pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah:

1. Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Antang Kec. Manggala

Kota Makassar.

2. Menentukan responden yang memenuhi kriteria inklusi baik

kelompok kontrol maupun kelompok kasus sesuai dengan teknik

pengambilan sampel.

3. Meminta kesediaan responden yang telah menjadi sampel dengan

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian terlebih dahulu.

4. Meminta dengan sukarela kepada responden untuk

menandatangani lembar informed consent.

5. Setelah responden setuju peneliti membagikan kuesioner dan

menjelaskan cara pengisian kepada responden untuk diisi

selanjutnya diikuti dengan tindakan observasi yang dilakukan oleh

peneliti.

6. Hasil kuesioner dan observasi yang telah dikumpulkan peneliti,

kemudian dilakukan perhitungan dan analisa.


25

I. Rencana Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode statistik yang digunakan untuk

menganalisis data yaitu:

1. Analisa Univariat

Analisis univariat akan dilakukan pada setiap variabel dari hasil

penelitian. Analisis ini bertujuan untuk menghasilkan distribusi

frekuensi dan persentase dari setiap variabel yang diteliti dilakukan

dengan menggunakan program SPSS versi 25.

Di bawah ini merupakan langkah-langkah proses pengolahan

data antara lain:

a) Editing: Tahap ini melakukan pemeriksaan kelengkapan

jawaban responden dalam kuesioner yang telah diperoleh

dengan tujuan agar data yang dimaksud dapat diolah secara

benar.

b) Coding: Tahap ini peneliti merubah jawaban responden yang

telah diperoleh menjadi bentuk angka yang berhubungan

dengan variabel peneliti sebagai kode pada peneliti.

c) Skoring: Tahap ini peneliti menghitung skor yang telah

diperoleh setiap responden berdasarkan jawaban atas

pertanyaan yang diajukan peneliti.

d) Tabulating: Tahap ini peneliti memasukkan hasil penghitungan

ke dalam bentuk tabel dan melihat presentasi dari jawaban

pengelolaan data dengan menggunakan komputerisasi.


26

e) Analisa: Data dilakukan terhadap kuesioner, untuk melihat

adanya Gambaran pada variabel.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di puskesmas Antanng Kota Makssar.

1. keadaan geografis Puskesmas Antang

Puskesmas Antang Kota Makassar berdiri sejak tahun 1977 merupakan

puskemas Pustu yang berlokasi di jalan Antang Raya dengan status aset

pemerintah daerah, kemudian tahun 1979 dibangunlah Puskesmas Antang

yang berlokasi di jalan Antang Raya No. 43 kelurahan Antang,

Kecamatan Antang Kota Makassar.

Setelah pemerintah Kota Makassar melakukan pemakaran wilayah, maka

ditahun 2018 wilayah kerja Puskesmas Antang menjadi dua kelurahan

karena data kelurahan Bitoa belum masuk Pusdatin sehingga data

penduduk Kelurahan Bitoa masi menyatu pada kelurahan Antang.

Wilayah kerja Puskesmas Antang terdiri atas dua kelurahan 13 ORW dan

64 ORT dengan luas wilayah 3,94 km/segi dengan batas wilayah sebagai

berikut:

a. Sebelah timur :Berbatasan dengan Kel. Manggala

b. Sebelah selatan :Berbatasan dengan Kel. Mangkala

c. Sebelah barat :Berbatasan dengan Kel. Borong

d. Sebelah utara :Berbatasan dengan Kel. Tello dan Kecamatan

Biringkanaya

27
28

2. visi dan Misi Puskesmas Antang

a. Visi

Visi dari Puskesmas Antang adalah terwujudnya pelayanan Kesehatan

yang berkualitas di wilayah kerja Puskesmas Antang.

b. Misi

 Meningkatkan profesionalisme SDM dalam pelayanan kesehatan.

 Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai denagn

standar.

 Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

3. Motto Puskesmas Antang

Motto Puskesmas Antang adalah “sehat Untuk Semua”

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan dari tanggal 23 Juni – 30 Juli 2023 dengan

melibatkan 52 responden. Adapun hasilnya dapat dilihat sebagai berikut.

1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah berjumlah 59 orang. Karakteristik

responden pada penelitian ini berdasarkan pada jenis kelamin, umur,

pendidikan dan pekerjaan. Adapun karakteristik sebagai berikut:

Tabel 4. 1 Karakteristik Responden (n=52)

Kategori Frekuensi Presentasi (%)

Jenis kelamin
Laki-lak 19 36,5
Perempuan 33 63,5

Umur
29

55-65 32 61,5
66-74 13 25,0
75-90 7 13,5

Pendidikan
Tidak sekolah 3 5,8
SD 15 28,8
SMP 12 23,1
SMA/SMK 17 32,7
S1 5 9,6

Pekerjaan
Bekerja 9 17,3
Tidak Bekerja 43 82,7

Sumber: Data Primer, Juli 2023

Hasil tabel 4.1 tersebut bisa dilihat, distribusi responden berdasarkan

kategori jenis kelamin perempuan didapatkan frekuensi yang lebih besar

yaitu 33 (63,5%) responden daripada responden berjenis kelamin laki-laki

yang lebih rendah yaitu 19 (36,5) responden.

Distribusi karakteristik responden umur pada tabel 4.1 didapatkan

hasil kategori umur 55-65 tahun dengan frekuensi terbanyak sebanyak 32

(61,5%) responden, umur 66-74 tahun sejumlah 13 (25,0%) dan pada

umur 75-90 tahun menunjukkan frekuensi sebanyak 7 (13,5%) responden.

