ANNISA RESKI. U
ANNISA RESKI. U
1831040029
Pliometrik
NIM : 1831040029
dihadapan panitia ujian skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada
Disetujui oleh,
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Bila kemudian hari pernyataan saya
terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang telah ditetapkan
NIM : 1831040029
iii
PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK KEPENTINGANAKADEMIK
Dibuat di : Makassar
Pada tanggal : Makassar, 06 Juni 2022
Yang Menyatakan
Annisa Reski. U
NIM. 1831040029
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
iv
NIP. 197410302006041001 NIP.19600421 198603 1 026
MOTTO
“Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW, bersabda: “Barang siapa yang melepaskan
satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu
kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang
lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat”
“Sebagus apapun kata motivasi, tidak akan merubah apapun jika kita hanya
berdiam diri tanpa aksi”
“Biar celoteh tetangga yang menjadi motivasi untuk terus menjadi lebih baik”
“ANNISA RESKI. U”
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini mungkin kurang sempurna dan tidak menutup
kemungkinan ditemukan banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan
skripsi ini. Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan dari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar.
Selama prose penyusunan skripsi ini, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga pada lembaran ini penulis
mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Kedua orang tua tercinta (Bapak Usman dan Ibu Masnia), keempat kakak
tersayang (Zaenal, Suarni, Suarti, dan Sulhaeni) serta keluarga besar
sebagai support system yang tak henti-hentinya memberi dukungan selama
menjalankan tugas-tugas dalam kuliah.
3. Bapak Prof. Dr. H. Husain Syam, M.TP., selaku Rektor Universitas
Negeri Makassar. Kami hanturkan terima kasih telah memberikan
izin dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Prof. Dr. Hj. Hasmyati, M.Kes., sebagai Dekan di FIK Universitas
Negeri Makassar beserta stafnya telah memberikan izin dan
bantuannya sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan.
5. Bapak Dr. Juhanis, M. Pd., selaku Ketua Jurusan dan Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Makassar yang senantiasa memberikan arahan dan masuk dalam skripsi
viii
ini.
6. Bapak Dr Sudirman, M. Pd., sebagai pembimbing I dan Drs. A. Masjaya
AM, M. Pd., sebagai pembimbing II saya yang telah memberikan
masukan, arahan, pengetahuan dan senantiasa membimbing sampai
terselesaikannya skripsi ini.
7. Bapak Dr. Muhammad Kamal, M. Pd., selaku penguuji I dan Bapak
Ricardo Valentino Latuheru, M. Pd., selaku penguji II yang senantiasa
memberikan arahan, pengetahuan serta saran dalam menyelesaikan skripsi
ini.
8. Para Dosen dan Asisten Dosen, Staf Administrasi dan Perlengkapan di
Lingkungan FIK Universitas Negeri Makassar.
9. Bapak Haliq Hamna, bapak Reza Afriawan, dan Ibu Hasna Bolqiah selaku
pelatih Tenismeja Kabupaten Bantaeng yang telah memberikan izin dan
mendampingi dalam melaksanakan penelitian ini.
10. Seluruh teman-teman PJKR 2018 khususnya PJKR A 2018 atas
bantuannya selama proses perkuliahan.
11. Seluruh teman-teman atlet tenismeja Kabupaten Bantaeng yang telah
bersdia menjadi sampel dalam penelitian saya.
12. Seluruh teman-teman, juga orang-orang terdekat yang telah setia
membantu, serta memberi dukungan dalam proses penelitian dan
penyususnan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat memberi sumbangsi keilmuan dalam dunia
olahraga, khususnya dalam bidang pendidikan jasmani. Penulis juga memohon
kepada Tuhan Yang Maha Esa agar skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada
orang lain terlebih bagi penulis sendiri.
Annisa Reski. U
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN..................................................................................
PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK..........
MOTTO.....................................................................................................................
ABSTRAK.................................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
DAFTAR TABEL.....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................3
C. Tujuan Penelitian......................................................................................4
D. Manfaat Penelitian....................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5
A. Kajian Pustaka..........................................................................................5
B. Kerangka Pikir........................................................................................18
C. Hipotesis Penelitian................................................................................19
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................20
A. Jenis Penelitian.......................................................................................20
B. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................20
C. Desain Penelitian....................................................................................20
D. Populasi dan Sampel...............................................................................22
E. Defenisi Operasional Variabel................................................................23
F. Instrumen dan Perangkat Penelitian.......................................................24
G. Teknik Pengumpulan Data......................................................................26
H. Teknik Anaisis Data................................................................................27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................30
x
A. Hasil Penelitian.......................................................................................30
B. Pembahasan............................................................................................37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................39
A. Kesimpulan.............................................................................................39
B. Saran.......................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................41
LAMPIRAN..........................................................................................................43
DAFTARA TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Persuratan 43
A.1 Surat Keterangan Lulus Seminar 44
A.2 Surat Pembimbingan Skrispi 45
A.3 Surat Penelitian Tugas Akhir 46
A.4 Surat Balasan Izin Penelitian 47
A.5 Surat Tugas/Izin Penelitian 48
A.6 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 49
A.7 Surat Keterangan Bebas Perpustakaan Fakultas 50
A.8 Surat Keterangan Bebas Alat/Peralatan 51
A.9 Surat Keterangan Bebas Laboratorium 52
A.10 Surat Bebas Pustaka Universitas Negeri Makassar 53
LAMPIRAN B Data dan Analisis Data Penelitian 54
LAMPIRAN C Dokumentasi 79
LAMPIRAN D Daftar Riwayat Hidup 85
xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
luang untuk hiburan atau hanya sebagai rekreasi. Pada saat ini permainan tenis
memantulkan bola yang dipukul oleh pemain. Permainan tenis meja dapat
tenis meja maka harus mampu melakukan teknik sesuai dengan tuntutan teknik
yang ada dalam tenis meja. Untuk dapat menjadi pemain olahraga tenis meja yang
handal perlu dilakukan pembinaan. Salah satunya dapat dilakukan melalui latihan.
