Anda di halaman 1dari 93

LAPORAN

PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN


“RENDAHNYA CAKUPAN PRILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TARUSAN
KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN
PESISIR SELATAN TAHUN 2021”

OLEH
1. AMELIA ANGGUN PUTRI
2. DESRI YANTI
3. MONA RINANDA PUTRI

PEMBIMBING :
DR. NOVA ARIKHMAN, M.Kes
JHON MARTHA HENDRA ,SKM

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SYEDZA SAINTIKA PADANG
2021
LEMBARAN PENGESAHAN

PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN DI PUSKESMAS TARUSAN


KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

OLEH

1. AMELIA ANGGUN PUTRI


2. DESRI YANTI
3. MONA RINANDA PUTRI

Laporan PBL ini telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing PBL
program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
SYEDZA SAINTIKA PADANG

Padang, September 2021

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

DR. NOVA ARIKHMAN, M.Kes JON MARTHA HENDRA,SKM

ii
LEMBARAN PENGESAHAN

PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN DI PUSKESMAS TARUSAN


KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN
OLEH

1. AMELIA ANGGUN PUTRI


2. DESRI YANTI
3. MONA RINANDA PUTRI

Laporan Pengalaman Belajar Lapangan ini telah diperiksa dan disetujui oleh
Pembimbing PBL program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan SYEDZA SAINTIKA PADANG

Padang, Agustus 2021

Menyetujui,

Penguji 1 Penguji 2

( ) ( )
NIP. NIP

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Pengalaman Belajar Lapangan ( PBL ) di Puskesmas Tarusan
Laporan ini disusun untuk melengkapi dari hasil Pengalaman Belajar
Lapangan (PBL) di Puskesmas Tarusan Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kelemahan. Atas segala kekurangan dan kelemahan yang terdapat dalam
penulisan ini, Penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik yang
bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan laporan yang
penulis buat.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak yang telah ikut membantu penulis dalam
menyelesaikan laporan ini, terutama kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syamsul Amar, B.MS selaku ketua Yayasan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Sumatera Barat.
2. Bapak Drs. H. Hasrinal, Amd. kep, MM selaku ketua Stikes Syedza
Saintika Padang.
3. Ibu Oktariyani Dasril, M.Kes selaku ketua Prodi Kesehatan
Masyarakat Stikes Syedza Saintika Padang .
4. Bapak DR. NOVA ARIKHMAN, M.Kes selaku Pembimbing Akademik
Pengalaman Belajar Lapangan di Puskesmas Tarusan
5. Bapak JON MARTHA HENDRA,SKM selaku Kepala Puskesmas
Tarusan yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuk
selama melakukan Pengalaman Belajar Lapangan di Puskesmas
Tarusan
6. Bapak dan ibu tenaga kesehatan di Puskesmas Tarusan yang telah
membantu kami dalam menyusun laporan ini.

iv
7. Beserta pihak – pihak yang ikut membantu dalam memberikan ide dan
inspirasi dalam menyelesaikan laporan ini.

Akhir kata penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan para pembaca. Penulis ucapkan terima kasih.

Tarusan, Agustus 2021

Kelompok

v
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… iv

DAFTAR ISI. ............................................................................................ vi

DAFTAR TABEL . .................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR . ............................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan. ........................................................................................... 4
C. Ruang Lingkup............................................................................... 5
D. Manfaat. ......................................................................................... 6

BAB II GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum. ......................................................................... 7


B. Letak Geografis. ............................................................................ 7
C. Visi Dan Misi Puskesmas Tarusan. .............................................. 9
D. Demografi. ................................................................................... 10
E. Data Sosial Ekonomi Dan Budaya. ............................................. 12
F. Keadaan Kesehatan Lingkungan. ............................................... 13
G. Data Sarana Dan Tenaga Kesehatan. ....................................... 19
H. Pencapaian Sasaran Target Program. ....................................... 21

BAB III ANALISIS MASALAH


A. Identifikasi Masalah. .................................................................... 29
B. Menetapkan Prioritas Masalah.................................................... 30
C. Penyebab Masalah. ..................................................................... 33
D. Alternatif Pemecahan Masalah. ................................................. 37

vi
BAB IV PEMBAHASAN
A. Konsep Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Rumah Tangga. ... 44
B. Tahap PDCA (Plan, Do, Check, Action). .................................... 53
C. Planning of action (POA). ............................................................ 55
D. Rencana Anggaran Biaya............................................................ 61

E. Rencana Monev........................................................................... 63

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 69
B. Saran . ......................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 72
LAMPIRAN . ......................................................................................... 73

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Tarusan 2020 . .. 10

Tabel 2.2 Jumlah sarana pendidikan. ............................................................. 12

Tabel 2.3 PUSTU di Wilayah Kerja Puskesmas Tarusan 2020 . ................... 19

Tabel 2.4 POSKESRI di Wilayah Kerja Puskesmas Tarusan 2020............ 19

Tabel 2.5 Ketenagaan menurut jenisnya di Puskesmas Tarusan 2020. ..... 20

Tabel 2.6 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil dan KB. ...................................... 22

Tabel 2.7 Capaian Program Promosi Kesehatan Tahun 2020. ..................... 23

Tabel 2. 8 Capain Program Kesehatan Lingkungan Tahun 2020................. 23

Tabel 2.9 Pencapaian Program Pelayanan Gizi............................................ 24

Tabel 2.10 Pencapaian Program P2P. .......................................................... 25

Tabel 2.11 Capaian program Cakupan Keperawatan Masyarakat. .............. 27

Tabel 2.12 Capaian program Kegiatan UKM Pengembangan...................... 27

Tabel 2.13 Pencapaian Program Pelayanan Kesehatan Olahraga. ............. 28

Tabel 3.1 Identifikasi Masalah. ........................................................................ 29

Tabel 3.2 Menetapkan prioritas Masalah. ....................................................... 32

Tabel 3.3 Alternatif Pemecahan Masalah. .................................................... 37

Tabel 3.4 Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah. ....................................... 40

Tabel 4.1 Plan Of Action (POA). ................................................................... 59

Tabel 4.2 Rencana Anggaran Biaya Kegiatan Mahasiswa . .......................... 61

Tabel 4.3 Monitoring dan evaluasi . ............................................................... 63

Tabel 4.4 Rencana dan Evaluasi Intervensi . ................................................ 65

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Peta wilayah kerja puskesmas Tarusan. .....................................................8

Gambar Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap sanitasi di wil.

Puskesmas tarusan tahun 2020. ..............................................................14

Gambar Persentase Rumah Sehat di Wil Kerja Puskesmas Tarusan...................15

Gambar fish bone analisis penyebab masalah........................................................34

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut WHO (2013), rendahnya hygiene, sanitasi yang tidak


memadai, dan sulitnya akses air bersih berperan dalam peningkatan insiden
penyakit diare di dunia. Proporsi tertinggi kematian akibat diare terjadi di
negara yang mempunyai pola kematian tinggi sepeti negara-negara di Afrika
dan sebagian Asia Tenggara. Kebanyakan dari kasus kematian akibat diare
(88%) disebabkan oleh air minum yang tidak layak, sanitasi, dan hygiene
Berdasarkan data diatas dapat dikatan bahwa peran PHBS dalam dasar ilmu
kesehatan sangat berperan penting dalam menanggulangi penyakit-penyakit
yang dapat timbul dikemudian hari. Pemerintah, petugas-petugas kesehatan
dan masyarakat dituntut untuk lebih berperan dan proaktif dalam
mengimplementasikan dan melaksanankan strategi PHBS di berbagai
tatanan rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan dan tempat-
tempat umum, untuk kesehatan masyarakat yang lebih sehat. (WHO,2013)

Dalam Peraturan Kementrian Kesehatan tentang Rencana Strategis


Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019 menetapkan target perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) sebesar 80%. Persentase rumah tangga yang
mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tahun 2011 sebesar 53,9%,
tahun 2012 sebesar 56,5% dan tahun 2013 sebesar 55,0% maka pencapaian
PHBS tersebut masih jauh dari target yang telah ditetapkan pemerintah.
Pencapaian target ini dikarenakan kurang maksimalnya pelaksanaan
pelayanan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat serta
kurangnya tenaga promosi keehatan dalam melaksanakan program PHBS
(Permenkes,2015)

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, proporsi rumah tangga


dengan PHBS baik sebesar 32,2%, dengan proporsi tertinggi pada DKI

1
Jakarta (56,8 %) dan terendah pada Provinsi Papua (16,4%). Sementara
proporsi rumah tangga dengan PHBS baik di Sumatera Barat sebesar 21%
(3). Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2007, proporsi tahun 2013 ini
mengalami penurunan sebesar 6,4%.(Riskesdas,2013)

Dalam rangka mengoperasionalkan paradigma sehat khususnya yang


berkaitan dengan promosi kesehatan di Indonesia, Menteri Kesehatan
Republik Indonesia membuat Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011 yang mengatur upaya
peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat atau disingkat PHBS di seluruh
Indonesia dengan mengacu kepada pola manajemen PHBS, mulai dari tahap
pengkajian, perencanaan, dan pelaksanaan serta pemantauan dan penilaian.
Upaya tersebut dilakukan untuk memberdayakan masyarakat dalam
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya sehingga
masyarakat sadar, mau, dan mampu secara mandiri ikut aktif dalam
meningkatkan status kesehatannya.(PERMENKES RI ,2011)
Rumah Tangga yang ber-PHBS artinya dapat menjaga, meningkatkan
dan memperbarui kesehatan dari semua anggota rumah tangga dari segala
jenis penyakit yang ada pada lingkungan tidak baik. Penerapan PHBS
tatanan rumah tangga adalah tanggungjawab semua anggota rumah tangga
(KEMENKES RI, 2011)
Dalam Peraturan Kementrian Kesehatan tentang Rencana Strategis
Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019 menetapkan target perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) sebesar 80%. Persentase rumah tangga yang
mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tahun 2011 sebesar 53,9%,
tahun 2012 sebesar 56,5% dan tahun 2013 sebesar 55,0% maka pencapaian
PHBS tersebut masih jauh dari target yang telah ditetapkan pemerintah.
Pencapaian target ini dikarenakan kurang maksimalnya pelaksanaan
pelayanan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat serta

2
kurangnya tenaga promosi keehatan dalam melaksanakan program PHBS
(Kemenkes, 2015)

