IRHAM
1633141022
IRHAM
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk diajukan kehadapan panitia ujian skripsi guna
dapat memperoleh gelar sarjana olahraga Pada Program Studi Ilmu Keolahragaan
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi ini di ajukan oleh
Nomor SK :2040/UN.36.11/EP/2019
Telah di pertahankan di depan dewan penguji pada hari oktober 2020 dan
Disahkan oleh
Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Makassar
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah
hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang
pernyataan saya terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang
Nama : Irham
NIM : 1633141022
iv
PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
Eksekutif ini, Universitas Negeri Makassar berhak menyimpan, mengalih-
media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat
dan mempublikasikan skripsi Saya selama tetap mencantumkan nama Saya
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta, serta tidak dikomersilkan.
Dibuat di : Makassar
Pada Tanggal :28 September2020
Yang Menyatakan
Irham
1633141022
Pembimbing I Pembimbing II
v
MOTTO
“.
"Bermimpilah setinggi mungkin, raih apa yang ingin kamu impikan, berdoa
-Andre Marteen-
vi
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan dumbbell
kickbacks otot tricep saat melakukan backhand lob pada permainan bulutangkis.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian experimen dengan menggunakan
rancangan one grop pre-post test design, yaitu eksperimen yang menggunakan
pre-test dan post-test.Yang di pilih secara purposive sampling. Sampel penelitian
sebanyak 15 Teknik analisis data yang digunakan yaitu Analisis Deskriptif, Uji
Normalitas, Uji Homogenesis, dan Uji T. Berdasarkan analisis data, di peroleh
nilai rata-rata pretest backhand lob 19,13 dan hasil rata-rata tes kekuatan otot
adalah 19,00 sehingga ada selisih sebesar 0,13 kemudian pada tes akhir melalui
tes backhand lob dan tes kekuatan otot push and pull dynamometer adalah 24,80
dan hasil rata-rata kekuatan otot 22,00 sehingga ada selisih sebesar 2,8.Maka
dapat disimpulkan dalam penelitian ini ada perbedaan pengaruh Latihan
Dumbbell Kickbacks Otot Triceps Terhadap Kemampuan Backhand Lob
Bulutangkis di Tinjau Dari Kekuatan Otot.
vii
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of dumbbell kickbacks in the
triceps muscle during backhand lob in badminton. This research is an
experimental research using one-grop pre-post test design, which is an
experiment that uses pre-test and post-test. Selected by purposive sampling. The
research sample of 15 data analysis techniques used are Descriptive Analysis,
Normality Test, Homogenesis Test, and T Test. Based on data analysis, obtained
an average value of pretest backhand lob 19.13 and the average results of muscle
strength tests are 19, 00 so that there is a difference of 0.13 then in the final test
through the backhand lob test and push and pull muscle strength test
dynamometer is 24.80 and the average muscle strength results are 22.00 so there
is a difference of 2.8. So it can be concluded in this study there are differences in
the influence of Triceps Muscle Dumbbell Exercise Against the Badminton Lob
Backhand Ability Evaluated From Muscle Strength.
viii
KATA PENGANTAR
ini. Penulis menyadari bahwa skrispsi ini mungkin kurrang sempurna dan tidak
penyususnan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis
Selama proses penyusunan skripsi ini, ternyata tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga pada
lembaran ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tinnginya kepada:
penelitian ini.
ix
4. Dr. Arimbi., M. Pd., selaku pembimbing I dan Abdul Rahman, S.Or.,
ini.
6. Para pengurus BKMF Bulutangkis FIK UNM yang telah membantu dan
IKOR B 2016 atas bantuan selama perkuliahan dan penelitian skripsi ini
dapat terlaksana.
8. Semua pihak yang tidak sempat disebut namanya, atas bantuannya baik
Baraka” Imma, Yayat, Cica, Hume, Ifa dan Faidil yang sudah seperti
kepada penulis.
