BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup,
A. Latar Belakang
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kumpulan dua orang
atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu
sebuah keluarga terdapat tujuan, tugas dan fungsi serta peran-peran angota keluarga.
Didalam fungsi keluarga salah satunya yaitu terdapat fungsi pemenuhan kesehatan.
Fungsi pemenuhan kesehatan keluarga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
keturunan, lingkungan pelayanan kesehatan dan prilaku dari keluarga itu sendiri
muncul terutama masalah dengan kesehatan. Salah satu upaya untuk mencapai
khususnya keluarga dengan resiko tinggi atau keluarga yang rentan mengalami
masalah kesehatan.
adalah dengan asuhan keperawatan. Dengan pendekatan ini maka dapat membantu
timbul didalam keluarga terdiri dari semua sistem termasuk dalam gangguan sistem
salah satunya sistem jaringan dan sistem organ yang dimulai sejak awal kehidupan
hingga akhir kehidupan. Perubahan ini juga terjadi dalam sistem muskuloskeletal dan
jaringan lain yang mungkin dapat muncul beberapa golongan rematik. Rematik yang
menyerang orang dewasa yaitu disebut artritis rematoid. lebih banyak diderita oleh
Penyakit rematik yang sering disebut artritis (radang sendi) dan dianggap sebagai
satu keadaan yang sebenarnya terdiri lebih dari 100 tipe kelainan yang berbeda..
Penyakit ini terutama mengenai otot-otot skelet, tulang, ligamentum, tendon dan
persendian. Rematik dapat menyerang laki-laki dan wanita dengan segala usia.
Sebagian gangguan terjadi dalam waktu tertentu dalam kehidupan pasien Sebagian
gangguan terjadi dalam waktu tertentu dalam kehidupan pasien. Dampak ini dapat
Masalah yang disebabkan oleh penyakit rematik tidak hanya berupa keterbatasan
yang tampak jelas pada mobilitas dan aktivitas hidup sehari-hari tetapi juga efek
mengakibatkan masalah seperti rasa nyeri, keadaan mudah lelah, perubahan citra diri
serta gangguan tidur (Brunner and suddart, 2002). Dalam keadaan yang lebih lanjut
bisa bersifat akut atau insidius, dan perjalanan penyakitnya dapat ditandai oleh remisi
3
(suatu periode ketika gejala penyakit berkurang atau tidak terdapat) dan eksaserbasi
(suatu periode ketika gejala penyakit terjadi atau bertambah berat). Tetapi dapat
sangat sederhana dan bertujuan untuk melokalisasi rasa nyeri, atau dapat kompleks
Fakta statistik mengenai arthritis sangat mengejutkan yaitu 14,3 % dari populasi
Amerika Serikat (Gordon, 2002). Data di Amerika Serikat juga menunjukkan bahwa
prevalensi tertinggi dari rheumatoid Arthritis adalah pada suku Amerika Indian
dibanding dengan yang Non Indian. Lebih dari 36 juta penduduk Amerika menderita
1 dari 100 jenis artritis (Reeves, Roux & Lockhart, 2001). Di Indonesia sendiri
diperkirakan kasus rheumatoid arthritis berkisar 0,1 % sampai dengan 0,3 % dari
jumlah penduduk Indonesia yaitu sebanyak 237.556.363 orang, yang terdiri dari
dari wikipedia jumlah penduduk DKI jakarta khususnya Jakarta pusat berkisar
Cempaka Putih Barat II berkisar 2551jiwa, Dari hasil survei yang yang dilakukan
Begitu banyak kasus rematik dan akibat yang dapat ditimbulkannya. Untuk itu
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ilmiah ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.
Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
2. Menganalisa data yang ditemukan pada keluarga dengan masalah rematik untuk
rematik.
rematik
keperawatan keluarga
5
C. Ruang Lingkup
keperawatan pada salah satu keluarga yaitu keluarga Bpk. W dengan masalah
Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat yang dilaksanakan mulai tanggal 02 Juli
D. Metode Penulisan
1. Metode deskriptif, tipe studi kasus dimana penulis mengambil salah satu keluarga
dan pengukuran terhadap seluruh anggota keluarga yang tinggal dalam satu
rumah.
E. Sistematika Penulisan
Penyusunan makalah ini terdiri dari lima bab, yang disusun secara sistematik sebagai
berikut : Bab satu pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,
ruang lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab dua terdiri dari
konsep penyakit rematik, dan konsep asuhan keperawatan keluarga. Bab tiga terdiri
dan evaluasi. Bab empat pembahasan menguraikan tentang kesenjangan antara teori
6
masalah, perancanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang sudah sesuai dengan langkah-
langkah proses kepeawatan. Bab lima terdiri dari kesimpulan dan saran.
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
Sebelum membahas lebih lanjut tentang asuhan keperawatan keluarga, maka pada
bab ini penulis akan menguraikan tinjauan teori yang melandasi asuhan keperawatan
yang diberikan meliputi konsep penyakit rematik dan konsep asuhan keperawatan
keluarga.
Pada sub bab ini akan diuraikan menganai konsep penyakit rematik yang meliputi
1. Pengertian
Menurut Rizasyah Daud (2006) artritis reumatoid adalah suatu penyakit autoimun
yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis erosif simetrik yang terutama mengenai
jaringan persendian dan organ tubuh lainya. Artritis reumatoid merupakan penyakit
autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan
tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi.