Ada tiga indikator GERMAS yang juga ada pada indikator PHBS yang
masih menjadi masalah dan belum menunjukan perbaikan dibanding
Riskesdas Tahun 2013. Indikator pertama yaitu prevalensi merokok pada
penduduk umur 10-18 tahun sebesar 9,1%, mengalami kenaikan dibanding
Riskesdas Tahun 2013 sebesar 7,2%. Indikator kedua adalah proporsi
aktivitas fisik kurang pada penduduk umur ≥ 10 tahun rata-rata Nasional
sebesar 33,5%, dimana rata-rata daerah Sumbar sebesar 39%. Indikator
ketiga adalah proporsi konsumsi buah/sayur kurang pada penduduk umur ≥
25 tahun rata-rata Nasional sebesar 95,5%, dimana daerah Sumbar sebesar
98%. (Riskesdas,2018)

Berdasarkan hasil Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017, Provinsi


Sumatera Barat mencapai target dari Renstra sebesar 60% dengan
pencapaian PHBS nya sebesar 84,21%. (Profil Kesehatan Indonesia, 2017)

Dari analisa data profil puskesmas tahun 2020 Khususnya di wilayah


kerja Puskesmas Tarusan pada program Promosi kesehatan Dari jumlah
rumah 6.603 unit belum semua yang ber PHBS faktor penyebabnya adalah
Karena kuranya pengetahuan masyarakat tentang prilaku hidup bersih dan
sehat, tingginya kebiasaan merokok di rumah tangga, factor lainnya adalah
kurangnya kesadaran masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat.
Serta kurangnya media penyuluhan seperti poster dan leafleat,kurangnya
pendanaan untuk PHBS,sumber air minum yang tidak memenuhi syarat
(Profil Puskesmas Tarusan, 2020)
Dari laporan tahunan Puskesmas Tarusan tahun 2020 Terdapat 5
prevelensi penyakit terbanyak yaitu cakupan PHBS dengan capaian
22,42% penduduk stop BABS dengan capaian 50%, pemberian tablet FE
pada ibu hamil dengan capaian 71%, balita imunisasi campak (MR)

3
lanjutan capaian 32,1%, dan skrinning kesehatan lansia dengan capaian
65% (laporan tahunan Puskesmas Tarusan tahun 2020)
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan analisa
Untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan PHBS di masyarakat
Berdasarkan uraian yang tersebut kelompok tertarik untuk mengangkat
judul Laporan PBL 1 dengan judul “Rendahnya cakupan PHBS di wilayah
kerja Puskesmas Tarusan tahun 2021”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan suatu masalah
yaitu Rendahnya cakupan PHBS di wilayah kerja Puskesmas Tarusan
tahun 2021?

C. Tujuan PBL
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisa rendahnya cakupan PHBS diwilayah kerja
Puskesmas Tarusan
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisa situasi kesehatan masyarakat yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Tarusan
b. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang diperoleh dari hasil
analisis situasi di wilayah kerja Puskesmas Tarusan
c. Mengidentifikasi prioritas masalah kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Tarusan
d. Mencari alternatif pemecahan masalah PHBS di wilayah kerja
Puskesmas Tarusan
e. Merencanakan strategi/model intervensi PHBS di wilayah kerja
Puskesmas Tarusan
f. Menyusun rencana monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan
intervensi yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tarusan

4
D. Manfaat PBL
1. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam perencanaan
program promosi kesehatan mengenai PHBS

2. Bagi Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Tarusan


a. Memperoleh pengetahuan tentang PHBS dan upaya
pencegahannya.
b. Dapat menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari sebagai
langkah awal pencegahan Penyakit
3. Bagi Mahasiswa
a. Memperoleh pengalaman belajar lapangan secara langsung dalam
upaya PHBS yang ada di masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Tarusan
b. Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh pada perkuliahan
4. Bagi program studi
a. Laporan PBL yang dibuat dapat digunakan sebagai salah satu bahan
untuk audit internal kualitas pengajaran.
b. Memperoleh informasi dari mahasiswa yang telah melakukan PBL
dalam rangka penyeimbang materi pembelajaran dikampus dengan
materi pembelajaran di lapangan dalam bidang kesehatan khususnya
puskesmas
E. Ruang lingkup PBL

Ruang lingkup laporan PBL ini adalah tinjauan pelaksaan Program


promosi kesehatan di wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Pesisir
Selatan 2021. Pengalama belajar lapangan (PBL) ini dilakukan di
Kabupaten Pesisir Selatan tanggal 4 agustus – 4 September tahun 2021.
Dalam pelaksanaan PBL ini melakukan analisis suatu masalah,
identifikasi suatu masalah, menentukan alternatif dan pemecahan
masalah serta prioritas pemecahan masalah. Metode dalam menganalisa

5
masalah ini menggunakan metode USG ( urgency, seriousness, growth)
yang digukana untuk menentukan proritas masalah dan menggunakan
metode CARL untuk menetapkan prioritas alternatif pemecahan masalah.
Data di dapatkan dari profil puskesmas tarusan tahun 2020 dan data
laporan tahunan Puskesmas Tarusan tahun 2020

6
BAB II
GAMBARAN SITUASI

A. Gambaran Umum
Puskesmas Tarusan mempunyai Luas wilayah kerja ± 182,67 km2.
Wilayah tersebut terdiri dari 13 kenagarian dan terdiri dari 34 kampung,
Puskesmas Tarusan adalah salah satu dari 18 Puskesmas yang ada di
Kabupaten Pesisir Selatan.
Puskesmas Tarusan yang terletak di atas Tanah Seluas 4000 M2 dan
luas angunan 752,1 M2 dengan batasan tanah Sebelah Utara berbatas
dengan Jalan Raya , sebelah Selatan berbatas dengan tanah Masyarakat
(atas nama Darmayenti, Sebelah Barat berbatas dengan Tanah masyarakat
(atas nama Suryati/oktarina, Sebelah Timur berbatas dengan jalan raya
dengan alamat Jln. Dr.M.Zein Kenagarian Nanggalo Kecamatan Koto XI
Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan
Puskesmas Tarusan merupakan Puskesmas Rawatan dengan
memberikan pelayanan gawat darurat selama 24 jam. Puskesmas Tarusan
dalam memberikan pelaynan dasar ke pada masyarakat juga didukung oleh 5
(Lima) Puskesmas Pembantu (pustu) dan 15 (Lima belas) Pos Kesehatan
Nagari (Poskesri).

B. Letak Geografis
Batas – batas wilayah kerja Puskesmas Tarusan adalah :

a. Sebelah utara : Wilayah kerja Puskesmas Barung – Barung


Belantai.
b. Sebelah selatan : Wilayah kerja Puskesmas Pasar Baru.
c. Sebelah barat : Samudra Hindia
d. Sebelah timur : Wilayah kerja Puskesmas Asam Kumbang

7
Peta wilayah kerja puskesmas Tarusan

8
C. Visi Dan Misi Puskesmas Tarusan
Visi :
Menuju Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat di Wilayah Kerja
Puskesmas Tarusan
Misi :

1. Menggerakkan pembangunan yang berwawasan kesehatan.


2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau

Dalam rangka mengimplementasikan visi dan misi di atas, maka


ditunjang oleh beberapa kebijakan serta strategi yang diimplementasikan
dalam bentuk program dan kegiatan.Pembangunan kesehatan dilaksanakan
melalui peningkatan:
a. Upaya kesehatan,
b. Pembiayaan kesehatan
c. Sumber daya manusia kesehatan,
d. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan
e. Manajemen dan informasi kesehatan
f. Pemberdayaan masyarakat.

Upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan dinamika


kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan,
kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), serta globalisasi dan
demokratisasi dengan semangat kemitraan dan kerjasama lintas sektoral.
Penekanan diberikan pada peningkatan perilaku dan kemandirian
masyarakat serta upaya promotif dan preventif.

9
D. Demografi

Tabel 2.1
Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Tarusan Tahun 2020
Luas Jumlah Jumlah
No Nagari No Pustu/Poskesri Wilayah Pendudu Rumah
(Km2) k Tangga
1 2 3 4 5 6 7

1 Kapuh 1 Kapuh
2 Gurun Panjang 12.20 5.248
3 Sabai Nan Aluih 1.065
Kapuh
2 4 Sungai Talang
Utara 9,42 2.323
5 Sawah Liat 445
3 Jinang Kp 6 Jinang
Pansur 7 Kampung pansur 4.60 2.515
8 Surau Anjung 561
Ampang
4 9 Kampung suduik
Pulai
10 Kambeh 6.000 4.320
11 Batu Kalang
12 Simpang 853
5 Pulau 13 Kp. Luar P. Karam
Karam 14 Karang Tangah 4.000,0 2.455
Muaro 492
Cerocok
6 15 Anau
anau 15.01 1.343
16 Carocok 256
7 Nanggalo 17 Pasa Simpang Tigo 401,0 3.659 743

10
Talao
18 Nanggalo Luar
19 Nanggalo dalam
20 Tanjung
8 Setara 21 Sungai Tawar
Nanggalo 22 Teluk Raya
24.71 2.489
23 Subarang sawah
24 Pincuran batu 535
9 Batu 25 Sako
hampar 26 Kp. Sawah 8.91 2.139 431
selatan
Batu
10 27
hampar Batu Hampa 7.00 1.568 297
28 Kp. Parak
11 Mandeh 29 Kampung Baru
30 Kampung Tangah 6.48 1.586 304
31 Kampung Taratak
Sei Nyalo 32 Sungai nyalo
12 21.34 901 180
Mudia air 33 Mudiak Aia

Sungai 29.15 1.569


13 34
Pinang Kampung Koto
35
Kampung Pasa 313

Jumlah 10.401, 32.115 6.455


0
Sumber: Profil Puskesmas Tarusan Tahun 2020

11
Jumlah penduduk wilayah kerj Puskesmas Tarusan sebanyak 32.115
jiwa, dengan 6.455 Rumah tangga. Pendidikan terakhir sebagian besar
penduduk adalah SMA. Sebagian besar penduduk bermata pencarian
sebagai petani ( 60 % ), nelayan ( 30 % ) dan sisanya adalah pedagang.