Mallilingi Bantaeng yang mengunakan satu meja yang berada GOR Mallilingi
Bantaeng, meja yang digunakan dalam latihan tenis meja ini sudah memenuhi
pada gerakan kaki/footwork yang baik. Hal ini terlihat dari gerakan pemain saat
diperlukan penguasaan teknik bagi seorang pemain, seperti yang sama halnya
dengan cabang olahraga lainnya, yang mana untuk dapat bermain tenismeja harus
tenismeja pada intinya menjadi 4 teknik gerakan yaitu: grip, stance, stroke, dan
footwork.
dijangkau. Gerak refleks ini tidak lepas dari teknik dasar permainan tenismeja
yaitu teknik footwork. Di mana teknik footwork ini adalah gerakan kaki yang
dilakukan dengan cara maju, mundur, ke kiri, dan kekanan. Teknik footwork ini
sangat penting guna untuk melatih ketepatan saat mengambil bola. Oleh karena
itu, para atlet perlu mendapat metode-metode latihan yang bervariasi untuk
Adapun metode latihan yang akan digunakan yaitu pliometrik atau metode
latihan yang digunakan untuk menekankan pada frekuensi gerak kaki, sehingga
pliometrik box jump yaitu latihan yang dimulai dengan berdiri kaki selebar bahu,
kemudian melakukan lompatan keatas box dan mendarat di atas box kemudian
melompat turun kembali dengan menggunakan kedua kaki. Latihan ini cocok
mempunyai kemampuan gerakan footwork yang jauh lebih baik dan maksimal,
Atas dasar inilah, penulis ingin mengadakan penelitian tentang “Analisis Teknik
Pliometrik”.
B. Perumusan Masalah
penelitian ini yaitu “apakah terdapat pengaruh kelincahan serta daya ledak otot
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk
Kabupaten Bantaeng.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru/Pelatih
Sebagai pedoman dan bahan informasi bagi guru agar dapat dijadikanbahan
ajar untuk para siswanya sehingga dapat meningkatkan prestasi cabang olahraga
b. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan sebagai langkah awal untuk diri pribadi dalam
mengamalkan tentang karya ilmiah, serta sebagai tolak ukur pula untuk selalu
semangat dan tetap senantiasa belajar dan terus belajar hingga kedepannya
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Analisis
Analisis atau analisa berasal dari kata Yunani kuno analusis yang berarti
melepaskan. Analusis terbentuk dari dua suku kata, yaitu ana yang berari kembali,
dan luein yang berarti melepas, jika digabung berarti melepas kembali atau
analysis, yang kemudian juga diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi analisis.
Kata analisis sendiri digunakan dalam berbagai bidang, diantaranya dalam ilmu
bahasa, ilmu sosial, ilmu ekonomi, ilmu alam (sains), dan lain sebagainya.
mendalam untuk meneliti struktur pada sebuah bahasa. Analisis adalah kegiatan
mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-
bola ke arah permukaan meja lawan melalui atas net dengan aturan tertentu untuk
terjadi angka sepuluh sama. Dalam permainan ini dibutuhkan kemampuan fisik
5
yang prima, kemampuan teknik yang tinggi, kemampuan taktik, serta mental
berpendapat bahwa tenismeja adalah suatu jenis olahraga yang dimainkan di atas
menurut Abdoellah (1981: 541) bermain tenismeja adalah suatu permainan yang
menggunakan meja sebagai tempat memantulkan bola yang dipukul oleh seorang
pemain dan bola yang dipukul tersebut harus melewati atas net atau jaring yang
berbagai kemampuan dan keterampilan teknik, fisik dan psikis dalam suatu
permainan tenis meja. Menurut Utama (2005: 5), permainan tenismeja adalah
permainan dengan mengunakan fasilitas meja beserta peralatan serta raket, bola
sebagai alatnya. Permainan ini diawali dengan pukulan pembuka (service) yaitu
bola dipantulkan di meja sendiri lalu melewati atas net mantul dimeja lawan,
kemudian bola tersebut dipukul melalui net harus memantul ke meja lawan
sampai lawan tidak dapat mengembalikan dengan baik. Pemain berusaha untuk
Permainan tenis meja dapat dimainkan baik orang tua, remaja maupun
anak-anak. Menurut Salim (2008: 14) tenis meja merupakan sebuah permainan
diharapkan pihak lawan tidak dapat mengembalikan bola. Tenismeja disebut juga
pingpong, pingpong adalah permainan dimana sebuah bola kecil yang putih
service sebagai pukulan pembuka dengan tujuan mematikan pukulan lawan agar
berbentuk segi empat dengan ukuran panjang 2,74 meter dan lebar 1,525 69
diatas lantai. Permukaan meja dapat terbuat dari bahan apapun, asalkan
bila dijatuhkan di atas permukaan meja dari ketinggian kurang lebih 30,5
Permukaan meja harus berwarna gelap, misalnya hijau tua dan tak boleh
mengkilat, serta dibatasi dengan garis putih selebar 2 centimeter di sepanjang tiap
sisi meja. Garis-garis putih yang membatasi permukaan meja sepanjang 2,74
meter tersebut, dinamakan batas sisi (side lain). Permukaan meja tersebut, harus
terbuat dari bahan kayu keras dan sebaiknya disemprotkan atau dicat dengan
menggunakan lak, pernis atau yang berwarna pudar. Meja harus dibuat dengan
konstruksi yang kuat dan kokoh. Apabila pada ujung-ujung meja diberi tambahan
initial-initial tulisan seperti nama perkumpulan, merk meja, merk bola dan lain-
Bidang permainan atau meja dibagi menjadi dua bagian yang sama
ukurannya oleh sebuah net dan dipasang sesuai dengan garis-garis ujung depan
meja tiap garis ujung. Net dan tali penggantungnya berukuran panjang 183
sepanjang jaring itu. Jaring digantung pada seutas tali yang ujung-ujungnya
dikaitkan pada tiang-tiang net yang kaki-kakinya dipasang tiap garis sisi menonjol
keluar 15,25 centimeter, sedangkan tinggi kedua tiang itu pun 15,25 centimeter.
