OLEH
1. AMELIA ANGGUN PUTRI
2. DESRI YANTI
3. MONA RINANDA PUTRI
PEMBIMBING :
DR. NOVA ARIKHMAN, M.Kes
JHON MARTHA HENDRA ,SKM
OLEH
Laporan PBL ini telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing PBL
program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
SYEDZA SAINTIKA PADANG
Menyetujui,
ii
LEMBARAN PENGESAHAN
Laporan Pengalaman Belajar Lapangan ini telah diperiksa dan disetujui oleh
Pembimbing PBL program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan SYEDZA SAINTIKA PADANG
Menyetujui,
Penguji 1 Penguji 2
( ) ( )
NIP. NIP
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Pengalaman Belajar Lapangan ( PBL ) di Puskesmas Tarusan
Laporan ini disusun untuk melengkapi dari hasil Pengalaman Belajar
Lapangan (PBL) di Puskesmas Tarusan Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kelemahan. Atas segala kekurangan dan kelemahan yang terdapat dalam
penulisan ini, Penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik yang
bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan laporan yang
penulis buat.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak yang telah ikut membantu penulis dalam
menyelesaikan laporan ini, terutama kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syamsul Amar, B.MS selaku ketua Yayasan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Sumatera Barat.
2. Bapak Drs. H. Hasrinal, Amd. kep, MM selaku ketua Stikes Syedza
Saintika Padang.
3. Ibu Oktariyani Dasril, M.Kes selaku ketua Prodi Kesehatan
Masyarakat Stikes Syedza Saintika Padang .
4. Bapak DR. NOVA ARIKHMAN, M.Kes selaku Pembimbing Akademik
Pengalaman Belajar Lapangan di Puskesmas Tarusan
5. Bapak JON MARTHA HENDRA,SKM selaku Kepala Puskesmas
Tarusan yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuk
selama melakukan Pengalaman Belajar Lapangan di Puskesmas
Tarusan
6. Bapak dan ibu tenaga kesehatan di Puskesmas Tarusan yang telah
membantu kami dalam menyusun laporan ini.
iv
7. Beserta pihak – pihak yang ikut membantu dalam memberikan ide dan
inspirasi dalam menyelesaikan laporan ini.
Akhir kata penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan para pembaca. Penulis ucapkan terima kasih.
Kelompok
v
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan. ........................................................................................... 4
C. Ruang Lingkup............................................................................... 5
D. Manfaat. ......................................................................................... 6
vi
BAB IV PEMBAHASAN
A. Konsep Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Rumah Tangga. ... 44
B. Tahap PDCA (Plan, Do, Check, Action). .................................... 53
C. Planning of action (POA). ............................................................ 55
D. Rencana Anggaran Biaya............................................................ 61
E. Rencana Monev........................................................................... 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 69
B. Saran . ......................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 72
LAMPIRAN . ......................................................................................... 73
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
Jakarta (56,8 %) dan terendah pada Provinsi Papua (16,4%). Sementara
proporsi rumah tangga dengan PHBS baik di Sumatera Barat sebesar 21%
(3). Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2007, proporsi tahun 2013 ini
mengalami penurunan sebesar 6,4%.(Riskesdas,2013)
2
kurangnya tenaga promosi keehatan dalam melaksanakan program PHBS
(Kemenkes, 2015)
Ada tiga indikator GERMAS yang juga ada pada indikator PHBS yang
masih menjadi masalah dan belum menunjukan perbaikan dibanding
Riskesdas Tahun 2013. Indikator pertama yaitu prevalensi merokok pada
penduduk umur 10-18 tahun sebesar 9,1%, mengalami kenaikan dibanding
Riskesdas Tahun 2013 sebesar 7,2%. Indikator kedua adalah proporsi
aktivitas fisik kurang pada penduduk umur ≥ 10 tahun rata-rata Nasional
sebesar 33,5%, dimana rata-rata daerah Sumbar sebesar 39%. Indikator
ketiga adalah proporsi konsumsi buah/sayur kurang pada penduduk umur ≥
25 tahun rata-rata Nasional sebesar 95,5%, dimana daerah Sumbar sebesar
98%. (Riskesdas,2018)
3
lanjutan capaian 32,1%, dan skrinning kesehatan lansia dengan capaian
65% (laporan tahunan Puskesmas Tarusan tahun 2020)
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan analisa
Untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan PHBS di masyarakat
Berdasarkan uraian yang tersebut kelompok tertarik untuk mengangkat
judul Laporan PBL 1 dengan judul “Rendahnya cakupan PHBS di wilayah
kerja Puskesmas Tarusan tahun 2021”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan suatu masalah
yaitu Rendahnya cakupan PHBS di wilayah kerja Puskesmas Tarusan
tahun 2021?