Penyakit ini menyerang persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang ditandai
dengan radang pada membran sinovial dan struktur-struktur sendi serta atrofi otot
dan penipisan tulang. (Wikipedia, 2012). Suatu sindroma yang kronis dengan gejala
yang tidak khas, menyerang sendi perifer dan simetris, otot-otot skeletal, tulang
Dari ketiga pengertian disana maka dapat disimpulkan bahwa artritis reumatoid
adalah suatu penyakit inflamasi yang mengenai jaringan ikat sendi yang terutama
mengenai otot-otot skeletal, tulang ligamentum, tendon dan bersifat progesif, simetri
2. Patofisiologi
Pada sendi synovial yang normal, kartilago artikuler membungkus ujung tulang pada
cairan ke dalam ruangan antar tulang. Cairan synovial ini berfungsi sebagai peredam
kejut (shock absorber) dan pelumas yang memungkinkan sendi untuk bergerak
Sendi merupakan bagian tubuh yang paling sering terkena inflamasi dan degenerasi
yang terlihat pada penyakit reumatik. Semua penyakit reumatik meliputi inflamasi
dan degenerasi dalam derajat tertentu yang bisa terjadi sekaligus. Inflamasi akan
inflamasi merupakan proses primer dan degenerasi yang terjadi merupakan proses
Inflamasi merupakan akibat dari respons imun. Sebaliknya pada penyakit rematik
degenerative dapat terjadi proses inflamasi yang sekunder. Sinovitis ini biasanya
lebih ringan serta menggambarkan suatu proses reaktif dan lebih besar
kemungkinannya untuk terlihat pada penyakit yang lebih lanjut. sinovitis dapat
9
berhubungan dengan pelepasan proteoglikan tulang rawan yang bebas deri kartilago
penyakit dan intervensi keperawatan yang akurat bagi penderita penyakit rematik.
3. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Untuk artritis reumatoid yang dini , Penangan medik dimulai dengan pemberian
salisilat atau NSAID dalam dosis terapeutik. Jika diberikan dalam dosisi terapeutik
yang penuh, obat-obat ini akan memberikan efek anti-inflamasi maupun analgesik.
Pasien perlu diberitahukan untuk penggunaan obat sesuai resep dokter agar kadar
obat yang konsisten dalam darah bisa dipertahankan sehingga keefektifan obat anti-
inflamasi tersebut dapat mencapai tingkat yang optimal. Pada keadaan akut kadang
berguna bila tidak ada destruksi aendi yang luas. Bila terdapat destruksi sendi atau
aktivitas , diet rendah lemak dan kolesterol, mengkonsumsi makanan kaya vitamin C,
memberikan dukungan.
10
Pada sub bab ini penulis akan membahas lebih lanjut mengenai konsep keluarga dan
1. Konsep Keluarga
Di dalam konsep keperawatan keluarga hal yang akan dibahas yaitu mengenai
pengertian keluarga, tipe keluarga, struktur keluarga, peran keluarga, fungsi keluarga
a. Pengertian Keluarga
Pengetian keluarga menurut Friedman (1998) yang dikutip oleh Suprajitno (2004)
adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
bagian dari keluarga. Menurut Sayekti (1994) yang dikutip oleh Suprajitno (2004)
perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau
seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa
anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
mendefinisikan keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-
istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
Dari ketiga definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah kelompok
manusia yang hidup dalam satu rumah, saling berinteraksi dan saling mempengaruhi
keluarga tersebut jika dalam keluarga ada salah satu anggota keluarga yang
11
Menurut Friedman (1986) yang dikutip oleh Zaidin Ali (2010) membagi tipe
Terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggunganya dan tinggal dalam
Satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal salam satu
Satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama dengan
4) Nuclear dyed
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam satu rumah
yang sama
5) Blanded Family
pernah menikah dan membawa anak dari hasil perkaawinan mereka sebelumnya.
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu kakek, nenek, bapak, ibu, dan anak
Bentuk keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa yang hidup dalam rumahnya.
Tipe keluarga non tradisional menurut Sussman (1974) yang dikutip oleh Santun
4) Keluarga gay
5) Keluarga lesbi
6) Keluarga komuni : keluarga dengan lebih dari satu pasangan monogami dengan
c. Struktur Keluarga
keluarga dimasyarakat sekitarnya. Parad dan Caplan (1965) yang diadopsi oleh
Friedman yang dikutip oleh suprajitno ( 2004) mengatakan terdapat empat elemen
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga,
Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-ibu (orang tua), orang
tua dengan anak, anak dengan anak dan anggota keluarga lain (pada keluarga besar)
d. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga.
2) Fungsi Sosial
Fungsi sosial adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga.
Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi
3) Fungsi Reproduksi
4) Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota
kesehatan.
dan Miller dikutip oleh Friedman (1998) yang dikutip oleh Santun Setiawati (2008),
yaitu :
keluarga baru, dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke
2) Keluarga yang sedang mengasuh anak (Child Bearing) : Tahap ini dimulai
persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua dan
kakek, nenek.
15
3) Keluarga dengan anak usia pra sekolah : tahap ini dimulai ketika anak pertama
anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lain, serta
danhubungan orang tua dan anak) dan diluar keluarga (keluarga besar dan
komunitas )
4) Keluarga dengan anak usia sekolah : Tahap ini dimulai ketika anak berusia 6
tahun ( mulai masuk sekolah dasar), dan berakhir pada usia 13 tahun (awal dari
5) Keluarga dengan anak remaja : Tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia
6) Keluarga melepaskan anak usia dewasa muda : Fase ini ditandai oleh anak
pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan “ rumah kosong “
siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru yang didapat melalui
lanjut usia dan cenderung sakit – sakitan dalam kehidupan dan kesehatannya.