Distribusi karakteristik responden berdasarkan pendidikan pada

tabel 4.1 tersebut didapatkan nilai frekuensi tertinggi yakni sejumlah 17

(32,7%) responden SMA/SMK, sementara Tidak Sekolah didapatkan

frekuensi dengan nilai terendah yaitu 3 (5,8%) responden. Frekuensi SD

sebanyak 15 (28,8%) responden, frekuensi SMP sebanyak 12 (23,1%)

responden dan frekuensi pada tingkat S1 menunjukkan nilai 5 (9,6%)

responden.
30

Distribusi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan pada

tabel 4.1 didapatkan frekuensi paling tinggi senilai 43 (82,7%) responden

tidak bekerja, dan nilai paling rendah senilai 9 (17,3%) responden bekerja.

2. Gambaran Tingkat stres responden

Responden ditetapkan sesuai kriteria inklusi dan eksklusif,

kemudian dilakukan tindakan/intervensi dengan membagikan kuesioner

untuk 52 responden untuk mengetahui apakah responden mengalami

tingkat stres normal, ringan, sedang, parah atau sangat parah. Adapun

hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi DASS


Tingkat Stress Frekuensi Persentase (%)
DASS
Normal 15 28,8
Ringan 8 15,4
Sedang 19 36,5
Para 9 17,3
Sangat Parah 1 1,9
Total 52 100,0
Sumber: Data Primer, Juli 2023

Hasil analisis dari tabel 4.2 bahwa distribusi responden berdasarkan

kategori kuesioner DASS menunjukkan tingkat stres sedang mempunyai

frekuensi tertinggi sebanyak 19 (15,4%) responden, sedangkan tingkat stres

sangat berat menunjukkan nilai frekuensi terendah dengan 1 (1,9%)

responden, Frekuensi tingkat stres para sebanyak 9 (17,3%) responden,


31

Frekuensi tingkat stres ringan sebanyak 8 (15,4%) responden, Frekuensi

tingkat stres normal sebanyak 15 (28,8%) responden.

Tabel 4. 3 Crosstabs berdasarkan tingkat stress dengan karakteristik responden


DASS
Normal Ringan Sedang Parah Sangat Total
Parah
N % N % N % N % N % N %
Jenis kelamin
Laki-laki 5 26,3 2 10,5 7 36,8 5 26,3 0 0,0 19 100,0
Perempuan 10 30.3 6 18,2 12 36,4 4 12,1 1 3,0 33 100,0
Total 15 28,8 8 15,4 19 36,5 9 17,3 1 1,9 52 100,0
Umur
55-65 9 28,1 6 18,8 12 37,5 4 12,5 1 3,1 32 100,0
66-74 4 30,8 2 15,4 6 46,2 1 7,7 0 0.0 13 100,0
74-90 2 28,6 0 0,0 1 14,3 4 57,1 0 0.0 7 100,0
Total 15 28,8 7 13,5 19 36,5 9 17,3 1 1,9 52 100,0
Tingkat
pendidikan
Tidak sekolah 1 33,3 0 0,0 2 66,7 0 100,0 0 0,0 3 100,0
SD 3 20,0 2 13,3 5 33,3 4 26,7 1 6,7 15 100,0
SMP 4 33,3 1 8,3 4 33,3 3 25,0 0 0,0 12 100,0
SMA/SMK 4 23,5 4 23,5 7 41,2 2 11,8 0 0,0 17 100,0
S1 3 60,0 1 20,0 1 20,0 0 0,0 0 0,0 5 100,0
Total 15 28,8 8 15,4 19 36,5 8 15,4 1 1,9 52 100,0
Pekerjaan
Bekerja 3 33,3 1 11,1 3 33,3 2 22,2 0 0,0 9 100,0
Tidak bekerja 12 27,9 7 16,3 16 37,2 7 16,3 1 2,3 43 100,0
Total 15 55,8 8 15,4 19 36,5 9 17,3 1 1,9 52 100,0
Sumber: Data Primer, Juli 2023

Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji crosstabs menunjukkan bahwa tingkat

stress berdasarkan jenis kelamin kategori sedang mayoritas dimiliki oleh

perempuan dengan 12 responden (36,4%), laki-laki 7 responden (36,8%),

Kategori ringan mayoritas perempuan 6 responden (18,2%), laki-laki 2

responden (10,5%), kategori normal mayoritas perempuan 10 responden

(30,3%), laki-laki 5 responden (26,3%), kategori parah laki-laki 5 responden


32

(26,3%), perempuan 4 responden (12,1%), sangat parah perempuan 1

responden (3,0%) laki-laki 0 responden (0,0%).

C. Pembahasan

1. Karakteristik responden

a. Karakteristik Jenis kelamin

Hasil distribusi karakteristik jenis kelamin, responden terbanyak

terdapat pada jenis kelamin perempuan sebanyak 33 responden dengan

frekuensi sebesar (63,5%) dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki

19 responden. Menurut Badan Pusat Statistik (2020) presentasi lansia

Indonesia meningkat sekitar dua kali lipat yakni menjadi 9,6% (25

juta-an) dimanah lansia perempuan satu persen lebih banyak dari lansia

laki-laki (10,10% berbanding 9.10%). Hasil penelitian ini selaras

dengan hasil penelitian Katuuk dan Mowor (2022) dimanah jenis

kelamin didapatkan perempuan lebih dominan dengan presentasi

55,6% hasil penelitian menunjukkan stres lebih dominan pada

perempuan dengan jumlah responden 30 lanjut usia. Karena sering

bertambahnya usia perempuan akan mengalami menopause dimanah

keadaan ini akan sangat mempengaruhi emosi yang ada pada

perempuan. Sedangkan penelitian dari (Anggraini & Yuniartika, 2023)

bahwa jenis kelamin perempuan lebih banyak yang mengalami stres

dibandingkan dengan laki-laki dengan presentase perempuan

berjumlah 27 (71.1%) dan laki-laki 11 38 responden (28.9%).