x
Pada kesempatan ini, penulis secara istimewa berterima kasih kepada
kedua orang tua tercinta, Ayahanda Zainuddin.S.Pd dan Ibunda Sumarni yang
Penulis
IRHAM
DAFTAR ISI
xi
SKRIPSI i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
PERNYATAAN KEASLIAN iv
PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK v
MOTTO vi
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan penelitian 4
D. Manfaat penelitian 4
BAB II 5
TINJAUAN PUSTAKA 5
A. Kajian Pustaka 5
B. Kerangka Pikir 22
C. Hipotesis 22
BAB III 24
METODE PENELITIAN 24
A. Jenis Penelitian 24
B. Waktu dan Tempat Penelitian 24
C. Desain Penelitian 24
E. Definisi Operasional Variabel 26
F. Instrumen dan Prangkat Penelitian 27
G. Teknik Pengumpulan Data 29
xii
H. Teknik Analisis Data 31
BAB IV 32
A. Penyajian Hasil Analisis Data 32
B. Pembahasan 35
BAB V 38
A. Kesimpulan 38
B. Saran 38
DAFTAR PUSTAKA 40
LAMPIRAN 42
xiii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBA
Gambar2 1 Berikut contoh gerakan Dumbbell Kickbacks 16
Gambar2. 2 kerangka fikir 22
Gambar 3 1 Desain Penelitian 25
Gambar 3 2. Lapangan Bulutangkis TesBackhand Lob 29
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Program Latihan 55
xv
BAB I
PENDAHULUAN
berbagai komponen fisik. Komponen fisik di bagi menjadi dua yaitu komponen
fisik yang berkaitan dengan keterampilan dan komponen fisik yang berkaitan
yang berkaitan dengan kesehatan adalah komponen yang terkait dengan kesehatan
anggota badan seperti daya tahan ksrdiorespirasi, kekuatan otot daya tahan otot,
kelentukan dan komposisi tubuh. Komponen yang di latih saat berolahraga dapat
bulutangkis juga banyak diminati dari berbagai kelompok umur, baik tingkat
lapangan indoor maupun outdoor untuk hiburan dan sebagai ajang persaingan.
Olahraga bulutangkis juga harus memiliki berbagai taktik, bulu tangkis dengan
benar, disamping fisik, taktik dan mental ada juga hal yang berpengaruh didalam
pemain untuk bermain secara terjadwal dan disiplin. Teknik yang diharap bukan
satu orang (single) atau dua orang (double). Bulutangkis merupakan permainan
bulutangkis yang harus di kuasai bagi setiap pemain bulutangkis, dalam pukulan
backhand lob yang berperang penting disini adalah kekuatan otot lengan,
kekuatan otot lengan sangat kita butuhkan pada saat kita ingin melakukan pukulan
backhand lob. Power (kekuatan) otot lengan memiliki peranan penting dalam
power otot lengan yang baik dan se0rang pemain akan bisa melakukan pukulan
backhand l0b dengan benar. Menurut Syahri Alhusin (2007:39) jika ingin
gerakan berikutnya hingga pukulan berakhir diatas bahu kiri. Agar bisa
meningkatkan kekuatan otot lengan, terlebih pada otot triceps dan otot bagian luar
Fakta di lapangan yang yang saya alami dan kami dapatkan pada saat
melakukan observasi terhadap teman teman anggota baru bkmf bulutangkis bem
fik unm di peroleh bahwa pada saat bermain bulutangkis dan melakukan pukulan
backhand lob masih banyak anggota baru bkmf bulutangkis fik unm memiliki
lemahnya daya ledak otot lengan, padahal dalam permainan bulutangkis sangat di
butuhkan daya ledak otot lengan untuk memukul shuttelkock dengan pukulan
keras, sehingga pada saat melakukan pukulan backhand lob masih kurang baik.
latihan beban berupa latihan dumbbell kick backs. Peneltian dari Misbahunnur.
Muh (2017) yang berjudul “The effect of dumbbell training on increasing the
Latihan yang bisa meningkatkan daya ledak otot lengan adalah salahsatunya
dengan memberi intervensi yaitu dengan memberikan aktivitas atau latihan beban
pengaruhnya terhadap mahasiswa aktif atlet bkmf bulutangkis bem fik unm
untuk meningkatkan kekuatan otot lengan pasca melakukan latihan dumbbell kick
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
D. Manfaat penelitian
3. Dapat menambah wawasan dan bahan pikir bagi pembinaan atlet untuk
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Permainan Bulutangkis
orang untuk tunggal dan 2 pasangan untuk ganda, yang mendapat posisi
berlawanan di lapangan yang terbagi atas dua oleh sebuah net. Setiap pemain
menghsilkan poin dengan memainkan shuttelcock (kok) dengan raket melewati net
dan jatuh di daerah garis lawan. Setiap pemain baik pasangan hanya dapat
melakukan service kok satu kali sebelum kok melewati net. Permainan akan
berakhir apabila kok mengenai lantai atau mengenai badan seorang pemain
kontras pada warna lapangan.Warna yang di anjurkan untuk garis yaitu warna
putih atau kuning. Permukaan lapangan di anjurkan di buat dari kayu dan bahan
sintesis yang lunak. Permukaan lapangan yang dibuat dari beton dan bahan
sintetik yang padat itu tidak dianjurkan karna dapat membuat cedera pada pemain.
Net setinggi (1.55 m) berada di tengah lapangan. Net juga harus berwarna hitam
6
kecuali bibir net yang ketebalan nya hingga 75 mm dan juga berwarna putih
Pada saat memulai sebuah permainan para pemain harus berusaha agar
shuttlecock tidak jatuh di daerah kita sendiri. Dan jika shuttlecock terjatuh di
2000: 13).
di mainkan dengan banyak cara, teknik menggunakan raket dapat di bedakan atas
4 jenis, yaitu: American grip, forehand grip, backhand grip, dan combination
grip.