E. Data Sosial Ekonomi dan Budaya


1.Jumlah Sarana Pendidikan

Tabel 2.2
Jumlah sarana pendidikan
No Jenis Sekolah Jumlah

1 Taman Kanak – kanak 20


2 Sekolah dasar 27
3 Sekolah Dasar Luar 2
Biasa
4 SLTP 5
5 MTsN 1
6 MTSS 1
7 SLTA 1
7 SMK 1
8 MAS 1
Sumber profil Puskesmas Tarusan,2020

F. Keadaan Kesehatan Lingkungan


Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat
perhatian khusus karena lingkungan merupakan media penularan penyakit
dan juga dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Untuk
menggambarkan keadaan lingkungan akan disajikan indikator-indikator

12
seperti: akses terhadap air bersih, sanitasi dasar, tempat-tempat umum dan
pengelolaan makanan (TUPM) sehat, dan persentase rumah sehat.

1.Sarana dan akses air minum berkualitas


Salah satu tujuan pembangunan prasarana penyediaan air baku untuk
memastikan komitmen pemerintah yaitu memastikan kelestarian lingkungan
hidup dengan menurunkan target hingga setengahnya proporsi rumah tangga
tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak sanitasi dasar hingga
2020
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum. Syarat-syarat kualitas air minum sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 diantaranya:
a. Parameter mikrobiologi E Coli dan total Bakteri Koliform, kadar
maksimum yang diperbolehkan 0 jumlah per ml sampel.
b. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna.
c. Syarat kimia : Kadar Besi : Maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l,
kesadahan (maks 500 mg/l), pH 6,5 - 8,5
Berdasarkan data penyehatan lingkungan tahun 2020 jumlah
penyelenggara air minum yang memenuhi syarat (Fisik, Bakteorologi, dan
Kimia adalah 100 % dari jumlah sampel yang diperiksa 3 penyelenggara air
minum, sedangkan penduduk yang memiliki akses air minum 81,7 % dari
jumlah penduduk.

2.Sarana dan akses terhadap Sanitasi dasar


Air bersih dan sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang
menunjang kesehatan manusia. Sanitasi berhubungan dengan kesehatan
lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Buruknya
kondisi sanitasi akan berdampak negatif di banyak aspek kehidupan, mulai

13
dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air
minum bagi masyarakat, dan munculnya penyakit

Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap sanitasi yang layak


(jamban sehat) per nagari di wil. Puskesmas tarusan tahun 2020

1000 902
900
756
800 678
700
570 575
600
477
500 380 372 356
400
256
300 181 199 176
200
100
0

Sumber profil Puskesmas Tarusan,2020

Persentase penduduk dengan akses sanitasi yang layak yaitu sebesar


100 % ada 7 nagari yaitu Nagari Batu Hampar Selatan, Batu hampar, Sei
Nyalo, Sei Pinang, nanggalo dan jinang dan Pulau karam

3. Rumah sehat
Untuk penyelenggaraan penyehatan pemukiman difokuskan pada
peningkatan rumah sehat. Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal
yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang
sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan
air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai
dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah.

14
Persentase Rumah sehat yaitu sebesar 73,5 % dari jumlah Rumah yang
ada di wilayah kerja puskesmas tarusan sebanyak 6,603 dan yang dibina
sebanyak 84 unit. Ini lebih rendah jika dibandingkan dengan target nasional
yang ditetapkan sebesar 60 %. Persentase tertinggi terdapat di kenagarian
Jinang Kampung Pansur. sebagaima yang terlihat pada tabel Berikut:

Persentase Rumah Sehat di Wilayah Kerja


Puskesmas Tarusan Tahun 2020

Target
Kampung Pasa 57.865 88 %
69.325
Mudiak Aia 92.233
87.209
Kampung Tangah 67.490
83.516
Batu Hampa 93.863
93.506
Taluak Raya 58.754
77.455
Nanggalo 71.357
85.375
Pulau Karam 68.126
72.778
Batu Kalang 60.370
98.291
Kampung pansur 98.429
63.204
Sabai Nan Aluih 61.333
68.122
Kapuh 62
0 20 40 60 80 100 120

Sumber profil Puskesmas Tarusan,2020

4. Tempat Tempat umum (TTU) dan Tempat pengelolaan makanan


(TPM).
Tempat-tempat umum dan tempat pengelolaan makanan merupakan
suatu sarana yang dikunjungi banyak orang, dan berpotensi menjadi tempat
penyebaran penyakit seperti sarana pendidikan, kesehatan, restoran pasar
dan lain-lain. TUPM sehat adalah tempat-tempat umum dan tempat

15
pengelolaan makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu
memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan air limbah, ventilasi yang sesuai luas lantai/ruangan dan
pencahayaan yang memadai.
Dari jumlah tempat-tempat umum sebanyak 67 unit yang memenuhi
syarat sebesar 100 % , Sarana Pendidikan sebesar 79 %, Sarana Tempat
Ibadah 90 %, Pasar yang telah memenuhi Kesehatan.

5. Keadaan Perilaku Masyarakat


Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang
berpengaruh terhadap kesehatan, akan disajikan beberapa indikator yang
berkaitan dengan perilaku masyarakat, diantaranya Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan Kawasan Tanpa Rokok.

6. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)


Dalam kerangka pembangunan kesehatan, sektor air minum, sanitasi
dan higienis merupakan satu kesatuan dalam prioritas pembangunan bidang
kesehatan dengan titik berat pada upaya promotif dan preventif dalam
perbaikan lingkungan untuk mencapai salah satu sasaran MDGs. STBM
menjadi ujung tombak keberhasilan pembangunan air minum dan
penyehatan lingkungan secara keseluruhan. Sanitasi total berbasis
masyarakat sebagai pilihan pendekatan, strategi dan program untuk
mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat
dengan menggunakan metode pemicuan dalam rangka mencapai target
MDGs. Dalam melaksanakan STBM mencakup 5 (lima) pilar yaitu :
1. Stop buang air besar sembarangan,
2. Cuci tangan pakai sabun,
3. Pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah tangga,
4. Pengelolaan sampah dengan benar, dan
5. Pengelolaan limbah cair rumah tangga dengan aman.

16
Diwilayah kerja Puskesmas Tarusan ada 32 Kampung yang melaksanakan
STBM yang merupakan lokasi PAMSIMAS.

7. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini dalam
keluarga dapat menciptakan keluarga yang sehat dan aktif dalam setiap
upaya kesehatan di masyarakat.
PHBS dirumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup
bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat. Untuk mencapai rumah tangga ber PHBS, terdapat 10 perilaku
hidup bersih dan sehat yang dipantau, yaitu:
a. persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
b. memberi ASI ekslusif
c. menimbang balita setiap bulan
d. menggunakan air bersih
e. mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
f. menggunakan jamban sehat
g. memberantas jentik di rumah sekali seminggu
h. makan buah dan sayur setiap hari
i. melakukan aktifitas fisik setiap hari
j. tidak merokok di dalam rumah.
Dari jumlah rumah 6.603 unit belum semua yang ber PHBS ini
kesadaran masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat dan
kurangnya dipatuhi larangan merokok di dalam rumah

8. Kawasan Tanpa Rokok (KTR)


Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah ruangan atau area yang
dinyatakan dilarang untuk melakukan kegiatan produksi, penjualan, iklan,
promosi dan atau pengguna rokok. Penetapan KTR merupakan upaya

17
perlindungan untuk masyarakat terhadap resiko ancaman gangguan
kesehatan karena lingkungan tercemar asap rokok. KTR merupakan
tanggung jawab seluruh komponen komitmen bersama dari lintas sektor dan
berbagai elemen akan berpengaruh terhadap keberhasilan KTR.
Pemerintah telah menetapkan/mengupayakan kebijakan kawasan
tanpa rokok untuk melindungi seluruh masyarakat dari bahaya asap rokok
melalui undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 115
ayat 1 dan pemerintah daerah wajib menetapkan dan menerapkan KTR di
wilayahnya sesuai pasal 115 ayat 2 serta Peraturan Bersama Menteri
Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 188/Menkes/PB/I/2011 dan
nomor 7 tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok,
dikuatkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 109 tahun 2012 tentang
pengamanan bahan yang mengandung zat aditif berupa produk tembakau
bagi kesehatan.
Pada tahun 2013 Kabupaten Pesisir Selatan mengeluarkan Peraturan
Bupati Nomor : 45 tahun 2013 tentang KAWASAN TANPA ROKOK yang
meliputi :
a. Tempat kerja/ di lingkungan perkantoran pemerintah,
b. Tempat bermain dan / atau berkumpulnya anak-anak,
c. Lingkungan tempat proses belajar mengajar, dan mengajar
d. Sarana kesehatan
Dalam menindaklanjuti peraturan tersebut dilakukan sosialisasi kepada
seluruh masyarakat melalui nagari yang ada di Puskesmas Tarusan.

18
G. Data Sarana dan Tenaga Kesehatan
1. Sarana Kesehatan

Tabel 2.3
PUSTU yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Tarusan Tahun 2020
No Nama Pustu Lokasi Pustu Keterangan
1 Pustu Simpang Nagari Ampang Pulai Ada Petugas
2 Pustu Pulau Karam Nagari Pulau Karam Ada Petugas
3 Pustu Kapuh Nagari Kapuh Ada Petugas
4 Pustu Mandeh Nagari Mandeh Ada Petugas
5 Pustu Sungai Nagari Sungai Pinang Ada Petugas
Pinang
Sumber profil Puskesmas Tarusan,2020

Tabel 2.4
POSKESRI yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Tarusan Tahun
2020
No Nama Poskesri Lokasi Poskesri

1 Poskesri Batu Hampar Nagari Batu Hampar Tidak Ada


Petugas
2 Poskesri Sako Nagari Batu Hampar Ada Petugas
Selatan
3 Poskesri Nanggalo Nagari Nanggalo Tidak Ada
Petugas
4 Poskesri Sungai Tawar Nagari Setara Ada Petugas
Nanggalo
5 Poskesri Teluk Raya Nagari Setara Ada Petugas
Nanggalo

19
6 Poskesri Kampung Nagari Kampung Tidak Ada
Pansur pansur Petugas
7 Poskesri Surau Anjung Nagari Kampung Ada Petugas
Pansur
8 Poskesri Batu Kalang Nagari Ampang Pulai Ada Petugas
9 Poskesri Cerocok Nagari Cerocok Anau Ada Petugas
10 Poskesri Sungai Talang Nagari Kapuh Utara Ada Petugas
11 Poskesri Gurun Panjang Nagari Kapuh Ada Petugas
12 Poskesri Sabai Nan Aluih Nagari Kapuh Ada Petugas