Net/jaring harus terbuat dari bahan yang lemas semacam tirai halus,
berwarna hijau tua dengan mata jaringnya atau lubang-lubangnya tidak boleh
lebih kecil dari 7,5 milimeter, dan tidak boleh lebih dari 12,4 milimeter. Warna
pinggiran atas jaring harus putih dan bergantung pada tali penggantungnya
dimana lebarnya tidak melebihi 15 milimeter. Tiap ujung jaring harus rapat
melekat pada tiang jaring dari puncak tiang tersebut sampai kedasarnya. Diameter
dari tiang jaring tidak boleh melebihi 22 milimeter dan tiap alat untuk mengatur
3) Bola
Bola permainan tenis meja harus berbentuk bulat dan terbuat dari bahan
celluloid atau plastik, berwarna putih dan pudar dengan diameter minimal 37,2
milimeter dan maksimal 38,2 milimeter. Sedangkan berat bola tidak boleh kurang
dari 2,40 gram dan tidak boleh lebih dari 2,54 gram. Pemantulan. standar untuk
bola harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut, yaitu tidak boleh kurang dari
23,5 centimeter dan tidak boleh melebihi dari 25,5 centimeter apabila dijatuhkan
dari ketinggian 30,5 centimeter di atas permukaan meja dengan suatu blok baja
yang khusus dibuat untuk percobaan tersebut. Bola yang memantul setinggi 23,5 -
24,1 centimeter dinyatakan memiliki daya pemantulan rendah dan 24,2 - 24,8
centimeter dinyatakan mempunyai daya pemantulan sedang, serta memantul
setinggi 24,9 - 25,5 centimeter dinyatakan sebagai bola yang memiliki daya
pemantulan tinggi.
harus seijin PTMSI dimana telah ditentukan merk-merk bola yang boleh
digunakan sesuai dengan perjanjian antara PTMSI dengan Federasi Tenis Meja
mengenai ukuran, bentuk maupun berat bat/raket. permukaan bat harus berwarna
gelap dan pudar. Bahan harus terbuat dati kayu untuk bidang pemukulnya, tidak
bersambung, sama tebal, datar dan kaku. Bila bidang kedua-duanya dilapisi, maka
lapisan boleh salah satu atau kedua-duanya terdiri atas: karet berbintik biasa,
dengan bintiknya menonjol keluar, tebal lapisan itu tidak melebihi 2 milimeter.
Sandwich atau penyelipan terdiri atas karet busa yang dilapisi oleh karet
berbintik biasa, menonjol keluar atau ke dalam, tebal keseluruhan lapisan pada
tiap-tiap permukaan bat tidak melebihi 4 milimeter. Bila karet mentah dipakai
pada kedua belah bidang pemukul maka warna dari karet tersebut kedua-duanya
harus sama, bila kayu digunakan untuk salah satu atau kedua bidang pemukul,
maka warnanya harus gelap atau kedua-duanya warna asli (tidak dicat demikian
Bagian dekat tangkai yang digenggam oleh jari, boleh dilapisi dengan
lapisan atau tambahan tersebut dianggap sebagai bagian dari tangkai bat. Bila
salah satu bidang dari bat/raket, tidak pernah digunakan untuk memukul bola,
maka bidang itu boleh dilapisi dengan gabus atau bahan lain yang mampu
Penggunaan lapisan bat/raket yang sah hanya berlaku untuk bidang bat/raket yang
Pukulan yang disentuh oleh bidang yang dilapisi gabus tadi atau oleh
bagian yang termasuk genggam bat/raket atau tangkai bat/raket adalah tidak syah
Bintik-bintik dalam satu lapisan karet terbagi merata sedemikian rupa sehingga
dalam satu centimeter persegi terdapat tidak kurang 10 dan tidak lebih dari 50
bintik atau 85 - 325 dalam inch persegi, terbuat dari karet asli atau buatan
synthetic tidak merupakan karet busa, tebal seluruhnya meliputi pula tinggi bintik-
dapat dilakukan dengan cara pukulan forehand dan backhand. Teknik dalam
teknik bermain tenismeja dengan baik, kita harus menguasai teknik dasar dalam
bermain tenismeja. Secara umum teknik dasar bermain tenis meja ada 4 (empat)
yaitu :
Secara umum pegangan/grip pada tenis meja dapat dibagi menjadi 3 jenis
Teknik ini membutuhkan konsentrasi yang tinggi karena begitu cepat bola
tenis yang datang dri arah lawan menuju ke arah kita, jika kita tidak siap
sedia maka bola tersebut akan dianggap menjadi poin bagi lawan.
Jenis teknik dalam tenis meja pada garis besarnya dibedakan untuk nomor
badan.
a. Drive
tenaga gesekannya. Pukulan drive sering juga disebut lift, merupakan dasar dari
berbagai jenis pukulan serangan. Drive merupakan salah satu teknik pukulan yang
sangat penting untuk menghadapi permainan defensive. Pukulan drive ini
lain:
1) Tinggi atau rendah bola di atas ketinggian garis net mudah dikuasai.
