Anda di halaman 1dari 112

SKRIPSI

ANALISIS TEKNIK FOOTWORK ANGGOTA TENISMEJA


KABUPATEN BANTAENG DITINJAU DARI HASIL
LATIHAN PLIOMETRIK

FOOTWORK TECHNIQUES ANALYSIS OF TABLE TENNIS


MEMBERS IN BANTAENG REGENCY IN TERMS
OF PLIOMETRIC TRAINING RESULTS

ANNISA RESKI. U

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
SKRIPSI

ANALISIS TEKNIK FOOTWORK ANGGOTA TENISMEJA


KABUPATEN BANTAENG DITINJAU DARI HASIL
LATIHAN PLIOMETRIK

Diajukan kepada Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi


FakultasIlmu Keolahragaan Universitas Neegeri Makassar
untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan

ANNISA RESKI. U
1831040029

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
HALAMAN PENGESAHAN

JudulPenelitian : Analisis Teknik Footwork Anggota Tenismeja

Kabupaten Bantaeng Ditinjau dari Hasil Latihan

Pliometrik

Atas Nama Mahasiswa

Nama : ANNISA RESKI. U

NIM : 1831040029

Jurusan : Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

Fakultas : Ilmu Keolahragaan

Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan

dihadapan panitia ujian skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada

jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Ilmu Keolahragaan,

Universitas Negeri Makasssar.

Makassar, 06 Juni 2022

Disetujui oleh,

Pembimbing I : Dr. Sudirman, M. Pd (………………….)

Pembimbing II : Drs. A. Masjaya AM, M.Pd (………………….)

ii
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini

adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun

dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Bila kemudian hari pernyataan saya

terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang telah ditetapkan

oleh Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar.

Yang membuat pernyataan :

Nama : Annisa Reski. U

NIM : 1831040029

Makassar, 06 Juni 2022

iii
PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK KEPENTINGANAKADEMIK

Sebagai sivitas akademika Universitas Negeri Makassar, saya yang bertanda


tangan di bawah ini :
Nama : ANNISA RESKI.U
NIM : 1831040029
Jurusan : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas : Ilmu Keolahragaan
Demi mengembang ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan
kepada Universitas Negeri Makassar Hak Bebas Royalti Nonekslusive (Non-
exclusive Royalty-FreeRight) atas skripsi saya yang berjudul :
“ANALISIS TEKNIK FOOTWRKI ANGGOTA TENISMEJA
KABUPATEN BANTAENG DITIJAU DARI HASIL LATIHAN
PLIOMETRIK”
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
ekslusifini Universitas Negeri Makassar berhak menyimpan,
mengalih-media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta, serta tidak
dikomersialkan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Makassar
Pada tanggal : Makassar, 06 Juni 2022

Yang Menyatakan

Annisa Reski. U
NIM. 1831040029

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Sudirman, M. Pd. Drs. A. Masjaya AM, M.Pd.

iv
NIP. 197410302006041001 NIP.19600421 198603 1 026

MOTTO

“Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW, bersabda: “Barang siapa yang melepaskan
satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu
kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang
lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat”

“Sebagus apapun kata motivasi, tidak akan merubah apapun jika kita hanya
berdiam diri tanpa aksi”

“Biar celoteh tetangga yang menjadi motivasi untuk terus menjadi lebih baik”

“ANNISA RESKI. U”

v
ABSTRAK

Annisa Reski. U. 2022. Analisis Teknik Footwork Anggota Tenismeja Kabupaten


Bantaeng ditinjau dari Hasil Latihan Pliometrik. Skripsi. Jurusan Pendidikan
Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas
Negeri Makassar. (dibimbing oleh bapak Dr. Sudirman, M. Pd dan bapak Drs. A.
Masjaya AM, M. Pd).
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional
yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh kelincahan serta daya ledak otot
tungkai pada anggota tenismeja kabupaten Bantaeng saat melakukan footwork
yang ditinjau dari hasil latihan pliometrik. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah Latihan pliometrik, sedangkan variabel terikat adalah Teknik footwork.
Populasi dalam penelitian ini adalah anggota tenismeja Kabupaten Bantaeng
dengan jumlah sampel 10 orang yang diambil secara keseluruhan atau total
sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan menggunakan
instrumen tes berupa box jump. Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil sebagai
berikut. Analisis data pada hipotesis, diperoleh nilai ρ 0,96 (Pvalue 0,05), maka
H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan
antara kelincahan serta daya ledak otot tungkai dengan Teknik footwork. Adapun
uji korelasi dilihat dari signifikasi box jump dan footwork adalah 0,00 dan nilai
person dari keduanya adalah 0,96. Dapat disimpulakan bahwa bentuk hubungan
antara kedua variable tersebut adalah positif. Menurut pedoman hubungan nilai
0,81 sampai dengan 1,00 = korelasi sempurna. Untuk maksud hubungan yang
positif adalah semakin tinggi variabel X maka semakin tinggi variabel Y.
berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa : Latihan pliometrik (box jump) memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Teknik footwork pada anggota tenismeja
Kabupaten Bantaeng.
Kata Kunci : Teknik Footwork, Latihan Pliometrik.

vi
ABSTRACT

Anisa Reski. U. 2022. Analysis of Footwork Techniques for Table Tennis


Members in Bantaeng Regency in terms of Plyometric Exercise Results. Skripsi.
Department of Physical Education, Health and Recreation. Faculty of Sport
Science. Makassar public university. (supervised by Mr. Dr. Sudirman, M. Pd and
Mr. Drs. A. Masjaya AM, M. Pd).
This study is a quantitative study with a correlational approach that aims to
determine the effect of agility and leg muscle explosive power on table tennis
members in Bantaeng district when doing footwork in terms of plyometric
training results. The independent variable in this study was plyometric exercise,
while the dependent variable was footwork technique. The population in this
study were members of table tennis Bantaeng Regency with a total sample of 10
people taken as a whole or total sampling. The data collection technique used is
by using a test instrument in the form of a box jump. Based on data analysis, the
following results were obtained. Analysis of the data on the hypothesis, obtained a
value of 0,963 (P-value 0,05), then H0 is rejected and Ha is accepted. This means
that there is a significant relationship between agility and leg muscle explosive
power with footwork technique. The correlation test seen from the significance of
the jump box and footwork is 0,00 and the person value of both is 0.963. It can be
concluded that the form of the relationship between the two variables is positive.
According to the guidelines for the relationship value of 0,81 to 1,00 = perfect
correlation. For the purpose of a positive relationship, the higher the X variable,
the higher the Y variable. Based on the results of the research and discussion that
have been stated, it can be concluded that: Plyometric exercises (box jumps) have
a significant effect on footwork techniques on members of the Bantaeng Regency
table tennis.
Keywords: Footwork Technique, Plyometric Exercise.

vii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini mungkin kurang sempurna dan tidak menutup
kemungkinan ditemukan banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan
skripsi ini. Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan dari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar.
Selama prose penyusunan skripsi ini, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga pada lembaran ini penulis
mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Kedua orang tua tercinta (Bapak Usman dan Ibu Masnia), keempat kakak
tersayang (Zaenal, Suarni, Suarti, dan Sulhaeni) serta keluarga besar
sebagai support system yang tak henti-hentinya memberi dukungan selama
menjalankan tugas-tugas dalam kuliah.
3. Bapak Prof. Dr. H. Husain Syam, M.TP., selaku Rektor Universitas
Negeri Makassar. Kami hanturkan terima kasih telah memberikan
izin dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Prof. Dr. Hj. Hasmyati, M.Kes., sebagai Dekan di FIK Universitas
Negeri Makassar beserta stafnya telah memberikan izin dan
bantuannya sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan.
5. Bapak Dr. Juhanis, M. Pd., selaku Ketua Jurusan dan Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Makassar yang senantiasa memberikan arahan dan masuk dalam skripsi

viii
ini.
6. Bapak Dr Sudirman, M. Pd., sebagai pembimbing I dan Drs. A. Masjaya
AM, M. Pd., sebagai pembimbing II saya yang telah memberikan
masukan, arahan, pengetahuan dan senantiasa membimbing sampai
terselesaikannya skripsi ini.
7. Bapak Dr. Muhammad Kamal, M. Pd., selaku penguuji I dan Bapak
Ricardo Valentino Latuheru, M. Pd., selaku penguji II yang senantiasa
memberikan arahan, pengetahuan serta saran dalam menyelesaikan skripsi
ini.
8. Para Dosen dan Asisten Dosen, Staf Administrasi dan Perlengkapan di
Lingkungan FIK Universitas Negeri Makassar.
9. Bapak Haliq Hamna, bapak Reza Afriawan, dan Ibu Hasna Bolqiah selaku
pelatih Tenismeja Kabupaten Bantaeng yang telah memberikan izin dan
mendampingi dalam melaksanakan penelitian ini.
10. Seluruh teman-teman PJKR 2018 khususnya PJKR A 2018 atas
bantuannya selama proses perkuliahan.
11. Seluruh teman-teman atlet tenismeja Kabupaten Bantaeng yang telah
bersdia menjadi sampel dalam penelitian saya.
12. Seluruh teman-teman, juga orang-orang terdekat yang telah setia
membantu, serta memberi dukungan dalam proses penelitian dan
penyususnan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat memberi sumbangsi keilmuan dalam dunia
olahraga, khususnya dalam bidang pendidikan jasmani. Penulis juga memohon
kepada Tuhan Yang Maha Esa agar skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada
orang lain terlebih bagi penulis sendiri.