C. Tujuan PBL
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisa rendahnya cakupan PHBS diwilayah kerja
Puskesmas Tarusan
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisa situasi kesehatan masyarakat yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Tarusan
b. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang diperoleh dari hasil
analisis situasi di wilayah kerja Puskesmas Tarusan
c. Mengidentifikasi prioritas masalah kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Tarusan
d. Mencari alternatif pemecahan masalah PHBS di wilayah kerja
Puskesmas Tarusan
e. Merencanakan strategi/model intervensi PHBS di wilayah kerja
Puskesmas Tarusan
f. Menyusun rencana monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan
intervensi yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tarusan
4
D. Manfaat PBL
1. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam perencanaan
program promosi kesehatan mengenai PHBS
5
masalah ini menggunakan metode USG ( urgency, seriousness, growth)
yang digukana untuk menentukan proritas masalah dan menggunakan
metode CARL untuk menetapkan prioritas alternatif pemecahan masalah.
Data di dapatkan dari profil puskesmas tarusan tahun 2020 dan data
laporan tahunan Puskesmas Tarusan tahun 2020
6
BAB II
GAMBARAN SITUASI
A. Gambaran Umum
Puskesmas Tarusan mempunyai Luas wilayah kerja ± 182,67 km2.
Wilayah tersebut terdiri dari 13 kenagarian dan terdiri dari 34 kampung,
Puskesmas Tarusan adalah salah satu dari 18 Puskesmas yang ada di
Kabupaten Pesisir Selatan.
Puskesmas Tarusan yang terletak di atas Tanah Seluas 4000 M2 dan
luas angunan 752,1 M2 dengan batasan tanah Sebelah Utara berbatas
dengan Jalan Raya , sebelah Selatan berbatas dengan tanah Masyarakat
(atas nama Darmayenti, Sebelah Barat berbatas dengan Tanah masyarakat
(atas nama Suryati/oktarina, Sebelah Timur berbatas dengan jalan raya
dengan alamat Jln. Dr.M.Zein Kenagarian Nanggalo Kecamatan Koto XI
Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan
Puskesmas Tarusan merupakan Puskesmas Rawatan dengan
memberikan pelayanan gawat darurat selama 24 jam. Puskesmas Tarusan
dalam memberikan pelaynan dasar ke pada masyarakat juga didukung oleh 5
(Lima) Puskesmas Pembantu (pustu) dan 15 (Lima belas) Pos Kesehatan
Nagari (Poskesri).
B. Letak Geografis
Batas – batas wilayah kerja Puskesmas Tarusan adalah :
7
Peta wilayah kerja puskesmas Tarusan
8
C. Visi Dan Misi Puskesmas Tarusan
Visi :
Menuju Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat di Wilayah Kerja
Puskesmas Tarusan
Misi :
9
D. Demografi
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Tarusan Tahun 2020
Luas Jumlah Jumlah
No Nagari No Pustu/Poskesri Wilayah Pendudu Rumah
(Km2) k Tangga
1 2 3 4 5 6 7
1 Kapuh 1 Kapuh
2 Gurun Panjang 12.20 5.248
3 Sabai Nan Aluih 1.065
Kapuh
2 4 Sungai Talang
Utara 9,42 2.323
5 Sawah Liat 445
3 Jinang Kp 6 Jinang
Pansur 7 Kampung pansur 4.60 2.515
8 Surau Anjung 561
Ampang
4 9 Kampung suduik
Pulai
10 Kambeh 6.000 4.320
11 Batu Kalang
12 Simpang 853
5 Pulau 13 Kp. Luar P. Karam
Karam 14 Karang Tangah 4.000,0 2.455
Muaro 492
Cerocok
6 15 Anau
anau 15.01 1.343
16 Carocok 256
7 Nanggalo 17 Pasa Simpang Tigo 401,0 3.659 743
10
Talao
18 Nanggalo Luar
19 Nanggalo dalam
20 Tanjung
8 Setara 21 Sungai Tawar
Nanggalo 22 Teluk Raya
24.71 2.489
23 Subarang sawah
24 Pincuran batu 535
9 Batu 25 Sako
hampar 26 Kp. Sawah 8.91 2.139 431
selatan
Batu
10 27
hampar Batu Hampa 7.00 1.568 297
28 Kp. Parak
11 Mandeh 29 Kampung Baru
30 Kampung Tangah 6.48 1.586 304
31 Kampung Taratak
Sei Nyalo 32 Sungai nyalo
12 21.34 901 180
Mudia air 33 Mudiak Aia
11
Jumlah penduduk wilayah kerj Puskesmas Tarusan sebanyak 32.115
jiwa, dengan 6.455 Rumah tangga. Pendidikan terakhir sebagian besar
penduduk adalah SMA. Sebagian besar penduduk bermata pencarian
sebagai petani ( 60 % ), nelayan ( 30 % ) dan sisanya adalah pedagang.
