Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN STROKE

Di Susun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga II

Di susun oleh :

Rae Netta Juniarti 2720170002

FAKULTAS ILMU KESEHATAN P2K SEMESTER VII

2020

1
KATA PENGANTAR

Assalammua’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah ‫ ﷻ‬atas rahmat dan seluruh nikmat yang diberikan-
Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Makalah dengan judul Asuhan
Keperawatan Keluarga Dengan Stroke. Penyusunan Makalah ini digunakan dalam
rangka untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Mata Kuliah Keperawatan
Keluarga II.

Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dari Allah ‫ﷻ‬
dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini kami
menghaturkan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Harapan kami
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. 2


Daftar Isi ....................................................................................................... 3

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................... 5
B. Rumusan Masalah ................................................................... 7
C. Tujuan ..................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga ................................. 8
1. Pengertian Keluarga ............................................................ 8
2. Tipe Keluarga ...................................................................... 8
3. Fungsi Keluarga .................................................................. 9
4. Tugas-tugas Keluarga .......................................................... 10
5. Tugas Keluarga Bidang Kesehatan ...................................... 11
6. Tugas Perkembangan Keluarga .......................................... 12
7. Proses Keperawatan keluarga ............................................. 13
B. Konsep Penyakit Stroke .......................................................... 22
1. Pengertian Stroke ................................................................ 22
2. Tipe Stroke .......................................................................... 22
3. Etiologi Stroke ..................................................................... 23
4. Tanda dan Gejala Stroke .................................................... . 23
5. Risiko Stroke ...................................................................... . 24
6. Komplikasi Stroke ............................................................... 24
7. Penatalaksanaan Medis Stroke ........................................... . 25
8. Patofisiologi Stroke ............................................................ . 26
9. Pathway Keluarga Stroke ................................................... . 28
BAB III KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pengkajian Keluarga ............................................................... 29
B. Analisa Data Keluarga ............................................................ 37
C. Prioritas Masalah keluarga ...................................................... 38
D. Diagnosis Keperawatan berdasarkan Prioritas ....................... 39
E. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga ................................ 40

3
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................. 45
B. Saran ....................................................................................... 45
Daftar Pustaka .................................................................................................. 46

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan masyarakat sebagai seni atau praktiknya mempunyai


bentangan yang luas. Semua kegiatan baik yang langsung maupun tidak
langsung untuk mencegah penyakit (preventive), meningkatkan kesehatan
(promotive), terapi (terapi fisik, mental, dan sosial) atau curative, maupun
pemulihan (rehabilitative) kesehatan (fisik, mental, sosial) adalah upaya
kesehatan masyarakat (Notoatmodjo, 2007).
Stroke merupakan penyakit sistem persarafan yang paling sering
dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke atau gangguan
peredaran darah otak merupakan penyakit neurologis dengan kelainan fungsi otak
yang timbul mendadak yang disebabkan oleh gangguan yang bisa terjadi oleh siapa
saja dan kapan saja. (Arif Mutaqqin, 2011, Bustan, 2007).
Menurut data WHO tahun 2010 diperkirakan setiap tahunnya terdapat 15 juta
orang di seluruh dunia menderita stroke. Diantaranya ditemukan jumlah kematian
sebanyak 5 juta orang dan yang lainnya sekitar 5 juta orang menderita kecacatan
permanen. Prevalensi stroke di Indonesia berdasarka diagnosis tenaga kesehatan
sebesar 7,0 per mil dan berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan atau gejala
sebesar 12,1 per mil. Jadi sebanyak 57,9 % penyakit stroketelah terdiagnosis oleh
tenaga kesehatan (Hasil Riskesdas,2013).
Menurut Mubarak, dkk (2006) tugas kesehatan keluarga dalam memberikan
perawatan kesehatan yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat, merawat anggota keluarga yang sakit,
memelihara lingkungan rumah yang bisa mempengaruhi kesehatan dan menggunakan
fasilitas di masyarakat guna pemeliharaan kesehatan.
Sebagian dari kasus stroke yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari sering
kali keluarga terlambat membawa anggota keluarga yang menderita penyakit stroke
ke fasilitas kesehatan karena beberapa alasan seperti kurangnya pengetahuan
keluarga tentang penyakit stroke, lamanya jarak tempuh menuju sarana kesehatan dan
keterbatasan fasilitas penunjang layanana kesehatan. Hal itu berkaitan erat

5
dengan tugas kesehatan keluarga yaitu ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah kesehatan dan menggunakan fasilitas kesehatan.
Dampak yang ditimbulkan dari keterlambatan dalam membawa atau merujuk
anggota keluarga yang menderita stroke ke fasilitas kesehatan dapat mengakibatkan
kecacatan permanen dan bisa menyebabkan kematian secara mendadak. Bahkan
perilaku penderita stroke juga berubah menjadi mudah curiga, khawatir, dan kacau
(Arif Mutaqqin, 2011, Ginanjar Wahyu, 2009, Mubarak, 2006).
Dampak sosial yang akan terjadi bila stroke tidak di tangani antara lain pada
penderita stroke yang mengalami bentuk bibir tidak simetris akan mengakibatkan
hilangnya rasa percaya diri ketika penderita stroke bersosialisasi dengan orang lain.
Hal tersebut berdampak pada kehidupan sehari-hari sehingga penderita stroke
tidak dapat menjalankan perannya ketika bersosialisasi.
Hal itu dikarenakan pasien dan keluarga belum dapat mengubah pola pikir
dan perilaku atau gaya hidup yang belum tepat. Dalam mengatasi hal tersebut
penting sekali dilakukan pengawasan dan penanganan sedini mungkin terhadap
penyakit stroke di kalangan masyarakat. Sebagai langkah awal pasien dan keluarga
perlu mendapat penjelasan mengenai pengertian dari stroke, penyebab, tanda dan
gejala, penatalaksanaan stroke serta adanya dukungan dari keluarga untuk pasien
dan adanya kerjasama dengan petugas kesehatan. Keterlibatan perawat sangat
diperlukan dalam pengelolaan penderita stroke dengan memberikan pelayanan
kesehatan di rumah dengan berbagai cara meliputi aspek promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif sebagai langkah untuk mengubah perilaku atau pola hidup pasien
dan keluarga kearah yang lebih baik.
Mengingat pentingnya keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
menderita penyakit stroke guna meningkatkan derajat kesehatan keluarga. Maka dari
itu penulis membuat asuhan keperawatan keluarga tentang stroke.

6
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengaplikasikan penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga
dengan masalah penyakit stroke.
2. Bagaimana mendiskripsikan tentang pengkajian, data umum, riwayat kesehatan
klien dan keluarga, masalah keperawatan yang ditemukan pada keluarga dengan
stroke dengan membuat prioritas masalah keperawatan, menyusun rencana
keperawatan untuk memecahkan masalah yang ditemukan pada keluarga dengan
stroke, melakukan tindakan keperawatan keluarga stroke, mengevaluasi terhadap
asuhan keperawatan yang diberikan, membahas kesenjangan antara teori dan
kasus pada penyakit stroke, serta tanda dan gejala stroke.

