SYAMSINAR MUSTAFA
SYAMSINAR MUSTAFA
1632040016
Nomor SK : 5627UN36.3/TU/2020
telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada hari Selasa, 27 Oktober 2020
dan dinyatakan dapat diterima sebagai bagian persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas
Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar.
Disahkan Oleh:
Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Makassar
Panitia Ujian
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil
karya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya
nyatakan dengan benar. Bila dikemudian hari ternyata pernyataan saya terbukti
tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang telah ditetapkan oleh
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
eksekutif ini Universitas Negeri Makassar berhak menyimpan,mengali-
media/formatkan, mengolah dalam bentuk pangkalan data (database), merawat
dan mempublikasiakan skripsi saya selama tetap mencamtumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta, serta tidak
direkomendasikan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di : Makassar
Pada Tanggal : 25 November 2020
Yang Menyatakan,
Syamsinar Mustafa
NIM 1632040016
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Motto
Kegagalan merupakan awal dari sebuah kesuksesan (penulis)
Persembahan:
Kedua Orang tua tercinta Bapak Mustafa dan Ibu Sumiati yang telah
berjuang agar saya dapat menyelesaikan kuliah
Rekan-rekan ku Kelas B ,Pendidikan Kepelatihan Olahraga Ang.2016
yang telah memberikan semangat.
Dosen Pembimbing dan Para Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Seluruh warga Fakultas Ilmu Keolahragaan terkhusus warga Pendidikan
Kepelatihan Olahraga
Almamater UNM tercinta
ABSTRAK
Syamsinar Mustafa, 2020. Analisis Power Lengan Dan Power Tungkai Terhadap
Kemampuan Renang Gaya Bebas Pada Atlet Garuda Laut Makassar. Skripsi
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah “seberapa besar pengaruh power
lengan dan power tungkai terhadap kemampuan renang gaya bebas”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh power lengan dan power tungkai
terhadap kemampuan renang gaya bebas
Populasi penelitian ini adalah atlet renang garuda laut Makassar.
Pengambilan sampel dengan cara purposive-sampling. Metode pengumpulan data
menggunakan metode teknik tes dan pengukuran. Instrument tes yang digunakan :
1)Medicine Ball Push untuk mengukur power lengan, 2) vertical jump untuk
mengukur power tungkai, 3) stopwatch untuk mengukur kecepatan renang gaya
bebas. Variabel penelitian ini meliputi power lengan dan power tungkai sebagai
variable bebas, serta kemampuan renang gaya bebas sebagai variable terikat.
Teknik analisis datanya menggunakan uji regresi dan korelasi dengan melalui
program SPSS.22 dengan tingkat signifikansi 95% (α= 0,05)
Berdasarkan hasil analisis data penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada
pengaruh yang signifikan power lengan terhadap kemapuan renang gaya bebas
pada atlet garuda laut Makassar dilihat dari r/R hitung = 0,623, tingkat
signifikansi 0,00 (0,00< 0,05), dan kontribusi sebesar 38,8% (2) ada pengaruh
yang signifikan power tungkai terhadap kemapuan renang gaya bebas pada atlet
garuda laut Makassar dilihat dari r/R hitung = 0,777, tingkat signifikansi 0,000
( 0,00< 0,05) , dan kontribusi sebesar 60,4% (3) ada pengaruh yang signifikan
power lengan dan power tungkai bersama-sama terhadap kemapuan renang gaya
bebas pada atlet garuda laut Makassar dilihat dari r/R hitung = 0,784, tingkat
signifikansi 0,00 ( 0,00< 0,05), dan kontribusi sebesar 61,4%
Kata kunci : power lengan, power tungkai, kemampuan renang gaya bebas.
ABSTRACT
Syamsinar Mustafa, 2020. Analysis of arm power and leg power towards ability
to swim freestyle at athletes Garuda Laut Makassar. Thesis Faculty of Sport
Sciences
The problem in this research is "how much influence arm power and leg
power on the ability to swim freestyle". This study aims to determine the
influence of arm power and leg power on freestyle swimming ability.
The population of this research is swimming athlete of Makassar sea
garuda. The sample was taken by purposive sampling. data collection methods
using test and measurement techniques. The test instruments used were: 1)
Medicine Ball Push to measure arm power, 2) vertical jump to measure leg power,
3) stopwatch to measure freestyle swimming speed. The variables of this research
include arm power and leg power as independent variables, and swimming ability
as the dependent variable. The data analysis technique used regression and
correlation tests through the SPSS.22 program with a significance level of
95% (α = 0.05)
Based on the results of the data analysis, this study shows that: (1) there is
a significant effect of arm power on freestyle swimming ability in athletes
Garuda laut Makassar seen from r / R count = 0.623, a significance level of
0.00 (0.00 <0.05) , and a contribution of 38,8% (2) there is a significant effect of
leg power on freestyle swimming skills in athletes Garuda laut Makassar seen
from r / R count = 0.777, a significance level of 0.00 (0.00 <0.05), and a
contribution of 60,4% (3) There is a significant effect of arm power and leg power
together on freestyle swimming skills in athletes Garuda laut Makassar seen from
r / R count = 0.784, a significance level of 0.00 (0.00 <0.05), and a contribution of
61,4%
Keywords: arm power,leg power , and freestyle swimming ability
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya
Terhadap Kemampuan Renang Gaya Dada Pada Atlet Garuda Laut Makassar”ini
dapat terselesaikan
Dalam menyusun ini penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, oleh karenanya penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Hasmyati, M.Kes, selaku Dekan FIK UNM yang telah
ini.
Kepelatihan Olahraga FIK UNM dan Bapak Dr. Sahabuddin, M.Pd , selaku
5. Bapak dan Ibu dosen serta semua staf tata usaha FIK UNM yang telah
6. Bapak Nadewi Syam M.Kes.,AIFO ,Bapak Drs. Hasyim ,dan Bapak Agus
Ismail, S.Pd.,M.Pd ,selaku pelatih di PR. Garuda Laut Makassar yang telah
skripsi.
7. Teristimewa kepada kedua orang tua saya Bapak Mustafa, S.Pd dan Ibu
Sumiati atas doa dan dorongan serta pengorbanan sehinggan penulis mampu
lancar.
sekalian yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama pendidikan sampai
penyelesain studi. Penulis juga menyadari dalam skripsi ini banyak terdapat
kekurangan. Hal ini tidak lain karena keterbatasan waktu dan sumber yang saya
miliki. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk berbagai kepentingan terutama
bagi pendidikan.