Tabel 2.2
Jumlah sarana pendidikan
No Jenis Sekolah Jumlah
12
seperti: akses terhadap air bersih, sanitasi dasar, tempat-tempat umum dan
pengelolaan makanan (TUPM) sehat, dan persentase rumah sehat.
13
dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air
minum bagi masyarakat, dan munculnya penyakit
1000 902
900
756
800 678
700
570 575
600
477
500 380 372 356
400
256
300 181 199 176
200
100
0
3. Rumah sehat
Untuk penyelenggaraan penyehatan pemukiman difokuskan pada
peningkatan rumah sehat. Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal
yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang
sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan
air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai
dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah.
14
Persentase Rumah sehat yaitu sebesar 73,5 % dari jumlah Rumah yang
ada di wilayah kerja puskesmas tarusan sebanyak 6,603 dan yang dibina
sebanyak 84 unit. Ini lebih rendah jika dibandingkan dengan target nasional
yang ditetapkan sebesar 60 %. Persentase tertinggi terdapat di kenagarian
Jinang Kampung Pansur. sebagaima yang terlihat pada tabel Berikut:
Target
Kampung Pasa 57.865 88 %
69.325
Mudiak Aia 92.233
87.209
Kampung Tangah 67.490
83.516
Batu Hampa 93.863
93.506
Taluak Raya 58.754
77.455
Nanggalo 71.357
85.375
Pulau Karam 68.126
72.778
Batu Kalang 60.370
98.291
Kampung pansur 98.429
63.204
Sabai Nan Aluih 61.333
68.122
Kapuh 62
0 20 40 60 80 100 120
15
pengelolaan makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu
memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan air limbah, ventilasi yang sesuai luas lantai/ruangan dan
pencahayaan yang memadai.
Dari jumlah tempat-tempat umum sebanyak 67 unit yang memenuhi
syarat sebesar 100 % , Sarana Pendidikan sebesar 79 %, Sarana Tempat
Ibadah 90 %, Pasar yang telah memenuhi Kesehatan.
16
Diwilayah kerja Puskesmas Tarusan ada 32 Kampung yang melaksanakan
STBM yang merupakan lokasi PAMSIMAS.
17
perlindungan untuk masyarakat terhadap resiko ancaman gangguan
kesehatan karena lingkungan tercemar asap rokok. KTR merupakan
tanggung jawab seluruh komponen komitmen bersama dari lintas sektor dan
berbagai elemen akan berpengaruh terhadap keberhasilan KTR.
Pemerintah telah menetapkan/mengupayakan kebijakan kawasan
tanpa rokok untuk melindungi seluruh masyarakat dari bahaya asap rokok
melalui undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 115
ayat 1 dan pemerintah daerah wajib menetapkan dan menerapkan KTR di
wilayahnya sesuai pasal 115 ayat 2 serta Peraturan Bersama Menteri
Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 188/Menkes/PB/I/2011 dan
nomor 7 tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok,
dikuatkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 109 tahun 2012 tentang
pengamanan bahan yang mengandung zat aditif berupa produk tembakau
bagi kesehatan.
Pada tahun 2013 Kabupaten Pesisir Selatan mengeluarkan Peraturan
Bupati Nomor : 45 tahun 2013 tentang KAWASAN TANPA ROKOK yang
meliputi :
a. Tempat kerja/ di lingkungan perkantoran pemerintah,
b. Tempat bermain dan / atau berkumpulnya anak-anak,
c. Lingkungan tempat proses belajar mengajar, dan mengajar
d. Sarana kesehatan
Dalam menindaklanjuti peraturan tersebut dilakukan sosialisasi kepada
seluruh masyarakat melalui nagari yang ada di Puskesmas Tarusan.