C. Tujuan
1. Bagi klien dan keluarga
Agar keluarga mampu mengenal masalah, merawat anggota keluarga yang sakit
dan memanfaatkan fasilitas kesehatan sehingga derajat kesehatan dapat
meningkat.
2. Bagi Penulis Asuhan keperawatan
Agar keluarga ini dapat memberikan pengalaman baru tentang bagaimana
mengelola kasus keluarga dengan stroke.
3. Bagi Mahasiswa
Untuk sarana pelengkap pembelajaran dalam pegembangan wawasan bagi
mahasiswa terhadap kasus terkait stroke.
4. Bagi pelayanan kesehatan Asuhan keperawatan
Untuk masukan dan pengetahuan tambahan bagi perawat maupun tenaga
kesehatan lain dalam pengeolaan masalah terutama stroke.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Pengertian
Menurut Depkes R.I 1998 (dalam Mubarak, 2006,p:255) keluarga adalah unit
terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu
atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut Duvall (dalam Mubarak,
2006) keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi,kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial
dari tiap anggota.
2. Tipe Keluarga
Menurut Mubarak, dkk (2006) membagi tipe keluarga berdasarkan :
a. Keluarga inti (nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri
dan anak yang tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi
legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/keduanya dapat bekerja di luar
rumah.
b. Extended family yaitu keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya
kakek, nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebaginya.
c. Reconstituted Nuclear adalah pembentukan baru dari keluarga inti melalui
perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukkan satu rumah
dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil
perkawinan baru. Satu atau keduanaya dapat bekerja di luar rumah.
d. Niddle Age/Aging Couple adalah suami sebagai pencari uang, istri di rumah/
kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meniggalkan rumah
karena sekolah/perkawianan/meniti karir.
e. Dyad Nuclear yaitu suami, istri yang sudah berumur dan tidak
mempunyaianak,keduanya/salah satu bekerja di luar rumah.
f. Single parent adalah satu orang tua sebagai akibat perceraian / kematian.

8
g. Dual Cariier adalah suami istri atau keduanaya orang karier dan tanpa
anak.
h. Commuter Married adalah suami istri/keduanya orang karier dan tinggal
terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu
tertentu.
i. Single adult yaitu wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan
tidak adanya keinginan untuk kawin.
j. Three Generation yaitu tiga generasai atau lebih dalam satu rumah.
k. Institusional adalah anak-anak atau orang dewasa yang tinggal dalam suatu
panti.
l. Comunal adalah satu rumah terdiri dari dua/lebih pasangan yang
monogami dengan anak-anaknya dan bersama –sama dalam penyediaan
fasilitas.
m. Group Marriage adalah satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturnannya
di dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan
yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
n. Unmaried Parent and Child adalah ibu dan anak dimana perkawianan
tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.
o. Cohibing Couple adalah dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama
tanpa kawin.
3. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman 1998(dalam Achjar, 2010) ada beberapa fungsi yang dapat
dijalankan keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi Afektif
Fungsi Afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan
pemeliharaan anggota keluarga. Merupakan respon dari keluarga terhadap
kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota keluarga baik senang
maupun sedih.
b. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi
pada anak,membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan
batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-
nilai budaya keluarga.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan

9
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam
melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta
menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental dan spiritual,
dengan cara memelihara dan merwat anggota keluarga serta mengenali
kondisi sakit tiap anggota keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,
pangan, dan papan. Mencari sumber penghasilan guna memenuhi
kebutuhan keluarga, pengaturan penghasilan keluarga dan menabung untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi Biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskan
keturunan tetapi untuk memelihara dan membesarkan anak untuk
kelanjutan generasi selanjutnya.
f. Fungsi Psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih sayang
dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga,
membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan memberikan
identitas keluarga.
g. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan,
ketrampilan, membentuk perilaku anak, mempersiapakan anak untuk
kehidupan dewasa, mendidik anak sesuai tingkat perkembangannya.
4. Tugas-Tugas Keluarga
Menurut Nasrul Effendy 1998 (dalam Mubarak, 2006) dalam sebuah keluarga ada
beberapa tugas dasar didalamnya, yaitu :
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Memelihara sumber daya yang ada dalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota .
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.

10
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.
5. Tugas Keluarga Bidang Kesehatan
Menurut Friedman(dalam Mubarak, 2006) tugas keluarga dalam pemeliharaan
kesehatan adalah mengenal masalah kesehatan keluarga, mengambil keputusan
untuk melakukkan tindakan kesehatan yang tepat, memberikan perawatan
kepada anggota keluarga yang sakit, mempertahankan suasana rumah yang sehat,
menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
6. Tugas Perkembangan Keluarga
Menurut Mubarak, dkk (2006) tugas perkembangan keluarga sesuai tahap
perkembangan :
a. Keluarga baru menikah :
1) Membina hubungan intim dan kepuasan bersama.
2) Menetapkan tujuan bersama.
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
4) Merencanakan anak –KB.
5) Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri untuk
menjadi orang tua.
b. Keluarga dengan anak baru lahir :
1) Persiapan menjadi orang tua.
2) Membagi peran dan tanggung jawab.
3) Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang
menyenagkan.
4) Mempersiapkan biaya atau dana Child Bearing.
5) Memfasilitasi role learning anggota keluarga.
6) Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita.
7) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
c. Keluarga dengan anak usia pra-sekolah :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misal kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, sementara kebutuhan anaak yang
lain juga harus terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam atau luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).

11
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah :
1) Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan, semangat
belajar.
2) Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam perkawinan.
3) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
4) Menyediakan aktifitas untuk anak.
5) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.
e. Keluarga dengan anak remaja :
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab
mengingat remaja adalah seorang dewasa muda dan mulai
memiliki otonomi.
2) Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua,
hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
f. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan
memasuki masa tua.
4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima
kepergian anaknya.
5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
6) Berperan suami-istri kakek dan nenek.
7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-
anaknya.
g. Keluarga usia pertengahan :
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti
mengolah minat sosial dan waktu santai.
3) Memulihkan hubungan antara generasi muda tua.

12
4) Keakraban dengan pasangan.
5) Memelihara hubungan/ kontak dengan anak dan keluarga.
6) Persiapan masa tua atau pensiunan dan meningkatkan keakraban
pasangan.
h. Keluarga usia tua :
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan.
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
4) Mempertahankan hubungan anak dan sosial masyarakat.
5) Melakukan file interview.
6) Menerima kematian pasangan.
7. Proses Keperawatan Keluarga
a. Pengertian Bailon dan Maglaya 1978 (dalam Ali, 2010) mendefinisikan
perawatan kesehatan keluarga sebagai tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang dipusatkan pada “keluarga” sebagai unit yang
dirawat dengan “sehat” sebagai tujuannya dan perawatan sebagai
sasarannya.
b. Tujuan Keperawatan Keluarga
Menurut Ali (2010) tujuan keperawatan keluarga meliputi :
1) Tujuan umum :
Meningkatkan kesadaran, keinginan dan kemampuan keluarga dalam
meningkatkan, mencegah, memelihara kesehatan mereka sampai tahap
optimal dan mampu melaksanakan tugas-tugas mereka secara produktif.
2) Tujuan khusus :
a) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang mereka hadapi.
b) Mengambil keputusan tentang siapa/kemana dan bagaimana
pemecahan masalah tersebut,misalnya dipecahkan sendiri dengan
pergi ke rumah sakit, puskesmas, praktik keperawatan/kedokteran, dll.
c) Meningkatkanmutu kesehatan keluarga (promosi kesehatan).
d) Mencegah terjadinya penyakit/timbulnya masalah kesehatan pada
keluarga.