Teknik american grip yaitu dengan cara pegagan, raket dipegang dengan
tangan antara ibu jari juga telunjuk melekat dibagian permukaan raket yang
posisi miring, dan peganglah raket dengan bagian ibu jari dan jari telunjuk dalam
mengubah, posisi ibu jari sebaiknya tidak lebih dan juga kurang pada bagian letak
Pegang racket seperti bersalaman (berbentuk “V”), Pakai tiga jari (jari
tengah, jari manis, dan jari kelinking) untuk cara memegang raket, jari telunjuk
7
diposisikan agak terpisah dari ketiga jari yang lainya, Ibu jari diposisikan diantara
oleh ibu jari dan melekat pada tungkai yang gepeng dan telunjuk di posisi bagian
dengan cara menggenggam raket dengan cara pegangan raket yang disesuaikan
termasuk suatu kombinasi dari forehand grip dan backhand grip. Dengan
melakukan combination grip ini, para pemain dapat melakukan pukulan yang
lebih baik dan lebih sulit di cari kelemahannya (Syahri Alhusin, 2007:29).h,
2004:27).
harus di kuasai sebagai modal dasar atau modal awal menjadi seorang pemain
yaitu Service, Backhand, Netting, Smash, drive, Lob, Drop Shot dan Forehand.
Berdasarkan judul di atas teknik yang kita gunakan dalam penelitian ini
sedikit waktu untuk siap kembali saat kita tertekan oleh musuh, dan menekan
Adapun yang paaling penting pada pukulan backhand lob yaitu laju
lawan, agar bola tidak dapaat di potong oleh lawan, pukulan backhand lob sangat
membutuhkan akurasi pukulan yang sangat tinggi karna pada saat posisi memukul
pandangaan mata kita tidak mengahadap ke arah lapangan lawan. Pukulan ini juga
memerlukan koordiasi gerak kaki dan tangan yang baik. Semakin tinggi dan
panjang pukulan backhand lob maka waktu yang kita dapat untuk kembali ke
posisi siap semakin laama, artinya semakin tinggi pula nilai nya.
salahsatu pukulan bertahan yang dapat membantu kita saat tertekaan atau dalam
handshake grip. Karna jenis pegangan ini memungkinkan anda untuk memukul
bola dari sisi yang tidak dominan tanpa mengubah grip, selain itu dapat
menambah dukungan dan efek pengungkit semua pukulan backhand anda. Ini
melemaskan pergelangan anda pada raket dan kemudian melakukaan gerakan baru
lob merupakan pukulan yang menerbangkan shuttlecock jauh ke atas dan jatuhnya
pukulan yang seringkali dilakukan pada seluruh pemain bulutangkis, pukulan lob
9
juga penting untuk mengatur permainan, pemain harus berada tempat sedemikian
rupa hingga bola bisa berada di atas kepala, posisi ini bisa membuat pemain dapat
memukul shuttlecock dengan gampang, sehingga arah bola sugar ditebak (Sapta
Pukulan lob menurut Suratman (2008:16) secara umum terbagi atas empat
bagian:
Pukulan overhead lob merupakan pukulan lob yang dilakukan dengan cara
bagian belakang.
memukul kok yang berada diatas kepala dan kok cepat jatuh dengan posisi
penerbangan kok yang jauh diatas kepala lalu kok jatuh dengan membentuk garis
depan lawan kosong dan dapat diserang dengan mudah. (Suratman, 2008:16).
Underhand lob atau pukulan lob yang dilakukan dengancara memukul kok
lakukan dengan pukulan lob serang dan juga bisa digunakan sebagai pukulan lob
bertahan dimana kok diangkat tinggi jatuh ke belakang. Cara ini bertujuan agar
10
Pukulan lob di lakukan dari bawah, baik lob serang atau lob penangkis,
saat ingin memukul kok dari bawah posisi badan harus tegak tepat di samping kok
sehingga bisa memukul kok dari samping. Backhand lob akan lebih mudah
dikerjakan karena pada waktu itu dapat menunggu shuttlecock lebih rendah, lalu
memukul kok dari samping kira kira setinggi leher atau pundak ke atasdi lapangan
permainan bertujuan agar bola menjauh dari lawan agar membuatnya bergerak
bergerak lebih cepat dari yang mereka inginkan, dan membuat mereka kekurangan
Latihan untuk menguasai ketetapan sasaran pukulan lob yang betul yaitu
menyerang musuh dan juga untuk mendorong posisi ke bagian belakang lapangan.
