D UMUR 1 HARI
DENGAN CEPHAL HEMATOMA DI RSUD
Dr. MOEWARDI SURAKARTA
TAHUN 2014
Disusun oleh :
MARDIYANA PUSPITASARI
NIM. B11.150
i
HALAMAN PERSETUJUAN
TAHUN 2014
Disusun oleh :
MARDIYANA PUSPITASARI
NIM. B11.150
Pada tanggal :
Pembimbing
NIK. 200582015
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TAHUN 2014
Penguji I Penguji II
NIK. 200985034
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
dengan judul Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. D dengan Cephal Hematoma di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat
menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan Kusuma Husada Surakarta.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan
bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra Agnes Sri Harti, M.Si selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari, S.ST selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
3. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT selaku dosen pembimbing yang telah membantu
dan memberikan bimbingan pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Bapak drs. Basoeki Soetarjo selaku direktur RSUD Dr. Moewardi Surakarta
yang telah memberikan ijin untuk melakukan studi pendahuluan di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta.
5. Seluruh Dosen dan Staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah membantu dengan memberikan dorongan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Bagian perpustakaan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah membantu
penulis dalam memperoleh referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
iv
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian
selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
v
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta
Program Studi DIII Kebidanan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014
MARDIYANA PUSPITASARI
B11.150
INTISARI
Latar Belakang : Menurut SDKI penyebab AKB salah satunya 4 % tidak diketahui
penyebabnya. Berdasarkan studi pendahuluan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta,
dari bulan September 2012 sampai September 2013 tercatat 2541 kelahiran bayi yang
didalamnya terdapat 7 bayi dengan cephal hematoma. Apabila cephal hematoma
tidak tertangani dengan baik dapat mengakibatkan infeksi luka kepala dan
mengakibatkan kematian yang dapat menambah AKB.
Tujuan : Memberikan asuhan kebidanan pada bayi dengan cephal hematoma dengan
pendekatan 7 langkah Varney, menemukan kesenjangan antara teori dan praktek dan
memberi alternatif pemecahan masalah.
Metodologi : Jenis studi kasus yaitu laporan kasus yang menggunakan asuhan
kebidanan dengan manajemen Varney yang terdiri dari 7 langkah. Lokasi
pengambilan studi kasus di RSUD Dr. MOewardi Surakarta. Subjek studi kasus yaitu
bayi Ny. D dengan cephal hematoma. Waktu studi kasus dilakukan pada tanggal 19
Maret 02 April 2014. Instrumen studi kasus adalah format asuhan kebidanan bayi
baru lahir dan lembar status pasien. dan data perkembangan yang ditulis dalam
bentuk SOAP.
Hasil : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 8 hari rawat inap dan 7 hari
kemudian kunjungan ulang, hasil yang didapat keadaan umum bayi baik, kesadaran
composmentis, bayi sudah tidak terdapat benjolan cephal hematoma pada kepala
bayi, ibu bersedia untuk menyusui bayinya secara on demand dan ibu bersedia untuk
tetap menjaga kebersihan bayi.
Kesimpulan : Dari asuhan kebidanan menurut 7 langkah varney terjadi kesenjangan
antara teori dan praktek di lapangan, yaitu pada pengkajian data dasar : pada
kenyataan yang dilakukan penulis di lapangan dilakukan pemeriksaan USG kepala,
di interpretasi data : pada masalah bayi mengalami gangguan nafas ringan, antisipasi
: diberikan obat Ceftazidime 150 mg, perencanaan : dilakukan pemeriksaan
laboratorium dan diberikan Ceftazidime 150 mg/12 jam I, pelaksanaan : dilakukan
pemeriksaan laboratorium dan diberikan obat Ceftazidime 150 mg/12 jam IV,
evaluasi : gangguan nafas pada bayi sudah teratasi.
Kata kunci : Asuhan Kebidanan, Bayi, Cephal Hematoma
Kepustakaan : 24 literatur (2003 - 2013)
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
1. Kesuksesan adalah hasil usaha kerja keras, ketekunan, kesabaran dalam tindak
dan berfikir. Dan akhirnya menyerahkan segala sesuatu Kepada Yang Maha
Kuasa.
2. Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena
di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan
untuk berhasil.
3. Menjadi sukses itu bukanlah suatu kewajiban, yang menjadi kewajiban adalah
perjuangan kita untuk menjadi sukses.
PERSEMBAHAN
vii
CURICULUM VITAE
BIODATA
Agama : Islam
PENDIDIKAN
viii
DAFTAR ISI
Halaman
INTISARI ...................................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN
ix
C. Catatan Perkembangan ............................................................ 40
D. Landasan Hukum ..................................................................... 41
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 99
B. Saran ........................................................................................ 103
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (AKB) ditahun 2007 yaitu 34 per 1.000 kelahiran hidup
dan di tahun 2012 mengalami penurunan sedikit yaitu 32 per 1.000 kelahiran
Trauma lahir merupakan trauma pada bayi sebagai akibat tekanan mekanik
abnormal (sungsang), ekstraksi forceps atau vakum, versi dan ekstraksi, bayi
berat lahir sangat rendah atau sangat prematur, makrosomia, ukuran kepala janin
besar dan anomali janin. Trauma lahir dapat mengakibatkan kelainan pada
1
kepala bayi seperti terjadinya caput succedaneum ataupun cephal hematoma
(Prawirohardjo, 2010).
dengan tindakan forcep dan vakum. Perawatan pada bayi dengan cephal
hematoma hampir sama dengan perawatan bayi baru lahir normal (Dewi, 2012).
dan biasanya mengalami resolusi sendiri dalam 2-8 minggu tergantung besar
kecilnya benjolan. Apabila adanya gejala susunan saraf pusat dan benjolan pada
cephal hematoma terlalu besar dan disertai dengan riwayat kelahiran kepala
yang sukar dengan atau tanpa tarikan cunam yang sulit ataupun kurang
anemia dan hipotensi, tetapi hal ini jarang terjadi. Terkadang cephal hematoma
Surakarta, didapatkan mulai dari bulan September 2012 sampai bulan September
2013 tercatat data 2514 kelahiran, dan yang terdiri dari bayi baru lahir normal
sebanyak 1266 (50,36 %), Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 688
(27,37 %), bayi yang asfiksia sebanyak 282 (11,22 %), bayi dengan ikterus
3
sebanyak 255 (10,14 %), bayi yang cedera lahir sebanyak 16 (0,64 %), dan bayi
bayi baru lahir dengan cephal hematoma. Apabila tidak tertangani dengan baik,
Maka penulis tertarik mengambil kasus dengan judul Asuhan Kebidanan Pada
Bayi Baru Lahir dengan Cephal Hematoma di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
dapat terdeteksi secara dini komplikasi yang terjadi dan dapat dilakukan
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
cephal hematoma.
4
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu :
cephal hematoma.
cephal hematoma.
hematoma.
langsung dalam menghadapi kasus pada bayi baru lahir dengan cephal
hematoma.
2. Bagi Profesi :
melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus bayi baru lahir dengan cephal
hematoma.
3. Bagi Institusi :
cephal hematoma.
dalam bidang pelayanan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
cephal hematoma.
6
Laporan kasus dengan judul Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny. D dengan
Eka Apriyanti (2012), dengan judul Asuhan Kebidanan pada Bayi dengan
Kasus Cephal Hematoma terhadap Bayi Ny. T di Ruang KBRT RSUD Dr.
bayi agar tidak hipotermi dengan cara dibedong dan di tempatkan pada bok bayi,
mengobservasi cephal hematoma pada kepala bayi, mengganti kassa steril pada
tali pusat bayi bila basah dan mengganti kassa pada kepala bayi, melakukan
mengobservasi keadaan umum dan vital sign, memberi nutrisi pada bayi yaitu
hygiene bayi dengan cara mengganti popok, baju dan bedong bayi bila kotor,
memberitahu pada ibu tanda bahaya pada bayi seperti pernafasan sulit > 60 x/m,
suhu > 38o C / < 36o C, warna kulit kuning, tali pusat merah, bau busuk, keluar
cairan atau darah, memberitahu ibu supaya tidak terlalu sering mengangkat
Perbedaan studi kasus terdahulu dengan yang sekarang yaitu pada waktu,
terapi dan asuhan studi kasus. Sedangkan persamaan studi kasus terdahulu
dengan yang sekarang yaitu pada judul, tempat dan subjek studi kasus.