Makassar, 06 Juni 2022


Penulis

Annisa Reski. U

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN..................................................................................
PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK..........
MOTTO.....................................................................................................................
ABSTRAK.................................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
DAFTAR TABEL.....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................3
C. Tujuan Penelitian......................................................................................4
D. Manfaat Penelitian....................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5
A. Kajian Pustaka..........................................................................................5
B. Kerangka Pikir........................................................................................18
C. Hipotesis Penelitian................................................................................19
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................20
A. Jenis Penelitian.......................................................................................20
B. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................20
C. Desain Penelitian....................................................................................20
D. Populasi dan Sampel...............................................................................22
E. Defenisi Operasional Variabel................................................................23
F. Instrumen dan Perangkat Penelitian.......................................................24
G. Teknik Pengumpulan Data......................................................................26
H. Teknik Anaisis Data................................................................................27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................30

x
A. Hasil Penelitian.......................................................................................30
B. Pembahasan............................................................................................37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................39
A. Kesimpulan.............................................................................................39
B. Saran.......................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................41
LAMPIRAN..........................................................................................................43
DAFTARA TABEL

Tabel 3.1 Norma Kelincahan 25


Tabel 3.2 Tes Kelincahan sekaligus Daya Ledak Otot Tungkai 26
Tabel 3.3 Pelaksanaan Footwork 26
Tabel 4.1 Analisis Data Box Jump dan Footwork 30
Tabel 4.2 Uji Normalitas Box Jump dan Footwork 31
Tabel 4.3 Uji Linearitas Box Jump dan Footwork 32
Tabel 4.4 Anova Analisis Regresi Sederhana Box Jump dan Footwork 33
Tabel 4.5 Koefisien Analisis Regresi Sederhana Box Jump dan Footwork 34
Tabel 4.6 Model Summary Analisis Regresi Sederhana Box Jump dan Footwork 35
Tabel 4.7 Uji Korelasi Box Jump dan Footwork 36

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pukulan Drive 8


Gambar 2.2 Teknik Block 9
Gambar 2.3 Teknik Smash 11
Gambar 2.4 Pukulan Lob Drive dan Lob Spin 12
Gambar 2.5 Teknik Footwork ke kiri dan ke kanan 13
Gambar 2.6 Teknik Footwork ke depan 13
Gambar 2.7 Kerangka Pikir 19
Gambar 3.1 Desain Penelitian 22
Gambar 3.2 Gerakan Latihan Box Jump 25

xii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Persuratan 43
A.1 Surat Keterangan Lulus Seminar 44
A.2 Surat Pembimbingan Skrispi 45
A.3 Surat Penelitian Tugas Akhir 46
A.4 Surat Balasan Izin Penelitian 47
A.5 Surat Tugas/Izin Penelitian 48
A.6 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 49
A.7 Surat Keterangan Bebas Perpustakaan Fakultas 50
A.8 Surat Keterangan Bebas Alat/Peralatan 51
A.9 Surat Keterangan Bebas Laboratorium 52
A.10 Surat Bebas Pustaka Universitas Negeri Makassar 53
LAMPIRAN B Data dan Analisis Data Penelitian 54
LAMPIRAN C Dokumentasi 79
LAMPIRAN D Daftar Riwayat Hidup 85

xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permainan tenis meja mula-mula hanya dikenal sebagai pengisi waktu

luang untuk hiburan atau hanya sebagai rekreasi. Pada saat ini permainan tenis

meja sudah banyak berkembang, baik di masyarakat, sekolah-sekolah maupun di

Perguruan Tinggi. Permainan ini menggunakan meja sebagai tempat untuk

memantulkan bola yang dipukul oleh pemain. Permainan tenis meja dapat

dimainkan secara perorangan maupun berpasangan. Permainan tenis meja harus

mampu menyebrangkan bola melewati net dan mengembalikan bola ke daerah

lawan setelah bola memantul di daerah sendiri.

Dalam upaya pencapaian prestasi setiap atlet diperlukan penerapan

penguasaan teknik untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan

bermain tenis meja. Berkaitan dengan upaya meningkatkan kemampuan bermain

tenis meja maka harus mampu melakukan teknik sesuai dengan tuntutan teknik

yang ada dalam tenis meja. Untuk dapat menjadi pemain olahraga tenis meja yang

handal perlu dilakukan pembinaan. Salah satunya dapat dilakukan melalui latihan.

Kegiatan latihan tenismeja merupakan rutinitas dari anggota tenismeja

kabupaten Bantaeng. Dalam pelaksanaan kegiatan ini dilakukan di dalam GOR

Mallilingi Bantaeng yang mengunakan satu meja yang berada GOR Mallilingi

Bantaeng, meja yang digunakan dalam latihan tenis meja ini sudah memenuhi

standar ITTF (International Table Tennis Federation). Hasil pengamatan awal


peneliti, anggota tenismeja kabupaten Bantaeng yang mengikuti kegiatan latihan

tenismeja GOR Mallilingi Bantaeng pada umumnya belum memiliki kelincahan

pada gerakan kaki/footwork yang baik. Hal ini terlihat dari gerakan pemain saat

melakukan latihan multiball.

Untuk dapat mencapai prestasi pada cabang olahraga tenismeja, maka

diperlukan penguasaan teknik bagi seorang pemain, seperti yang sama halnya

dengan cabang olahraga lainnya, yang mana untuk dapat bermain tenismeja harus

mempelajari teknik dasarnya terlebih dahulu. Teknik dasar pada permainan

tenismeja pada intinya menjadi 4 teknik gerakan yaitu: grip, stance, stroke, dan

footwork.

Dalam permainan tenismeja diperlukan gerakan refleks agar bola dapat

dijangkau. Gerak refleks ini tidak lepas dari teknik dasar permainan tenismeja

yaitu teknik footwork. Di mana teknik footwork ini adalah gerakan kaki yang

dilakukan dengan cara maju, mundur, ke kiri, dan kekanan. Teknik footwork ini

sangat penting guna untuk melatih ketepatan saat mengambil bola. Oleh karena

itu, para atlet perlu mendapat metode-metode latihan yang bervariasi untuk

meningkatkan kemampuan teknik dasarnya pada permainan tenismeja.

Adapun metode latihan yang akan digunakan yaitu pliometrik atau metode

latihan yang digunakan untuk menekankan pada frekuensi gerak kaki, sehingga

memungkinkan para atlet untuk membiasakan diri bergerak secara refleks.

Metode latihan pliometrik ini digunakan untuk meningkatkan kelincahan serta

daya ledak otot tungkai pada seorang atlet.


Pliometrik sendiri diartikan sebagai latihan-latihan atau ulangan yang

bertujuan menghubungan gerakan kecepatan, kelincahan dan kekuatan untuk

menghasilkan gerakan-gerakan eksplosif. Salah satu contohnya adalah latihan

pliometrik box jump yaitu latihan yang dimulai dengan berdiri kaki selebar bahu,

kemudian melakukan lompatan keatas box dan mendarat di atas box kemudian

melompat turun kembali dengan menggunakan kedua kaki. Latihan ini cocok

untuk meningkatkan kelincahan serta daya ledak otot tungkai.

Metode latihan pliometrik tersebut diharapkan nantinya para atlet

mempunyai kemampuan gerakan footwork yang jauh lebih baik dan maksimal,

sehingga prestasi para atletpun dapat meningkat. Berdasarkan pengamatan

peneliti, belum pernah dilakukan penelitian tentang Analisis Teknik Footwork

Anggota Tenismeja Kabupaten Bantaeng Ditinjau dari Hasil Latihan Pliometrik.

Atas dasar inilah, penulis ingin mengadakan penelitian tentang “Analisis Teknik

Footwork Anggota Tenismeja Kabupaten Bantaeng Ditinjau dari Hasil Latihan

Pliometrik”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam

penelitian ini yaitu “apakah terdapat pengaruh kelincahan serta daya ledak otot

tungkai dalam footwork setelah melakukan latihan pliometrik pada anggota

tenismeja Kabupaten Bantaeng?”


C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh kelincahan serta daya ledak otot tungkai dalam

footwork setelah melakukan latihan pliometrik pada anggota tenismeja

Kabupaten Bantaeng.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitiaan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu

landasan pertimbangan dalam latihan tenismeja.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru/Pelatih

Sebagai pedoman dan bahan informasi bagi guru agar dapat dijadikanbahan

ajar untuk para siswanya sehingga dapat meningkatkan prestasi cabang olahraga

atletik khususnya pada cabang tenismeja.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan sebagai langkah awal untuk diri pribadi dalam

mengamalkan tentang karya ilmiah, serta sebagai tolak ukur pula untuk selalu

semangat dan tetap senantiasa belajar dan terus belajar hingga kedepannya

mampu dirasakan manfaatnya bagi masyarakat luas.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Analisis

Analisis atau analisa berasal dari kata Yunani kuno analusis yang berarti

melepaskan. Analusis terbentuk dari dua suku kata, yaitu ana yang berari kembali,

dan luein yang berarti melepas, jika digabung berarti melepas kembali atau

menguraikan. Kata analusis ini diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi

analysis, yang kemudian juga diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi analisis.

Kata analisis sendiri digunakan dalam berbagai bidang, diantaranya dalam ilmu

bahasa, ilmu sosial, ilmu ekonomi, ilmu alam (sains), dan lain sebagainya.

Dalam bidang bahasa dan linguistik, analisis adalah suatu kajian

mendalam untuk meneliti struktur pada sebuah bahasa. Analisis adalah kegiatan

berpikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat

mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-

masing dalam satu keseluruhan yang terpadau.

2. Hakikat Permainan Tenismeja

Menurut Utama (2012: 3), hakikat permainan tenismeja adalah memukul

bola ke arah permukaan meja lawan melalui atas net dengan aturan tertentu untuk

memperoleh angka sebelas dengan sesingkat-singkatnya atau selisih dua setelah

terjadi angka sepuluh sama. Dalam permainan ini dibutuhkan kemampuan fisik

5
yang prima, kemampuan teknik yang tinggi, kemampuan taktik, serta mental

bertanding yang baik untuk memenangkan suatu permainan. Hutasuhud (1998: 4)

berpendapat bahwa tenismeja adalah suatu jenis olahraga yang dimainkan di atas

meja dengan bola dibolak-balikkan segera dengan memakai pemukul. Sedangkan

menurut Abdoellah (1981: 541) bermain tenismeja adalah suatu permainan yang

menggunakan meja sebagai tempat memantulkan bola yang dipukul oleh seorang

pemain dan bola yang dipukul tersebut harus melewati atas net atau jaring yang

dipasang pada tengah-tengah meja.

Pada dasarnya bermain tenismeja adalah kemampuan menerapkan

berbagai kemampuan dan keterampilan teknik, fisik dan psikis dalam suatu

permainan tenis meja. Menurut Utama (2005: 5), permainan tenismeja adalah

permainan dengan mengunakan fasilitas meja beserta peralatan serta raket, bola

sebagai alatnya. Permainan ini diawali dengan pukulan pembuka (service) yaitu

bola dipantulkan di meja sendiri lalu melewati atas net mantul dimeja lawan,

kemudian bola tersebut dipukul melalui net harus memantul ke meja lawan

sampai lawan tidak dapat mengembalikan dengan baik. Pemain berusaha untuk

mematikan pukulan lawan agar memperoleh angka dari pukulannya.

Permainan tenis meja dapat dimainkan baik orang tua, remaja maupun

anak-anak. Menurut Salim (2008: 14) tenis meja merupakan sebuah permainan

yang sederhana. Gerakan-gerakan yang dilakukan dalam olahraga ini adalah

konsisten memukul, mengarahkan, dan menempatkan bola ke meja lawan dan

diharapkan pihak lawan tidak dapat mengembalikan bola. Tenismeja disebut juga
pingpong, pingpong adalah permainan dimana sebuah bola kecil yang putih

dipukul bolak-balik hingga seseorang melakukan kesalahan.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat diambil

kesimpulan bahwa permainan tenismeja merupakan suatu permainan yang

menggunakan meja sebagai tempat untuk memantulkan bola dengan diawali

service sebagai pukulan pembuka dengan tujuan mematikan pukulan lawan agar

memperoleh angka dari pukulannya.

a. Perlengkapan dalam Tenismeja

1) Lapangan Tenismeja (Meja)

Permukaan meja secara umum diistilahkan sebagai playing surface, harus

berbentuk segi empat dengan ukuran panjang 2,74 meter dan lebar 1,525 69

meter. Permukaan ini harus terletak horizontal dengan ketinggian 76 centimeter

diatas lantai. Permukaan meja dapat terbuat dari bahan apapun, asalkan

mempunyai kemungkinan memantulkan bola setinggi 22 sampai 25 centimeter

bila dijatuhkan di atas permukaan meja dari ketinggian kurang lebih 30,5

centimeter dengan menggunakan bola standar dan sebaiknya menggunakan. Bola

standar jenis medium.