13
e) Melaksanakan usaha penyembuhan/pemecahan masalah dan usaha
rehabilitasi kesehatan keluargamelalui asuhan keperawatan di
rumah.
f) Membantu tenaga profesional kesehatan/keperawatan dalam
penanggulangan penyakit/masalah kesehatan mereka di rumah, rujukan
kesehatan dan rujukan medik.
c. Sasaran Keperawatan Keluarga
Menurut Suprajitno (2004) sasaran asuhan keperawatan keluarga adalah
keluarga yang rawan kesehatan yaitu keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan atau berisiko terhadap timbulnya masalah
kesehatan.
d. Tahap-tahap dalam proses keperawatan keluarga adalah sebagai
berikut :
1) Pengkajian
Membina hubungan baik yaitu memperkenalkan diri, menjelaskan
tujuan kunjungan, meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat
untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan,
menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat, menjelaskan siapa tim
kesehatan yang lain.
a) Pengkajian awal yaitu data dari layanan kesehatan.
b) Pengkajian tahap kedua (lanjutan) yaitu terdiri dari metode
wawancara, observasi fasilitas dalam rumah, pemeriksaan fisik, data
sekunder (lab, rontgen).
Data yang perlu diperoleh dalam pengkajian yaitu :
a) Berkaitan dengan keluarga yaitu terdiri dari data demografi dan
sosiokultural, data lingkungan, struktur dan fungsi keluarga, stres
dan koping keluarga, dan perkembangan keluarga.
b) Berkaitan dengan individu sebagai anggota keluarga yaitu terdiri
dari fisik, mental, emosi, sosial dan spiritual.
Hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian keluarga
adalah :
a) Data umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1. Nama kepala keluarga (KK)

14
2. Alamat dan telepon
3. Pekerjaan kepala keluarga
4. Pendidikan kepala keluarga
5. Komposisi keluarga
Menjelaskan anggota keluarga yang diidentifikasi sebagai
bagian dari keluarga mereka. Komposisi tidak hanya
mencantumkan penghuni rumah tangga, tetapi juga anggota
keluarga lain yang menjadi bagian dari keluarga tersebut.
Bentuk komposisi keluarga dengan mencatat terlebih dahulu
anggota keluarga yang sudah dewasa, kemudian diikuti dengan
anggota keluarga lain sesuai dengan susunan kelahiran mulai
dari yang lebih tua, kemudian mencantumkan jenis kelamin,
hubunga setiap anggota keluarga tersebut, tempat tinggal lahir/
umur, pekerjaan dan pendidikan.

No. Nama Umur Jenis Tanggal Pendidikan Pekerjaan Keterangan


kelamin lahir

b) Genogram
Genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang
menggambarkan konstelasi keluarga (pohon keluarga). Genogram
merupakan alat pengkajian informatif yang digunakan untuk
mengetahui keluarga, riwayat dan sumber-sumber keluarga.
Digaram ini menggambarkan hubungan vertikal (lintas generasi)
dan horizontal (dalam generasi yang sama) untuk memahami
kehidupan keluarga dihubungkan dengan pola penyakit. Untuk hal
tersebut, maka genogram keluarga harus memuat informasi tiga
generasi keluarga (keluarga inti dan keluarga masing-masing orang
tua). Aturan pembuatan genogram adalah sebagai berikut :
1. Anggota keluarga yang lebih tua berada disebelah kiri

15
2. Umur anggota keluarga ditulis pada simbol laki-laki atau
perempuan
3. Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah simbol laki-
laki atau perempuan
4. Paling sedikit disusun 3 generasi
c) Suku bangsa keluarga dan pasangannya.
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
d) Status sosial ekonomi.
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik
dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu
status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang
yang dimiliki keluarga.
e) Aktivitas rekreasi.
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunungi tempat rekreasi tertentu, namun
dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi.
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini.
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari
keluarga inti, contoh : keluarga bapak A memiliki dua orang anak,
anak pertama berusia 7 tahun dan anak kedua berusia 4 tahun, maka
keluarga bapak A berada pada tahap perkembangan keluarga dengn
anak usia sekolah.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belun terpenuhi.
Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala-kendala megapa tugas perkembangan
tersebut belum terpenuhi.
c. Riwayat keluarga inti.
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti,
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga, perhatian keluarga terhadp pencegahan

16
penyakit termasuk status imunisasi, sumber pelayanan kesehatan
yang biasa digunakan keluarga dan pengalaman terhadap pelayanan
kesehatan.
d. Riwayat keluarga sebelumnya.
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dri pihak
suami dan istri.
3) Data lingkungan
a. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septictank dengan
sumber air, sumber air minum yang digunakan serta dilengkapi
dengan denah rumah.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau
kesepakatan penduduk setempat serta budaya setempat yang
mempengaruhi.
c. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan
keluarga berpindah tempat, tempat dimana keluarga pernah tinggal
sebelumnya, atau pernah mengunjungi suatu tempat dalam waktu
yang lama sebelum dilakukan pengkajian. Hal ini dilakukan untuk
mengidentifikasi apakah keluarga pernah tinggal diwilayah yang
pernah menjadi endemik penyakit.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
interaksi keluarga dengan masyarakat.
e. Sistem pendukung keluarga
Termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota
keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis
atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau
dukungan dari masyarakat setempat.

17
4) Struktur keluarga
a. Struktur Peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara
formal maupun informal.
b. Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut keluarga yang
berhubungan dengan kesehatan.
c. Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antara anggota keluarga.
1) Apakah anggota keluarga mengutarakan kebutuhan-kebutuhan dan
perasaan mereka dengan jelas.
2) Apakah anggota keluarga memperoleh dan berikan respons dengan
baik terhadap pesan.
3) Apakah anggota keluarga mendengar dan mengikuti pesan.
4) Bahasa apa yang digunakan dalam keluarga.
5) Pola yang digunakan dalam komunikasi untuk menyampaikan
pesan (langsung atau tidak langsung).
6) Jenis-jenis disfungsional komunikasi apa yang terlihat dalam pola
komunikasi keluarga.
d. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk merubah perilaku, juga dikaji tentang sistem
dukungan terhadap kesehatan keluarga meliputi; asumsi keluarga
terhadap pelayanan kesehatan, keluarga memiliki askes tertentu/
tidak untuk dukungan ketika anggota keluarga sakit, jarak tempat
tinggal keluarga terhadap tempat pelayanan kesehatan.
5) Fungsi keluarga
a. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji menegnai fungsi ekonomi keluarga adalah :
1) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan ?
2) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga ?

18
b. Fungsi sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya serta
perilaku.
c. Fungsi pemenuhan kesehatan
Hal yang perlu dikaji sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan
tugas perawatan kesehatan keluarga adalah :
1. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan, maka perlu dikaji sejauhmana keluarga mengetahui
fakta-fakta dari masalah kesehatan meliputi, meliputi pengertian,
tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya
serta persepsi keluarga terhadap masalah.
2. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat, perlu dikaji :
a. Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat
dan luasnya masalah ?
b. Apakah masalah kesehatan yang dirasakan oleh keluarga ?
c. Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah
kesehatan yang dialami ?
d. Apakah keluarga merasa takut terhadap penyakit yang
dihadapi ?
e. Apakah keluarga mempunyai sifat negative terhadap masalah
kesehatan ?
f. Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas yang ada ?
g. Apakah keluarga kurang percaya terhadap fasilitas kesehatan
yang ada ?
h. Apakah keluarga dapat informasi yang salah terhadap tindakan
dalam mengatasi masalah ?
3. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit termasuk kemampuan memelihara
lingkungan dan menggunakan sumber/ fasilitas kesehatan yang
ada dimasyarakat, maka perlu dikaji :

19
a. Apakah keluarga menegtahui sifat dan perkembangan
perawatan yang dibutuhkan untuk menanggulangi masalah
kesehatan atau penyakit ?
b. Apakah keluarga mempunyaisumber daya dan fasilitas yang
dibutuhkan untuk perawatan di rumah ?
c. Apakah keterampilan keluarga mengenai macam perawatan
yang diperlukan memadai ?
d. Apakah keluarga mempunyai pandangan negative tentang
perawatan yang diperlukan ?
e. Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan dalam
pemeliharaan lingkungan di masa mendatang ?
f. Apakah keluarga mengetahui upaya peningkatan kesehatan
dan pencegahan penyakit ?
g. Apakah keluarga merasa takut akan akibat tindakan
(diagnostik, pengobatan dan rehabilitasi) ?
h. Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya
perawatan dan pencegahan ?
4. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga dalam
memelihara lingkungan/ memodifikasi lingkungan rumah yang
sehat, maka perlu dikaji :
a. Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga
yang dimiliki ?
b. Sejauh mana keluarga melihat keuntungan atau manfaat
pemeliharaan lingkungan ?
c. Sejauh mana keluarga mengetahui pentingnya hygine dan
sanitasi ?
d. Sejauh mana keluarga menegtahui upaya pencegahan
penyakit ?
e. Bagaimana sikap atau pandangan keluarga terhadap hygine
dan sanitasi ?
f. Sejauh mana kekompakan antar anggota keluarga ?