18
G. Data Sarana dan Tenaga Kesehatan
1. Sarana Kesehatan
Tabel 2.3
PUSTU yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Tarusan Tahun 2020
No Nama Pustu Lokasi Pustu Keterangan
1 Pustu Simpang Nagari Ampang Pulai Ada Petugas
2 Pustu Pulau Karam Nagari Pulau Karam Ada Petugas
3 Pustu Kapuh Nagari Kapuh Ada Petugas
4 Pustu Mandeh Nagari Mandeh Ada Petugas
5 Pustu Sungai Nagari Sungai Pinang Ada Petugas
Pinang
Sumber profil Puskesmas Tarusan,2020
Tabel 2.4
POSKESRI yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Tarusan Tahun
2020
No Nama Poskesri Lokasi Poskesri
19
6 Poskesri Kampung Nagari Kampung Tidak Ada
Pansur pansur Petugas
7 Poskesri Surau Anjung Nagari Kampung Ada Petugas
Pansur
8 Poskesri Batu Kalang Nagari Ampang Pulai Ada Petugas
9 Poskesri Cerocok Nagari Cerocok Anau Ada Petugas
10 Poskesri Sungai Talang Nagari Kapuh Utara Ada Petugas
11 Poskesri Gurun Panjang Nagari Kapuh Ada Petugas
12 Poskesri Sabai Nan Aluih Nagari Kapuh Ada Petugas
Tabel 2.5
Ketenagaan menurut jenisnya di Puskesmas Tarusan tahun 2020
No Jenis Ketenagaan Yang Keterangan
ada PNS PTT Honor Total
sekarang Dinas
PUSKESMAS
1 Dokter
INDUK Umum 1 1 - - 1
2 Dokter Gigi 1 1 - - 1
3 Sarjana Kesmasy 1 1 - - 1
Bidan
MAMasyMasyarakat
4 - D IV Kebidanan 1 1 1
5 - D III Kebidanan 6 6 - - 6
20
6 - D I Kebidanan 2 2 - - 2
Perawat
9 -S1 Keperawatan 1 1 1
10 -DIII 7 7 - - 7
11 - SPK
Keperawatan
12 Perawat Gigi 1 1 - - 1
13 Gizi
(SPRG)
- AKZI 1 1 - - 1
10 Sanitarian / 1 1 - - 1
12 Analis
Promkes Lab 1 1 - - 1
13 Juru Obat /SMF 1 1 - - 1
Teknis/Administrasi 1 1 1
14 Supir (SMA) 1 - - 1 1
Clening Servis (CS) 2 - - 2 2
PUSKESMAS
PEMBANTU
Bidan 5 3 2 - 5
POSKESRI
Bidan 12 3 9 12
Sumber profil Puskesmas Tarusan 2020
Selatan tahun 2020 yang mempunyai angka rendah dalam capaian target
Yaitu :
21
Tabel 2.6
22
Tabel 2.7
Tabel 2. 8
Capain Program Kesehatan Lingkungan Tahun 2020
23
4 Rumah sehat yang 98% 73,5% 24,5%
memenuhi syarat
kesehatan
Tabel 2.9
Pencapaian Program Pelayanan Gizi
No Jenis indicator Targer Pencapaian Kesenjangan
(%) (%) (%)
1 Balita underweight 14% 10,6% 3,4 %
2 Balita stunting 26,8% 18,4% 8,4%
3 Bayi BBLR 5,7% 1,2% 4,5%
4 Bayi baru lahir dapat 53% 72% -19%
IMD
5 Balita 2T 2% 2,2% -0,2%
6 Bayi 6 bulan 53% 39.0% 14%
mendapatkan ASI
eksklusif
24
7 Pemberian tablet 100% 71% 83%
besi ( 90 tablet) pada
ibu hamil
8 Ibu nifas mendapatkan 99% 70,4% 28,6%
vitamin A
Tabel 2.10
Pencapaian Program Pelayanan Pencegahan Dan Pengendalian
Penyakit
;NO Jenis indikato Target Capaian Kesenjangan
(%) (%) (%)
1 Cakupan Desa / Kelurahan 100 % 98,8 % 1%
UCI
2 Cakupan Imunisasi
4 Cakupan Balita
Imunisasi Campak ( MR )
25
5 Penemuan Balita
7 Cakupan Angka
Kesembuhan dan
Pengobatan Lengkap
Penderita TB 100% 0%
100%
8 Penemuan Suspect TB 100 % 92,2 % 8%
Ditangani 13,50% 0%
11 Cakupan Pengamatan
Penyakit Berpotensi 0%
26
Tabel 2.11
Capaian program Cakupan Keperawatan Masyarakat
Tabel 2.12
Capaian program Kegiatan UKM Pengembangan
27
6 Cakupan Pelyananan 100% 93,9% 6%
kesehatan Anak Prasekolah
dan TK
Sumber: laporan Tahunan Puskesmas Tarusan 2020
Tabel 2.13
Pencapaian Program Pelayanan Kesehatan Olahraga
28
BAB III
ANALISIS MASALAH
A. Identifikasi Masalah
29
B. Menetapkan Prioritas Masalah
Prioritas masalah dilakukan setelah identifikasi masalah didapatkan.