5) Dapat dilancarkan disetiap posisi titik bola di atas meja tanpa merasakan
ringan, cepat, lambat, tinggi maupun rendah serta terhadap jenis putaran
pukulan.
b. Push
atau serangan yang tidak menyenangkan, baik untuk alasan taktik atau karena
pushing merupakan cara yang lebih konsisten untuk mengembalikan backspin.
adalah teknik memukul bola dengan gerakan mendorong dan merupakan teknik
pukulan bertahan yang paling penting dan berperan aktif dalam permainan.
c. Block
Block adalah pukulan yang dilakukan tanpa mengayunkan bet tetapi hanya
mengembalikan pukulan yang keras. Block lebih sederhana dari pada pukulan,
untuk itu kebanyakan pelatih mengajarkan block terlebih dahulu dari pada
daripada pukulan.
d. Chop
sangat penting. Seorang pemain tidak bisa selalu melakukan pukulan untuk
menyerang. Ada kalanya harus melakukan pukulan bertahan untuk mengenal
kualitas pukulan lawan. Menurut Hodges (1996: 35-37) chop sebagai teknik
memukul bola dengan gerakan seperti menebang pohon dengan kapak atau
mundur sekitar 5 hingga 15 kaki dari meja, mengembalikan bola rendah dengan
backspin. Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa chop
e. Service
Menurut Hodges (1996: 64) service adalah pukulan yang dilakukan untuk
memulai permainan tenis meja. Push stroke adalah pukulan mendorong yang
menghadapi servis backspin atau serangan yang tidak menyenangkan, baik untuk
alasan taktik atau karena push stroke merupakan cara yang lebih konsisten untuk
mengembalikan backspin.
bermain tenis meja. Sebelum melakukan pukulan service seorang pemain sudah
harus bisa menentukan bola yang akan diberikan kepada lawan. Pendapat
Damiri dan Kusnaedi (1991: 59-109) service adalah teknik memukul untuk
dahulu bola tersebut ke meja server, kemudian harus melewati atas net dan
akhirnya memantul di meja lawan. Pukulan ini dimulai dengan melambungkan
f. Smash
mempunyai pukulan smash yang akurat. Pukulan smash yang mematikan juga
backhand atau forehand yang sangat keras dan mempunyai fungsi untuk
mematikan lawan.
g. Lob
Ada kalanya dalam situasi permainan seorang pemain tenis meja terpojok
dan harus mundur kebelakang untuk melakukan pertahanan. Loop adalah pukulan
top spin yang sangat keras yang dilakukan hanya dengan menyerempetkan bola
ke arah atas dan ke depan. Flip adalah pengembalian bola pendek yang agresif,
pukulan ini dilakukan bila bola tersebut akan memantul dua kali di sisi meja bila
dibiarkan.
Gambar 2.4 Pukulan lob drive dan lob spin
Sumber : Sapto Adi Ma’ruf (1995: 22-23)
1) Memukul bola dilakukan dari belakang garis akhir atau ujung meja (bidang
sendiri).
2) Bola harus terletak di atas telapak tangan yang terbuka (4 jari rapat dan ibu
jari terbuka) sehingga bola tersebut tidak boleh dijepit atau dikepal.
3) Pada saat hendak memukul bola, bola tersebut harus dilambungkan terlebih
4) Bola yang dipukul harus jatuh terlebih dahulu di bidang meja sendiri, baru
5) Bola yang dipukul pada waktu servis, kemudian menyentuh net dan masuk
7) Bola out atau keluar tidak bolah ditahan ataupun dipegang oleh pemain.
pin 11, dan jika terjadi seri atau 10 sama maka pemain harus mendapatkan
3. Gerakan Kaki/Footwork
dalam posisi yang benar untuk mencapai pukulan pada timming yang tepat.
jelek. Footwork yang baik akan terus mempengaruhi pukulan seorang pemain.
upaya memukul bola 52 secara efektif dan efisien dengan melangkah atau
umum gerak kaki dalam tenis meja ditinjau dari arahnya dibagi menjadi gerak ke
depan, ke belakang, ke kiri dan ke kanan, tetapi dalam prakteknya kadang juga
dijumpai gerak kaki dengan arah menyerong, bahkan gerak kaki memutar/
Dari posisi siap, untuk memukul bola yang menuju sebelah kanan tubuh,
kaki yang seperti ini hanya dilakukan dengan satu langkah (lihat gambar a).
b) Footwork ke depan
menjangkau bola yang jatuh di dekat net. Dua cara yang bisa dilakukan yaitu :
1) Melangkah kaki kanan ke depan, dengan berat badan tetap diantara dua kaki,
sehingga badan harus diupayakan merendah, yaitu dengan cara agar menekuk
2) Melangkah salah satu kaki terjauh Bari bola, kemudian diikuti kaki yang
satunya dengan tetap mempertahankan berat badan jatuh diantara dua kaki.
Teknik footwork di atas masih bersifat umum, artinya bisa digunakan oleh
semua pemain, tetapi jika tipe/ karakter pemain dipertimbangkan, maka footwork
yang dilaksanakan pun berbeda antara tipe satu dengan tipe lainnya, walaupun
arah bola yang datang sama. Berikut ini contoh-contoh footwork sesuai dengan
dimunculkan pada tahun 1975 oleh Fred Wilt salah seorang pelatih atletik warga
Amerika. Istilah ’Plyometrics’ adalah sebuah kombinasi kata yang berasal dari
bahasa Latin, yaitu ’plyo’dan’metrics’ yang memiliki arti peningkatan yang dapat
diukur.