7
F. Sistematika Penelitian
Sistematika Penyusunan Karya Tulis Ilmiah mulai dari BAB I sampai BAB V
yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini penulis menjelaskan tentang pengertian bayi baru lahir, ciri-
ciri bayi baru lahir normal, reflek-reflek fisiologis pada bayi baru
lahir, tahapan bayi baru lahir, asuhan pada bayi baru lahir normal,
kerangka teori.
data, serta alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan studi kasus ini.
8
Bab ini berisi tentang tinjauan kasus dan pembahasan. Tinjauan kasus
lapangan.
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
a. Definisi
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dengan berat antara 2500-
4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia
(Dewi, 2012).
sebagai berikut :
9
10
sempurna.
12) Refleks morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah ada.
perubahan perilaku.
meliputi:
(1) Menjepit tali pusat dengan klem dengan jarak 3 cm dari pusat,
lalu mengurut tali pusat kearah ibu dan memasang klem ke-2
simpul mati lalu mengikat balik tali pusat dengan simpul mati.
kepada ibu.
Kondisi bayi baru lahir dengan tubuh basah karena air ketuban
belum sempurna.
Pada BBL cukup bulan dengan berat badan lebih dari 2.500
a) Sistem pernafasan
gas melalui plasenta dan setelah lahir, pertukaran gas harus melalui
paru-paru bayi.
metabolisme anaerobik.
b) Peredaran darah
pertama setelah kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru turun dan
c) Suhu tubuh
(1) Konduksi
(2) Konveksi
(3) Radiasi
(4) Evaporasi
d) Metabolisme
sebesar 60 dan 40 %.
karena :
tubulus proksimal,
dewasa.
1) Asfiksia Neonatorum
dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang
(Maryunani, 2013).
2) Hipotermia
Bayi berat lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. Bayi berat lahir rendah
lahir 1500 2500 gram), bayi berat lahir sangat rendah (berat lahir
kurang dari 1500 gram), dan bayi berat lahir eksterem (berat lahir
4) Ikterus / Hiperbilirubinemia
pada kulit dan bagian putih dari mata (sklera) pada beberapa hari
(Maryunani, 2013).
5) Tetanus Neonatorum
6) Kejang
Kejang pada bayi baru lahir adalah suatu aritma serebral dan
(Maryunani, 2013).
7) Infeksi / sepsis
bakteri, yang bisa berasal dari organ-organ dalam tubuh seperti paru-
8) Dehidrasi
perdarahan intracranial),
adrenal).
2. Cephal Hematoma
a. Pengertian
tindakan seperti tarikan vakum atau cunam, bahkan dapat pula terjadi
persalinan.
hematoma adalah :
bayi.
21
hematoma adalah :
berakhir di sutura.
terjadinya perlahan-lahan.
lahir (umur 6-8 jam) dan dapat membesar sampai hari kedua dan
ketiga.
22
tulang tengkorak.
e. Penatalaksanaan
yang diperlukan.
tulang tengkorak.
sangat luas.
gangguan pembekuan.
ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk
hematoma meliputi :
a. Data Subyektif
dari hasil wawancara langsung kepada pasien atau klien (anamnesis) atau
1) Biodata pasien
a) Nama bayi
b) Umur
(Putra, 2012).
e) Jenis kelamin
Nama jelas dan lengkap, agar tidak keliru dengan orang lain
(Matondang, 2013).
g) Umur
h) Pekerjaan
j) Pendidikan
k) Alamat
2) Keluhan Utama
(Varney, 2007). Keluhan utama pada bayi baru lahir dengan cephal
3) Riwayat Kesehatan
(1) Imunisasi TT
(2) HPHT
(3) HPL
bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal ini dikaji untuk
6) Riwayat operasi
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Khusus
(Kosim, 2005).
2) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum
(Feling, 2009).
b) Kesadaran
(1) Nadi
(2) Pernafasan
(Sudarti, 2013).