7) Orang tua usia pertengahan : Tahap ini dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu
pasangan orang tua. (Tahap ini dimulai biasanya ketika orang tua memasuki
usia 45 – 55 tahun dan berakhir pada saat salah seorang pasangan pensiun
hubungan harmonis dan penuh arti dengan para orang tua lansia dan anak-anak,
8) Keluarga dalam masa pensiun dan lansia : Tahap ini dimulai ketika salah
satu/pasangan suami istri memasuki masa pensiun, sampai dengan salah satu
a. Pengkajian
Data yang perlu dikaji pada keluarga menurut Friedmen (1998), sebagai berikut :
1) Data dasar keluraga meliputi nama kepala keluarga, usia, pendidikan, pekerjaan,
air, jamban keluarga, pembuangan air limbah, fasilitas sosial dan fasilitas
keluarga.
d) Nilai - nilai atau norma budaya menjelaskan nilai atau norma yang dipelajari dan
a) Fungsi afektif, data yang harus dikaji adalah bagaiman respon keluarga terhadap
c) Fungsi reproduksi, hal yang perlu dikaji, yaitu jumlah anak, bagaimana keluarga
d) Fungsi ekonomi, hal yang perlu dikaji, yaitu upaya keluarga dalam pemenuhan
e) Fungsi perawatan kesehatan (penjajakan tahap dua) berkaitan dengan lima tugas
(1) Kemampuan keluarga mengenal masalah, data yang perlu dikaji adalah sejauh
mana keluarga mengetahui fakta – fakta dari masalah kesehatan, yang meliputi
pengertian, tanda dan gejala faktor penyebab dan yang mempengaruhi serta
tepat, hal yang perlu dikaji adalah kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat
dan luasnya masalah, apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga, apakah
keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada dan apakah keluarga
(3) Kemampuan keluarga mengatasi masalah kesehatan, data yang perlu dikaji
sumber – sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggung
19
jawab, sumber keuangan atau finansial, fasilitas fisik dan psikososial), bagaimana
(4) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat, data yang perlu
(5) Kemampuan keluarga keluarga menggunakan fasilitas kesehatan, data yang harus
petugas kesehatan, dan apakah petugas kesehatan yang ada terjangkau oleh
keluarga.
5) Stress dan stategi koping, meliputi stessor jangka pendek dan panjang,
b. Diagnosa Keperawatan.
1. Aktual adalah masalah kesehatan keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga
tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan
3. Potensial (keadaan sejahtera atau “ wellness “) yaitu suatu keadaan sejahtera dari
ditingkatkan..
kesehatan), berdasarkan hasil pengkajian tahap dua, Jika yang terganggu lebih dari
satu tugas, maka dapat digunakan tugas ke tiga sebagai etiologi, jika terganggu
dominan satu tugas maka gunakan tugas yang dominan sebagai etiologi.
c. Penapisan Masalah
Sifat masalah
Skala : - Mudah 2 2
- Sebagian 1
Skala : - Tinggi 3 1
- Sedang 2
- Rendah 1
Menonjolnya masalah
Tentukan skore untuk setiap kriteria kemudian dilakukan perhitungan dengan cara
skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot lalu dijumlahkan
kurang atau tidak sehat bobot tinggi karena memerlukan tindakan yang segera
mengurangi atau mencegah masalah jika diintervensi. Faktor – faktor yang dapat
untuk menangani masalah, sumber daya keluarga : dalam bentuk fisik, keuangan
dan tenaga, sumber daya perawatan dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan dan
3) Potensi masalah dapat di cegah : sifat dan beratnya masalah yang akan timbul
yang dapat dikurangi atau dicegah. Faktor – faktor yang perlu diperhatikan
merubah / mencegah sehingga makikn kecil potensi masalah yang akan timbul.
masalah bila dicegah. Adanya kelompok “ high risk “ atau kelompok yang peka
atau rawan, adanya kelompok tersebut pada keluarga akan menambah potensi
Hal yang perlu diperhatikan perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana
keluarga melihat masalah. Jika keluarga menyadari masalah dan merasa perlu
d. Perencanaan Keperawatan
keperawatan.
2) Rencana tersebut harus realistis, dapat dilaksanakan ( ada sarana, mtodelogi, dan
3) Rencana harus sesuai dengan falsafah dan tujuan serta kebijaksanaan pemerintah
5) Rencana dibuat secara tertulis agar dapat ditindaklanjuti oleh orang lain secara
11) Rencana asuhan keperawatan merupakan proses yang berlangsung secara terus
menerus.
pada klien karena setiap klien kemungkinan besar dilayani oleh tenaga
Menurut Wright dan Leahey, (1984) dikutip oleh Santun Setiawati (2008) ada dua
tingkatan intervensi yaitu : intervensi tingkat dasar dan intervensi tingkat lanjut.
Intervensi tingkat dasar adalah intervensi yang bersifat suportif dan mendidik
(edukatif yang langsung ke arah sasaran). Sedangkan intervensi tingkat lanjut adalah
sejumlah intervensi terapi keluarga yang bersifat psikososial dan tidak langsung,
Wright dan Leahey, dukutip oleh Santun Setiawati (2008) menggolongkan intervensi
1. Kognitif, intervensi diarahkan pada fungsi keluarga yang terdiri dari tindakan
perawat memberikan informasi dan gagasan baru tentang suatu keadaan atau
pengalaman.
2. Afektif yang dirancang untuk mengubah emosi dari anggota keluarga, sehingga
berinteraksi/ bertingkah laku satu sama lain. Misalnya mengajar keluarga untuk
berkomunikasi secara lebih fungsional seperti mendengar satu sama lain tanpa
menginterupsi.
perencanan yang efektif. Ada dua macam tujuan yaitu tujuan jangka panjang dan
jangka pendek. Tujuan jangka panjang (Goal) adalah tujuan umum yang merupakan
hasil akhir yang diharapkan dapat dicapai oleh keluarga melalui semua usaha. Tujuan
26
keperawatan yang sifatnya spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, realistik serta ada
batasan waktu. Tujuan jangka pendek penting untuk memotivasi dan memberikan
intervensi keperawatan.
masalah. Menurut Zaidin Ali (2010) berikut ini adalah tindakan keperawatan yang
untuk mengatasi penyebab masalah keperawatan maka yang harus dilakukan adalah:
2. Bantu keluarga untuk melihat dampak atau akibat dan situasi yang ada
Untuk membantu keluarga agar dapat menentukan keputusan yang tepat dalam
1. Diskusikan dengan keluarga tentang konsekuensi yang akan timbul jika tidak
melakukan tindakan.