20
5. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga
mamanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di masyarakat, maka
perlu dikaji :
a. Sejauh mana keluarga menegtahui keberadaan fasilitas
kesehatan ?
b. Sejauh mana keluarga memahami keuntungan yang dapat
diperoleh dari fasilitas kesehatan ?
c. Sejauh mana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas
dan fasilitas kesehatan ?
d. Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik
terhadap petugas kesehatan ?
e. Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh
keluarga ?
d. Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta
pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
e. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
a. Berapa jumlah anak ?
b. Apakah rencana keluarga yang berkaitan dengan jumlah anggota
keluarga ?
c. Metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan
jumlah anggota keluarga ?
6) Stres dan Koping Keluarga
a. Stres jangka pendek dan jangka panjang
1. Stresor jangka pendek dan panjang
a. Stresor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga
yang memerlukan waktu penyelesaian dalam waktu kurang
dari 6 bulan.
b. Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian waktu lebih dari 6 bulan.

21
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor dikaji sejauh
mana keluarga berespon terhadap stressor.
3. Strategi koping yang digunakan
Dikaji strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan/ stress.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi masalah/ stress.
b. Pemeriksaan keluarga
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode
yang digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik. Bila ada
anggota keluarga yang masih anak-anak diperlukan juga
pemerikasaan tumbuh kembang anak.
c. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.
B. Konsep Penyakit Stroke
1. Pengertian Stroke
Stroke adalah suatau penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan
oleh gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan
menimbulkan gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah otak yang terganggu
(Bustan, 2007). Stroke adalah penyakit serebrovaskuler yang mengacu kepada
setiap gangguan neurologik yang terjadi secara mendadak akibat
pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak
(Price & Wilson, 2006).
2. Tipe Stroke
Menurut Arif Mutaqqin (2011) dikenal 2 jenis utama stroke, kedua jenis
stroke dibagi dengan melihat patologi dar serangan stroke :
a. Stroke Hemoragik : merupakan perdarahan serebri dan mungkin perdarahan
subarakhnoid yang disebabakan oleh pecahnya pembuluh darahotak pada
derah otak tertentu. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau
saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran umumnya
menurun.

22
b. Stroke Nonhemoragik : stroke yang berupa iskemia atau emboli dan trombosis
serebri,biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur, atau
pagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan
hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. Kesadaran umumnya
membaik.
3. Etiologi Stroke
Menurut Arif Mutaqqin (2011) faktor pencetus timbulnya penyakit stroke
yaitu :
a. Tekanan darah tinggi tetapi tidak mengetahui.
b. Serangan jantung iskemik.
c. Serangan iskemik sesaat.
d. Penyakit arteri lain.
e. Denyut jantung tidak teratur.
f. Diabetes mellitus.
4. Tanda dan Gejala Stroke
Menurut Azwar, Achdiat,Arizal (2010) tanda dan gejala stroke antara lain
rasa kesemutan atau kelumpuhan di separuh badan, kebingungan
mendadak, gangguan bicara atau sukar memahami pembicaraan orang,
gangguan penglihatan pada satu atau kedua mata, sulit melangkah, pusing,
gangguan keseimbangan atau koordinasi , atau nyeri kepala yang hebat tanpa
sebab. Pada umumnya, gejala terlihat pada satu sisi tubuh (unilateral) dengan
kerusakan otak yang biasanya terjadi di sisi tubuh yang berlawanan
(kontralateral).
Di susunan saraf pusat (SSP) dan medula spinalis, terdapat banyak pusat sarf
kranial. Stroke akan menimbulkan gejala kelumpuhan sesuai bagian otak yang
terkena. Tanda dan gejala yang dapat ditemukan antara lain gangguan penciuman,
pengecapan, pendengaran, penglihatan(total atau sebagian); kelopak mata yang
jatuh dan kelemahn otot mata; penurunan refleks menelan dan refleks pupil
terhadap cahaya; penurunan sensasi dan kelemahan otot muka, serta nistagmus;
gangguan pernafasan dan irama jantung; kelemahan otot leher sehingga tidak
mampu menoleh ke salah satu sisi; dan kelemahan otot lidah (tidak mampu
menjulurkan atau menggerakkan lidah ke salah satu sisi) Jika korteks serebri yang
bermasalah, SSP akan terganggu dengan gejala berupa afasia, apraksia

23
(gangguan gerakan), gangguan lapang pandang, penurunan daya ingat dan
gangguan di lobus frontalis.
Jika sereblum yang terganggu, pasien akan mengalami gangguan pada
gaya berjalannya, terjadi perubahan koordinasi gerakan, pusing (vertigo) atau
ganguan keseimbangan.Pada stroke hemoragik, dapat terjadi kehilangan
kesadaran, nyeri kepala dan muntah-muntah.
5. Risiko Stroke
Menurut Arif Mutaqqin (2011) faktor –faktor resiko stroke adalah :
a. Umur
b. Hipertensi
c. Penyakit kardiovaskuler seperti : penyakit arteri koronaria, gagal jantung
kongestif, hipertrofi ventrikel kiri, abnormalitas irama, penyakit jantung
kongestif.
d. Kolesterol tinggi.
e. Obesitas
f. Peningkatan hematrokrit meningkatkan risiko infrak serebri.
g. Diabetes dikaitkan dengan aterogenesis terakselerasih.
h. Kontrasepsi orali.
i. Merokok
j. Penyalahgunaan obat (khususnya kokain).
k. Konsumsi alkohol
6. Komplikasi Stroke
Menurut Arif Mutaqqin (2011) komplikasi stroke dapat dikelompokkan
berdasarkan :
a. Dalam hal imobilisasi : infeksi pernafasan, nyeri tekan, konstipasi, dan
tromboflebitis.
b. Dalam hal paralisis: nyeri pada daerah punggung, dislokasi sendi,
deformitas, dan terjatuh.
c. Dalam hal kerusakan otak : epilepsi dan sakit kepala.
d. Hidrosefalus.

24
7. Penatalaksanaan Medis Stroke
a. Pengobatan farmakologi
1) Vasodilator meningkatkan aliran darah serebri (ADS) secara
percobaan, tetapi maknanya pada tubuh manusia belum dapat di
buktikan.
2) Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra
arterial.
3) Medikasi antitrombosit dapat diresepkan karena trombosit
memainkan peran sangat penting dalam pembentukan trombus dan
embolisasi. Antiagregasi trombosis seperti aspirin digunakan untuk
menghambat reaksi pelepasan agregasi trombosis yang terjadi
sesudah ulserasi alteroma.
4) Antikoagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya atau
memberatnya trombosis atau embolisasidari tempat lain dalam sistem
kardiovaskuler.
b. Pengobatan nonfarmakologi
1) Mengajarkan cara latihan ROM, dengan tujuan untuk menjaga atau
memelihara kekuatan otot dan mobilitas persendian.
2) Penyuluhan.
Penyuluhan ini ditujukan untuk peningkatan pengetahuan klien
tentang penyakit stroke sehingga klien secara sadar menghindari
faktor-faktor pencetus, menggunakan obat secara benar, dan
berkonsultasi pada timkesehatan.
3) Rehabilitasi.
Menurut Azhwar, Achdiat, Arizal : rehabilitasi pasien juga diajarkan
untuk melakukan penyesuaian dan mengatasi kesulitan-kesulitan
yang dapat dihadapi. Upaya rehabilitasi tersebut dilakukan secara
terpadu oleh suatu tim yang mencakup staf perawat, ahli
fisioterapi,ahli terapi wicara, dan dokter spesialis rehabilitasi.
Keberhasilan rehabilitasi bergantung pada besarnya kerusakan jaringan
otak, kecakapn tim rehabilitasi, kerja sama dengan keluarga pasien,
dan kecepatan penangan stroke. Adapun tujuan rehabilitasi adalah agar
pasien dapat melepaskan ketergantungan pada orang lain dalam
kehidupannya sehari-hari.

