MARYANTI
B300223072
FATMAWATI
B300223075
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Penyusunan makalah ini tidak bisa
selesai dengan baik tanpa bantuan dari banyak pihak.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu ASPIAH MAHMUD,S.KEP NS M.KEP atas tugas yang telah diberikan. Dengan
tugas ini, ada banyak hal yang bisa kami pelajari dalam penyusunan makalah ini,
2. Teman-teman anggota kelompok Program Study SI Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Baramuli Pinrang, yang memberikan kontribusi baik secara langsung
maupun tidak langsung
3. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan doa dukungannya kepada penulis
Setelah berhasil menyelesaikan makalah ini,
kami berharap dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Kami menyadari bahwa Askep yang
kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat kami butuhkan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
E. PrioritasMasalah Keperawatan.................................................................75
F. Intervensi ................................................................................................. 75
G. Implementasi ........................................................................................... 77
H. Evaluasi ................................................................................................... 79
BAB IV PEMBAHASAN DAN KEIMPULAN
A. Pembahasan ............................................................................................. 83
B. Kesimpulan............................................................................................. 102
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2: Bahan Makanan Yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan .................17
PENDAHULUAN
menimbulkan gaya hidup yang tidak sehat. Pola makan yang salah dan
mukosa lambung yang bersifat akut, kronik difus, atau lokal dengan
karakteristik anoreksia, rasa penuh, tidak enak pada epigastrium, mual dan
hati. Kejadian gastritis ini terjadi karena pola hidup yang tidak baik sehingga
insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun.
angka kejadian penyakit gastritis mencapai 47% (Rahmi, 2011, p. 3). Angka
sebesar 814 orang dan kunjungan tahun 2015 sampai tanggal 9 Maret 2015
lambung terutama pada penyakit gastritis masih rendah, ini terbukti dengan
rendah, sering kali dibiarkan saja tanpa adanya pengobatan. Bahaya penyakit
gastritis jika dibiarkan terus menerus akan merusak fungsi lambung dan dapat
tidak enak pada ulu hati, mual, muntah, kembung, pusing dan tidak enak
badan merupakan tanda gejala penyakit gastritis akut. Menurut Hadi (2013, p.
183) gastritis akut ialah inflamasi akut dari lambung, biasanya terbatas pada
alkohol dan zat iritan lainnya yang membuat inflamasi pada lapisan gaster.
berulang, timbul tanpa tanda gejala yang jelas. Gastritis juga menyebabkan
dampak sosial bagi anggota keluarga tidak dapat melaksanakan tugas dan
mengontrol stress dengan baik. Hal ini terjadi karena masyarakat yang
akut, jika hal tersebut tetap dibiarkan akan menimbulkan dampak. Untuk itu
diperlukan penanganan yang tepat serta motivasi agar dapat diobati maupun
dicegah.
perawatan yang tepat, masalah gejala gastritis yang dihadapi oleh individu
dapat diatasi.
lima tugas keluarga. Seperti yang telah dijelaskan oleh Achjar (2010, p. 20)
sakit, keluarga mengetahui keadaan anggota keluarga yang sedang sakit dan
agar keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sedang sakit. Keempat
tersedia.
tinggi serta kebiasaan dan budaya masyarakat yang berperilaku hidup tidak
sehat sehingga diperlukan penatalaksanaan yang tepat. Maka hal inilah yang
B. Tujuan Penulisan
Karya Tulis Ilmiah dengan asuhan keperawatan keluarga dengan gastritis akut
ini bertujuan:
1. Tujuan Umum
Magelang.
2. Tujuan Khusus
gastritis akut.
C. Manfaat Penulisan
gastritis akut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
p. 147).
pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, lokal. Dua
jenis gastritis yang sering terjadi adalah gastritis akut dan gastritis kronis
2. Jenis Gastritis
asam mefenamat, aspilets dalam jumlah besar. Obat anti inflamasi non
difusi balik ion hidrogen ke epitel lambung. Selain itu jenis obat ini
karena dapat bersifat iritatif dan sifatnya yang asam dapat menambah
Bahan etanol merupakan salah satu bahan yang dapat merusak sawar
Helicobacter pylori.
d. Stress berat
f. Garam empedu
g. Iskemia
lambung.
a. Nyeri pada ulu hati, biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan
tepat lokasinya.
samar pada tinja dan secara fisis akan dijumpai tanda-tanda anemia
c. Anorexia.
3) Vomitus
5. Penatalaksanaan
a. Terapi farmakologis
1) Antasida
2) Penghambat H2
asam oleh makanan dari sistem saraf. Beberapa obat dari agen ini
Agen ini menghambat pompa proton seperti enzim, H+, K+, dan
4) Antibiotik
menerimanya.
secara bertahap.
Catatan :
(2) Frekuensi makan dan minum susu yang sering pada pasien
secara berlebihan.
(3) Perilaku makan tertentu dapat menimbulkan dispepsia,
a) Nilai Gizi
Protein 75 g
Vitamin A 15369 RE
Lemak 79 g
Tiamin 0,8 mg
Karbohidrat 241 g
Vintamin C 205 mg
Kalsium 817 mg
Sayuran 50 g = ½ gelas
Margarin 5 g = ½ sdm
Maizena 20 g = 4 sdm
Roti 40 g = 2 iris
Telur 50 g = 1 butir
Margarin 10 g = 1 sdm
Setup wortel
Teh
Setup bayam
Jus pepaya
Roti bakar
Pisang
Susu
3) Manajemen stres
4) Obat tradisional
2013, p. 42).
6. Komplikasi
perdarahan saluran cerna, ulkus, dan perforasi masih jarang terjadi (Andra
dan Yessie, 2013, p. 129). Sedangkan menurut Hadi (2013, p. 191) karena
1. Definisi
unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan.
Baylon dan Maglaya 1989 mengatakan (cit Ali Zaidin, 2010, p. 5),
keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga yang berinteraksi
suatu budaya.
2. Tipe Keluarga
a. Keluarga tradisional
nuclear family disertai paman, bibi, orang tua (kakek dan nenek),
3) Dyad family, yaitu keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang
terdiri dari satu orang tua bisa ayah atau ibu. Penyebabnya dapat
ditinggalkan.
5) Single adult living alone/ single adult family, yaitu keluarga yang
6) Keluarga lanjut usia, yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri
lanjut usia.
hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
2) Orang tua (ayah ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak
24).
3. Fungsi Keluarga
dialami oleh seorang individu sebagai hasil dari interaksi sosial dan
kesehatan.
function)
individu.
4. Tugas Keluarga
sumber daya, pikiran, waktu, tenaga, dan bahkan harta keluarga akan
sosial.
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
pasangannya.
Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir
ini yaitu:
anak yang lain atau yang berusia lebih tua juga dapat terpenuhi.
keluarga.
kembang anak.
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah usia 6 tahun dan berakhir
pada usia 12 tahun. Tugas perkembangan utama pada tahap ini yaitu:
Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir 6
permusuhan.
besar.
masyarakat.
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Tugas
pertengahan.
Tahap ini dimulai saat salah seorang pensiun, berlanjut salah satu
menyenangkan pasangannya.
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
kesehatan keluarga.
a. Pengkajian
2010, p. 40).
pengkajian yaitu:
a) Data umum
(3) Genogram
Kawin
Pasien Cerai
G
ambar 2.2: Genogram
215).
tradisional.
sebagainya.
(6) Agama
mempengaruhi kesehatan.
c) Lingkungan
rumah.
berpindah tempat.
(4) Perkumpulan keluarga dan interaksi sosial dengan
masyarakat
d) Struktur keluarga
masalah.
digunakan keluarga.
informal.
(4) Nilai dan norma keluarga
e) Fungsi keluarga
fungsional.
g) Pemeriksaan fisik
h) Harapan keluarga
yang ada.
2) Pengolahan data
interpretasi data.
3) Analisis data
5) Prioritas masalah
No Kriteria Bobot
1 Sifat masalah 1
Tidak atau kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Krisis atau keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah 1
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1
Masalah berat, harus segera ditangani 2
Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1
ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
dengan bobot.
skor
×Bobot
angka tertinggi
b. Diagnosa keperawatan
penyakit.
masalah.
meliputi:
a) Bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakit.
meliputi:
2010, p. 20).
c. Intervensi
d. Implementasi
adalah:
1) Inovatif
taqwa (IMTAQ).
2) Integrated
3) Rasional
5) Ugem
parthnershipsin comunity.
ini.