33

Pada penelitian yang dilakukan oleh Candra Wijayah (2023) frekuensi

yang lebih besar yaitu 74 (85,1%) responden perempuan daripada

responden berjenis kelamin laki-laki yang lebih rendah yaitu 13

(14,9%) responden. Mayoritas dalam penelitian ini yang mengalami

stres diperoleh memiliki jenis kelamin perempuan. Karena sering

bertambahnya usia perempuan akan mengalami menopause dimanah

keadaan ini akan sangat mempengaruhi emosi yang ada pada

perempuan. Teori menyebutkan bahwasanya jenis kelamin merupakan

faktor yang memberikan pengaruh kepada kualitas hidup. Kualitas

hidup perempuan dan laki-laki mempunyai perbedaan, yang mana

lelaki memiliki kecenderungan mempunyai kualitas hidup lebih positif

dibandingkan perempuan, hal tersebut disebabkan dasarnya lelaki akan

lebih produktif dibandingkan perempuan maka diharapkan mempunyai

kualitas hidup yang lebih baik pula (Mahanani, 2017).

Dari hasil penelitian dan beberapa teori yang telah dijelaskan di atas

sehingga peneliti dapat berasumsi bahwa peneliti sepakat dengan teori

yang sudah dipaparkan karena jenis kelamin laki-laki lebih produktif

dibandingkan perempuan.

b. Karakteristik Umur

Hasil dari analisis distribusi karakteristik umur, responden terbanyak

terdapat pada umur 55-65 tahun sebanyak 32 responden dengan

frekuensi sebesar (61,5%). Pada penelitian yang dilakukan oleh Candra

Wijayah (2023) kategori umur 60-65 tahun dengan frekuensi terbanyak


34

sebanyak 57 (65,5%) responden, sementara umur 66-70 tahun

sejumlah 17 (19,5%) responden, dan pada umur 71-75 tahun

menunjukkan frekuensi sebanyak 13 (14,9%) responden. Perihal

tersebut sejalan dengan penelitian (Mahanani, 2017) yang menyatakan

bahwasanya karakteristik usia yang memiliki risiko gagal jantung

yakni berusia 60 – 80 tahun. Penelitian Aprilia (2020) memberikan

kesimpulan umur merupakan faktor yang berkaitan pada Kondisi usia

lanjut usia, misal sifat, pengalaman, cara pandang, jenis kepribadian

bisa memberikan pengaruh untuk menghadapi stress. Menurut Muhith

dan Siyoto (2016) semakin lanjut usia seseorang maka akan

mengalami kemunduran terutama kemampuan fisik, yang dapat

mengakibatkan penurunan pada peran-peran sosialnya yang

mengakibatkan gangguan dalam mencakupi kebutuhan hidupnya dan

dapat meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan orang

lain. Kondisi lanjut usia dapat pula berpengaruh terhadap kondisi.

Semakin tua usia, maka penurunan fungsi fisik dan mental tentu saja

akan semakin besar risiko untuk terjadi stress. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Santoso dan Tjhinyang

menyatakan umur 64-75 tahun lebih banyak mengalami stres ringan

dan lansia yang berusia lebih dari 75 tahun lebih banyak mengalami

stres bera

Dari hasil penelitian dan beberapa teori yang telah dijelaskan diatas

sehingga peneliti dapat berasumsi bahwa kemungkinan besar umur


35

bisa menyebabkan gagal jantung disebabkan karena faktor terjadinya

stres, bertambah usia maka daya tahan tubuh lansia akan menurun,

stres sendiri akan berpengaruh pada lanjut usia.

c. Karakteristik Tingkat Pendidikan

Hasil analisis distribusi karakteristik responden berdasarkan tingkat

pendidikan menunjukkan 17 responden dengan frekuensi sebesar

(32,7%) berstatus SMA/SMK menjadi persentase terbanyak. Pada

penelitian yang dilakukan oleh candra wijayah (2023) nilai frekuensi

tertinggi yakni sejumlah 49 (56,3%) responden SD, sementara tingkat

S1 didapatkan frekuensi dengan nilai terendah yaitu 3 (3,4%)

responden. Frekuensi Tidak Sekolah sebanyak 25 (28,7%) responden,

frekuensi SMP sebanyak 5 (5,7%) responden dan frekuensi pada

tingkat SMA/sederajat menunjukkan nilai 5 (5,7%) responden.

Tingkat pendidikan yang di capai lanjut usia saat ini adalah cerminan

pendidikan zaman dahulu dimanah fasilitas pendidikan yang kurang

memadai dan akses sekolah yang jauh. Hal tersebut menyebabkan

masih banyak lansia yang belum terpapar dunia pendidikan. Hasil

penelitian ini didukung penelitian yang dilakukan di Panti Sosial

Tresna Wreda Jakarta oleh Hadipranoto, et al (2020) sebagian besar

dari responden memiliki pendidikan yang rendah yaitu tingkat SD

46,7% dan tidak bersekolah 23,3%. Pengetahuan atau informasi yang

kurang didapatkannya yang memicu tidak sehatnya pola hidup atau

perilaku semacam tidak mengetahui bahaya, dan pencegahan


36

timbulnya gejala stres. (Kurniawan & Yuniartika, 2018) dalam

penelitiannya menyebutkan bahwasanya tingkat Pendidikan responden

membatasi kemampuan responden untuk memahami kondisinya serta

memecahkan kondisi kesehatannya, dan menurutnya tingkat

pendidikan seseorang juga turut menentukan tindakan atas sesuatu dari

luar.