Makassar , 2020
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
PERNYATAAN KEASLIAN iii
PERSETUJUAN PUBLIKASI iv
MOTTO v
ABSTRAK vi
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 1
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan Penelitian 6
D. Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA,KERANGKA PIKIR,& HIPOTESIS 8
A. Tinjauan Umum Renang 8
B. Tinjauan Umum Power Lengan 24
C. Tinjauan Umum Power Tungkai 26
D. Kerangka Berpikir 29
E. Hipotesis 30
BAB III METODE PENELITIAN 31
A. Jenis penelitian 31
B. Desain Penelitian 31
C. Waktu dan tempat penelitian 32
D. Populasi dan sampel 32
E. Variabel Penelitian 33
F. Teknik Pengumpulan Data 34
G. Teknik Pengolahan Data 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 39
A. Hasil Penelitian 39
B. Pembahasan 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 55
A. Kesimpulan 55
B. Saran 55
DAFTAR PUSTAKA 57
LAMPIRAN 59
RIWAYAT HIDUP 86
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Hal.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sehingga selain faktor gravitasi bumi juga dipengaruhi oleh daya tekan air ke atas.
Dalam keadaan normal (di darat) tubuh manusia dapat bergerak bebas di bawah
olahraga renang adalah gaya bebas (crawl), gaya dada (breast stroke), gaya kupu-
kupu (butterfly stroke), dan gaya punggung (back stroke) (Kasiyo, 1980: 11 dalam
renang, salah satunya adalah gaya bebas. Gaya bebas merupakan gaya renang
yang tercepat dibandingkan gaya renang yang lainnya, karena gaya renang ini
mempunyai koordinasi yang baik dan hambatannya paling minim. Ciri khas dari
Di kota Makassar terdapat banyak tempat untuk berenang dan banyak pula
bertempat di Kolam renang andi mattalatta dan Perkumpulan Renang Garuda Laut
atletnya tetapi melihat hasil dari PORDA tersebut PR. Garuda Laut tidak
mencapai target yang di tetapkan. Hal itu lah yang menjadi dorongan kepada
output dari kesatuan proses yang terdiri dari proporsi tubuh dan biomotorik.
kelincahan, waktu reaksi, hip balance, dan koordinasi yang ketat, jumlah kayuhan
gaya bebas 50 meter diberikan oleh body fitness, sisanya 75%-85% diberikan oleh
teknik renang dan efisiensi gerak. Selain proporsi tubuh dan biomotorik beserta
aspeknya, status gizi, volume paru-paru, dan daya tahan juga memberikan
pengaruh terhadap teknik renang gaya bebas 50 meter. Hal ini dikarenakan teknik
renang adalah akibat dari proporsi tubuh dan biomotorik yang pelatihannya
mutlak memerlukan asupan gizi, dan persediaan oksigen yang cukup oleh paru-
paru. pentingnya gizi dalam dunia olahraga telah dibuktikan oleh Burke (2006).
Untuk mencapai suatu prestasi dalam tiap-tiap olahraga maka harus berdasarkan
keseimbangan, daya ledak otot, dan komposisi tubuh harus diperhatikan oleh
setiap atlet. Sama halnya dalam renang, kondisi fisik juga menjadi bagian yang
sangat penting dalam mencapai suatu prestasi. Demi mencapai kondisi fisik yang
baik maka diperlukan latihan yang baik pula. Program latihan ini merupakan
mulai dari kegiatan yang besar, yang makro lalu disusun dengan kegiatan yang
semakin kecil, yang semakin lama semakin mendetail dan terinci, atau sering
disebut dengan rencana mikro. Upaya pencapaian prestasi atau hasil dalam setiap
yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan suatu kerja fisik tertentu. Kecepatan
maka selain teknik gerakan renang yang benar, dan perlu juga dibutuhkan latihan
gerakan renang yang menggerakan tungkai dan ekstensor pergelangan kaki adalah
bahwa renang merupakan olahraga aquatic dengan gerakan utama lengan dan
bergerak atau meluncur maju. Saat melakukan gerakan tangan masuk melakukan
gerakan pelurusan dalam air atau entry otot yang bekerja adalah ekstensor elbow
yaitu otot trisep, sedangkan untuk menggerakan otot pergerakan tangan ialah
dengan otot fleksor carpi ulnaris dan Palmaris longus. Untuk menggerakan lengan
sebagai pendayung adalah latisimus dorsi, pectoralis major, teres minor. Pada
saat melakukan gerakan recovery otot yang bekerja adalah otot latisimus dorsi,
Pada cabang olahraga renang, kekuatan dominan pada gerakan tungkai dan
gerakan lengan. Maka kondisi fisik pada tungkai dan lengan seperti power lengan
dan power tungkai harus diperhatikan. Power otot tungkai diperlukan pada saat
melakukan gerakan menendang garis start dan saat memberikan daya dorong saat
dibutuhkan saat gerakan push dan gerakan recovery. Khusus gerakan recovery
sangat membutuhkan power lengan bagi perenang jarak dekat atau sprinter
metode latihan dan power tungkai terhadap kecepatan berenang 50 meter gaya
bahwa terdapat hubungan antara daya ledak (power) tungkai terhadap kecepatan
renang. Dalam penelitiannya ditunjukkan bahwa atlet yang memiliki power
tungkai mendapatkan hasil yang lebih baik di bandingkan dengan atlet dengan
power rendah. Dalam renang gaya bebas, power tungkai dan power lengan dapat
tendangan tungkai gaya bebas. Dengan demikian atlet renang dengan power
lengan dan power tungkai yang tinggi memiliki kemampuan yang lebih baik
dibandingkan dengan atlet renang dengan power lengan dan power tungkai yang
rendah, karena atlet dengan power lengan dan power tungkai tinggi dapat
menghasilkan dorongan yang maksimal pada saat melakukan renang gaya bebas.
Menyimak uraian di atas, sehingga diduga bahwa power lengan dan power
tungkai yang dimiliki seseorang mempunyai kontribusi yang sangat besar dengan
kemampuannya dalam renang gaya bebas. Hal inilah yang melatar belakangi
penulis untuk melakukan penelitian guna dapat mengetahui secara pasti tentang
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada kontribusi power lengan terhadap kemampuan renang gaya bebas
kemampuan renang gaya bebas pada Atlet renang Garuda Laut Makassar ?
C. Tujuan penelitian
3. Untuk mengetahui apakah ada kontribusi power lengan dan power tungkai
terhadap kemampuan renang gaya bebas pada Atlet renang Garuda Laut
Makassar.
D. Manfaat Penelitian
yaitu :
bagi pelatih dalam penigkatan kemampuan renang gaya bebas pada atletnya.
3. Dari segi praktis hasil penelitian ini dapat menjadi bahan diskusi oleh para
BAB II
1. Pengertian Renang
sehingga selain faktor gravitasi bumi juga dipengaruhi oleh daya tekan air ke atas.
Dalam keadaan normal (di darat) tubuh manusia dapat bergerak bebas di bawah
adalah gaya bebas (craw), gaya dada (breaststroke), gaya kupu-kupu (butterfly
stroke), dan gaya punggung (back stroke) (Kasiyo, 1980: 11 dalam Medyantara,
2013).
