Anda di halaman 1dari 96

SKRIPSI

PENGARUH LATIHAN DUMBBELL KICKBACKS OTOT TRICEPS


TERHADAP KEMAMPUAN BACKHAND LOB BULUTANGKIS
DI TINJAU DARI KEKUATAN OTOT ATLET BULUTANGKIS FIK
UNM

EFFECT OF TRAINPS DUMBBELL KICKBACKS MUSCLE TRAINING ON


BACKHAND LOB CAPABILITY OF BADMINTON
IN THE REVIEW OF THE STRENGTH OF MUSCLE ATHLETES FIK
UNM

IRHAM

1633141022

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2020
SKRIPSI

PENGARUH LATIHAN DUMBBELL KICKBACKS OTOT TRICEPS


TERHADAP KEMAMPUAN BACKHAND LOB BULUTANGKIS
DI TINJAU DARI KEKUATAN OTOT ATLET BULUTANGKIS FIK
UNM

Diajukan kepada Program Studi Ilmu Keolahragaan Jurusan Ilmu


Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar
untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Olahraga

IRHAM

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk diajukan kehadapan panitia ujian skripsi guna

dapat memperoleh gelar sarjana olahraga Pada Program Studi Ilmu Keolahragaan

Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar.

Makassar, 28 September 2020

Pembimbing I : Dr. Arimbi, M.Pd. (. . . . . . . . . . . . . . .)

Pembimbing II : Abdul Rahman, S.Or., M.Pd. (. . . . . . . . . . . . . . .)

ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi ini di ajukan oleh

Nama/Nim :Irham /1633141022

Judul :Pengaruh Latihan Dumbbell Kickbacks Otot Triceps


Terhadap Kemampuan Backhand Lob Bulutangkis Di
Tinjau Dari Kekuaan Otot Atlet Bulutangkis Fik Unm.

Nomor SK :2040/UN.36.11/EP/2019

Telah di pertahankan di depan dewan penguji pada hari oktober 2020 dan

di nyatakan dapat di terima sebagai bagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Olahraga pada Program Studi Ilmu Keolahragaan, Jurusan Ilmu Keolahragaan

Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar.

Disahkan oleh
Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Makassar

Prof. Dr. Hj. Hasmyati. M.Kes


Nip: 19680905 199303 2 001
Panitia Ujian
Ketua Penguji : Drs. H. La Kamadi, M.Pd (……………..)

Sekretaris Penguji : A. Atssam Mappanyukki,.S.Or,.M.kes (……………..)

Pembimbing I : Dr. Arimbi. M.Pd (……………..)

Pembimbing II : Abdul Rahman. S.Or. M.Pd (……………..)

Penguji I : Prof. Dr. H. Djen Djalal. MS (……………..)

Penguji II : Etno Setyagraha.,S.Or.,M.Or (……………..)

iii
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah

hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang

dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.Bila dikemudian hari ternyata

pernyataan saya terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang

telah ditetapkan oleh Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar.

Yang membuat pernyataan,

Nama : Irham

NIM : 1633141022

Tanggal : 28 September 2020

iv
PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai civitas akademika Universitas Negeri Makassar, Saya yang bertanda


tangan di bawah ini:
Nama : Irham
NIM : 1633141022
Program Studi : Ilmu Keolahragaan
Jurusan : Ilmu Keolahragaan
Fakultas : Ilmu Keolahragaan
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, Saya menyetujui untuk memberikan
kepada Universitas Negeri Makassar Hak Bebas Royalti Non-Eksekutif (Non-
Eksclusive Royalty-Free Right)atas skripsi Saya yang berjudul:
‘’Pengaruh Latihan Dumbbell Kickbacks Otot Triceps Terhadap Kemampuan
Backhand Lob Bulutangkis Di Tinjau Dari Kekuatan Otot Atlet Bulutangkis
Fik Unm’’

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
Eksekutif ini, Universitas Negeri Makassar berhak menyimpan, mengalih-
media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat
dan mempublikasikan skripsi Saya selama tetap mencantumkan nama Saya
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta, serta tidak dikomersilkan.

Demikian pernyataan ini Saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Makassar
Pada Tanggal :28 September2020

Yang Menyatakan

Irham
1633141022

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Arimbi., M.Pd. Abdul Rahman.,S.Or.,M.Pd


Nip: 19840514 200812 2 004 Nip: 19801231 200604 1 003

v
MOTTO

“.

"Bermimpilah setinggi mungkin, raih apa yang ingin kamu impikan, berdoa

serta berharap pada-nya, karena tidak ada yang mustahil bagi-nya" 

-Andre Marteen-

vi
ABSTRAK

Irham 2020. Pengaruh Latihan Dumbbell Kickbacks Otot Triceps Terhadap


Kemampuan Backhand Lob Bulutangkis Di Tinjau Dari Kekuatan Otot. SKRIPSI
Program Studi Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Makassar. (dibimbing oleh Arimbi dan Abdul Rahman)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan dumbbell
kickbacks otot tricep saat melakukan backhand lob pada permainan bulutangkis.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian experimen dengan menggunakan
rancangan one grop pre-post test design, yaitu eksperimen yang menggunakan
pre-test dan post-test.Yang di pilih secara purposive sampling. Sampel penelitian
sebanyak 15 Teknik analisis data yang digunakan yaitu Analisis Deskriptif, Uji
Normalitas, Uji Homogenesis, dan Uji T. Berdasarkan analisis data, di peroleh
nilai rata-rata pretest backhand lob 19,13 dan hasil rata-rata tes kekuatan otot
adalah 19,00 sehingga ada selisih sebesar 0,13 kemudian pada tes akhir melalui
tes backhand lob dan tes kekuatan otot push and pull dynamometer adalah 24,80
dan hasil rata-rata kekuatan otot 22,00 sehingga ada selisih sebesar 2,8.Maka
dapat disimpulkan dalam penelitian ini ada perbedaan pengaruh Latihan
Dumbbell Kickbacks Otot Triceps Terhadap Kemampuan Backhand Lob
Bulutangkis di Tinjau Dari Kekuatan Otot.

Kata Kunci: Backhand lob, Dumbbell Kick Backs, Bulutangkis

vii
ABSTRACT

IRHAM 2020. Effects Of Triceps Muscle Dumbbell Kickbacks Experience


Against Badminton Lob Backhand Ability Evaluated From Muscle Strength
THESIS. Sports Science Study Program Faculty Of Sport Science Makassar State
University. (supervised by Arimbi and Abdul Rahman)

The purpose of this study was to determine the effect of dumbbell kickbacks in the
triceps muscle during backhand lob in badminton. This research is an
experimental research using one-grop pre-post test design, which is an
experiment that uses pre-test and post-test. Selected by purposive sampling. The
research sample of 15 data analysis techniques used are Descriptive Analysis,
Normality Test, Homogenesis Test, and T Test. Based on data analysis, obtained
an average value of pretest backhand lob 19.13 and the average results of muscle
strength tests are 19, 00 so that there is a difference of 0.13 then in the final test
through the backhand lob test and push and pull muscle strength test
dynamometer is 24.80 and the average muscle strength results are 22.00 so there
is a difference of 2.8. So it can be concluded in this study there are differences in
the influence of Triceps Muscle Dumbbell Exercise Against the Badminton Lob
Backhand Ability Evaluated From Muscle Strength.

Keywords: Backhand lob, Dumbbell Kick Backs, Badminton

viii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Penulis menyadari bahwa skrispsi ini mungkin kurrang sempurna dan tidak

menutup kemungkinan ditemukan kekurangan dan kekeliruan dalam

penyususnan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis

mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kemampuan

skripsi ini kedepan.

Selama proses penyusunan skripsi ini, ternyata tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga pada

lembaran ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

tinnginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Husain Syam, M.TP., selaku Rektor Universitas

Negeri Makassar. Kami hanturkan terima kasih telah memberikan izin

dalam penyusunan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Hj. Hasmyati, M.Kes., Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Makassar beserta stafnya yang telah memberikan izin

dan bantuannya sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan.

3. Abdul Rahman, S.Or.,M.Pd., selaku ketua Program Studi Ilmu

Keolahragaan yang telah memberikan kemudahan dalam menjalani

prosedur penelitian serta telah memberikan izin untuk melaksanakan

penelitian ini.

ix
4. Dr. Arimbi., M. Pd., selaku pembimbing I dan Abdul Rahman, S.Or.,

M.Pd., selaku pembimbing II yang senantiasa memberikan masukan,

pengetahuan, dan senantiasa membimbing sampai terselesaikan skripsi

ini.

5. Prof. Dr. H. Djen Djalal,.MS selaku penguji I dan Etno Setyagraha

S.Or.,M.Or., selaku penguji II yang telah memberikan arahan terbaiknya

serta sarannya untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Para pengurus BKMF Bulutangkis FIK UNM yang telah membantu dan

mengarahkan anggota nya untuk menjadi sampel dalam penelitian ini.

Juga kepada Para rekrutan baru anggota BKMF Bulutangkis FIK

UNMyang berpartisipasi untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini

sehingga berjalan lancar sebagaimana yang dikehendaki.

7. Terima kasih kepada seluruh teman-teman IKOR 2016 khususnya kelas

IKOR B 2016 atas bantuan selama perkuliahan dan penelitian skripsi ini

dapat terlaksana.

8. Semua pihak yang tidak sempat disebut namanya, atas bantuannya baik

secara langsung maupun tidak langsung.