Penelitian ini didukung juga oleh Sari dan Mahardika (2017) yang

menyatakan bahwa usia lansia yang berada diatas 60 tahun biasanya

mengalami perubahan spiritual dan biopsikososial yakni perubahan

pada fisik, status kesehatan, kondisi emosional, pekerjaan, maupun

hubungannya terhadap tuhannya yang dapat menyebabkan lansia

mengalami stres. Penelitian ini juga sesuai dengan pendapat Nasution

(2011) yaitu umur merupakan suatu faktor yang penting sebagai

penyebab stres.

Menurut asumsi Peneliti berdasarkan hasil penelitian diatas dapat

disimpulkan bahwa pengetahuan responden berdasarkan kategori

pendidikan memiliki kesesuaian dengan teori diatas.

d. Karakteristik Pekerjaan

Hasil dari analisis distribusi karakteristik responden menurut pekerjaan

membuktikan responden tidak bekerja memiliki paling banyak nilai

yakni sebesar (82,7%). Responden dengan mayoritas tidak bekerja

dikarenakan kurangnya lapangan pekerjaan di wilayah Puskesmas

Antang. Pada penelitian yang dilakukan oleh Candra Wijayah (2023)


37

frekuensi paling tinggi senilai 46 (52,9%) responden tidak bekerja, dan

nilai paling rendah terdapat pada PNS dengan nilai 4 (4,6%). Buruh

menunjukkan frekuensi sebanyak 31 (35,6%) responden, dan pedagang

sebanyak 6 (6,9%) responden. Penelitian terdahulu oleh Kosim (2015)

membuktikan pendapatan keluarga dan pekerjaan memberikan

pengaruh positif signifikan dengan koping stres seseorang. Menurut

BPS (2020), Semakin tinggi nya tingkat pendidikan lansia, semakin

rendah partisipasinya dalam aktivitas ketenagakerjaan. Lansia yang

masih bekerja paling banyak yang berpendidikan rendah, sebesar

(42.29%) lansia bekerja dengan tamatan SD. Penelitian yang dilakukan

oleh Chandra Wijaya (2023) responden dengan mayoritas tidak bekerja

dikarenakan kurangnya lapangan pekerjaan di wilayah Gumpang

Menurut asumsi peneliti berdasarkan pekerjaan responden, bahwa

pekerjaan mempengaruhi stres pada lansia disebabkan karena kurang

lapangan pekerjaan dan juga pendapatan sehari.

e. Karakteristik Tingkat stress


Penelitian ini didapatkan hasil dengan tingkat stres pada lansia

menunjukkan sebanyak (36,5%) responden berada pada kategori stres

sedang, pada tingkat stres parah dengan persentase ( 17,3%), pada

tingkat stres normal dengan persentase (28,8%), stres ringan berada

pada persentase (15,4%) dan tingkat stres sangat parah dengan

persentase (1,9%). Penderita stres jika dilihat melalui jumlah 52

responden maupun sebagian banyak terjadi stres parah pada 9


38

responden, stres sedang 19 responden, sedangkan stress ringan 8

responden, sangat parah 1 responden, dan stres normal/tidak stres

sebanyak 15 responden. Pada penelitian yang dilakukan oleh Candra

Wijayah (2023) menunjukkan tingkat stres sedang mempunyai

frekuensi tertinggi sebanyak 71 (40,7%) responden, sedangkan tingkat

stres ringan menunjukkan nilai frekuensi terendah dengan 6 (6,9%)

responden. Frekuensi tingkat stres berat sebanyak 10 (11,5%)

responden. Hal ini disebabkan karena para lansia kadang bahkan tidak

pernah mengalami merasa terganggu oleh bayang-bayang masa lalu

yang buruk, marah karena hal yang sepele, sulit bersantai, mudah

tersinggung, sulit merasa tenang, merasa ketakutan tanpa ada alasan

yang jelas, merasa kesepian, mudah gelisah, sulit untuk beristirahat,

merasa hidup sudah tidak berarti lagi, mudah marah, jika merasa

tertekan tidak melakukan kegiatan apa pun, tidak sabar ketika

mengalami penundaan, merasa kehilangan minat, mudah menangis

serta tidak bisa dihibur dengan apa pun jika merasa sedih. Hal tersebut

memperoleh jumlah tidak sama sebab tiap responden mempunyai

pandangan mengenai hidup yang jenisnya berbeda, terdapatnya faktor

lain misal pikiran atau permasalahan ekonomi mengenai hasil

pengobatan pula bisa menjadi alasan adanya kecemasan depresi atau

stres pada penderita selain faktor kualitas hidup, mayoritas responden

mempunyai gangguan mental yaitu stres tingkat berat. Stres tersebut

mempengaruhi kesehatan maupun kualitas hidup pada lansia.


39

Didukung dengan penelitian (Santoso & Tjhin, 2018) yang

menyebutkan bahwa masalah kesehatan yaitu penyebab utama stres

yang terjadi pada lansia, antara lain kecacatan, gangguan penglihatan,

pendengaran dan memori. Berbagai masalah kesehatan yang terjadi

pada lansia dapat menurunkan kemampuan lansia dalam melakukan

pekerjaan yang dapat menimbulkan terjadinya stres. Kesulitan dalam

mengingat serta mengingat kembali sesuatu, serta berkurangnya

kemampuan indra pendengaran, pengecapan, raba, kontrol berkemih,

penyakit spesifik, serta perubahan pola tidur, dan perubahan pola

makan, ketidakmampuan dalam melakukan kegiatan sehari-hari

(berbelanja, menyiapkan makanan, membersihkan rumah, dan lain-

lain)dapat menjadi faktor pemicu stres yang dialami lansia. Selaras

dengan penelitian Kaunang, dkk. (2019) yang berjudul “Gambaran

Tingkat Stres Pada Lansia” menyatakan bahwa semakin bertambah

umur maka akan terjadi penurunan kesehatan yang di alami. Walaupun

tidak melakukan aktivitas fisik yang berat lanjut usia akan tetap merasa

kelelahan.