Renang secara umum menurut Badruzaman (2007:13 ) “ the floation of an
object in a liquid due to it’s buoyancy or lift”, yang lebih kurang maknanya adalah
method bby which humans ( or other animals) move them selves through water”,
yang memiliki arti “suatu cara dilakukan orang atau binatang untuk
(2010:2) yang dimaksud renang adalah salah satu olahraga air yang dilakukan
dengan menggerakan badan di air, seperti menggunakan kaki dan tangan sehingga
badan terapung di permukaan air. Dalam kajian pustaka ini kami hanya
menjelaskan lebih dalam tentang gaya bebas karena itu merupakan variabel dalam
penelitian ini.
a. Gaya bebas
permukaan air. Gaya bebas merupakan gaya berenang yang menciptakan gerakan
tubuh melaju dipermukaan air dengan cepat (Nenggala, 2006). Kedua belah
sementara kedua belah kaki secara bergantian dicambukkan naik turun ke atas
permukaan air. Pernapasan dilakukan saat lengan digerakkan keluar dari air, saat
Ada lima hal yang perlu diperhatikan, dalam gaya bebas yakni:
1) Posisi Badan
lurus dengan badan. Posisi kepala, punggung, tungkai harus sedatar mungkin
dengan permukaan air dan dalam keadaan rileks. Sebagian anggota badan dahi,
bahu, pantat dan tumit berada di atas permukaan air. Kedua tangan dan kaki lurus.
Posisi keseluruhan anggota badan yang mendatar dengan permukaan air banyak
membantu kecepatan renang, karena tahanan air kecil. Bila posisi kedua tangan,
punggung, dan kaki lurus sedang posisinya tidak mendatar di permukaan air,
misalkan kedua kaki lebih jauh dari permukaan air, maka hambatannya akan lebih
2) Gerakan Kaki
Gerakan kaki seperti telah diutarakan pada gerakan teknik dasar renang
yang lalu mempunyai peran sangat penting, karena memiliki daya gerak maju
paling besar. Bagi anda yang sedang belajar renang tempat dan bentuk latihannya
pada kedalaman air selutut, dalam sikap telungkup kedua tangan bertumpu pada
Bagi perenang yang lebih maju, gerakan kaki dapat dengan lutut sedikit
bengkok dan sewaktu lecutan serongkanlah kedua jari kaki mengarah ke dalam,
sehingga antara tungkai kaki bawah satu dan lainnya sedikit menyilang. Dalam
latihan gerakan dapat pula digunakan papan latihan dengan dipegang kedua
tangan, dan posisi badan diusahakan sejajar dengan permukaan air (lihat gambar
2.2).
Berikut Otot-otot yang bekerja dalam gerakan kaki pada renang gaya bebas
a) M. Gluteus Maximum
d) M. Vastus Lateralis
a) M. Rectus Femoris
b) M. Vastus Lateralis
c) M. Sartorius
d) M. Vastus medialis
3. Otot yang terlibat pada daerah tibialis anterior, dan tibialis posterior
a) M. Tibialis Anterior
b) M. Extensorhallucis Longus
d) M. Soleus
3) Gerakan Tangan
Pelaksanaannya saat lengan masuk air, jari-jari tangan masuk lebih dahulu dan
ke bawah, jari-jari tangan rapat, pergelangan tangan sedikit ditekuk, posisi telapak
pusat atau pusar. Gerakan ini dinamakan menarik (pull). Setelah tangan melalui
pusat, dorong ke belakang dan siku mendekat pada togok badan. Gerakan dorong
diteruskan sampai lengan lurus dan menyentuh paha. Gerakan ini dinamakan
mendorong (push). Gerakan diteruskan lagi dan lengan diayun ke atas keluar dari
permukaan air pula dekat dengan badan. Kemudian lengan masuk air, dimulai
jari-jari tangan masuk air dahulu di muka dan di depan bahu. Gerakan saat
lengan/tangan melewati paha dan keluar dari air dinamakan gerak kembali
(recovery). Dengan demikian dalam gerakan tangan ada tiga tahapan gerak, yaitu:
pertama, mulai jari-jari tangan masuk ke dalam air sampai tangan tiba di
pusat/pusar yang dinamakan gerakan menarik; kedua, gerakan mulai dari pusat
sampai tangan menyentuh paha yang dinamakan gerakan mendorong; dan ketiga,
gerakan sejak tangan menyentuh paha dan keluar dari permukaan air sampai
tangan akan masuk ke dalam air kembali yang dinamakan gerakan kembali atau
Berikut otot-otot yang bekerja dalam gerakan tangan pada renang gaya bebas
a. M. Stemocloidomastoideus
b. M. Deltoideus
c. M. Pectorarils Major
d. M. Serratus anterior
e. M. Triceps brachii
f. M. Biceps brachii
g. M. Branchialis
h. M. Extensor digitorum
k. M. branchioradialis
p. M. branchioradialis
r. M.Palmaris longus
t. M.fleksor digitorumsuperficialis
4) Pengambilan Napas
hambatan yang terjadi dalam gerak maju lebih kecil. Dalam pengambilan napas
dapat dilakukan dengan cara memalingkan ke muka ke kanan atau ke kiri. Hal ini
sesedikit mungkin, asal mulut berada di atas permukaan air. Pengambilan napas
sedang lengan/tangan kiri tepat memasuki air, saat itu kepala berpaling ke kanan
dan mulut di atas permukaan air dengan cepat ambil napas melalui mulut.
Pengeluaran nafas dilakukan sedikit demi sedikit melalui mulut atau mulut dan
hidung dan berakhir tepat pada saat kepala dipalingkan ke kanan lagi untuk setiap
a) M. trapezius
b) M. stermocleidomastoideus
5) Koordinasi Gerakan
gerakan tersebut menjadi suatu gerakan gaya bebas atau krol dan merupakan
gerakan yang menyatu dan bulat. Koordinasi gerakan kaki, tangan, dan pernafasan
yang terbaik adalah yang dapat mengembangkan tantangan seseorang untuk mau
depan dengan lancar. Koordinasi yang baik dapat dijelaskan dengan kata-kata
sebagai berikut: Lengan kanan masuk, kaki kanan ke atas; lengan kiri masuk, kaki
kiri ke atas. Dengan kata lain selagi lengan kanan masuk ke dalam air, kaki kanan
menendang ke atas (pukulan pertama), dan bila lengan kiri masuk ke dalam air,
kaki kiri menendang ke atas (pukulan keempat). Jumlah ada enam pukulan: tiga
gerakan ke atas untuk tiap kaki dalam suatu siklus gerakan lengan yang lengkap
b. Gaya Punggung
renang gaya krol. Perbedaannya pada posisi tubuh dan arah gerakan lengan.
mengapung lebih luas, karena itu kemampuan mengapung tubuh lebih besar
dibanding dengan gaya bebas dalam gaya punggung, pengambilan nafas bukan
leluasa. Akan tetapi pandangan ke arah tujuan terhalang dan bagi perenang
c. Gaya Dada
Gaya dada disebut juga gaya katak. Karena berenangnya meniru gerakan katak.