9. Teman seperjuangan “KKN-REGULER 2019 Kec. Enrekang Posko Kel.

Baraka” Imma, Yayat, Cica, Hume, Ifa dan Faidil yang sudah seperti

saudara dan tak henti-hentinya memberikan semangat dan dukungan

kepada penulis.

x
Pada kesempatan ini, penulis secara istimewa berterima kasih kepada

kedua orang tua tercinta, Ayahanda Zainuddin.S.Pd dan Ibunda Sumarni yang

senantiasa mendoakan dan memotivasi dalam menyelesaikan studi.Akhirnya

penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Makassar,28 September 2020

Penulis

IRHAM

DAFTAR ISI

xi
SKRIPSI i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
PERNYATAAN KEASLIAN iv
PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK v
MOTTO vi
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan penelitian 4
D. Manfaat penelitian 4
BAB II 5
TINJAUAN PUSTAKA 5
A. Kajian Pustaka 5
B. Kerangka Pikir 22
C. Hipotesis 22
BAB III 24
METODE PENELITIAN 24
A. Jenis Penelitian 24
B. Waktu dan Tempat Penelitian 24
C. Desain Penelitian 24
E. Definisi Operasional Variabel 26
F. Instrumen dan Prangkat Penelitian 27
G. Teknik Pengumpulan Data 29

xii
H. Teknik Analisis Data 31
BAB IV 32
A. Penyajian Hasil Analisis Data 32
B. Pembahasan 35
BAB V 38
A. Kesimpulan 38
B. Saran 38
DAFTAR PUSTAKA 40
LAMPIRAN 42

xiii
DAFTAR TABEL

tabel 4 1 analisis deskriptif 32


tabel 4 2 Hasil uji normalitas data. 33
tabel 4 3 Uji T Berpasangan 34
tabel 4 4 Uji T Berpasangan 34

DAFTAR GAMBA
Gambar2 1 Berikut contoh gerakan Dumbbell Kickbacks 16
Gambar2. 2 kerangka fikir 22
Gambar 3 1 Desain Penelitian 25
Gambar 3 2. Lapangan Bulutangkis TesBackhand Lob 29

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Program Latihan 55

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan aktivitas fisik yang terprogram untuk melatih

berbagai komponen fisik. Komponen fisik di bagi menjadi dua yaitu komponen

fisik yang berkaitan dengan keterampilan dan komponen fisik yang berkaitan

dengan kesehatan. Komponen fisik yang berkaitan dengan keterampilan adalah

komponen yang terkait dengan kemampuan seseorang seperti kecepatan, daya

ledak, keseimbangan, kelincahan, dan koordinasi. Sedangkan komponen fisik

yang berkaitan dengan kesehatan adalah komponen yang terkait dengan kesehatan

anggota badan seperti daya tahan ksrdiorespirasi, kekuatan otot daya tahan otot,

kelentukan dan komposisi tubuh. Komponen yang di latih saat berolahraga dapat

meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.

Bulutangkis adalah suatu cabang olahraga yang populer di dunia. Olahraga

bulutangkis juga banyak diminati dari berbagai kelompok umur, baik tingkat

keterampilan, laki-laki maupun perempuan dapat melakukan olahraga ini baik di

lapangan indoor maupun outdoor untuk hiburan dan sebagai ajang persaingan.

Olahraga bulutangkis juga harus memiliki berbagai taktik, bulu tangkis dengan

benar, disamping fisik, taktik dan mental ada juga hal yang berpengaruh didalam

perkembangan-nya, antara lain sarana dan prasarana, pemain yang sudah

berpengalaman, kesanggupan pemain, dan latihan yang tepat, kesadaran para

pemain untuk bermain secara terjadwal dan disiplin. Teknik yang diharap bukan

saja pada penguasaan teknik memukul. Tetapi juga teknik-teknik yang


2

berhubungan terhadap permainan bulu tangkis. Bulutangkis dapat di mainkan oleh

satu orang (single) atau dua orang (double). Bulutangkis merupakan permainan

yang memerlukan persyaratan fisik dan mental yaitu ketangkasan, kecepatan,

stamina fisik, mental dan strategi permainan.

Backhand-lob adalah salahsatu teknik pukulan dalam permainan

bulutangkis yang harus di kuasai bagi setiap pemain bulutangkis, dalam pukulan

backhand lob yang berperang penting disini adalah kekuatan otot lengan,

kekuatan otot lengan sangat kita butuhkan pada saat kita ingin melakukan pukulan

backhand lob. Power (kekuatan) otot lengan memiliki peranan penting dalam

bermain bulutangkis, terutama jika melakukan pukulan backhand lob, dengan

power otot lengan yang baik dan se0rang pemain akan bisa melakukan pukulan

backhand l0b dengan benar. Menurut Syahri Alhusin (2007:39) jika ingin

memukul shuttllecock, gunakan kekuatan siku dan pergelangan tangan, sampai

gerakan berikutnya hingga pukulan berakhir diatas bahu kiri. Agar bisa

mendapatkan pukulan backhand lob denganbaik dapat dilakukan dengan memberi

porsi latihan beban, dengan latihan beban menggunakan dumbbell untuk

meningkatkan kekuatan otot lengan, terlebih pada otot triceps dan otot bagian luar

lainnya dengan memberi perlakuan dumbbell kickbacks otot triceps.

Fakta di lapangan yang yang saya alami dan kami dapatkan pada saat

melakukan observasi terhadap teman teman anggota baru bkmf bulutangkis bem

fik unm di peroleh bahwa pada saat bermain bulutangkis dan melakukan pukulan

backhand lob masih banyak anggota baru bkmf bulutangkis fik unm memiliki

kelemahan dalam melakukan pukulan backhand lob. Hal ini di karenakan


3

lemahnya daya ledak otot lengan, padahal dalam permainan bulutangkis sangat di

butuhkan daya ledak otot lengan untuk memukul shuttelkock dengan pukulan

keras, sehingga pada saat melakukan pukulan backhand lob masih kurang baik.

Latihan yang bisa meningkatkan daya ledak otot lengan adalah

salahsatunya dengan memberi intervensi yaitu dengan memberikan aktivitas atau

latihan beban berupa latihan dumbbell kick backs. Peneltian dari Misbahunnur.

Muh (2017) yang berjudul “The effect of dumbbell training on increasing the

explosive power of the are muscles in badminton players” menyebutkan bahwa

Latihan yang bisa meningkatkan daya ledak otot lengan adalah salahsatunya

dengan memberi intervensi yaitu dengan memberikan aktivitas atau latihan beban

berupa latihan dumbbell kick backs.

Penerapan latihan dumbbell kickbacks otot triceps terhadap kemampuan

backhand lob bulutangkis ditinjau dari kekuatan otot belum di ketahui

pengaruhnya terhadap mahasiswa aktif atlet bkmf bulutangkis bem fik unm

untuk meningkatkan kekuatan otot lengan pasca melakukan latihan dumbbell kick

backs otot triceps

Berdasarkan uraian masalah diatas, peneliti tertarik ntuk membuat suatu

penelitian tentang “pengaruh latihan dumbbell kickbacks otot triceps terhadap

kemampuan backhand lob bulutangkis ditinjau dari kekuatan otot”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh latihan dumbbell kickbacks otot triceps saat

melakukan backhand lob pada permainan bulutangkis?


4

C. Tujuan penelitian

1. Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini

untuk mengetahui pengaruh latihan dumbbell kickbacks otot tricep saat

melakukan backhand lob pada permainan bulutangkis.

D. Manfaat penelitian

1. Agar dapat menambah ilmu pengetahuan tentang olahraga bulutangkis.

2. Dapat di jadikan bahan perbandingan bagi pembaca untuk mengadakan

penelitian tentang teknik olahraga bulutangkis.

3. Dapat menambah wawasan dan bahan pikir bagi pembinaan atlet untuk

menghasilkan atlet yang berprestasi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Permainan Bulutangkis

a. Pengertian Permainan Bulutangkis

Bulutangkis merupakan permainan raket yang dapat di mainkan dengan 2

orang untuk tunggal dan 2 pasangan untuk ganda, yang mendapat posisi

berlawanan di lapangan yang terbagi atas dua oleh sebuah net. Setiap pemain

menghsilkan poin dengan memainkan shuttelcock (kok) dengan raket melewati net

dan jatuh di daerah garis lawan. Setiap pemain baik pasangan hanya dapat

melakukan service kok satu kali sebelum kok melewati net. Permainan akan

berakhir apabila kok mengenai lantai atau mengenai badan seorang pemain

(Hermawan Aksan, 2012:14).

Olahraga bulutangkis dapat di mainkan di sebuah lapangan badminton

dengan ukuran lapangan yang telah ditentukan oleh International Badminton

Federation (IBF). Lapangan bulutangkis memiliki bentuk persegi pendek dan

memiliki garis yang memiliki ketebalan hingga 40 mm dan warnanya harus

kontras pada warna lapangan.Warna yang di anjurkan untuk garis yaitu warna

putih atau kuning. Permukaan lapangan di anjurkan di buat dari kayu dan bahan

sintesis yang lunak. Permukaan lapangan yang dibuat dari beton dan bahan

sintetik yang padat itu tidak dianjurkan karna dapat membuat cedera pada pemain.

Net setinggi (1.55 m) berada di tengah lapangan. Net juga harus berwarna hitam
6

kecuali bibir net yang ketebalan nya hingga 75 mm dan juga berwarna putih

(http: //id. wikipedia.org).

Pada saat memulai sebuah permainan para pemain harus berusaha agar

shuttlecock tidak jatuh di daerah kita sendiri. Dan jika shuttlecock terjatuh di

lantai atau tersangkut di jaring maka permainan berhenti (Herman Subardjah,

2000: 13).

b. Teknik Dasar Memegang Raket

Adapun cara menggunakan raket menurut Syahri Alhusin (2007:25) dapat

di mainkan dengan banyak cara, teknik menggunakan raket dapat di bedakan atas

4 jenis, yaitu: American grip, forehand grip, backhand grip, dan combination

grip.

Teknik american grip yaitu dengan cara pegagan, raket dipegang dengan

tangan antara ibu jari juga telunjuk melekat dibagian permukaan raket yang

gepeng. Dikalangan masyarakat, cara menggenggam ini disebut pegangan

mengebuk kasur (Herman Subarjah, 2004:26).

Teknik pegangan forehand dengan cara letakkan raket di lantai dalam

posisi miring, dan peganglah raket dengan bagian ibu jari dan jari telunjuk dalam

posisi melekat di permukaan tungkai yang sompit, danraket digenggam tampa

mengubah, posisi ibu jari sebaiknya tidak lebih dan juga kurang pada bagian letak

jari telunjuk (Syahri Alhusin, 2007:27).

Pegang racket seperti bersalaman (berbentuk “V”), Pakai tiga jari (jari

tengah, jari manis, dan jari kelinking) untuk cara memegang raket, jari telunjuk
7

diposisikan agak terpisah dari ketiga jari yang lainya, Ibu jari diposisikan diantara

jari telunjuk dan juga ketiga jari yang sebelumnya.

