Penyusun:
Pendamping :
1
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL......................................................................................... i
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................... 1
2
3.11 Komplikasi.................................................................................... 30
3.12 Prognosis....................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 33
3
BAB I
PENDAHULUAN
keluhan yang berat seperti refluks esofagitis dokter belum bisa mendiagnosa.
terjadi secara intermiten pada orang, terutama setelah makan (Asroel, 2002).
sebagaian kecil pasien GERD datang berobat pada dokter karena pada umumnya
Dengan demikian hanya kasus yang berat dan disertai kelainan endoskopi dan
2001).
peningkatan signifikan dari 6% menjadi 26% dalam kurun waktu 5 tahun. Asian
4
pada populasi di Indonesia adalah yang terendah di Asia Pasifik, hanya sekitar
begitu jelas, kecuali jika dihubungkan dengan kehamilan dan kemungkinan non-
erosive reflux disease lebih terlihat pada wanita. Walaupun perbedaan jenis
kelamin bukan menjadi faktor utama dalam perkembangan PRG, namun Barrett’s
yang terkait, termasuk hernia hiatus, reflux disease dengan gejala yang terkait,
esophagus.
5
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn. EM
Umur : 36 tahun
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Anamnesis
Keluhan Utama
Os mengeluh nyeri dada seperti rasa terbakar sejak 3 hari sebelum ke RS,
selain itu perut terasa penuh mendesak ke atas sehingga os merasa sedikit sesak.
Os mengatakan bahwa setiap habis makan terasa asam pada lidah dan air liur
6
terasa banyak mengumpul di dalam mulut.. Os juga mengeluh tidak enak di
Os menyangkal sering terbangun dimalam hari, dan menyangkal nyeri ulu hati
Riwayat Pengobatan
riwayat penyakit maag sejak 2 tahun yang lalu. Os tidak memiliki riwayat
Pemeriksaan Fisik
Nadi : 80 x/menit
Nafas : 20 x/menit
Suhu : 36.4ºC
7
Status Generalis
Telinga : sekret tidak ada, nyeri tekan dan ketok mastoid tidak ada
Gigi dan Mulut : mukosa dan bibir basah. Caries gigi tidak ada. OH baik
LMCS RIC V
epigastrium (+)
Pe = Timpani
bawah pasien
8
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi
Hematokrit 43,1 % 40 – 52 %
Diagnosis Banding
Diagnosis Kerja
Anjuran Pemeriksaan :
Cek H2TL
EKG
Ro Thorax
Endoskopi
9
Terapi awal:
Infus RL 20gtt/menit
buscopan 2x10mg
Prognosis
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
Sesak (-)
Suhu : 36ºC
10
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Ranitidine 2x1 ac
11
BAB III
ANALISA KASUS
yaitu nyeri dada seperti rasa terbakar yang dirasakan sejak 3 hari sebelum masuk
RS.
bekerja dengan kurang baik dan refluks asam lambung atau getah alkali usus ke
Nyeri ulu hati biasanya ditandai oleh sensasi terbakar yang biasanya
menyebar ke atas. Nyeri ulu hati dapat disebabkan oleh defluks asam lambung
mukosa.
Sulit dibedakan dari nyeri ulu hati di bagian tengah dada.pat disebabkan oleh
defluks asam lambung atau sekret empedu ke dalam esofagus bagian bawah,
keduanya mengiritasi mukosa.dibedakan dari nyeri ulu hati di bagian tengah dada.
12
Hal tersebut dapat disebabkan oleh spasme esofagus akibat peregangan akut, atau
Bedanya dengan muntah adalah regurgitasi tidak membutuhkan tenaga dan tidak
disertai dengan mual. Gangguan ini dirasakan dalam tenggorokan sebagai rasa
asam atau cairan panas yang pahit. Pada orang dewasa, regurgitasi mencerminkan
13
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
pada setiap orang sewaktu-waktu, pada orang normal refluks ini terjadi
pada posisi tegak sewaktu habis makan, karena sikap posisi tegak tadi
yang lama.
B. EPIDEMIOLOGI
Insidensi terjadinya GERD tinggi pada negara-negara barat dan saat ini
14
melaporkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi GERD dari 5,7 % pada
C. ETIOLOGI
reluksat dari lambung dan duodenum, baik asam lambung maupun bahan-
bahan agresif lain seperti pepsin, tripsin, dan cairan empedu serta faktor-
refluks bisa saja terjadi pada tekanan LES yang normal, ini dinamakan
15
pylori mempengaruhi faal LES denagn akibat memperberat
kemudian air liur yang alkalis dan dibentuk sebanyak 0,5 mL/menit
gravitasi dan peristaltik. Refluks yang terjadi pada malam hari waktu
tidur paling merugikan oleh karena dalam posisi tidur gaya gravitasi
dan oleh karena itu peristaltik primer dan saliva tidak berfungsi untuk
Asam pepsin dan mungkin juga empedu yang ada dalam cairan
16
jenis makanan tertentu seperti air jeruk nipis, tomat dan kopi
dari pada keadaan puasa, oleh karena isi lambung merupakan faktor
apabila1:
D. PATOGENESIS
pada saat terjadinya aliran antegrad yang terjadi pada saat menelan, atau
aliran retrogard yang terjadi pada saat sendawa atau muntah. Aliran balik
17
dari gaster ke esophagus melalui LES hanya terjadi apabila tonus LES
mekanisme:1
setelah menelan
bagian ujung ini terdapat otot pengatur ( sfingter ) disebut LES , yang
fungsinya mengatur arah aliran pergerakan isi saluran cerna dalam satu arah
dari atas kebawah menuju usus besar. Pada GERD akan terjadi relaksasi
spontan otot tersebut atau penurunan kekuatan otot tersebut, sehingga dapat
terjadi arus balik atau refluks cairan/ asam lambung, dari bawah keatas
ataupun sebaliknya.5
18
Gambar 1 : Patogenesis Terjadinya GERD
Motilin Colesistokinin
Substance P Somastotatin
Glukagon
Polipeptida
Progesteron
Coklat
Pepermint
Antasida Rokok
Meticlopramid Kehamilan
19
Domperidone Prostaglandin
Cisapride Morpin
E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinik yang khas dari GERD adalah nyeri / rasa tidak enak di
gejala disfagia, mual atau regurgitasi dan rasa pahit di lidah, gejala ini
Yang dimaksud dengan heart burn adalah rasa panas/ membakar yang
sampai ke tenggorok. Keluhan ini terutama timbul malam hari pada waktu
sakit tadi.