27
tindakan.
terhadap anggota keluarga yang sakit, perawat dapat melakukan tindakan antara lain:
3. Hindari hal-hal yang merintangi keberhasilan keluarga dalam merujuk klien atau
e. Pelaksanaan Keperawatan.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap
keluarga yaitu sumber daya keluarga (keuangan), tingkat pendidikan keluarga, adat
istiadat yang berlaku. Disamping itu, perhatikan respon dan penerimaan keluarga,
juga sarana dan pra sarana yang ada pada keluarga. Dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan ini ada beberapa faktor penghambat, baik dari keluarga maupun dari
28
petugas itu sendiri. Faktor penghambat dari keluarga, yaitu keluarga kurang mampu
informasi dengan situasi yang sedang dihadapi, keluarga tidak mau menghadapi
situasi, anggota keluarga tidak mau menghadapi tekanan sosial dan keluarga,
keluarga ingin mempertahankan suatu pola tingkah laku, keluarga gagal mengaitkan
tindakan dengan sasaran keluarga, tidak percaya dengan tindakan yang diusulkan
oleh perawat. Sedangkan faktor penghambat dari petugas yaitu perawat cenderung
penghargaan atau perhatian terhadap faktor – faktor sosial budaya, petugas kurang
f. Evaluasi Keperawatan.
sejauh mana tujuan keperawatan telah tercapai. Pada umumnya terdapat dua jenis
evaluasi, yaitu evaluasi kuantitatif dan evaluasi kualitatif. Evaluasi kuantitatif adalah
kuantitas atau jumlah kegiatan yang telah dilakukan. Sedangkan evaluasi kualitatif
difokuskan pada salah satu dari tiga dimensi yaitu dimensi struktur atau sumber,
terkait dengan tenaga manusia atau bahan – bahan yang diperlukan dalam melakukan
kegiatan. Dimensi proses, dan dimensi hasil tindakan yang kita lakukan. Dari ketiga
dimensi ini untuk melihat keberhasilan tindakan yang telah dilakukan dapat dilihat
Adapun metode yang sering dipakai untuk menentukan apakah tujuan dan tindakan
1. Observasi langsung, metode ini adalah metode yang paling valid untuk
menentukan adanya perubahan, yaitu bila interpretasi yang subjektif dan pangamat
dapat dikuarangi dan menggunakan instrumen yang tepat dan petunjuk tujuan yang
3. Wawancara untuk menentukan perubahan sikap dan tingkah laku yang lebih rumit,
wawancara dapat disusun dan diberikan kepada keluarga yang berperan penting.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini penulis akan menguraikan asuhan keperawatan keluarga dengan
rematik, di Cempaka Putih Barat RT 003/RW 09, Kelurahan Cempaka Putih Barat,
Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat yang dilaksanakan dari tanggal 2 Juli
evaluasi.
A. Pengkajian
a. Identitas keluarga
Nama kepala keluarga Bpk. W, usia 31 tahun, pendidikan SD, pekerjaan wirausaha,
alamat Cempaka Putih Barat RT 003/ 09, Kecamatan Cempaka Putih, Kelurahan
b. Komposisi keluarga
c. Genogram
70 65
asma
12
29
rematik
14
17 bulan.ISPA
keterangan :
: laki-laki / : meninggal
: perempuan : menikah
d. Tipe keluarga : Bpk. W termasuk kedalam tipe Nuclear Family atau keluarga inti
e. Suku bangsa Keluarga Bpk. W dan Ibu. E berasal dari suku sunda, bahasa yang
sunda. Tidak ada pantangan atau kebiasaan suku yang mengikat dalam
f. Agama : Seluruh anggota keluarga Bpk. W menganut agama islam. Tidak ada
g. Status sosial ekonomi keluarga : Bpk. W bekerja sebagai wirausaha dan Ibu. E
sebagai ibu rumah tangga. Penghasilan keluarga Bpk.W dalam sebulan bekisar
yang mengelola keuangan keluarga Bpk. W adalah Ibu. E yang sebagai ibu
rumah tangga.
tetangga.
Tahap perkembangan saat ini adalah keluarga dengan anak remaja dimana anak
pertama berusia 13 tahun sampai berusia 19 tahun. Tugas keluarga pada tahap
mengatakan kedua tumit kakinya sakit jika dipakai berjalan, kedua telapak tangan
dan telapak kaki sering kesemutan. An.U saat ini sedang batuk pilek sejak
penyakit yang diturunkan, namun ibu. E memiliki penyakit keturunan yaitu asma
2. Lingkungan
ukuran 3x3m, status rumah kontrakan dengan atap asbes, pencahayaan tidak
masuk kedalam rumah, ventilasi ada, kurang dari 10% dari luas lantai,
sendiri dengan jenis leher angsa, kondisi bersih. Sumber air minum keluarga
menggunakan air Aqua botol. Pembuangan air limbah rumah tangga langsung
b. Denah rumah
A B skala: 1: 100cm
Keterangan:
A: kamar tidur
B: WC
34
c. Fasilitas sosial dan kesehatan yang terdapat dimasyarakat antara lain, pengajian,
fasilitas kesehatan.
padat, jarak antara rumah satu dengan rumah lainya berdekatan, status sosial
e. Mobilitas geografi : Keluarga Bpk. W sudah tinggal disana sejak 14 tahun yang
3. Struktur Keluarga
baik. Komunikasi yang digunakan dua arah, dalam keluarga yang mengambil
rumah sakit.