Hasil tersebut selaras pemaparan (Arbi & Ambarini, 2018) yang mana

stres psikologis dikarenakan gangguan struktur, fungsi jaringan, organ,

ataupun sistemikah maka memunculkan fungsi tubuh abnormal. Stres

proses perkembangan serta pertumbuhan, dikarenakan oleh gangguan

perkembangan dan pertumbuhan di masa bayi sampai tua. Penyebab

stres psikologis misalnya prasangka dan label ling, tidak puas pada diri
40

sendiri mengenai sebuah hal yang terjadi, konflik peran, kekejaman,

rendahnya percaya diri, emosi negatif, perubahan ekonomi, kehamilan.

Stres psikologis adalah stres yang dikarenakan gangguan kondisi

psikologis ataupun ketidakmampuan keadaan psikologis dalam

beradaptasi misalnya hubungan sosial budaya, faktor keagamaan,

interpersonal (WIJAYA & Yuniartika., 2023). Situasi psikologis lanjut

usia, misal sifat, pengalaman, cara pandang, jenis kepribadian, bisa

memberikan pengaruh untuk menghadapi stres. Cara pandang lanjut

usia yang baik untuk menghadapi permasalahan, bisa memecahkan

permasalahan itu lewat proses mekanisme penyelesaian yang baik juga

(Sholikhah et al., 2021).

Inti dari keberhasilan di masa lanjut usia merupakan potensi dalam

melakukan adaptasi pada beberapa kejadian hidup dan perubahan yang

memunculkan perubahan nyatanya belum dapat dilaksanakan oleh

semua lanjut usia subjek penelitian ini Tingkat stres yang tinggi

membuktikan ketidakmampuan mereka untuk beradaptasi pada

beberapa perubahan itu. Tanggung jawab berikutnya ada dalam

caregivers ataupun pihak di sekitar lanjut usia diantaranya keluarga,

pengurus panti, teman, dan helper dalam membantu para lanjut usia

nantinya melaksanakan masa tua dengan sukses dan memiliki artian

lain dapat melakukan adaptasi dengan beberapa perubahan maka

mengurangi stres yang dimunculkan (Livana et al., 2018).


41

Menurut asumsi peneliti, banyaknya tingkat stres pada lansia dengan

kategori sedang dipengaruhi oleh berbagai faktor baik itu faktor

internal maupun eksternal. Mayoritas responden belum mampu

mengontrol dirinya dan belum mendapatkan perhatian atau dukungan

yang cukup dari keluarga terdekat. Faktor yang timbul dalam muncul

gangguan stres berat masih banyak timbul di diri responden, maka

responden belum dapat menurunkan hal itu dengan maksimal.

D. Keterbatasan penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini merupakan hambatan yang ditemui

pada saat melakukan penelitian. Adapun hambatan yang dialami saat

melakukan penelitian adalah beberapa dari lansia menolak untuk dimintai data

dan ini merupakan suatu kendala dalam melakukan penelitian, karena pada

saat pembagian kuesioner sebagian lansia banyak yang tidak mau sehingga

seorang peneliti minta bantuan ke keluarga responden agar kuesioner terisi

sesuai sampel yang dibutuhkan.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat di tarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Karakteristik responden pada penelitian ini adalah bahwa mayoritas yang

menjadi responden yaitu mereka yang berada pada kelompok rentang usia

55-65 tahun. Responden yang memilik jenis kelamin perempuan lebih

banyak dibandingkan responden berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan

karakteristik pendidikan yaitu SMA/SMK dengan Frekuensi 17 presentasi

(32,7%), karakteristik responden berdasarkan pekerjaan mayoritas Lansia

tidak memiliki pekerjaan 43 (82,7%).

2. Gambaran tingkat stres pada lansia di RW 6 Lasuloro di lihat dari

distribusi frekuensi mayoritas responden stres sedang dengan frekuensi 19

presentasi (36,5%), sedangkan tingkat stres sangat berat menunjukkan

nilai frekuensi terendah dengan 1 (1,9%) responden, Frekuensi tingkat

stres para sebanyak 9 (17,3%) responden, Frekuensi tingkat stres ringan

sebanyak 8 (15,4%) responden, Frekuensi tingkat stres normal sebanyak

15 (28,8%) responden.

42
43

B. Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan pada hasil penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Bagi Peneliti

Melalui hasil penelitian ini peneliti berharap bisa menjadi tambahan

wawasan dan pengetahuan terkait mengontrol stres pada lansia.

2. Bagi Institusi

Peneliti mengharapkan masyarakat terutama lansia menghindari stres

disebabkan karena pekerjaan, pendapatan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Disarankan untuk peneliti selanjutnya bisa menggambarkan dari

hasil penelitian ini dan menjadikan masukan dalam melakukan proses

penelitian yang lebih baik dan sampel yang lebih besar agar bisa

mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik dari penelitian yang

sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

ADDIN Mendeley Bibliography CSL_BIBLIOGRAPHY Amalia, C. N., & Fitriani, D. R. (2021).