1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga masalah dan
tindakan.
e. Evaluasi
A adalah analisa data dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu
D. Konsep Lansia
1. Pengertian Lansia
tahapan usia late adulthood atau yang dimaksud dengan tahapan usia
dewasa akhir, dengan kisaran usia dimulai dari 60 tahun ke atas
termasuk kesehatannya.
2. Pembagian Lansia
59 tahun.
3. Tipe Lansia
b. Tipe mandiri
d. Tipe pasrah
e. Tipe bingung
minder, menyesal, pasif, dan acuh tak acuh (Widyanto, 2014, p. 158).
4. Proses Penuaan
biologis yang tidak dapat dihindari dan akan dialami oleh setiap orang.
dewasa. Setiap orang memiliki fungsi fisiologis alat tubuh yang sangat
berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak fungsi tersebut maupun saat
b. Teori psikologi
menua terjadi.
dihindari/ditolak.
6. Kebutuhan Lansia
f. Transportasi umum.
g. Kunjungan/teman bicara/informasi.
fasilitas.
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Riwayat kesehatan
2) Aspek pengkajian
fisik.
b) Psikologis
menyelasaikan masalah.
c) Sosial ekonomi
d) Spiritual
sehari-hari lansia.
e) Kognitif
f) Status mental
b. Analisa data
2) Menetapkan kekuatan.
3) Mengidentifikasi pola respons lansia.
kesehatan.
intervensi.
d. Prioritas masalah
2. Diagnosis Keperawatan
a. Fisik/biologis
pengiriman rangsangan.
tidak efektif.
nyeri.
jalan napas.
tidak mampu.
c. Spiritual
pasangan.
2) Penolakan terhadap proses penuaan yang berhubungan dengan
dialami.
3. Intervensi Keperawatan
kondisi fisik, psikologis, dan sosial dengan tidak bergantung pada orang
4. Implementasi
g. Memelihara keselamatan.
5. Evaluasi
merokok, banyak mengonsumsi makanan yang pedas, asam dan terlalu panas,
Jika keluarga tidak mengetahui akan gejala ini maka keluarga tidak
menentukan tidakan yang tepat. Jika ada salah satu anggota keluarga yang
sakit gastritis, kemudian anggota keluarga yang lain tahu tentang penanganan
gastris seperti menghindari faktor pencetus seperti makanan yang pedas, asam
(kunyit), olahraga yang teratur, refreshing agar terhindar dari stress. Namun
gastritis (Mubarak, 2006, p. 81 dan Arif Mutaqin & Kumala Sari, 2013, p.
385).
G. Pathway
OAINS, garam empedu, zat iritan Konsumsi makanan yang terlalu pedas,
lainnya, helicobacter pylori asam dan panas, alkohol, merokok, stress
Gastritis Akut
Memanfaatkan fasilitas
kesehatan di masyarakat Gastritis Kronis
Ketidakmampuan
keluarga
mengenal Perdarahan
Gastritis akut terkontrol
masalah gastritis
keperawatan meliputi:
data penunjang.
akut.
merawat).
ada.
kurang ditangani.
akut.
akut.
kesehatan.
1) Beri tahu keluarga macam-macam dan manfaat fasilitas
LAPORAN KASUS
A. Biodata Klien
tahun, tempat tinggal klien beralamat di Cacaban, pekerjaan klien saat ini
formal SD.
B. Pengkajian
pada klien dan keluarga yang bertempat tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas
diperoleh data tipe keluarga adalah keluarga besar. Jumlah anggota keluarga
terdiri dari 5 orang yaitu ayah, ibu, dua orang anak, dan satu orang cucu. Tn.
Hasil pernikahan Tn. Y dan Ny. S dikaruniai tiga orang anak. Anak
pertama Ny. L yang berumur 37 tahun dengan pendidikan SMA. Sdr. Sa anak
kedua yang berumur 34 tahun tetapi tidak tinggal satu rumah dikarenakan
berada di luar Jawa. Sdr. S yang berumur 30 tahun dengan pendidikan SMA
sebagai anak ketiga. An. R yang berumur 10 th yang saat ini sedang duduk di
Keterangan:
: Meninggal (Laki-laki) : Meninggal (Perempuan)
: Laki-laki : Perempuan
Rajin pergi ke gereja berdoa kepada Tuhan, memohon kesembuhan untuk Ny.
rumah sakit selama ± 2 minggu pada tahun 2009 karena hepatitis B dan
TD 140/90 mmHg dan mengatakan tidak dapat tidur malam. Namun saat ini,
mual, sakit kepala, perut terasa perih, panas dan baru kali ini mengalami
keluhan seperti ini. Makan sehari hanya 2 kali dalam porsi yang sangat
sedikit. Saat ini klien mendapatkan terapi farmakologi yang diperoleh dari
Puskesmas Kerkopan yaitu obat Antasida Doen dengan dosis 3x200 mg dan
Ny. L belum pernah dirawat di rumah sakit. Saat pengkajian tidak ada
menderita gastrtis seperti yang dialami klien saat ini. Dalam garis
lahan sekitar 90 m2 dan luas bangunan sekitar 72 m2. Rumah tersebut dari
tembok batu bata yang sudah diplester dan dicat. Lantai terbuat dari plester.
Sebagian langit-langit berupa eternit bercat putih dan sebagian belum diberi
biasa digunakan sebagai tempat menonton TV, 3 kamar tidur, 1 ruang kamar
kaca. Udara juga dapat dengan mudah bersirkulasi melalui ventilasi, jendela,
dan pintu depan yang sering dibuka. Sampah rumah tangga biasanya
kurang dari 10 meter. Air yang digunakan setiap hari bersumber dari PDAM.
6 7 Keterangan:
1: ruang tamu 5: kamar tidur
3
4 2: kamar tidur 6: dapur
3: kamar tidur 7: kamar mandi
2 5 4: ruang keluarga
1
untuk alat transportasi sehari-hari, walaupun ada satu sepeda motor tetapi
jarang digunakan. Hubungan sosial keluarga dengan warga baik, Ny. S rajin
tentang kesehatannya. Keluarga merasa tidak nyaman ketika ada sesuatu hal
Keluarga Tn. Y hidup dalam nilai dan norma budaya Jawa dimana suami
sakit gastritis akut yang menyebabkan keluhan nyeri pada perut, mual serta
sakit kepala. Ketika Tn. Y, Ny. S, Ny. L dan Sdr. S diberikan pertanyaan
gastritis akut.
kurang sumber informasi terkait dengan penyakit gastritis akut terbukti dalam
pemberian diit yang tidak tepat, sering telat makan dan tidak ada pantangan
terhadap makanan, klien lebih senang mengonsumsi makanan pedas dan asam
gastritis akut.
tetap sehat terbukti Tn. Y tidak merokok, lingkungan sekitar tidak ada yang
terjadi cidera dan tertata rapi. Keluarga sudah mampu membuat suasana
kesehatan akan membantu dalam mencapai derajat kesehatan dan Ny. S selalu
kontrol ke puskesmas secara rutin setiap obat habis atau memiliki keluhan
kesehatan lainnya.
di keluarga.
mengetahui bahwa Ny. S menderita penyakit maag bukan sakit gastritis akut
yang menyebabkan keluhan nyeri pada perut, mual serta sakit kepala. Ketika
di warung.
kurang sumber informasi terkait dengan penyakit gastritis akut terbukti dalam
pemberian diit yang tidak tepat, sering telat makan dan tidak ada pantangan
terhadap makanan, klien lebih senang mengonsumsi makanan pedas dan asam
serta belum tahu perawatan secara non farmakologis lain dalam mengobati
tetap sehat terbukti Tn. Y tidak merokok, lingkungan sekitar tidak ada yang
minum-minuman keras, dan penataan perabotan rumah tangga tidak beresiko
kesehatan akan membantu dalam mencapai derajat kesehatan dan Ny. S selalu
kontrol ke puskesmas secara rutin setiap obat habis atau memiliki keluhan
kesehatan lainnya.
berikut:
D. Masalah Keperawatan
kriteria sifat masalah kurang sehat nilai 1 dengan pembenaran masalah ini
mengatakan belum mengetahui secara jelas tentang penyakit gastritis akut dan
porsi diit pada penderita gastritis akut, sehingga kemungkinan masalah untuk
mengenai kondisi klien sudah terjadi maka potensial masalah dicegah cukup
nilai 2 dengan pembenaran masalah lebih lanjut masih dapat dicegah dengan
3
masalah gastritis akut bukan masalah yang mengancam jiwa dan harus segera
ditangani.