Meskipun istilah itu mulai dikenalkan sejak pertengahan tahun 1960 atau
1970an, tapi Bompa menyatakan bahwa latihan polimetrik sudah ada dalam
jangka waktu yang lama. Hal ini kita ketahui dengan pasti bahwa semua anak-
anak di dunia pernah melakukan lompat tali atau lompat scotch, bentuk-bentuk
3-7) latihan pliometrik adalah suatu latihan yang memiliki ciri khusus, yaitu
kontraksi otot yang sangat kuat yang merupakan respons dari pembebanan
dinamik atau regangan yang cepat dari otot-otot yang terlibat. Polimetrik juga
disebut dengan reflek regangan atau reflek miotatik atau reflek pilinan otot.
Latihan plyometric adalah salah satu latihan yang favorit yang dilakukan oleh
pelatih saat ini, terutama kepada cabang olahraga yang membutuhkan kemampuan
power otot tungkai atau otot lengan. Sebagian dapat dilakukan lebih terampil jika
atlet memiliki power yang merupakan gabungan dari kekuatan dan kecepatan.
yang dicapai dengan percepatan berat badan melawan gravitasi, hal ini
aktivitas olahraga seperti melompat, berlari dan melempar lebih sering dibanding
dengan latihan beban atau dapat dikatakan lebih dinamis atau eksplosif. Latihan
daya ledak otot dengan bentuk kombinasi latihan isometrik dan isotonik
Kondisi fisik adalah keadaan fisik seseorang pada saat tertentu untuk
melakukan suatu pekerjaan yang menjadi beban latihannya. Latihan kondisi fisik
adalah suatu proses dalam taraf peningkatan atau pemeliharaan kemampuan fisik
yang dijalankan dengan menitikberatkan pada efisiensi kerja faal tubuh. Di mana
setiap orang memiliki kondisi fisik yang berbeda tergantung dari jenis kelamin,
kesuksesan dalam dunia kepelatihan sekarang ini, karena dengan bantuan ilmu
proses pencapaian sasaran yang ditargetkan. Seorang pelatih yang melatih hanya
karena apa yang dialami sejak menjadi atlet itu pula yang dilakukan ketika
pesat.
ide baru, mencari jawaban-jawaban ajaib, evaluasi terhadap tehnik baru, serta
dalam membuat keputusan selalu didasari atas data-data. Salah satu cara untuk
mencapai derajat kondisi fisik yang prima adalah dengan melakukan latihan-
melakukan latihan beban untuk meningkatkan strength, power, daya tahan otot,
kecepatan dan unsur fisik lainnya. Pemberian latihan beban sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan oleh seorang atlet pada setiap struktur tubuh
digunakan dalam permainan tenis meja. Atlet tenis meja tidak perlu latihan beban
dengan memperbesar otot seperti atlet binaraga sehingga membuat atlet kaku
dalam melakukan strokes (pukulan) tetapi bagaimana atlet memiliki unsur fisik
yang dibutuhkan untuk melakukan pertandingan dalam jangka waktu yang lama.
Daya ledak adalah kemampuan otot atau sekelompok otot seseorang untuk
adalah kemampuan otot untuk mengatasi beban dengan kecepatan kontraksi yang
tinggi. Elemen ini merupakan produk dari kemampuan kekuatan dan kecepatan.
b) Kelincahan (Agility)
mengubah arah atau posisi tubuh dengan cepat yang dilakukan bersama-sama
peranan yang signifikan dalam berbagai cabang olahraga khususnya tenis meja.
melakukan gerakan-gerakan yang sulit, tidak mudah jatuh atau cedera, dan
Kelincahan akan membantu pemain untuk bergerak ke berbagai arah atau sudut
B. Kerangka Pikir
dan keterampilan maka perlu didukung oleh faktor teknik, fisik, dan psikis yang
Footwork atau gerakan kaki dalam olahraga tenis meja merupakan teknik
yang harus dikuasai oleh setiap individu pemain jika ingin menjadi pemain tenis
meja yang baik. gerakan kaki (footwork) ini berperan sekali dalam upaya
Secara garis besar, footwork ini dapat dibedakan dalam dua nomor, yaitu
tunggal dan ganda. Footwork yang digunakan dalam permainan tunggal sudah
pasti akan digunakan pula dalam permainan ganda. Bisa kita katakan bahwa untuk
menganalisis gerakan footwork anggota tenis meja kab. Bantaeng yang ditinjau
Jika atlet atau pemain tenis meja Kab. Bantaeng memiliki teknik footwork
yang baik atau maksimal ditinjau dari hasil latihan pliometriknya, maka dapat
Latihan
Teknik Footwork Pliometrik
Tenis Meja
yang telah dirumuskan sebelumnya. Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah
tingkat kemapuan teknik footwork pada anggota tenismeja Kab. Bantaeng dalam
kategori baik dan memiliki keterkaitan terhadap kemampuan bermain tenis meja
Keterangan :
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
hubungan dengan tingkat hubungan antar variabel atau lebih. Korelasi yang akan
pliometrik.
Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah anggota tenis maka
Bantaeng, Sulawesi Selatan, dan waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan
April 2022.