Permukaan meja harus berwarna gelap, misalnya hijau tua dan tak boleh

mengkilat, serta dibatasi dengan garis putih selebar 2 centimeter di sepanjang tiap

sisi meja. Garis-garis putih yang membatasi permukaan meja sepanjang 2,74

meter tersebut, dinamakan batas sisi (side lain). Permukaan meja tersebut, harus

terbuat dari bahan kayu keras dan sebaiknya disemprotkan atau dicat dengan

menggunakan lak, pernis atau yang berwarna pudar. Meja harus dibuat dengan
konstruksi yang kuat dan kokoh. Apabila pada ujung-ujung meja diberi tambahan

initial-initial tulisan seperti nama perkumpulan, merk meja, merk bola dan lain-

lain hendaknya digunakan cat yang tidak berwarna putih.

Gambar 2.1 Lapangan Tenismeja


Sumber : Drs. R. Sumardianta, M. Kes (2018: 14)

2) Net atau Jaring dan Tiang-tiangnya

Bidang permainan atau meja dibagi menjadi dua bagian yang sama

ukurannya oleh sebuah net dan dipasang sesuai dengan garis-garis ujung depan

meja tiap garis ujung. Net dan tali penggantungnya berukuran panjang 183

centimeter, bagian bawah jaring harus dapat menyentuh bidang permainan

sepanjang jaring itu. Jaring digantung pada seutas tali yang ujung-ujungnya

dikaitkan pada tiang-tiang net yang kaki-kakinya dipasang tiap garis sisi menonjol

keluar 15,25 centimeter, sedangkan tinggi kedua tiang itu pun 15,25 centimeter.

Net/jaring harus terbuat dari bahan yang lemas semacam tirai halus,

berwarna hijau tua dengan mata jaringnya atau lubang-lubangnya tidak boleh

lebih kecil dari 7,5 milimeter, dan tidak boleh lebih dari 12,4 milimeter. Warna

pinggiran atas jaring harus putih dan bergantung pada tali penggantungnya
dimana lebarnya tidak melebihi 15 milimeter. Tiap ujung jaring harus rapat

melekat pada tiang jaring dari puncak tiang tersebut sampai kedasarnya. Diameter

dari tiang jaring tidak boleh melebihi 22 milimeter dan tiap alat untuk mengatur

tinggi tiang-tiang atau ketegangna tali tempat bergantung net/jarring harus

diproyeksikan di atas dasar tempat berdirinya tiang-tiang tersebut dengan jarak 7

milimeter dari tiang-tiang itu.

Gambar 2.1 Net atau Jaring Tenismeja


Sumber : Drs. R. Sumardianta, M. Kes (2018: 15)

3) Bola

Bola permainan tenis meja harus berbentuk bulat dan terbuat dari bahan

celluloid atau plastik, berwarna putih dan pudar dengan diameter minimal 37,2

milimeter dan maksimal 38,2 milimeter. Sedangkan berat bola tidak boleh kurang

dari 2,40 gram dan tidak boleh lebih dari 2,54 gram. Pemantulan. standar untuk

bola harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut, yaitu tidak boleh kurang dari

23,5 centimeter dan tidak boleh melebihi dari 25,5 centimeter apabila dijatuhkan

dari ketinggian 30,5 centimeter di atas permukaan meja dengan suatu blok baja

yang khusus dibuat untuk percobaan tersebut. Bola yang memantul setinggi 23,5 -

24,1 centimeter dinyatakan memiliki daya pemantulan rendah dan 24,2 - 24,8
centimeter dinyatakan mempunyai daya pemantulan sedang, serta memantul

setinggi 24,9 - 25,5 centimeter dinyatakan sebagai bola yang memiliki daya

pemantulan tinggi.

Untuk PTMSI penggunaan bola dia dalam kejuaraan-kejuaraan tingkat

nasional, internasional dan kejuaraan terbuka baik nasional maupun internasional

harus seijin PTMSI dimana telah ditentukan merk-merk bola yang boleh

digunakan sesuai dengan perjanjian antara PTMSI dengan Federasi Tenis Meja

Asia dalam penelitian penggunaan bola.

Gambar 2.1 Bola Tenismeja


Sumber : Drs. R. Sumardianta, M. Kes (2018: 16)

4) Bet atau Raket

Di dalam permainan tenis meja tidak ada ketentuan ataupun persyaratan

mengenai ukuran, bentuk maupun berat bat/raket. permukaan bat harus berwarna

gelap dan pudar. Bahan harus terbuat dati kayu untuk bidang pemukulnya, tidak

bersambung, sama tebal, datar dan kaku. Bila bidang kedua-duanya dilapisi, maka

lapisan boleh salah satu atau kedua-duanya terdiri atas: karet berbintik biasa,

dengan bintiknya menonjol keluar, tebal lapisan itu tidak melebihi 2 milimeter.

Sandwich atau penyelipan terdiri atas karet busa yang dilapisi oleh karet

berbintik biasa, menonjol keluar atau ke dalam, tebal keseluruhan lapisan pada
tiap-tiap permukaan bat tidak melebihi 4 milimeter. Bila karet mentah dipakai

pada kedua belah bidang pemukul maka warna dari karet tersebut kedua-duanya

harus sama, bila kayu digunakan untuk salah satu atau kedua bidang pemukul,

maka warnanya harus gelap atau kedua-duanya warna asli (tidak dicat demikian

rupa sehingga tidak merubah keaslian permukaannya zat kayu)

Bagian dekat tangkai yang digenggam oleh jari, boleh dilapisi dengan

gabus atau bahan-bahan lain untuk memberikan kepuasan memegang bat/raket,

lapisan atau tambahan tersebut dianggap sebagai bagian dari tangkai bat. Bila

salah satu bidang dari bat/raket, tidak pernah digunakan untuk memukul bola,

maka bidang itu boleh dilapisi dengan gabus atau bahan lain yang mampu

memberi kepuasan kepada si pemain sewaktu menggunakan bat/raket itu.

Penggunaan lapisan bat/raket yang sah hanya berlaku untuk bidang bat/raket yang

digunakan untuk memukul bola.

Pukulan yang disentuh oleh bidang yang dilapisi gabus tadi atau oleh

bagian yang termasuk genggam bat/raket atau tangkai bat/raket adalah tidak syah

dan merupakan kehilangan nilai bagi pemukul. Spesifikasi Karet berbintik.

Bintik-bintik dalam satu lapisan karet terbagi merata sedemikian rupa sehingga

dalam satu centimeter persegi terdapat tidak kurang 10 dan tidak lebih dari 50

bintik atau 85 - 325 dalam inch persegi, terbuat dari karet asli atau buatan

synthetic tidak merupakan karet busa, tebal seluruhnya meliputi pula tinggi bintik-

bintik serta perekatnya. Spesifikasi: warna gelap berlaku untuk perlengkapan.

Warna sebaliknya disesuaikan dengan kartu pedoman warna.


Di dalam upaya menghindarkan penggunaan alat dan perlengkapan,

misalnya bat/raket yang bidang pemukulnya berwarna muda di dalam suatu

permainan, perkumpulan maupun pembina sebaiknya mengambil langkah-

langkah positif dengan menghubungi usahawan, agen-agen alat-alat olahraga tenis

meja agar di dalam pembuatan perlengkapan olahraga tenis meja, diperhatikan

juga ketentuan-ketentuan pemberian warna gelap, misalnya untuk beraneka ragam

kostum olahraga tenis meja, permukaan bat/raket.

Gambar 2.1 Bet atau Raket Tenismeja


Sumber : Drs. R. Sumardianta, M. Kes (2018: 17)

b. Teknik Dasar Permainan Tenismeja

Menurut Tomoliyus (2012: 2) dalam menyajikan dan mengembalikan bola

dapat dilakukan dengan cara pukulan forehand dan backhand. Teknik dalam

permainan tenismeja sangat banyak macamnya, untuk dapat mengembangkan

teknik bermain tenismeja dengan baik, kita harus menguasai teknik dasar dalam
bermain tenismeja. Secara umum teknik dasar bermain tenis meja ada 4 (empat)

yaitu :

1) Teknik Memegang Bet (Grip)

Secara umum pegangan/grip pada tenis meja dapat dibagi menjadi 3 jenis

yaitu Penholder Grip, similar/american grip, dan shakend grip

2) Teknik Siap Sedia (Stance)

Teknik ini membutuhkan konsentrasi yang tinggi karena begitu cepat bola

tenis yang datang dri arah lawan menuju ke arah kita, jika kita tidak siap

sedia maka bola tersebut akan dianggap menjadi poin bagi lawan.

3) Teknik Gerakan Kaki (Footwork)

Jenis teknik dalam tenis meja pada garis besarnya dibedakan untuk nomor

tunggal dan nomor ganda. Footwork yang digunakan dalam permainan

tunggal sudah otomatis digunakan dalam permainan ganda.

4) Teknik Pukulan (Stroke)

Teknik pukulan dibagi menjadi 2, yaitu pukulan forehand dan backhand.

Pukulan forehand dilakukan jika bola berada di sebelah kanan tubuh.

Sedangkan pukulan backhand dilakukan jika bola berada di sebelah kiri

badan.

Adapun jenis-jenis pukulan forehand dan backhand yaitu sebagai berikut:

a. Drive

Menurut Kertamanah (2003: 7) drive adalah pukulan yang paling kecil

tenaga gesekannya. Pukulan drive sering juga disebut lift, merupakan dasar dari

berbagai jenis pukulan serangan. Drive merupakan salah satu teknik pukulan yang
sangat penting untuk menghadapi permainan defensive. Pukulan drive ini

memiliki beberapa segi bentuk perbedaan. Keistimewaan pukulan drive antara

lain:

1) Tinggi atau rendah bola di atas ketinggian garis net mudah dikuasai.

2) Cepat atau lambatnya laju bola tidak akan susah dikendalikan.

3) Bola bersifat membawa sedikit perputaran.

4) Bola drive tidak mengandung tenaga yang terlalu keras.

5) Dapat dilancarkan disetiap posisi titik bola di atas meja tanpa merasakan

kesulitan terhadap bola berat (bola-bola yang bersifat membawa putaran),

ringan, cepat, lambat, tinggi maupun rendah serta terhadap jenis putaran

pukulan.