Perbedaannya, pada manusia sewaktu sikap meluncur kedua kaki dan lengan
lurus, sedangkan pada gerakan katak sikap seperti ini tidak dijumpai. Dalam abad
ke-19, yang diajarkan di sekolah sekolah termasuk di kalangan militer juga yang
dilombakan hanya gaya katak saja, sehingga pada waktu itu gaya tersebut disebut
schoolsiag (renang yang diajarkan di sekolah) yang diambil dari bahasa belanda.
Bagi seseorang yang menguasai gaya ini dia dapat berenang dalam jarak jauh atau
d. Gaya Kupu-kupu
Gaya Kupu-kupu dalam perkembangan berasal dari gaya dada. Gaya kupu-kupu
dinamakan pula gaya dolphin, karena kedua kaki seperti gerakan ikan dolphin
atau lumba-lumba. Gaya kupu-kupu atau butterfly karena gerakan kedua lengan
pada waktu keluar dari dalam air diayunkan ke muka. Dahulu gaya ini kurang
sikap badan dan merupakan kerugian bagi perenang. Di samping itu ada pula
sangat besar dan gerakan kedua lengan mengayun ke muka melalui udara, tahanan
a. Wajah berada diatas air. Jika anda melakukan hal ini, maka bagian bawah
badan anda akan cenderung untuk turun ke bawah, sehingga tahanan air akan
tegak lurus ke dasar kolam, Anda akan berenang seperti kuda bendi yang
anda ke samping, dengan satu telinga Anda tetap tercelup didalam air. Namun
anda, maka dengan sendirinya kepala anda akan menoleh dan anda bisa
c. Lutut tertekuk ketika kedua kaki mengayun. Akibatnya, tubuh anda tidak lagi
streamline alias lurus sejajar permukaan air. Tahanan air pun akan membesar
dan kecepatan anda akan berkurang. Solusinya, ayunkan kaki mulai dari paha.
Jangan tekuk lutut anda. Fungsikan lutut hanya untuk menjaga kelenturan
d. kesalahan gerakan tangan. Perlu diketahui, gerakan tangan inilah sumber gaya
dorong yang paling utama, bukan gerakan kaki anda. Gerakan kaki, meski
juga menimbulkan gaya dorong, pada dasarnya hanyalah untuk menjaga agar
tubuh bagian bawah tidak jatuh kebawah, atau dengan kata lain tetap lurus
dengan tubuh bagian atas, dan juga untuk menjaga keseimbangan tubuh
selama berenang. Karena gerakan tangan adalah sumber utama gaya dorong,
maka gerakan tangan yang benar akan menciptakan gaya dorong yang besar
dengan tangan dikayuh sampai tangan lurus dan ibu jari menyentuh paha.
Adalah sebuah kesalahan jika tangan kita mengayuh hanya sampai sejajar
dada. Jika ini terjadi, gaya dorong yang ditimbulkan pun tidak akan optimal.
e. Tangan kita turun sesudah masuk kembali kedalam air (yakni pada fase
ekstensi). Hal ini akan menghambat laju kita. Disamping itu, jika kesalahan
ini kita lakukan bersamaan dengan mengambil nafas, maka wajah kita tidak
akan bisa muncul dari permukaan air dengan optimal sehingga kita menjadi
kurang nyaman dalam mengambil nafas. Yang benar, begitu tangan anda
air, seolah-olah hendak meraih benda terapung yang terletak jauh di depan
a. Kaki terus bergerak (tidak boleh berhenti), walau ketika sedang mengambil
nafas.
b. Tangan kanan dan kiri bergerak terus secara bergantian (tanpa jeda/istirahat).
permukaan air. Jadi seolah-olah ujung ibu jari tangan yang menyentuh
pengambilan nafas dilakukan setelah 2-3 set gerakan tangan. Jadi jangan
4. Kecepatan Renang
untuk menempuh jarak dengan cepat. Kemampuan untuk pergerakan cepat dalam
garis lurus merupakan komponen integral dari kesuksesan untuk kinerja dalam
pemain untuk bertindak cepat dalam situasi dimana kecepatan sangat penting.
sekelompok otot untuk menjawab rangsangan dalam waktu secepat atau sesingkat
mungkin. Kecepatan sebagai hasil perpaduan dari panjang ayunan tungkai dan
jumlah langkah. Dengan bertambahnya panjang ayunan dan jumlah langkah akan
Secara konsep dasar kecepatan adalah perbandingan antara waktu dan jarak,
sehingga unsur kecepatan selalu berkaitan dengan waktu reaksi, frekuensi gerak
per unit waktu, dan kecepatan menempuh jarak tertentu atau kecepatan gerak.
Dalam olahraga renang, kecepatan menjadi suatu hal yang tak terlepaskan.
Dalam setiap kompetisi kecepatan renang menjadi sangat penting. Banyak hal
yang menjadi faktor yang mempengaruhi kecepatan dalam renang, termasuk gaya
renang. Dalam setiap kompetisi renang gaya renang yang biasa dipakai adalah
gaya bebas. Hal ini karena gaya bebas merupakan gaya renang yang paling cepat.
Kecepatan renang diukur melewati menggunakan stopwatch. Hasil dilihat ketika
Dalam kecepatan renang ini dibutuhkan power lengan dan power tungkai
yang besar dimana power lengan dibuthkan pada saat gerakan push di dalam air
dan pada saat gerakan recovery. Pada saat gerakan push sangat diperlukan power
push tanpa power atau hanya mengandalkan kekuatan. Gerakan recovery juga
sangat memerlukan power lengan apalagi bagi perenang jarak pendek atau
sprinter karena pada saat gerekan recovery harus dilakukan dengan cepat dan kuat
agar menghasilkan daya dorong kedepan olehnya itu di butuhkan power lengan
pada gerakan recovery. Disisi lain power lengan juga biasa di abaikan oleh
perenang terutama bagi perenang jarak jauh. Perenang jarang jauh tidak
power pada gerakan push. Power tungkai juga dibuthkan pada gerakan atau
ayunan kaki perenang gaya bebas terutama perenang jarak pendek atau sprinter.
Mereka harus memiliki kekuatan dan kecepatan dalam mengayun kaki agar
menghasilkan daya dorong yang besar dan bisa berenang dengan maksimal. Sama
halnya power lengan, power tungkai juga dapat diabaikan oleh perenang jarak
Power atau disebut juga daya ledak merupakan salah satu komponen fisik
yang harus dimiliki seorang atlet. Power merupakan hasil dari kekuatan X
utnuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang cepat. (Harsono 2001:36).
Menurut M. Sajoto (1988: 55) daya ledak atau power adalah “kemampuan
melakukan gerakan eksplosif”. Dalam hal ini dapat dikemukakan bahwa, daya
seperti dalam tolak peluru, lompat tinggi dan gerakan lainnya yang bersifat
kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan eksplosif serta melibatkan pengeluaran
berpendapat bahwa: “power atau daya ledak adalah kemampuan otot untuk
mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang cepat, oleh karena itu power
adalah tingkat kondisi fisik yang lebih tinggi dari pada kekuatan. Power
merupakan kombinasi antara kekuatan dan kecepatan. Power otot atau muscular
terdiri dari kecepatan dan strength yang efisien, koordinasi dan keterampilan.
kekuatan otot.
untuk mengerahkan kekuatan maksimum dalam waktu yang sangat cepat dan
maksimal.