Teknik memegang backhand dapat kita lakukan dengan raket digenggam

oleh ibu jari dan melekat pada tungkai yang gepeng dan telunjuk di posisi bagian

yang sempit (Herman Subarja)

Combination grip biasa disebut dengan gaya memegang sekop yaitu

dengan cara menggenggam raket dengan cara pegangan raket yang disesuaikan

apabila datangnya shuttlecock dan teknik pukulan. Teknik memegang ini

termasuk suatu kombinasi dari forehand grip dan backhand grip. Dengan

melakukan combination grip ini, para pemain dapat melakukan pukulan yang

lebih baik dan lebih sulit di cari kelemahannya (Syahri Alhusin, 2007:29).h,

2004:27).

c. Teknik Pukulan Dalam Permainan Bulutangkis

Dalam permainan bulutangkis juga terdapat beberapa teknik dasar yang

harus di kuasai sebagai modal dasar atau modal awal menjadi seorang pemain

bulutangkis professional. Adapun teknik pukulan dalam permainan bulutangkis

yaitu Service, Backhand, Netting, Smash, drive, Lob, Drop Shot dan Forehand.

Berdasarkan judul di atas teknik yang kita gunakan dalam penelitian ini

adalah teknik pukulan backhand lob.

Pukulan Backhand Lob adalah suatu pukulan yang memberikan kita

sedikit waktu untuk siap kembali saat kita tertekan oleh musuh, dan menekan

musuh untuk mengambil bola di daerah bidang lapangan nya.


8

Adapun yang paaling penting pada pukulan backhand lob yaitu laju

shuttelkock yang melambung tinggi sampai ke belakang daerah garis belakang

lawan, agar bola tidak dapaat di potong oleh lawan, pukulan backhand lob sangat

membutuhkan akurasi pukulan yang sangat tinggi karna pada saat posisi memukul

pandangaan mata kita tidak mengahadap ke arah lapangan lawan. Pukulan ini juga

memerlukan koordiasi gerak kaki dan tangan yang baik. Semakin tinggi dan

panjang pukulan backhand lob maka waktu yang kita dapat untuk kembali ke

posisi siap semakin laama, artinya semakin tinggi pula nilai nya.

Pukulan ini dapat di simpulkan bahwa pukulaan backhand lob merupakan

salahsatu pukulan bertahan yang dapat membantu kita saat tertekaan atau dalam

keaadaan out position.

Pukulan backhand lob merupakan pukulan yang mengarahkan shuttlecock

di daerah belakang lawan untuk melakukan pemain dapat menggunakan pegangan

handshake grip. Karna jenis pegangan ini memungkinkan anda untuk memukul

bola dari sisi yang tidak dominan tanpa mengubah grip, selain itu dapat

menambah dukungan dan efek pengungkit semua pukulan backhand anda. Ini

sebenarnya merupakan perubahan tekanan jari yang di lakukan dengan

melemaskan pergelangan anda pada raket dan kemudian melakukaan gerakan baru

(Tony Grice, 2004 : 44)

Tohar dalam jurnal Suratman (2012:28) mengatakan pukulan backhand

lob merupakan pukulan yang menerbangkan shuttlecock jauh ke atas dan jatuhnya

shuttlecock berada di daerah lawan bagian belakang. Pukulan lob termasuk

pukulan yang seringkali dilakukan pada seluruh pemain bulutangkis, pukulan lob
9

juga penting untuk mengatur permainan, pemain harus berada tempat sedemikian

rupa hingga bola bisa berada di atas kepala, posisi ini bisa membuat pemain dapat

memukul shuttlecock dengan gampang, sehingga arah bola sugar ditebak (Sapta

Kunta Purnama, 2010:20).

Pukulan lob menurut Suratman (2008:16) secara umum terbagi atas empat

bagian:

Pukulan overhead lob merupakan pukulan lob yang dilakukan dengan cara

memukul kok yang melayang di udara melambung ke arah lapangan musuh

bagian belakang.

Pukulan overhead lob serang termasuk pukulan overhead lob yang

dilakukan di belakang lapangan hingga ke belakang lapangan musuh dengan

memukul kok yang berada diatas kepala dan kok cepat jatuh dengan posisi

melengkung. Karena laju kok yang cepat.

Pukulan overhead lob bertahan termasuk pukulan overhead lob yang

dilakukan di belakang lapangan ke bagian belakang lapangan lawan dengan

penerbangan kok yang jauh diatas kepala lalu kok jatuh dengan membentuk garis

tegak lurus diposisi belakang lawan. Laju shuttlecock melambat, bertujuan

memaksa lawan agar bergerak ke bagian belakang sehingga lapangan bagian

depan lawan kosong dan dapat diserang dengan mudah. (Suratman, 2008:16).

Underhand lob atau pukulan lob yang dilakukan dengancara memukul kok

dari bawah dan menerbangkan nya tinggi ke belakang. Underhand lobdapat di

lakukan dengan pukulan lob serang dan juga bisa digunakan sebagai pukulan lob

bertahan dimana kok diangkat tinggi jatuh ke belakang. Cara ini bertujuan agar
10

mengembalikan posisi berdiri karena serangan dari lawan juga untuk

memperlambat durasi permainan. (Suratman, 2008:17).

Pukulan lob di lakukan dari bawah, baik lob serang atau lob penangkis,

saat ingin memukul kok dari bawah posisi badan harus tegak tepat di samping kok

sehingga bisa memukul kok dari samping. Backhand lob akan lebih mudah

dikerjakan karena pada waktu itu dapat menunggu shuttlecock lebih rendah, lalu

memukul kok dari samping kira kira setinggi leher atau pundak ke atasdi lapangan

belakang musuh (Tatang Muhtar dan Sumarno, 2008:2.34).

Tony Grice (2007:57) mengatakan pukulan lob atau clear dalam

permainan bertujuan agar bola menjauh dari lawan agar membuatnya bergerak

lebih cepat. Dan mengarahkan bola ke bagian belakang musuhagar mereka

bergerak lebih cepat dari yang mereka inginkan, dan membuat mereka kekurangan

waktu dan mudah lelah.

Latihan untuk menguasai ketetapan sasaran pukulan lob yang betul yaitu

ditetapkan oleh arah lambungan (tinggi bahkansedikit mendatar) agar dapat

menyerang musuh dan juga untuk mendorong posisi ke bagian belakang lapangan.

Sama seperti servis panjang untuk dapat menguasai hasil yang kita inginkan yaitu

dengan cara pembiasaan latihan. Namun dalam lob kita membutuhkan power

yang besar dan penempatan bagian badan sedemikian dekat dengan bola, maka

latihan yang baik ialah mengulang-ulang dengan intensitas yang lama namun

diberi istirahat diantara pukulan lob. Sasaran diberi target, gerakan posisi ke posisi

kiri, kanan belakang lapangan dapat ditetapkan agar kecepatan gerakan dapat

dipertaahankan (Sapta Kunta Purnama, 2010:20).


11

James Poole (2009:39) teknik backhand (lob) yang benar, dapat jatuh

sekitar 76 cm sebelum garis belakang lapangan lawan.

Tony Grice (2007:60) mengatakan kunci dari keberhasilan pada saat

melakukan pukulan lob sebagai berikut:

1. Tahap persiapan:

Grip backhanddanthumb-up,

Meraih bola ke depan dengan tangan dan kaki yang dominan,

Telapak tangan menghadap ke bawah,

Berat badan ditumpukan pada kaki yang berada di depan.

2. Tahap pelaksanaan:

Meraih bola yang akan datang,

Tempatkan permukaan raket dibawah bola yang akan jatuh,

Pergelangan tangan pada posisi ditekukan ke belakang,

Gerakan raket ke bawah dan ayunkan ke atas dengan cepat untuk memukul

bola setinggi mungkin.

Memukul bola setinggi mungkin.

Lentangkan tangan bagian bawah.

3. Tahap follow-through:

Melakukan ayunan lurus dengan gerakan bola,

Rotasi tangan bagian bawah membuat raket dapat bergerak secara alami,

Mendorong tubuh kembali ke bagian tengah lapangan.


12

Mekanika gerak dalam pukulan lob banyak didominasi oleh kekuatan

lengan dan juga tungkai. Pada kekuatan lengan terjadi ketika pada saat raket

ditarik ke belakang pada saat gerakan awalan pukulan untuk persiapan pukulan

dan pada saat memukul kok. Sedankan kekuatan tungkai terjadi mulai dari fase

awal sampai follow through, maka dari itu secara teknik kok dapat dipukul dengan

baik jika dilakukan dengan timing, impuls, dan kordinasi gerakan yang baik

antara lengan, togok, dan tungkai. Ucup Yusup dan Yadi Sunaryadi (2000:86)

impuls adalah aplikasi sejumlah gaya yang di lakukan seseorang atau atlet dalam

waktu yang tepat terhadap obyek tertentu.

Gerakan pukulan lob adalah gabungan dari berbagi gerak antara lain

abduksi, adduksi, fleksi, dan ekstensi. Gerak abduksi yaitu gerakan yang menjauhi

garis tengah badan didalam bidang frontal dan berputar pada sumbu

anteriorposterior. Gerak adduksi yaitu kebalikan dari gerakan abduksi dimana

bagian badan bergerak ke arah garis tengah badan atau mendekati poros tengah

badan (Sudarminto, 1992:10). Gerak fleksi yaitu gerakan dari bagian tubuh yang

terjadi didalam bidang sagital dan berputar pada sumbu cross-over, fleksi pada

sendi adalah memperkecil sudut antara dua segmen yang bertemu dengan sendi

tersebut. Adapun gerak ekstensi ialah kebalikan dari gerakan fleksi, yang terjadi

dalam bidang yang sama dan juga sumbu yang sama, akan tetapi memperbesar

sudut sendi, dalam hal ini bagian tubuh yang di..maksudyaitu gerakan tubuh

mencakup: tangan, leher, lengan, togok, tungkai, dan kaki apabila melakukan

suatu gerakan pukulan lob (Sudarminto, 1992:7).


13

2. Komponen Kondisi Fisik

Dwikusworo di dalam jurnalnya Khoiril Anam (2012:23) mengatakan

bahwa..komponen kondisi..fisik yang dapat dimiliki seseorang atlet sebagai

berikut : power (strength), kecepatan (speed),daya tahan (endurance), kekuatan,

kelentukan (flexibility), kelincahan (agility), koordinasi (koordinasi),

keseimbangan ,and kelincahan bereaksi (reaktion time).

Kondisi fisik yang komponen menurut Eri Pratinkyo dwikusworo di

berikan kepada para penain bulu tangkis (2009:109) mencakup:

Kekuatan: kekuatanialah kekuatan otot atau suatu kelompok otot

seseorang untuk menahan juga menerima..beban berat.