Sama seperti servis panjang untuk dapat menguasai hasil yang kita inginkan yaitu
dengan cara pembiasaan latihan. Namun dalam lob kita membutuhkan power
yang besar dan penempatan bagian badan sedemikian dekat dengan bola, maka
latihan yang baik ialah mengulang-ulang dengan intensitas yang lama namun
diberi istirahat diantara pukulan lob. Sasaran diberi target, gerakan posisi ke posisi
kiri, kanan belakang lapangan dapat ditetapkan agar kecepatan gerakan dapat
James Poole (2009:39) teknik backhand (lob) yang benar, dapat jatuh
1. Tahap persiapan:
Grip backhanddanthumb-up,
2. Tahap pelaksanaan:
Gerakan raket ke bawah dan ayunkan ke atas dengan cepat untuk memukul
3. Tahap follow-through:
Rotasi tangan bagian bawah membuat raket dapat bergerak secara alami,
lengan dan juga tungkai. Pada kekuatan lengan terjadi ketika pada saat raket
ditarik ke belakang pada saat gerakan awalan pukulan untuk persiapan pukulan
dan pada saat memukul kok. Sedankan kekuatan tungkai terjadi mulai dari fase
awal sampai follow through, maka dari itu secara teknik kok dapat dipukul dengan
baik jika dilakukan dengan timing, impuls, dan kordinasi gerakan yang baik
antara lengan, togok, dan tungkai. Ucup Yusup dan Yadi Sunaryadi (2000:86)
impuls adalah aplikasi sejumlah gaya yang di lakukan seseorang atau atlet dalam
Gerakan pukulan lob adalah gabungan dari berbagi gerak antara lain
abduksi, adduksi, fleksi, dan ekstensi. Gerak abduksi yaitu gerakan yang menjauhi
garis tengah badan didalam bidang frontal dan berputar pada sumbu
bagian badan bergerak ke arah garis tengah badan atau mendekati poros tengah
badan (Sudarminto, 1992:10). Gerak fleksi yaitu gerakan dari bagian tubuh yang
terjadi didalam bidang sagital dan berputar pada sumbu cross-over, fleksi pada
sendi adalah memperkecil sudut antara dua segmen yang bertemu dengan sendi
tersebut. Adapun gerak ekstensi ialah kebalikan dari gerakan fleksi, yang terjadi
dalam bidang yang sama dan juga sumbu yang sama, akan tetapi memperbesar
sudut sendi, dalam hal ini bagian tubuh yang di..maksudyaitu gerakan tubuh
mencakup: tangan, leher, lengan, togok, tungkai, dan kaki apabila melakukan
Daya Tahan Otot: Kemampuan atau daya tahan otot adalah sekelompok
otot yang melakukan kontraksi secara berulang-ulang pada priode waktu yang
lama.
memungkinkan orang merubah arah atau membuat gerakan yang sama ataupun
Kekuatan (strenght) yaitu sebuah aktivitas otot dan sekelompok otot atlet
bertujuan menahan dan juga menerima suatu beban latihan. Maka dari itu pula
14
stenght otot ialah suatu hasil maksimal yang di dapatkan oleh otot maupun
Kekuatan ini ialah suatu dasar untuk latihan kekuatan seseorang secara
maksimal.
3. Dumbbell Kickbacks
Dumbbell kickbacks merupakan salah satu variasi dari latihan beban yang
memiliki tujuan untuk meningkatkan kekuatan otot lengan bagian luar, terutama
otot triceps. Latihan ini menggunakan alat yang berupa dumbbell dan
dumbbell dengan tangan kanan, letakkan lutut kiri dibangku dan tangan kiri lurus
menahan badan. Pastikan punggung lurus dan hampir horisontal, pandangan lurus
ke bawah. Lengan atas kanan horisontal dan lengan bawah kanan lurus ke bawah,
untuk gerakannya putar siku kanan sehingga lengan bawah kanan terputar ke
belakang hingga akhirnya lengan kanan lurus 180 derajat, jaga agar lengan atas
Menurut Ade Rai (2008:66) Gerakan dalam latihan dumbbell kick backs,
berdiri dengan lutut agak bengkok dengan posisi satu kaki berada di depan kaki
yang lain, satu lengan berpijak pada bench (bangku) lalu posisi badan agak ke
depan dan lengan yang lain menggenggam dumbbell dengan cara lengan atas
sejajar badan lalu lengan bawah membentuk sudut 90 derajat pada lengan atas,
posisi awal ini sama seperti posisi kontraksi puncak pada one arm dumbell
sejajar dengan lantai, tahan dan kontraksikan lalu kembali ke posisi semula.