Identifikasi masalah tersebut dilakukan penentuan rangking atau urutan
sebagai prioritas masalah. Penetapan prioritas masalah adalah penentuan
urutan atau rangking dari beberapa masalah kesehatan untuk ditanggulangi
atau diatasi permasalahannya
Mengingat keterbatasan kemampuan, sarana dan waktu yang
tersedia penentuan atau penetapan prioritas masalah, kelompok melibatkan
kepala puskesmas dan pemegang program P2M. Kesepakatan metode yang
digunakan dalam menetapkan prioritas masalah adalah Teknik USG
(Urgency, seriousness, and Growth)
( Azwar, 1996).
Teknik USG adalah cara semi kualitatif lain dalam menetapkan urutan
prioritas masalah dengan memperhatikan urgensinya, keseriusannya, dan
adanya kemungkinan berkembangnya (meluasnya) masalah yang sering
disingkat sebagai metode USG. Teknik USG dilakukan dengan
menggunakan beberapa kriteria , yaitu:
1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan
isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau
masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam
keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah
lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang
berdiri sendiri.
30
3. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi
berembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin
memburuk kalau dibiarkan
Masing-maisng kriteria dilakukan pembobotan terhadap permaslahan
1. Urgensi (Urgency)
2. Keseriusan (Seriousness)
31
satu masalah dengan masalah lainnya, dan karena itu tidak perlu semua
masalah diselesaikan ( Azwar, 1996).
Dari identifikasi masalah yang didapat dari laporan tahunan
Puskesmas Tarusan tahun 2020, hasil prioritas masalah terlihat pada tabel
berikut :
Tabel 3.2
Menetapkan prioritas Masalah dengan Metode USG
di wilayah kerja Puskesmas Tarusan
32
C. Penyebab Masalah
33
PENYEBAB EFEK
Manusia Metode
Sanitasi yang
buruk
Kurangnya metode media Sumber air minum yang
penyuluhan seperti poster, leaflet ti Sumber air minum
yang Sumber air minum
lingkungan
34
Dari diagram diatas dapat diuraikan penyebab rendahnya cakupan PHBS
factor
1. Manusia (Man)
35
kandungan zat nikotin yang menyebabkan kecanduan bagi
perokok
tambahan saja
2. Mesin
Kurangnya media penyuluhan seperti poster, pamphlet.
Dibuktikan dengan tidak tersedianya fotocopi leafleat promkes
PHBS di Puskesmas
3. Metode
Cara penyuluhan kurang menarik.
Media merupakan alat untuk mempromosikan program kepada
masyarakat . berdasarkan wawancara dengan penanggung
jawab program promkes, media untuk PHBS masih sebatas
leaflet, brosur, dan poster. Perlu inovasi lagi agar media
promosi lebih menarik.
4. Lingkungan
a. Sumber air minum yang tidak memenuhi syarat
dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang menggunakan
air galon mineral bukan air minum yang dimasak untuk
konsumsi sehari-hari
36
b. Sanitasi yang buruk
masih di jumpai rumah tangga yang tidak memiliki sanitasi
yang baik ,Lingkungan tempat tinggal kurang baik ini
dibuktikan dengan saluran pembuangan air limbah tidak lanacar
sehingga menimbulkan genangan air yang dapat menjadi
tempat perindukan nyamuk dan banyak jaring lawa pada langit-
langit rumah.
Tabel 3.3
Alternatif Pemecahan Masalah
Alternative pemecahan
37
remaja laki-laki mengenai
bahaya merokok dan
melakukan pertemuan dengan
petugas program promkes di
puskesmas agar dapat
menggerakkan klinik terapi
berhenti merokok
Tarusan
38
bersih dan sehat
di rumah tangga
masalah dari 1- 5 dimana 1 berarti kecil dan 5 berarti besar atau harus
diprioritaskan.
39
Tabel 3.4
Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah dengan Metode CARL
No
Alternatif Pemecahan C A R L Total Rangking
Masalah
1. Penyuluhan dengan media 5 5 4 4 375 1
dan metode yang lebih
menarik seperti melalui
media social serta
pembagian leaflet
2 Membuat sebuah metode 4 3 4 4 192 2
penyuluhan yang menarik
3 Penyebaran informasi melalui 4 3 3 4 144 3
media sosial oleh tenaga
promotor Puskesmas
4 Menambah media promosi 3 2 3 5 90 4
seperti poster, leaflet dan
lembar balik.