Daya Tahan Otot: Kemampuan atau daya tahan otot adalah sekelompok

otot yang melakukan kontraksi secara berulang-ulang pada priode waktu yang

lama.

Kecepatan: Kecepatan seseorang adalah suatu kemampuan yang

memungkinkan orang merubah arah atau membuat gerakan yang sama ataupun

tidak sama dalam waktu cepat.

Kelentukan: Kelentukan sendi adalah suatu kemampuan melakukan suatu

gerakan dalam ruanng gerak sendi secara maksimal.

Daya (power):daya atau power adalah kemampuan otot seseorang untuk

melakukan kekuatan maksimal dalam waktu yang cepat.

Kekuatan (strenght) yaitu sebuah aktivitas otot dan sekelompok otot atlet

bertujuan menahan dan juga menerima suatu beban latihan. Maka dari itu pula
14

stenght otot ialah suatu hasil maksimal yang di dapatkan oleh otot maupun

sekelompok otot (Eri Pratiknyo. 2009:1). Begitupula denganstrenght menurut

Sukadiyanto (2011:91) ialah suatukesediaan otot bahkan..sekelompok otot..agar

mengatasi suatu beban.

Ismaryati (2008:111) pernah mengatakan bahwa ada beberapa

macam..tipestrength atau kekuatan, yaitu:

1. Kekuatan..umum ialah kekuatan sebuah otot secara menyeluruh.

Kekuatan ini ialah suatu dasar untuk latihan kekuatan seseorang secara

menyeluruh, maka dari itu kita harus kembangkan semaksimal..mungkin.

2. Kekuatan khusus adalah daya tertinggi yang dapat di tampilkan oleh

system saraf otot selama kontraksi volunteer (secara sadar) yang

maksimal.

3. Kekuatan maksimum adalah kekuatan otot tertentu yang berkaitan

denngan suatu gerakan tertentu pada cabang oalahraga.

4. Daya..tahan..kekuatan ditampilkan oleh serangkaian gerak yang

bersinambung mulai…dari bentuk menggerakkan beban…ringan secara

mengulang-ulang. Daya tahan strength dibagi menjadi tiga:

a) .Kerja singkat (tingkatlatihan tinggi, diatas 30 detik).

b) .Kerja sedang (tingkatlatihan sedang, dapat berakhir sampai 4 menit).

c) .Durasi kerja (tingkat kerja rendah).

5. Kekuatan absolut adalah kekuatan yang di tujukan dengan perbandingan

antara kekuatan absolut strength dengan berat badan.


15

6. Kekuatan relatif yaitu kemampuan atlet untuk melakukan usaha yang

berintensitas tinggi tampa mempertimbangkan berat badan nya.

3. Dumbbell Kickbacks

Dumbbell kickbacks merupakan salah satu variasi dari latihan beban yang

memiliki tujuan untuk meningkatkan kekuatan otot lengan bagian luar, terutama

otot triceps. Latihan ini menggunakan alat yang berupa dumbbell dan

bench/bangku. Cara pelaksanaannya yaitu dengan posisi awal pegang satu

dumbbell dengan tangan kanan, letakkan lutut kiri dibangku dan tangan kiri lurus

menahan badan. Pastikan punggung lurus dan hampir horisontal, pandangan lurus

ke bawah. Lengan atas kanan horisontal dan lengan bawah kanan lurus ke bawah,

untuk gerakannya putar siku kanan sehingga lengan bawah kanan terputar ke

belakang hingga akhirnya lengan kanan lurus 180 derajat, jaga agar lengan atas

kanan tidak ikut bergerak (Frederic Delavier, 2010:20).

Menurut Ade Rai (2008:66) Gerakan dalam latihan dumbbell kick backs,

berdiri dengan lutut agak bengkok dengan posisi satu kaki berada di depan kaki

yang lain, satu lengan berpijak pada bench (bangku) lalu posisi badan agak ke

depan dan lengan yang lain menggenggam dumbbell dengan cara lengan atas

sejajar badan lalu lengan bawah membentuk sudut 90 derajat pada lengan atas,

posisi awal ini sama seperti posisi kontraksi puncak pada one arm dumbell

row,dan mengankat dumbell ke belakang dengan cara meluruskan lengan sampai

sejajar dengan lantai, tahan dan kontraksikan lalu kembali ke posisi semula.
16

Gambar 2.1 Berikut contoh gerakan Dumbbell Kickbacks


(sumber: stackexchange.com)

4. Otot Triceps

Otot triceps merupakan otot besar berkepala atau bercaput dengan

jumlahnya tiga. Otot trisep di katakan bercaput tiga karna caput tersebut terdapat

pada tiga tempat yang berbeda. Kepala atau caput tersebut yaitu caput longum,

caput medical dan caput lateralis.

Fungsi dari otot triceps yaitu sebagai penahan beban lengan pada sendi

bahu dan ekstensi sendi siku, tetapi berbeda pada caput logum yang dapat

melakukan adduksi atau gerakan mendekati tubuh sendi bahu

Cara kerja otot triceps yaitu ketika lengan tangan di tekuk, letak otot

triceps yaitu pada bagian baawah, cara otot triceps relakssasi yaitu dengan cara

memanjang, jika lengan tangan di buat lurus maka otot triceps akan berkontraksi

yaitu dengan membesar atau memendek. Cara kerja otot triceps yaitu masuk

dalam kategori jenis otot antagonis. Otot triceps selalu bedampingan dengan otot

biceps akan berelaksasi, dan sebaliknya ketika otot triceps berelaksasi maka otot

biceps akan berkontraksi, contoh otot triceps yaitu tangan yang meliputi telapak

hingga pangkal lengan baik ketka di tekuk maupun di luruskan. Adapun cara
17

melatih otot triceps yaitu dengan cara: Triceps dips, Triceps Pushdown, Dumbbell

Kickbabks, Close-Grip Push-Up

5. Latihan dan Prinsip-prinsip Latihan

a. Latihan

Latihan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas fungsional organ-organ

tubuh serta psikis pelakunya. Oleh sebab itu latihan yang dilakukan harus disusun

dan dilakukan secara tepat dan benar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

(Faizal Chan, 2012:1). Sedangkan menurut Sukadiyanto (2011:6) latihan adalah

penerapan dari suatu perencanaan untuk meningkatkan kemampuan berolahraga

yang berisikan materi teori dan praktek, metode dan aturan pelaksanaan sesuai

dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai.

Ciri-ciri latihan menurut Giri Wiarto (2013:153) yaitu:

1).Suatu proses untuk mencapai tingkat kemampuan yang lebih baik dalam

berolahraga yang memerlukan waktu dan perencanaan yang tepat

2).Proses latihan harus teratur, maksudnya latihan harus ajeg, berkelanjutan

dan bersifat progresif latihan diberikan dari yang sederhana hingga yang

kompleks

3).Pada setiap latihan harus memiliki tujuan dan sasaran.

Sasaran dan tujuan latihan secara garis besar menurut Sukadiyanto

(2011:8) antara lain untuk menigkatkan kualitas fisik dasar secara umum dan

menyeluruh, mengembangkan dan meningkatkan potensi fisik yang khusus,

menambah dan menyempurnakan keterampilan teknik, mengembangkan dan


18

menyempurnakan strategi, taktik, dan pola bermain, dan meningkatkan kualitas

dan kemampuanpsikis olahragawan dalam bertanding.

Baechle and Groves dalam jurnal Faizal Chan (2012:2) mengatakan

bahwa weight training (latihan beban) adalah suatu latihan yang di

kerjakandengan penghalangan..atau tahanan agar dapat membuat kualitas kerja

dari otot-otot yang sedang dibentukoleh seseorang yang berlatih..untuk

menjadikan sehat dan bugar. Kemudian Setiawan mengatakan bahwasanya weight

training (latihan beban) adalah suatukegiatan latihan seseorang dengan

menggunakan beban untuk membuat kondisi fisik meningkat, dan juga kegiatan

olahraga dan kesegaran jasmani pada umum-nya.

Latihan beban juga harus memperlihatkan gambaran tentang hal-hal yang

berhubungan dengan karakteristik juga kontraksi..otot pada tubuh tersebut. Pada

dasarnya..kontraksi otot akan terjadi apabila otot tersebut memendek, memanjang

atau tetap..seperti pada keadaan yang tidak berkontraksi. Fox dalam jurnal Faizal

Chan (2012:2) mengatakan bahwa pada kontraksi sebuah otot terbagi atas

beberapa bagian yaitu:

a. Isotonik yaitu otot memendek pada saat terjadi tegangan meningkat.

b. Isometrik (statik) yaitu otot menegang tetapi tidak memanjang dan tidak

berubah.

c. Eksentrik, yaitu otot memanjang pada saat tegangan meningkat.

d. Isokinetik, yaitu otot memendek pada saat terjadi tegangan melalui ruang

gerak pada kecepatan konstan.


19

Setiawan dalam jurnal Faizal Chan (2012:6) mengungkapkan bahwa

latihan beban adalah latihan yang sering dilakukan dengan sistem set, maksudnya

dalam pelaksanaannya atlet melakukan angkatan berulang-ulang untuk suatu

bentuk latihan yang di namakan set. Sesudah melakukan satu set, atlet beristirahat

selama 3-5 menit.

Berikutnya latihan di lakukan dengan cara yang sama. Dalam sistem set ini

memilikit istilah repetisi dengan set. Sajoto dalam jurnal Faizal Chan (2012:6)

pernah berkata bahwa repetisi yaitu jumlah ulangan mengangkat beban, adapun

set yaitu satu rangkaian aktivitas dari beberapa repetisi. Lalu Fox dalam jurnal

Faizal Chan (2012:6) berpendapat bahwa satu set ialah jumlah ulangan yang

harus dilakukan bertahap-tahap tanpa istirahat, atau dalam kata lain di dalam satu

set memiliki beberapa repetisi.

Sistem set yaitu suatu latihan beban dengan membuat beberapa repetisi

dari satu bentuk latihan, berikutnya berselang adanya istirahat setiap setnya, lalu

dilakukan lagi angka repetisi yang ditetapkan semula. Harsono memberi nasehat

agar latihan ini dilakukan beberapa kali set saja yang dibutuhkan dengan repetisi

yang di tetapkan pula. Berikutnya Sajoto dalam jurnal Faizal Chan (2012:6)

memberi saranagar latihan beban sistem set ini perlu di beri kesempatan untuk

beristirahat, dari antara set pertama dengan set yang kedua harus memiliki

istirahat 1-2 menit.