C. Desain Penelitian
X Y
Keterangan :
X : Latihan Pliometrik
Y : Teknik footwork
1. Populasi
atau sampel penelitian. Secara sederhana populasi dapat diartikan sebagai subjek
pada wilayah serta waktu tertentu yang akan diamati atau diteliti oleh peneliti
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2011: 81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
bagian dari populasi yang ada, sehingga untuk pengambilan sampel harus
yang ada. Dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
total sampling. Total sampling adalah pengambilan sampel yang sama dengan
jumlah populasi yang ada (Arikunto, 2006: 120) . Adapun jumlah sampel dalam
1. Veriabel Bebas
dimulai dengan berdiri kaki selebar bahu, kemudian melakukan lompatan keatas
box dan mendarat di atas box kemudian melompat turun kembali dengan
menggunakan kedua kaki. Latihan ini cocok untuk meningkatkan power tungkai
2. Variabel Terikat
atau melancarkan pukulan memutar, dalam posisi yang benar untuk mencapai
pukulan pada timming yang tepat (Kertamanah 2003: 2). Penggunaan gerakan
kaki disesuaikan dengan jarak yang harus diantisipasi antara bola yang datang
dengan posisi pemain. Jika jaraknya sangat dekat, mungkin tidak usah
melangkahkan kaki atau hanya satu langkah saja sesuai dengan jarak bola yang
akan diblok atau dipukul dengan menyerang lawan. Jika jarak antara bola yang
datang dengan posisi pemain yang agak jauh maka harus menggunakan dua
langkah sudah cukup atau menyesuaikan dengan jarak bola yang datang.
45
(Sugiyono, 2016: 98). Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
Jump
Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui kelincahan serta daya ledak
pada atlet atau pemain Tenis Meja Kabupaten Bantaeng. Latihan box jump atau
jump to box adalah latihan meloncat keatas kotak balok kemudian meloncat turun
bersama-sama. Kegiatan ini bertujuan mengukur daya ledak otot tungkai serta
kelincahan.
a. Fasilitas/alat :
1) Box jump
2) Stopwatch
c. Pelaksanaan :
dari tanah dan mendarat di atas box. Pada posisi ini otot yang berperan adalah
brevis, mangus, minimus dan halucis, brevis, mangus, minimus dan halucis.
3) Setelah mendarat di atas box, pada saat mendarat di atas box, otot yang
Tabel 3.2 Tes Penelitian Kelincahan dan Daya Ledak Otot Tungkai terhadap
Footwork Tenis Meja.
Dimensi Indikator Uraian 1 2 3 4 5 Skor
1.
Kaki 2. Berdiri dengan posisi
Sikap awal kaki membuka selebar
pinggul
Lengan 3. Lengan rileks
Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh
peningatan permainan pada atlet atau pemain tenismeja Kabupaten Bantaeng. Tes
multiball ini adalah tes yang dilakukan setelah melakukan tes box jump yang
a. Fasilitas/alat :
48
1) Lapangan tenismeja
2) Stopwatch
5) Bet
1) Pada latihan multiball, seorang pelatih akan berdiri di samping meja dekat net,
dengan kotak penuh bola tenis meja yang diletakkan diatas kursi
memberikan bola yang tepat, kecepatan dan penempatan untuk pukulan yang
dilakukan.
pukulan, dan memastikan pukulan tersebut masuk dan tidak menyangkut net.
4) Kemudian, pelatih memukul bola baru ke lokasi lain yang ditujukan pada
pelatih, apabila bola tersebut akan digunakan kembali saat berlatih. Selain itu,
keranjang, juga dapat memungkinkan kotak yang berisi bola pengumpan terisi
6) Selain itu dapat juga mencegah beberapa bola memantul ke luar lapangan.
Ketika seorang pemain ketiga yang terlibat, satu pemain akan melatih
teknik atau metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini
meliputi: Tes kesegaran jasmani, teknik ini dilakukan untuk medapatkan data
mengenai daya ledak otot dan kelincahan saat melakukan gerakan footwork pada
tenis meja setelah melakukan latihan pliometrik yang dalam hal ini dilakukan
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
sederhana. Regresi linear sederhana adalah hubungan secara linear antara satu
variabel Independen (X) dengan variabel Dependen (Y). Menurut Arikunto (2006:
234), secara garis besar pekerjaan analisis meliputi tiga langkah yaitu : persiapan,
F
P= X 100% (3.1)
N
Keterangan :
F : Frekuensi
N : Jumlah Responden
P : Persentase yang dicari
analisis product moment. Menurut Ghozali (2011: 105) sebelum melakukan uji
analisis uji analisis product moment, metode mensyaratkan untuk melakukan uji
prasyarat analisis yang dimaksudkan agar variabel bebas sebagai estimator atas
hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian asumsi
b. Uji Normalitas
normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk menguji
apakah data berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji statistik Kolmogorov-
Smirnov Test. Residual berdistribusi normal jika memiliki nilai signifikansi >
c. Uji Linear
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan, untuk itu
52
2) Signifikansi < 0,05, maka data dinyatakan tidak memiliki hubungan linear.
2. Uji Hipotesis
dan daya ledak otot tungkai, maka untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini, maka data tersebut disusun, diolah dan dianalisis dengan
yang ditempuh dalam analisis data penelitian ini, yaitu: Untuk menggambarkan
statistik ukuran pemusatan yaitu rata-rata hitung, Median, modus, dan statistik
ukuran penyebaran yaitu deviasi standar serta distribusi frekuensi dan persentase.