13 Poskesri Sungai Nyalo Nagari Sungai Nyalo – Ada Petugas


Mudik Air
14 Poskesri Mudik Air Nagari Sungai Nyalo – Ada Petugas
Mudik Air
15 Poskesri Mandeh Nagari Mandeh Ada Petugas
16 Poskesri Sungai Pinang Nagari Sungai Pinang Ada Petugas
Sumber profil Puskesmas Tarusan,2020

Tabel 2.5
Ketenagaan menurut jenisnya di Puskesmas Tarusan tahun 2020
No Jenis Ketenagaan Yang Keterangan
ada PNS PTT Honor Total

sekarang Dinas

PUSKESMAS
1 Dokter
INDUK Umum 1 1 - - 1
2 Dokter Gigi 1 1 - - 1
3 Sarjana Kesmasy 1 1 - - 1
Bidan
MAMasyMasyarakat
4 - D IV Kebidanan 1 1 1
5 - D III Kebidanan 6 6 - - 6

20
6 - D I Kebidanan 2 2 - - 2
Perawat
9 -S1 Keperawatan 1 1 1
10 -DIII 7 7 - - 7
11 - SPK
Keperawatan
12 Perawat Gigi 1 1 - - 1
13 Gizi
(SPRG)
- AKZI 1 1 - - 1
10 Sanitarian / 1 1 - - 1
12 Analis
Promkes Lab 1 1 - - 1
13 Juru Obat /SMF 1 1 - - 1
Teknis/Administrasi 1 1 1
14 Supir (SMA) 1 - - 1 1
Clening Servis (CS) 2 - - 2 2

PUSKESMAS
PEMBANTU
Bidan 5 3 2 - 5

POSKESRI

Bidan 12 3 9 12
Sumber profil Puskesmas Tarusan 2020

H. Pencapaian Sasaran Target Program

Perncapaian Program di Puskesmas Tarusan Kabupaten Pesisir

Selatan tahun 2020 yang mempunyai angka rendah dalam capaian target

Yaitu :

21
Tabel 2.6

Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil dan KB

No Jenis indicator Target Capaian Kesenjangan


(%) (%) (%)

1 Cakupan Kunjungan Ibu 99 % 92 % 7%


Hamil K1

2 Cakupan Kunjungan Ibu 90% 71% 19%


Hamil K4

3 Cakupan Pertolongan 90% 89% 1%


Persalinan Di Fasilitas
Kesehatan

4 Cakupan Pelayanan 100% 100% 0%


Kesehatan Bumil Resti
Masyarakat

5 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas( 90% 87% 3%


KF3)

6 Kasus Bumil Resti 36 %


7 Kematian ibu Hamil 1 orang
8 Kematian Bayi 8 Orang
9 Cakupan Kunjungan Bayi 90 % 98 % -8%
10 Cakupan Kunjungan Balita 90 % 86,7 % 3%
11 Cakupan Kunjungan Neonatus 100 % 98 % 2%
( KN1)

12 Cakupan Kunjungan Neonatal 100 % 97 % 3%


Lengkap(KN3)

13 Penanganan Komplikasi 100 % 100 % 0%


Neonatus

Sumber laporan Tahunan Puskesmas Tarusan 2020

22
Tabel 2.7

Capaian Program Promosi Kesehatan Tahun 2020

No Jenis indicator Target Capaian Kesenjangan


(%) (%) (%)
1 Cakupan nagari siaga 100% 100% 0%
aktif
2 Cakupan PHBS 70,3% 22,42% 47,88%
3 Posyandu mandiri 65% 76% -11%
4 Cakupan nagari siaga 55% 53,8% 1,2%
mandiri
Sumber: laporan Tahunan Puskesmas Tarusan 2020

Tabel 2. 8
Capain Program Kesehatan Lingkungan Tahun 2020

No Jenis indikator Target Capaian Kesenjangan


(%) (%) (%)

1 Penduduk yang memiliki 78 % 82,3% -4,3%


akses terhadap air minum
yang berkualitas atau
layak

2 Penduduk yang akses 88% 83,6% 4,4%


jamban sehat

3 Penduduk stop BABS 100% 50% 50%

23
4 Rumah sehat yang 98% 73,5% 24,5%
memenuhi syarat
kesehatan

5 Sanitasi pembuangan air 98% 73,5% 24,5%


limbah

6 Pengelolaan sampah 98% 84,9% 13,1%

7 TPM yang memenuhi 87% 71,9% 15,1%


syarat kesehatan

8 TTU yang memenuhi 98% 83,6% 14,4%


syarat kesehatan

Sumber: laporan Tahunan Puskesmas Tarusan 2020

Tabel 2.9
Pencapaian Program Pelayanan Gizi
No Jenis indicator Targer Pencapaian Kesenjangan
(%) (%) (%)
1 Balita underweight 14% 10,6% 3,4 %
2 Balita stunting 26,8% 18,4% 8,4%
3 Bayi BBLR 5,7% 1,2% 4,5%
4 Bayi baru lahir dapat 53% 72% -19%
IMD
5 Balita 2T 2% 2,2% -0,2%
6 Bayi 6 bulan 53% 39.0% 14%
mendapatkan ASI
eksklusif

24
7 Pemberian tablet 100% 71% 83%
besi ( 90 tablet) pada
ibu hamil
8 Ibu nifas mendapatkan 99% 70,4% 28,6%
vitamin A

9 Balita memiliki buku 100% 79,3% 20,7%


KIA
10 Balita ditimbang yang 89% 65,5% 23,5%
naik berat badannya

Sumber: laporan Tahunan Puskesmas Tarusan 2020

Tabel 2.10
Pencapaian Program Pelayanan Pencegahan Dan Pengendalian
Penyakit
;NO Jenis indikato Target Capaian Kesenjangan
(%) (%) (%)
1 Cakupan Desa / Kelurahan 100 % 98,8 % 1%

UCI

2 Cakupan Imunisasi

Lengkap Pada Bayi 95 % 92,3% 3%

3 Cakupan Ibu Hamil di TT 80 % 97,6 %

4 Cakupan Balita

Imunisasi Campak ( MR )

lanjutan 95 % 32,1 % 64%

25
5 Penemuan Balita

Pneumonia Balita 100% 100% 0%

6 Penemuan BTA Positif 100 % 52,2% 48%

7 Cakupan Angka

Kesembuhan dan

Pengobatan Lengkap

Penderita TB 100% 0%
100%
8 Penemuan Suspect TB 100 % 92,2 % 8%

9 Penderita DBD Yang 13,50%

Ditangani 13,50% 0%

10 Cakupan Penderita Diare 100 % 85% 25%

11 Cakupan Pengamatan

Penyakit Berpotensi 0%

Wabah (W2) 100% 100%

12 Cakupan penderita HIV

mendapatkan pengobatan 100 % 100 % 0%

13 Cakupan Desa atau

Kelurahan Yang KLB Yang

Dilakukan Penyelidikan 100% 100% 0%

Sumber: laporan Tahunan Puskesmas Tarusan 2020

26
Tabel 2.11
Capaian program Cakupan Keperawatan Masyarakat

NO Jenis indikato Target Capaian Kesenjangan


(%) (%) (%)
1 Cakupan Keluarga Binaan
Perkesmas 100% 78,9 % 21%
2 Cakupan Keluarga Mandiri ( 100%
KM3) 100% 0%
3 KM4 100% 0% 100%
4 Kelompok Resti Binaan 80%
Perkesmas 80 % 0%
Sumber: laporan Tahunan Puskesmas Tarusan 2020

Tabel 2.12
Capaian program Kegiatan UKM Pengembangan

NO Jenis indikato Target Capaian Kesenjangan


(%) (%) (%)
1 Presentase OGJ Mendapat 100% 75% 25%
Pelayanan Kesehatan
2 Cakupan UKGMD 100% 0% 100%
Cakupan Pelayanan 100% 38,4% 61,6%
3 Kesehatan Tradisional
Alternatif Dan Komplementer(
Yankestradkom)
4 Pemanfaatan Toga Aktif 100% 98,7% 1%
5 Cakupan Pelayanan kesehatan 100% 93,9% 6%
Anak Sekolah dasar

27
6 Cakupan Pelyananan 100% 93,9% 6%
kesehatan Anak Prasekolah
dan TK
Sumber: laporan Tahunan Puskesmas Tarusan 2020

Tabel 2.13
Pencapaian Program Pelayanan Kesehatan Olahraga

No Jenis indicator Target Pencapaian Kesenjangan


(%) (%) (%)
1 Pelayanan 100% 87,8% 12,2%
kesehatan lansia
2 Posyandu lansia 50% 38,5% 11,5%
3 Skreening 100% 65% 35%
kesehata lansia
Sumber: laporan Tahunan Puskesmas Tarusan 2020

28
BAB III
ANALISIS MASALAH

A. Identifikasi Masalah

Proses Identifikasi masalah ini diawali dengan studi dokumentasi,


wawancara dan observasi terhadap penanggung jawab program
Puskesmas tarusan melalui laporan tahunan dan Profil UPT Puskesmas
tarusan tahun 2020. Kemudian dari laporan ini dilakukan brainstorming
dengan pimpinan puskesmas, seluruh pemegang program dan
pembimbing lapangan. Hasil identifikasi masalahnya adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.1
Identifikasi Masalah
NO Jenis kegiatan Target (%) Capaian (%) kesenjangan(%)

1 Cakupan Kunjungan Ibu 90% 71% 19%


Hamil K4
2 Cakupan PHBS 70,3% 22,42% 47,88%

3 Penduduk stop BABS 100% 50% 50%

4 Pemberian tablet besi ( 100% 71% 83%


90 tablet) pada ibu
hamil
5 Cakupan Balita
Imunisasi Campak ( MR
) lanjutan 95 % 32,1 % 64%
6 Cakupan Keluarga
Binaan Perkesmas 100% 78,9 % 21%
7 Skreening kesehatan 100% 65% 35%
lansia

29
B. Menetapkan Prioritas Masalah
Prioritas masalah dilakukan setelah identifikasi masalah didapatkan.
Identifikasi masalah tersebut dilakukan penentuan rangking atau urutan
sebagai prioritas masalah. Penetapan prioritas masalah adalah penentuan
urutan atau rangking dari beberapa masalah kesehatan untuk ditanggulangi
atau diatasi permasalahannya
Mengingat keterbatasan kemampuan, sarana dan waktu yang
tersedia penentuan atau penetapan prioritas masalah, kelompok melibatkan
kepala puskesmas dan pemegang program P2M. Kesepakatan metode yang
digunakan dalam menetapkan prioritas masalah adalah Teknik USG
(Urgency, seriousness, and Growth)
( Azwar, 1996).
Teknik USG adalah cara semi kualitatif lain dalam menetapkan urutan
prioritas masalah dengan memperhatikan urgensinya, keseriusannya, dan
adanya kemungkinan berkembangnya (meluasnya) masalah yang sering
disingkat sebagai metode USG. Teknik USG dilakukan dengan
menggunakan beberapa kriteria , yaitu:

1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan
isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau
masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam
keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah
lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang
berdiri sendiri.