Gambar 2.1 Pukulan Drive


Sumber : Sapto Adi Ma’ruf (1995: 16)

b. Push

Push adalah pukulan backspin pasif yang dilakukan untuk menghadapi

backspin. Pukulan ini biasanya dilakukan untuk menghadapi service backspin

atau serangan yang tidak menyenangkan, baik untuk alasan taktik atau karena
pushing merupakan cara yang lebih konsisten untuk mengembalikan backspin.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa push

adalah teknik memukul bola dengan gerakan mendorong dan merupakan teknik

pukulan bertahan yang paling penting dan berperan aktif dalam permainan.

c. Block

Block adalah pukulan yang dilakukan tanpa mengayunkan bet tetapi hanya

menahan bet tersebut. Block termasuk pukulan paling sederhana untuk

mengembalikan pukulan yang keras. Block lebih sederhana dari pada pukulan,

untuk itu kebanyakan pelatih mengajarkan block terlebih dahulu dari pada

pukulan, untuk itu kebanyakan pelatih mengajarkan block terlebih dahulu

daripada pukulan.

Gambar 2.2 Teknik Block


Sumber : Sapto Adi Ma’ruf (1995: 20)

d. Chop

Menurut Kusnaedi (1992: 55), pukulan chop dalam olahraga tenismeja

sangat penting. Seorang pemain tidak bisa selalu melakukan pukulan untuk
menyerang. Ada kalanya harus melakukan pukulan bertahan untuk mengenal

kualitas pukulan lawan. Menurut Hodges (1996: 35-37) chop sebagai teknik

memukul bola dengan gerakan seperti menebang pohon dengan kapak atau

disebut juga gerakan membacok. Chop adalah pengembalian pukulan backspin

yang sifatnya bertahan. Kebanyakan pemain yang menggunakan chop (chooper)

mundur sekitar 5 hingga 15 kaki dari meja, mengembalikan bola rendah dengan

backspin. Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa chop

adalah teknik mengembalikan bola dengan gerakan seperti membacok dan

mengembalikan bola rendah dengan backspin

e. Service

Menurut Hodges (1996: 64) service adalah pukulan yang dilakukan untuk

memulai permainan tenis meja. Push stroke adalah pukulan mendorong yang

dilakukan untuk menghadapi backspin. Pukulan ini biasanya dilakukan untuk

menghadapi servis backspin atau serangan yang tidak menyenangkan, baik untuk

alasan taktik atau karena push stroke merupakan cara yang lebih konsisten untuk

mengembalikan backspin.

Untuk memulai permainan dalam tenis meja diawali dengan melakukan

service. Pukulan Service yang baik sangat berpengaruh terhadap kemampuan

bermain tenis meja. Sebelum melakukan pukulan service seorang pemain sudah

harus bisa menentukan bola yang akan diberikan kepada lawan. Pendapat

Damiri dan Kusnaedi (1991: 59-109) service adalah teknik memukul untuk

menyajikan bolapertama ke dalam permainan, dengan cara memantulkan terlebih

dahulu bola tersebut ke meja server, kemudian harus melewati atas net dan
akhirnya memantul di meja lawan. Pukulan ini dimulai dengan melambungkan

bola dengan telapak tangan dan kemudian dipukul menggunakan bet.

f. Smash

Untuk dapat mematikan lawan seorang pemain tenis meja harus

mempunyai pukulan smash yang akurat. Pukulan smash yang mematikan juga

dapat menurunkan mental lawan sebelum bertanding. Smash adalah pukulan

backhand atau forehand yang sangat keras dan mempunyai fungsi untuk

mematikan lawan.

Gambar 2.3 Teknik Smash


Sumber : Sapto Adi Ma’ruf (1995: 24)

g. Lob

Ada kalanya dalam situasi permainan seorang pemain tenis meja terpojok

dan harus mundur kebelakang untuk melakukan pertahanan. Loop adalah pukulan

top spin yang sangat keras yang dilakukan hanya dengan menyerempetkan bola

ke arah atas dan ke depan. Flip adalah pengembalian bola pendek yang agresif,

pukulan ini dilakukan bila bola tersebut akan memantul dua kali di sisi meja bila

dibiarkan.
Gambar 2.4 Pukulan lob drive dan lob spin
Sumber : Sapto Adi Ma’ruf (1995: 22-23)

c. Aturan permainan dalam tenismeja

1) Memukul bola dilakukan dari belakang garis akhir atau ujung meja (bidang

sendiri).

2) Bola harus terletak di atas telapak tangan yang terbuka (4 jari rapat dan ibu

jari terbuka) sehingga bola tersebut tidak boleh dijepit atau dikepal.

3) Pada saat hendak memukul bola, bola tersebut harus dilambungkan terlebih

dahulu sebelum dipukul.

4) Bola yang dipukul harus jatuh terlebih dahulu di bidang meja sendiri, baru

jatuh ke bidang meja lawan melalui jaring atau net.

5) Bola yang dipukul pada waktu servis, kemudian menyentuh net dan masuk

padad bidang meja lawan harus diulang.

6) Servis untuk gandaharus dilakukan di sebelah kanan, serta jatuhnya bola ke

bidang meja lawan harus diagonal atau silang.

7) Bola out atau keluar tidak bolah ditahan ataupun dipegang oleh pemain.

8) Pada permainan ganda, kedua pemain mengembalikan bola secara bergantian.


9) Dalam pertandingan masing-masing pemain berlomba untuk mendapatkan

pin 11, dan jika terjadi seri atau 10 sama maka pemain harus mendapatkan

selisih 2 agar bisa menang.

3. Gerakan Kaki/Footwork

Menurut Kertamanah (2003: 2) footwork adalah kemampuan

menggerakkan langkah kaki untuk memukul serta melancarkan teknik kemahiran

seseorang pada batas semaksimal mungkin atau melancarkan pukulan memutar,

dalam posisi yang benar untuk mencapai pukulan pada timming yang tepat.

Kebanyakan pemain dengan pukulan yang jelek sebenarnya disebabkan oleh

permasalahan footwork. Footwork yang jelek akan membuat pukulan terlihat

jelek. Footwork yang baik akan terus mempengaruhi pukulan seorang pemain.

Latihan gerak kaki ini untuk meningkatkan kelincahan dalam

memindahkan badan menghadapi berbagai situasi dalam permainan, terutama

upaya memukul bola 52 secara efektif dan efisien dengan melangkah atau

menggeserkan kaki, bahkan dengan melompat untuk menyosong bola. Secara

umum gerak kaki dalam tenis meja ditinjau dari arahnya dibagi menjadi gerak ke

depan, ke belakang, ke kiri dan ke kanan, tetapi dalam prakteknya kadang juga

dijumpai gerak kaki dengan arah menyerong, bahkan gerak kaki memutar/

melangkah disekeliling poros.

a) Footwork ke kiri-ke kanan

Dari posisi siap, untuk memukul bola yang menuju sebelah kanan tubuh,

dilakukan gerak, kaki kanan melangkah ke samping kanan/ menempatkan kaki


kanan ke luar/ memperbesar jarak dua kaki, kemudian menarik kaki kiri. Gerak

kaki yang seperti ini hanya dilakukan dengan satu langkah (lihat gambar a).

Sedang untuk menjangkau bola yang di sebelah kanan tubuh, dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1) Dengan melakukan dua kali gerakan di atas.

2) Dengan melangkah kaki kiri ke sebelah kanan tubuh, kemudian diikuti

langkah kaki kanan (lihat gambar b)

Gambar 2.5 Teknik Footwork ke-kiri ke-kanan


Sumber : Sapto Adi Ma’ruf (1995: 52)

b) Footwork ke depan

Gerak kaki ke depan biasanya dilakukan untuk menjangkau bola

menjangkau bola yang jatuh di dekat net. Dua cara yang bisa dilakukan yaitu :

1) Melangkah kaki kanan ke depan, dengan berat badan tetap diantara dua kaki,

sehingga badan harus diupayakan merendah, yaitu dengan cara agar menekuk

persendian kaki (lihat gambar)


Gambar 2.6 Teknik Footwork ke depan
Sumber : Sapto Adi Ma’ruf (1995: 53)

2) Melangkah salah satu kaki terjauh Bari bola, kemudian diikuti kaki yang

satunya dengan tetap mempertahankan berat badan jatuh diantara dua kaki.

Teknik footwork di atas masih bersifat umum, artinya bisa digunakan oleh

semua pemain, tetapi jika tipe/ karakter pemain dipertimbangkan, maka footwork

yang dilaksanakan pun berbeda antara tipe satu dengan tipe lainnya, walaupun

arah bola yang datang sama. Berikut ini contoh-contoh footwork sesuai dengan

tipe pemain dan jenis pukulan yang dilakukan.

3. Hakikat Latihan Pliometrik

Menurut Lubis (2013: 73) terminologi plyometrics pertama kali

dimunculkan pada tahun 1975 oleh Fred Wilt salah seorang pelatih atletik warga

Amerika. Istilah ’Plyometrics’ adalah sebuah kombinasi kata yang berasal dari

bahasa Latin, yaitu ’plyo’dan’metrics’ yang memiliki arti peningkatan yang dapat

diukur.

Meskipun istilah itu mulai dikenalkan sejak pertengahan tahun 1960 atau

1970an, tapi Bompa menyatakan bahwa latihan polimetrik sudah ada dalam

jangka waktu yang lama. Hal ini kita ketahui dengan pasti bahwa semua anak-
anak di dunia pernah melakukan lompat tali atau lompat scotch, bentuk-bentuk

permainan yang lainnya seperti pliometrik.

Pliometrik adalah latihan-latihan atau ulangan yang bertujuan

menghubungan gerakan kecepatan, kelincahan dan kekuatan untuk menghasilkan

gerakangerakan eksplosif. Istilah ini sering digunakan dalam menghubungkan

gerakan lompat yang berulang-ulang atau latihan reflek regang untuk

menghasilkan reaksi yang eksplosif. Menurut Radcliffe dan Farentinos RC (1985:

3-7) latihan pliometrik adalah suatu latihan yang memiliki ciri khusus, yaitu

kontraksi otot yang sangat kuat yang merupakan respons dari pembebanan

dinamik atau regangan yang cepat dari otot-otot yang terlibat. Polimetrik juga

disebut dengan reflek regangan atau reflek miotatik atau reflek pilinan otot.

Latihan plyometric adalah salah satu latihan yang favorit yang dilakukan oleh

pelatih saat ini, terutama kepada cabang olahraga yang membutuhkan kemampuan

power otot tungkai atau otot lengan. Sebagian dapat dilakukan lebih terampil jika

atlet memiliki power yang merupakan gabungan dari kekuatan dan kecepatan.

Pliometrik mempunyai keuntungan, memanfaatkan gaya dan kecepatan

yang dicapai dengan percepatan berat badan melawan gravitasi, hal ini

menyebabkan gaya dan kecepatan dalam latihan pliometrik merangsang berbagai

aktivitas olahraga seperti melompat, berlari dan melempar lebih sering dibanding

dengan latihan beban atau dapat dikatakan lebih dinamis atau eksplosif. Latihan

pliometrik menghasilkan pergerakan otot dan menyebabkan reflex regangan

dalam otot. Perhatian latihan plyometric dikhususkan pada latihan yang

menggunakan pergerakan otot-otot untuk menahan beban ke atas dan


menghasilkan power atau kekuatan eksplosif. Beberapa definisi di atas, dapat

disimpulkan bahwa latihan pliometrik adalah metode latihan untuk meningkatkan

daya ledak otot dengan bentuk kombinasi latihan isometrik dan isotonik

(eksentrik-kosentrik) yang mempergunakan pembebanan dinamik.