berikut:
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Deskriftif
deskriptif meliputi : total nilai, nilai maksimal, nilai minimal, nilai rata-rata,
standar deviasi, dan range. Dari nilai-nilai statistik ini diharapkan dapat memberi
gambaran umum tentang keadaan kelincahan sekaligus daya ledak otot tungkai
(box jump) dan kemapuan melakukan teknik footeork yang baik. Adapun hasil
Table 4.1 Descriptive Statistic Hasil Analisis Data Box Jump dan Footwork pada
Anggota Tenismeja Kabupaten Bantaeng
a. Untuk box jump dari 10 orang sampel diperoleh total nilai sebanyak 370, rata-
rata yang diperoleh 37,0, dengan hasil standar deviasi 2,86, nilai varians 8,22
orang sampel diperoleh total nilai sebanyak 246, rata-rata yang diperoleh
24,60, dengan hasil standar deviasi 2,91, nilai varians 8,48 di mana
2. Uji Normalitas
Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi agar statistic parametrik dapat
sebaran normal (berdistribusi normal). Untuk mengetahui apakah data box jump
dan teknik footwork anggota tenis meja Kabupaten Bantaeng berdistribusi normal,
maka dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Shapiro wilk. Hasil uji
Table 4.2 Hasil Uji Normalitas Box Jump dan Footwork pada Anggota
Tenismeja Kabupaten Bantaeng
Kolmogrov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Box Jump .157 10 .200 .868 10 .094
Footwork .185 10 .200 .918 10 .337
a. Untuk data box jump dengan jumlah sampel sebanyak 10 orang memiliki
statistik = 0,86, dengan nilai signifikansi >0,05 yaitu 0,09 maka dapat
statistik = 0,91, dengan nilai signifikansi >0,05 yaitu 0,33 maka dapat
3. Uji Linearitas
Sebuah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini perlu diuji dan
dibuktikan melalui data empiris yang diperoleh di lapangan melalui tes dan
pengukuran terhadap seluruh variabel yang diteliti. Karena data penelitian ini
mengikuti sebaran normal, maka untuk menguji hipotesis penelitian ini digunakan
linear atau tidak linear secara signifikan pada variabel independent terhadap
variabel dependen. Salah satu persyaratan suatu data dikatakan linear apabila P
value lebih besar dari 0,05 (Pvalue>0,05). Adapun hasil linearitas antar variabel
Table 4.3 Hasil Uji Linearitas Box Jump dan Footwork pada Anggota
Tenis Meja Kabupaten Bantaeng
Sum of Of Mean square F Sig
squares
linearity) Boxjump (X) terhadap Footwork (Y) sebesar 2.66 pada signifikansi
(Sig) 0,22 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan linear secara
pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel terikat. Syarat uji regresi linear
sederhana adalah yang pertama valid dan reliabel, yang kedua yaitu normal dan
linear. Adapun dasar pengambilan keputusan uji regresi linear sederhana yaitu :
Y.
b. Jika nilai signifikansi > 0,05, artinya variabel X tidak berpengaruh terhadap
variabel Y.
a. Jika nilai t hitung > t tabel, artinya variabel X berpengaruh terhadap variabel Y
b. Jika nilai t hitung < t tabel, artinya variabel X tidak berpengaruh terhadap variabel
Y.
Table 4.4 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana Box Jump dan Footwork pada
Anggota Tenis Meja Kabupaten Bantaeng
variabel footwork atau dengan kata lain ada pengaruh variabel bebas (X) terhadap
Table 4.5 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana Box Jump dan Footwork pada
Anggota Tenis Meja Kabupaten Bantaeng
Unstandardized Coefficieents Standardized
Model Coefficients
B Std. Error Beta 1 Sig
1 (Constant) -11.400 3.841 -2.968 .018
Box Jump .973 .104 .958 9.398 .000
untuk nilai box Jump (b/koefisisen regresi) sebesar 0,97, sehingga persamaan
Y = a + bX
Y = -11,40 + 0,97X
nilai box jump, maka nilai footwork bertambah sebesar 0,97. Koefisien regresi
signifikansi sebesar 0,00 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
b. Berdasarkan nilai t : diketahui nilai thitung sebesar 9,39 > ttabel 2,30, sehingga
Table 4.6 Model Summary Box Jump dan Footwork pada Anggota Tenis Meja
Kabupaten Bantaeng
Adjusted Std.error of
Model R R Square Square The Estimate
1 .958a .917 .907 .891
hubungan (R) yaitu sebesar 0,95. Dari output tersebut diperoleh koefisien
pengaruh variabel bebas box jump terhadap variabel terikat footwork adalah
sebesar 9,17%.
5. Uji Korelasi
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini perlu diuji dan dibuktikan
melalui data empiris yang diperoleh dilapangan melalui tes dan pengukuran
terhadap seluruh variabel yang diteliti. Karena data penelitian ini mengikuti
sebaran normal, maka untuk menguji hipotesis penelitian ini digunakan analisis
signifikan box jump terhadap footwork anggota tenis meja Kabupaten Bantaeng,
dilakukan analisis korelasi sederhana. Ntuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table
berikut :
Table 4.7 Korelasi Box Jump dan Footwork pada Anggota Tenis Meja Kabupaten
Bantaeng
Dari tabel di atas dilihat dari signifikasi box jump dan footwork adalah
0.00 dan nilai person dari keduanya adalah 0,96. Dapat disimpulakan bahwa
bentuk hubungan antara kedua variable tersebut adalah positif. Menurut pedoman
hubungan nilai 0.81 s/d 1,00 = korelasi sempurna. Untuk maksud hubungan yang
6. Uji Hipotesis
hasil yang lebih signifikan, selain itu akan diberikan kesimpulan singkat tentang
H0 : ρ xy = 0
Ha : ρ xy ≠ 0
61
Hasil pengujian:
Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi, dapat diperoleh
nilai ρ= 0,96 (Pvalue < α 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti ada
hubungan yang signifikan antara box jump dengan footwork anggota tenis meja
Kabupaten Bantaeng. Dari data nilai hasil penelitian menunjukkan hubungan yang
kuat, hal ini mengandung makna bahwa, apabila atlet atau anggota tenis meja
memiliki kelincahan dan daya ledak iootot tungkai yang baik, maka akan diikuti
B. PEMBAHASAN
dengan teori-teori yang mendasari penelitian ini. Penjelasan ini diprlukan agar
yang dicapai. Untuk mengambil kesimpulan penelitian yang sesuai dengan tujuan
penelitian, maka hasil analisis data yang perlu dibahas sesuai dengan teori-teori
nilai ρ 0,96 (Pvalue 0,05), maka H 0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti
terdapat hubungan yang signifikan antara kelincahan serta daya ledak otot tungkai
dengan Teknik footwork. Adapun uji korelasi dilihat dari signifikasi box jump
dan footwork adalah 0,00 dan nilai person dari keduanya adalah 0,96. Dapat
62
positif. Menurut pedoman hubungan nilai 0,81 sampai dengan 1,00 = korelasi
sempurna. Untuk maksud hubungan yang positif adalah semakin tinggi variabel X
terdapat atau ada hubungan yang signifikan antara box jump dengan footwork
anggota tenis meja Kabupaten Bantaeng. Hal ini mengandung makna bahwa
apabila atlet atau anggota tenis meja memiliki kelincahan dan daya ledak otot
tungkai (box jump) yang baik, maka akan diikuti kemampuan melakukan
footwork yang baik, begitu pula sebaliknya, jika atlet atau anggota tenismeja
Kabupaten Bantaeng memiliki teknik footwork yang baik itu dikarenakan para
atlet memiliki kelincahan dan daya ledak otot tungkai yang baik.