25
4) Mengajarkan keluarga cara memodifikasi lingkungan seperti memasang
pegangan di dinding serta menjaga lantai supaya tidak licin guna
mencegah terjadinya resiko jatuh.
c. Pengobatan Tradisional
Menurut Adib (2009) obat tradisional yang bisa digunakan untuk
mengobati stroke antara lain :
1) Daun dewa (gynura segatum)
Efek farmakologi : sebagai antikoagulan, mencairkan bekuan darah,
melancarkan sirkulasi darah dan membersihkan racun.Bagian yang
dipakai adalah daun dan umbinya. Dosis yang dianjurkan yaitu 15-30
gram daun segar dan 6-10 gram umbinya.
2) Mengkudu (morinda citrifolia)
Khasiat : menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan kolesterol
dan kadar gula darah tinggi. Khasiat tersebut dapat mencegah risiko
terkena penyakit stroke. Dosis 2-3 buah yang matang.
3) Pemberian diit pada pasien stroke.
Menurut Bustan (2007) diit yang diberikan pada pasien stroke yaitu
dengan diit yang rendah garam, rendah kolesterol dan rendah kalori.
tersumbat menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal ini
menyebabkan perdarahan serebri jika aneurisma pecah atau ruptur.
Perdarahan pada otak lebih banyak disebkan oleh ruptur
arteriosklerotik dan hipertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebri
yang sangat luas akan menyebabkan kematian.
8. Patofisiologi Stroke
Menurut Arif Mutaqqin (2011) infark serebri adalah berkurangnya suplai
darah ke area tertentu di otak. Luasnya infark bergantung pada faktor –faktor
seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi
kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai
darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan lokal
(trombus, emboli, perdarahan, dan spasme vaskular) atau karena gangguan
umum (hipoksia karena gangguan paru dan jantung).
Aterosklerosis sering kali merupakan faktor penting untuk otak, trombus
dapat berasal dari plak arterosklerosis, atau darah beku pada area stenosis,
tempat aliran darah akan lambat atau turbulensi. Trombus dapat pecah dari

26
dinding pembuluh darah dan terbawa sebagai emboli dalam aliran darah yang
mengakibatkan iskemia pada jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh
darah yang bersangkutan serta mengakibatkan edema dan kongesti disekitar
area. Edema menyebabkan disfungsi yang lebih besar dari area infark itu
sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang sesudah
beberapa hari. Oklusi pada pembuluh darah serebri oleh embolus
menyebabkan edema dan nekrosis diikuti trombosis.
Jika terjadi infeksi sepsis akan meluas pada dinding pembuluh darah,
maka akan terjadi abses atau ensefalitis dan jika sisa infeksi berada pada
pembuluh darah yang tersumbat menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh
darah. Hal ini menyebabkan perdarahan serebri jika aneurisma pecah atau ruptur.
Perdarahan pada otak lebih banyak disebkan oleh ruptur arteriosklerotik dan
hipertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebri yang sangat luas akan
menyebabkan kematian.

27
9. Pathway Keluarga Stroke
Faktor Resiko Stroke

Artersklerosis Miokard Infark Aneurisma

Trombosis Serebral Penyumbatan pada Otak Pendarahan Intraserebral

Iskemia Jaringan Otak Emboli serebral Menyebar ke Parenkim Otak

Edema dan Kongesti Penekanan Jaringan Otak


Jaringan Sekitar STROKE Infark, Edema dan Herniasi

Tanda dan Gejala : Gangguan Penciuman, pengecapan, pendengaran, penglihatan


(total/sebagian), penurunan refleks menelan dan refleks pupil terhadap cahaya: gangguan bicara:
gangguan gaya berjalan; penurunan daya ingat; kesadaran menurun; kelemahan.

Kurang Informasi
Tidak mengetahui penyakit Keluarga tidak tahu Keluarga mengetahui penyakit dan
dan penanganannya cara pencegahan penanganannya

Ketidakmampuan keluarga
Keluarga melakukan tindakan
Mengenal masalah kesehatan
Keluarga tidak melakukan tindakan
Ketidakmampuan keluarga
memelihara lingkungan
memasang
Pegangan di dinding, lantai Keluarga menggunakan
jangan telalu licin Fasilitas kesehatan

Keluarga tidak menggunakan fasilitas Keluarga tidak mampu


kesehatan merawat
Komplikasi :
Tromboflebitis, terjatuh,
dislokasi sendi, deformitas Ketidakmampuan
Ketidakmampuan keluarga
menggunakan fasilitas kesehatan keluarga merawat
anggota yang sakit

Ketidakmampuan keluarga
mengambil keputusan yang tepat

Pathways dikembangkan oleh Ant Muttaqqin (2011), dan Price & Wilson.

28
BAB III

Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Stroke

Kasus
Tn. J (60 Tahun) sebagai Kepala Keluarga dan Ny. T (55 Tahun) dengan pendidikan terakhir
SMP dan berjualan kelontong dirumah. Tn. J dan Ny. T bersuku Jawa, bangsa indonesia dan
menganut agama Islam. Tipe keluarga ini adalah keluarga Dyad Family, pasangan suami istri
berusia lanjut dan tidak memiliki anak. Penghasilan keluarga dari berjualan Tn. J dan Ny. T
dengan pendapatan perbulan kurang lebih Rp. 500.000,-. Keluarga Tn. J mempunyai riwayat
penyakit keturunan seperti DM dan Hipertensi. Tahun 2007, Tn. J pernah dirawat di RSU
karena kaki kanan nya terkena kawat dan lukanya tidak sembuh-sembuh, saat itu Tn. J
mengetahui kalau dirinya mempunyai riwayat DM. Sedangkan Ny. T pernah dirawat di RSU
karena kaki dan tangannya tiba-tiba mengalami kelumpuhan dan saat itu mengetahui juga Ny.
T menderita stroke. Ny. T mendapat obat-obatan berupa piracetam 50 mg diminum 2x1 tablet
dan amlodipin 5 mg diminum 1x1 tablet.
Hasil TTV adalah :
Tn. J Ny. J
TD : 140/90 mmHg TD : 200/120 mmHg
N : 80x/menit N : 80 x/menit
S : 36,7ºC S : 36ºC
RR : 20x/menit RR : 24x/menit
Klien beserta suaminya mengatakan penyakit yang diderita klien adalah stroke, tapi keluarga
belum mengetahui lebih lanjut apa itu stroke, tanda, gejala, penyebab, diit serta komplikasi
stroke. Kleuarga tampak antusias dan banyak bertanya tentang penyakit yang di derita klien.
Apabila sakit, Tn. J langsung membawa anggota keluarga yang sakit ke Puskesmas atau
pelayanan Kesehatan. Keluarga belum mengetahui tentang perawatan pada penderita stroke
dengan benar, hanya menyarankan untuk tidak makan makanan yang mengandung kolesterol.
Keluarga tinggal di pemukimam yang cukup padat, tetangga disekitar ramah, keluarga tinggal
menetap dan tidak pindah. Disekitar lingkungan rumah masih kurang karena lantai rumahnya
tampak lembab dan licin, serta tidak ada pegangan di dinding rumah.