Hubungan antara Kualitas Hidup dengan Tingkat Depresi pada Lansia: Literature
Review.
Anggraini, R., & Yuniartika, W. (2023). Cognitive Behavior Therapy (Cbt)
Sebagai Terapi Tingkat Depresi Pada Lansia. Journal Of Telenursing
(Joting), 5(1), 416–429.
Arbi, D. Ka. A., & Ambarini, T. K. (2018). Terapi Brief Mindfulness-Based Body
Scan untuk menurunkan stres atlet bola basket wanita profesional. INSAN
Jurnal Psikologi Dan Kesehatan Mental, 3(1), 1.
Bintang, S. S. B. S., Tinambunan, N. W., Berampu, S., Zannah, M., & Jehaman, I.
(2020). Pengaruh Pemberian Senam Lansia Terhadap Peningkatan
Kebugaran Dan Fleksibilitas Serta Kecepatan Pada Lansia Di Desa Sionom
Hudon Selatan Tahun 2020. Jurnal Keperawatan Dan Fisioterapi (Jkf), 3(1),
21–26.
Dahroni, D., Arisdiani, T., & Widiastuti, Y. P. (2019). Hubungan antara stres
emosi dengan kualitas tidur lansia. Jurnal Keperawatan Jiwa, 5(2), 68–71.
de Galiza Barbosa, F., Galgano, S. J., Botwin, A. L., Lara Gongora, A. B.,
Sawaya, G., Baroni, R. H., & Queiroz, M. A. (2022). Genitourinary imaging.
In Clinical PET/MRI (pp. 289–312). https://doi.org/10.1016/B978-0-323-
88537-9.00012-X
Dewi, E. U. (2018). Terapi Tertawa Terhadap Tingkat Stres Pada Lansia Di Rw
06 Kelurahan Darmo Surabaya. Jurnal Keperawatan, 7(1).
Eswanti, N., & Sunarno, R. D. (2022). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kunjungan Lansia Dalam Kegiatan Posyandu Lansia. Jurnal Ilmu
Keperawatan Dan Kebidanan, 13(1), 190.
https://doi.org/10.26751/jikk.v13i1.1317
Ismail, I., & AlBahri, F. P. (2019). Perancangan E-Kuisioner menggunakan
CodeIgniter dan React-Js sebagai Tools Pendukung Penelitian. J-SAKTI
(Jurnal Sains Komputer Dan Informatika), 3(2), 337–347.
Journal, P., & Lansia, P. (2023). Physio journal. 3(1), 41–48.
Kaunang, V. D., Buanasari, A., & Kallo, V. (2019). Gambaran tingkat stres pada
lansia. Jurnal Keperawatan, 7(2).
Kirana, C. D. (2022). HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN TEKANAN
DARAH PADA LANSIA AWAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BALUNG KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh.
Kurniawan, A., & Yuniartika, W. (2018). Hubungan tingkat kecemasan dengan
tingkat instrumental activities of daily living (IADL) lansia dengan hipertensi

44
45

di Puskesmas Penumping. Universitas Muhammadiyah Surakarta.


Lidia, R., Musafaah, M., & Hafifah, I. (2018). Hubungan tingkat stres dengan
kejadian hipertensi pada lansia di Puskesmas Rawat Inap Cempaka. Jurnal
Keperawatan Suaka Insan (JKSI), 3(1), 1–7.
Lilis, P., Aryati, D. P., Tingkat, G., Pada, S., Yang, L., Di, T., Pelayanan, P.,
Lanjut, S., Bojongbata, U., & Abstrak, P. (n.d.). An Overview of the Stress
Levels of the Elderly Living in Bojongbata Nursing Home.
Livana, P. H., Susanti, Y., Darwati, L. E., & Anggraeni, R. (2018). Gambaran
tingkat depresi lansia. NURSCOPE J. Keperawatan Dan Pemikir. Ilm, 4(4),
80–93.
Mahanani, G. (2017). Pengembangan dan validasi inventori manajemen stres
pada siswa SMP Negeri. Universitas Negeri Malang.
Muqorobin, M. S., & Kartin, E. (2022). SENTRI : Jurnal Riset Ilmiah. SENTRI:
Jurnal Riset Ilmiah, 1(3), 17–34.
Muslim, M. (2020). Manajemen stress pada masa pandemi covid-19. ESENSI:
Jurnal Manajemen Bisnis, 23(2), 192–201.
Noviani, W. (2018). Hubungan Tingkat Stres Dengan Efikasi Diri Pada Pasien TB
Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Patrang Kabupaten Jember. Fakultas
Keperawatan, Universitas Jember, 9.
Putri, A. M., Maryatun, M., & Indarwati, I. (2019). Penerapan Relaksasi Otot
Progresif Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia Di Panti Wredha Dharma
Bhakti Pajang Laweyan ….
Santoso, E., & Tjhin, P. (2018). Perbandingan tingkat stres pada lansia di Panti
Werdha dan lansia di keluarga. Jurnal Biomedika Dan Kesehatan, 1(1), 26–
34.
Sholikhah, N. P. N., Laksmi, A. T., & Supratman, S. (2021). Gambaran Tingkat
Stres dan Kecemasan Penderita Hipertensi Di Baki Kabupaten Sukoharjo.
Sova, M., Ismaya, S. B., Nuraini, A., Rosmiati, E., & Harfika, M. (2023). Edukasi
manajemen keuangan pada usia pra lansia dan lansia di kelurahan bambu
apus jakarta timur. Indonesian Collaboration Journal of Community
Services, 3(1), 52–58.
Syam, G. S. Y. (2022). Hubungan Dukungan Keluarga dan Tingkat Depresi
dengan Kualitas Hidup Lansia Kelurahan Paccinongang. Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.
Wijaya, C., Keperawatan, P. S., Kesehatan, F. I., & Surakarta, U. M. (2023).
Gambaran tingkat stress pada lansia di desa gumpang kartasura.
WIJAYA, C., & Yuniartika, W. (2023). GAMBARAN TINGKAT STRESS PADA
LANSIA DI DESA GUMPANG KARTASURA. Universitas Muhammadiyah
46