30
3. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi
berembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin
memburuk kalau dibiarkan
Masing-maisng kriteria dilakukan pembobotan terhadap permaslahan

yang ada. Penentuan nilai masalah adalah jumlah perkalian masing-maisng

pembobotan setiap kriteria USG sebagai berikut:

1. Urgensi (Urgency)

a. Segera atau cepat diselesaikan = bobot nilai 3

b. Sedang = bobot nilai 2

c. Lambat = bobot nilai 1

2. Keseriusan (Seriousness)

a. Besar = bobot nilai 3

b. Sedang = bobot nilai 2

c. Kecil = bobot nilai 1

3. Berkembangnya masalah (Growth)

a. Sulit dicegah = bobot nilai 1

b. Sedang = bobot nilai 2

c. Mudah = bobot nilai 3

Penetapan prioritas masalah menjadi bagian penting dalam proses


pemecahan masalah dikarenakan dua alasan. Pertama, karena
terbatasnya sumber daya yang tersedia, dan karena itu tidak mungkin
menyelesaikan semua masalah. Kedua, karena adanya hubungan antara

31
satu masalah dengan masalah lainnya, dan karena itu tidak perlu semua
masalah diselesaikan ( Azwar, 1996).
Dari identifikasi masalah yang didapat dari laporan tahunan
Puskesmas Tarusan tahun 2020, hasil prioritas masalah terlihat pada tabel
berikut :

Tabel 3.2
Menetapkan prioritas Masalah dengan Metode USG
di wilayah kerja Puskesmas Tarusan

No Masalah U S G Total Urutan

1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 2 2 1 4 5


2 Cakupan PHBS 3 2 3 18 1
3 Penduduk stop BABS 1 2 2 2 6
4 Pemberian tablet besi ( 90 tablet) 3 2 2 12 2
pada ibu hamil

5 Cakupan Balita Imunisasi Campak 3 2 1 6 4


( MR ) lanjutan
6 Cakupan Keluarga Binaan 1 1 2 2 7
Perkesmas
7 Skreening kesehatan lansia 1 3 3 9 3

Berdasarkan table diatas maka di lakukan Brainstorming dengan


pembimbing lapangan, didapatkan satu masalah yang disepakati yaitu
“rendahnya cakupan PHBS di wilayah kerja Pusksmas Tarusan dengan
nilai 18”

32
C. Penyebab Masalah

Berdasarkan hasil prioritas masalah yang ditemukan, maka yang menjadi


prioritas masalah di Puskesmas Tarusan adalah rendahnya Cakupan PHBS
di wilayah kerja Puskesmas Tarusan. dari hasil wawancara bersama
pemegang program Promkes di puskesmas Tarusan , maka ditemukan
beberapa penyebab masalah yang dapat di gambar dengan diagram
Fishbone yaitu:

33
PENYEBAB EFEK

Manusia Metode

Kurangnya pengetahuan masyarakat


tentang PHBS Pola makan yang salah

Masih rendahnya kesadaran


masyarakat untuk ber-CTPS Metode Penyuluhan
Kurang Menarik
Kebiasaan merokok yang tidak bisa
Rendahnya
di hapuskan dalam rumah tangga
Cakupan PHBS

Sanitasi yang
buruk
Kurangnya metode media Sumber air minum yang
penyuluhan seperti poster, leaflet ti Sumber air minum
yang Sumber air minum

Sumber air minum yang


tidak memenuhi syarat
Mesin

lingkungan

Gambar Fish Bone Analisis Penyebab Masalah rendahnya cakupan PHBS

34
Dari diagram diatas dapat diuraikan penyebab rendahnya cakupan PHBS

di wilayah kerja Puskesmas Tarusan diperkirakan terjadi karena beberapa

factor

1. Manusia (Man)

a. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang PHBS

Hal ini disebabkan karena minimnya penyuluhan dan

masyarakat yang susah diajak untuk berkumpul

b. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk ber-CTPS

Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) belum membudaya di kalangan

masyarakat. Usaha intervensi berupa penyuluhan telah dilakukan,

namun perilaku ini masih rendah penerapannya. CTPS hendaknya

diterapkan minimal sebelum makan, setelah buang air besar (BAB),

dan sebelum menyusui anak., kenyataan di lapangan kebanyakan

masyarakat hanya mencuci tangan sebelum makan tanpa

menggunakan sabun. Masyarakat sudah terbiasa tidak mencuci

tangan dengan sabun saat akan makan

c. Kebiasaan merokok yang tidak bisa di hapuskan dalam rumah

Bahaya merokok sudah diketahui oleh masyarakat secara

umum. Namun tetap saja perilaku merokok ini sulit dihilangkan.

Beberapa hal yang menyebabkan hal ini adalah faktor sosial

budaya, faktor psikis anggapan bahwa rokok dapat

menimbulkan inspirasi dan menghilangkan stress, dan

35
kandungan zat nikotin yang menyebabkan kecanduan bagi

perokok

d. Pola Makan yang salah

Tradisi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat (sayuran)

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas promkes,

kebanyakan masyarakat hanya mengutamakan sumber protein

pada pangannya. Sayur hanya dianggap sebagai menu

tambahan saja

2. Mesin
Kurangnya media penyuluhan seperti poster, pamphlet.
Dibuktikan dengan tidak tersedianya fotocopi leafleat promkes
PHBS di Puskesmas
3. Metode
Cara penyuluhan kurang menarik.
Media merupakan alat untuk mempromosikan program kepada
masyarakat . berdasarkan wawancara dengan penanggung
jawab program promkes, media untuk PHBS masih sebatas
leaflet, brosur, dan poster. Perlu inovasi lagi agar media
promosi lebih menarik.
4. Lingkungan
a. Sumber air minum yang tidak memenuhi syarat
dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang menggunakan
air galon mineral bukan air minum yang dimasak untuk
konsumsi sehari-hari

36
b. Sanitasi yang buruk
masih di jumpai rumah tangga yang tidak memiliki sanitasi
yang baik ,Lingkungan tempat tinggal kurang baik ini
dibuktikan dengan saluran pembuangan air limbah tidak lanacar
sehingga menimbulkan genangan air yang dapat menjadi
tempat perindukan nyamuk dan banyak jaring lawa pada langit-
langit rumah.

D. Alternatif Pemecahan Masalah

Tabel 3.3
Alternatif Pemecahan Masalah

Alternative pemecahan

Masalah Penyebab maslah

Manusia 1. Kurangnya 1.meningkatkan pengetahuan


pengetahuan masyarakat masyarakat melalui
tentang PHBS penyuluhan kepada
masyarakat mengenai
pentingnya PHBS

2. Kurangnya kesadaran 2. Meningkatkan kesadaran


masyarakat untuk CTPS masyarakat pentingnya CTPS
dalam rumah tangga

3. Kebiasaan merokok 3. Melakukan penyuluhan


yang tidak bisa di kepada masyarakat terutama
hapuskan dalam rumah pada kepala keluarga dan

37
remaja laki-laki mengenai
bahaya merokok dan
melakukan pertemuan dengan
petugas program promkes di
puskesmas agar dapat
menggerakkan klinik terapi
berhenti merokok

4. Pola Makan yang salah 4.memberikan edukasi kepada


masyarakat pengenai pola gizi
seimbang yang baik

1.Kurangnya media 1. Menambah jumlah media


Mesin penyuluhan seperti promosi seperti pembuatan
poster, leafhlet poster, leaflet, lembar balik dan
lain-lain

Metode 1. Cara penyuluhan 1.Penyebaran informasi melalui


kurang menarik
media sosial oleh tenaga

promotor kesehatan Puskesmas

Tarusan

Lingkungan 1.Sumber air minum yang 1.memberikan edukasi kepada


tidak memenuhi syarat
masyarakat mengenai syarat air

38
bersih dan sehat

2. Sanitasi yang buruk


2.meningkatkan kesadaran

warga untuk memperbaiki

sanitasi di lingkungan terutama

di rumah tangga

Dalam menentukan alternative penyelesaian masalah yang menjadi

prioritas, kami menggunakan CARL (Capability, Accessibility, Readiness,

Leverage ). Dengan memberikan skor pada setiap alternative penyelesaian

masalah dari 1- 5 dimana 1 berarti kecil dan 5 berarti besar atau harus

diprioritaskan.

Ada 4 komponen penilaian dalam metode CARL ini yang merupakan


cara pandang dalam menilai alternative penyelesaian masalah yaitu :
1. Capability : ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan
peralatan
2. Accessibility : kemudahan untuk dilaksanakan
3. Readiness : kesiapan dari warga untuk melaksanakan program
tersebut
4. Leverage : Seberapa besar pengaruh dengan yang lain

Nilai total merupakan hasil perkalian: C x A x R x L .

39
Tabel 3.4
Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah dengan Metode CARL

No
Alternatif Pemecahan C A R L Total Rangking
Masalah
1. Penyuluhan dengan media 5 5 4 4 375 1
dan metode yang lebih
menarik seperti melalui
media social serta
pembagian leaflet
2 Membuat sebuah metode 4 3 4 4 192 2
penyuluhan yang menarik
3 Penyebaran informasi melalui 4 3 3 4 144 3
media sosial oleh tenaga
promotor Puskesmas
4 Menambah media promosi 3 2 3 5 90 4
seperti poster, leaflet dan
lembar balik.
5 Memaksimalkan program 3 2 3 4 72 5
penyuluhan PHBS untuk
meningkatkan pengetahuan
dan informasi masyarakat
tentang PHBS

Dari hasil prioritas pemecahan masalah yang ada di puskesmas

Tarusan tahun 2021 dengan menggunakan metode CARL didapat

40
pemecahan masalah pada program promosi kesehatan khususnya program

PHBS dengan melakukan penyuluhan tentang PHBS dam membuat metode

penyuluhan dengan menggunakan media social dan leafleat kepada

masyarakat.