Agar focus dalam pemberian pembebanan pada sistem set yaitu jumlah

beban lebih berat dari repetisi sedikit, dimana perbedaan terdapat berat beban
20

pada masing-masing set. Berat beban latihan hanya bisa diangkat pada set terakhir

oleh masing-masing set.

Jumlah beban yang diangkat yaitu untuk meningkatkan kekuatan yaitu tiga

set dengan repetisi 5. Dimana berat suatu beban 85% dari 1RM, adapun maksud

dari beban angkatan pada masing-masing set yaitu beban maksimal yang bisa kita

angkat dengan sempurna secara satu kali. (Faizal Chan, 2012:6).

b. Prinsip-Prinsip Latihan

Giri Wiarto (2013:153) prinsip dalam melakukan suatu latihan merupakan

suatu hal yang wajib di taati supaya latihan yang di inginkan dapaat di capai

dengan ssesuai yang di harappkan. Adapun prinsip dari latihan ialah:

Prinsip kesiapan :Prinsip dari persiapan materi dan dosis latihan dapat di

sesuaikan dengan umur atlet karna terdapat suatu perbedaan dalam kematangan,

ataaupun kematangan otot, ataupun psikisnya.

Prinsip individual: Seseorang pasti memiliki kemampuan yang tidak sama,

begitupula dalam melakuka suatu latihan beban. Adapun faktor yang dapat

membuat perbedaan pada kemampuan seseorang untuk merespon beban suatu

latihan ialah: keturunan, kematangan gizi waktu istirahat kebugaran lingkungan

cidera dan motivasi.

Prinsip Beban Berlebih: Prinsip ini..digambarkan bahwa latihan

beban..yangdi dapatkan secara maximal, insentitas tinggi yang dilakukan secara

terus-menerus. Apabila beban terlalu berat, dapat membuat tubuh..tidak

mampu..beradaptasi, sedangkan jika beban itu terlalu ringan akan

tidak..berpengaruh pada kualitas latihan atlet.


21

Prinsip Peningkatan: Dalam suatu latihan beban harus di tingkatkan secara

bertahap atau continue. Dan harus memerhatikan frekuensi dari latihan, intensitas

latihan atau waktu..latihan untuk..setiap latihan.

Prinsip Kekhususan: Memberi materi suatu latihan dapat di pilih oleh suatu

kebutuhan dari cabang oalahraga tersebut. Adapun dalam menerapkan suatu

prinsip kekhususan suatu latihan ialah (1) spesifikasi kebutuhan energi (2) rincian

bentuk latihan (3) spesifikasi gerak dan kelompok otot (4) interval latihan.
22

B. Kerangka Pikir
BULU TANGKIS

TEKNIK
MEMUKUL

PUKULAN LOB

PRE-TEST TES
Push and Pull
Dynamometer

LATIHAN
DUMBBELL
KICKBACKS

Post-Test Tes
Backhand Lob

Gambar2.2 kerangka fikir

C. Hipotesis

Hipotesis dapat kita artikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara

pada suatu permasalahan penelitian, hingga terbukti melalui data yang terkumpul

(Suharsimi Arikunto, 2010:110).

Oleh karna itu dapat kita ketahui bahwa hipotesis adalah anggapan atau

dugaan sementara terhadap suatu permasalahan yang ada pada penelitian, yang

masih perlu pembuktian kebenarannya melalui penghitungan statistik atas data


23

yang di hasilakan. Berdasarkan kerangka berpikir diatas, oleh karna itu hipotesis

dalam penelitian ini dapat kita dirumuskan sebagai berikut:

1. Hipotesis alternatif (Ha)

Ada pengaruh dari latihan dumbbell kickbacks otot triceps terhadap

kemampuan backhand lob bulutangkis di tinjau dari kekuatan otot.

2. Hipotesis nol (H0)

Tidak ada pengaruh penerapan dari latihan dumbbell kickbacks otot triceps

terhadap kemampuan backhand lob bulutangkis di tinjau dari kekuatan otot.

3. Hipotesis Statistic

Ha :β=0 (Ada pengaruh dari latihan dumbbell kickbacks otot triceps

terhadap kemampuan backhand lob bulutangkis di tinjau dari

kekuatan otot).

H0 :β ≠ 0 (Tidak ada pengaruh dari latihan dumbbell kickbacks otot

triceps terhadap kemampuan backhand lob bulutangkis di tinjau

dari kekuatan otot).


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian

yang menekankan analisisnya terhadap data-data numerikal (angka) yang diolah

dengan metode statistika (Saifuddin Azwar, 2004:5). Pada penelitian ini metode

yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen, yaitu suatu penelitian yang

mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi

yang terkontrol secara ketat (Agung Sunarno dan Syaifullah Sihombing, 2011:8).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan padatanggal 14 Februari - 13 Maret 2020,

Pukul 16:00 – 17:00 WITA

2. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian di lakukan di Gor Bulutangkis Fakultas Ilmu

Keolahragaan Uiversitas Negeri Makassar.

C. Desain Penelitian

Desain atau pola yang digunakan dalam penelitian ini adalah one grop pre-

post test design, yaitu eksperimen yang menggunakan pre-test dan post-test untuk

membandingkan keadaan sebelum di berikan perlakuan dan setelah di berikan

perlakuan (sugiyono, 2015). Penelitian ini menggunakan desain melalui tes

sebelum di berikan perlakuan (O1) dan setelah diberikan perlakuan (O2), sehingga
25

terdapat perbandingan antara O1 dan O2 untuk mengetahui efektifitas

perlakuan(X).

O1 x O2 Y

Gambar 3.1 Desain Penelitian


Keterangan

O1=Pre-Test / tes awal

X =treatment / perlakuan

02=Post-Test / Observasi

Y= Kekuatan

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2010:117) populasi yaitu wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subyek yang memiliki kualitas juga karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi pada penelitian ini yaitu anggota bkmf bulutangkis FIK UNM, yang baru

bergabung di bkmf bulutangkis FIK UNM.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian kecil dari suatu populasi (Saifuddin Azwar,

2004:79).Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Total

sampling/Sampel Jenuh yaitu jumlah keseluruhan populasi. Berdasarkan teori


26

tersebut sampel yang akandiambil dalam penelitian ini adalah anggota BKMF

Bulutangkis FIK UNM yang berjumlah 16 orang.

E. Definisi Operasional Variabel

1. Variable

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan berubahnya nilai dari

variable terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah latihan dumbbell

kickbacks.

Adapun variabel terikat yaitu variabel yang diduga nilainya akan

berbeda karna pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian

ini yaitu backhand lob bulutangkis.

2. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan tata

cara menentukan variabel dan mengukur suatu pariabel, sehingga definisi

operasional ini merupakan satu informasi ilmiah yang dapat membantu

peneliti lain yang ingin menggunakan pariabel yang sama.

Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang meluas tentang variabel

variabel yang terlibat di penelitian ini, maka variabel-variabel perlu di defenisikan

sebagai berikut :

1. Dumbbell kickbacks: dumbbell kickbacks adalah salah satu bentuk variasi

dari latihan beban, tujuan terhadap latihan ini yaitu agar supaya
27

meningkatkan kekuatan otot lengan khususnya pada bagian otot triceps.

Latihan ini menggunakan alat yang berupa bench/bangku dan dumbbell,

cara pelaksanaannya yaitu dengan posisi awal pegang satu dumbbell

dengan tangan kanan, letakkan lutut kiri dibangku dan tangan kiri lurus

menahan badan dibangku. Sedangkan kaki kanan lurus menahan badan.

2. Backhand Lob Bulutangkis, pukulan backhand lob yang benar, harus jatuh

minimal 76 cm sebelum garis belakang lapangan lawan. Pukulan ini

membutuhkan pengaturan waktu (timing), gerakan putar, dan kecepatan

kepala raket yang baik.

F. Instrumen dan Prangkat Penelitian

Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang di gunakan oleh

peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaan nya lebih mudah dan hasilnya

lebih baik (Arikunto, 2010)

Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1). Dumbbell

Tujuan: agar dapat meningkatkan kekuatan otot lengan, terutama pada

bagian otot triceps

2). Raket

Tujuan: memukul shuttlecock jatuh jauh ke bagian paling belakang

lapangan lawan dengan melayang tinggi.

Fasilitas dan alat:

a). Net
28

b). Lapangan bulutangkis

c).Shuttlecocok

3). Lakban

Tujuan: di gunakan sebagai alat atau tanda pembataas garis

4). Tali rapia

Tujuan: di gunakan sebagai alat ukuran saat melakukan tes backhand lob

5). Alat tulis dan blangko penelitian

Tujuan: untuk menulis poin yang di hasilkan saat melakukan tes

backhand lob dan pada saat mengukur kekuatan otot

8). Kamera digital/Hp

Tujuan: mendokumentasikan pada saat penelitian

c). Push dynamometer

Tujuan: sebagai alat untuk mengetahui kekutan otot atlet sebelum

melakukan tes backhand lob

d). Pedoman penilaian

1).Tidak dicatat jika bola hasil pukulan tersebut tidak melambung tinggi

dan tidak masuk pada daerah sasaran.

2).Bola yang jatuh pada sasaran dinilai sesuai dengan nilai yang telah di

tetapkan. Dan adapun nilai yang telah di tetapkan pada petak pertama

dengan ukuran sasaran lapangan 1,98 cmmendapat 1 poin, petak kedua

ukuran sasaran lapangan 98 cm dengan mendapat 2 poin, petak ketiga


29

ukuran sasaran lapangan 98 cm mendapat 3 poin, dan garis paling

belakang ukuran sasaran lapangan 76 cm mendapat 4 poin.

3).Pukulan umpan lambung yang pendek, tidak dianggap suatu percobaan.

4).Nilai akhir adalah jumlah nilai total yang diperoleh pada 10 kali

percobaan pukulan backhand lob (James Poole, 2009:39).

Gambar 3 2. Lapangan Bulutangkis TesBackhand Lob

Sumber: James Poole. 2009. p.22

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah di lakukan dengan

metode observasi dan tes.