secara tepat pada Ny. S dan dalam menerima informasi yang baru
masalah harus segera ditangani nilai 1 karena jika tidak dilakukan tindakan
maka perawatan yang tepat untuk mengatasi penyakit gastritis akut di rumah
F. Intervensi
pada tanggal 17 Maret 2015 pada pukul 13.00 WIB yang mempunyai tujuan
gejala, pemberian porsi diit gastritis akut atau makanan yang dianjurkan dan
tidak diperbolehkan dan komplikasi dengan media leaflet dan metode yang
keluarga agar keluarga termotivasi untuk bisa mengenal lebih rinci tentang
dilakukan pada tanggal 17 Maret 2015 pukul 13.30 WIB mempunyai tujuan
pembuatan rebusan air kunyit dan temulawak dengan cara diparut kemudian
direbus dan rebusan air kunyit dan temulawak diminum, jelaskan pemberian
porsi diit bagi penderita gastritis akut dengan metode ceramah dan
untuk merawat anggota keluarga yang sakit dengan gastritis akut dan
G. Implementasi
antara lain yaitu mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang gastritis akut,
penyakit gastritis akut tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, serta
diparut, kemudian direbus dengan 1,5 gelas air putih. Selanjutnya, air beserta
ampas parutannya diminum 3 kali dalam 1 hari sesudah makan. Bagi yang
suka, dapat ditambahkan garam dan gula secukupnya. Respon keluarga sangat
air kunyit dan temulawak yang dapat dijadikan sebagai obat tradisional.
anjuran yang diperbolehkan baik dari jenis maupun porsinya, respon dari
sesuai dengan makanan yang boleh dikonsumsi, sebagai contoh jadwal makan
pagi: bubur nasi/tim, telur ceplok air, setup wortel, teh. Siang: bubur nasi/tim
nasi, semur daging giling, setup bayam, jus pepaya, roti bakar, orak arik telur.
Malam: bubur nasi/tim nasi, sup ayam, tumis labu siam dan tomat, pisang,
susu.
membuat jadwal menu makanan yang sederhana dan mudah dilakukan oleh
keluarga Tn. Y. Maka respon dari tindakan ini adalah jadwal menu makan
pagi: nasi tim, sayur tidak pedas, pisang, teh hangat, siang: nasi tim,
tahu/tempe, sayur bening, air putih, malam: nasi/roti, sayur, lauk, susu.
oleh penyuluh sehingga keluarga merasa lebih yakin dengan informasi yang
Motivasi keluarga Ny. S agar mengatur pola makan, kontrol stress, minum
obat secara teratur, olahraga, kontrol perkembangan gastritis secara rutin dan
H. Evaluasi
18 Maret 2015 pada pukul 16.30 WIB secara subjektif menurut Ny. S dan
keluarga, gastritis akut adalah penyakit yang terjadi akibat telat makan,
penyebab gastritis akut adalah telat makan, makan makanan yang pedas dan
asam. Klien dan keluarga menyebutkan tanda dan gejala gastritis akut adalah
mual, nyeri di ulu hati, pusing, tidak nafsu makan. Makanan yang tidak boleh
dan yang menimbulkan gas, buah yang tinggi serat) dan makanan yang
dianjurkan dimakan (nasi tim, daging direbus, kacang hijau, sayuran yang
tidak banyak serat, pepaya, pisang), dan komplikasi gastritis akut adalah
teratasi sebagian. Rencana tindak lanjut dari tindakan ini yaitu memotivasi
keluarga Tn. Y untuk mengatur pola makan, kontrol stress, olahraga dan
minum obat secara teratur, serta apabila ada keluhan untuk selalu
17.30 WIB. Secara subjektif keluarga mengatakan lebih mengerti tentang cara
perawatan pada anggota keluarga yang sakit gastritis akut. Secara objektif
dengan jadwal yang dibuatkan karena keterbatasan biaya dan waktu, namun
klien tetap mengikuti anjuran makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak
boleh dikonsumsi.
teratasi. Rencana tindak lanjut dari tindakan ini yaitu motivasi Ny. S dan
gastritis secara rutin dan perhatikan pencetus dan perawatan yang tepat.
19 Maret 2015 pada pukul 15.00 WIB, bertujuan untuk mendapatkan data
yang telah diberikan pada tanggal 18 Maret 2015 tentang mengenal dan
merawat anggota keluarga yang menderita gastritis akut. Didapatkan data Ny.
S dan keluarga sudah paham dan mampu mengulang kembali penjelasan yang
makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi. Maka masalah
dalam memenuhi jadwal dan menu diit yang diberikan kepada penderita
gastritis akut telah dilakukan oleh Ny. S dan keluarga. Klien mengatakan
Tetapi belum sesuai dengan anjuran yang sudah diajarkan oleh penulis karena
karena keterbatasan biaya dan waktu, namun klien tetap mengikuti anjuran
makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi dengan jadwal
dan menu diit pagi: nasi tim, sayur tidak pedas, pisang, teh hangat, siang: nasi
tim, tahu/tempe, sayur bening, air putih, malam: nasi/roti, sayur, lauk, susu,
serta meminum obat tradisional rebusan air kunyit dan temulawak yang
A. Pembahasan
formatif dan sumatif. Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Ali
dan juga studi dokumentasi dengan mengambil data catatan kesehatan klien
dari Puskesmas. Hal ini sesuai dengan teori menurut Mubarak (2006, p. 73)
masalah. Pada dasarnya pengkajian mencakup data umum, riwayat dan tahap
orang yaitu Tn. Y sebagai kepala keluarga, Ny. S sebagai istri, Ny. L sebagai
anak kandung, Sdr. S sebagai anak kandung dan An. R sebagai cucu,
keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
seperti nuclear family disertai paman, bibi, orang tua (kakek dan nenek),
dengan anak pertama Ny. L berusia 37 tahun yang sudah mempunyai anak
satu berusia 10 tahun dan tinggal dalam satu rumah. Menurut Widyanto
(2014, p. 131) tahap ini dimulai saat salah seorang pensiun, berlanjut salah
keluarga yang sakit, yaitu Ny. S yang sedang sakit gastritis akut. Keluarga
belum mengetahui tentang perawatan yang tepat mulai dari menu makan
tahap usia lanjut atau tua yaitu mempertahankan suasana kehidupan rumah
yang akan terjadi seperti kehilangan pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan
pendidikan Tn. Y dan Ny. S yang masih tergolong rendah sehingga belum
bisa mengenal lebih rinci tentang penyakit gastritis akut yang diderita oleh
Ny. S.
Maret 2015 pukul 14.00 WIB mengenai riwayat kesehatan Ny. S didapatkan
data klien mengatakan ia merasa perutnya sakit, tidak nafsu makan, mual-
mual, sakit kepala, perut terasa perih hingga pada saat dilakukan pemeriksaan
fisik Ny. S mengeluh nyeri tekan pada ulu hati, panas dan baru kali ini
nyeri pada ulu hati, biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat
mengatakan mual, sakit kepala, perut terasa perih dan panas. Berdasarkan
data di atas terdapat kesenjangan antara teori dan data pengkajian, yaitu Ny. S
Penyebab dari gastritis akut yang diderita oleh klien adalah telat
makan atau pola makan yang tidak teratur dan makan makanan yang pedas
dan asam, hal tersebut merupakan salah satu penyebab dari gastritis akut yang
dikemukakan oleh Sukarmin (2012, 147) dan Muttaqin (2013, p. 384) yang
stress berat, makanan dan minuman yang bersifat iritan, garam empedu,
iskemia, dan trauma langsung lambung. Tetapi dalam teori tidak dijelaskan
telat makan pola makan yang tidak teratur merupakan salah satu penyebab
gastritis akut.
Keluarga dikaji sejauh mana keluarga mengetahui fakta-fakta dari
tentang gastritis. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh
balik yang berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga
pasien.
keluarga tidak dapat menjawab. Keluarga Tn. Y sangat ingin mengenal lebih
rinci tentang gastritis akut. Ny. S juga mengatakan bahwa ia sering telat
makan dan juga ketika makan tidak mempedulikan apa yang ia konsumsi
karena baru kali ini klien terkena gastritis akut. Sehingga Ny. S dan keluarga
ingin mengetahui cara perawatan gastritis akut pada anggota keluarga yang
sakit, mulai dari diit yang tepat, makanan yang dianjurkan dan tidak
yang telah dilakukan pada tanggal 16 Maret 2015 pukul 14.00 WIB yang
Harmoko (2012, p. 90) yaitu, tentukan skor untuk setiap kriteria yang telah
dibuat, selanjutnya skor dibagi dengan angka tertinggi yang dikalikan dengan
dilakukan pengkajian pada keluarga Tn. Y ada salah satu anggota keluarga
sakit gastritis akut yang menyebabkan keluhan nyeri pada perut, mual serta
sakit kepala. Ketika Tn. Y, Ny. S, Ny. L dan Sdr. S diberikan pertanyaan
pengobatan. Batasan karakteristik data mayor (harus terdapat satu atau lebih)
informasi.
karena dari hasil skoring mendapatkan nilai tertinggi yaitu dengan skor 41.