16
4. Otot Triceps
jumlahnya tiga. Otot trisep di katakan bercaput tiga karna caput tersebut terdapat
pada tiga tempat yang berbeda. Kepala atau caput tersebut yaitu caput longum,
Fungsi dari otot triceps yaitu sebagai penahan beban lengan pada sendi
bahu dan ekstensi sendi siku, tetapi berbeda pada caput logum yang dapat
Cara kerja otot triceps yaitu ketika lengan tangan di tekuk, letak otot
triceps yaitu pada bagian baawah, cara otot triceps relakssasi yaitu dengan cara
memanjang, jika lengan tangan di buat lurus maka otot triceps akan berkontraksi
yaitu dengan membesar atau memendek. Cara kerja otot triceps yaitu masuk
dalam kategori jenis otot antagonis. Otot triceps selalu bedampingan dengan otot
biceps akan berelaksasi, dan sebaliknya ketika otot triceps berelaksasi maka otot
biceps akan berkontraksi, contoh otot triceps yaitu tangan yang meliputi telapak
hingga pangkal lengan baik ketka di tekuk maupun di luruskan. Adapun cara
17
melatih otot triceps yaitu dengan cara: Triceps dips, Triceps Pushdown, Dumbbell
a. Latihan
tubuh serta psikis pelakunya. Oleh sebab itu latihan yang dilakukan harus disusun
dan dilakukan secara tepat dan benar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
yang berisikan materi teori dan praktek, metode dan aturan pelaksanaan sesuai
1).Suatu proses untuk mencapai tingkat kemampuan yang lebih baik dalam
dan bersifat progresif latihan diberikan dari yang sederhana hingga yang
kompleks
(2011:8) antara lain untuk menigkatkan kualitas fisik dasar secara umum dan
menggunakan beban untuk membuat kondisi fisik meningkat, dan juga kegiatan
atau tetap..seperti pada keadaan yang tidak berkontraksi. Fox dalam jurnal Faizal
Chan (2012:2) mengatakan bahwa pada kontraksi sebuah otot terbagi atas
b. Isometrik (statik) yaitu otot menegang tetapi tidak memanjang dan tidak
berubah.
d. Isokinetik, yaitu otot memendek pada saat terjadi tegangan melalui ruang
latihan beban adalah latihan yang sering dilakukan dengan sistem set, maksudnya
bentuk latihan yang di namakan set. Sesudah melakukan satu set, atlet beristirahat
Berikutnya latihan di lakukan dengan cara yang sama. Dalam sistem set ini
memilikit istilah repetisi dengan set. Sajoto dalam jurnal Faizal Chan (2012:6)
pernah berkata bahwa repetisi yaitu jumlah ulangan mengangkat beban, adapun
set yaitu satu rangkaian aktivitas dari beberapa repetisi. Lalu Fox dalam jurnal
Faizal Chan (2012:6) berpendapat bahwa satu set ialah jumlah ulangan yang
harus dilakukan bertahap-tahap tanpa istirahat, atau dalam kata lain di dalam satu
Sistem set yaitu suatu latihan beban dengan membuat beberapa repetisi
dari satu bentuk latihan, berikutnya berselang adanya istirahat setiap setnya, lalu
dilakukan lagi angka repetisi yang ditetapkan semula. Harsono memberi nasehat
agar latihan ini dilakukan beberapa kali set saja yang dibutuhkan dengan repetisi
yang di tetapkan pula. Berikutnya Sajoto dalam jurnal Faizal Chan (2012:6)
memberi saranagar latihan beban sistem set ini perlu di beri kesempatan untuk
beristirahat, dari antara set pertama dengan set yang kedua harus memiliki
Agar focus dalam pemberian pembebanan pada sistem set yaitu jumlah
beban lebih berat dari repetisi sedikit, dimana perbedaan terdapat berat beban
20
pada masing-masing set. Berat beban latihan hanya bisa diangkat pada set terakhir
Jumlah beban yang diangkat yaitu untuk meningkatkan kekuatan yaitu tiga
set dengan repetisi 5. Dimana berat suatu beban 85% dari 1RM, adapun maksud
dari beban angkatan pada masing-masing set yaitu beban maksimal yang bisa kita
b. Prinsip-Prinsip Latihan
suatu hal yang wajib di taati supaya latihan yang di inginkan dapaat di capai
Prinsip kesiapan :Prinsip dari persiapan materi dan dosis latihan dapat di
sesuaikan dengan umur atlet karna terdapat suatu perbedaan dalam kematangan,
begitupula dalam melakuka suatu latihan beban. Adapun faktor yang dapat
bertahap atau continue. Dan harus memerhatikan frekuensi dari latihan, intensitas
Prinsip Kekhususan: Memberi materi suatu latihan dapat di pilih oleh suatu
prinsip kekhususan suatu latihan ialah (1) spesifikasi kebutuhan energi (2) rincian
bentuk latihan (3) spesifikasi gerak dan kelompok otot (4) interval latihan.