1). Observasi (pengamatan)

Observasi adalah pengamatan langsung pada objek yang akan diteliti,

adapun frekuentatif yang diobservasi dalam penelitian ini yaitulatihan angota baru

BKMF bulutangkis FIK UNM dan kemudian data yang di peroleh di gunakan
30

sebagai bahan untuk membuat kesimpulan. Observasi yang dilakukan agar dapat

di ketahui dan di amati kegiatan ini menggunakan alat bantu berupa kamera foto.

3). Uji coba model

Model latihan ini adalah model latihan yang sering di gunakan atau di

mainkan para pemain bulutangkis, adapun model latihan yang di gunakan dalam

penelitian ini adalah tes backhand lob. Tapi juga tetap di lakukan uji coba peneliti

saat pra penelitian sebelum pengambilan data awal.

4). Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan yang di gunakan untuk pengambilan data pada

penelitian ini adalah :

a. Tahap persiapan penelitian

b. Mendata semua peserta yang di jadikan sampel penelitian, yaitu anggota

BKMF bulutangkis FIK UNM

c. Menyiapkan sarana dan prasarana sebelum melakukan penelitian, yaitu:

Lapangan bulutangkis, Dumbel, Bangku, push dynamometer raket

badminton dan suttelcock.

d. Pembuatan sasaran kategori nilai pada lapangan bulutangkis pelaksanaan

tes backhand lob

e. Penjelasan tetantang pelaksanaan

f. Pemanasan sampel penelitian

Pelaksanaan kegiatan latihan dilakukan dengan di berikan

perlakuan/treatment latihan dumbbell kickback, sebelum di berikan perlakuaan


31

seluruh sampel melakukan percobaan push dynamometer untuk mengukur

kekuatan otot dan melakukan backhand lob, lalu diberikan latihan beban yang

akan di gunakan, latihan di berikan selaama 4 minggu dengan frekuensi latihan

tiap minggu nya sebanyak 3 kali. Dengan sebelum berlatih peneliti memberikan

pengarahan dan contoh terlebih dahulu agar pemain bisa tahu gerakan yang baik

dan benar untuk mengurangi resiko cedera.

Tes akhir di lakukan untuk mengambil data akhir yang di peroleh setelah

di berikan perlakuan/treatment latihan dumbbell kickback sebanyak 12 kali

pertemuan selama 4 minggu.

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif yang dimaksud untuk mendapatkan gambaran umum

data penelitian agar dapat menafsirkan dan memberi makna tentang data

pengukuran.

2. Uji Nomalitas

Uji normalitas untuk mengetahui apakah data empiric yang di dapatkan dari

lapangan itu sesuai dengan distribusi teritik tertentu.

3. Uji T Berpasangan

Dilakukan untuk melihat selisih pre-test dan post-test

4. Uji T Bebas

Di gunakan untuk melihat selisih rata-rata dua kelompok


32
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Hasil Analisis Data

Dalam Bab ini akan dikemukakan penyajian hasil analisis data dan

pembahasan tentang hasil penelitian pengaruh latihan dumbbell kickbacks otot

tricep saat melakukan backhand lob pada permainan bulutangkis.

1. Analisis Deskriptif

Analisis data deskriptif bertujuan untuk memperoleh gambaran secara

umum tentang data penelitian. Adapun gambaran data tersebut dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

tabel 4.1Rangkuman hasil pretest dan posttest backhand lob dan push
dynamometer

Statistics

PRETEST POSTTEST SELISIH PRETEST POSTTEST SELISIH

USIA BACK BACK BACK OTOT OTOT OTOT

N Vad 15 15 15 15 15 15 15

Missin
0 0 0 0 0 0 0
g

Mean 19.60 19.13 24.80 5.47 20.07 24.07 3.47

Median 20.00 19.00 23.00 6.00 19.00 22.00 4.00

Std. Deviation .828 2.825 4.092 2.503 4.114 5.548 1.922

Minimum 18 15 20 1 16 19 0

Maximum 21 24 31 9 29 38 7
Penjelasan dari tabel 4.1 di atas dapat di lihat sebagai berikut:
a. Data selisih pretest dan posttest backhand lob di peroleh nilai Mean 5.47
Median 6.00 Standar deviasi 2.503 Minimum 1 dan Maximum 9.
b. Data selisih pretest dan posttest di peroleh nilai Mean 3.47 Median 4.00
Standar deviasi 1.922 Minimum 0 dan Maximum 7.
34

2. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk

menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah

sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak.Uji Normalitas

berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi

normal atau diambil dari populasi normal.

tabel 4.2Perbandingan hasil pretest dan postest backhand lob dan push
dynamometer

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

USIA .232 15 .029 .883 15 .052


PRE TEST
.175 15 .200* .945 15 .455
BACKHANDLOB
POST TEST
.223 15 .042 .834 15 .010
BACKHANDLOB
SELISIH BACKHANLOB .197 15 .123 .933 15 .302
PRE TEST OTOT .240 15 .020 .808 15 .005
POST TEST OTOT .230 15 .031 .774 15 .002
SELISIH OTOT .209 15 .076 .952 15 .554

Penjelasan dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat sebagai berikut:

c. Data selisih Backhand lob nilai Kolmogorov – Smirnov (statistic) di

peroleh nilai 197 (Df) 15 (Signifikan) 123. Dan nilai Shapiro-

Wilk(statistic) 933 (Df) 15 (signifikan) 302. Nilai tersebut lebih besar

dari nilai α 0.05 (P > 0.05). dengan demikian data ini berdistribusi

normal.

d. Data selisih Backhand lob nilai Kolmogorov – Smirnov (statistic) di

peroleh nilai 209 (Df) 15 (Signifikan) 076. Dan nilai Shapiro-


35

Wilk(statistic) 953 (Df) 15 (signifikan) 554. Nilai tersebut lebih besar

dari nilai α 0.05 (P > 0.05). dengan demikian data ini berdistribusi

normal.

3. Uji T Berpasangan

Uji T berpasangan di gunakan karena data nya numerik dan pengukuran nya

berulang.

tabel 4.3hasil uji statistic dengan uji T berpasangan

n PRE TEST POST TEST Δ P

RERATA (S.B) RERATA (S.B)

Backhand Lob 15 19.13 (6.218) 24.80 (4.092) 5.47 0.000

Dari table tersebut di atas menunjukkan bahwa rerata Backhand Lob sebelum

olahraga bulutangkis sebesar 19.13 meningkat pada post tes sebesar 24.80. hasil

uji statistic dengan uji T berpasangan menunjukkan nilai p : 0.000 (p < 0.05) yang

artinya Ho ditolak : ada perbedaan rerata signifikan Backhand Lob sebelum dan

setelah Latihan Dumbbell Kickbacks Otot Triceps Pada Permainan Bulutangkis

sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh Latihan Dumbbell Kickbacks Otot

Triceps terhadap peningkatan Backhand Lob Pada Permainan Bulutangkis.

tabel 4.4hasil uji statistic dengan uji T berpasangan

n PRE TEST POST TEST Δ P

RERATA (S.B) RERATA (S.B)

Kekuatan Otot 15 20.07 (4.114) 24.07 (5.548) 3.47 0.000


36

Dari table tersebut di atas menunjukkan bahwa rerata Kekuatan Otot sebelum

olahraga bulutangkis sebesar 20.07 meningkat pada post tes sebesar 24.07 .

hasil uji statistic dengan uji T berpasangan menunjukkan nilai p : 0.000 (p < 0.05)

yang artinya Ho ditolak : ada perbedaan rerata signifikan Kekuatan Otot sebelum

dan setelah Latihan Dumbbell Kickbacks Otot Triceps Pada Permainan

Bulutangkis sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh Latihan Dumbbell

Kickbacks Otot Triceps terhadap peningkatan Kekuatan Otot Pada Permainan

Bulutangkis.

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dumbbell kickbacks

terhadap kemampuan backhand lob bulutangkis, penelitian ini di lakukan di

gedung olahraga bulutangkis Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Makassar dengan melibatkan 15 orang sampel yang merupakan anggota baru

bkmf bulutangkis fakultas ilmu keolahragaan, di mana sampel di berikan latihan

selama 4 minggu dengan frekuensi latihan tiap minggunya sebanyak 3 kali

pertemuan, danini mengikuti jadwal latihan bkmf bulutangkis bem Fakultas Ilmu

Keolahragaan.

Pada pengukuran awal diperoleh dua hasil tes pengukuran awal melalui tes

backhand lob dan tes kekuatan otot push and pull dynamometer hasil rata-rata

backhand lob adalah 19.13, dan hasil rata-rata tes kekuatan otot adalah19.00,

sehingga ada selisih sebesar 0,13, kemudian pada tes akhir melalui tes backhand

lob dan tes kekuatan otot push and pull dynamometer adalah 24.80 dan hasil rata-

rata tes kekuatan otot adalah 22.00sehingga ada selisih sebesar 2,8. Dapat di
37

simpulkan bahwa ada pengaruh latihan dumbbell kickbacks otot triceps terhadap

kemampuan backhand lob bulutangkis di tinjau dari kekuatan otot pada atlet

bulutangkis FIK UNM, di mana latihan dumbbell kick backs berpengaruh

terhadap penigkatan kekuataan otot terhadap kemampuan backhand lob

bulutangkis.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Imam T antowi. 2015,dalam

penelitian nya mengenai Perbedaan Latihan Dumbbell Kickbacks Dengan

LatihanOne-arm Overhead Dumbbell Extensions Terhadap Kemampuan

Backhand Lob Bulutangkis, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah

ada perbedaan antara latihan dumbbell kickbacks dan latihan one arm-overhead

dumbbell extensions terhadap kemampuan backhand lob bulutangkis, dalam

penelitian ini menggunakan metode experiment, teknik penarikan sampel

menggunakan purposive sampling, Populasi yang digunakan adalah seluruh

pemain PB Sehat Semarang dengan sampel 12 pemain tingkat pemula. Teknik

penarikan sampel menggunakan purposive sampling. Metode analisis data

menggunakan uji t-test.jadi dapat di simpulkan bahwa ada perbedaan antara

latihan dumbbell kickbacks dengan latihan one-arm overhead dumbbell extension

terhadap kemampuan backhand lob. Latihan dumbbell kickbacks lebih baik

dibandingkan dengan latihan one-arm overhead dumbbell extensions terhadap

kemampuan backhand lob.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Burhanuddin Adam, 2017.

dalam penelitian nya mengenai Perbedaan Pengaruh Latihan Dumbbell Kickbacks

Dan Latihan One-arm Overhead Dumbbell Extensions Terhadap Kemampuan


38

Backhand Lob Dalam Bulutangkis Pada Siswa Ekstrakulikuler Di SMPN 7

Gorontalo, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar

perbedaan pengaruh Latihan Dumbbell Kickbacks Dan Latihan One-arm

Overhead Dumbbell Extensions Terhadap Kemampuan Backhand Lob Dalam

Bulutangkis Pada Siswa Ekstrakulikuler Di SMPN 7 Gorontalo, dalam penelitian

ini menggunakan metode experiment dengan “Two Group pretest And Posttest

Design” adapun subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra

ekstrakulikuler di SMPN 7 Gorontalo berjumlah 50 siswa putra dengan sampel

sebanyak 20 orang siswayang di bagi jadi 2 kelompok tiap kelompok berjumlah

10 orang , kemudian latihan dilakukan selama 2 bulan dengan frekuensi latihan 3

kali dalam seminggu, tes yang di gunakan yaitu tes backhand-lob dalam

Bulutangkis, jadi dapat di simpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh Latihan

Dumbbell Kickbacks Dan Latihan One-arm Overhead Dumbbell Extensions

Terhadap Kemampuan Backhand Lob Dalam Bulutangkis Pada Siswa

Ekstrakulikuler Di SMPN 7.