6
Selain itu juga apabila tidak mampu mengenal masalah dengan tepat maka
dalam merawat anggota keluarga yang sakit tidak akan optimal karena tidak
rinci dan benar maka dalam merawat anggota keluarga yang sakit dapat
gastritis akut berhubungan dengan kurang pengetahuan dari hasil skoring 41,
6
penyakit gastritis akut dan tidak mengetahui tentang penyebab, tanda gejala,
penyakit gastritis akut ingin tahu secara jelas tentang penyakit tersebut.
Namun hal ini dapat ditangani dengan cara memberikan pendidikan kesehatan
menonjolnya masalah disadari ada masalah tetapi tidak perlu segera ditangani
dengan skor 1
karena keluarga Tn. Y menganggap masalah gastritis akut
2
dilakukan pada tanggal 17 Maret 2015 pukul 13.00 dan 13.30 WIB sesuai
lain yaitu: kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang gastritis akut, berikan
makanan yang dianjurkan dan tidak boleh dikonsumsi, jadwal pembagian diit
bagi penderita gastritis akut, serta komplikasi dari gastritis akut, berikan
komplikasi.
Pendidikan kesehatan menurut Notoatmodjo (2005, p. 24) merupakan
perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan
lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Tujuan dari
p. 46) perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik
atau praktik.
kesehatan atau tindakan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan atau
16.00 WIB di rumah Tn. Y. Pada implementasi ini diikuti oleh seluruh
Ny. L dan Sdr. S tentang masalah gastritis akut. Setelah itu, penulis
pencegahan dan kekambuhan gastritis yang akan membawa sikap positif serta
adalah ceramah dan tanya jawab. Metode ini dipilih agar mudah diterima oleh
banyak, dan penyampaian pesan atau informasi secara verbal atau lisan yang
lembaran yang dilipat, isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun
dilakukan.
akut secara garis besar klien sudah memahami tentang gastritis akut dan cara
kesehatan sesuai dengan pendapat Roger (cit Widyanto, 2014, p. 82) yang
keterangan lebih lanjut lagi mengenai gagasan baru yang akan dicobanya.
Fase coba-coba (trial) merupakan fase kritis karena fase ini menentukan
diterima atau ditolaknya gagasan baru tersebut. Bertingkah laku laku sesuai
formatif dan sumatif. Hal ini sesuai dengan yang dilakukan penulis, evaluasi
formatif dilakukan pada tanggal 18 Maret 2015 pukul 16.30 dan 17.30 WIB.
secara subjektif menurut Ny. S dan keluarga gastritis akut adalah penyakit
yang terjadi akibat telat makan, penyebab gastritis akut adalah telat makan,
makan makanan yang pedas dan asam. Ny. S dan keluarga menyebutkan
tanda dan gejala gastritis akut adalah mual, nyeri di ulu hati, pusing, tidak
nafsu makan. Makanan yang tidak boleh dimakan (beras ketan, makanan
yang diawetkan, sayuran yang dikeringkan dan yang menimbulkan gas, buah
yang tinggi serat) dan makanan yang dianjurkan dimakan (nasi tim, daging
direbus, kacang hijau, sayuran yang tidak banyak serat, pepaya, pisang), dan
teratasi sebagian. Rencana tindak lanjut dari tindakan ini yaitu memotivasi
keluarga Ny. S dan keluarga untuk mengatur pola makan, kontrol stress,
WIB, bertujuan untuk mendapatkan data perubahan perilaku pada Ny. S dan
aplikasi sehari-hari dari hasil penyuluhan yang telah diberikan pada tanggal
menderita gastritis akut. Didapatkan data Ny. S dan keluarga sudah paham
senang mengonsumsi makanan pedas dan asam serta anggota keluarga belum
pantangan makanan untuk penderita gastritis akut, pola makan yang tepat serta
Sifat masalah dari tidak mampu merawat anggota keluarga yang sakit
merupakan keadaan yang tidak sehat dengan skor 1 karena jika tidak
karena perlu waktu untuk melakukan perawatan penyakit gatritis akut secara
tepat pada Ny. S. Potensial masalah dapat dicegah cukup dengan skor 2,
3
skor 1 karena jika tidak dilakukan tindakan secara tepat maka akan terjadi
ditangani dengan tepat menurut Andra dan Yessie (2013, p. 129) dapat
anggota keluarga yang sakit dilaksanakan pada pukul 13.30 WIB antara lain
informasi tentang pemberian porsi diit bagi penderita gastritis akut, bantu
yang sakit dengan gastritis akut dan anjurkan klien makan teratur dan tepat
waktu.
gastritis akut mempunyai tujuan yaitu untuk memberikan makanan dan cairan
kunir dan 1 ruas temulawak diparut, kemudian direbus dengan 1,5 gelas air
putih. Selanjutnya, air beserta ampas parutannya diminum 3 kali dalam 1 hari
50% apabila melalui media audio visual, dan 70% apabila dilaksanakan
dengan kurang sumber informai pada tanggal pukul 17.30 WIB. Secara
anggota keluarga yang sakit gastritis akut. Secara objektif Ny. S dan keluarga
temulawak serta keluarga dan Ny. S sangat antusias ketika diberi informasi
tentang pemberian porsi diit yang benar bagi penderita gastritis akut. Tetapi
tidak sesuai dengan jadwal yang dibuatkan karena keterbatasan biaya dan
waktu, namun klien tetap mengikuti anjuran makanan yang boleh dikonsumsi
gastritis secara rutin dan perhatikan pencetus dan perawatan yang tepat.
Dalam memenuhi jadwal dan menu diit yang diberikan kepada penderita
gastritis akut telah dilakukan oleh Ny. S dan keluarga, namun belum sesuai
dengan anjuran yang sudah diajarkan oleh penulis, tetapi dalam mengonsumsi
makanan sudah sesuai dengan anjuran, hal ini terjadi karena keterbatasan
biaya dan waktu sehingga Ny. S menyusun jadwal dan menu diit sendiri yang
bantuan penulis dengan menu pagi: nasi tim, sayur tidak pedas, pisang, teh
hangat, siang: nasi tim, tahu/tempe, sayur bening, air putih, malam: nasi/roti,
sayur, lauk, susu. Selain itu Ny. S meminum obat tradisional rebusan air
yang tidak sehat menjadi sehat. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan
dari pendidikan atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program-
perawatan kesehatan keluarga meliputi lima aspek tugas keluarga. Selain yang
sudah dijelaskan di atas, ada 3 diagnosa keperawatan yang sesuai dengan lima
mampu mengambil keputusan secara tepat, terbukti apabila salah satu anggota
pelayanan kesehatan dan tidak sembarangan membeli obat di warung. Hal ini
juga telah dijelaskan oleh Mubarak (2012, p. 79) bahwa mengambil keputusan
yang tepat merupakan upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan yang
oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan yang sedang terjadi
tetap sehat terbukti Tn. Y tidak merokok, lingkungan sekitar tidak ada yang
nyaman dan menjadikan rumah sehat. Menurut Mubarak (2012, p. 77) kondisi
rumah haruslah dapat menjadikan lambang ketenangan, keindahan,
kesehatan yang ada di masyarakat dengan baik terbukti klien dan keluarga
secara rutin setiap obat habis atau memiliki keluhan kesehatan lainnya
yang berkaitan dengan kesehatan keluarga atau anggota keluarga harus dapat
B. Kesimpulan
gejala, komplikasi, pemberian porsi diit, makanan yang boleh dikonsumsi dan
dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi Ny. S, sehingga dapat diterapkan dalam
lebih sehat.
perdarahan pada saluran cerna, penyebab dari gastritis akut yang dialami Ny.
S hanya karena pola makan yang tidak teratur dan sering mengonsumsi
makanan yang pedas dan asam, serta dalam menyusun jadwal makanan tidak
sesuai dengan anjuran penulis karena keterbatasan biaya dan waktu. Tetapi
Ny. S tetap memperhatikan makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh
penulis dengan menu diit pagi: nasi tim, sayur tidak pedas, pisang, teh hangat,
siang: nasi tim, tahu/tempe, sayur bening, air putih, malam: nasi/roti, sayur,
lauk, susu.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Andra, Saferi W., Yessie, Marizza P. 2013. KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah
(Keperawatan Dewasa). Yogyakarta: Nuha Medika.