(3) Suhu
3) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Pada kasus bayi baru lahir dengan cephal hematoma, pada kepala
b) Mata
c) Hidung
d) Telinga
e) Mulut
(Sudarti (2013).
f) Leher
g) Dada
(Sudarti, 2013).
32
h) Abdomen
(Sudarti, 2013).
i) Kulit
j) Genetalia
k) Ekstremitas
l) Tulang punggung
m) Anus
4) Pemeriksaan Reflek
a) Reflek morro
(Dewi, 2012).
b) Reflek rooting
c) Reflek walking
d) Reflek grasping
jari telunjuk pada palmar yang ditekan dengan kuat (Dewi, 2012).
e) Reflek sucking
yang diputar, tetapi ekstremitas pada sisi lain fleksi. Pada keadaan
5) Pemeriksaan Antropometri
a) Lingkar kepala
(Chapman, 2006).
b) Lingkar dada
(Putra, 2012).
c) Berat badan
d) Panjang badan
6) Pola Eliminasi
Bayi baru lahir normal biasanya BAK lebih dari enam kali per hari.
7) Data Penunjang
(Sudarti, 2013).
a. Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan yang dapat ditegakkan pada bayi baru lahir dengan
hematoma.
1) Data Subyektif
subyektif yang diperoleh dari bertanya dari pasien dan atau keluarga
terdapat benjolan berwarna agak merah dan luka lunak agak basah
36
pada kepala dengan batas yang tegas dan tidak melampaui tulang
2) Data Obyektif
hasil analisa dan fisik klien, yang dirumuskan dalam data fokus
c) TTV
b. Masalah
dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis (Hani dkk, 2010).
37
(Kosim, 2005).
c. Kebutuhan
yaitu :
(Varney, 2007). Pada kasus ini bayi dengan cephal hematoma diagnosa
(Prawirohardjo, 2010).
38
4. Langkah IV : Antisipasi
Pada langkah ini perlunya tindakan segera bidan atau dokter dan atau
ada hal yang perlu dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota
5. Langkah V : Perencanaan
hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap
antisipasi bagi pasien tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya
laboratorium.
keadaan umum dan tanda-tanda vital seperti periksa suhu tubuh, hitung
6. Langkah VI : Implementasi
dilakukan bidan. Evaluasi sebagai bagian dari proses yang dilakukan secara
40
selalu berubah sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien (Hidayat, 2008).
Pada kasus bayi dengan cephal hematoma ini yang ingin dicapai
C. Catatan Perkembangan
dalam asuhan kebidanan pada bayi dengan cephal hematoma adalah SOAP,
S : Subjektif
O : Objektif
A : Assesment
P : Planning
D. Landasan Hukum
Praktik Bidan :
Pasal 11
diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah.
e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah.
METODOLOGI
A. Jenis Studi
Laporan kasus adalah laporan yang dilakukan dengan cara meneliti suatu
(Notoatmodjo, 2012). Jenis laporan ini adalah laporan kasus yang menggunakan
Subjek studi kasus adalah yang akan dikenai kegiatan pengambilan kasus
(Arikunto, 2006). Subjek kasus yang dilakukan ini adalah Bayi Ny. D dengan
Cephal Hematoma.
Waktu studi kasus adalah rentang waktu yang digunakan penulis untuk
42
43
selama melakukan studi kasus ini adalah dengan menggunakan format asuhan
kebidanan bayi baru lahir dan lembar dokumentasi pasien atau lembar status
pasien.
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan
1. Data Primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari objek atau objek
a. Pemeriksaan Fisik
auskultasi.
b. Wawancara
c. Observasi
Observasi adalah suatu data hasil perbuatan jiwa secara aktif dan
kepala.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat secara tidak langsung dari
dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara
a) Dokumentasi
Moewardi Surakarta.
b) Studi kepustakaan
digunakan dalam pembuatan studi kasus ini diambil dari referensi tahun
2003-2013.
