Anda di halaman 1dari 19

• Merry yuriska (2107079)

• Desfita Putri (2107066)


• Septria Kamala S (2107099) • Rosmawati(2107085)
• Eka Gratia Maria (2107071) • Reza Nesia(2107083)
• Dwi Karisma M (2107070) • Titik S.R(2107092)
• Sandia Tariska (2107086) • Nurhayati (2107080)
• Lili Sukma A (2107103) • Elisabet R (2107106)
• Sylvia Julina (2107090)

PATIENT SAFETY PADA PERSALINAN


DAN BAYI BARU LAHIR
LATAR BELAKANG
Praktik kebidanan merupakan suatu praktik penuh risiko.
Umumnya hasil suatu pengobatan tidak dapat diramalkan secara pasti.
Seorang bidan dikatakan melakukan malpraktik jika ia melakukan praktik
kebidanan sedimikian buruknya berupa kelalaian besar, kecerobohan
yang nyata atau kesengajaan yang tidak mungkin dilakukan oleh bidan
pada umumnya dan bertentangan dengan undang-undang, sehingga
pasien mengalami kerugian.
Untuk itu menjadi bidan yang profesional dan bertanggung jawab harus
selalu memperhatikan sekecil apapun yang berkaitan dengan
keselamatan pasien.
PATIENT SAFETY

Menurut Depkes RI 2006 Patient


safety atau keselamatan pasien adalah
suatu sistem yang membuat asuhan
pasien menjadi lebih aman. Sistem ini
mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
TUJUAN
Terciptanya budaya keselamatan
pasien di pelayanan kesehatan.
Meningkatkan akuntabilitas
pelayanan kesehatan terhadap
pasien dan masyarakat. Menurunkan
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di
Pelayanan Kesehatan.
Terlaksananya program-program
pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD).
LANGKAH-LANGKAH
PATIENT SAFETY
9 SOLUSI KESELAMATAN PASIEN

Benar Komunikasi Kendalikan cairan


Benar Obat Benar Nama Pasien serah terima pasien elektrolit Pekat Benar Dosis Obat

Hindari salah
pasang kateter Alat Injeksi Steril Benar Tindakan Tangan Bersih
MACAM-MACAM INSIDEN :
 Kejadian Tidak Cedera (KTC)
Insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.

 Kejadian Potensial Cedera (KPC)


kondisi yang berpotensi untuk menimbulkan cedera tetapi belum terjadi insiden.

 Kejadian Nyaris Cedera (KNC)


Terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.

 Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)


Insiden yang menyebabkan cedera pada pasien.

 Kejadian Sentinel
KTD yang mengakibatkan kematian/cedera yang serius.
TINDAKAN YANG MELANGGAR KESELAMATAN PASIEN

Tindakan Insiden Jenis Langgaran Akibat


Merujuk tanpa infus Kejadian Tidak asfiksia, fetal distress, eklamsia, kejang pada
Pre eklampsia
dan MgSO4 Diharapkan (KTD) ibu, kematian ibu
Vaginal Touch Sering dan ragu Kejadian Berpotensi terjadinya infeksi pada ibu dan
dalam diagnose Potensial Cedera bayi, terlambat mengambil keputusan.
(KPC)
Oxytosin drip untuk mempercepat Partus Presipitatus, hiperkontraksi, HPP,
KPC
Kala I kala I persalinan ruptur uteri
Amniotomi Tindakan amniotomi Infeksi pada ibu, fetal distress pada bayi,
KPC
sebelum waktunya prolong phase laten.
Doppler Alat Dopller belum Salah diagnosa yang berakibat salah
KPC
terkalibrasi penatalaksanaan
Sterilisasi Alat Sterilisasi alat yang infeksi pascapartum
KTD
kadaluwarsa
TINDAKAN YANG MELANGGAR KESELAMATAN PASIEN
Tindakan Insiden Jenis Langgaran Akibat
Episiotomi Tindakan episiotomi rutin KPC perdarahan, ruptur perineum
Salah menghitung Usia terlambat penanganan bayi prematur
Usia Kehamilan KTD
Kehamilan ataupun postdate, salah mendiagnosa
Tindakan Krissteller KPC, KTD, Kejadian Perdarahan, ruptur Uteri
Kristeller
Sentinel
Pemberian MgSO4 tanpa pasien mengalami alergi terhadap obat
MgSO4 KTD
persiapan anti dotum MgSO4
Ibu inpartu dengan fetal bayi mengalami hipoksia
KTD/Kejadian
Fetal Disstress distress dirujuk tanpa
Sentinel
diberikan oksigen
tidak melakukan Bayi dengan Atresia ani, Hisprung,
BBLR pemeriksaan bayi baru KTD atau kelainan lain yang terlambat di
lahir diagnose
Deteksi Dini Ibu inpartu yang belum di risiko penularan pada petugas,
pada ter skrinning HbSAg dan KPC keluarga, lingkungan
7 Langkah Manajemen ASKEB