29
A. Pengkajian
Tanggal pengkajian : Senin-Selasa/19-20 Oktober 2020
Nama perawat : Netta
1. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. J
2. Usia : 60 Tahun
3. Pendidikan : SMP
4. Pekerjaan : Swasta / Buruh
5. Alamat : Rt. 002 / Rw. 007
a. Komposisi Anggota Keluarga

Nama JK Hubungan Umur Agama Suku Pendidikan Pekerjaan Keluhan


dg KK
Tn. J L KK 60 Th Islam Jawa SMP Swasta DM
Ny. T P Istri 55 Th Islam Jawa SMP Wiraswasta Stroke

b. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki : Menikah : Menderita Stroke
: Perempuan : Garis Keturunan
: Meninggal : Tinggal Serumah

30
c. Tipe Keluarga
Keluarga Ny. T termasuk tipe Dyad Family yaitu pasangan suami istri yang
sudah berusia lanjut namun tidak memiliki anak.
d. Suku Bangsa
Suku bangsa Ny. T yaitu suku Jawa.
e. Agama
Semua keluarga Ny. T menganut agama Islam.
f. Status Ekonomi
1. Penghasilan
Penghasilan per Bulan Rp. 500.000,- dari hasil berjualan dari Ny. T.
2. Pengeluaran
Pengeluaran Tn. J per Bulan kurang lebih Rp. 300.000,- untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
3. Simpanan
Keluarga Tn. J mempunyai simpanan keuangan.
g. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Tn. J tidak mempunyai kebiasaan untuk rekreasi, mereka biasanya
menonton televisi sebagai hiburan setiap harinya.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga Ny. T berada dalam tahap perkembangan keluarga usia tua di mana Tn.
J dan Ny. T hanya tinggal berdua dan tidak mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga yaitu mempertahankan kesehatan individu,
meningkatkan keakraban pasangan dan keserasian, dan mempersiapkan kematian
pasangannya.
b. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Dari hasil pengkajian tugas perkembangan yang belum terpenuhi adalah Tn. J dan
Ny. T yang tidak mempunyai anak.

c. Riwayat Keluarga Inti


1. Riwayat Penyakit Keturunan

31
Keluarga Ny. T tidak mempunyai penyakit menular dan menurun, hanya Ny.
T yang memiliki penyakit menurun yaitu hipertensi dan Tn. J yang menderita
DM.
2. Riwayat masing-masing anggota keluarga
a. Tn. J (Kepala keluarga)
Saat ini kondisi Tn. J menderita penyakit DM sejak tahun 2012 dan sering
melakukan cek gula darah di puskesmas setempat.
b. Ny. T (Istri)
Saat ini Ny. T mengalami stroke dan ekstremitas sebelah kanan
mengalami kelumpuhan serta bicaranya menjadi pelo. Pada tanggal 16
Oktober 2020 Ny. T dibawa ke RSUD Chasbullah dan di rawat selama
hari lamanya.
3. Imunisasi
Keluarga Ny. T sudah mendapatkan imunisasi lengkap.
4. Sumber Pelayanan Kesehatan
Keluarga Ny. T apabila sakit berobat ke Puskesmas dan Rumah Sakit.
3. Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Keluarga Ny. T menempati rumah yang berdiri di tanah sendiri, luas bangunan 69
m, yang terdiri dari 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 2 kamar tidur, 1 ruang
makan, 1 dapur, 1 kamar mandi dan 1 tempat menjemur pakaian. Bentuk rumah
permanen, lantai ubin, atap genteng, terdapat 5 jendela, pencahayaan rumah
kurang. Persediaan air dari PDAM, jamban menggunakan leher angsa, jarak
septictank sekitar 5 meter. Pembuangan sampah dibuang ditempat sampah
sementara.

Denah Rumah

3 7 U
32
8
2
6

Keterangan :
: Pintu No. 1 : Ruang Tamu No. 5 : Kamar Tidur
: Jendela No. 2 : Ruang Makan No. 6 : Kamar Tidur
No. 3 : Dapur No. 7 : Ruang Keluarga
No. 4 : Kamar Mandi No. 8 : Warung dan
Tempat Jemuran
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas Tempat Tinggal
Keluarga Ny. T tinggal di daerah dimana tetangga yang satu dengan yang lainnya
saling berdekatan. Ny. T ramah dan saling membantu.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Ny. T telah menetap sejak tahun 1983.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
semua anggota keluarga Ny. T saling menyayangi satu sama lain. Tn. J dan Ny. T
juga saling memberi nasehat yang baik pada anggota keluarga. Keluarga Ny. T
saling bertegur sapa dengan tetangga sekitar. Tn. J sering mengikuti yasinan,
pengajian. Ny. T sering mengikuti arisan, pengajian, dan yasinan.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Tn. J saat ini dalam keadaan sakit kecuali Ny. T yang menderita stroke. Apabila
sakit, keluarga Ny. T memeriksakan dirinya ke puskesmas atau RS. Biaya untuk
berobat menggunakan biaya sendiri karena Tn. J tidak memiliki kartu jaminan
kesehatan.

4. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga

33
Keluarga Ny. T menggunakan bahasa jawa dalam komunikasi dengan anggota
keluarga yang lain dan masyarakat sekitar.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga Ny. T sering memberi nasehat kepada Tn. J Dalam menyelesaikan
masalah keluarga Tn. J di selesaikan dengan musyawarah.
c. Struktur Peran
1. Tn. J berperan sebagai kepala keluarga sekaligus menjadi ayah. Tn. J sudah
menjadi pensiunan.
2. Ny. T berperan sebagai istri. Beliau berjualan di rumah.
d. Nilai atau Norma Keluarga
Keluarga Ny. T hidup dalam nilai dan norma budaya Jawa dimana antar keluarga
yang satu dengan yang lainnya harus saling menghormati. KELUARGA Ny. T
menganggap bahwa penyakit merupakan sebuah ujian dari Allah ‫ﷻ‬.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga Ny. T saling menyayangi, menghormati dan saling membantu apabila
dia antara anggota keluarga ada yang mengalami kesusahan.
b. Fungsi Sosialisasi
Komunikasi antar keluarga terjalin dengan baik. Sejak dini keluarga Ny. T telah
menanamkan rasa sosial dan sopan santun.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Secara umum keluarga belum mengenal dan mengerti penyakit stroke yang di
derita Ny. T. Dalam mengambil keputusan tindakan kesehatan sudah baik.
Kemampuan keluarga dalam memberikan perawatan pasien stroke masih kurang,
terbukti keluarga tidak mengetahui tanda, gejala, penyebab, komplikasi dan
makanan yang dianjurkan untuk penderita stroke. Keluarga dalam menciptakan
lingkungan untuk meningkatkan status kesehatan sudah baik dan dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan sudah cukup baik.
d. Fungsi Reproduksi
Tn. J dan Ny. T tidak memiliki anak dan sempat mengalami keguguran sebanyak
3x.

6. Stress dan Koping Keluarga


a. Stressor jangka pendek

34
Stressor jangka pendek yang dihadapi keluarga Tn. J adalah kondisi kesehatan
Ny. T.
b. Stressor jangka panjang
Stressor jangka panjang yang dihadapi keluarga Ny. T adalah Tn. J dan Ny. T
yang tidak mempunyai anak.
c. Kemampuan Keluarga dalam Menghadapi Stressor
Keluarga berusaha merawat Ny. T yang menderita stroke.
d. Strategi Koping yang Digunakan
Apabila ada masalah di selesaikan dengan musyawarah.
e. Strategi Adaptasi Disfungsional
Dalam menyelesaikan masalah keluarga tidak menggunakan disfungsional seperti
kekerasan.
7. Harapan Keluarga
Harapan keluarga terhadap masalah kesehatan yaitu supaya Ny. T diberikan
kesehatan dan harapan untuk petugas kesehatan yaitu supaya petugas kesehatan yaitu
supaya petugas kesehatan bisa memberikan pendidikan kesehatan.

8. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Tn. J Ny. T
35
Kepala Bentuk Bentuk
Mesochepale, beruban, Mesochepale, beruban,
tidak ada lesi. tidak ada lesi.
Tanda-tanda Vital TD : 140/90 mmHg TD : 200/120 mmHg
N : 80x/menit N : 80 x/menit
S : 36,7ºC S : 36ºC
RR : 20x/menit RR : 24x/menit
BB/TB 75 Kg/168 cm 54 Kg/160 cm
Mata Simetris, Simetris,
Konjungtiva tidak anemis, Konjungtiva tidak anemis,
Sklera putih. Sklera putih.
Hidung Bersih, Bersih,
Tidak ada polip. Tidak ada polip.
Mulut Bersih, Bersih,
Gigi carries, Gigi carries,
Mukosa bibir kering. Mukosa bibir lembab.
Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid. kelenjar tiroid.
Dada I : Simetris I : Simetris
Paru-paru P : Fokal formitus teraba P : Fokal formitus teraba
P : Resonan P : Resonan
A : Vesikuler A : Vesikuler
Jantung I : Ictus Cordis tidak I : Ictus Cordis tidak
tampak tampak
P : Ictus Cordis teraba di P : Ictus Cordis teraba di
mid clavicula mid clavicula
P : Pekak P : Pekak
A : S1, S2 Reguler A : S1, S2 Reguler
Abdomen I : Simetris I : Simetris
A : Bising usus 14x/menit A : Bising usus 14x/menit
P : Tidak ada nyeri tekan P : Tidak ada nyeri tekan
P : Tympani P : Tympani

36
Ekstremitas Terdapat luka di bagian Tidak ada edema dan luka
kaki kirinya
Genetalia Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

9. Data Tambahan
a. Nutrisi
Kebutuhan nutrisi Ny. T sudah terpenuhi sesuai 4 sehat 5 sempurna meskipun
kadang juga tidak terpenuhi. Keluarga Ny. T makan sehari 3x dengan menu yang
sama. Nutrisi Ny. T berbeda sejak menderita stroke karena harus mengurangi
dalam konsumsi makanan yang mengandung garam dan kolesterol.
b. Eliminasi
Dalam keluarga Ny. T tidak ada yang mengalami gangguan eliminasi.
c. Istirahat dan Tidur
Anggota keluarga Ny. T tidak ada yang mengalami gangguan istirahat tidur.
d. Aktivitas sehari-hari
Anggota keluarga Ny. T melakukan aktivitasnya masing-masing sesuai dengan
perannya. Ny. T belum bisa melakukan aktivitasnya sehari-hari karena
mengalami kelumpuhan di bagian kaki dan tangan kanannya.
e. Merokok
Dalam keluarga Ny. T tidak ada yang merokok.
f. Terapi
Tn. J periksa ke puskesmas dengan hasil GDS 246 mg/dl, dan mendapatkan obat
metformin 500 mg dan glibenklamide 25 mg.

B. Analisa Data

37
Data Kemungkinan Diagnosa Keperawatan
Data Subjektif : Kesiapan peningkatan pengetahuan tentang
 Ny. T mengatakan sudah tahu tentang perawatan masalah kesehatan stroke pada
penyakit stroke tetapi Ny. T dan Ny. T.
suaminya belum mengetahui tentang (SDKI D.0113, Hal. 251).
penyebab, komplikasi serta tanda
gejala yang bisa diberikan pada pasien
stroke.
 Keluarga mengatakan tidak mengetahui
cara perawatan penderita stroke dengan
benar, keluarga hanya mengetahui
bahwa penyakit stroke tidak boleh
makan jeroan.

Data Objektif :
 Ny. T dan suaminya tidak bisa
menjawab mengenai penyebab,
komplikasi dan cara penanganan
stroke.
 Ny. T tampak antusias bertanya
mengenai penyakit stroke.
Data Subjektif: Pemeliharaan kesehatan tidak efektif untuk
 Ny. T mengatakan apabila berjalan di memodifikasi atau memelihara lingkungan
dalam rumahnya dan waktu ke kamar pada Ny. T.
mandi takut terjatuh. (SDKI D.0003, Hal. 258)
Data Objektif :
 Bagian dinding rumah dan kamar
mandi tidak ada pegangan.

C. Prioritas Masalah

38
Kesiapan peningkatan pengetahuan tentang perawatan masalah kesehatan stroke pada Ny.
T. (SDKI D.0113, Hal. 251).
Angka
Kriteria Skor Bobot Perhitungan Pembenaran
Tertinggi
Sifat 2 3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah sudah aktual karena data
masalah : subyektif dan data obyektif telah
Tidak sehat mendukung dan dampaknya
terhadap kesehatan keluarga
khususnya Ny. T sangat besar bila
tidak segera ditangani. Pada saat
kunjungan, Ny. T sedang
melakukan aktivitas terasa lemah,
terlihat bahwa selama setahun
belakangan mengalami penurunan
berat badan. Ny. T mengatakan
tidak mengetahui secara jelas
penyakit dan penanganan yang
tepat.

Kemungkin 2 2 2 2/2 x 2 = 2 Tingkat pendidikan keluarga


an masalah sampai SMP, akan tetapi keluarga
untuk Ny. T dapat dengan mudah
diubah : menangkap penjelasan perawat,
mudah ada motivasi dari keluarga untuk
mencari tahu, sumber ekonomi
keluarga cukup. Di sekitar rumah
keluarga pun terdapat fasilitas
pelayanan kesehatan (Posyandu,
bidan, & Puskesmas). Ny. T
menanyakan tentang perawatan
penyakit stroke yang benar.

Potensi 2 3 1 2/3 x 1 = 2/3 Masalah sudah terjadi keluarga


masalah Ny. T kurang paham dengan
untuk penyakit DM. Keluarga harus
dicegah : mengetahui diit untuk orang DM.
cukup Keluarga Ny. T dapat
memperoleh informasi tentang
penyakitnya di puskesmas atau
RS.

Menonjol- 2 2 1 2/2 x 1 = 1 Penanganan stroke memerlukan


nya masalah penanganan yang lama. Masalah
: kurang pengetahuan memang
harus segera tidak menganggu tetapi
ditangani mempengaruhi perawatan
penyakit supaya lebih tepat.
TOTAL 4 2/3
SKOR

39
Pemeliharaan kesehatan tidak efektif untuk memodifikasi atau memelihara lingkungan
pada Ny. T. (SDKI D.0003, Hal. 258).
Angka
Kriteria Skor Bobot Perhitungan Pembenaran
Tertinggi
Sifat 2 3 1 2/3 x 1 = 2/3 Masalah sudah terjadi, keluarga
masalah : Ny. T mengatakan tidak
Ancaman mengetahui cara memodifikasi
kesehatan lingkungan bagi penderita stroke.

Kemungkin 1 2 2 1/2 x 2 = 1 Tingkat pendidikan Ny. T SMP.


an masalah Ny. T menanyakan tentang cara
untuk memodifikasi lingkungan bagi
diubah : penderita stroke.
mudah

Potensi 1 3 1 1/3 x 1 = 1/3 Masalah sudah terjadi. Keluarga


masalah Ny. T dapat memperoleh
untuk informasi tentang cara
dicegah : memodifikasi lingkungan dari
cukup petugas kesehatan.

Menonjol- 2 2 1 2/2 x 1 = 1 Masalah ketidakmampuan


nya masalah memodifikasi lingkungan harus
: segera segera ditangani karena
ditangani memungkinkan terjadinya risiko
jatuh.
TOTAL
SKOR 2 2/3

D. Diagnosis Keperawatan Berdasarkan Prioritas


1. Kesiapan peningkatan pengetahuan tentang perawatan masalah kesehatan stroke pada Ny.
T. (SDKI D.0113, Hal. 251).
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif untuk memodifikasi atau memelihara lingkungan
pada Ny. T. (SDKI D.0003, Hal. 258).

40
E. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

No Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi


Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
1. Kesiapan Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 30
peningkatan tindakan keperawatan
menit, diharapkan :
pengetahuan tentang dalam waktu 2x 1. Keluarga mampu
mengenal masalah
perawatan masalah pertemuan kepada
mengenal masalah
kesehatan stroke keluarga Ny. T regimen terapuetik pada
lansia dengan Stroke.
pada Ny. T. (SDKI diharapkan mampu
D.0113, Hal. 251). merawat anggota a. Menjelaskan Respon verbal Stroke adalah suatu Diskusikan bersama keluarga tentang :
pengertian dari Stroke. penyakit defisit neurologis - Pengertian Stroke
keluarga yang sakit
akut yang disebabkan oleh - Penyebab
stroke. gangguan pembuluh darah - Tanda gejala
otak yang terjadi secara - Cara penatalaksanaan Stroke
mendadak dan
menimbulkan gejala dan
tanda yang sesuai dengan
daerah otak yang terganggu
(Bustan, 2007)

b. Menyebutkan Respon verbal Penyebab Stroke : Evaluasi setiap penjelasan dan beri
penyebab timbulnya - Hipertensi reinforcement atas prilaku positif
Stroke. - Merokok keluarga.
- Genetik
- Obesitas Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
- Kolesterol Tinggi Jawab pertanyaan yang diajukan keluarga.