Saat bermain tenis meja, atlet atau pemain memerlukan berbagai macam
dimiliki, maka teknik footwork menjadi sangat penting karena akan mendukung
kualitas teknik permainan. Apalagi saat bermain tenis meja gerak refleks dari kaki
bermain tenis meja maka sangat membantu kelangsungan dalam latihan maupun
saat bertanding, karena dapat menghasilkan permainan yang lebih maksimal dan
BAB V
A. SIMPULAN
maka dapat ditarik kesimpulan yaitu “Ditinjau dari hasil latihan pliometrik, maka
dapat disimpulkan bahwa kelincahan serta daya ledak otot tungkai memiliki
pengaruh terhadap teknik footwork pada anggota tenis meja Kabupaten Bantaeng.
B. SARAN
berikut :
1. Bagi para Pembina, pelatih, maupun para atlet olahraga khususnya pada
permainan tenis meja pada atlet yang dibina, hendaknya perlu memperhatikan
unsur kemampuan fisik yang dapat menunjang, seperti kelincahan dan daya
agar malibatkan variabel-variabel lain yang lain dengan penelitian ini serta
39
65
olahraga, sehingga hasil penelitian ini dijadikan bahan masukan dan ilmu
DAFTAR PUSTAKA
Harista, N. F., & Trisnowiyanto, B. 2016. Perbedaan Efek Latihan Medicine Ball
dan Clapping Push Up terhadap Daya Ledak Otot Lengan Pemain
Bulutangkis Remaja Usia 13–16 Tahun. Jurnal Kesehatan.
41
67
Radcliffe J and Farentinos RC. 1985, Illinois; Human Kinetic Publisher Inc.
Subakti, S., & Ikhsan, M. 2018. Hubungan Koordinasi Mata Tangan dan
Kekuatan Otot Lengan terhadap Kemampuan Forehand Drive pada
Persatuan Tenis Meja Pade Angen Mataram Tahun 2018. Jisip (Jurnal
Ilmu Sosial dan Pendidikan).
LAMPIRAN
43
69
A. PERSURATAN
1) Surat Keterangan Lulus Seminar
70
71
72
2) Kartu Konsultasi/Bimbingan
6) Surat Izin/Tugas
76
1) Tabel Nilai Box Jump dan Footwork Anggota Tenis Meja Kabupaten
Bantaeng
FOOTWORK
NO NAMA BOX JUMP (Poin)
(Poin)
1 Khaeratul Mar'ah Khamza 40 28
2 Fina Adelia 36 25
3 Ikmar 40 27
4 Nadia 33 18
5 Risna 33 17
6 Ahmad Faiz Mudris 38 26
7 Sri Devi 34 20
8 Iin Safitri 37 23
9 Nurul Khaliszah 40 28
10 Sulhan 39 26
2) Analisis Deskriptif
Descriptive Statistics
Valid N (listwise)
10
3) Uji Normalitas
85
Tabel Statistik
Statistics
N Valid 10 10
Missing 0 0
Mean 37.00 24.60
Std. Error of Mean .907 .921
Median 37.50 25.50
Mode 40 26a
Std. Deviation 2.867 2.914
Variance 8.222 8.489
Range 7 8
Minimum 33 20
Maximum 40 28
Sum 370 246
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Footwork
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Historigram
87
Explore
Case Processing Summary
Cases
Deskripsi
88
Descriptives
Statistic Std. Error
Box Jump Mean 37.00 .907
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 34.95
Upper Bound 39.05
5% Trimmed Mean 37.06
Median 37.50
Variance 8.222
Std. Deviation 2.867
Minimum 33
Maximum 40
Range 7
Interquartile Range 6
Skewness -.389 .687
Kurtosis -1.582 1.334
Footwork Mean 24.60 .921
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 22.52
Upper Bound 26.68
5% Trimmed Mean 24.67
Median 25.50
Variance 8.489
Std. Deviation 2.914
Minimum 20
Maximum 28
Range 8
Interquartile Range 6
Skewness -.380 .687
Kurtosis -1.383 1.334
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Signifikansi Footwork
92
93
4) Analisis Linearitas
Report
Footwork
33 20.50 2 .707
34 22.00 1 .
36 25.00 1 .
37 23.00 1 .
38 26.00 1 .
39 26.00 1 .
40 27.67 3 .577
Total 24.60 10 2.914
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Deviation from
5.179 5
Linearity
Total 76.400 9
ANOVA Table
Mean
Square F Sig.
Deviation from
1.036 2.664 .225
Linearity
Total
94
Measures of Association
Variables Entered/Removeda
Model Summary
ANOVAa
95
Total 76.400 9
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
3. DOKUMENTASI PENELITIAN
1) Peneliti memberikan penjelasan terkait penelitian yang akan dilakukan