22
B. Kerangka Pikir
BULU TANGKIS
TEKNIK
MEMUKUL
PUKULAN LOB
PRE-TEST TES
Push and Pull
Dynamometer
LATIHAN
DUMBBELL
KICKBACKS
Post-Test Tes
Backhand Lob
C. Hipotesis
Hipotesis dapat kita artikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
pada suatu permasalahan penelitian, hingga terbukti melalui data yang terkumpul
Oleh karna itu dapat kita ketahui bahwa hipotesis adalah anggapan atau
dugaan sementara terhadap suatu permasalahan yang ada pada penelitian, yang
yang di hasilakan. Berdasarkan kerangka berpikir diatas, oleh karna itu hipotesis
Tidak ada pengaruh penerapan dari latihan dumbbell kickbacks otot triceps
3. Hipotesis Statistic
kekuatan otot).
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dengan metode statistika (Saifuddin Azwar, 2004:5). Pada penelitian ini metode
yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen, yaitu suatu penelitian yang
mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi
yang terkontrol secara ketat (Agung Sunarno dan Syaifullah Sihombing, 2011:8).
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
C. Desain Penelitian
Desain atau pola yang digunakan dalam penelitian ini adalah one grop pre-
post test design, yaitu eksperimen yang menggunakan pre-test dan post-test untuk
sebelum di berikan perlakuan (O1) dan setelah diberikan perlakuan (O2), sehingga
25
perlakuan(X).
O1 x O2 Y
X =treatment / perlakuan
02=Post-Test / Observasi
Y= Kekuatan
1. Populasi
terdiri atas obyek/subyek yang memiliki kualitas juga karakteristik tertentu yang
Populasi pada penelitian ini yaitu anggota bkmf bulutangkis FIK UNM, yang baru
2. Sampel
tersebut sampel yang akandiambil dalam penelitian ini adalah anggota BKMF
1. Variable
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan berubahnya nilai dari
variable terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah latihan dumbbell
kickbacks.
berbeda karna pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian
2. Defenisi Operasional
sebagai berikut :
dari latihan beban, tujuan terhadap latihan ini yaitu agar supaya
27
dengan tangan kanan, letakkan lutut kiri dibangku dan tangan kiri lurus
2. Backhand Lob Bulutangkis, pukulan backhand lob yang benar, harus jatuh
peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaan nya lebih mudah dan hasilnya
1). Dumbbell
2). Raket
a). Net
28
c).Shuttlecocok
3). Lakban
Tujuan: di gunakan sebagai alat ukuran saat melakukan tes backhand lob
1).Tidak dicatat jika bola hasil pukulan tersebut tidak melambung tinggi
2).Bola yang jatuh pada sasaran dinilai sesuai dengan nilai yang telah di
tetapkan. Dan adapun nilai yang telah di tetapkan pada petak pertama
4).Nilai akhir adalah jumlah nilai total yang diperoleh pada 10 kali
adapun frekuentatif yang diobservasi dalam penelitian ini yaitulatihan angota baru
BKMF bulutangkis FIK UNM dan kemudian data yang di peroleh di gunakan
30
sebagai bahan untuk membuat kesimpulan. Observasi yang dilakukan agar dapat
di ketahui dan di amati kegiatan ini menggunakan alat bantu berupa kamera foto.
Model latihan ini adalah model latihan yang sering di gunakan atau di
mainkan para pemain bulutangkis, adapun model latihan yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah tes backhand lob. Tapi juga tetap di lakukan uji coba peneliti
kekuatan otot dan melakukan backhand lob, lalu diberikan latihan beban yang
tiap minggu nya sebanyak 3 kali. Dengan sebelum berlatih peneliti memberikan
pengarahan dan contoh terlebih dahulu agar pemain bisa tahu gerakan yang baik
Tes akhir di lakukan untuk mengambil data akhir yang di peroleh setelah
1. Analisis Deskriptif
data penelitian agar dapat menafsirkan dan memberi makna tentang data
pengukuran.
2. Uji Nomalitas
Uji normalitas untuk mengetahui apakah data empiric yang di dapatkan dari
3. Uji T Berpasangan
4. Uji T Bebas
Dalam Bab ini akan dikemukakan penyajian hasil analisis data dan
1. Analisis Deskriptif
umum tentang data penelitian. Adapun gambaran data tersebut dapat dilihat pada
tabel 4.1Rangkuman hasil pretest dan posttest backhand lob dan push
dynamometer
Statistics
N Vad 15 15 15 15 15 15 15
Missin
0 0 0 0 0 0 0
g
Minimum 18 15 20 1 16 19 0
Maximum 21 24 31 9 29 38 7
Penjelasan dari tabel 4.1 di atas dapat di lihat sebagai berikut:
a. Data selisih pretest dan posttest backhand lob di peroleh nilai Mean 5.47
Median 6.00 Standar deviasi 2.503 Minimum 1 dan Maximum 9.
b. Data selisih pretest dan posttest di peroleh nilai Mean 3.47 Median 4.00
Standar deviasi 1.922 Minimum 0 dan Maximum 7.