Surakarta.
LAMPIRAN

Lampiran 1
JADWAL PENELITIAN
TAHUN AKADEMIK 2021-2022
N NOVEMBER 2022 DESEMBER 2022 JANUARI 2023 FEBRUARI 2023 MEI 2023
KEGIATAN
O M1 M2 M3 M1 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4
1 ACC Judul 18
2 Konsultasi/Bimbingan I-II 18 November – 27 Mei 2022
3 Ujian Proposal 30
20-
4 Revisi
31
6-
5 Pengumpulan Data
15
16-23
6 Pengolahan & Analisis Data Fe
7 Ujian Skripsi 9
10-
8 Revisi
12
9 Publikasi 27

47
48

N JUNI 2023 JULI 2023 AGUSTUS 2023 SEPTEMBER 2023 OKTOBER 2023
KEGIATAN
O M1 M2 M3 M1 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4
1 ACC Judul 18
2 Konsultasi/Bimbingan I-II
3 Ujian Proposal
20-
4 Revisi 5-20
31
6-
5 Pengumpulan Data 2I Juni-27 Juli
15
28-
6 Pengolahan & Analisis Data
30
9
7 Ujian Skripsi Me
i
10-
8 Revisi
12
27
9 Publikasi
Me
49

Lampiran 2

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Makassar, ...................... 2023

Kepada:

Calon Responden

Di tempat

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama: Badawi Ohoirenan

NIM: A1C219050

Saya mahasiswi program studi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Megarezky


Makassar bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran Tingkat
Stress pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Antang Kota Makassar”
Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
sarjana. Sehubungan dengan hal tersebut, maka saya mohon kesediaan Bapa/Ibu
untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Ke ikut sertakan Bapa/Ibu sekalian
dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Penelitian ini tidak akan
menimbulkan kerugian bagi Bapa/Ibu sebagai responden, dan peneliti akan
menjamin kerahasiaannya. Demikian surat permohonan ini penulis buat atas
kesediaan dan kerja samanya peneliti mengucapkan banyak terima kasih.

Peneliti,

Badawi Ohoirenan
50

Lampiran 3

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ...........................................................

Alamat : ...........................................................

Sudah mendengarkan arahan dari peneliti dan menyatakan bersedia dengan


sukarela dan tanpa paksaan menjadi responden dari penelitian:

Nama : Badawi Ohoirenan

Instansi : Universitas Megarezky Makassar

Dengan Judul “ Gambaran Tingkat Stress Pada Lansia di Wilayah Kerja


Puskesmas Antang Kota Makassar”

Makassar,……………. 2023

Peneliti Responden

Badawi Ohoirenan (................................)


51

Lampiran 4

KUESIONER PENELITIAN

“Gambaran Tingkat Stres pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Antang Kota
Makassar”

No. Responden:

Identitas Responden

Nama Inisial :

Usia :

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :
52

Lampiran 5

KUESIONER PENELITIAN

Depression Anxiety Stress Scales (DASS-42)

“Gambaran Tingkat Stres Pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Antang Kota

Makassar”

*Petunjuk Pengisian

1. Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai dengan kondisi yang
dialami
2. Setiap pertanyaan di isi dengan satu jawaban
3. Kriteria jawaban:

a. Penilaian

0. = Tidak Pernah

1. = Kadang-Kadang

2. = Sering

3. = Selalu

b. Skor penilaian

(0-14) = Normal/tidak stress

(15-18) = Stres Ringan

(19-25) = Stres Sedang

(26-33) = Stres Berat

(>34) = Stres Sangat Berat


53

KUESIONER TINGKAT STRESS

No Pertanyaan Tidak Sering Selalu


Kadang -
pernah (2) (3)
kadang
(0)
(1)
1 Menjadi marah karna hal-hal
kecil/sepele
2 Cenderung bereaksi berlebihan pada
situasi
3 Kesulitan untuk relaksasi/bersantai

4 Muda merasa kesal

5 Merasa banyak menghabiskan energi


karena cemas
6 Tidak sabaran

7 Mudah tersinggung

8 Sulit untuk beristirahat

9 Mudah mara

10 Kesulitan untuk tenang setelah sesuatu


yang mengganggu
11 Sulit mentoleransi gangguan-
gangguan terhadap hal yang sedang
dilakukan
12 Berada pada keadaan tegang

13 Tidak dapat memaklumi hal apa pun


yang menghalangi Anda untuk
menyelesaikan hal yang sedang Anda
lakukan
54

14 Mudah gelisah
55

Lampiran 6

MASTER TABEL
DATA SUBJEK PENELITIAN TINGKAT STRES PADA LANSIA
56

Lampiran 7

HASIL PENGOLAHAN DATA

Distribusi Frekuensi
Frequencies
Statistics
Pendidikan Pekerjaan
Jenis Kelamin Usia Responden Terakhir Responden
N Valid 52 52 52 52
Missing 0 0 0 0

Frequency Table

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid L 19 36.5 36.5 36.5
P 33 63.5 63.5 100.0
Total 52 100.0 100.0

Usia Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 55-65 32 61.5 61.5 61.5
65-74 13 25.0 25.0 86.5
75-90 7 13.5 13.5 100.0
Total 52 100.0 100.0
57

Pendidikan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Sekolah 3 5.8 5.8 5.8
SD 15 28.8 28.8 34.6
SMP 12 23.1 23.1 57.7
SMA 17 32.7 32.7 90.4
S1 5 9.6 9.6 100.0
Total 52 100.0 100.0

Pekerjaan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Bekerja 9 17.3 17.3 17.3
Tidak Bekerja 43 82.7 82.7 100.0
Total 52 100.0 100.0