c. Struktur peran : Bpk. W berperan sebagai kepala keluarga dan bekerja sebagai
wirausaha untuk mencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman. Ibu. E
sebagai ibu rumah tangga yang mempunyai peran dalam mengurus anak dan
d. Nilai dan norma budaya Dalam keluarga Bpk. W tidak ada nilai dan kebudayaan
yang bertentangan dengan kesehatan, tidak ada konflik yang menonjol dalam
4. Fungsi Keluarga
anaknya terutama An.C yang masih bersekolah. Bpk. W dan Ibu. E menyayangi
tetangga dan anggota keluarga yang lain. Keluarga merasa bahagia dengan
berusia 14 tahun dan anak kedua berusia 17 bulan. Ibu. E mengatakan saat ini
mengatakan menggunakan KB sejak 14 tahun yang lalu dan tidak ada keluhan.
a. Stres jangka panjang dan jangka pendek : stresor jangka pendek yaitu ibu. E
memikirkan dirinya yang sedang sakit dan linu pada tumit kanan dan kiri dan
memikirkan batuk pilek An. U yang tidak kunjung sembuh. Stresor jangka
panjang yaitu Ibu. E takut jika anak-anaknya tidak dapat melanjutkan pendidikan
dengan baik.
6. Pemeriksaan Fisik
36oC, BB: 85 kg, TB : 156cm, rambut pendek, bersih, tidak rontok, tidak ada
luka, tidak ada gatal-gatal/luka, kelopak mata tidak ptosis, tidak peradangan,
pendengaran baik, tidak ada serumen, tidak ada nyeri pada telinga, hidung tidak
ada sumbatan dan sekret, tidak ada kelainan bentuk, gigi bersih, gosok gigi 2 x
sehari setiap mandi, gigi tidak caries, suara nafas vesikuler, whezing (-),
bawah terutama tumit kaki kanan dan kiri sakit bila dipakai berjalan dan suka
kesemutan. Pada Abdomen tidak ada asites, bising usus (+), tidak ada kelainan
Kesimpulan : Rematik
158cm, kulit tidak ada kelainan, tidak ada luka dan gatal. kelopak mata tidak
sklera anikterik, fungsi pendengaran baik, tidak ada serumen, tidak ada nyeri
pada telinga, tidak ada kelainan pada telinga, hidung tidak ada pilek, tidak ada
sumbatan dan sekret, mulut bersih, tidak stomatitis, gigi tidak caries, gosok gigi 2
x setiap mandi. Pada Abdomen tidak ada nyeri tekan, tidak ada asites, perut tidak
kembung, suara nafas vesikuler, whezing (-), Pada Abdomen tidak ada nyeri
tekan, tidak ada asites, bising usus (+), ektremitas tidak ada kelainan bentuk baik
Kesimpulan : sehat.
85cm, kulit tidak ada kelainan, tidak ada luka dan gatal. kelopak mata tidak
pendengaran baik, tidak ada serumen, tidak ada nyeri pada telinga, tidak ada
kelainan pada telinga, hidung pilek, ada sumbatan dan sekret, mulut bersih, tidak
stomatitis, gigi tidak caries, gosok gigi 2 x setiap mandi, batuk. Pada Abdomen
38
tidak ada nyeri tekan, tidak ada asites, perut tidak kembung, ronchi (+), whezing
(-), Pada Abdomen tidak ada nyeri tekan, tidak ada asites, bising usus (+),
Kesimpulan : ISPA.
Keluarga merasa senang dengan kehadiran perawat dan berharap dapat membantu
keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi keluarga saat ini
Pada saat pengkajian ibu. E sering mengeluh nyeri pada kedua tumitnya ketika
berjalan. Kedua telapak tangan dan telapak kaki sering kesemutan. Menurut Ibu. E
sakit yang dirasakan adalah sakit rematik yang sudah dideritanya sejak satu tahun
yang lalu. Ibu. E tidak tahu akibat yang dirasakan jika penyakitnya tidak diobati. Ibu.
E hanya meminum obat warung seperti neoremasil jika nyerinya sudah tidak dapat
ditahan. Ibu.E mengatakan sering memakan jeroan seperti sate usus. Ibu. E
menggunakan fasilitas kesehatan jika sakit yang dirasakan sudah tidak dapat diobati
Ibu. E mengatakan An. U mengalami batuk pilek sejak satu minggu yang lalu. Ibu. E
mengatakan An. U sempat demam. Ibu. E mengatakan batuk pilak yang dialami oleh
An. U adalah batuk pilek biasa. Ibu. E tidak mengetahui akibat yang akan terjadi jika
batuk pilek An. U tidak segera diobati. Ibu. E mengatakan saat ini An. U diberi obat
hufagrip dan paracetamol. Ibu. E mengatakan bahwa An. U sering diberi minum es.
39
Ibu. E memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti bidan jika sakit yang dialami An. U
9. Analisa Data
1. Data Subjektif:
- Ibu. E mengatakan nyeri pada kedua tumit Nyeri pada keluarga Bpk.
Data objektif:
berjalan.
2. Data subjektif:
pilek sejak satu minggu yang lalu. Ibu. E efektif pada keluarga Bpk.
panas.
diminumkan es
Data objektif:
B. Diagnosa Keperawatan
Dari hasil analisa data diatas teridentifikasi diagnosa keperawatan sebagai berikut:
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada keluarga Bpk. W khusunya An. U
C. Penapisan Masalah
lalu..
42
mencegah masalah.
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada keluarga Bpk. W khusunya An. U
3. Potensi masalah dapat 2/3 x1 = 2/3 Masalah yang dialami oleh An. U
Skor ( 42/3)
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada keluarga Bpk. W khususnya An. U
dengan rematik
Tujuan Umum : Setelah dilakukan pembinaan selama 3 hari diharapkan nyeri pada
keluarga mampu:
gejala serta mengidentifikasai penyebab dan tanda, gejala rematik yang dialami
Ibu.E.