5 Memaksimalkan program 3 2 3 4 72 5
penyuluhan PHBS untuk
meningkatkan pengetahuan
dan informasi masyarakat
tentang PHBS
40
pemecahan masalah pada program promosi kesehatan khususnya program
masyarakat.
41
42
Berdasarkan tabel 3.5 diatas, dapat diketahui bahwa
Monitoring dan Evaluasi yang dilakukan kelompok yaitu Memberikan
penyuluhan dan edukasi kepada warga mengenai pentingnya prilaku hidup
bersih dan sehat melalui media penyuluhan yang menarik dan pembagian
poster . Kendala yang kami hadapi terhadap kelancaran kegiatan ini adalah
tidak semua sasaran hadir tertutama kepala keluarga dan remaja laki-laki
Hal ini disebabkan oleh kesibukan kepala keluarga untuk bekerja,dan remaja
laki-laki yang sedang bersekolah dan juga tinggi nya angka kejadian covid
saat ini di wilayah Tarusan ini yang tidak memungkinkan semua orang dapat
hadir ke posyandu.
43
BAB IV
PEMBAHASAN
44
2) Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong
oleh atau dirujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit.
3) Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan
peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah
terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya
Apabila terdapat tanda-tanda persalinan seperti ibu mengalami
mulas-mulas yang timbulnya semakin sering dan semakin kuat, rahim
terasa kencang bila diraba terutama saat terasa mulas, keluar lendir
bercampur darah dari jalan lahir, keluar cairan ketuban yang berwarna
jernih kekuningan dari jalan lahir, merasa seperti mau buang air besar
maka harus segera hubungi tenaga kesehatan (bidan/ dokter), tetap
tenang dan tidak bingung, untuk mengurangi rasa sakit dari mulasnya
dapat bernapas panjang melalui hidung dan mengeluarkan melalui
mulut (Natsir,2019)
45
perkembangan umur bayi. Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga
bayi berusia 2 tahun.
Pemberian ASI juga harus memperhatikan bahwa ibu harus yakin
mampu menyusui bayinya dan mendapat dukungan dari keluarga agar
upaya pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan bisa
berhasil(Natsir,2019)
46
1) Air tidak berwarna, harus bening/ jernih.
2) Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah,
busa dan kotoran lainnya.
3) Air tidak berasa.
4) Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk, atau bau
belerang.Dengan menggunakan air bersih dapat terhindar dari
gangguan penyakit seperti diare, kolera, disentri, thypus,
kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan selain
itu, setiap anggota keluarga terpelihara kebersihannya.
Keberadaan air bersih ini yang sangat penting, maka perlu
untuk menjaga kebersihan sumber air bersih yaitu
1) Jarak letak sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan
sampah sampai paling sedikit 10 meter.
2) Sumber mata air harus dilindungi dari bahan pencemaran.
3) Sumur gali, sumur pompa, kran umum dan mata air harus
dijaga bangunannya agar tidak rusak.
4) Harus dijaga kebersihannya seperti tidak ada genangan air di
sekitar sumber air, tidak ada bercak-bercak kotoran, tidak
berlumut pada lantai/ dinding sumur. Ember/ gayung pengambil
air harus tetap bersih dan tidak diletakkan di lantai.
Meskipun air sudah bersih tetapi ketika diminum harus tetap dimasak
mendidih karena air belum tentu bebas kuman penyakit, yang hanya
bisa mati pada suhu 1000C (Natsir,2019)
47
Aktivitas yang dianjurkan untuk cuci tangan yaitu
1) Setiap kali tangan kita kotor (setelah; memegang uang,
memegang binatang, berkebun, dll)
2) Setelah buang air besar.
3) Setelah menceboki bayi atau anak.
4) Sebelum makan dan menyuapi anak.
5) Sebelum memegang makanan.
6) Sebelum menyusui bayi.
Adapun cara yang benar untuk cuci tangan itu sendiri dengan
menggunakan air bersih yang mengalir dan memakai sabun
seperlunya, selanjutnya bersihkan telapak tangan, pergelangan
tangan, sela-sela jari dan punggung tangan, dan yang terakhir
bersihkan tangan pakai lap bersih. (Natsir,2019)
48
sehat, nyaman dan tidak berbau, tidak mencemari sumber air yang
dijadikan sebagai air baku air minum atau air untuk kegiatan
seharihari, dan tidak mengundang serangga dan binatang yang dapat
menyebarluaskan bibit penyakit. (Natsir,2019)
49
Konsumsi sayur dan buah yang tidak merusak kandungan dari gizinya
adalah dengan memakannya dalam keadaan mentah atau
dikukus.(symond,2017)
50
Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tapi menghirup
asap rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan
tertutup dengan orang yang sedang merokok
bahaya perokok aktif dan perokok pasif adalah
1) Menyebabkan kerontokan rambut.