Carpenito, L. J & Moyet. (2007). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta :
EGC.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori & Aplikasi
Dalam Praktik Dengan Pendekatan Asuhan Keperawtan Komunitas,
Gerontik dan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2012. Ilmu Keperawatan Komunitas 2Konsep dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.
Muttaqin, Arif. 2013. Gangguan Gastrointestial: Aplikasi Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta: EGC.
Rahma, Mawaddah., Jumriani, Ansar., Rismayanti. 2013. Faktor Risiko Kejadian
Gastritis di wilayah Kerja Puskesmas Kampli kabupaten Gowa. Jurnal
Kesehatan, (online), (http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/5489
diakses tanggal 3 Januari 2015).
Rahmi. 2011. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis pada
pasien yang berobat jalan di Puskesmas Gulai Bancah Kota Bukit Tinggi
tahun 2011. Jurnal, (online), (http://www.academia.edu/5610685/Jurnal
diakses tanggal 3 Januari 2015).
Ratu, Ardian. 2013. Penyakit Hati, Lambung, Usus, dan Ambeien. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Setyowati, Sri. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Aplikasi Kasus.
Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Sukarmin. 2012. Keperawatan Pada Sistem Pencernaan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Suratun. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Gastrointestinal.
Jakarta: Trans Info Media.
Widyanto, Faisalado Candra. 2014. Keperawatan Komunitas dengan Pendekatan
Praktis. Yogyakarta: Nuha Medika.
Lampiran 1
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 Maret 2015 di rumah Tn. Y pada pukul
14.00 WIB.
1. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. Y
b. Umur : 65 tahun
c. Pendidikan : SMP
d. Agama : Katholik
e. Alamat : Jambon gesikan RT 01/ RW 04, Cacaban
f. Pekerjaan : Swasta
g. Komposisi Keluarga
Genogram
Keterangan:
: Meninggal (Laki-laki) : Meninggal (Perempuan)
: Laki-laki : Perempuan
1
2) Ventilasi dan penerangan
Ventilasi pada rumah yang ditempati oleh keluarga Tn. Y sudah
cukup. Terdapat jendela disetiap ruangan, pencahayaan pada
siang hari dari sinar matahari sedangkan pada malam hari dengan
menggunakan lampu.
3) Pembuangan sampah
Keluarga membuang sampah di penampungan sementara. Ada
petugas yang mengambil sampah dari rumah-rumah penduduk.
4) Pembuangan air limbah
Pembuangan air limbah masuk septic tank.
5) Persediaan air bersih
Persediaan air bersih tersedia dalam jumlah cukup untuk
memenuhi kebutuhan air minum, MCK dan masak. Air diambil
dari PAM.
6) Jamban/WC
Tipe jamban adalah leher angsa (jamban jongkok). Jarak septic
tank dengan sumber air adalah ± 10 m.
7) Lingkungan rumah
Keadaan rumah cukup rapi. Kanan kiri rumah mempunyai jarak
dengan rumah sebelahnya. Keluarga mempunyai tanah
pekarangan di depan, dan belakang rumah yang dimanfaatkan
sebagai jalan dan kandang ayam.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Hubungan Keluarga Tn. Y tinggal di daerah perkotaan sehingga
hubungan sosial antarwarga sangat dekat. Ny. S rajin mengikuti
pertemuan-pertemuan antar warga seperti arisan dan PKK.
c. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. Y merupakan penduduk asli kota Magelang.
d. Perkumpulan keluarga dan interkasi dengan masyarakat
Hubungan klien dengan masyarakat cukup baik. Keluarga klien
selalu ramah di depan setiap orang.
e. Sistem pendukung keluarga
Fasilitas-fasilitas kesehatan yang dimiliki adalah sarana MCK,
tempat tidur, sumber air bersih, sarana hiburan televisi, dan motor
sebagai sarana transportasi. Namun keluarga Tn. Y lebih sering
menggunakan kendaraan umum (angkot).
4. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Keluarga menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia dalam
berkomunikasi dengan anggota keluarga serta masyarakat. Jika
dalam keluarga Tn. Y menemui sebuah permasalahan, keluarga
selalu akan menyelesaikan masalah dengan bermusyawarah.
b. Struktur kekuatan keluarga
Keputusan yang diambil dalam keluarga adalah keputusan bersama.
c. Struktur peran
Tn. Y berperan sebagai kepala keluarga sekaligus mencari nafkah.
Ny. S berperan sebagai istri dan membantu suami dalam mencari
nafkah.
Ny. L berperan sebagai anak dan seorang single parent.
Sdr. S berperan sebagai anak dan pekerja.
An. S berperan sebagai cucu klien.
d. Nilai dan norma keluarga
Keluarga Tn. Y hidup dalam nilai dan norma budaya Jawa dimana
suami bertanggung jawab untuk memberi nafkah bagi istri dan anak-
anaknya sedangkan istri bertugas untuk mengurus rumah tangga.
Dalam satu keluarga harus menghormati satu sama lain.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Dalam keluarga terdapat perasaan saling memiliki, kasih sayang,
tolong menolong, dan saling mendukung antar anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Komunikasi atau interaksi antar anggota keluarga terjalin dengan
baik, masing-masing anggota keluarga saling menghormati serta
menerapkan sopan santun dalam berperilaku.
c. Fungsi perawatan kesehatan
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah
Keluarga Tn. Y tidak mengetahui masalah yang dialami oleh Ny.
S secara rinci. Keluarga Tn. Y hanya mengetahui kalau Ny. S
sakit maag bukan sakit gastritis. Keluarga Tn. Y belum
mengetahui tentang penyebab, tanda gejala, pengobatan serta
komplikasi yang terjadi akibat gastritis.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Keluarga Tn. Y dapat mengambil keputusan untuk mengatasi
masalah kesehatan yang terjadi, terbukti apabila salah satu
anggota keluarga mengalami sakit atau masalah kesehatan
langsung memeriksakan ke pelayanan kesehatan dan tidak
sembarangan membeli obat di warung.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota yang sakit
Keluarga Tn. Y belum mampu merawat Ny. S yang sedang sakit
karena kurang sumber informasi terkait dengan penyakit Ny. W
terbukti dalam pemberian diit yang tidak tepat sesuai dengan
makanan yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan.
4) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan
Keluarga mampu menjaga dan memelihara lingkungan rumah
agar tetap sehat terbukti Tn. Y tidak merokok, lingkungan sekitar
tidak ada yang minum-minuman keras, dan penataan perabotan
rumah tangga tidak beresiko terjadi cidera. Tempat tinggal klien
juga tidak terlalu bising, Ny. S nyaman tinggal di rumah.
5) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas atau pelayanan
kesehatan di masyarakat
Keluarga Tn. Y sudah dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada di masyarakat dengan baik berupa, karena Ny. W selalu
datang ke puskesmas tiap kali merasa ada keluhan dan menjadi
anggota pengguna kartu BPJS.
d. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn. Y mempunyai 3 anak. Anak pertama berumur 37 tahun
dan yang ketiga berumur 30 tahun. Saat ini klien sudah mengalami
menopause.
e. Fungsi ekonomi
Keluarga mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan
yang diperoleh dari penghasilannya. Selain untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari keluarga Tn. Y mampu menyisihkan
penghasilannya untuk ditabung. Karena Ny. S sedang sakit sehingga
klien tidak dapat membantu ekonomi keluarga.
6. Stress dan Koping Keluarga
a. Stress jangka pendek dan panjang
Keluarga merasa khawatir jika penyakit Ny. S akan kambuh terus
menerus. Keluarga Tn. Y ingin mengetahui tentang penyakit gastritis
karena keluarga merasa tidak nyaman jika salah satu anggota
keluarganya mengalami masalah kesehatan.
b. Kemampuan keluarga berespons terhadap situasi/stressor
Untuk stress jangka pendek, keluarga berusaha untuk menangani
masalah keluhan kesehatan baik dengan penanganan mandiri maupun
dengan layanan kesehatan. Untuk stress jangka panjang, keluarga
berusaha untuk menyesuaikan diri terhadap hal-hal yang belum sesuai
dengan keinginan keluarga.
c. Strategi koping yang digunakan
Keluarga berusaha untuk menangani keluhan kesehatan baik secara
mandiri maupun ke layanan kesehatan. Jika ada masalah maka akan
dibicarakan dengan baik-baik dan dilakukan musyawarah sehingga
bisa diselesaikan dengan jelas.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Selain mengobati sakitnya dengan tenaga medis juga mengonsumsi
sari pati yang dibuatnya sendiri.