Standar: rematik adalah penyakit yang mengenai sendi dan menahun, biasanya
mengenai pergelangan kaki, lutut ,tumit, serta pinggang, rasanya seperti ditusuk
tanda dan gejala rematik, yaitu: 1) 4L (lemah, letih, lesu, lelah), 2) tidak nafsu
makan, 3) nyeri, bengkak dan kaku pada sendi. Ungkapan keluarga tentang penyebab
Perencanaan :
rematik. (presiapan, materi dan leflet yang digunakan ada pada lampiran 1).
b. Memotivasi keluarga untuk mengulang kembali apa yang telah dijelaskan tentang
dialaminya karena kecapean, tanda dan gejala yang dirasakan yaitu nyeri pada
kedua tumit saat berjalan dan kedua telapak tangan serta telapak kaki sering
d. Memberikan pujian pada keluarga dengan kata “Bagus“ atas usaha keluarga
tersenyum.
S : Ibu. E mengatakan rematik adalah penyakit yang mengenai sendi dan menahun,
biasanya mengenai pergelangan kaki, lutut ,tumit, rasanya seperti ditusuk jarum.
letih, lesu, lelah), tidak nafsu makan, nyeri, bengkak dan kaku pada sendi. Ibu. E
mengatakan bahwa penyebab rematik yang dialaminya karena kecapean, tanda dan
gejala yang dirasakan yaitu nyeri pada kedua tumit saat berjalan dan kedua telapak
tangan serta telapak kaki sering kesemutan dan suka merasa letih.
A :Tuk 1 tercapai
dari rematik bila rematik tidak cepat diatasi dan memutuskan untuk mengatasi
rematik.
turun, 2) mata dan mulut turun, 3) penyakit jantung, 4) peningkatan suhu tubuh
(38°C). Ungkapan keluarga untuk mengatasi rematik yang dialami Ibu. E dan
Perencanaan :
ibu. E.
diberikan.
S : Ibu. E mengatakan akibat rematik adalah penyakit jantung, berat badan turun,
mata dan mulut kering, peningkatan suhu tubuh (38°C). Keluarga menanyakan apa
yang harus dilakukan untuk mengatasi agar hal tersebut tidak terjadi.
A : TUK 2 tercapai
dengan cara menyebutkan cara perawatan, diet rematik dan mendemonstrasikan cara
yang cukup, 2) kompres es bila bengkak dan kompres dengan air hangat saat nyeri,
gelas air hingga mendidih, tunggu hingga airnya bersisa 1gelas, lalu campurkan gula/
asam, minum 2-3x/hari. Cara kedua yaitu siapkan 5 ruas jahe dipotong kecil-kecil,
rebus jahe tersebut dalam 2 gelas air hingga mendidih, tunggu sampai air bersisa 1
Perencanaan :
b. Memotivasi keluarga untuk mengulang kembali apa yang telah dijelaskan tentang
cara perawatan rematik yaitu kompres dengan air hangat saat nyeri muncul dan
kompres air dingin jika bengkak, istirahat yang cukup, konsumsi makanan yang
e. Memberikan reinforcement positif dengan “Bagus” Ibu sudah bisa membuat obat
rematik.
S : keluarga mengatakan cara perawatan rematik yaitu istirahat yang cukup, kompres
secara teratur, kurangi makanan yang mengandung jeroan dan lemak, dan periksa
kesehatan secara teratur. Keluarga menyebutkan diit rematik yaitu makanan yang
boleh dimakan adalah nasi, jagung, roti, kentang, daging ayam, ikan, tahu, tempe dan
buah-buahan. Makanan yang tidak boleh dimakan adalah sarden, jeroan, kerang,
daging bebek, daging kambing, tape,dan minum minuman berakohol dan bersoda.
51
Perencanaan :
mengenai cara pencegahan dan diet rematik. Respon : Ibu. E dapat menyebutkan
tampak terssenyum.
a. Melakukan kunjungan ulang untuk melihat apakah keluarga telah melakukan cara
rematik
S : Ibu. E mengatakan cara pencegahan rematik yaitu olahraga secara teratur, hindari
makanan jeroan dan berlemak. Diet rematik yaitu yang boleh dimakan adalah nasi,
jagung, kentang, roti, daging ayam, ikan, tahu, tempe dan buah-buahan. Makanan
yang tidak boleh dimakan yaitu sarden, jeroan, kerang, daging bebek, daging
52
kambing, tape , minuman yang berakohol dan bersoda. Ibu. E mengatakan berusaha
O : keluarga tampak kooperatif dan dapat menjelaskan kembali cara pencegahan dan
diit rematik. saat kunjungan yangtidak direncanakan Ibu. E tampak sedang memakan
Diagnosa keperawatan 2 : Bersihan jalan nafas tidak efektif pada keluarga Bpk. W
Tujuan Umum: Setelah dilakukan pembinaan selama 3 hari diharapkan jalan nafas
keluarga mampu:
gejala serta mengidentifikasai penyebab dan tanda, gejala ISPA yang dialami An. U.
Standar : ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian atau lebih
saluran pernafasan mulai dari hidung sampai dengan paru-paru. Penyebab ISPA yaitu
virus dan bakteri. Keluarga menyebutkan 2 dari 3 Tanda dan gejala dari ISPA yaitu
1) ISPA ringan (batuk, pilek, demam), 2) ISPA sedang (batuk, pilek, demam dan
sesak nafas), 3) ISPA berat (batuk, pilek, demam, sesak nafas, dan ada tarikan
dinding dada). Ungkapan keluarga tentang penyebab dan tanda gejala ISPA yang
dialami An. U.