1. Mengumpulkan semua data penting untuk pengkajian yang akurat (SOAP)


2. Analisa masalah berdasarkan data yang ada = diagnose
3. Antipasi masalah/diagnose lain yang mungkin timbul karena masalah atau diagnose yang ada
4. Evaluasi perlunya tindakan segera baik oleh bidan, dokter dan atau konsultasi, kolaborasi dengan nakes
lain sesuai kondisi pasien
5. Tentukan rencana asuhan yang komprehensif yang didukung rational yang tepat
6. Implementasi rencana asuhan secara aman dan efisien
7. Evaluasi keefektifan Asuhan yang telah diberikan dan merevisi sesuai proses manajemen yang tidak
efektif.
DALAM KEPMENKES 938/2007
TENTANG STANDAR ASUHAN
KEBIDANAN

PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN


Pernyataan Standar : Bidan mengumpulkan semua informasi

yang akurat, relevan dan lengkap dari semua sumber yang

berkaitan dengan kondisi klien.

Kriteria Pengkajian Asuhan Kebidanan

1. Data tepat, akurat dan lengkap

2. Terdiri dari Data Subjektif ( hasil Anamnesa; biodata,

keluhan utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan

latar belakang sosial budaya)

3. Data Objektif (hasil Pemeriksaan fisik, psikologis dan

pemeriksaan penunjang
LANJUTAN

PERUMUSAN DIAGNOSA DAN/ ATAU MASALAH


KEBIDANAN
Pernyataan standar : Bidan menganalisa data yang diperoleh
pada pengkajian, menginterpretasikannya secara akurat dan
logis untuk menegakan diagnosa dan masalah kebidanan yang
tepat.
Kriteria Perumusan Diagnosa dan/atau Masalah Kebidanan
1. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur Kebidanan
2. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
3. Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan, baik secara
mandiri, kolaborasi, dan rujukan.
LANJUTAN

PERENCANAAN ASUHAN KEBIDANAN


Pernyataan Standar Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa
dan masalah yang ditegakkan
Kriteria Perencanaan Asuhan Kebidanan :
1. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien;
tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan secara komprehensif
2. Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga.
3. Mempertimbangkan kondisi psikologi dan sosial budaya klien/keluarga
4. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien berdasarkan
evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat
untuk klien.
5. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumberdaya serta
fasilitas yang ada.
LANJUTAN
IMPLEMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
Pernyataan standar : Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara

komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada

klien/pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang

dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

Kriteria Implementasi Asuhan Kebidanan 1. Memperhatikan keunikan klien sbg makhluk

bio-psiko-sosial-spiritual-kultural 2.Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan

persetujuan dari klien dan atau keluarganya (inform consent) 3. Melaksanakan tindakan

asuhan berdasarkan evidence based 4. Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan 5.

Menjaga privacy klien/ pasien 6. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi 7. Mengikuti

perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan 8. Menggunakan sumber daya,

sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai 9. Melakukan tindakan sesuai standar

10.Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.


LANJUTAN

EVALUASI ASUHAN KEBIDANAN


Pernyataan Standar Bidan melakukan evaluasi secara sistimatis
dan berkesinambungan untuk melihat efektifitas dari asuhan
yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan
perkembangan kondisi klien
Kriteria Evaluasi Asuhan Kebidanan 1. Penilaian dilakukan
segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien
2. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien
dan /keluarga 3. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar 4.
Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi
klien/pasien Note : Keberhasilan suatu asuhan ditandai adanya
perubahan bukan hanya pada gejala tetapi pada penyebab
masalahnya
LANJUTAN

PENCATATAN ASUHAN KEBIDANAN


Pernyataan standar Bidan melakukan pencatatan secara lengkap,
akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan
dan dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan. Kriteria
Pencatatan Asuhan Kebidanan 1. Pencatatan dilakukan segera setelah
melaksanakan asuhan pada formulir yang tersedia (Rekam
medis/KMS/Status pasien/buku KIA) 2. Ditulis dalam bentuk catatan
perkembangan SOAP 3. S adalah data subjektif, mencatat hasil
anamnesa 4. O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan 5. A
adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan 6. P
adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,
tindakan segera, tindakan secara komprehensif ; penyuluhan,
dukungan, kolaborasi, evaluasi/ follow up dan rujukan.
KESIMPULAN

Dalam menjalankan tugasnya, bidan harus


banyak memperhatikan segala aspek tindakan.
Mulai dari keamanan penolong, keamanan
pasien maupun keluarga.
Semua pihak harus mampu bekerja sama agar
menciptakan lingkungan yang aman, nyaman
dan juga Bahagia.
Daftar Pustaka

1. https://id.scribd.com/presentation/396616183/Patient-Safet
y-Pada-Persalinan

Click icon to add picture


2. https://www.academia.edu/11934060/makalah_patient_safet
y_dan_medical_error_dalam_pelayanan_kebidanan
3. https://persi.or.id/wp-content/uploads/2021/09/Materi-Laur
ensia-150921.pdf
Terima Kasih

Click icon to add picture

Anda mungkin juga menyukai