7. Data Tambahan
a. Nutrisi
Keluarga Tn. Y sehari-hari makan dengan menu seadanya. Ny. S
mengatakan sangat susah makan, tidak mempunyai nafsu makan yang
tinggi. Saat ini pun klien tidak mengetahui diit untuk penyakit gastritis.
b. Aktivitas
Klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan peran dan
kemampuannya sebagai usia lanjut. Setiap hari jika tidak ada keperluan
Ny. S hanya di rumah saja.
c. Eliminasi
Klien tidak mengalami gangguan eliminasi yang serius, saat ini klien
sering mengeluh perutnya kembung dan sehari kemarin BAB cair.
d. Istirahat tidur
Klien tidak mengalami gangguan ataupun keluhan tidak bisa tidur pada
malam hari.
e. Merokok
Dalam keluarga Tn. Y tidak ada yang merokok.
8. Harapan Keluarga
a. Harapan keluarga terhadap perawat
Keluarga berharap perawat dapat memberikan atau membantu
menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi keluarga.
b. Harapan keluarga terhadap perawat berhubungan dengan masalah
kesehatan
Keluarga ingin mendapatkan berbagai informasi mengenai kesehatan
demi menjaga kesehatan keluarga. Selain itu untuk mencegah
terjadinya masalah kesehatan di keluarga.
9. Pengkajian Fungsional Klien
a. Indeks KATZ
Ny. S mampu makan, BAB/BAK, menggunakan pakaian, pergi ke
toilet, berpindah dan mandi secara mandiri tanpa bantuan orang lain.
b. Modifikasi dari Bartel Indeks
Klien mampu makan, minum, berpindah dari kursi, personal toilet,
keluar masuk toilet, mandi, jalan dipermukaan datar, mengenakan
pakaian, kontrol bowel dan blader, olahraga dan memanfaatkan waktu
rekreasi secara mandiri.
10. Pengkajian Status Kognitif dan Afektif
a. Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short
Portable Mental Status Questioner (SPMSQ)
Klien mampu mengingat hari, tanggal, tahun, umur, tanggal lahir,
nama presiden sekarang dan sebelumnya serta melakukan pengurangan
2 dari 10, nama tempat tinggal, alamat rumah dan nama ibunya. Fungsi
intelektual Ny. S utuh/baik.
b. Identifikasi aspek kognitif dan fungsi mental dengan menggunakan
Mini Mental Status Exam (MMSE)
Ny. S mampu menyebutkan tahun, musim, tanggal, hari dan bulan
dengan benar. Ny. S juga mampu menyebutkan negara, provinsi, kota
dan nama 3 objek yang ditunjuk aspek kognitif dari fungsi mental
dalam keadaan baik.
c. Pengkajian Status Sosial
Status sosial lansia dapat diukur dengan menggunakan APGAR skor
keluarga. skor 8 dimana fungsi sosial Ny. S dalam keadaan normal.
11. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian Tn. Y Ny. S Ny. L Sdr. S An. R
TD 140/90 130/80 120/80 120/80 -
Nadi 76x/menit 80x/menit 80x/menit 84x/menit 88x/menit
RR 22x/menit 22x/menit 21x/menit 20x/menit 24x/menit
o
Suhu 36, 5 C 36,5º C 36,3º C 36,2º C 36,3º C
BB 60 kg 60 kg 44 kg 57 kg 20 kg
TB 160 cm 145 cm 154 cm 162 cm 135 cm
Kepala Mesochepal Mesochepal Mesochepal Mesochepal Mesochepal
Rambut Hitam, Sebagian Hitam, Hitam, Hitam,
pendek, beruban, panjang, pendek, pendek,
rapi, panjang ikal, rapi, rapi, rapi,
distribusi sebahu, distribusi distribusi distribusi
merata lurus, rapi, merata merata merata
distribusi
merata
Telinga bentuk bentuk bentuk bentuk bentuk
simetris, simetris, simetris, simetris, simetris,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
pengeluaran pengeluaran pengeluaran pengeluaran pengeluaran
serumen, serumen, serumen, serumen, serumen,
pendengara pendengara pendengara pendengara pendengara
n baik n baik n baik n baik n baik
Mata Sklera tidak Sklera tidak Sklera tidak Sklera tidak Sklera tidak
ikterik, ikterik, ikterik, ikterik, ikterik,
konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva
tidak tidak tidak tidak tidak
anemis anemis anemis anemis anemis
Hidung Bersih, Bersih, Bersih, Bersih, Bersih,
tidak ada
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
pengeluaran pengeluaran pengeluaran pengeluaran pengeluaran
lendir lendir lendir lendir lendir
Mulut Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa
bibir bibir bibir bibir bibir
lembab, lembab, lembab, lembab, lembab,
tidak ada
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
stomatitis stomatitis stomatitis stomatitis stomatitis
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar
tiroid tiroid tiroid tiroid tiroid
Dada : Paru I : SimetrisI : Simetris I : Simetris I : Simetris I : Simetris
P: Vokal P: Vokal P: Vokal P: Vokal P: Vokal
fremitus fremitus fremitus fremitus fremitus
sama sama sama sama sama
P: Sonor P: Sonor P: Sonor P: Sonor P: Sonor
A:Vesikuler A:Vesikuler A:Vesikuler A:Vesikuler A:Vesikuler
Jantung I : ictus I : ictus I : ictus I : ictus I : ictus
cordis cordis cordis cordis cordis
tidak tidak tidak tidak tidak
terlihat terlihat terlihat terlihat terlihat
P: ictus P: ictus P: ictus P: ictus P: ictus
cordis cordis cordis cordis cordis
teraba teraba teraba teraba teraba
P: pekak P: pekak P: pekak P: pekak P: pekak
A: S1 S2 A: S1 S2 A: S1 S2 A: S1 S2 A: S1 S2
reguler reguler reguler reguler reguler
Abdomen I : datar, I : datar, I : datar, I : datar, I : datar,
tidak tidak tidak tidak tidak
acites acites acites acites acites
A:10x/mnt A:12x/mnt A:11x/mnt A: 8x/mnt A:12x/mnt
P: timpani P: P: timpani P: timpani P: timpani
P: tidak adahipertimpan P: tidak ada P: tidak ada P: tidak ada
nyeri i nyeri nyeri nyeri
tekan P: ada nyeri tekan tekan tekan
tekan
Ekstremitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
oedema, oedema, oedema, oedema, oedema,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
lesi lesi lesi lesi lesi
Integumen Coklat, Coklat, Coklat, Coklat, Coklat,
bersih bersih bersih bersih bersih
B. Analisa Data
No. Tanggal Data Masalah Etiologi
1. 16 DS:Klien mengatakan Ketidakmampuan Kurang
Maret sedikit keluarga pengetahuan.
2015 mengetahui mengenal
tentang gastritis masalah gastritis
akut tetapi belum akut.
mengetahui
secara rinci
tentang
pengertian,
penyebab, tanda
gejala,
komplikasi, serta
penanganan yang
tepat.
DO:klien tampak
masih bingung
ketika ditanya
mengenai
gastritis akut.
Keluarga tampak
ingin tahu
tentang penyakit
gastritis akut.
2. 16 DS: klien mengatakan Ketidakmampuan Kurang sumber
Maret belum keluarga merawat informasi
2015 mengetahui anggota keluarga
tentang pola yang sakit
makan yang baik
untuk penderita
gastritis akut,
makanan apa saja
yang boleh
dikonsumsi dan
tidak, serta klien
ingin tahu
tentang
pengobatan
alternatif selain
menggunakan
obat dalam
menangani
masalah gastritis
akut.
DO: klien tampak
bingung saat
ditanya tentang
perawatan pasien
gastritis akut,
klien terlihat
lemas, klien
tampak ingin
tahu tentang
perawatan pada
pasien gastritis
akut.
C. Skoring
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah gastritis akut berhubungan
dengan kurang pengetahuan.
No Kriteria Skoring Pembenaran
1 Sifat masalah 3 x1=1 Masalah ini adalah
Skala : 3 aktual sehingga
Tidak/kurang sehat dikategorikan
tidak/kurang sehat
2 Kemungkinan masalah 2 x 2 = 2 Kemungkinan
dapat diubah 2 masalah bisa diubah
Skala : tinggi karena
Tinggi keluarga yang
belum mengetahui
sepenuhnya tentang
gastritis akut ingin
mengetahui secara
jelas
3 Potensial masalah untuk 2 x1= 2 Masalah lebih
dicegah 3 3 lanjut masih dapat
Skala : dicegah dengan
Cukup keluarga mengenal
tentang penyakit
gastritis akut.