34
2. Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk
menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah
tabel 4.2Perbandingan hasil pretest dan postest backhand lob dan push
dynamometer
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
dari nilai α 0.05 (P > 0.05). dengan demikian data ini berdistribusi
normal.
dari nilai α 0.05 (P > 0.05). dengan demikian data ini berdistribusi
normal.
3. Uji T Berpasangan
Uji T berpasangan di gunakan karena data nya numerik dan pengukuran nya
berulang.
Dari table tersebut di atas menunjukkan bahwa rerata Backhand Lob sebelum
olahraga bulutangkis sebesar 19.13 meningkat pada post tes sebesar 24.80. hasil
uji statistic dengan uji T berpasangan menunjukkan nilai p : 0.000 (p < 0.05) yang
artinya Ho ditolak : ada perbedaan rerata signifikan Backhand Lob sebelum dan
Dari table tersebut di atas menunjukkan bahwa rerata Kekuatan Otot sebelum
olahraga bulutangkis sebesar 20.07 meningkat pada post tes sebesar 24.07 .
hasil uji statistic dengan uji T berpasangan menunjukkan nilai p : 0.000 (p < 0.05)
yang artinya Ho ditolak : ada perbedaan rerata signifikan Kekuatan Otot sebelum
Bulutangkis.
B. Pembahasan
pertemuan, danini mengikuti jadwal latihan bkmf bulutangkis bem Fakultas Ilmu
Keolahragaan.
Pada pengukuran awal diperoleh dua hasil tes pengukuran awal melalui tes
backhand lob dan tes kekuatan otot push and pull dynamometer hasil rata-rata
backhand lob adalah 19.13, dan hasil rata-rata tes kekuatan otot adalah19.00,
sehingga ada selisih sebesar 0,13, kemudian pada tes akhir melalui tes backhand
lob dan tes kekuatan otot push and pull dynamometer adalah 24.80 dan hasil rata-
rata tes kekuatan otot adalah 22.00sehingga ada selisih sebesar 2,8. Dapat di
37
simpulkan bahwa ada pengaruh latihan dumbbell kickbacks otot triceps terhadap
kemampuan backhand lob bulutangkis di tinjau dari kekuatan otot pada atlet
bulutangkis.
Backhand Lob Bulutangkis, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
ada perbedaan antara latihan dumbbell kickbacks dan latihan one arm-overhead
Gorontalo, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
ini menggunakan metode experiment dengan “Two Group pretest And Posttest
Design” adapun subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra
kali dalam seminggu, tes yang di gunakan yaitu tes backhand-lob dalam
Ekstrakulikuler Di SMPN 7.
Seperti yang telah di uraikan dalam beberapa teori melalui hasil penelitian
berbagai bentuk latihan fisik salah satunya seperti yang di lakukan dalam
akhir dari suatu penelitian, yang dikemukakan berdasarkan hasil analisis data dan
A. Kesimpulan
Berdasrkan analisis data dan pembahasan dari penelitian ini maka dapat di
simpulkan bahwa ada pengaruh latihan dumbbell kickbacks otot triceps terhadap
kemampuan backhand lob bulutangkis di tinjau dari kekuatan otot pada atlet
B. Saran
disampaikan terkait dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebagai berikut:
berupa latihan dumbbell kickbacks otot triceps agar mencapai hasil yang
bulutangkis.
40
menggunakan dumbbell.
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Ichsan, Nur 2004 Tes dan Pengukuran Kebugaran Jasmani. Cetakan
Pertama Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tatang Muhtar dan Sumarno. 2009. Bulutangkis mata kuliah pilihan 1. Jakarta:
Universitas terbuka
44
LAMPIRAN
46
LAMPIRAN A
1. Surat Keterangan Lulus Seminar
47
LAMPIRAN B
1. Program Latihan
Sesi Latihan
Cabang Olahraga : Bulutangkis
1.Pemanasa
n selam 10
menit
2. Tes
pengukuran
kekuatan
otot
3. Tes
59
backhand
lob
waktu waktu
menit. menit.