Rasa tidak enak pada retrosternal ini mirip dengan keluhan pada
serangan angina pektoris. Disfagia yang timbul saat makan makanan padat
20
GERD dapat juga menimbulkan manifestasi gejala ekstra esofageal
yang atipik dan sangat bervariasi mulai dari nyeri dada non-kardiak ( Non
F. DIAGNOSIS
sebagai non erosive refluks disease (NERD). Pada kebanyakan kasus hasil
21
pemeriksaan ini normal, atau bisa tampak esofagitis / eppitellium barret,
Kerusakan
5 mm
seluruh lumen
Pemeriksaan radiologi
22
ditemukan refluks barium dari lambung kembali ke esofagus maka hal itu
disfagia
2. Hiatus hernia1
Pemantauan PH 24 jam
Tes Provokatif
- Tes Bernstein
transanal dan melakukan perfusi bagian distal esofagus dengan HCL 0,1
M dalam waktu kurang dari 1 jam. Bila larutan ini menimbulkan nyeri
dada seperti yang biasa dialami pasien, sedangkan larutan NaCl tidak
- Tes farmakologik/edrofonium
adanya komponen nyeri motorik yang dapat dilihat dari rekaman gerak
Manometri esofagus
23
Tes ini akan memberi manfaat yang berarti jika pada pasien-pasien dengan
Sintigrafi Gastroesofageal
Tes ini menggunakan cairan atau campuran makanan cair dan padat yang
G. PENATALAKSANAAN
terjadinya komplikasi.1
terpenting.
24
o menghindari pakaian ketat sehingga dapat mengurangi
asam.
Refluks Esofageal
1. Jeruk nipis
2. Tomat
3. Bawang
25
4. Makanan pedas
Gaya hidup
1. Berhenti merokok
2. Hindari kegemukan
5. Meninggikan bantal
proton/ PPI ).
26
menggunakan dosis yang lebih rendah atau antagonis reseptor H2
medikamentosa :
• Antasid
lesi esofagitis
• Antagonis reseptor H2
pengobatan GERD jika diberikan dosis 2 kali lebih tinggi dan dosis
(3) Famotidin : 2 x 20 mg
• Obat-obat prokinetik :
(1) Metoklopramid : 3 x 10 mg
27
(2) Domperidon : 3 x 10-20 mg
(3) Cisapride : 3 x 10 mg
Obat ini tidak punya efek langsung terhadap asam lambung, obat ini
topikal
obat ini bekerja langsung pada pompa proton sel parietal dengan
- Omeprazole : 2 x 20 mg.
- Lansoprazole : 2 x 30 mg.
- Pantoprazole : 2 x 40 mg.
- Rabeprazole : 2 x 10 mg.
- Esomeprazole : 2 x 40 mg.
Antasid +1 0 0 0
28
Prokinetik +2 +1 0 +1
Antagonis +2 +2 +1 +1
reseptor H2
Antagois +3 +3 +1 +1
reseptor H2
+ prokinetik
Antagonis +3 +3 +2 +2
reseptor H2
dosis tinggi
Penghambat +4 +4 +3 +4
pompa
proton
Pembedahan +4 +4 +3 +4
dengan komplikasi yang tidak secara penuh responsif terhadap terapi medis
atau pada pasien dengan terapi medis jangka panjang yang tidak
berulang.
29
Berikut ini merupakan terapi endoskopi :
mengalami keadaan :
- Volume refluxate
30
H. PROGNOSIS
Prognosis GERD sangat baik, sekitar 80-90% yang terkena dapat sembuh
31
BAB V
KESIMPULAN
khas berupa rasa terbakar, nyeri di dada, regurgitasi, dan komplikasi. Manifestasi
kandungan cairan lambung, mekanisme bersihan oleh esofagus, dan resistensi sel
diberikan pada klien GERD meliputi modifikasi gaya hidup, terapi endoskopi,
32
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
33
DAFTAR PUSTAKA
S, editor, Buku ajar ilmu penyakit dalam, Jilid I, ed. IV. Jakarta: Pusat
1803;2007
34