4 Menonojolnya masalah 1 x 1 = 1 Keluarga
Skala : 2 2 menganggap
Ada masalah, tetapi masalah gastritis
tidak perlu segera akut bukan
ditangani merupakan masalah
yang mengancam
jiwa
Total Skor 1
4
6
2. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gastritis
akut berhubungan dengan kurang sumber informasi.
No Kriteria Skoring Pembenaran
1 Sifat masalah 3 x1=1 Masalah ini adalah
Skala : 3 aktual sehingga
Tidak/kurang sehat dikategorikan
tidak/kurang sehat
2 Kemungkinan masalah 1 x2=1 Masalah dapat
dapat diubah 2 diubah dengan
Skala : dilakukan perawatan
Cukup penyakit gatritis akut
secara tepat
3 Potensial masalah 2 x 1 =2 Masalah lebih lanjut
untuk dicegah 3 3 masih dapat dicegah
Skala : jika keluarga mampu
Cukup merawat anggota
keluarga yang
menderita gatritis
akut.
4 Menonojolnya masalah 2 x 1 = 1 Masalah memerlukan
Skala : 2 penanganan segera
Harus segera ditangani untuk mencegah
komplikasi atau
kekambuhan
berulang.
Total Skor 2
3
3
D. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah gastritis akut berhubungan
dengan kurang pengetahuan.
2. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gastritis
akut berhubungan dengan kurang sumber informasi.
E. Rencana Keperawatan
Tgl/Jam No. Tujuan Umum Tujuan Khusus Evaluasi
Intervensi
Dx Kriteria Standar
17 1 Setelah dilakukan Setelah dilakukan Verbal Gastritis akut 1. Kaji tingkat pengetahuan
Maret tindakan pendidikan merupakan keluarga tentang gastritis
2014 keperawatan kesehatan selama 1x peradangan akut.
berupa pendidikan pertemuan yang mengenai 2. Jelaskan tentang
13.00 kesehatan tentang diharapkan keluarga mukosa pengertian gastritis akut.
WIB gastritis akut mampu menjelaskan lambung . 3. Jelaskan tentang penyebab
diharapkan kembali pengertian, gastritis akut.
keluarga penyebab, tanda Menyebutkan 4 4. Jelaskan tentang tanda dan
mengetahui secara gejala, pembagian dari 6 penyebab gejala gastritis akut.
menyeluruh porsi diit/makanan gastritis akut: 5. Jelaskan tentang
tentang penyakit yang dianjurkan dan infeksi pemberian porsi diit
gastritis akut. tidak boleh mikrooranisme, gastritis akut /makanan
dikonsumsi, serta makanan dan yang dianjurkan dan tidak
komplikasi gastritis minuman yang diperbolehkan
akut. bersifat iritan, 6. Jelaskan tentang
Pemakaian komplikasi gastritis akut.
OAINS, stress 7. Berikan reinforcement
berat, konsumsi positif terhadap penjelasan
alkohol keluarga.
berlebihan, 8. Motivasi keluarga untuk
garam mepedu. menyebutkan kembali
tentang pengertian,
penyebab, tanda gejala,
Menyebutkan 5 cara penanganan,
dari 6 tanda dan pemberian porsi diit
gejala pada gastritis akut sehari-hari
penderita dan komplikasi gastritis
gastritis akut: akut.
nyeri pada ulu
hati, mual,
muntah,
perdarahan
saluran cerna,
tidak nafsu
makan, pusing,
Menyebutkan 4
cara penanganan
gastritis akut di
rumah: makan
makanan sesuai
diit, berikan
antasid untuk
gejala awal yang
dirasakan,
hindari stress
dan lakukan
aktivitas sesuai
kemampuan
serta perbanyak
istirahat.
Menyebutkan
porsi diit
gastritis akut
sesuai
aturan/menyebut
kan makanan
yang tidak boleh
dimakan (beras
ketan, makanan
yang diawetkan,
sayuran yang
dikeringkan dan
yang
menimbulkan
gas, buah yang
tinggi serat) dan
makanan yang
dianjurkan
dimakan (nasi
tim, daging
direbus, kacang
hijau, sayuran
yang tidak
banyak serat,
pepaya, pisang).
Menyebutkan
komplikasi
gastritis akut:
perdarahan,
gastritis kronis.
17 2 Setelah dilakukan Setelah dilakukan Verbal Menyebutkan 1. Diskusikan dengan
Maret tindakan pendidikan perawatan keluarga tentang
2014 keperawatan kesehatan selama 1x secara komplikasi gastritis akut.
berupa pendidikan pertemuan farmakologi dan 2. Jelaskan tentang
13.30 kesehatan dan cara diharapkan keluarga nonfarmakologi perawatan pada pasien
WIB merawat keluarga mampu merawat (nonfarmakologi secara farmakologis dan
dengan penyakit anggota keluarga : perencanaan nonfarmakologis
gastritis akut yang sakit gastritis makan, 3. Demonstrasikan
diharapkan akut terutama dalam pemberian pembuatan rebusan air
keluarga dapat mendemostrasikan rebusan kunyit kunyit dan temulawak.
mengobati penyakit dalam pengobatan dan temulawak, 4. Demonstrasikan
gastritis akut secara non farmakologis. pengendalian pemberian porsi diit bagi
sederhana. stress, olahraga penderita gastritis akut.
dan penyuluhan. 5. Bantu klien membuat
Farmakologi: jadwal menu makanan
obat antasida, sehari-hari sesuai dengan
pengambat H2, makanan yang boleh
antibiotik). dikonsumsi.
6. Motivasi keluarga untuk
Melaksanakan merawat anggota kleuarga
demonstrasi yang sakit dengan gastritis
porsi diit bagi akut.
penderita 7. Anjurkan klien makan
gastritis akut. teratur dan tepat waktu.
F. Tindakan dan Evaluasi
No
Tanggal/
. Implementasi Respon/Evaluasi Paraf
Jam
Dx
18 Maret 1 1. Mengkaji S: Keluarga mengatakan
2015 pengetahuan klien senang karena diberikan
16.00 tentang gastritis akut. penjelasan tentang
WIB 2. Menjelaskan tentang gastritis akut dan sudah Mutiara
pengertian gastritis mengetahui tentang
akut. gastritis akut.
3. Menjelaskan tentang - Menurut Ny. S dan
penyebab gastritis keluarga gastritis akut
akut. adalah penyakit yang
4. Menjelaskan tentang terjadi akibat telat
tanda dan gejala makan.
gastritis akut. - Penyebab gastritis akut
5. Menjelaskan tentang adalah telat makan,
pemberian porsi diit makan makanan yang
gastritis akut pedas dan asam
/makanan yang - Tanda dan gejala
dianjurkan dan tidak gastritis akut adalah
diperbolehkan. mual, nyeri di ulu hati,
6. Menjelaskan tentang pusing, tidak nafsu
komplikasi gastritis makan.
akut. - Makanan yang tidak
7. Memberikan boleh dimakan (beras
reinforcement positif ketan, makanan yang
terhadap penjelasan diawetkan, sayuran
keluarga. yang dikeringkan dan
8. Memotivasi keluarga yang menimbulkan gas,
untuk menyebutkan buah yang tinggi serat)
kembali tentang dan makanan yang
pengertian, penyebab, dianjurkan dimakan
tanda gejala, cara (nasi tim, daging
penanganan, direbus, kacang hijau,
pemberian porsi diit sayuran yang tidak
gastritis akut sehari- banyak serat, pepaya,
hari dan komplikasi pisang).
gastritis akut. - Komplikasi gastritis
akut adalah gastritis
kronis dan pendarahan.
O: Keluarga tampak
serius memperhatikan
penyuluhan yang
diberikan. Keluarga
mampu menjawab
pertanyaan yang
diberikan setelah
penyuluhan.
A: Masalah
ketidakmampuan
keluarga mengenal
masalah gastritis akut
berhubungan dengan
kurang pengetahuan
teratasi sebagian.
P : Motivasi keluarga Ny.
S dan keluarga untuk
mengatur pola makan,
kontrol stress, olahraga
dan minum obat secara
teratur.
18 Maret 2 1. Mendiskusikan S: Keluarga mengatakan
2015 dengan keluarga lebih mengerti tentang
16.30 tentang komplikasi cara perawatan pada
WIB gastritis. anggota keluarga yang Mutiara
2. Menjelaskan tentang sakit gastritis akut.
perawatan pada O: Klien dan keluarga
pasien secara ikut mendemonstrasikan
farmakologis dan cara pembuatan rebusan
nonfarmakologis. air rimpang kunyit dan
3. Mendemonstrasikan temulawak serta keluarga
pembuatan rebusan dan klien mampu
air kunyit dan mendemonstrasikan porsi
temulawak. diit yang benar bagi
4. Mendemonstrasikan penderita gastritis akut.
pemberian porsi diit Tetapi tidak sesuai
bagi penderita dengan jadwal yang
gastritis. dibuatkan karena
5. Membantu klien keterbatasan biaya dan
membuat jadwal waktu, namun klien tetap
menu makanan mengikuti anjuran
sehari-hari sesuai makanan yang boleh
dengan makanan yang dikonsumsi dan tidak
boleh dikonsumsi. boleh dikonsumsi.