Alat-alat dan bahan yang dibutuhkan dalam studi kasus ini antara lain:
1. Anamnesa
b. Buku tulis
c. Alat tulis
2. Pemeriksaan fisik
c. Thermometer
d. Stetoskop
e. Meatline
f. Inkubator
g. Oksigen nasal
h. Salep thrombobhop
i. Sendok kecil
j. Gelas kecil
3. Dokumentasi
a. Alat tulis
A. TINJAUAN KASUS
A. IDENTITAS
1. IDENTITAS BAYI
b. Umur : 1 Hari
e. BB / PB : 3000 gram / 49 cm
47
48
PADA IBU
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan bayinya lahir dengan proses persalinan yang lama dan
Maret 2014 pukul 15.00 WIB dan terdapat benjolan berwarna merah
di kepala bayi.
c. UK : 40 minggu
d. Keluhan-keluhan pada :
keluar flek.
minggu.
49
distres.
d. Plasenta :
2) Kotiledon : 20 buah
e. Lama persalinan :
6 jam 35 menit
4. Riwayat Penyakit
pada pinggang.
nafas.
berwarna kuning.
dari 6 kali.
1) Penyakit Menurun
2) Penyakit Menular
e. Riwayat operasi :
lainnya.
52
2. Pemeriksaan umum
b. Suhu : 380C
c. Pernafasan : 72 x/menit
53
b. Ubun-ubun : Berdenyut
mekonium.
4. Reflek
telunjuk).
bayi).
5. Antropometri
a. Lingkar kepala : 34 cm
b. Lingkar dada : 33 cm
c. Lila : 10 cm
d. BB / PB : 3000 gram / 49 cm
6. Eliminasi :
kehitaman.
55
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
intracerebri.
A. DIAGNOSA KEBIDANAN
Data Dasar :
15.00 WIB
kepala bayi.
x/menit
4. LK / LD : 34 cm / 33 cm
56
garis sutura.
bayi dikagetkan.
kaki disentuh.
jari telunjuk).
B. MASALAH
Gangguan rasa tidak nyaman pada bayi akibat ada benjolan di kepala,
peningkatan suhu
C. KEBUTUHAN
Ampicilin 145 mg/ 12 jam, Ceftazidime 150 mg/12 jam IV, Gentamicin
hematoma.
suhu 330 C.
peningkatan suhu.
58
V. RENCANA TINDAKAN
8. Beri nutrisi pada bayi dengan pemberian ASI dengan pemberian melalui
11. Oleskan salep thrombobhop 3-4 oles/hari pada daerah cephal hematoma.
12. Ambil sampel darah pada bayi secara IV untuk pemeriksaan laboratorium.
VI. PELAKSANAAN
WIB.
59
WIB.
2 liter/menit.
04.00 WIB.
9. Pukul 17.45 WIB : Mengganti kassa steril pada tali pusat bayi bila
basah.
10. Pukul 18.00 WIB : Memasukkan obat Gentamicin 150 mg/24 jam
60
12. Pukul 18.20 WIB : Mengambil sampel darah pada bayi secara IV
VII. EVALUASI
S : 380 C
suhu 330 C.
dilaksanakan.
61
DATA PERKEMBANGAN I
Subjektif :
Objektif :
S : 370 C
BAB : 3 x/hari
4 cm.
5. Pemeriksaan reflek :
dikagetkan.
pada mulutnya.
e. Reflek suching : (+) bayi membuka mulut saat bibir bayi diberi
6. Infus : D5 10 tetes/menit
7. Oksigen : 2 liter/menit
9. Pemeriksaan laboratorium :
a. Golongan darah : B
Assesment :
1. Pukul 14.10 WIB : Mengobservasi keadaan umum dan vital sign bayi
3. Pukul 14.45 WIB : Mengobservasi BAK dan BAB bayi setiap 2 jam,
oksigen 2 liter/menit.
6. Pukul 15.30 WIB : Mengganti baju, popok dan bedong yang kotor dan
menginginkan.
10. Pukul 16.10 WIB : Mengobservasi keadaan umum dan vital sign bayi
12. Pukul 16.50 WIB : Mengobservasi BAK dan BAB bayi setiap 2 jam,
secara IV.
S : 370 C
2. Tidak ditemukan tanda infeksi pada daerah cephal hematoma pada kepala
bayi.
DATA PERKEMBANGAN II
Subjektif :.
Objektif :
BAB : 2x /hari.
cm.