Seperti yang telah di uraikan dalam beberapa teori melalui hasil penelitian

sebelumnya latihan untuk meningkatkan keterampilan dapat di lakukan dengan

berbagai bentuk latihan fisik salah satunya seperti yang di lakukan dalam

penelitian ini dengan latihan dumbbell kickbacks dengan memperhatikan FITT

yakni frekuensi intensitas.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan dikemukakan kesimpulan penelitian sebagai tujuan

akhir dari suatu penelitian, yang dikemukakan berdasarkan hasil analisis data dan

pembahasannya. Dari kesimpulan penelitian ini akan dikemukakan beberapa saran

sebagai rekomendasi bagi penerapan dan pengembangan hasil penelitian.

A. Kesimpulan

Berdasrkan analisis data dan pembahasan dari penelitian ini maka dapat di

simpulkan bahwa ada pengaruh latihan dumbbell kickbacks otot triceps terhadap

kemampuan backhand lob bulutangkis di tinjau dari kekuatan otot pada atlet

bulutangkis FIK UNM.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas Saran dari penulis yang ingin

disampaikan terkait dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebagai berikut:

1. Menjadi masukan kepada atlet olahraga bulutangkis mengenai latihan

dumbbell kickbacks otot tricepsdalam meningkatkan kemampuan

backhand lob pada permainan bulutangkis.

2. Pelatih bulutangkis sebaiknya bisa menambahkan latihan beban yang

berupa latihan dumbbell kickbacks otot triceps agar mencapai hasil yang

optimal dalam meningkatkan kemampuan backhand lob pada permainan

bulutangkis.
40

3. Pelatih dapat menggunakan variasi latihan beban yang lain dengan

menggunakan dumbbell.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahmat Fathoni. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan


Skripsi. Jakarta: Rhineka Cipta.

Agung Sunarno dan Syaifullah D.Sihombing. 2011. Metode Penelitian


Keolahragaan. Surakarta: Yuma Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen penelitian. Jakarta: PT.Rineka Cipta

Baechle,Thomas R & Groves, Barney R.1997.LatihanBeban.Jakarta:PT Raja


Grafindo.

Delavier, Federic. 2010. Strength Training Anatomy. Paris: Human Kinetics.

Eri Pratiknyo Dwikusworo. 2009. Tes Pengukuran dan Evaluasi


Olahraga.Semarang: FIK UNNES.

Faizal Chan. Strength Training (Latihan Kekuatan). Jurnal Cerdas Sifa.


01/Th.XXIX/Mei-Agustus, 2012:1-7.

Giri Wiarto. 2013. Fisiologi dan Olahraga. Yogyakarta: Graha Ilmu

Grice, Tony. 2007. Bulutangkis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


42

Halim, Ichsan, Nur 2004 Tes dan Pengukuran Kebugaran Jasmani. Cetakan
Pertama Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.

Herman Subarjah. 2004. Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran


Bulutangkis. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga Depdiknas.

Hermawan Aksan. 2012. Mahir Bulutangkis. Bandung: Nuansa Cendekia.

Ismaryati. 2008. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Sebelas Maret


University Press.

Herman Subardjah. (2000). Bulutangkis.Solo: CV”Seti Aji” Surakarta.

Kassel, Blake.Overhead Triceps Extension With Tube Bands.30 Mei 2018.


https://www.bodylastics.com/overheadtriceps-extension

Menurut Ade Rai, dkk (2008:66)(Mitra, et al, 2013:1)Latihan resistance

Poole, James. 2009. Belajar Bulutangkis. Bandung: Pioner jaya.

Saifuddin Azwar. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sapta Kunta Purnama. 2010. Kepelatihan Bulutangkis Modern. Surakarta: Yuma


pustaka.
43

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rhineka Cipta.

Sukadiyanto.2011. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik.


Bandung:Lubuk Agung.

Suratman.“Pengembangan Model Pembelajaran Pukulan Clear Lob


Menggunakan Shuttlecock dilempar”.MIKI. 02/Th.XXXII/Juli,
2012:2833.

Suratman. 2008. Bulutangkis 1. Semarang: PKLO FIK-UNNES.

Sutono IR. 2008. Bermain Bulutangkis. Semarang: CV Aneka Ilmu.

Sutrisno Hadi. 2004. Metode Research 4. Yogyakarta: Andi Offset.

Syahri Alhusin. 2007. Gemar Bermain Bulutangkis. Surakarta: CV Seti-Aji.

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tatang Muhtar dan Sumarno. 2009. Bulutangkis mata kuliah pilihan 1. Jakarta:
Universitas terbuka
44
LAMPIRAN
46

LAMPIRAN A
1. Surat Keterangan Lulus Seminar
47

2. Surat Pembimbingan Skripsi


48

3. Surat Penelitian Tugas Akhir


49

4. Surat Tugas Izin Penelitian


50

5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian


51

6. Surat Keterangan Bebas Perpustakaan Fakultas


52

7. Surat Keterangan Bebas Alat/Peralatan


53

8. Surat Keterangan Bebas Laboratorium


54

9. Surat Keterangan Bebas Pustaka Universitas Negeri Makassar


55

10. Surat Keterangan


56

11. Riwayat Hidup


57
58

LAMPIRAN B

1. Program Latihan

Sesi Latihan
Cabang Olahraga : Bulutangkis

Waktu Latihan : 25-30 Menit

Sasaran Latihan : Otot Lengan (Triceps)

Hari/Tanggal : Senin, Rabu, Jum’at/ 14 Februari-13 Maret

Pukul : 16:00 – 17:00 WITA

Intensitas : Rendah, Tinggi, Sangat TInggi

NO MINGGU SENIN RABU JUM’AT KET

10-2-2020 12-2-2020 14-2-2020


1. PRE-TEST

PERTAMA (Tes Awal)

1.Pemanasa

n selam 10

menit

2. Tes

pengukuran

kekuatan

otot

3. Tes
59

backhand

lob

NO MINGGU SENIN RABU JUM’AT KET

17-2-2020 19-2-2020 21-2-2020


1. 1.Pemanasan 1.Pemanasa 1.Pemanasan

KE DUA selam 10 n selam 10 selam 10

menit menit menit

2. Latihan 2. Latihan 2. Latihan

dumbbell dumbbell dumbbell

kickbacks kickbacks kickbacks

selama 1 selama 1 selama 1

menit menit menit

dengan 3 dengan 3 dengan 3

repetisi repetisi repetisi

dengan jeda dengan jeda dengan jeda

waktu waktu waktu

istirahat 1-2 istirahat 1-2 istirahat 1-2

menit. menit. menit.

3.recovery 3.recovery 3.recovery

selama 5 selama 5 selama 5

menit menit menit


60

NO MINGGU SENIN RABU JUM’AT KET

24-2-2020 26-2-2020 28-2-2020


1. 1.Pemanasan 1.Pemanasa 1.Pemanasan

KE TIGA selam 10 n selam 10 selam 10

menit menit menit

2. Latihan 2. Latihan 2. Latihan

dumbbell dumbbell dumbbell

kickbacks kickbacks kickbacks

selama 1 selama 1 selama 1

menit menit menit

dengan 3 dengan 3 dengan 3

repetisi repetisi repetisi

dengan jeda dengan jeda dengan jeda

waktu waktu waktu

istirahat 1-2 istirahat 1-2 istirahat 1-2

menit. menit. menit.

3.recovery 3.recovery 3.recovery

selama 5 selama 5 selama 5

menit menit menit

NO MINGGU SENIN RABU JUM’AT KET

02-3-2020 04-3-2020 06-3-2020


1. 1.Pemanasan 1.Pemanasa 1.Pemanasan
61

KE EMPAT selam 10 n selam 10 selam 10

menit menit menit

2. Latihan 2. Latihan 2. Latihan

dumbbell dumbbell dumbbell

kickbacks kickbacks kickbacks

selama 1 selama 1 selama 1

menit menit menit

dengan 3 dengan 3 dengan 3

repetisi repetisi repetisi

dengan jeda dengan jeda dengan jeda

waktu waktu waktu

istirahat 1-2 istirahat 1-2 istirahat 1-2

menit. menit. menit.

3.recovery 3.recovery 3.recovery

selama 5 selama 5 selama 5

menit menit menit

NO MINGGU SENIN RABU JUM’AT KET

09-3-2020 11-3-2020 14-3-2020


1. 1.Pemanasan 1.Pemanasa POS-TEST

KE LIMA selam 10 n selam 10 1.Pemanasan

menit menit selam 10

2. Latihan 2. Latihan menit


62

dumbbell dumbbell 2. Tes

kickbacks kickbacks pengukuran

selama 1 selama 1 kekuatan

menit menit otot

dengan 3 dengan 3 3. Tes

repetisi repetisi backhand

dengan jeda dengan jeda lob

waktu waktu

istirahat 1-2 istirahat 1-2

menit. menit.