2) Gangguan pada mata, seperti katarak.
3) Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok
4) Menyebabkan penyakit paru-paru kronis.
5) Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap.
6) Menyebabkan stoke dan serangan jantung.
7) Tulang lebih mudah patah.
8) Menyebabkan kanker kulit.
9) Menyebabkan kemandulan dan impotensi.
10) Menyebabkan kanker rahim dan keguguran.
Ada 3 cara untuk berhenti merokok, yaitu Berhenti
Seketika, Menunda, dan Mengurangi. Hal yang paling utama adalah
niat dan tekad yang bulat untuk melaksanakan cara tersebut:
1) Seketika Cara ini merupakan upaya yang paling berhasil. Bagi
perokok berat, mungkin perlu bantuan tenaga kesehatan untuk
mengatasi efek ketagihan karena rokok mengandung zat Adiktif.
2) Menunda Perokok dapat menunda mengisap rokok pertama 2 jam
setiap hari sebelumnya dan selama 7 hari berturut-turut. Sebagai
contoh : Seorang Perokok biasanya merokok setiap hari pada
pukul 07.00 pagi, maka pada:
Hari 1 : pukul 09.00
Hari 2 : pukul 11.00
Hari 3 : pukul 13.00
Hari 4 : pukul 15.00
Hari 5 : pukul 17.00
Hari 6 : pukul 19.00
51
Hari 7 : pukul 21.00
3) Mengurangi Jumlah rokok yang diisap setiap hari dikurangi secara
berangsurangsur dengan jumlah yang sama sampai 0 batang pada
hari ke 7 atau yang ditetapkan. Misalkan dalam sehari-hari seorang
perokok menghabiskan 28 batang rokok maka asi perokok dapat
merencanakan pengurangan jumlah rokok selama 7 hari dengan
jumlah pengurangan 7 : 0 batang (symond,2017)
b. Bagi Masyarakat
1) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
2) .Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah
kesehatan
3) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
4) Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan
Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, tabungan
ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain.
(Agustini,2014)
52
c. Bagi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/ Kota
1) Peningkatan persentasi Rumah Tangga ber-PHBS menunjukkan
kinerja dan citra pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang baik.
2) Biaya yang tadinya dialokasikan untuk menanggulangi masalah
masalah kesehatan dapat dialihkan untuk pengembangan
lingkungan yang tertata rapi dan sehat serta penyediaan sarana
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.
3) Provinsi dan kabupaten/ kota dapat dijadikan pusat
pembelajaran(Agustini,2014)
rumah tangga
53
b. Mesin
1) Kurangnya media penyuluhan seperti poster, pamphlet.
Dibuktikan dengan tidak tersedianya fotocopi leafleat
promkes PHBS di Puskesmas
c. Metode
2) Cara penyuluhan kurang menarik.
3) Kurangnya peran kader
d. Lingkungan
1) Sumber air minum yang tidak memenuhi syarat
2. Tahap Do (pelaksaan)
Dari berbagai permasalahan yang didapatkan di lapangan dari
proses Pengalaman Belajar Lapangan telah dilakukan berbagai kegiatan
intervensi yang diharapkan mampu membantu tenaga kesehatan dan
warga sekitar dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mengenai
pentingya prilaku hidup bersih dan sehat dalam keluarga
Kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keasadaran mengenai prilaku hidup bersih dan sehat diprioritaskan pada
aspek manusia dan metode diantaranya sebagai berikut:
a.Manusia
Melakukan penyuluhan tentang pentingya prilaku hidup bersih dan
sehat untuk meningkatkan pengetahuan kepada warga sekitar
mengenai prilaku hidup bersih dan sehat di wilayah kerja puskesmas
tarusan.
b.Metode
1) Melakukan kegiatan penyuluhan tentang prilaku hidup bersih
dan sehat
2) Penyebaran leaflet kepada masyarakat
54
3. Tahap Check (Pemantauan)
Check merupakan serangkaian kegiatan yang terdiri dari memeriksa,
memonitor, mengecek, mengukur, mengevaluasi, dan mengkoreksi
intervensiapakah hasil yang terjadi sesuai dengan yang direncanakan.
Serta check juga memantau dan mengukur proses dan hasil yang terjadi
apakah sesuai dengan rencana mutu, sasaran mutu, persyaratan produk
yang telah ditetapkan, mengevaluasi dan melaporkan hasilnya.