Frekuensi tingkat stress

Statistics
skor penilaian
N Valid 52
Missing 0

skor penilaian
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid (0-14)normal/tidak stres 15 28.8 28.8 28.8
(15-18) stres ringan 8 15.4 15.4 44.2
(19-25) stres sedang 19 36.5 36.5 80.8
(26-33) = Stres Berat 9 17.3 17.3 98.1
(>34) = Stres Sangat Berat 1 1.9 1.9 100.0
Total 52 100.0 100.0

Crosstabs
58

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Jenis Kelamin * skor 52 100.0% 0 0.0% 52 100.0%
penilaian
Usia Responden * skor 52 100.0% 0 0.0% 52 100.0%
penilaian
Pendidikan Terakhir * skor 52 100.0% 0 0.0% 52 100.0%
penilaian
Pekerjaan Responden * skor 52 100.0% 0 0.0% 52 100.0%
penilaian

Jenis Kelamin * skor penilaian Crosstabulation


skor penilaian Total
(>34) =
(0- (15-18) (19-25) (26-33) = Stres
14)normal/ stres stres Stres Sangat
tidak stres ringan sedang Berat Berat
Jenis L Count 5 2 7 5 0 19
Kelamin % within Jenis Kelamin 26.3% 10.5% 36.8% 26.3% 0.0% 100.0%
P Count 10 6 12 4 1 33
% within Jenis Kelamin 30.3% 18.2% 36.4% 12.1% 3.0% 100.0%
Total Count 15 8 19 9 1 52
% within Jenis Kelamin 28.8% 15.4% 36.5% 17.3% 1.9% 100.0%
59

Usia Responden * skor penilaian Crosstabulation


skor penilaian Total
(>34) =
(0- (15-18) (19-25) (26-33) = Stres
14)normal/ stres stres Stres Sangat
tidak stres ringan sedang para para
Usia 55-65 Count 9 6 12 4 1 32
Responden % within Usia 28.1% 18.8% 37.5% 12.5% 3.1% 100.0%
Responden
65-74 Count 4 2 6 1 0 13
% within Usia 30.8% 15.4% 46.2% 7.7% 0.0% 100.0%
Responden
75-90 Count 2 0 1 4 0 7
% within Usia 28.6% 0.0% 14.3% 57.1% 0.0% 100.0%
Responden
Total Count 15 8 19 9 1 52
% within Usia 28.8% 15.4% 36.5% 17.3% 1.9% 100.0%
Responden

Pendidikan Terakhir * skor penilaian Crosstabulation


skor penilaian Total
(>34) =
(0- (15-18) (19-25) (26-33) = Stres
14)normal/ stres stres Stres Sangat
tidak stres ringan sedang Berat Berat
Pendidika Tidak Count 1 0 2 0 0 3
n Terakhir Sekolah % within 33.3% 0.0% 66.7% 0.0% 0.0% 100.0%
Pendidikan
Terakhir
SD Count 3 2 5 4 1 15
% within 20.0% 13.3% 33.3% 26.7% 6.7% 100.0%
Pendidikan
Terakhir
SMP Count 4 1 4 3 0 12
% within 33.3% 8.3% 33.3% 25.0% 0.0% 100.0%
Pendidikan
Terakhir
SMA Count 4 4 7 2 0 17
60

% within 23.5% 23.5% 41.2% 11.8% 0.0% 100.0%


Pendidikan
Terakhir
S1 Count 3 1 1 0 0 5
% within 60.0% 20.0% 20.0% 0.0% 0.0% 100.0%
Pendidikan
Terakhir
Total Count 15 8 19 9 1 52
% within 28.8% 15.4% 36.5% 17.3% 1.9% 100.0%
Pendidikan
Terakhir

Pekerjaan Responden * skor penilaian Crosstabulation


skor penilaian Total
(0- (>34) =
14)norma (15-18) (19-25) (26-33) = Stres
l/tidak stres stres Stres Sangat
stres ringan sedang Berat Berat
Pekerjaan Bekerja Count 3 1 3 2 0 9
Responde % within 33.3% 11.1% 33.3% 22.2% 0.0% 100.0%
n Pekerjaan
Responden
Tidak Count 12 7 16 7 1 43
Bekerja % within 27.9% 16.3% 37.2% 16.3% 2.3% 100.0%
Pekerjaan
Responden
Total Count 15 8 19 9 1 52
% within 28.8% 15.4% 36.5% 17.3% 1.9% 100.0%
Pekerjaan
Responden
61

Lampiran 8
62

Lampiran 9
63

Lampiran 10
64

Lampiran 11
65

Lampiran 12

RIWAYAT HIDUP PENELITI

Foto

A. Biodata Peneliti

 Nama : Badawi Ohoirenan


 Tempat Tanggal Lahir : Ngurhir Tam, 21 September 2000
 Alamat : Ngurhir Tam
 E-Mail : badawiohoirenan@gmail.com
 No. Telp : 082198858507
 Jenis Kelamin : Laki - laki
 Agama : Islam
 Status : Mahasiswa
 Tinggi/Berat Badan : 175 cm/54 kg
 Golongan Darah : B+
 Kewarganegaraan : Indonesia

B. Pengalaman Pendidikan

 SD (Tahun) : SD Negeri Ngurhir Tam (2007-2013)

 SMP (Tahun) : SMP Negeri Satu Atap Ngurhir Tam (2013-2016)

 SMA (Tahun) : SMK Kesehatan Langgur (2016-2019)

 Perguruan Tinggi : Universitas Megarezky (2019-2023)


66

Lampiran 13
67

Lampiran 14

Anda mungkin juga menyukai