5. Pemeriksaan reflek :
dikagetkan.
pada mulutnya.
e. Reflek suching : (+) bayi membuka mulut saat bibir bayi diberi
6. Infus : D5 10 tetes/menit
7. Oksigen : 2 liter/menit
Assesment :
18.40 WIB.
69
WIB.
6. Pukul 15.20 WIB : Mengganti baju, popok dan bedong yang kotor
menginginkan.
00.30 WIB.
secara IV.
2. Tidak ditemukan tanda infeksi pada cephal hematoma pada kepala bayi,
Subjektif :
Objektif :
BAB : 2 x/hari
cm
5. Infus : D5 10 tetes/menit
6. Oksigen : 2 liter/menit
Assesment :
WIB.
2. Pukul 13.30 WIB : Mengobservasi keadaan umum dan vital sign bayi
4. Pukul 14.10 WIB : Mengobservasi BAK dan BAB bayi setiap 2 jam,
oksigen 1 liter/menit.
8. Pukul 15.10 WIB : Mengganti baju, popok, bedong dan kassa tali
pusat.
10. Pukul 15.30 WIB : Mengobservasi keadaan umum dan vital sign bayi
73
11. Pukul 15.50 WIB : Memberikan nutrisi ASI pada bayi diberikan
12. Pukul 16.00 WIB : Melakukan advis dokter dengan pemberian obat
1. Tidak ditemukan tanda infeksi pada cephal hematoma pada kepala bayi.
baik.
74
150 mg/12 jam IV, salep thrombobhop 3-4 oles/hari pada daerah cephal
DATA PERKEMBANGAN IV
Objektif :
BAB : 2 x/hari
5. Infus : D5 10 tetes/menit
6. Oksigen : 1 liter/menit
USG : Cephal hematoma pada kepala bayi sudah mengecil dan tidak
Assesment :
2. Pukul 14.20 WIB : Mengobservasi keadaan umum dan vital sign bayi
3. Pukul 14.50 WIB : Memberi nutrisi ASI pada bayi diberikan melalui
dengan lancar.
6. Pukul 15.40 WIB : Mengganti baju, popok, bedong dan kassa tali
pusat.
WIB.
3. Bayi sudah diberi nutrisi ASI sesuai kebutuhan dan sudah terjaga
150 mg/12 jam IV, salep thrombobhop 3-4 oles/hari pada daerah cephal
DATA PERKEMBANGAN V
Subjektif :
Objektif :
BAB : 2x/hari.
5. Infus : D5 10 tetes/menit
Assesment :
2. Pukul 14.20 WIB : Mengobservasi keadaan umum dan vital sign bayi
3. Pukul 14.40 WIB : Memberi nutrisi ASI pada bayi diberikan melalui
5. Pukul 15.30 WIB : Mengganti baju, popok, bedong dan kassa steril
320 C.
WIB.
150 mg/12 jam IV, salep thrombobhop 3-4 oles/hari pada daerah cephal
DATA PERKEMBANGAN VI
Subjektif :
Objektif :
BAB : 2 x/hari
5. Tali pusat : Sudah puput, tidak ada kemerahan dan tidak terjadi
infeksi.
6. Infus : D5 10 tetes/menit
Assesment :
2. Pukul 14.20 WIB : Mengobservasi keadaan umum dan vital sign bayi
3. Pukul 14.40 WIB : Melepas infus D5 dan infus set pada bayi dan
6. Pukul 15.40 WIB : Memberi nutrisi ASI pada bayi diberikan melalui
cephal hematoma.
1. Tidak ditemukan infeksi cephal hematoma pada kepala bayi dan benjolan
sudah mengecil.
4. Infus set sudah terlepas dan bayi sudah dipindahkan dari incubator ke bok
biasa.
Subjektif :
kepalanya.
Objektif :
BAB : 2 x/hari
Assesment :
1. Pukul 13.20 WIB : Mengobservasi keadaan umum dan vital sign dan
2. Pukul 13.40 WIB : Memastikan bahwa sudah tidak ada benjolan di kepala
4. Pukul 14.20 WIB : Melaksanakan advis dr. SpA yaitu memberikan ijin
bayi membutuhkan.
nyaman.
pada bayi :
6. Pukul 15.10 WIB : Memandikan bayi dan mengganti pakaian yang kotor
BB : 3700 gram
4. Ibu sudah diberitahu bahwa bayi boleh pulang dan ibu bersedia untuk
kontrol bayinya satu minggu lagi dan ibu sudah mengerti cara merawat
bayi di rumah
Subjektif :
1. Ibu mengatakan bayinya lahir pada tanggal 18 Maret 2014 pukul 15.00
WIB.