53
Perencanaan :
c. Motivasi keluarga untuk mengidentifiikasi penyebab dan tanda gejala ISPA yang
dialami An. U
diberikan.
b. Memotivasi keluarga untuk mengulang kembali apa yang telah dijelaskan tentang
dialami An. u. Respon : Ibu. E mengatakan bahwa penyebab ISPA yang dialami
An. U karena virus, tanda dan gejala yang dirasakan yaitu batuk, pilek dan
awalnya demam.
d. Memberikan pujian pada keluarga dengan kata “Bagus“ atas usaha keluarga
tersenyum.
S : Ibu. E mengatakan ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian atau
menyebutkan penyebab ISPA, yaitu: bakteri dan virus. Keluarga menyebutkan tanda
54
dan gejala rematik, yaitu: ISPA ringan (batuk, pilek dan demam), ISPA sedang
(batuk, pilek, demam dan sesak nafas), ISPA berat ( batuk, pilek, demam, sesak nafas
dan terdapat tarikan dinding nafas). Ibu. E mengatakan bahwa penyebab ISPA yang
dialaminya karena virus, tanda dan gejala yang dirasakan yaitu batuk, pilek, dan
demam
A :Tuk 1 tercapai
dari ISPA bila ISPA tidak cepat diatasi dan memutuskan untuk mengatasi ISPA.
orang lain, 2) kejang yang dapat menimbulkan kematian, 3) penurunan daya tahan
tubuh, 4) biaya pengobatan tinggi. Ungkapan keluarga untuk mengatasi ISPA yang
dialami An. U dan menanyakan apa yang harus Ibu. E lakukan bila terjadi ISPA
Perencanaan :
pada An. U.
S : Ibu. E mengatakan akibat ISPA adalah menular pada orang lain, kejang yang
dapat menimbulkan kematian, penurunan daya tahan tubuh, biaya pengobatan tinggi.
Keluarga menanyakan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi agar hal tersebut
tidak terjadi.
A : TUK 2 tercapai
tradisional ISPA.
hidung dengan kain bersih, 2) kompres air hangat dan beri obat penurun panas, 3)
56
menyebutkan cara pengobatan tradisional obat batuk adalah dengan potong jeruk
nipis sisi ujungnya, lalu peras sebanyak 1 sendok, beri sdm madu/kecap, minum 3-
4x/hari
Perencanaan :
penyakit ISPA
menyebutkan cara perawatan ISPA yaitu bersihkan hidung dengan kain bersih,,
kompres air hangat dan beri obat penurun panas, bila sakitnya semakin parah
mendemonstrasikan kembali.
57
obat tradisional untuk mengatasi ISPA yang dialami An. U. Respon : keluarga
tampak tersenyum.
S : Keluarga mengatakan cara perawatan ISPA, yaitu bersihkan hidung dengan kain
bersih, kompres dengan air hangat dan beri obat penurun panas, bila sakitnya
tradisional ISPA dengan jeruk nipis dan madu. Namun keluarga belum melakukan
secara rutin.
Standar : Menyebutkan 3 dari 5 cara pencegahan ISPA, yaitu 1) jauhkan anak dari
lengkap, 4) makan-makanan yang bergizi, 5) berikan ASI tetap untuk anak usia
Perencanaan :
tampak terssenyum.
a. Melakukan kunjungan ulang untuk melihat apakah keluarga telah melakukan cara
rematik
S : Ibu. E mengatakan cara pencegahan ISPA yaitu dengan cara menjauhkan anak
dari penderita ISPA lain, menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan, imunisasi
lengkap, makan-makanan yang bergizi, memberikan ASI tetap untuk anak usia
O : keluarga tampak kooperatif dan dapat menjelaskan kembali cara pencegahan dan
P : Pertahankan TUK 4
60
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai kesenjangan-kesenjangan yang ada
antara teori dan kasus, serta faktor-faktor pendukung dan penghambat yang
A. Pengkajian
Dalam teori pada tahap pengkajian data yang dikaji meliputi data dasar keluarga,
keperawatan keluarga dan fungsi perawatan kesehatan. Pada kasus data dikaji sesuai
dengan teori, namun hasil yang diperoleh sesuai dengan kondisi keluarga. Pada
dimana Ibu. E menderita rematik. Menurut Friedman (1998) bahwa keluarga yang
dan tugas keluarga 4 : memodfikasi lingkungan. Untuk tugas yang kelima sudah
61
keluarganya yang sakit ke puskesmas dan bidan. Pada teori terdapat 4 faktor yang
dapat menjadi penyebab terjadinya rematik, yaitu proses menua, virus, cedera
mendadak dan aktivitas berat, pada kasus faktor penyebab terjadinya rematik yaitu
karena aktivitas Ibu. E yang berat. Perbedaan yang didapatkan antara teori dan kasus
yaitu pada teori disebutkan adanya bengkak dan tidak nafsu makan, namun pada
kasus tidak ditemukan data-data seperti itu. Pada kasus hanya ditemukan nyeri saat
pengkajian keluarga Bpk. W sangat kooperatif dan mau bekerja sama dengan baik.