41
c. Menyebutkan Tanda Respon verbal Tanda dan gejala : Beri motivasi keluarga untuk
dan gejala Stroke. - Rasa kesemutan atau menyebutkan kembali tentang cara
kelumpuhan di separuh perawatan anggota keluarga yang
badan. mengalami resiko komplikasi Stroke.
- Kebingungan
mendadak. Berikan reinforcemen (+) atas usaha
- Gangguan bicara atau keluarga.
sukar memahami
pembicaraan orang.
- Gangguan penglihatan
pada satu atau kedua
mata.
- Sulit melangkah.
- Pusing.
- Gangguan
keseimbangan atau
koordinasi.
- Nyeri kepala yang
hebat tanpa sebab.

d. Menyebutkan Respon verbal Penatalaksanaan Stroke :


penatalaksanaan - Pengaturan diit
Stroke - Ajarkan latihan ROM
- Ajarkan cara menjaga
lantai agar tetap kering
dan tidak licin.
- Ajarkan cara
memasang pegangan di
dinding.

42
2. Keluarga mampu Respon verbal Akibat lanjut Stroke : Diskusikan dengan keluarga tentang
mengambil keputusan - Dalam hal imobilisasi : akibat lanjut dari Stroke.
untuk mengatasi Infeksi pernafasan,
komplikasi Stroke pada nyeri tekan, konstipasi, Evaluasi setiap penjelasan dan beri
anggota keluarga: dan tromboflebitis. reinforcement atas perilaku positif
a. Menjelaskan akibat Respon sikap - Dalam hal paralisis : keluarga.
lanjut Stroke. nyeri pada daerah
punggung, dislokasi Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.
sendi, deformitas, dn
terjatuh. Jawab pertanyaana yang diajukan
- Dalam hal kerusakan keluarga.
b. Mengambil keputusan otak : epilepsi dan sakit
mencegah komplikasi kepala. Diskusikan kembali dengan keluarga
Stroke - Hidrosefalus tentang keputusan keluarga.

Menyatakan akan merawat Berikan reinsforcemen (+) atas usaha


anggota keluarga dengan keluarga.
Stroke

3. Keluarga mampu Respon verbal Cara merawat Stroke : Jelaskan pada keluarga tentang cara
merawat anggota - Atur diit. merawat Stroke dan senam kaki Stroke.
keluarga yang mengalami - Ajarkan latihan
resiko komplikasi Stroke ROM untuk Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.
dengan : mencegah
a. Menjelaskan cara terjadinya kekakuan Jawab pertanyaana yang diajukan
perawatan anggota Respon otot dan sendi. keluarga.
keluarga dengan psikomotor - Rutin melakukan
Stroke. cek tekanan darah di Diskusikan kembali dengan keluarga
puskesmas. tentang materi yang telah diberikan.
- Minum obat secara
teratur. Berikan reinforcemen (+) atas usaha
keluarga.

43
b. Mendemonstrasi-kan
cara perawatan
anggota keluarga
dengan Stroke.

4. Keluarga mampu Respon verbal Lingkungan rumah : Jelaskan lingkungan yang sehat bagi
memodifikasi - Pencahayaan cukup lansia Stroke :
lingkungan untuk lansia - Bersih
dengan Stroke. - Memasang
1. Menyebutkan cara pegangan di dinding Jelaskan kepada keluarga cara
memodifikasi kamar mandi memodifikasi lingkungan : aman dan
lingkungan bagi Respon - Lantai tetap kering nyaman.
anggota psikomotor dan jangan licin
keluarga.dengan - Menggunakan alas Motivasi keluarga agar dapat
Stroke. kaki ketika memodifikasi lingkungan sehat untuk
beraktivitas. lansia dengan Stroke.

2. Melakukan Anjurkan keluarga Berikan reinforcemen (+) atas


modifikasi menyediakan sendal untuk usaha keluarga.
lingkungan sehinga lansia dengan Stroke.
aman bagi anggota
keluarga dengan
Stroke.

44
5. Keluarga mampu Respon verbal Fasiltas yankes : Diskusikan dengan keluarga tentang
memanfaatkan fasilitas Puskesmas, Posbindu dan fasilitas yang dapat digunakan
kesehatan untuk RS.
mengatasi resiko Respon verbal Tanyakan kembali kepada keluarga
komplikasi Stroke. Manfaat yankes : tentang fasilitas kesehatan yang dapat
a. Menyebutkan fasilitas - Pemeriksaan kesehatan digunakan.
kesehatan yang - Diteksi dini
tersedia. - Konsultasi kesehatan Berikan reinforcemen (+) atas jawaban
- Sosialisasi yang diberikan keluarga.
b. Menyebutkan Respon - PMT sehat
manfaat fasilitas psikomotor - Pengobatan Motivasi keluarga untuk membawa
kesehatan. anggota keluarga ke yankes.

Datang ke Posbindu setiap Berikan reinforcemen (+) atas usaha yang


bulan dilakukan keluarga.

Memanfaatkan fasilitas Kontrol ke puskesmas Meminta pada keluarga memperlihatkan


kesehatan secara rutin. kartu berobat ke yankes.

45
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan masyarakat sebagai seni atau praktiknya mempunyai bentangan
yang luas. Semua kegiatan baik yang langsung maupun tidak langsung untuk
mencegah penyakit (preventive), meningkatkan kesehatan (promotive), terapi (terapi
fisik, mental, dan sosial) atau curative, maupun pemulihan (rehabilitative) kesehatan
(fisik, mental, sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat (Notoatmodjo, 2007).
Stroke merupakan penyakit sistem persarafan yang paling sering dijumpai dan
harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke atau gangguan peredaran darah otak
merupakan penyakit neurologis dengan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang
disebabkan oleh gangguan yang bisa terjadi oleh siapa saja dan kapan saja. (Arif
Mutaqqin, 2011, Bustan, 2007).

B. Saran
1. Dampak stroke yang dialami dapat menimbulkan berbagai masalah fisik, psikis, dan
sosial bagi pasien dan keluarga. Oleh karena itu perawat sebaiknya meningkatkan
pendekatan-pendekatan melalui komunikasi terapeutik, sehingga akan tercipta
lingkungan yang nyaman dan kerja sama yang baik dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga.
2. Hal yang terpenting pada pasien stroke adalah pencegahan terhadap gangguan
mobilitas fisik yang semakin meluas, sehubungan dengan hal tersebut maka sebaiknya
perawat lebih meningkatkan upaya dalam menanggulangi gangguan mobilitas fisik
yaitu cara mengubah posisi dan melatih ROM pada semua ekstremitas.

46
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, Komang Ayu. (2010). Aplikasi praktis asuhan keperawatan keluarga.


Jakarta:Sagung Seto.
Agoes, Azwar., Agoes, Achdiat., Agoes, Arizal (2011). Penyakit Di Usia Tua.
Jakarta: EGC.
Bustan, (2007). Epidemiologi: Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
Doengoes, Marilyin, E (2000). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman
untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Mubarak, W. I., Santosa, B A., Rozikin, K., Patonah, S. (2006). Ilmu
Keperawatan
Komunitas 2. Jakarta: Sagung Seto.
Soeharto, Iman. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam
Praktek.
Jakarta: EGC.
Widyanto, Candra. (2014). Keperawatan Komunitas. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Wahyu, Genis Ginanjar. (2009). Stroke Hanya Menyerang Orang Tua.
Yogyakarta: B
First.
Riset kesehatan dasar (RISKESDAS). 2013. Diakses dari

http://labdata.litbang.depkes.go.id/riset-badanlitbangkes/menuriskesnas/menu
riskesdas/374-rkd-2013. Pada tanggal 24 Oktober 2020.

47

Anda mungkin juga menyukai