4. Hakikat Kondisi Fisik

Kondisi fisik adalah keadaan fisik seseorang pada saat tertentu untuk

melakukan suatu pekerjaan yang menjadi beban latihannya. Latihan kondisi fisik

adalah suatu proses dalam taraf peningkatan atau pemeliharaan kemampuan fisik

yang dijalankan dengan menitikberatkan pada efisiensi kerja faal tubuh. Di mana

setiap orang memiliki kondisi fisik yang berbeda tergantung dari jenis kelamin,

aktiftas sehari-hari dan lain-lain.

Pendekatan ilmiah dalam melatih merupakan salah kunci untuk meraih

kesuksesan dalam dunia kepelatihan sekarang ini, karena dengan bantuan ilmu

lainnya yang dikuasai seorang pelatih akan dapat membantu dalam

proses pencapaian sasaran yang ditargetkan. Seorang pelatih yang melatih hanya

berdasarkan pengalaman saja akan menemui kesulitan dalam mencapai sasaran

karena apa yang dialami sejak menjadi atlet itu pula yang dilakukan ketika

menjadi pelatih, padahal perkembangan iptek mengalami perkembangan yang

pesat.

Ciri-ciri pelatih yang berwawasan ilmiah yaitu kemampuan menerima ide-

ide baru, mencari jawaban-jawaban ajaib, evaluasi terhadap tehnik baru, serta

dalam membuat keputusan selalu didasari atas data-data. Salah satu cara untuk
mencapai derajat kondisi fisik yang prima adalah dengan melakukan latihan-

latihan fisik. Latihan fisik dapat dilakukan di conditioning training dengan

melakukan latihan beban untuk meningkatkan strength, power, daya tahan otot,

kecepatan dan unsur fisik lainnya. Pemberian latihan beban sesuai dengan

kebutuhan yang diperlukan oleh seorang atlet pada setiap struktur tubuh

digunakan dalam permainan tenis meja. Atlet tenis meja tidak perlu latihan beban

dengan memperbesar otot seperti atlet binaraga sehingga membuat atlet kaku

dalam melakukan strokes (pukulan) tetapi bagaimana atlet memiliki unsur fisik

yang dibutuhkan untuk melakukan pertandingan dalam jangka waktu yang lama.

a) Daya Ledak Otot Tungkai

Daya ledak adalah kemampuan otot atau sekelompok otot seseorang untuk

mempergunakan kekuatan maksimal yag dikerahkan dalam waktu yang sependek-

pendeknya atau sesingkat-singkatnya. Sedangkan daya ledak otot tungkai sendiri

adalah kemampuan otot untuk mengatasi beban dengan kecepatan kontraksi yang

tinggi. Elemen ini merupakan produk dari kemampuan kekuatan dan kecepatan.

b) Kelincahan (Agility)

Menurut Widiastuti (2011: 125) kelincahan adalah kemampuan untuk

mengubah arah atau posisi tubuh dengan cepat yang dilakukan bersama-sama

dengan gerakan lainnya. Disamping itu kelincahan merupakan prasyarat untuk

mempelajari dan memperbaiki keterampilan gerak dan teknik olahraga, terutama

gerakan-gerakan yang membutuhkan koordinasi gerakan.


Kelincahan sebagai salah satu komponen kebugaran jasmani mempunyai

peranan yang signifikan dalam berbagai cabang olahraga khususnya tenis meja.

Seorang atlit yang mempunyai kelincahan cenderung lebih mudah untuk

melakukan gerakan-gerakan yang sulit, tidak mudah jatuh atau cedera, dan

kelincahan dapat mendukung teknik-teknik yangdigunakan oleh atlet tersebut.

Kelincahan akan membantu pemain untuk bergerak ke berbagai arah atau sudut

(depan, samping, belakang samping) dengan mudah, cepat guna mengejar/

mengantisipasi bola dari lawan.

B. Kerangka Pikir

Dalam permainan tenis meja yang begitu komplek kemampuan geraknya

dan keterampilan maka perlu didukung oleh faktor teknik, fisik, dan psikis yang

baik. Salah satu kemampuan teknik yaitu gerakan kaki/footwork. Gerakan

kaki/footwork sebagai variasi langkah kaki dalam permainan tenis meja

adalah memperkuat pukulan bola dengan keseimbangan tubuh yang tepat

kemudian mampu kembali ke posisi awal.

Footwork atau gerakan kaki dalam olahraga tenis meja merupakan teknik

yang harus dikuasai oleh setiap individu pemain jika ingin menjadi pemain tenis

meja yang baik. gerakan kaki (footwork) ini berperan sekali dalam upaya

penguasaan lapangan sehingga setiap penempatan bola dari lawan dapat

diantisipasi oleh pemain tersebut.

Secara garis besar, footwork ini dapat dibedakan dalam dua nomor, yaitu

tunggal dan ganda. Footwork yang digunakan dalam permainan tunggal sudah
pasti akan digunakan pula dalam permainan ganda. Bisa kita katakan bahwa untuk

dapat melakukan footwork ganda harus terlebih dahulu

menguasai footwork dalam nomor tunggal. Karena melihat demikian pentingnya

Gerakan kaki/footwork, maka peneliti berkeinginan untuk meneliti dan

menganalisis gerakan footwork anggota tenis meja kab. Bantaeng yang ditinjau

dari hasil latihan pliometrik.

Sehubungan dengan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan, maka

kerangka berfikir sebagai berikut :

Jika atlet atau pemain tenis meja Kab. Bantaeng memiliki teknik footwork

yang baik atau maksimal ditinjau dari hasil latihan pliometriknya, maka dapat

diprediksikan atlet atau pemain tersebut dapat melakukan permainan tenis

meja yang maksimal dan hasilnyapun maksimal.

Latihan
Teknik Footwork Pliometrik

Tenis Meja

Gambar. 2.7 Kerangka Pikir


C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan sementara dari masalah

yang telah dirumuskan sebelumnya. Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah

tingkat kemapuan teknik footwork pada anggota tenismeja Kab. Bantaeng dalam

kategori baik dan memiliki keterkaitan terhadap kemampuan bermain tenis meja

setelah melakukan latihan pliometrik. X, Y

Terdapat keterkaitan kelincahan serta daya ledak otot tungkai ketika

melakukan footwork tenismeja setelah melakukan latihan pliometrik.

Adapun hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut :

H0.1 = Tidak terdapat pengaruh X terhadap Y


Ha.1 = Terdapat pengaruh X terhadap Y

Keterangan :

X : Kelincahan dan daya ledak otot tungkai (box jump)


Y : Teknik Footwork
42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dan menggunakan pendekatan

penelitian korelasional. Hubungan korelasi sendiri berguna untuk menunjukkan

hubungan dengan tingkat hubungan antar variabel atau lebih. Korelasi yang akan

diuji apakah ada hubungan/ keterkaitan variabel terikat X gerakan footwork

anggota Tenis Meja Kabupaten Bantaeng dengan variabel bebas Y latihan

pliometrik.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah anggota tenis maka

kabupaten Bantaeng di mana penelitian ini dilaksanakan di Gudang/Gedung SRG

Bntaeng tepatnya di jalan Lingkar Sasayya, Bonto Sunggu, Bissappu, Kab.

Bantaeng, Sulawesi Selatan, dan waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan

April 2022.

C. Desain Penelitian

X Y

Gambar 3.1 Desain Penelitian


43

Keterangan :

X : Latihan Pliometrik
Y : Teknik footwork

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Arikunto (2006: 130) populasi adalah keseluruhan jumlah subjek

atau sampel penelitian. Secara sederhana populasi dapat diartikan sebagai subjek

pada wilayah serta waktu tertentu yang akan diamati atau diteliti oleh peneliti

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota tenismeja Kabupaten

Bantaeng yang berjumlah 10 pemain.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2011: 81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Sehingga sampel merupakan

bagian dari populasi yang ada, sehingga untuk pengambilan sampel harus

menggunakan cara tertentu yang didasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan

yang ada. Dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

total sampling. Total sampling adalah pengambilan sampel yang sama dengan

jumlah populasi yang ada (Arikunto, 2006: 120) . Adapun jumlah sampel dalam

penelitian ini berjumlah 10 orang.


44

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Veriabel Bebas

Pliometrik adalah latihan-latihan atau ulangan yang bertujuan

menghubungan gerakan kecepatan, kelincahan dan kekuatan untuk menghasilkan

gerakan-gerakan eksplosif. Latihan poliometrik box jump adalah latihan yang

dimulai dengan berdiri kaki selebar bahu, kemudian melakukan lompatan keatas

box dan mendarat di atas box kemudian melompat turun kembali dengan

menggunakan kedua kaki. Latihan ini cocok untuk meningkatkan power tungkai

sekaligus kelincahan dalam bergerak.

2. Variabel Terikat

Footwork adalah kemampuan menggerakkan langkah kaki untuk memukul

serta melancarkan teknik kemahiran seseorang pada batas semaksimal mungkin

atau melancarkan pukulan memutar, dalam posisi yang benar untuk mencapai

pukulan pada timming yang tepat (Kertamanah 2003: 2). Penggunaan gerakan

kaki disesuaikan dengan jarak yang harus diantisipasi antara bola yang datang

dengan posisi pemain. Jika jaraknya sangat dekat, mungkin tidak usah

melangkahkan kaki atau hanya satu langkah saja sesuai dengan jarak bola yang

akan diblok atau dipukul dengan menyerang lawan. Jika jarak antara bola yang

datang dengan posisi pemain yang agak jauh maka harus menggunakan dua

langkah sudah cukup atau menyesuaikan dengan jarak bola yang datang.
45

F. Instrumen dan Perangkat Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau tes yang digunakan untuk

mengumpulkan data guna mendukung dalam keberhasilan suatu penelitian

(Sugiyono, 2016: 98). Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Tes Kelincahan Sekaligus Tes untuk Meningkatkan Daya Ledak Box

Jump

Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui kelincahan serta daya ledak

pada atlet atau pemain Tenis Meja Kabupaten Bantaeng. Latihan box jump atau

jump to box adalah latihan meloncat keatas kotak balok kemudian meloncat turun

kembali kebelakang seperti sikap awal dengan menggunakan kedua tungkai

bersama-sama. Kegiatan ini bertujuan mengukur daya ledak otot tungkai serta

kelincahan.

a. Fasilitas/alat :

1) Box jump

2) Stopwatch

3) Formulir pencatat hasil

4) Alat tulis menulis

b. Cara melakukan box jump adalah sebagai berikut:

1) Posisi awal Berdiri dengan posisi kaki membuka selebar pinggul.