B. Diagnosa Keperawatan
Menurut Suprajitno (2004), bahwa tipologi diagnosa keperawatan keluarga ada tiga
kasus kedua diagnosa yang didapatkan adalah bersifat aktual, dimana salah satu
anggota keluarga yaitu Ibu. E sudah menderita rematik sejak satu tahun yang lalu
dan, dan diagnosa kedua didapatkan aktual dikarenakan saat pengkajian ditemukan
adanya tanda dan gejala dari ISPA yaitu batuk pilek yang sudah diderita An. U sejak
satu minggu yang lalu. Untuk diagnosa resiko tidak ditemukan karna dari hasil
ditemukan karena pada keluarga Bpk.W terdapat anggota keluarga yang sedang
mengalami gangguan kesehatan yaitu Ibu. E yang menderita rematik, dan An. U
C. Penapisan masalah
kriteria penapisan, yaitu sifat masalah, kemungkinan masalah dapat diubah, potensi
menggunakan kriteria sesuai dengan teori, namun skor disesuaikan dengan kondisi
Pada perhitungan skor yang disesuaikan dengan kondisi keluarga didapat diagnosa
keperawatan dengan prioritas yang pertama yaitu nyeri pada keluarga Bpk. W
anggota keluarga dengan rematik didapat skor 42/3. Sedangkan prioritas diagnosa
keperawatan yang kedua yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif pada keluarga Bpk.
sedangkan faktor pendukung adalah adanya kerjasama yang baik antara penulis
D. Perencanaan
Dalam penyusunan perencanaan yang ada pada teori perencanaan harus ditetapkan
tujuan umum dan tujuan khusus, kriteria, dan standar rencana tindakan keperawatan.
Pada tujuan khusus dalam penyusunanya harus didasarkan pada lima tugas yaitu
Wright dan Leahey (1984) dikutip oleh Sulistyo Andarmoyo (2012), menggolongkan
intervensi keperawatan pada tiga tingkatan fungsi yaitu fungsi koognitif, afektif, dan
perilaku. Pada kasus perencanaan mengacu pada teori, tetapi tidak semua dapat
direncanakan sesuai teori. Untuk intervensi sesuai dengan tindakan fungsi, perawat
informasi kepada keluarga terkait masalah yang di hadapi keluarga. Sedangkan untuk
afektif dan perilaku tidak direncanakan, karena dalam waktu tiga hari dalam
membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk menumbuhkan rasa kemandirian serta
keluarga baik bersifat internal maupun eksternal. Pada perencanaan penulis tidak
E. Pelaksanaan
penghambat yang dapat ditemukan, baik dari keluarga maupun petugas. Sedangkan
pada kasus tidak ditemui faktor-faktor penghambat , hal ini disebabkan karna
terjalinya rasa saling percaya antara perawat dan keluarga, motivasi dan antusias
yang tinggi yang ditunjukan oleh keluarga untuk mengenal lebih jauh masalah
Pada kasus penulis hanya melaksanakan tindakan yang bersifat suplemental yaitu
ulang untuk melihat usaha keluarga, serta memberikan pujian terhadap upaya yang
mandiri dengan sumber keluarga yang terdapat didalam keluarga) tidak dilaksanakan
kesadaran keluarga dalam memanfaatkan sumber daya yang ada pada keluarga baik
hambatan karena keluarga sangat kooperatif dan menyimak informasi yang diberikan
dengan baik.
65
F. Evaluasi
Pada tahap proses keperawatan yang kelima, penulis melakukan evaluasi terhadap
tindakan keperawatan yang telah dilakukan. Evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh
Menurut Zaidin ali (2006), evaluasi yang digunakan adalah evaluasi kuantitatif
(jumlah kegiatan), dan evaluasi kwalitatif. Evaluasi kualitatif adalah evaluasi yang
difokuskan pada tiga dimensi yang saling terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan
kegiatan. Evaluasi proses (terkait dengan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai
tugas-tugas keluarga.
Pada kasus untuk evaluasi proses terkait dengan tindakan yang telah penulis lakukan,
pada diagnosa keperawatan keluarga ke satu mulai dari TUK 1 sampai TUK 2 semua
tujuan tercapai dan TUK 3 dan TUK 4 tujuan tercapai sebagian, serta
yang ada. Sedangkan pada diagnosa keperawatan keluarga kedua mulai dari TUK 1
sampai TUK 2 tujuan tercapai dan TUK 3, TUK 4 tujuan tercapai sebagian serta
ada.
Sedangkan untuk evaluasi hasil dimana mengacu pada fungsi afektif dan perilaku
dimana pada hasil akhir diharapkan terjadi perubahan perilaku serta tumbuhnya
mengatasi masalah secara efektif. Hal ini belum bisa tercapai kerena keterbatasan
yang tidak hanya berasal dari perawat tetapi yang terpenting adalah berasal dari
keluarga dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan keluarga, dimana hal ini tidak
dapat dicapai dalam waktu yang singkat . dalam evaluasi penulis tidak mengalami
hambatan , karena apa yang dicapai keluarga sesuai dengan waktu pemberian asuhan
BAB V
KESIMPULAN
Pada bab ini penulis akan menyimpulkan dan memberikan saran dalam
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan antara teori dan kasus, maka penulis dapat mengambil
1. Pada pengkajian secara teori dan kasus aspek yang dikaji sama, data yang
diperoleh berbeda karena pada kasus disesuaikan dengan kondisi keluarga, tidak
pendukungnya yaitu keluarga sangat kooperatif dan dapat bekerja sama dengan
perawat.
dikarenakan tidak ada data yang menunjang. Pada tahap ini penulis tidak
3. Penapisan Masalah yang dibuat sesuai dengan kriteria pada teori, sedangkan
kooperatif.
68
keluarga terkait masalah yang dihadapi keluarga. Sedangkan untuk afektif dan
bekerjasama.
5. Pada tahap pelaksanaan tidak ditemukan adanya hambatan baik dari keluarga
dalam teori
6. Pada evaluasi untuk evaluasi hasil berupa fungsi psikomotor dan perilaku belum
2 diagnosa keperawatan tujuan tercapai sebagian pada TUK 3 dan TUK 4 karena
keluarga belum melaksanakan secara maksimal. Pada tahap ini penulis tidak
mengalami hembatan.
69
B. Saran.
Untuk meningkatkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan maka penulis dapat
1. Bagi keluarga Bpk. W agar tetap mempertahankan kerjasama yang telah terbina
keluarga yang telah dilakukan oleh penulis dan memotivasi keluarga untuk tetap
JAKARTA PUSAT
NIM : 10.053
JAKARTA
2013