41
42
Berdasarkan tabel 3.5 diatas, dapat diketahui bahwa
Monitoring dan Evaluasi yang dilakukan kelompok yaitu Memberikan
penyuluhan dan edukasi kepada warga mengenai pentingnya prilaku hidup
bersih dan sehat melalui media penyuluhan yang menarik dan pembagian
poster . Kendala yang kami hadapi terhadap kelancaran kegiatan ini adalah
tidak semua sasaran hadir tertutama kepala keluarga dan remaja laki-laki
Hal ini disebabkan oleh kesibukan kepala keluarga untuk bekerja,dan remaja
laki-laki yang sedang bersekolah dan juga tinggi nya angka kejadian covid
saat ini di wilayah Tarusan ini yang tidak memungkinkan semua orang dapat
hadir ke posyandu.

43
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Konsep Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Rumah Tangga


1.Pengertian Hidup Bersih Dan Sehat
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS itu jumlahnya banyak sekali,
bisa ratusan. Misalnya tentang Gizi: makan beraneka ragam makanan,
minum Tablet Tambah Darah, mengkonsumsi garam beryodium,
memberi bayi dan balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan
lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya,
membersihkan lingkungan.Setiap rumah tangga dianjurkan untuk
melaksanakan semua perilaku kesehatan.(Kemenkes RI,2002)
2. Pengertian Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Rumah Tangga
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk
mencapai Rumah Tangga Sehat.
Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10
PHBS di rumah tangga yaitu
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan
tenaga para medis lainnya). Setiap persalinan dari ibu hamil harus
ditolong oleh tenaga kesehatan karena
1) Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam
membantu persalinan, sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih
terjamin.

44
2) Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong
oleh atau dirujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit.
3) Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan
peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah
terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya
Apabila terdapat tanda-tanda persalinan seperti ibu mengalami
mulas-mulas yang timbulnya semakin sering dan semakin kuat, rahim
terasa kencang bila diraba terutama saat terasa mulas, keluar lendir
bercampur darah dari jalan lahir, keluar cairan ketuban yang berwarna
jernih kekuningan dari jalan lahir, merasa seperti mau buang air besar
maka harus segera hubungi tenaga kesehatan (bidan/ dokter), tetap
tenang dan tidak bingung, untuk mengurangi rasa sakit dari mulasnya
dapat bernapas panjang melalui hidung dan mengeluarkan melalui
mulut (Natsir,2019)

b. Memberi bayi ASI Eksklusif,


ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan alamiah berupa cairan
dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi,
sehingga
bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. ASI pertama
berupa cairan bening berwarna kekuningan (kolostrum), sangat baik
untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.
Bayi disusui sesegera mungkin paling lambat 30 menit setelah
melahirkan untuk merangsang agar ASI cepat keluar dan
menghentikan pendarahan, berikan ASI dari kedua payudara secara
bergantian. ASI Eksklusif diberikan pada bayi usia 0-6 bulan, hanya
diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman
lain, sementara selain ASI diberikan pula Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI) dalam bentuk lumat dan jumlah yang sesuai dengan

45
perkembangan umur bayi. Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga
bayi berusia 2 tahun.
Pemberian ASI juga harus memperhatikan bahwa ibu harus yakin
mampu menyusui bayinya dan mendapat dukungan dari keluarga agar
upaya pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan bisa
berhasil(Natsir,2019)

c. Menimbang bayi dan balita


Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap bulan mulai umur
1 bulan sampai 5 tahun di Posyandu untuk memantau
pertumbuhannya setiap bulan. Setelah bayi dan balita ditimbang, catat
hasil penimbangan di Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) atau Kartu
Menuju Sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya naik atau tiak
naik (lihat perkembangannya). Berat badan naik, bila :
1) Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna
pada KMS.
2) Garis pertumbuhannya pindah ke pita warna di atasnya.
Dengan melihat berat badan bayi dan balita naik atau tidak naik
pada pencatatan setiap bulan, dapat diketahui apakah bayi dan balita
tumbuh sehat, bisa mencegah gangguan pertumbuhan, jika berat
badan dua bulan berturut-turut tidak naik atau bahkan berat badannya
dibawah garis merah (BGM) dan dicurigai gizi buruk, dapat segera
dirujuk ke Puskesmas. Datang secara rutin ke Posyandu juga
berfungsi untuk mengetahui kelengkapan imunisasi serta untuk
mendapatkan penyuluhan gizi(Natsir,2019)

d. Menggunakan air bersih


Air bersih adalah air yang secara fisik dapat dibedakan melalui
indera kita (dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba):

46
1) Air tidak berwarna, harus bening/ jernih.
2) Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah,
busa dan kotoran lainnya.
3) Air tidak berasa.
4) Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk, atau bau
belerang.Dengan menggunakan air bersih dapat terhindar dari
gangguan penyakit seperti diare, kolera, disentri, thypus,
kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan selain
itu, setiap anggota keluarga terpelihara kebersihannya.
Keberadaan air bersih ini yang sangat penting, maka perlu
untuk menjaga kebersihan sumber air bersih yaitu
1) Jarak letak sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan
sampah sampai paling sedikit 10 meter.
2) Sumber mata air harus dilindungi dari bahan pencemaran.
3) Sumur gali, sumur pompa, kran umum dan mata air harus
dijaga bangunannya agar tidak rusak.
4) Harus dijaga kebersihannya seperti tidak ada genangan air di
sekitar sumber air, tidak ada bercak-bercak kotoran, tidak
berlumut pada lantai/ dinding sumur. Ember/ gayung pengambil
air harus tetap bersih dan tidak diletakkan di lantai.
Meskipun air sudah bersih tetapi ketika diminum harus tetap dimasak
mendidih karena air belum tentu bebas kuman penyakit, yang hanya
bisa mati pada suhu 1000C (Natsir,2019)

e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun


Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun merupakan
suatuintervensi kesehatan yang paling hemat tapi sangat bermanfaat
karena dapat membunuh kuman penyakit yang ada di tangan
sehingga tanganmenjadi bersih dan bebas dari kuman, mencegah
penularan penyakit, seperti disentri, flu burung, flu babi, typhus, dll.

47
Aktivitas yang dianjurkan untuk cuci tangan yaitu
1) Setiap kali tangan kita kotor (setelah; memegang uang,
memegang binatang, berkebun, dll)
2) Setelah buang air besar.
3) Setelah menceboki bayi atau anak.
4) Sebelum makan dan menyuapi anak.
5) Sebelum memegang makanan.
6) Sebelum menyusui bayi.
Adapun cara yang benar untuk cuci tangan itu sendiri dengan
menggunakan air bersih yang mengalir dan memakai sabun
seperlunya, selanjutnya bersihkan telapak tangan, pergelangan
tangan, sela-sela jari dan punggung tangan, dan yang terakhir
bersihkan tangan pakai lap bersih. (Natsir,2019)

f. Menggunakan jamban sehat


Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia. Jamban yang sehat harus memenuhi
persyaratan
1) Tidak mencemari sumber air minum (Jarak antara sumber air
minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter)
2) Tidak berbau.
3) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
4) Tidak mencemari tanah disekitarnya.
5) Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
6) Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
7) Penerangan dan ventilasi cukup.
8) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
9) Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
Semua anggota keluarga harus menggunakan jamban untuk
membuang tinja, sehingga dapat menjaga lingkungan menjadi bersih,

48
sehat, nyaman dan tidak berbau, tidak mencemari sumber air yang
dijadikan sebagai air baku air minum atau air untuk kegiatan
seharihari, dan tidak mengundang serangga dan binatang yang dapat
menyebarluaskan bibit penyakit. (Natsir,2019)

g. Memberantas jentik di rumah


Keluarga perlu melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN) dengan cara 3 M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur,
Menghindari gigitan nyamuk). 3 M Plus adalah tiga cara plus yang
dilakukan pada saat PSN yaitu :
1) Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air
seperti bak mandi, tatakan kulkas, alas pot kembang.
2) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang
bak kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat
menampung air hujan.
3) Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang
dapat menampung air.
4) Plus menghindari gigitan nyamuk yaitu dengan menggunakan
kelambu, memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk,
menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar,
mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai,
menabur larvasida di tempat yang sulit dikuras dan memelihara
ikan pemakan jentik di kolam.(Symons,2017)

h. Makan buah dan sayur setiap hari


Sayur dan buah merupakan sumber nutrisi antioksidan dengan
kandungan vitamin dan mineral. Buah dan sayur juga kaya akan
senyawa fitokimia anti-kanker serta serat.Adapun porsi ideal sayur dan
buah tiap hari untuk menjaga tubuh tetap sehat yaitu mengkonsumsi
minial 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari.

49
Konsumsi sayur dan buah yang tidak merusak kandungan dari gizinya
adalah dengan memakannya dalam keadaan mentah atau
dikukus.(symond,2017)

i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari


Setiap anggota keluarga diharapkan melakukan aktivitas fisik
secara bertahap sampai mencapai 30 menit setiap hari, bisa dilakukan
sebelum makan atau 2 jam sesudah makan, berupa kegiatan sehari-
hari dan olahraga. Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur dapat
menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya
(symond,2017)
j. Tidak merokok di dalam rumah.
Bahaya merokok di dalam rumah yaitu asap rokok yang
mengandung zat-zat nikotin, tar dan zat berbahaya lainnya terhisap
oleh perokok pasif yang dapat menyebabkan berbagai penyakit antara
lain jantung dan pembuluh darah.
Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang
diisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, di
antaranya yang paling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon
Monoksida (CO).
Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung dan
aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan
kanker,CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa
oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati.
Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara
rutin dengan sekecil apapun walaupun itu cuma 1 batang dalam
sehari. Atau orang yang menghisap rokok walau tidak rutin sekalipun
atau hanya sekedar coba-coba dan cara menghisap rokok cuma
sekedar menghembuskan asap walau tidak diisap masuk ke dalam
paru-paru.