3.recovery 3.recovery

selama 5 selama 5

menit menit

2. Data Hasil Penelitian

Data hasil backhand lob bulutangkis


(Pengaruh Latihan Dumbbell Kickbacks Otot Triceps Terhadap
Kemampuan Backhand Lob BulutangkisDi Tinjau Dari Kekuatan Otot)

Tes Backhandlob
No Nama Siswa Usia Kekuatan
Pree-Test Post-Test
1 Muh. Taufiq 20 17 22 20
2 Putra.R 19 20 21 21
3 Herianto 19 17 20 24
63

4 Muh. Nurhalik 20 16 23 38
5 Ibnu Syafaat 19 24 28 21
6 Israwandi 19 22 31 25
7 M. Syahrul 20 21 28 19
8 Andika 18 19 21 21
9 Hadi Saputra 20 15 21 26
10 Syarif 19 16 28 23
11 Saifullah.S 21 20 27 22
12 Gibran 21 23 30 20
13 Arfah 19 18 21 20
14 Budiman 20 17 21 35
15 Fadil 20 22 30 26

Rata rata 19,33 24,8 24,06

Data hasil Push and Pull Dynamometer


(Pengaruh Latihan Dumbbell Kickbacks Otot Triceps Terhadap
Kemampuan Backhand Lob BulutangkisDi Tinjau Dari Kekuatan Otot)

Kekuatan Otot
No Nama Siswa Usia Selisih
Pree-Test Post-Test
1 Muh. Taufiq 20 18 20 2

2 Putra.R 19 16 21 5
64

3 Herianto 19 20 24 4

4 Muh. Nurhalik 20 29 38 7

5 Ibnu Syafaat 19 16 21 5

6 Israwandi 19 23 25 2

7 M. Syahrul 20 19 19 0

8 Andika 18 20 21 1

9 Hadi Saputra 20 18 26 4

10 Syarif 19 21 23 2

11 Saifullah.S 21 18 22 4

12 Gibran 21 18 20 2

13 Arfah 19 16 20 4

14 Budiman 20 29 35 4

15 Fadil 20 20 26 6

Rata rata 20,06 24,06

Statistic Std. Error


USIA Mean 19.60 .214
95% Lower Bound 19.14
Confidence Upper Bound 20.06
Interval for
Mean
5% Trimmed Mean 19.61
Median 20.00
65

Variance .686
Std. Deviation .828
Minimum 18
Maximum 21
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness .070 .580
Kurtosis -.224 1.121
PRE Mean 19.13 .729
TEST 95% Confidence Interval Lo 17.57
BACK for Mean wer
HAN Bo
LOB und
Up 20.70
per
Bo
und
5% Trimmed Mean 19.09
Median 19.00
Variance 7.981
Std. Deviation 2.825
Minimum 15
Maximum 24
Range 9
Interquartile Range 5
Skewness .239 .580
Kurtosis -1.214 1.121
POSTES Mean 24.80 1.056
T 95% Confidence Interval Lo 22.53
BACKH for Mean wer
AND Bo
LOB und
Up 27.07
per
Bo
und
5% Trimmed Mean 24.72
Median 23.00
Variance 16.743
66

Std. Deviation 4.092


Minimum 20
Maximum 31
Range 11
Interquartile Range 7
Skewness .260 .580
Kurtosis -1.839 1.121
SELISI Mean 5.47 .646
H_BAC 95% Confidence Interval Lo 4.08
K for Mean wer
Bo
und
Up 6.85
per
Bo
und
5% Trimmed Mean 5.52
Median 6.00
Variance 6.267
Std. Deviation 2.503
Minimum 1
Maximum 9
Range 8
Interquartile Range 5
Skewness -.333 .580
Kurtosis -1.190 1.121

Data pull and push dynamometer/kekuatan otot


(Pengaruh Latihan Dumbbell Kickbacks Otot Triceps Terhadap
Kemampuan Backhand Lob BulutangkisDi Tinjau Dari Kekuatan Otot)

PRE TEST Mean 20.07 1.06


OTOT 2
95% Confidence Interval Lower 17.79
for Mean Bound
67

Upper 22.34
Bound
5% Trimmed Mean 19.80
Median 19.00
Variance 16.924
Std. Deviation 4.114
Minimum 16
Maximum 29
Range 13
Interquartile Range 3
Skewness 1.437 .580
Kurtosis 1.490 1.12
1
POSTEST Mean 24.07 1.43
OTOT 3
95% Confidence Interval Lower 20.99
for Mean Bound
Upper 27.14
Bound
5% Trimmed Mean 23.57
Median 22.00
Variance 30.781
Std. Deviation 5.548
Minimum 19
Maximum 38
Range 19
Interquartile Range 6
Skewness 1.737 .580
Kurtosis 2.467 1.12
1
SELISIH Mean 3.47 .496
OTOT 95% Confidence Interval Lower 2.40
for Mean Bound
Upper 4.53
Bound
5% Trimmed Mean 3.46
Median 4.00
Variance 3.695
Std. Deviation 1.922
68

Minimum 0
Maximum 7
Range 7
Interquartile Range 3
Skewness -.011 .580
Kurtosis -.482 1.12
1
69

Data perbandingan hasil pretest dan posttest backhand lob dan push
dynamometer
(Pengaruh Latihan Dumbbell Kickbacks Otot Triceps Terhadap
Kemampuan Backhand Lob BulutangkisDi Tinjau Dari Kekuatan Otot)

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
USIA .232 15 .029 .883 15 .052
*
PRE_TEST_BACK .175 15 .200 .945 15 .455
POST_TEST_BACK .223 15 .042 .834 15 .010
SELISIH_BACK .197 15 .123 .933 15 .302
PRE_TEST_OTOT .240 15 .020 .808 15 .005
POST_TEST_OTOT .230 15 .031 .774 15 .002
SELISIH_OTOT .209 15 .076 .952 15 .554
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
70

3. Data Hasil Penelitian dengan Program SPSS 20

Data Hasil Penelitian dengan Program SPSS 20


(Pengaruh Latihan Dumbbell Kickbacks Otot Triceps Terhadap
Kemampuan Backhand Lob BulutangkisDi Tinjau Dari Kekuatan Otot)

Statistics
PRE TEST POST TEST SELISIH PRE TEST POST TEST SELISIH

USIA BACK BACK BACK OTOT OTOT OTOT

N Valid 15 15 15 15 15 15 15

Missin
0 0 0 0 0 0 0
g
Mean 19.60 19.13 24.80 5.47 20.07 24.07 3.47

Median 20.00 19.00 23.00 6.00 19.00 22.00 4.00


Std. Deviation .828 2.825 4.092 2.503 4.114 5.548 1.922
Minimum 18 15 20 1 16 19 0
Maximum 21 24 31 9 29 38 7
71

Table karakteristik Responden pada Latihan Dumbbell Kickbacks Otot


Triceps
(Pengaruh Latihan Dumbbell Kickbacks Otot Triceps Terhadap
Kemampuan Backhand Lob BulutangkisDi Tinjau Dari Kekuatan Otot)

Kekuatan otot
n Bachandlob
(Median ± min-max)
(Mean ± SD)
UMUR
15 19.60 ± 0.828 19.60 ± 0.828
PRE TEST
15 19.13 ± 2.825 19.00 ± 4.114

POST TEST 15 24.80 ± 4.092 22.00 ± 5.548

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 PRE_TEST_
19.13 15 2.825 .729
BACK

POST_TEST
24.80 15 4.092 1.056
_BACK

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed)

95% Confidence Interval of

Std. Std. Error the Difference

Mean Deviation Mean Lower Upper

Pair 1 PRETEST
BACK

POST -5.667 2.920 .754 -7.283 -4.050 -7.517 14 .000

TEST

BACK
72

Table Pengaruh Latihan Dumbbell Kickbacks Otot Triceps Saat Melakukan


Backhand Lob Pada Permainan Bulutangkis

(Pengaruh Latihan Dumbbell Kickbacks Otot Triceps Terhadap


Kemampuan Backhand Lob Bulutangkis Di Tinjau Dari Kekuatan Otot)

n PRE TEST POST TEST Δ p

RERATA RERATA

(S.B) (S.B)

Backhand 15 19.13 (6.218) 24.80 (4.092) 5.47 0.000

Lob
73

Uji T-TEST
(Pengaruh Latihan Dumbbell Kickbacks Otot Triceps Terhadap
Kemampuan Backhand Lob Bulutangkis Di Tinjau Dari Kekuatan Otot)

Paired Samples Statistics


Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PRE TEST 19.13 15 2.825 .729
BACK
POST 24.80 15 4.092 1.056
TEST
BACK

Paired Samples Test

Sig. (2-

Paired Differences t df tailed)

95% Confidence

Interval of the

Std. Std. Error Difference

Mean Deviation Mean Lower Upper

Pair 1 PRE TEST

BACK POST -5.667 2.920 .754 -7.283 -4.050 -7.517 14 .000

TEST BACK
74

LAMPIRAN C

DOKUMENTASI PENELITIAN

1. Penjelasan Tahap Penelitian

2. Pemanasan
75

3. Push And Pull Dynamometer

4. PretestBackhand Lob
76

5. Posttest Backhand Lob

6. Tes Dumbbell Kickbacks


77

7. Foto Bersama Pembimbing dan Sampel


78
LAMPIRAN D

RIWAYAT HIDUP

IRHAM 2020, Dilahirkan di Kabupaten Kolaka Utara

tepatnya di Kelurahan mala-Mala Kecamatan Kodeoha pada

hari Jum’at tanggal 02 Oktober 1998.Anak kelima dari tujuh

bersaudara pasangan dari Zainuddin S.Pd dan

Sumarni.Peneliti sekarang bertempat tinggal di Jl. Muh Jufri

IX Rappokalling Kecamatan Tallo Kota Makassar.Peneliti

menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar di SDN 2 Mala-Mala Kecamatan

Kodeoha Kabupaten Kolaka Utara pada tahun 2010. Pada tahun itu juga peneliti

melanjutkan Pendidikan di Mts Darul Istiqamah Mala-Mala Kecamatan Kodeoha

dan tamat pada tahun 2013 kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di

SMA Negeri 1 Kodeoha pada tahun 2013 dan seslesai pada tahun 2016. Pada

tahun 2016 peneliti melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negeri, tepatnya

di Universitas Negeri Makassar (UNM) Fakultas Ilmu Keolahragaan pada

Program Studi (S1) Ilmu Keolahragaan (IKOR).

Anda mungkin juga menyukai