46

c. Pelaksanaan :

1) Posisi badan menghadap ke kotak. Jongkok sedikit dan langsung melompat

dari tanah dan mendarat di atas box. Pada posisi ini otot yang berperan adalah

brevis, mangus, minimus dan halucis, brevis, mangus, minimus dan halucis.

2) Gunakan kedua lengan untuk mengayun.

3) Setelah mendarat di atas box, pada saat mendarat di atas box, otot yang

berperan adalah gluteus minimus dan maximus.

4) Kemudian melompat kembali ke bawah dengan kedua kaki bersamaan. Pada

posisi ini otot yang berperan adalah hamstring dan gluteus.

5) Kegiatan diulangi (3-5 set).

Gambar 3.2 Contoh Gerakan Latihan Pliometrik Box Jump


Sumber : Thomas R. Beachle 2008:23

Tabel 3.1 Norma Kelincahan

NO NORMA PERSENTASI (DETIK)

1 Baik Sekali (BS) Ke atas 12.10

2 Baik (B) 12.11 - 13.53

3 Sedang (S) 13.54 - 14.96

4 Kurang (K) 14.98 – 16.39


47

5 Kurang Sekali (KS) 16.40 ke bawah

Sumber : Harsuki, (2003: 341)

Tabel 3.2 Tes Penelitian Kelincahan dan Daya Ledak Otot Tungkai terhadap
Footwork Tenis Meja.
Dimensi Indikator Uraian 1 2 3 4 5 Skor
1.
Kaki 2. Berdiri dengan posisi
Sikap awal kaki membuka selebar
pinggul
Lengan 3. Lengan rileks

Badan 4. Badan rileks


Pandangan 5. Pandangan mata ke arah
box
6. Posisi badan menghadap
ke kotak atau box.
7. Jongkok sedikit dan
langsung melompat dari
tanah lantai ke kotak
Sikap
atau box.
pelaksanaan
8. Gunakan lengan ayun
ganda
9. Kaki mendarat ke lantai
secara spontan, dan
diulangi.
Jumlah

2. Tes Multiball untuk Melihat Peningkatan dari Tes Box Jump

Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh

peningatan permainan pada atlet atau pemain tenismeja Kabupaten Bantaeng. Tes

multiball ini adalah tes yang dilakukan setelah melakukan tes box jump yang

tujuannya adalah untuk mengetahui terjadinya pengaruh atau tidak setelah

melakukan tes box jump.

a. Fasilitas/alat :
48

1) Lapangan tenismeja

2) Stopwatch

3) Formulir pencatat hasil

4) Alat tulis menulis

5) Bet

6) Bola pimpong atau bola latihan kurang lebih sebanyak 50 buah.

b. Cara melakukan box jump adalah sebagai berikut:

1) Pada latihan multiball, seorang pelatih akan berdiri di samping meja dekat net,

dengan kotak penuh bola tenis meja yang diletakkan diatas kursi

disampingnya, sehingga mempermudah saat pelatih akan mengambil satu bola

atau lebih dan tidak membuang-buang waktu.

2) Setelah pelatih memungut bola, ia kemudian memukul bola melewati net,

memberikan bola yang tepat, kecepatan dan penempatan untuk pukulan yang

dilakukan.

3) Pelatih menyaksikan peserta pelatihan atau pemain pada saat melakukan

pukulan, dan memastikan pukulan tersebut masuk dan tidak menyangkut net.

4) Kemudian, pelatih memukul bola baru ke lokasi lain yang ditujukan pada

pemain, dan dilakukan secara berulang-ulang.

5) Kemudian, bola ditempatkan kembali dalam kotak, untuk memudahkan

pelatih, apabila bola tersebut akan digunakan kembali saat berlatih. Selain itu,

penggunaan robot jaring untuk memberi umpan bola kembali ke dalam

keranjang, juga dapat memungkinkan kotak yang berisi bola pengumpan terisi

lebih cepat dalam hitungan detik.


49

6) Selain itu dapat juga mencegah beberapa bola memantul ke luar lapangan.

Ketika seorang pemain ketiga yang terlibat, satu pemain akan melatih

sementara yang lain mengumpulkan bola yang jatuh.

7) Kegiatan tersebut dilakukan secara bergantian.

Gambar 3.3 Contoh Gerakan Latihan Multiball


Sumber : Ringkasan Buku Sekolah Kelas 9 (SMP/MTS) Bab III Aktivitas
Permainan Bola Kecil

Tabel 3.2 Norma Multiball

Sumber : B. Syarifuddin, (2010: 112)


Keterangan :
X :Skor
M : Mean Hitung
SD : Standar Deviasi Hitung

Tabel 3.3 Pelaksanaan Footwork


Jumlah Bola yang
Pelaksanaan Waktu (30 Detik)
Masuk
Footwork kiri kanan
50

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka

teknik atau metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini

meliputi: Tes kesegaran jasmani, teknik ini dilakukan untuk medapatkan data

mengenai daya ledak otot dan kelincahan saat melakukan gerakan footwork pada

tenis meja setelah melakukan latihan pliometrik yang dalam hal ini dilakukan

melalui latihan box jump.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

sederhana. Regresi linear sederhana adalah hubungan secara linear antara satu

variabel Independen (X) dengan variabel Dependen (Y). Menurut Arikunto (2006:

234), secara garis besar pekerjaan analisis meliputi tiga langkah yaitu : persiapan,

tabulasi, dan deskriptif. Adapun rumus persentase yang digunakan :

F
P= X 100% (3.1)
N

Keterangan :

F : Frekuensi
N : Jumlah Responden
P : Persentase yang dicari

Selanjutnya metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis product moment. Menurut Ghozali (2011: 105) sebelum melakukan uji

analisis uji analisis product moment, metode mensyaratkan untuk melakukan uji

prasyarat analisis guna mendapatkan hasil yang terbaik. Tujuan pemenuhan


51

prasyarat analisis yang dimaksudkan agar variabel bebas sebagai estimator atas

variabel terikat tidak biasa.

1. Uji Prasyarat Analisis

Sebelum dilakukan pengujian analisis regresi linier sederhana terhadap

hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian asumsi

klasik atas data yang akan diolah sebagai berikut:

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui

bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi

normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk

jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk menguji

apakah data berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji statistik Kolmogorov-

Smirnov Test. Residual berdistribusi normal jika memiliki nilai signifikansi >

0,05 (Ghozali, 2011: 160-165).

c. Uji Linear

Uji Linearitas dilakukan guna untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan, untuk itu
52

dilakukan pengujian menggunakan bantuan program SPSS yaitu Test For

Linearity. Adapun kriteria uji linearitas sebagai berikut :

1) Signifikansi > 0,05, maka data dinyatakan memiliki hubungan linear

2) Signifikansi < 0,05, maka data dinyatakan tidak memiliki hubungan linear.

2. Uji Hipotesis

Setelah seluruh data penelitian terkumpul yakni data mengenai ketincahan

dan daya ledak otot tungkai, maka untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini, maka data tersebut disusun, diolah dan dianalisis dengan

menggunakan bantuan komputer melalui program SPSS. Adapun langkah-langkah

yang ditempuh dalam analisis data penelitian ini, yaitu: Untuk menggambarkan

karakteristik responden dari masing-masing variabel berdasarkan masalah yang

telah dirumuskan. Untuk itu, digunakan analisis statistik deskriptif meliputi:

statistik ukuran pemusatan yaitu rata-rata hitung, Median, modus, dan statistik

ukuran penyebaran yaitu deviasi standar serta distribusi frekuensi dan persentase.

Untuk analisis data statistik dan pengujian hipotesis selanjutnya, rumus

atau formula dan langkah-langkah untuk menganalisis data statistik sebagai

berikut:

a. Melakukan uji regresi linear sederhana

b. Mencari koefisien determinasi

c. Menentukan harga F dengan rumus F hitung

d. Menginterpretasikan data dengan aturan atau syarat-syarat pengujian.


53
54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Deskriftif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum data

penelitian. Analisis deskriptif dilakukan terhadap kelincahan sekaligus daya ledak

otot tungkai pada altet/anggota tenis meja Kabupaten Bantaeng. Analisis

deskriptif meliputi : total nilai, nilai maksimal, nilai minimal, nilai rata-rata,

standar deviasi, dan range. Dari nilai-nilai statistik ini diharapkan dapat memberi

gambaran umum tentang keadaan kelincahan sekaligus daya ledak otot tungkai

(box jump) dan kemapuan melakukan teknik footeork yang baik. Adapun hasil

analisis deskriptif setiap variabel penelitian adalah sebagai berikut :

Table 4.1 Descriptive Statistic Hasil Analisis Data Box Jump dan Footwork pada
Anggota Tenismeja Kabupaten Bantaeng

N Range Min Max Sum Mean Std. Deviation Variance


Statistic Statistic Statisti Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic
c
Box Jump 10 7 33 40 370 37.00 .907 2.2867 8.222
Footwork 10 8 20 28 246 24.60 .921 2.914 8.489
Valid N (listwise) 10

Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa :

a. Untuk box jump dari 10 orang sampel diperoleh total nilai sebanyak 370, rata-

rata yang diperoleh 37,0, dengan hasil standar deviasi 2,86, nilai varians 8,22

di mana range/jangkauan 7 dari nilai minimum 33 dan nilai maksimum 40.


55

b. Untuk footwork yang dilakukan dengan multiball selama 30 detik dari 10

orang sampel diperoleh total nilai sebanyak 246, rata-rata yang diperoleh

24,60, dengan hasil standar deviasi 2,91, nilai varians 8,48 di mana

range/jangkauan 8 dari nilai minimum 20 dan nilai maksimum 28.

2. Uji Normalitas

Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi agar statistic parametrik dapat

digunakan dalam menganalisis data penelitian adalah data harus mengikuti

sebaran normal (berdistribusi normal). Untuk mengetahui apakah data box jump

dan teknik footwork anggota tenis meja Kabupaten Bantaeng berdistribusi normal,

maka dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Shapiro wilk. Hasil uji

normalitas dapat dilihat pada tabael berikut :

Table 4.2 Hasil Uji Normalitas Box Jump dan Footwork pada Anggota
Tenismeja Kabupaten Bantaeng
Kolmogrov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Box Jump .157 10 .200 .868 10 .094
Footwork .185 10 .200 .918 10 .337

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, maka pengujian normalitas data dengan

menggunakan uji Shapiro Wilk menunjukkan hasil sebagai berikut :

a. Untuk data box jump dengan jumlah sampel sebanyak 10 orang memiliki

statistik = 0,86, dengan nilai signifikansi >0,05 yaitu 0,09 maka dapat

dikatakan data tersebut berdistribusi normal.

b. Untuk data footwork dengan jumlah sampel sebanyak 10 orang memiliki

statistik = 0,91, dengan nilai signifikansi >0,05 yaitu 0,33 maka dapat

dikatakan data tersebut berdistribusi normal.