6. Memotivasi klien A: Masalah
untuk menggunakan ketidakmampuan
pilihan cara yang keluarga merawat
tepat, minimal anggota keluarga yang
mampu menetapkan sakit teratasi.
diit sehari-hari. P: Motivasi Ny. S dan
keluarga, evaluasi
tindakan yang telah
dilakukan, kontrol
perkembangan gastritis
secara rutin dan
perhatikan pencetus dan
perawatan yang tepat.
G. Evaluasi Sumatif
No
Tanggal/
. Pernyataan (TIK) Ya Tidak Keterangan Paraf
Jam
Dx
19 Maret 1 Setelah dilakukan
2015 penyuluhan/
15.00 pendidikan
WIB kesehatan selama
1x30 menit
keluarga Ny. S
mampu:
1. Menjelaskan √ Ny. S dan
tentang keluarga
pengertian menjawab
gastritis akut. pertanyaan Mutiara
dengan bahasa
sederhana.
2. Menyebutkan √ Ny. S dan
tanda dan gejala keluarga
gastritis akut. menyebutkan
beberapa tanda Mutiara
dan gejala
gastritis akut.
3. Menyebutkan √ Ny. S dan
penyebab keluarga
gastritis akut. menyebutkan
beberapa Mutiara
penyebab
gastritis akut.
4. Menyebutkan √ Ny. S
makanan yang menyebutkan
tidak boleh makanan yang
dikonsumsi dan pedas dan asam Mutiara
yang boleh tidak boleh
dikonsumsi. dikonsumsi,
sedangkan
bubur, pisang,
pepaya boleh
dikonsumsi.
5. Menyebutkan √ Ny. S
komplikasi dari menyebutkan
gastritis akut. gastritis kronis
dan perdarahan Mutiara
merupakan
komplikasi dari
gastritis akut.
19 Maret 2 Setelah dilakukan
2015 tindakan
15.30 pendidikan
WIB kesehatan selama
1x60 menit
keluarga dan klien
mampu:
1. Merawat √ Keluarga Ny. S
anggota mampu merawat
keluarga yang Ny. S yang Mutiara
sakit gastritis. sedang sakit
gastritis akut.
2. Menyebutkan Pengobatan
tindakan yang tradisional:
tepat untuk rebusan air
mengatasi kunyit dan Mutiara
gastritis akut temulawak.
meliputi: Pengobatan
a. Pengobatan √ medis: antasid,
tradisional vitamin.
(non Pagi (07.00-
farmakologi 10.00): nasi tim,
s) dan sayur tidak
pengobatan pedas, pisang, Mutiara
medis. teh hangat.
b. Membuat √ Siang (13.00-
jadwal menu 15.00): nasi tim,
makanan tahu/tempe,
sehari-hari. sayur bening, air
putih.
Malam (17.00-
19.00): nasi/roti,
sayur, lauk,
susu.
Lampiran 2
SATUAN ACARA PENYULUHAN
GASTRITIS AKUT
Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit keluarga Tn. Y
mampu memahami tentang penyakit gastritis dan perawatannya.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit Tn. Y dan keluarga
diharapkan dapat menjelaskan tentang :
1. Pengertian sakit maag
2. Tanda dan gejala sakit maag
3. Proses penyakit sakit maag
4. Komplikasi sakit maag
5. Pengobatan sakit maag
6. Makanan pantangan untuk sakit maag
Metode
Ceramah dan diskusi
Media
Leaflet
Proses pelaksaaan
Setting Tempat
Duduk di kursi bersisihan
Evaluasi
1. Kegiatan : jadwal, tempat, alat bantu/media, pengorganisasian, proses
penyuluhan.
2. Hasil penyuluhan : memberi pertanyaan pada keluarga Tn. Y:
a. Apa pengertian, penyebab dan proses penyakit maag?
b. Bagaimana tanda dan gejala sakit maag?
c. Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi?
d. Bagaimana pengobatan penyakit maag?
e. Apa saja makanan yang tidak boleh dikonsumsi penyakit maag?
Referensi
1. Sukarmin. 2012. Keperawatan Pada Sistem Pencernaan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
2. Suratun. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media.
3. Muttaqin, Arif. 2013. Gangguan Gastrointestial: Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.
4. Andra, Saferi W., Yessie, Marizza P. 2013. KMB 1 Keperawatan Medikal
Bedah (Keperawatan Dewasa). Yogyakarta: Nuha Medika.
5. Ratu, Ardian. 2013. Penyakit Hati, Lambung, Usus, dan Ambeien.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Materi
1. Pengertian
Gastritis yang biasanya orang awam menyebutnya dengan istilah maag adalah
peradangan yang terjadi di lambung akibat meningkatnya sekresi asam
lambung mengakibatkan iritasi/perlukaan pada lambung.
2. Macam
a. Gastritis akut
b. Gastritis kronik
3. Penyebab
a. Makanan bersifat iritan
b. Suka mengonsumsi makanan yang bersifat pedas, asam, santan dan
banyak mengandung gas
c. Konsumsi alkohol yang berlebihan
d. Pemakaian obat anti inflamasi non steroid (OAINS) dalam jumlah besar
4. Tanda dan gejala
Mual, muntah, nyeri ulu hati, perut terasa terbakar, kehilangan nafsu makan,
perut terasa penuh.
5. Penanganan
a. Berikan antasid untuk gejala awal yang dirasakan.
b. Sajikan makanan pada waktunya secara teratur serta dalam porsi yang
kecil tapi sering.
c. Hindari stress atau ketegangan pikiran.
d. Lakukan aktivitas sesuai kemampuan dan perbanyak istirahat.
e. Untuk pengobatan tradisional atau secara herbal dapat menggunakan
rimpang kunyit dan temulawak. Dengan cara 1 buah rimpang kunir dan 1
buah rimpang temulawak diparut, kemudian direbus dengan 1,5 gelas air
putih. Selanjutnya, air beserta ampas parutannya diminum 3 kali dalam 1
hari sesudah makan. Bagi yang suka, dapat ditambahkna garam dan gula
secukupnya.
6. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber karbohidrat Beras di tim, nasi; kentang di pure; makaroni, Beras ketan, beras tumbuk, roti whole
mi,bihun direbus; roti; biskuit, krekers; tepung- wheat,jagung; ubi, singkong, tales, kentang
tepungan dibuat bubur, atau puding. digoreng; cake, dodol, dan sebagainya.
Sumber protein Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam direbus, Daging, ikan, ayam yang dikaleng,
hewani disemur, ditim, dipanggang; telur ayam direbus, dikeringkan, diasap, diberi bumbu-bumbu
didadar, ditim, diceplok air dan dicampur dalam tajam; daging babi; telur digoreng.
makanan; susu.
Sumber protein nabati Tahu, tempe direbus, ditim, ditumis; kacang hijau Tahu, tempe digoreng; kacang tanah, kacang
direbus. merah, kacang tolo.
Sayuran Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak Sayuran dikeringkan.
menimbulkan gas dimasak: bayam, bit, labu siam,
labu kuning, wortel, tomat direbus, dan ditumis.
Buah-buahan Pepaya, pisang, jeruk manis, sari buah; pir dan Buah yang tinggi serat dan/atau dapat
peach dalam kaleng. menimbulkan gas seperti jambu biji, nanas,
apel, kedondong, durian, nangka; buah yang
dikeringkan.
Lemak Margarin dan mentega; minyak untuk menumis dan Lemak hewan, santan kental.
santan encer.
Minuman Sirup, teh. Minuman yang mengandung soda dan
alkohol, kopi, ice cream.
Bumbu Gula, garam, vetsin, kunci, kencur, jahe, kunyit, Lombok, bawang, merica, cuka, dan
terasi, laos, salam, sereh. sebagainya yang tajam.
7. Jadwal makan b. Siang
a. Pagi Bubur nasi/tim nasi c. Malam
Bubur nasi/tim Semur daging giling Bubur nasi/tim nasi
Telur ceplok air Setup bayam Sup ayam guling
Setup wortel Jus pepaya Tumis labu siam + tomat
Teh Roti bakar Pisang
Puding maizena + saos Orak arik telur Susu
sirup