3.recovery 3.recovery
selama 5 selama 5
menit menit
Tes Backhandlob
No Nama Siswa Usia Kekuatan
Pree-Test Post-Test
1 Muh. Taufiq 20 17 22 20
2 Putra.R 19 20 21 21
3 Herianto 19 17 20 24
63
4 Muh. Nurhalik 20 16 23 38
5 Ibnu Syafaat 19 24 28 21
6 Israwandi 19 22 31 25
7 M. Syahrul 20 21 28 19
8 Andika 18 19 21 21
9 Hadi Saputra 20 15 21 26
10 Syarif 19 16 28 23
11 Saifullah.S 21 20 27 22
12 Gibran 21 23 30 20
13 Arfah 19 18 21 20
14 Budiman 20 17 21 35
15 Fadil 20 22 30 26
Kekuatan Otot
No Nama Siswa Usia Selisih
Pree-Test Post-Test
1 Muh. Taufiq 20 18 20 2
2 Putra.R 19 16 21 5
64
3 Herianto 19 20 24 4
4 Muh. Nurhalik 20 29 38 7
5 Ibnu Syafaat 19 16 21 5
6 Israwandi 19 23 25 2
7 M. Syahrul 20 19 19 0
8 Andika 18 20 21 1
9 Hadi Saputra 20 18 26 4
10 Syarif 19 21 23 2
11 Saifullah.S 21 18 22 4
12 Gibran 21 18 20 2
13 Arfah 19 16 20 4
14 Budiman 20 29 35 4
15 Fadil 20 20 26 6
Variance .686
Std. Deviation .828
Minimum 18
Maximum 21
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness .070 .580
Kurtosis -.224 1.121
PRE Mean 19.13 .729
TEST 95% Confidence Interval Lo 17.57
BACK for Mean wer
HAN Bo
LOB und
Up 20.70
per
Bo
und
5% Trimmed Mean 19.09
Median 19.00
Variance 7.981
Std. Deviation 2.825
Minimum 15
Maximum 24
Range 9
Interquartile Range 5
Skewness .239 .580
Kurtosis -1.214 1.121
POSTES Mean 24.80 1.056
T 95% Confidence Interval Lo 22.53
BACKH for Mean wer
AND Bo
LOB und
Up 27.07
per
Bo
und
5% Trimmed Mean 24.72
Median 23.00
Variance 16.743
66
Upper 22.34
Bound
5% Trimmed Mean 19.80
Median 19.00
Variance 16.924
Std. Deviation 4.114
Minimum 16
Maximum 29
Range 13
Interquartile Range 3
Skewness 1.437 .580
Kurtosis 1.490 1.12
1
POSTEST Mean 24.07 1.43
OTOT 3
95% Confidence Interval Lower 20.99
for Mean Bound
Upper 27.14
Bound
5% Trimmed Mean 23.57
Median 22.00
Variance 30.781
Std. Deviation 5.548
Minimum 19
Maximum 38
Range 19
Interquartile Range 6
Skewness 1.737 .580
Kurtosis 2.467 1.12
1
SELISIH Mean 3.47 .496
OTOT 95% Confidence Interval Lower 2.40
for Mean Bound
Upper 4.53
Bound
5% Trimmed Mean 3.46
Median 4.00
Variance 3.695
Std. Deviation 1.922
68
Minimum 0
Maximum 7
Range 7
Interquartile Range 3
Skewness -.011 .580
Kurtosis -.482 1.12
1
69
Data perbandingan hasil pretest dan posttest backhand lob dan push
dynamometer
(Pengaruh Latihan Dumbbell Kickbacks Otot Triceps Terhadap
Kemampuan Backhand Lob BulutangkisDi Tinjau Dari Kekuatan Otot)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
USIA .232 15 .029 .883 15 .052
*
PRE_TEST_BACK .175 15 .200 .945 15 .455
POST_TEST_BACK .223 15 .042 .834 15 .010
SELISIH_BACK .197 15 .123 .933 15 .302
PRE_TEST_OTOT .240 15 .020 .808 15 .005
POST_TEST_OTOT .230 15 .031 .774 15 .002
SELISIH_OTOT .209 15 .076 .952 15 .554
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
70
Statistics
PRE TEST POST TEST SELISIH PRE TEST POST TEST SELISIH
N Valid 15 15 15 15 15 15 15
Missin
0 0 0 0 0 0 0
g
Mean 19.60 19.13 24.80 5.47 20.07 24.07 3.47
Kekuatan otot
n Bachandlob
(Median ± min-max)
(Mean ± SD)
UMUR
15 19.60 ± 0.828 19.60 ± 0.828
PRE TEST
15 19.13 ± 2.825 19.00 ± 4.114
Pair 1 PRE_TEST_
19.13 15 2.825 .729
BACK
POST_TEST
24.80 15 4.092 1.056
_BACK
Pair 1 PRETEST
BACK
TEST
BACK
72
RERATA RERATA
(S.B) (S.B)
Lob
73
Uji T-TEST
(Pengaruh Latihan Dumbbell Kickbacks Otot Triceps Terhadap
Kemampuan Backhand Lob Bulutangkis Di Tinjau Dari Kekuatan Otot)
Sig. (2-
95% Confidence
Interval of the
TEST BACK
74
LAMPIRAN C
DOKUMENTASI PENELITIAN
2. Pemanasan
75
4. PretestBackhand Lob
76
RIWAYAT HIDUP
Kodeoha Kabupaten Kolaka Utara pada tahun 2010. Pada tahun itu juga peneliti
dan tamat pada tahun 2013 kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di
SMA Negeri 1 Kodeoha pada tahun 2013 dan seslesai pada tahun 2016. Pada