56

3. Uji Linearitas

Sebuah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini perlu diuji dan

dibuktikan melalui data empiris yang diperoleh di lapangan melalui tes dan

pengukuran terhadap seluruh variabel yang diteliti. Karena data penelitian ini

mengikuti sebaran normal, maka untuk menguji hipotesis penelitian ini digunakan

analisis statistik statistik parametrik dengan menggunakan analisis linearitas.

Analisis linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang

linear atau tidak linear secara signifikan pada variabel independent terhadap

variabel dependen. Salah satu persyaratan suatu data dikatakan linear apabila P

value lebih besar dari 0,05 (Pvalue>0,05). Adapun hasil linearitas antar variabel

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Table 4.3 Hasil Uji Linearitas Box Jump dan Footwork pada Anggota
Tenis Meja Kabupaten Bantaeng
Sum of Of Mean square F Sig
squares

Footwork*Box Jump between groups (combined) 75.233 6 12.539 32.243 .008


Linearity 70.054 1 70.054 180.139 .001
Deviation from linerity 5.179 5 1.036 2.664 .225
Within groups 1.167 3 389
Total 76.400 9

Kesimpulan dari tabel di atas adalah bahwa harga F (defiation from

linearity) Boxjump (X) terhadap Footwork (Y) sebesar 2.66 pada signifikansi

(Sig) 0,22 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan linear secara

signifikan antara variabel Boxjump (X) dengan variabel Footwork (Y).


57

4. Regresi Linear Sederhana

Tujuan analisis regresi linear sederhana digunakan untuk menguji

pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel terikat. Syarat uji regresi linear

sederhana adalah yang pertama valid dan reliabel, yang kedua yaitu normal dan

linear. Adapun dasar pengambilan keputusan uji regresi linear sederhana yaitu :

a. Jika nilai signifikansi <0,05, artinya variabel X berpengaruh terhadap variabel

Y.

b. Jika nilai signifikansi > 0,05, artinya variabel X tidak berpengaruh terhadap

variabel Y.

Membandingkan nilai t hitung dengan t tabel

a. Jika nilai t hitung > t tabel, artinya variabel X berpengaruh terhadap variabel Y

b. Jika nilai t hitung < t tabel, artinya variabel X tidak berpengaruh terhadap variabel

Y.

Table 4.4 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana Box Jump dan Footwork pada
Anggota Tenis Meja Kabupaten Bantaeng

Model Sum of Of Mean square F Sig


Squares
Regresion 70.054 1 70.054 88.313 .000b
Residual 6.346 8 .793
Total 76.400 9
Dari output tersebut diketahui bahwa nilai F hitung = 88,31 dengan tingkat

signifikansi 0,00>0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi

variabel footwork atau dengan kata lain ada pengaruh variabel bebas (X) terhadap

variabel terikat (Y).


58

Table 4.5 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana Box Jump dan Footwork pada
Anggota Tenis Meja Kabupaten Bantaeng
Unstandardized Coefficieents Standardized
Model Coefficients
B Std. Error Beta 1 Sig
1 (Constant) -11.400 3.841 -2.968 .018
Box Jump .973 .104 .958 9.398 .000

Dari tabel di atas diketahuia nilai constant sebesar -11,40, sedangkan

untuk nilai box Jump (b/koefisisen regresi) sebesar 0,97, sehingga persamaan

regresinya dapat ditulis :

Y = a + bX
Y = -11,40 + 0,97X

Adapun persamaan dapat diterjemahkan :

a. Konstanta sebesar -11,40, mengandung arti bahwa nilai konstanta variabel

terikat (footwork) adalah sebesar -11,40

b. Koefisien regresi X sebesar 0,97 menyatakan bahwa setiap penambahan 1%

nilai box jump, maka nilai footwork bertambah sebesar 0,97. Koefisien regresi

tersebut bernilai positif, sehingga dikatakan bahwa arah pengaruh variabel X

terhadap Y adalah positif.

Pengambilan keputusan dalam uji regresi sederhana

a. Berdasarkan nilai signifikansi : dari tabel coefficients diperoleh nilai

signifikansi sebesar 0,00 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

box jump (X) berpengaruh terhadap variabel footwork (Y)


59

b. Berdasarkan nilai t : diketahui nilai thitung sebesar 9,39 > ttabel 2,30, sehingga

dapat disimpulkan bahwa variabel box jump (X) berpengaruh terhadap

variabel footwork (Y)

Catatan : cara mencari ttabel

ttabel = (α/2 ; n-k-1)


(0,05/2 ; 10-1-1)
(0,025 ; 8)
2,306 (diambil dari distribusi nilai ttabel)

Table 4.6 Model Summary Box Jump dan Footwork pada Anggota Tenis Meja
Kabupaten Bantaeng

Adjusted Std.error of
Model R R Square Square The Estimate
1 .958a .917 .907 .891

Dari tabel summary di atas menjelaskan besarnya nilai korelasi atau

hubungan (R) yaitu sebesar 0,95. Dari output tersebut diperoleh koefisien

determinasi (R Square) sebesar 0,91, yang mengandung pengertian bahwa

pengaruh variabel bebas box jump terhadap variabel terikat footwork adalah

sebesar 9,17%.

5. Uji Korelasi

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini perlu diuji dan dibuktikan

melalui data empiris yang diperoleh dilapangan melalui tes dan pengukuran

terhadap seluruh variabel yang diteliti. Karena data penelitian ini mengikuti

sebaran normal, maka untuk menguji hipotesis penelitian ini digunakan analisis

statistik parametrik dengan menggunakan teknik korelasi sederhana.


60

Untuk menguji kebenaran hipotesis tentang ada tidaknya hubungan yang

signifikan box jump terhadap footwork anggota tenis meja Kabupaten Bantaeng,

dilakukan analisis korelasi sederhana. Ntuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table

berikut :

Table 4.7 Korelasi Box Jump dan Footwork pada Anggota Tenis Meja Kabupaten
Bantaeng

Box Jump Footwork

Box Jump Pearson Correlatio 1 .963


Sig.(2-tailed) .00
N 10 10
Footwork Pearson Correlation .963 1
Sig. (2-tailed) .000
N 10 10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari tabel di atas dilihat dari signifikasi box jump dan footwork adalah

0.00 dan nilai person dari keduanya adalah 0,96. Dapat disimpulakan bahwa

bentuk hubungan antara kedua variable tersebut adalah positif. Menurut pedoman

hubungan nilai 0.81 s/d 1,00 = korelasi sempurna. Untuk maksud hubungan yang

positif adalah semakin tinggi variabel X maka semakin tinggi variabel Y.

6. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan untuk mendapatkan

hasil yang lebih signifikan, selain itu akan diberikan kesimpulan singkat tentang

hasil pengujian tersebut.

Hipotesis statistik yang akan diuji:

H0 : ρ xy = 0
Ha : ρ xy ≠ 0
61

Hasil pengujian:

Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi, dapat diperoleh

nilai ρ= 0,96 (Pvalue < α 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti ada

hubungan yang signifikan antara box jump dengan footwork anggota tenis meja

Kabupaten Bantaeng. Dari data nilai hasil penelitian menunjukkan hubungan yang

kuat, hal ini mengandung makna bahwa, apabila atlet atau anggota tenis meja

memiliki kelincahan dan daya ledak iootot tungkai yang baik, maka akan diikuti

kemampuan melakukan footwork yang maksimal.

B. PEMBAHASAN

Hasil dari analisis korelasi dalam hipotesis perlu dikaji dengan

memberikan tafsiran mengenai hubungan antara hasil analisis yang dicapai

dengan teori-teori yang mendasari penelitian ini. Penjelasan ini diprlukan agar

dapat diketahui kesesuaian teori-teori yang dikemukakan dengan hasil penelitian

yang dicapai. Untuk mengambil kesimpulan penelitian yang sesuai dengan tujuan

penelitian, maka hasil analisis data yang perlu dibahas sesuai dengan teori-teori

yang mendasarinya. Adapun pembahasan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Berdasarkan hail perhitungan maka analisis data pada hipotesis, diperoleh

nilai ρ 0,96 (Pvalue 0,05), maka H 0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti

terdapat hubungan yang signifikan antara kelincahan serta daya ledak otot tungkai

dengan Teknik footwork. Adapun uji korelasi dilihat dari signifikasi box jump

dan footwork adalah 0,00 dan nilai person dari keduanya adalah 0,96. Dapat
62

disimpulakan bahwa bentuk hubungan antara kedua variable tersebut adalah

positif. Menurut pedoman hubungan nilai 0,81 sampai dengan 1,00 = korelasi

sempurna. Untuk maksud hubungan yang positif adalah semakin tinggi variabel X

maka semakin tinggi variabel Y.

Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa dari hasil analisis yang diperoleh

terdapat atau ada hubungan yang signifikan antara box jump dengan footwork

anggota tenis meja Kabupaten Bantaeng. Hal ini mengandung makna bahwa

apabila atlet atau anggota tenis meja memiliki kelincahan dan daya ledak otot

tungkai (box jump) yang baik, maka akan diikuti kemampuan melakukan

footwork yang baik, begitu pula sebaliknya, jika atlet atau anggota tenismeja

Kabupaten Bantaeng memiliki teknik footwork yang baik itu dikarenakan para

atlet memiliki kelincahan dan daya ledak otot tungkai yang baik.

Saat bermain tenis meja, atlet atau pemain memerlukan berbagai macam

teknik yang mendukung untuk memenangkan pertandingan. Selain teknik yang

dimiliki, maka teknik footwork menjadi sangat penting karena akan mendukung

kualitas teknik permainan. Apalagi saat bermain tenis meja gerak refleks dari kaki

atau dengan melangkah secara refleks dapat meningkatkan permainan.

Selain itu dengan adanya latihan untuk meningkatkan teknik dasar

bermain tenis meja maka sangat membantu kelangsungan dalam latihan maupun

saat bertanding, karena dapat menghasilkan permainan yang lebih maksimal dan

hasil yang didapat dari pertandingan juga maksimal.


63
64

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

maka dapat ditarik kesimpulan yaitu “Ditinjau dari hasil latihan pliometrik, maka

dapat disimpulkan bahwa kelincahan serta daya ledak otot tungkai memiliki

pengaruh terhadap teknik footwork pada anggota tenis meja Kabupaten Bantaeng.

B. SARAN

Adapun saran yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagi para Pembina, pelatih, maupun para atlet olahraga khususnya pada

cabang olahraga tenis meja, bahwa kiranya dalam upaya peningkatan

permainan tenis meja pada atlet yang dibina, hendaknya perlu memperhatikan

unsur kemampuan fisik yang dapat menunjang, seperti kelincahan dan daya

ledak otot tungkai.

2. Bagi mahasiswa yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut, disarankan

agar malibatkan variabel-variabel lain yang lain dengan penelitian ini serta

dengan populasi dan sampel yang lebuh luas.