4. Ibu mengatakan bayinya sudah bisa menetek dengan baik dan ASI sudah
lancar.
Objektif :
3. Lingkar lengan : 11 cm
Assesment :
1. Pukul 10.20 WIB : Mengobservasi keadaan umum dan vital sign bayi.
2. Pukul 10.30 WIB : Meraba kepala bayi untuk memastikan sudah tidak
3. Pukul 10.40 WIB` : Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya secara
yang berat.
steril.
diteteskan ke mulut.
kepala bayi.
keadaan kering.
dan kering.
bayi :
dalam lemak.
Bila bayi terlihat biru pada kuku jari tangan atau kaki
2. Bayi sudah tidak terdapat benjolan cephal hematoma pada kepala bayi.
3. Ibu bersedia untuk menyusui bayinya secara on demand dan ibu bersedia
B. PEMBAHASAN
persamaan dan kesenjangan antara teori dan praktek serta alternatif tindakan
pemeriksaan fisik pada kepala teraba benjolan, berwarna merah dan agak
melalui jalan lahir yang dilakukan oleh dokter untuk mengeluarkan bayi
diameter 4 cm, pemeriksaan reflek morro (+), reflek rooting (+), reflek
walking (+), reflek grasping (+), reflek suching (+), reflek tonick neck
kesenjangan antara teori dan kenyataan di lahan praktek yaitu pada teori
2. Interpretasi Data
langkah ini diagnosa kebidanan yang muncul yaitu Bayi Ny. D umur 1
hari dengan cephal hematoma, masalah yang muncul yaitu gangguan rasa
94
tidak nyaman pada bayi akibat ada benjolan di kepala, bayi menangis saat
teori dan praktek di lapangan yaitu pada kasus bayi baru lahir dengan
dan bayi menangis saat diraba kepalanya tetapi bayi juga mengalami
3. Diagnosa Potensial
potensial yang mungkin terjadi adalah terjadi infeksi pada luka di kepala
diagnosa potensial yang muncul yaitu infeksi pada kepala bayi. Pada
langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan
IV/8 jam.
95
Ampicilin 145 mg/ 12 jam, Ceftazidime 150 mg/12 jam IV, Gentamicin
praktek di lahan yaitu pada teori tidak diberikan obat untuk gangguan
bayi tidak diletakkan di incubator dan pada teori diberikan obat adona
5. Perencanaan
kepala bila terdapat kelainan neurologis atau jika terdapat fraktur tulang
peningkatan suhu tubuh bayi dengan cara : kompres air hangat, pemberian
infeksi.
yang diberikan yaitu observasi keadaan umum dan vital sign bayi setiap 2
jam, observasi cephal hematoma pada kepala bayi setiap 4 jam, kompres
dengan dr. SpA dengan pemberian terapi Ampicilin 145 mg/ 12 jam,
incubator dengan suhu 330 C, memberi nutrisi ASI pada bayi diberikan
mengobservasi BAK dan BAB bayi setiap 2 jam, ganti kassa steril pada
tali pusat bayi bila basah, ambil sampel darah pada bayi secara IV untuk
pemeriksaan laboratorium.
teori dan kasus yang ada di lapangan yaitu pada kasus dilakukan
97
obat untuk mengatasi gangguan nafas yaitu Ceftazidime 150 mg/12 jam
6. Pelaksanaan
kasus yang ada di lahan praktek yaitu pada kasus dilakukan pemeriksaan
tubuh bayi diletakkan di incubator dengan suhu 330 C, dan tidak diberikan
7. Evaluasi
hematoma setelah diberikan asuhan selama 8 hari rawat inap dan 7 hari
98
3700 gram, sudah tidak terdapat benjolan di kepala, bayi sudah diberi
nutrisi ASI, peningkatan suhu sudah teratasi, bayi sudah tidak mengalami
diberitahu bahwa bayi boleh pulang dan ibu bersedia untuk kontrol
bayinya satu minggu lagi, ibu sudah mengerti cara merawat bayi di
rumah.
seperti di teori tetapi juga gangguan nafas pada bayi sudah teratasi.
BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini penulis mengambil kesimpulan dan saran setelah melakukan
asuhan kebidanan pada bayi Ny. D dengan cephal hematoma di RSUD Dr.
A. Kesimpulan
Dari hasil pengkajian yang penulis lakukan pada kasus bayi baru lahir pada
bayi Ny. D umur 1 hari dengan cephal hematoma yang dirawat mulai tanggal
berikut :
satu hari dengan keluhan terdapat benjolan di kepala berwarna merah dan
reflek morro (+), reflek rooting (+), reflek walking (+), reflek grasping
(+), reflek suching (+), reflek tonick neck (+), pemeriksaan antropometri
gangguan rasa tidak nyaman pada bayi akibat ada benjolan di kepala,
99
100
sering pada benjolan di kepala dan tidak mengangkat kepala bayi terlalu
sering.
incubator 330 C, Ampicilin 145 mg/ 12 jam, Ceftazidime 150 mg/12 jam
diberikan yaitu observasi keadaan umum dan vital sign bayi 1 kali /2 jam,
BAK dan BAB bayi setiap 2 jam, pasang infus D5 10 tetes/menit dan
pemberian terapi Ampicilin 145 mg/ 12 jam, Ceftazidime 150 mg/12 jam
dengan suhu 330 C, beri nutrisi pada bayi dengan pemberian ASI dengan
pemberian melalui sendok 30 cc/2 jam, ganti kassa steril pada tali pusat
101
bayi bila basah, ambil sampel darah pada bayi secara IV untuk
pemeriksaan laboratorium.
kali /6 jam, mengobservasi BAK dan BAB bayi setiap 2 jam, pasang infus
dr. SpA dengan pemberian terapi Ampicilin 145 mg/ 12 jam, Ceftazidime
150 mg/12 jam IV, Gentamicin 15 mg/ 24 jam, salep thrombobhop 3-4
dalam incubator dengan suhu 330 C, memberi nutrisi pada bayi dengan
mengganti kassa steril pada tali pusat bayi bila basah, ambil sampel darah
7. Evaluasi yang didapat pada kasus bayi Ny. D dengan cephal hematoma
setelah diberikan asuhan selama 8 hari rawat inap dan 7 hari kemudian
suhu sudah teratasi, bayi sudah tidak mengalami gangguan nafas, telah
dilakukan personal hygiene bayi, ibu sudah diberitahu bahwa bayi boleh
102
pulang dan ibu bersedia untuk kontrol bayinya satu minggu lagi, ibu
diletakkan di incubator dengan suhu 330 C dan tidak diberikan obat untuk
sudah teratasi.
bayi dan untuk memastikan bayi tidak terdapat komplikasi lain, diberikan
incubator dengan suhu 330 C untuk menjaga kehangatan tubuh bayi agar
103
bayi tidak terjadi hipotermi, tidak diberikan obat adonai untuk mencegah
B. Saran
adanya sentuhan yang terlalu sering atau benturan yang terlalu keras pada
kepala bayi.
2. Bagi Bidan
3. Bagi Institusi
a. Rumah sakit
hematoma.
b. Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, V.N.L. 2012. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika.
Kosim, M.S. 2004. Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Untuk
Dokter Bidan Dan Perawat Di Rumah Sakit. Jakarta: Departemen
kesehatan RI.
Marmi, Rahardjo, K. 2012. Asuhan Neonatus Bayi Balita Dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Matondang, dkk. 2013. Diagnosis Fisik Pada Anak. Jakarta: PT. Sagung Seto.
Prasetyawati, A.E. 2012. Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA). Yogyakarta: Nuha
Medika.
Putra, S.R. 2012. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita Untuk Keperawatan Dan
Kebidanan. Yogyakarta: D-Medika.
Lampiran 1
Rukiyah, A.Y dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 2 (Persalinan). Jakarta: CV. Trans
Info Medika.
Saifuddin, A.B. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sulistyawati, A. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Edisi 1.
Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Volume 2. Jakarta:
EGC.