55
56
57
58
c. POA (Plan Of Action)
Tabel 4.1
Plan Of Action (POA) Kegiatan PBL Puskesmas Tarusan Tahun 2021
59
5. Monitoring dan Meninjau kembali Masyarakat di 26 agustus Mahasiswa PBL Mahasiswa PBL
evaluasi tujuan dari wilayah kerja 2021
penyuluhan yang Puskesmas Tarusan
di berikan
60
D. Rencana Anggaran Biaya
Tabel 4.2
Rencana Anggaran Biaya Kegiatan Mahasiswa PBL
di Puskesmas TarusanTahun 2021
E. Hasil Kegiatan
berikut :
PHBS
61
3. Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat Serta
F. Rencana Monev
Sistem monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis data
mengawasi dan menilai jalannya program mulai dari awal hingga akhir
program).
62
Tabel 4.3
Monitoring dan evaluasi
63
Tabel 4.4
Rencana dan Evaluasi Intervensi
64
Menyiapkan materi 1.adanya Membuat materi 1.Tersedianya materi 1.mahasiswa
penyuluhan mahasiswa PBL 3 penyuluhan untuk penyuluhan mampu membuat
orang
menggunakan laptop materi penyuluhan
2.adanya media dengan baik
untuk membuat 2.menyiapkan
materi penyuluhan leafleat 2.memudahkan
seperti laptop
dalam melakukan
3.adanya buku penyuluha
panduan yang bisa
dijadikan materi
dalam penyuluhan
65
Tanya jawab
66
Menambah media 1.adanya 1.di buat leaflet 1.bertambahnya media 1.mahasiwswa
promosi seperti mahasiswa PBL 3 promosi (Leafleat) mampu membuat
orang
poster dan leafleat sebanyak 25 lembar media penyuluhan
2. adanya laptop
2.bertambahnya
pengetahuan
masyarakat
mengenai PHBS
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pelaksanaan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) di
yang terpilih.
68
4. Adanya pendekatan yang dilakukan Mahasiswa kepada masyarakat
B. SARAN
Dalam pelaksanaan kegiatan PBL 1 ini tentunya tidak terlepas dari
interaksi dengan pengelola, pembimbing, masyarakat maupun instansi-
instransi terkait. Untuk itu kami menyimpulkan beberapa saran yang di
harapkan dapat di jadikan bahan pertimbangan antara lain :
1. Di harapkan kepada petugas-petugas kesehatan yang memangku
setiap program masing-masing untuk terus aktif dalam merencanakan,
mengawasi, dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang ada di
masyarakat dengan selalu berkoordinasi dengan lintas sektor dan
lintas program.
2. Di harapkan kepada pemerintah terkait untuk mengalokasikan dana-
dana anggaran kepada puskesmas agar pelaksanaan kegiatan untuk
meningkatkan penegetahuan masyarakat tentang PHBS dapat
dilaksanakan dengan optimal.
3. Kepada puskesmas agar pelaksanaan kegiatan dapat di laksanakan
dengan optimal serta memberikan penghargaan/ dukungan terhadap
69
petugas-petugas kesehatan yang aktif dan berinovasi dalam berkarya
di masyarakat.
4. Pada saat pelaksanaan program di harapkan peran serta masyarakat
yang lebih aktif agar tujuan bersama yang ingin di capai dapat
terwujud sebagaimana yang di harapkan karena tanpa dukungan
masyarakat program intervensi yang akan di lakukan tidak akan
berhasil dengan baik.
70
DAFTAR PUSTAKA
71
LAMPIRAN 1
72
73
74
LAMPIRAN 2
75
LAMPIRAN 3
76
LAMPIRAN 4
GANCART
No Kegiatan I II III IV
1. Identifikasi Masalah
2. Pengumpulan Data
3. Intervensi
4. Pembuatan Laporan
77
LAMPIRAN 5
TAHUN 2021
78
2. Kegiatan : serah terima dengan pembimbing akademik
Hari/Tanggal : 10 agustus 2021
Tempat : via daring (zoom meeting)
79
3. Kegiatan : konsul tentang masalah yang ditemukan di puskesmas
dengan kepala puskesmas tarusan
Hari/Tanggal : 10 agustus 2021
Tempat : Puskesmas Tarusan
80
4. Kegiatan : Melakukan kegiatan penyuluhan dan edukasi tentang
perilaku hidup
bersih dan sehat
Hari/Tanggal : Sabtu,14 agustus 2021
Tempat : kantor wali nagari pulau karam
81
82
5. Kegiatan : Melakukan kegiatan germas dan Pemeriksaan
kesehatan
Hari/Tanggal : 28 agustus 2021
Tempat : Pasar mandeh jaya (jinang )
83
84