Otot merupakan alat penggerak tubuh manusia dan sebagai otot tubuh
melekat pada kerangka yang dapat bergera secara aktif sehingga otot dapat
Pearce (2008: 15) menyatakan otot adalah jaringan yang mempunyai kemampuan
sebagai tanda kekuatan seseorang. Secara resmi dikenal sebagai otot biceps
brachii, biceps yang terletak di atas tulang humerus. Berputar lengan serta
fleksi siku.
b. Triceps: Otot besar ini di belakang lengan atas membantu meluruskan lengan.
c. Brakioradialis: Otot ini tertelak di bagian atas lengan bawah dekat siku,
d. Ekstensor karpi radialis longus: Otot ini sebelah brakioradialis adalah salah
satu dari lima otot utama yang membantu memindahkan pergelangan tangan.
Bila anda mengepalkan tinju, otot ini tonjolan keluar dari kulit
e. Deltoid: Meskipun secara teknis bagian dari bahu, otot deltoid mengontrol
sebagian besar gerakan bahu dan dengan demikian memberikan lengan lebih
rentang gerak.
bobot.
Kualitas power akan tercermin dari unsur kekuatan otot dan kecepatan otot dalam
Sukadiyanto (2002: 96) berpendapat, “power adalah hasil kali kekuatan dengan
kecepatan”. Menutut Sajoto (1988: 55) “power adalah kemampuan kerja otot
(usaha) dalam satuan waktu (detik) (Tjaliek Soegiardo, 1992: 79). Menurut
Ismaryati (2008: 59), power atau daya ledak adalah kekuatan dan kecepatan
kontraksi otot yang dinamis dan eksplosif serta melibatkan pengeluaran kekuatan
kecilnya power antara lain juga ditentukan oleh besar kecilnya kekuatan otot.
Menurut Sajoto (1998: 45) “Kekuatan otot didefinisikan sebagai kemampuan otot
atau sekelompok otot untuk melakukan kerja, dengan menahan beban yang
antara lain: masa otot, tingkat keterlatihan, tingkat kelelahan, otot yang
diperpanjang. Sebelum kontraksi, otot diberi beban sebelum kontraksi dan suhu
otot (Tjaliek Soegiardo, 1992: 77). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa power merupakan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis
serta melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dalam waktu yang
lain yang melibatkan kerja otot yang ikerahkan secara maksimal dalam waktu
yang singkat.
Otot merupakan alat penggerak tubuh manusia dan sebagai otot tubuh
melekat pada kerangka yang dapat bergera secara aktif sehingga otot dapat
Pearce (2008: 15) menyatakan otot adalah jaringan yang mempunyai kemampuan
merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak dan
perintah yang
disimpulkan bahwa otot merupakan sebuah organ atau alat penggerak tubuh
Menurut Syaifuddin (1997: 44) otot tungkai dibagi menjadi dua bagian
a. Otot tungkai atas terdiri dari: abductor maldanus, abductor brevis, abductor
Sartorius.
b. Otot tungkai bawah terdiri dari: tibialis anterior, ekstensor tangles longus,
Pada dasarnya unsur penentu baik dan tidaknya power tungkai yang
bawah secara maksimal dalam waktu yang singkat setelah menerima rangsangan.
D. Kerangka Berpikir
Renang gayadada
Renang Renang gaya punggung
Renang gaya kupu-kupu
Kemampuan renang
Umur
Jenis kelamin
Latihan
E. Hipotesis
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan dua jenis penelitian yaitu Deskriptif dan
B. Desain Penelitian
1. Waktu penelitian
2. Tempat penelitian
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh atlet renang putra PR.Garuda Laut
Makassar
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan menjadi sasaran penelitian.
Sampel penelitian ini diperoleh dari sebagian atau semua jumlah populasi dari
sampling yaitu dengan cara memilih sampel berdasarkan kriteria yang telah di
tentukan.
E. Variabel Penelitian
1. Identifikasi variabel
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 3 varibel, yaitu 2 variabel variabel
a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah power lengan dan power tungkai
b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan renang gaya bebas
suatu gerakan hentakan ayunan didalam air guna membawa tubuhh didalam
menyikapi teknik-teknik yang ada pada gaya bebas. Power lengan seseorang
sewaktu bekerja. Power otot tungkai seseorang dapat di ketahui melalui tes
vertical jump
c. Kemampuan renang gaya bebas dalam hal ini kecepatan adalah kemampuan
dan dengan waktu secepat mungkin dalam bentuk yang sama dengan jarak 20
1. Instrumen Penelitian
hajar, 1999: 160). Peranan instrumen dalam penelitian akan banyak menentukan
kualitas dari data yang diperoleh. Oleh karena itu penentuan instrumen penelitian
Data yang perlu dikumpulkan adalah data dari power lengan, power
tungkai dan kemampuan renang 20 meter gaya bebas. Data yang dikumpulkan ini
adalah hasil tes dan pengukuran yang dilakukan peneliti di lapangan. Tes dan
Tes Medicine Ball Push ini digunakan untuk mengukur power lengan
tali, formulir tes, dan alat tulis. Tes Medicine Ball Push ini memiliki skala meter
(m). Pelaksanaan pertama peserta tes duduk di atas kursi sambil kedua tangan
memegang bola medicine depan dada dibwah dagu, kemudian kedua tangan
mendorong bola ke depan sejauh mungkin. Sebelum peserta tes mendorong bola
medicine, seutas tali dilingkarkan pada dadanya oleh pemandu tes dan ditarik dari
belakang sehingga bersandar pada kursi hal ini untuk mencegah agar peserta pada
waktu mendorong bola tidak dibantu gerakan badan ke depan. Hasil tolakan
diukur mulai dari tepi luar kaki kursi yang telah diberi garis batas sampai tanda
medicine kedepan tidak diukur apabila, pada saat peserta tes mendorong bola
dibantu oleh gerakan badan. Nilai yang diperoleh adalah jarak yang terjauh dari
Tes Vertical jump ini digunakan untuk mengukur Power tungkai dengan
menggunakan alat papan Vertical jump yang memiliki skala centimeter (cm),
dengan jarak antara lantai dengan angka 0 (nol) pada skala yaitu 150 cm, bubuk
kapur dan dinding sedikitnya setinggi 365 cm. Tes ini mengukur raihan tegak dan
raihan loncat tegak, penilaian dalam tes ini adalah hasil dari raihan loncat tegak
dikurangi raihan tegak. Pelaksanaan yang pertama mengukur raihan tegak dengan
cara terlebih dahulu ujung jari tangan diolesin serbuk kapur. Peserta berdiri tegak
dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada di samping kiri atau kanannya.