39
65

3. Fakultas Ilmu Keolahragaan merupakan suatu wadah untuk memperoleh ilmu

olahraga, sehingga hasil penelitian ini dijadikan bahan masukan dan ilmu

yang berguna bagi Mahasiswa Olahraga.


66

DAFTAR PUSTAKA

Almuslimiati, A. 2018. Kontribusi Kelincahan terhadap Kemampuan Dribbling


Bolabasket Siswa Putra Ekstrakurikuler SMA Negeri 11
Pekanbaru (Doctoral dissertation, Universitas Islam Riau).

Bintang, S. 2021. Hubungan Kekuatan Otot Lengan dengan Kemampuan


Forehand dan Backhand Tenis Meja Siswa yang Mengikuti
Ekstrakurikuler di MAN 1 Kerinci (Doctoral dissertation, Universitas
unja).

Dahrial, A. S. 2020. Hubungan Kelentukan Pergelangan Tangan dengan


Kemampuan Pukulan Backhand pada Atlit Club Ptmsi. Jurnal Olahraga
Indragiri.

Harista, N. F., & Trisnowiyanto, B. 2016. Perbedaan Efek Latihan Medicine Ball
dan Clapping Push Up terhadap Daya Ledak Otot Lengan Pemain
Bulutangkis Remaja Usia 13–16 Tahun. Jurnal Kesehatan.

Harmono, J. A., Purnami, S., & Hariadi, I. 2016. Pengembangan Model-model


Latihan Pukulan Loop Drive Forehand Tenis Meja di Ptm Tri Dharma
Malang. Jurnal Pendidikan Jasmani.

Hidayat A, 2020. Perbandingan Pengaruh Latihan Plyometrik Jump To Box dan


Squat Jump Terhadap Power Otot Tungkai Permainan Futsal (Doctoral
dissertation, Universitas Siliwangi).

Indrawan, B., Rubiana, I., & Herliana, M. N. 2020. Instrumen Keterampilan


Smash Dalam Permainan Tenis Meja. Gelanggang Olahraga: Jurnal
Pendidikan Jasmani dan Olahraga.

Juntara, P. E. 2019. Latihan Kekuatan dengan Beban Bebas Metode Circuit


Training dan Plyometric. Altius: Jurnal Ilmu Olahraga dan Kesehatan.

41
67

Lestari, P., Sutisyana, A., & Defliyanto, D. 2017. Kontribusi Kemampuan


Backhand dan Forehand Drive Kedinding terhadap Kemampuan Bermain
Tenis Meja Mahasiswa PJKR FKIP Universitas Bengkulu. Kinestetik:
Jurnal Ilmiah dan Pendidikan Jasmani.

Pambudi, W. A. 2013. Hubungan Koordinasi Mata dan Tangan dengan


Kemampuan Bermain Tenis Meja Peserta Ekstrakurikuler Tenis Meja SD
Negeri 1 Purbasari Kecamatan Karangjambu.

Radcliffe J and Farentinos RC. 1985, Illinois; Human Kinetic Publisher Inc.

Santoso, D. A. D. 2015. Hubungan Pukulan Forehand Dan Footwork Terhadap


Kemampuan Bermain Tenis Meja Pada Peserta Ekstrakurikuler Tenis
Meja Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tempel Sleman Yogyakarta. Skripsi.
UNY: Yogyakarta.

Mu’arifin, S. A. 1995. Tenis Meja. Malang.

Sihombing, A. S., & Dewi, R. Pengembangan Peraturan Permainan Tenis Meja


melalui Modifikasi Model Peraturan Permainan Ams 32 pada Siswa Smp
Kelas VIII. Jurnal Pedagogik Olahraga, 5(2), 39-43.

Subakti, S., & Ikhsan, M. 2018. Hubungan Koordinasi Mata Tangan dan
Kekuatan Otot Lengan terhadap Kemampuan Forehand Drive pada
Persatuan Tenis Meja Pade Angen Mataram Tahun 2018. Jisip (Jurnal
Ilmu Sosial dan Pendidikan).

Tyan, N. A. 2021. Perbandingan Latihan Shadow dengan Latihan Multiball


terhadap Frekuensi Pukulan Forehand dan Backhand Tenis Meja pada
Ekstrakurikuler di SD Supriyadi Semarang. Journal of Physical Activity
and Sports.
68

LAMPIRAN

43
69

A. PERSURATAN
1) Surat Keterangan Lulus Seminar
70
71
72

2) Kartu Konsultasi/Bimbingan

3) Surat Pembimbingan Skripsi


73

4) Surat Permintaan Izin Melakukan Penelitian


74

5) Surat Balasan Persetujuan Meneliti dari Instansi Ybs


75

6) Surat Izin/Tugas
76

7) Surat Keterangan Telah MelakukanPenelitian dari Instansi Ybs


77

8) Surat Keterangan Bebas Perpustakaan FIK UNM


78

9) Surat Keterangan Bebas Perpustakaan UNM


79

10) Surat Keterangan Bebas Alat/Peralatan FIK UNM


80

11) Surat Keterangan Laboratorium FIK UNM


81

12) Daftar Riwayat Hidup


82

13) Surat Keterangan Kelakuan Baik dari Dekan FIK UNM


83

B. DATA DAN HASIL ANALISIS SPSS


84

1) Tabel Nilai Box Jump dan Footwork Anggota Tenis Meja Kabupaten
Bantaeng
FOOTWORK
NO NAMA BOX JUMP (Poin)
(Poin)
1 Khaeratul Mar'ah Khamza 40 28
2 Fina Adelia 36 25
3 Ikmar 40 27
4 Nadia 33 18
5 Risna 33 17
6 Ahmad Faiz Mudris 38 26
7 Sri Devi 34 20
8 Iin Safitri 37 23
9 Nurul Khaliszah 40 28
10 Sulhan 39 26

2) Analisis Deskriptif
Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Sum Mean

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error

Box Jump 10 7 33 40 370 37.00 .907


Footwork 10 8 20 28 246 24.60 .921

Valid N (listwise)
10

3) Uji Normalitas
85

 Tabel Statistik
Statistics

Box Jump Footwork

N Valid 10 10

Missing 0 0
Mean 37.00 24.60
Std. Error of Mean .907 .921
Median 37.50 25.50
Mode 40 26a
Std. Deviation 2.867 2.914
Variance 8.222 8.489
Range 7 8
Minimum 33 20
Maximum 40 28
Sum 370 246

 Tabel Frekuensi box jump dan footwork


Box Jump

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 33 2 20.0 20.0 20.0

34 1 10.0 10.0 30.0

36 1 10.0 10.0 40.0

37 1 10.0 10.0 50.0

38 1 10.0 10.0 60.0

39 1 10.0 10.0 70.0

40 3 30.0 30.0 100.0

Total 10 100.0 100.0


86

Footwork

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 20 1 10.0 10.0 10.0

21 1 10.0 10.0 20.0

22 1 10.0 10.0 30.0

23 1 10.0 10.0 40.0

25 1 10.0 10.0 50.0

26 2 20.0 20.0 70.0

27 1 10.0 10.0 80.0

28 2 20.0 20.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

 Historigram
87

 Explore
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Box Jump 10 100.0% 0 0.0% 10 100.0%


Footwork 10 100.0% 0 0.0% 10 100.0%

 Deskripsi
88

Descriptives
Statistic Std. Error
Box Jump Mean 37.00 .907
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 34.95
Upper Bound 39.05
5% Trimmed Mean 37.06
Median 37.50
Variance 8.222
Std. Deviation 2.867
Minimum 33
Maximum 40
Range 7
Interquartile Range 6
Skewness -.389 .687
Kurtosis -1.582 1.334
Footwork Mean 24.60 .921
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 22.52
Upper Bound 26.68
5% Trimmed Mean 24.67
Median 25.50
Variance 8.489
Std. Deviation 2.914
Minimum 20
Maximum 28
Range 8
Interquartile Range 6
Skewness -.380 .687
Kurtosis -1.383 1.334

 Tabel Tes dari Normalitas


Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Box Jump .157 10 .200* .868 10 .094


Footwork .185 10 .200* .918 10 .337

 Signifikansi Box Jump


89
90
91

 Signifikansi Footwork
92
93

4) Analisis Linearitas
Report
Footwork

Box Jump Mean N Std. Deviation

33 20.50 2 .707
34 22.00 1 .
36 25.00 1 .
37 23.00 1 .
38 26.00 1 .
39 26.00 1 .
40 27.67 3 .577
Total 24.60 10 2.914

ANOVA Table

Sum of
Squares df

Footwork * Box Between (Combined) 75.233 6


Jump Groups Linearity 70.054 1

Deviation from
5.179 5
Linearity

Within Groups 1.167 3

Total 76.400 9

ANOVA Table

Mean
Square F Sig.

Footwork * Box Between (Combined) 12.539 32.243 .008


Jump Groups Linearity 70.054 180.139 .001

Deviation from
1.036 2.664 .225
Linearity

Within Groups .389

Total
94

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

Footwork * Box Jump .958 .917 .992 .985

5) Analisis Regresi Sederhana

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Box Jumpb . Enter

a. Dependent Variable: Footwork


b. All requested variables entered.

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
1 .958a .917 .907 .891

a. Predictors: (Constant), Box Jump

ANOVAa
95

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 70.054 1 70.054 88.313 .000b

Residual 6.346 8 .793

Total 76.400 9

a. Dependent Variable: Footwork


b. Predictors: (Constant), Box Jump

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -11.400 3.841 -2.968 .018

Box Jump .973 .104 .958 9.398 .000

a. Dependent Variable: Footwork


96
97
98
99
100
101
102
103
104
105

3. DOKUMENTASI PENELITIAN
1) Peneliti memberikan penjelasan terkait penelitian yang akan dilakukan

2) Sampel melakukan beberapa pemanasan yang berhubungan dengan


kegiatan penelitian yang akan dilakukan
106
107

3) Tes Box Jump (sikap awal dan sikap akhir)


108

4) Footwork dengan multiball


109

5) Dokumentasi berasama dengan dosen dan para sampel


110
111

A. Daftar Riwayat Hidup

Annisa Reski. U, lahir di Kabupaten Bantaeng, pada tanggal 12 Desember


1999, anak terakhir dari lima bersaudara, pasangan Bapak Usman dan Ibu Masnia.
Memulai Pendidikan Sekolah Dasar di SDN No. 53 Banyorang Kabupaten
Bantaeng pada tahun 2006 dan tamat pada tahun 2012. Melanjutkan Pendidikan
ke Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Tompobulu Kabupaten
Bantaeng pada tahun 2012 dan tamat pada tahun 2015. Kemudian melanjutkan ke
Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Tompobulu yang sekarang berubah
nama menjadi SMA Negeri 3 Bantaeng Kabupaten Bantaeng pada tahun 2015 dan
tamat tahun 2018. Kemudian di tahun yang sama lulus masuk Perguruan Tinggi
Negeri (PTN) Melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri) di Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Makassar.

Anda mungkin juga menyukai