50
Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tapi menghirup
asap rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan
tertutup dengan orang yang sedang merokok
bahaya perokok aktif dan perokok pasif adalah
1) Menyebabkan kerontokan rambut.
2) Gangguan pada mata, seperti katarak.
3) Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok
4) Menyebabkan penyakit paru-paru kronis.
5) Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap.
6) Menyebabkan stoke dan serangan jantung.
7) Tulang lebih mudah patah.
8) Menyebabkan kanker kulit.
9) Menyebabkan kemandulan dan impotensi.
10) Menyebabkan kanker rahim dan keguguran.
Ada 3 cara untuk berhenti merokok, yaitu Berhenti
Seketika, Menunda, dan Mengurangi. Hal yang paling utama adalah
niat dan tekad yang bulat untuk melaksanakan cara tersebut:
1) Seketika Cara ini merupakan upaya yang paling berhasil. Bagi
perokok berat, mungkin perlu bantuan tenaga kesehatan untuk
mengatasi efek ketagihan karena rokok mengandung zat Adiktif.
2) Menunda Perokok dapat menunda mengisap rokok pertama 2 jam
setiap hari sebelumnya dan selama 7 hari berturut-turut. Sebagai
contoh : Seorang Perokok biasanya merokok setiap hari pada
pukul 07.00 pagi, maka pada:
Hari 1 : pukul 09.00
Hari 2 : pukul 11.00
Hari 3 : pukul 13.00
Hari 4 : pukul 15.00
Hari 5 : pukul 17.00
Hari 6 : pukul 19.00

51
Hari 7 : pukul 21.00
3) Mengurangi Jumlah rokok yang diisap setiap hari dikurangi secara
berangsurangsur dengan jumlah yang sama sampai 0 batang pada
hari ke 7 atau yang ditetapkan. Misalkan dalam sehari-hari seorang
perokok menghabiskan 28 batang rokok maka asi perokok dapat
merencanakan pengurangan jumlah rokok selama 7 hari dengan
jumlah pengurangan 7 : 0 batang (symond,2017)

Jika di dalam lingkungan masyarakat, semua rumah tangga


menerapkan PHBS maka akan diperoleh manfaat sebagai berikut

a. Bagi Rumah Tangga


1) Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah
sakit. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
2) Anggota keluarga giat bekerja.
3) Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk
memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk
menambah pendapatan keluarga.(Agustini,2014)

b. Bagi Masyarakat
1) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
2) .Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah
kesehatan
3) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
4) Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan
Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, tabungan
ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain.
(Agustini,2014)

52
c. Bagi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/ Kota
1) Peningkatan persentasi Rumah Tangga ber-PHBS menunjukkan
kinerja dan citra pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang baik.
2) Biaya yang tadinya dialokasikan untuk menanggulangi masalah
masalah kesehatan dapat dialihkan untuk pengembangan
lingkungan yang tertata rapi dan sehat serta penyediaan sarana
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.
3) Provinsi dan kabupaten/ kota dapat dijadikan pusat
pembelajaran(Agustini,2014)

B. Tahap PDCA (Plan, Do, Check, Action)


1. tahap plant (perecanaan)

Hasil analisis masalah yang dilakukan dengan menggunakan data


sekunder pada laporan tahunan Puskesmas Tarusan didapatkan masalah
rendahnya cakupan PHBS di rumah tangga. Berdasarkan brainstorming
dengan staf pemegang program promosi kesehatan didapatkan prioritas
masalah rendahnya cakupan PHBS di rumah tangga. maka kelompok
mengambil kesimpulan bahwa penyebab rendahnya cakupan PHBS di rumah
tangga.:
a. Man
1) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang PHBS

2) Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk ber-CTPS

3) Kebiasaan merokok yang tidak bisa di hapuskan dalam

rumah tangga

4) Pola makan yang salah

53
b. Mesin
1) Kurangnya media penyuluhan seperti poster, pamphlet.
Dibuktikan dengan tidak tersedianya fotocopi leafleat
promkes PHBS di Puskesmas
c. Metode
2) Cara penyuluhan kurang menarik.
3) Kurangnya peran kader

d. Lingkungan
1) Sumber air minum yang tidak memenuhi syarat

2. Tahap Do (pelaksaan)
Dari berbagai permasalahan yang didapatkan di lapangan dari
proses Pengalaman Belajar Lapangan telah dilakukan berbagai kegiatan
intervensi yang diharapkan mampu membantu tenaga kesehatan dan
warga sekitar dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mengenai
pentingya prilaku hidup bersih dan sehat dalam keluarga
Kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keasadaran mengenai prilaku hidup bersih dan sehat diprioritaskan pada
aspek manusia dan metode diantaranya sebagai berikut:
a.Manusia
Melakukan penyuluhan tentang pentingya prilaku hidup bersih dan
sehat untuk meningkatkan pengetahuan kepada warga sekitar
mengenai prilaku hidup bersih dan sehat di wilayah kerja puskesmas
tarusan.
b.Metode
1) Melakukan kegiatan penyuluhan tentang prilaku hidup bersih
dan sehat
2) Penyebaran leaflet kepada masyarakat

54
3. Tahap Check (Pemantauan)
Check merupakan serangkaian kegiatan yang terdiri dari memeriksa,
memonitor, mengecek, mengukur, mengevaluasi, dan mengkoreksi
intervensiapakah hasil yang terjadi sesuai dengan yang direncanakan.
Serta check juga memantau dan mengukur proses dan hasil yang terjadi
apakah sesuai dengan rencana mutu, sasaran mutu, persyaratan produk
yang telah ditetapkan, mengevaluasi dan melaporkan hasilnya.

a.Tahap Action (Lanjutan)


Action adalah kegiatan mengambil tindakan perbaikan terhadap
proses-proses yang tidak sesuai dengan hasilnya dan berupaya untuk
meningkatkan perbaikan terhadap proses-proses yang tidak sesuai secara
berkesinambungan sehingga meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja
unit kerja yang bersangkutan.
Beberapa tindak lanjut yang dapat dilakukan untuk memecahkan
masalah rendahnya cakupan PHBS di wilayah kerja Puskesmas tarusan,
yaitu:
1) Diharapkan adanya peningkatan pengetahuan warga
mengenai prilaku hidup bersih dan sehat di wilayah kerja
Puskesmas tarusan.
2) Sarana dan prasarana untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang prilaku hidup bersih dan sehat diberbanyak
melalui media cetak.

C. Planning of action (POA)


Dalam melakukan program kegiatan pengalaman belajar
lapangan 1 terlebih dahulu disusun planning of action (POA). POA
merupakan rumusan rencana kegiatan yang akan diadakan terkait prioritas
masalah yang telah disepakati. Agar mempermudah dalam pelaksaaanya
dilapangan(supriyanto.2007).

55
56
57
58
c. POA (Plan Of Action)
Tabel 4.1
Plan Of Action (POA) Kegiatan PBL Puskesmas Tarusan Tahun 2021

No Uraian Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Sumber dana Penanggungjawab


1. Mengadvokasi Mendapatkan Kepala Puskesmas 12 Agustus Mahasiswa PBL Mahasiswa PBL
Pimpinan Puskesmas dukungan dari 2021
kegiatan PBL
2. Melakukan Materi untuk Masyarakat di 13 Agustus Mahasiswa PBL Pemegang program
penyusunan materi bahan wilayah kerja 2021 dan Mahasiswa PBL
penyuluhan penyuluhan Puskesmas Tarusan
3. Melakukan Meningkatkan Masyarakat di 14 Agustus Mahasiswa PBL Pemegang program
penyuluhan mengenai pengetahuan dan wilayah kerja 2021 Bidan desa
pentingnya prilaku pemahaman Puskesmas Tarusan Mahasiswa PBL
hidup bersih dan tentang prilaku
sehat kepada hidup bersih dan
masyarakat sehat
4. Penyebaran informasi Mengetahui Tenaga Promotor 18 Agustus Mahasiswa PBL Petugas promkes
melalui media social tingkat Dan masyarakat 2021 Mahasiswa PBL
dan leafleat pengetahuan

59
5. Monitoring dan Meninjau kembali Masyarakat di 26 agustus Mahasiswa PBL Mahasiswa PBL
evaluasi tujuan dari wilayah kerja 2021
penyuluhan yang Puskesmas Tarusan
di berikan

60
D. Rencana Anggaran Biaya

Tabel 4.2
Rencana Anggaran Biaya Kegiatan Mahasiswa PBL
di Puskesmas TarusanTahun 2021

No Kegiatan Volume Kegiatan Jumlah Dana


.
1. Mengadvokasi
Pimpinan 1 kali kegiatan
Puskesmas
2. Menyiapkan materi 1 kali
penyuluhan
3. Melaksanakan 1 kali Rp 50.000
penyuluhan di
posyandu
4. Membuat poster 1 Kali Rp 150.000
dan leafleat
Jumlah Rp 200.000

E. Hasil Kegiatan

Hasil penyuluhan yang kami lakukan pada masyarakat adalah sebagai

berikut :

1. masih banyaknya masyarakat yang pengetahuannya kurang terhadap

PHBS

2. dari informasi yang didapatkan dari masyarakat terutama ibu-ibu yaitu

kebiasaan merokok kepala keluarga dan remaja laki-laki di dalam

rumah yang masih sulit di rubah

61
3. Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat Serta

meningkatkan PHBS di rumah tangga masing-masing

F. Rencana Monev
Sistem monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis data

secara teratur dari seperangkat indicator. System akan menampilkan data

yang dapat digunakan untuk menilai :

1. Apakah program berjalan dengan benar dan bagaimana kemajuannya,

adakah penyimpangan atau masalah

2. Input dan proses yang dilakukan menghasilkan perbaikan kearah

target yang direncanakan.

3. Apakah ada umpan balik tentang output media promosi yang

dilakukan dalam pemahaman tentang pentingnya PHBS

Monitoring adalah proses pengumpulan dan informasi melalui

kegiatan pengamatan dan dilakukan secara terus menerus tentang kegiatan

program sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan

program itu selanjutnya. Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan

dan pengungkapan masalah kinerja program untuk memberikan umpan balik

bagi peningkatan kualitas kinerja program .

Monitoring dan evaluasi (monev adalah kegiatan mengecek,

mengawasi dan menilai jalannya program mulai dari awal hingga akhir

program).

62
Tabel 4.3
Monitoring dan evaluasi

No Kegiatan Input Proses Output


1. Melakukan a. Adanya a. Dilakukannnya a.Penyuluhan
kegiatan mahasiswa penyuluhan berjalan dengan
penyuluhan PBL sebanyak kepada baik dengan jumlah
tentang PHBS 3 orang masyarakat di sasaran yang
b. Leaflet posyandu dan diharapkan dan
c. Narasumber adanya Tanya b.meningkatnya
d. Materi jawab untuk pengetahuan
e. Dana informasi kepada masyarakat tentang
penyelenggar peserta prilaku hidup bersih
aan penyuluhan dan sehat

2. Pembuatan a. adanya laptop Dicetaknyadan Dihasilkannya 70


alat dan media dan printer poster leflet lembar leflet dan
promosi satu poster dan
meningkatnya
media penyuluhan
tentang PHBS

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui pelaksanaan penyuluhan di


adakan oleh puskesmas Tarusan dengan kelompok sasaran masyarakat,
Kegiatan ini berupa pemberian materi penyuluhan lansung ke masyarakat
pada Agustus 2021

63
Tabel 4.4
Rencana dan Evaluasi Intervensi

Kegiatan Input Proses Output impact

Mengadvokasi 1.Adanya Mahasiswa PBL 1.Mendapatkan Kepala puskesmas


mahasiswa PBL melakukan advokasi dukungan dari kepala memproritaskan
pimpinan sebanyak 3 orang
dengan kepala puslesmas mengenai program PHBS
puskesmas 2.Adanya Pimpinan puskesmas rencana tindakan yang sebagai masalah
Puskesmas
sekaligus di buat oleh yang di angkat
Tarusan
pembimbing mahasiswa
3.Adanya bahan
lapangan
rencana kegiatan 2.Merealisasikan
yang akan rencana yang dibuat
dilakukan

64
Menyiapkan materi 1.adanya Membuat materi 1.Tersedianya materi 1.mahasiswa
penyuluhan mahasiswa PBL 3 penyuluhan untuk penyuluhan mampu membuat
orang
menggunakan laptop materi penyuluhan
2.adanya media dengan baik
untuk membuat 2.menyiapkan
materi penyuluhan leafleat 2.memudahkan
seperti laptop
dalam melakukan
3.adanya buku penyuluha
panduan yang bisa
dijadikan materi
dalam penyuluhan

Melakukan 1.adanya 1.melakukan 1. masyarakat 1.mahasiswa


penyuluhan mahasiswa PBL 3 penyuluhan tentang memperoleh informasi mampu melakukan
orang
mengenai PHBS PHBS kepada mengenai PHBS penyuluhan dengan
2.adanya sasaran masyarakat di baik
dalam penyuluhan 2.bertambahnya
posyandu Pulau
pengetahuan
3. adanya petugas karam
pemegang masyarakat
program 2. melakukan respon

4.adanya bidan timbal balik kepada


desa masyarakat dengan

65
Tanya jawab

Penyebaran 1. Adanya 1. Melalui no 1.terjalinnya kerjasama 1. meningkatkan


informasi melalui mahasiwa PBL 3 handpone,petugas yang baik antar pengetahuan dan
orang
media sosial oleh promkes bisa petugas promosi pemahaman
tenaga promosi 2.adanya laptop mengedukasi kesehatan masyarakat tentang
dan no handpone
puskesmas msyarakat dengan puskesmas,mahasiswa PHBS
masyarakat
memberikan dan masyarakat
3.adanya petugas
penyuluhan melalui
promosi kesehatan
WA

66
Menambah media 1.adanya 1.di buat leaflet 1.bertambahnya media 1.mahasiwswa
promosi seperti mahasiswa PBL 3 promosi (Leafleat) mampu membuat
orang
poster dan leafleat sebanyak 25 lembar media penyuluhan
2. adanya laptop
2.bertambahnya
pengetahuan
masyarakat
mengenai PHBS

Memaksimalkan 1.adanya 1. Adanya media 1.adanya media 1.penyuluhan


program mahasiswa PBL 3 promosi kesehatan promosi PHBS di mengenai PHBS di
orang mengenai PHBS di
penyuluhan PHBS Puskesmas puskesmas
pelayanan
untuk meningkatkan 2.adanya buku Puskesmas meningkat
panduan PHBS
pengetahuan
1.
masyarakat 3. adanya petugas
promosi kesehatan

67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pelaksanaan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) di

PuskesmasTarusan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dari pengumpulan dan analisis data program Puskesmas Tarusan

Tahun 2020 terpilih 7 program yang memiliki cakupan target

pencapaian rendah yaitu cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS), kunjungan ibu hamil K4,penduduk stop BABS, pemberian

tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan, cakupan balita

imuisasi campak (MR) lanjutan,cakupan keluarga binaan perkesmas,

skrening kesehatan lansia Dengan menggunakan metode USG

(urgensi, seriousness dan growth) terpilih prioritas masalah program

Puskesmas Tarusan adalah rendahnya cakupan prilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) yang memenuhi syarat sebagai cakupan program

yang terpilih.

2. Dengan menggunakan pemecahan masalah terpilih dari 7 alternatif

pemecahan masalah yang memiliki jumlah tertinggi adalah penyuluhan

dan Penambahan media penyuluhan seperti leafleat dan poster

3. Dalam identifikasi prioritas masalah kesehatan diwilayah kerja

Puskesmas Tarusan setelah kami lihat dari capaian program maka di

prioritaskan pada cakupan prilaku hidup bersih dan sehat

68
4. Adanya pendekatan yang dilakukan Mahasiswa kepada masyarakat

adalah dengan melakukan penyuluhan dan pembagian leafleat tentang

pentingnya prilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat

5. Adanya rencana intervensi yang akan dilakukan dengan kesimpulan


dilakukannya penyuluhan kesehatan tentang PHBS dengan
melakukan penyuluhan , pembagian leaflet tentang PHBS yang dapat
menimgkatkan pengetahuan masyarakat pentingnya PHBS di rumah
saran.
6. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi dapat ditarik kesimpulan
bahwa tingkat pengetahuan masyarakat mengenai PHBS menjadi
meningkat, masyarakat antusias dalam menerima leaflet yang
disebarkan, saat penyuluhan

B. SARAN
Dalam pelaksanaan kegiatan PBL 1 ini tentunya tidak terlepas dari
interaksi dengan pengelola, pembimbing, masyarakat maupun instansi-
instransi terkait. Untuk itu kami menyimpulkan beberapa saran yang di
harapkan dapat di jadikan bahan pertimbangan antara lain :
1. Di harapkan kepada petugas-petugas kesehatan yang memangku
setiap program masing-masing untuk terus aktif dalam merencanakan,
mengawasi, dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang ada di
masyarakat dengan selalu berkoordinasi dengan lintas sektor dan
lintas program.
2. Di harapkan kepada pemerintah terkait untuk mengalokasikan dana-
dana anggaran kepada puskesmas agar pelaksanaan kegiatan untuk
meningkatkan penegetahuan masyarakat tentang PHBS dapat
dilaksanakan dengan optimal.
3. Kepada puskesmas agar pelaksanaan kegiatan dapat di laksanakan
dengan optimal serta memberikan penghargaan/ dukungan terhadap

69
petugas-petugas kesehatan yang aktif dan berinovasi dalam berkarya
di masyarakat.
4. Pada saat pelaksanaan program di harapkan peran serta masyarakat
yang lebih aktif agar tujuan bersama yang ingin di capai dapat
terwujud sebagaimana yang di harapkan karena tanpa dukungan
masyarakat program intervensi yang akan di lakukan tidak akan
berhasil dengan baik.

70
DAFTAR PUSTAKA

Agustin Zulmani, 2014. Parasitologi. Yogyakarta : Muha Medika. P.61-70


Basyaib, F. (2016). Teori Pembuatan Keputusan. Grasindo
Centers for Diesease Control and Prevantion (CDC).2012 Basic TB Fact,Risk
Factors USA :CDC :2012
Gould, D. & Bropker. C., 2003, Mikrobiologi Terapan untuk Perawat, Cetakan
Petama, hal 212, Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Indriani, budiman dr, Pengantar Prinsip dan Metode Epidemiologi Jakarta :
EGC. 2015.
Kemenkes RI.,2012.TBC Masalah Kesehatan Dunia. Jakarta: BPPSDMK.
Kemenkes RI. Pengendalian Penyait dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta
;Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014
Kemenkes RI.Profil Kesehatan Indonesia tahun2013. Jakarta ;Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. 2014
Munro,S A., Lewin ,S.A., Smith, H..J., Engel,M.E., Freithrim,M., Volmink.
J.,2007, Patient Adherence to Tuberculosis Treatment: A Systematic
Review Of Qualitative Research, Plos Med, 4(7).
Natsir johuwa,2017 Prilaku hidup bersih dan sehat,
ProfiL Dinas Kesehatan . sumatra Barat. 2017.
Puskesmas Tarusan. 2020. Profil Puskesmas Tarusan Tahun 2020 Tarusan :
Puskesmas Tarusan
Puskesmas Tarusan. 2020. Laporan Kinerja puskesmas Tarusan tahun 220.
Tarusan: Puskesmas Tarusan
Stikes Syedza Saintika Padang, 2019. Buku Panduan pelaksanaan
pengalaan belajar lapangan (PBL) prodi kesehatan masyarakat tahun
2020
World Health Organization (WHO). 2013.healt center 2014.Switzerland:WHO
World Health Organization (WHO). 2018.Global healt center
2013.Switzerland:WHO

71
LAMPIRAN 1

DAFTAR HADIR MAHASISWA

72
73
74
LAMPIRAN 2

SURAT DARI KAMPUS

75
LAMPIRAN 3

SURAT SERAH TERIMA DI PUSKESMAS

76
LAMPIRAN 4

GANCART

No Kegiatan I II III IV

1. Identifikasi Masalah

2. Pengumpulan Data

3. Intervensi

4. Pembuatan Laporan

77
LAMPIRAN 5

KEGIATAN MAHASISWA SELAMA PBL 1 DI PUSKESMAS TARUSAN

TAHUN 2021

1. Kegiatan : Serah Terima Mahasiswa PBL 1 dengan kepala


puskesmas
Hari/Tanggal : Senin, 9 Agustus 2021
Tempat : Puskesmas Tarusan

78
2. Kegiatan : serah terima dengan pembimbing akademik
Hari/Tanggal : 10 agustus 2021
Tempat : via daring (zoom meeting)

79
3. Kegiatan : konsul tentang masalah yang ditemukan di puskesmas
dengan kepala puskesmas tarusan
Hari/Tanggal : 10 agustus 2021
Tempat : Puskesmas Tarusan

80
4. Kegiatan : Melakukan kegiatan penyuluhan dan edukasi tentang
perilaku hidup
bersih dan sehat
Hari/Tanggal : Sabtu,14 agustus 2021
Tempat : kantor wali nagari pulau karam

81
82
5. Kegiatan : Melakukan kegiatan germas dan Pemeriksaan
kesehatan
Hari/Tanggal : 28 agustus 2021
Tempat : Pasar mandeh jaya (jinang )

83
84

Anda mungkin juga menyukai