Kemudian tangan yang dekat dinding diangkat lurus ke atas, telapak tangan
ditempelkan pada papan yang berskala, sehingga meninggalkan bekas raihan, dan
catat hasil raihannya. Nilai yang diperoleh testi atau sampel adala selisih tinggi
raihan dan tinggi loncatan dari ketiga ulangan, kemudian hitung dengan rumus
berikut :
P = { 4,9 ( W ) D” }
P = Power
W = Berat badan dalam kg
D “ = Jarak selisih antara tinggi raihan
tinggi loncatan
pemberian nilai materi renang dalam mata pelajaran pendidikan jasmani maupun
dalam kepentingan penelitian. Tes renang ini berjarak 20 meter. Tes ini bertujuan
stopwatch, sempritan, formulir tes, dan alat tulis menulis. Pada tes renang ini
dibutuhkan petugas yaitu: starter, timer dan pencatat waktu. Berikut tata cara
pelaksanaannya:
a. Setelah testi dipanggil gilirannya, maka segera masuk ke tepi kolam
tempat start.
c. Setelah semua lintasan terisi oleh para testi, maka starter memberi aba-aba
“siap”, para perenang dan timer siap untuk memulai. Setelah aba-aba
“ya”,atau bunyi sempritan maka para testi segera melompat dan berenang
sejauh 20 meter
d. Penilaian dari tes ini adalah catatan waktu tempuh saat start sampai finish
Bentuk data dalam penelitian ini adalah bentuk angka, yaitu angka dari
hasil pengukuran power lengan, power tungkai dan kemampuan renang 20 meter
gaya bebas. Data yang melalui tes ini masih merupakan data kasar. Data tersebut
Analisis inferensial digunakan juga dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis
= 0,05 )
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
power lengan dan power tungkai terhadap kemampuan renang gaya bebas pada
atlet garuda laut Makassar untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka dalam
Pada bab ini akan dikemukakan penyajian hasil analisis data dan
pembahasan. Penyajian hasil analisis data meliputi analisis statistik deskriptif dan
teori yang mendasari penelitian ini untuk memberi interpretasi dari hasil analisis
data.
A. Hasil Penelitian
Data empiris yang diperoleh di lapangan berupa hasil tes dan pengukuran
yang terdiri atas data analisis power lengan dan power tungkai terhadap
kemampuan renang gaya bebas pada atlet garuda laut Makassar terlebih dahulu
gambaran umum data meliputi rata-rata, standar deviasi, data maximum, dan data
minimum.
analisis yaitu uji normalitas data. Untuk pengujian hipotesis menggunakan uji
regresi parametrik jika data dalam kondisi berdistribusi normal atau uji regresi
1. Analisis deskriptif
status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu system
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir 1988:63). Jadi
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau
analisis power lengan dan power tungkai terhadap kemampuan renang gaya bebas
pada atlet garuda laut Makassar. Analisis deskrtiptif meliputi; total nilai, rata-rata,
range, maksimal dan minimum. Dari nilai-nilai statistik ini diharapkan dapat
memberi gambaran umum tentang keadaan data analisis power lengan dan power
tungkai terhadap kemampuan renang gaya bebas pada atlet garuda laut Makassar.
Hasil analisis deskriptif setiap variabel penelitian dapat dilihat dalam tabel 4.1.
Hasil dari tabel 1 di atas yang merupakan gambaran data analisis power lengan
dan power tungkai terhadap kecepatan renang gaya bebas pada atlet garuda laut
a. Untuk data power lengan dari 20 jumlah sampel diperoleh nilai rata-rata sebesar
400,25 dengan standar deviasi 30,585 dan nilai minimum 355 serta untuk nilai
b. Untuk data power tungkai dari 20 jumlah sampel diperoleh nilai rata-rata
sebesar 33,15 dengan standar deviasi 7,220 dan nilai minimum 20 serta untuk
c. Untuk data kemampuan renang dari 20 jumlah sampel diperoleh nilai rata-rata
sebesar 13,9850 dengan standar deviasi 1,66521 dan nilai minimum 10,40 serta
power lengan dan power tungkai terhadap kemampuan renang gaya bebas. Data
variabel terikat, maka diperlukan pengujian lebih lanjut yaitu dengan melakukan
uji regresi dan korelasi, namun sebelumnya data harus normal yaitu dengan uji
normalitas data.
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah pada suatu model regresi,
distribusi normal atau tidka normal (Ghozali 2016). Salah satu asumsi yang harus
dipenuhi agar statistik parametrik dapat digunakan pada penelitian adalah data
harus mengikuti sebaran normal. Untuk mengetahui sebaran data power lengan
dan power tungkai maka dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan Uji
Kolmogorov Smirnov (KS-Z). Hasil analisis normalitas data dapat dilihat dalam
Variabel KS - Z P Α Keterangan
Power lengan (X1) 0,146 0,20 0,05 Normal
Power tungkai (X2) 0,197 0,41 0,05 Normal
Kemampuan renang (Y) 0,188 0,63 0,05 Normal
Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan bahwa dari hasil analisi uji normalitas
data power lengan, power tungkai dan kemampuan renang menggunakan Uji
Smirnov Test 0,146 dengan tingkat probabilitas (P) 0,20 lebih besar dari pada
nilai α:0,05 atau (0,0>0,05) Dengan demikian data power lengan yang
besar dari pada nilai α:0,05 atau (0,41>0,05) Dengan demikian data power
besar dari pada nilai α:0,05 atau (0,63>0,05) Dengan demikian data
berdistribusi normal.
Oleh karena data penelitian berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis akan
b. Analisis Inferensial
data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi yang jelas dan teknik
pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random. (Sugiyono 2012:
207). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini perlu diuji dan dibuktikan
melalui data empiris yang diperoleh di lapangan melalui tes dan pengukuran
terhadap variabel yang diteliti, selanjutnya data tersebut akan diolah secara
statistik. Karena data penelitian mengikuti sebaran normal, maka untuk menguji
Untuk pengujian hipotesis tersebut maka dilakukan uji korelasi dan regresi
data power lengan, power tungkai, dan kemampuan renang pada 20 orang atlet.
pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat serta membuktikan hipotesis
yang ada. Oleh karena itu hasil pengujian hipotesis berdasarkan pengolahan data
melalui analisis korelasi dan regresi dari program SPSS tentang pengaruh power
Tabel 4.3. Hasil analisis korelasi dan regresi untuk hipotesis pertama
Sumber: Hasil analisis Regresi dan korelasi sederhana pada lampiran 6 halaman
75
H0 :rx1.y = 0
H1 : rx1.y ≠ 0
Hasil pengujian:
Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasi dan regresi data antara power lengan
dan kemampuan renang Diperoleh nilai korelasi 0,623 dengan tingkat probabilitas
(0,00< α:0,05, untuk nilai R kuadrat (koefesien determinasi) 0,388. Hal ini berarti
38,8% kemampuan renang dijelaskan oleh power lengan Dari uji Anova atau t
test, didapat t hitung adalah 6,842 dengan tingkat signifikansi 0,00 Oleh karena
probabilitas (0,00) jauh lebih kecil dari α:0,05, maka model regresi dapat dipakai
sampel diambil). Dari uji t diperoleh 6,842 dengan tingkat signifikansi 0,00. Oleh
karena probabilitas (0,00) jauh lebih kecil dari α:0,05 Maka Ho ditolak dan H1
diterima atau koefesien regresi signifikan, atau power lengan benar benar
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan power
lengan (X1) dengan kemampuan renang (Y) terbukti nilai korelasi observasi (ro)
0.623 dengan tingkat probabilitas (0,00) < α:0,05 denagn persentase sebesar
38,8%
pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat serta membuktikan hipotesis
yang ada. Oleh karena itu hasil pengujian hipotesis berdasarkan pengolahan data
melalui analisis korelasi dan regresi dari program SPSS tentang pengaruh power
Tabel 4.4. Hasil analisis korelasi dan regresi untuk hipotesis pertama
Sumber: Hasil analisis Regresi dan korelasi sederhana pada lampiran 7 halaman
76
H0 :rx1.y = 0
H1 : rx1.y ≠ 0
Hasil pengujian:
Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasi dan regresi data antara power
tungkai dan kemampuan renang diperoleh nilai korelasi 0,777 dengan tingkat
Hal ini berarti 60,4% kemampuan renang dijelaskan oleh power lengan Dari uji
Anova atau t test, didapat t hitung adalah 17,192 dengan tingkat signifikansi 0,00
Oleh karena probabilitas (0,00) jauh lebih kecil dari α:0,05, maka model regresi
populasi dimna sampel diambil). Dari uji t diperoleh 17,192 dengan tingkat
signifikansi 0,00. Oleh karena probabilitas (0,00) jauh lebih kecil dari α:0,05
Maka Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien regresi signifikan, atau power
tungkai (X2) dengan kemampuan renang (Y) terbukti nilai korelasi observasi (ro)
0.777 dengan tingkat probabilitas (0,00) < α:0,05 denagn persentase sebesar
60,4%.
Hasil data yang diperoleh dari penelitian bertujuan untuk mengetahui antara
variabel bebas dan variabel terikat serta membuktikan hipotesis yang ada. Oleh
karena itu hasil pengujian hipotesis berdasarkan pengolahan data melalui analisis
korelasi dari program SPSS tentang hubungan antara power lengan dan power
berikut:
Sumber: Hasil analisis regresi dan korelasi ganda data pada lampiran 8 halaman
77
Ho : Rx1.2. y = 0
H1 : Rx1.2.y ≠ 0
Hasil pengujian:
Berdasarkan hasil pengujian regresi dan korelasi data antara power lengan dan
power tungkai terhadap kemampuan renang. Diperoleh nilai regresi 0,784 dengan
tingkat probabilitas (0,00) < α:0,05, untuk nilai R kuadrat (koefesien determinasi)
0,614 Hal ini berarti 61,4 % kemampuan renang dijelaskan oleh power lengan
dan power tungkai. Dari uji Anova atau F test, didapat F hitung adalah 13,525
dengan tingkat signifikansi 0,00 Oleh karena probabilitas (0,006) jauh lebih kecil
dari α:0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi kemampuan
renang (dapat diberlakukan untuk populasi dimana sampel diambil). Dari uji t
diperoleh 6,018 dengan tingkat signifikansi 0,00 Oleh karena probabilitas (0,00)
jauh lebih kecil dari α:0,05. Maka Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien
regresi signifikan, atau power lengan dan power tungkai benar-benar berpengaruh
secara signifikan dengan kemampuan renang gaya bebas. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan power lengan dan power
tungkai terhadap kemampuan renang gaya bebas , terbukti nilai koefisien korelasi
observasi (Ro) 0,784 dengan tingkat probabilitas (0,00) < α:0,05 dengan
B. Pembahasan
Hasil analisis data melalui teknik statistik diperlukan pembahasan teoritis yang
power lengan dengan kemampuan renang gaya bebas. Apabila hasil penelitian
dikaitkan dengan teori dan kerangka pikir yang mendasarinya, maka dalam
dasarnya hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat teori dan hasil-hasil
penelitian terdahulu yang sudah ada. Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila atlet
memiliki power lengan yang baik maka atlet dapat melakukan tarikan tangan yang
baik dan menghasilkan luncuran yang bagus pada gaya renang gaya bebas. Degan
bebas.
Otot Lengan Dan Power Otot Tungkai Terhadap Kemampuan Renang 50m Gaya
Bebas Pada Atlet Putri Kelompok Umur 12 Tahun Sampai 15 Tahun Tirta Prima
15 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah medicine ball
throw untuk power otot lengan, standing broad jump untuk power otot tungkai
dan instrumen tes renang gaya bebas 50M. Hasil analisis statistik pertama
kemampuan renang gaya bebas 50M sedangkan 71% dipengaruhi oleh variable
lain. Berdasarakn hasil uji signifikan yaitu uji-t satu arah diketahui bahwa tHitung
> tTabel dimana (-2,30 > 1,77) sehingga disimpulkan terdapat hubungan yang
signifikan dan bersifat negatif dari pada power otot lengan terhadap kemampuan
renang gaya bebas 50M pada atlet putri kelompok umur 12 sampai 15 tahun Tirta
hasil kali kekuatan dan kecepatan. Pengaruh power lengan terhadap renang
menurut Sani (2016) bila perenang memiliki panjang lengan dan power lengan
maka akan memperluas daerah kayuhan dan akan mempercepat laju kedepan.
bebas, karena dalam melakukan renang gaya bebas atlet menggunakan power
power tungkai dengan kemampuan renang gaya bebas. Apabila hasil penelitian ini
dikaitkan dengan teori dan kerangka pikir yang mendasarinya, maka dalam
dasarnya hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat teori dan hasil-hasil
penelitian terdahulu yang sudah ada Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila atlet
memiliki power tungkai yang baik maka atlet dapat melakukan ayunan kaki yang
baik dan menghasilkan luncuran yang bagus pada gaya renang gaya bebas. Degan
bebas.
Penelitian yang dilakukan oleh Subhan, Sukardi Putra, dan Abdurrahman
(2016) yang berjudul “Hubungan Power Otot Tungkai Dengan Kecepatan Renang
power otot tungkai dan tes kecepatan renang gaya bebas. Hasil korelasi power otot
tungkai (X) dan kecepatan renang (Y) sebanyak 0,57. Hasil pengujian hipotesis
tersebut dapat diuraikan bahwa hasil diperoleh t-hitung sebesar 3,55 dan t-tabel pada
taraf signifikan 95% adalah 1,73 (t-hitung = 3,55>t-tabel = 1,73). Hipotesis yang
tungkai dan kecepatan renang gaya bebas pada mahasiswa penjaskesrek FKIP
Dalam mengayuh, jika power otot tungkai kurang kuat maka tidak dapat
memberikan bantuan tenaga sehingga kecepatan yang dihasilkan tidak akan cepat
dan hasilnya tidak baik. Perenang yang memiliki power tungkai yang baik akan
mendukung kecepatan yang baik pula serta dapat memacu kecepatan dalam
kecepatan” jadi dengan adanya kekuatan dan kecepatan yang dimiliki dalam otot
bebas.
bebas, karena dalam melakukan renang gaya bebas atlet menggunakan power
tungkai dalam meluncurkan badan ke depan sehingga kemampuan renang gaya
power lengan dan power tungkai terhadap kemampuan renang gaya bebas.
Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka pikir yang
teori yang sudah ada. Seorang atlet membutuhkan kedua unsur fisik tersebut,
yaitu power lengan dan power tungkai. Power lengan tungkai memberikan
dorongan untuk melaju lebih cepat pada saat berenang begitu juga dengan power
tungkai yang juga memberikan dorogan terhadap tubuh untuk meluncur lebih
cepat. Jadi kedua kompenen fisik ini memberikan kontribusi terhadap kempuan
Otot Lengan Dan Power Otot Tungkai Terhadap Kecepatan Renang 50m Gaya
Bebas Pada Atlet Putri Kelompok Umur 12 Tahun Sampai 15 Tahun Tirta Prima
15 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah medicine ball
throw untuk power otot lengan, standing broad jump untuk power otot tungkai
dan instrumen tes renang gaya bebas 50M. Hasil analisis statistik pertama
kemampuan renang gaya bebas 50M sedangkan 71% dipengaruhi oleh variable
lain. Berdasarakn hasil uji signifikan yaitu uji-t satu arah diketahui bahwa tHitung
> tTabel dimana (-2,30 > 1,77) sehingga disimpulkan terdapat hubungan yang
signifikan dan bersifat negatif dari pada power otot lengan terhadap kemampuan
renang gaya bebas 50M pada atlet putri kelompok umur 12 sampai 15 tahun Tirta
Prima Swimming Klub Kota Medan Tahun 2017. Hasil analisis statistik kedua
kemampuan renang gaya bebas 50M sedangkan 75,93% dipengaruhi oleh variabel
lain. Berdasarkan hasil uji signifikan yaitu uji-t satu arah diketahui bahwa tHitung
> tTabel (-2,03 > 1,77) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan dan bersifat negatif dari pada power otot tungkai terhadap
kemampuan renang gaya bebas 50M pada atlet putrid kelompok umur 12 sampai
15 tahun Tirta Prima Swimming Klub Kota Medan Tahun 2017. Hasil analisis
determinasi menjelaskan bahwa secara simultan power otot lengan dan power otot
kemampuan renang gaya bebas 50M sedangkan 56,91% dipengaruhi oleh variabel
lain. Berdasarkan hasil signifikan yaitu uji F diketahui bahwa Fhitung = 4,54 >
Ftabel 3,88 pada taraf signifikan 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa secara
simultan terdapat korelasi atau hubungan yang signifikan antara power otot lengan
dan power otot tungkai terhadap kemampuan renang gaya bebas 50M pada atlet
putrid kelompok umur 12 sampai 15 tahun Tirta Prima Swimming Klub Kota
power tungkai memiliki kontribusi atau memiliki peran penting dalam renang
gaya bebas.
BAB V
pada masalah yang diajukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
3. Ada kontribusi yang signifikan power lengan dan power tungkai secara
bersama terhadap kemampuan renang gaya bebas pada Atlet Garuda Laut
Makassar.
B. Saran
berhubungan dengan power lengan dan power tungkai dalam kemampuan renang
1. Bagi para atlet, pembina maupun pelatih olahraga renang, bahwa kiranya dalam
upaya untuk meningkatkan kemampuan renang gaya bebas pada atlet yang
agara melibatkan variabel-variabel lain yang relevan dengan penelitian ini serta
Fenanlampir, Albertus dan M.M. Faruq. 2015. Tes dan Pengukuran dalam
Olahraga. Yogyakarta:Andi Ofset
David Haller. (2007). Renang Tingkat Mahir. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Halim Nur Ichsan.2011. Tes dan pengukuran kesegaran jasmani Makassar: badan
penerbit UNM
Harsono.1988.Coaching dan aspek – aspek psikologis dalam coaching.Jakarta
Laia, Yustinus (2017). Hubungan power otot lengan dan power otot tungkai
terhadap kecepatan renang 50 meter gaya bebas pada atlet putrid kelompok
umur 12 tahun sampai 15 tahun tirta proma swimming.Skirpsi Medan
Universitas Negeri Medan.
Nazir. (1988),Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Saleh , Agung Purwandono. 2008. Olahraga Renang. Yogyakarta : Universitas
Pembangunan Nasional. Yogyakarta
Syam Nadwi.dkk.2000. pedoman Mengajar Dan Melatih Renang. Universitas
Negeri Makassar
Rahayu, Kaswarganti. 2012. Hubungan Tingkat Kesegaran Jasmani Terhadap
Kecepatan Renang 50 Meter Gaya Dada Pada Atlet Renang Serasi
Swimming Club (S2C) Kabupaten Semarang. Skripsi Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
Rahman, J.A. 2013. Sumbangan Kekuatan Otot Tungkai Dan Daya Ledak Otot
Lengan Terhadap Kecepatan Renang Gaya Dada 50 Meter. Skripsi.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Setiawan, Tri Tunggal. 2004. Buku ajar renang I, Semarang: FIK UNNES
8 ADE 355 22 16
13 FAUZI 390 37 13
15 FADLI 380 31 13
18 CORNELI 380 37 15
19 AGUNG 360 20 16
Descriptive Statistics
Std.
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Error Statistic Statistic
kemampuan
20 5.8 10.4 16.2 279.7 13.985 .3724 1.6652 2.773
renang
Valid N (listwise)
20
power lengan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
power tungkai
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kemampuan renang
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kemampuan
power lengan power tungkai renang
N 20 20 20
a,b
Normal Parameters Mean 400.25 33.15 13.985
Std. Deviation 30.585 7.220 1.6652
Most Extreme Differences Absolute .146 .197 .188
Positive .146 .139 .181
Negative -.091 -.197 -.188
Test Statistic .146 .197 .188
c,d c
Asymp. Sig. (2-tailed) .200 .041 .063c
Correlations
N 20 20
**
kemampuan renang Pearson Correlation -.623 1
N 20 20
Correlations
N 20 20
**
kemampuan renang Pearson Correlation -.777 1
N 20 20
Correlations
kemampuan
power lengan power tungkai renang
**
power lengan Pearson Correlation 1 .711 -.623**
N 20 20 20
power tungkai Pearson Correlation .711** 1 -.777**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 20 20 20
** **
kemampuan renang Pearson Correlation -.623 -.777 1
N 20 20 20
Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
b
1 power lengan . Enter
Model Summary
ANOVAa
Total 52.686 19
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
Model Summary
ANOVAa
Total 52.686 19
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 power lengan,
. Enter
power tungkaib
Model Summary
ANOVAa
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients