Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM DIETETIK

PENYAKIT SALURAN KEMIH


Batu Ginjal (Nefrolitiasis)

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

1. RAHMA NOVITA I 201702003


2. CINTIANISA ANDINI 201702014
3. OKTI RACHMANING 201702025
4. SITI ANISA RAHMAN 201702034
5. YUANA 201702045

PROGRAM S1 GIZI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA KELUARGA
BEKASI
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur dan terimakasih, kami dapat menyelesaikan


laporan praktikum mata kuliah dietetika dengan kasus yaitu “Batu Ginjal”.
Adapun maksud dari pembuatan laporan praktikum ini adalah untuk memenuhi
syarat mengikuti praktikum dietetika. Atas berkat Rahmat dan karunia Allah
S.W.T, kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Gambaran Umum Penyakit.......................................................................1
1.2 Data Dasar Pasien atau Soal Kasus...........................................................2
BAB II......................................................................................................................2
PROSES ASUHAN GIZI........................................................................................2
2.1 Pengkajian Gizi..............................................................................................2
2.1.1 Anamnesis 2

2.1.2 Antropometri 5

2.1.3 Pemeriksaan Biokimia 6

2.1.4 Pemeriksaan Fisik dan Klinis 7

2.2 Diagnosis Gizi...........................................................................................9


2.3 Intervensi Gizi...........................................................................................9
2.4 Rencana Monitoring dan Evaluasi..........................................................14
2.5 Tinjauan Pustaka.....................................................................................14
BAB III..................................................................................................................15
Kesimpulan........................................................................................................15
Saran..................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Dasar Pasien......................................................................................2


Tabel 2. Kasus pada Pasien......................................................................................2
Tabel 3. Identitas Pasien..........................................................................................2
Tabel 4. Riwayat Penyakit Pasien............................................................................3
Tabel 5. Riwayat Gizi Pasien...................................................................................4
Tabel 6. Data Antropometri.....................................................................................5
Tabel 7. Pemeriksaan Biokimia...............................................................................6
Tabel 8. Pemeriksaan Fisik Klinis...........................................................................7
Tabel 9. Asupan Zat Gizi.........................................................................................8
Tabel 10. Klasifikasi Kecukupan Gizi.....................................................................9
Tabel 11. Rekomendasi Diet..................................................................................11
Tabel 12. Rekomendasi Menu...............................................................................13
Tabel 13. Rencana Konseling Gizi........................................................................14
Tabel 14. Monitoring dan Evaluasi Gizi................................................................14

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Batu Ginjal.............................................................................................1


Gambar 2. Standar Satus Gizi..................................................................................6

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Penyakit


Batu ginjal (Nefrolitiasis) terbentuk bila konsentrasi mineral atau garam
dalam urin mencapai nilai yang memungkinkan terbentuknya kristal, yang akan
mengendap pada tubulus ginjal atau ureter. Meningkatnya konstentrasi garam-
garam ini disebabkan adanya kelainan metabolisme atau pengaruh lingkungan.
Sebagian besar batu ginjal merupakan garam kalsium, fosfat, oksalat, serta asam
urat. Batu ginjal lainnya adalah batu sistin tetapi jarang terjadi.
Batu ginjal lebih banyak ditemukan pada orang dewasa laki – laki daripada
orang dewasa perempuan. Hiperkalsiuria, hiperurikosuria, hiperoksalouria,
rendahnya volume dan pH urine merupakan faktor resiko terjadinya batu ginjal.
Asupan cairan yang tinggi (2,5 – 3 liter/hari) dapat menghasilkan paling kurang 2
liter urine per hari, dapat mencegah terbentuknya berbagai macam batu ginjal.
Gejala batu ginjal adalah rasa nyeri pada abdomen, mual muntah, infeksi
pada saluran kemih, dan sering buang air kecil.

Gambar 1. Batu Ginjal

1.2 Data Dasar Pasien atau Soal Kasus

Nama : Tn. A No RM : 473953

1
Umur : 49 tahun Ruang : Dahlia/Kelas II-8
Sex : laki-laki Tgl masuk : 6 Oktober 2014
Pekerjaan : PNS Tgl kasus : 6 Oktober 2014
Pendidikan : SMA Alamat : Singo Candi
Diagnosis medis : Colic Ureter Destra
Agama : islam
dan Batu Ginjal
Tabel 1. Data Dasar Pasien
Perut nyeri sebelah kanan bawah dan kencing berdarah atau
Keluhan utama
hematuria,mual, dan tidak nafsu makan karena nyeri perut.
Riwayat penyakit
Colic Ureter Destra dan Batu Ginjal.
sekarang
Riwayat penyakit Sakit batu ginjal sejak 10 tahun yang lalu dan tidak dioperasi
dahulu karena batu masih kecil.
Riwayat penyakit
-
keluarga
Tabel 2. Kasus pada Pasien

BAB II

PROSES ASUHAN GIZI

2.1 Pengkajian Gizi

2.1.1 Anamnesis

2.1.1.1 Identitas Pasien


Nama : Tn. A No RM : 473953
Umur : 49 tahun Ruang : Dahlia/Kelas II-8
Sex : laki-laki Tgl masuk : 6 Oktober 2014
Pekerjaan : PNS Tgl kasus : 6 Oktober 2014
Pendidikan : SMA Alamat : Singo Candi
Diagnosis medis : Colic Ureter Destra
Agama : islam
dan Batu Ginjal

Tabel 3. Identitas Pasien

Perut nyeri sebelah kanan bawah dan kencing berdarah atau


Keluhan utama
hematuria,mual, dan tidak nafsu makan karena nyeri perut.
Riwayat penyakit
Colic Ureter Destra dan Batu Ginjal.
sekarang

2
Riwayat penyakit Sakit batu ginjal sejak 10 tahun yang lalu dan tidak dioperasi
dahulu karena batu masih kecil.
Riwayat penyakit
-
keluarga
Tabel 4. Riwayat Penyakit Pasien
Aktifitas fisik Jumlah jam kerja : -
(sebelum sakit) Jumlah jam tidur sehari : -
Jenis olah raga : -
Frekuensi : -
Alergi makanan Makanan : -
Jenis diet khusus : -
Yang menganjurkan : -
Penyebab : -
Alasan : -
Masalah Nyeri ulu hati : -
gastrointestinal Diare : -
Perubahan pengecapan : -
Mual : ada
Konstipasi : -
Muntah : -
Anoreksia : -
Penyakit kronik Jenis penyakit : -
Modifikasi diet : -
Jenis dan lama pengobatan : -
Kesehatan mulut Sulit menelan : - stomatitis : - Gigi lengkap : -
Pengobatan Vitamin/ mineral/ suplemen gizi lain : -
Frekuensi dan jumlah : -
Perubahan berat Bertambah/berkurang : -
badan Disengaja/tidak disengaja : -
Lamanya : -
Mempersiapkan Fasilitas memasak : kompor minyak
makanan Fasilitas menyimpan makanan : lemari makanan
Riwayat/ pola makan Riwayat makan :
Makanan pokok : nasi 3x/hari
Nasi : 2x sehari sejumlah @ ±200 gram
Ikan laut : 2x/hari @ 50 gram digoreng
Cumi – cumi : 4x/bulan @ 15 buah
Udang : 18x/bulan @ 18 buah
Kerang hijau : 6x/bulan @ 250 gram
Kerang putih : 6x/bulan @15 buah
Ayam : 5x/minggu
Telur : 1x/minggu
Tahu : 5x/minggu @3 – 5 potong besar ditumis
Tempe : 2x/hari @ 2 potong digoreng
Sayuran : 2x/hari tiap kali makan
Buah : Kelengkeng 2x/hari

3
Anggur 2x/minggu @ 15 buah
Jeruk 2x/hari @ 2 buah
Minuman : jamu-jamuan 5x/hari @ 5 gelas
Snack : kripik 1x/hari
Tabel 5. Riwayat Gizi Pasien

Pembahasan (dengan referensi ilmiah):


Anamnesis atau wawancara adalah langkah pertama dalam tata cara kerja
yang harus ditempuh untuk membuat diagnosis. Seorang dokter akan dapat
mengarahkan kemungkinan diagnostik pada seorang pasien melalui anamnesis
yang baik. (Pisklakov,S.2014). Dalam anamnesis ditanyakan bagaimana pola
makan pasien termasuk jenis – jenis kelompok pangan yang dikonsumsinya.Untuk
memudahkan menjawab pertanyaan ini, pasien bisa menyusun catatan makannya
selama 24 jam yang pelaksanaannya dapat dibantu oleh ahli gizi. Tabel diatas
merupakan tabel pertanyaan (anamnesis) bagi pengkajian diet yang terarah dan
ringkas untuk membantu mengevaluasi riwayat diet pada pasien dengan berbagai
penyakit. Dalam total Nutrition Therapy, anamnesis gizi termasuk ke dalam
Subjective Global Assessment (SGA) dan terdiri atas pertanyaan tentang
perubahan berat badan, perubahan asupan makanan, keadaan saluran cerna,
kapasitas fungsional serta penyakit yang memengaruhi kebutuhan gizi.
Kesimpulan :
Berdasarkan tabel anamnesis, Tn. A usia 49 tahun diraat diruang Dahlia
kelas II-8 diagnosa medis Colic Ureter Destra dan Batu Ginjal. Pasien bekerja
sebagai PNS. Pasien pernah mengalami Batu Ginjal pada 10 tahun yang lalu
namun tidak dioperasi sampai sekarang karena batu masih kecil dan terdapat
darah pada urin (Hematuria). Pasien tidak memiliki alergi dan pantangan
makanan. Pola makan teratur dan jenis makanan beragam. Pasien menyukai
makanan protein nabati yaitu tahu dan tempe, dan pasien menyukai macam-
macam jenis sayuran dan juga menyukai makanan laut dan sering mengonsumsi
jamu buatan sendiri. Pasien mengonsumsi gorengan.

4
2.1.2 Antropometri

TB Rentang lengan Tinggi lutut BB LLA


165 cm - - 70 kg -
L. Pinggul L. Pinggang
- -
Tabel 6. Data Antropometri

Kesimpulan:
IMT = BB/(TB)2
= 70/(1,65)2
= 25,71 kg/m2 (Overweight)
BBI = (TB – 100) – 10% (TB – 100)
= (165 – 100) – 10% (165 – 100)
= 65 – 6,5 = 59 kg

Pembahasan (dengan referensi ilmiah):


Antropometri adalah suatu cabang ilmu antropologi fisik yang
mempelajari tentang teknik pengukuran tubuh manusia meliputi cara untuk
mengukur dan melakukan pengamatan pada manusia yang meliputi tulang rangka
dan organ – organ tubuh manusia dengan metode dan alat tertentu. Antropologi
juga dipakai dalam mengikuti pertumbuhan dan perkembangan post natal,
mendeteksi kelainan, meramal pertumbuhan selanjutnya pada waktu dewasa
(Waspadji, 2010 dalam EPN lima, 2013).

Kesimpulan:
Status gizi pasien tergolong overweight yaitu 25,71 kg/m 2. Yang menandakan
bahwa pasien tidak mengalami kelebihan berat badan.

5
Gambar 2. Standar Satus Gizi

2.1.3 Pemeriksaan Biokimia


Pemeriksaan laboratorium tanggal 16 Februari 2009
Pemeriksaan Hasil
Satuan Nilai normal Keterangan
darah
RBC 4,75 10-6 /UL 4.70-6.10 Normal
HGB 13,8 L g/dL 13-17,5 Normal
HCT 41,1 L% 40-54 Normal
TROMBOSIT 466 Ribu/uL 150-400 Tinggi
LEUKOSIT 10,1 Ribu/uL 5-10 Tinggi
UREUM 61,1 mg/dL 20-40 Tinggi
KREATININ 2,1 Mg/dL 0,5-1,5 Tinggi
KOLESTEROL 214 Mg/dL <200 Tinggi
ASAM URAT 8,7 Mg/dL 3,5-7 Tinggi
Tabel 7. Pemeriksaan Biokimia

Pembahasan (dengan referensi ilmiah):


Pemeriksaan laboratorium ( biokimia darah ) akan menghasilkan data-data yang
menbantu menegakkan diagnosis defesiensi nutrien dan protein. Disamping itu,
parameter biokimia mempunyai peranan dalam penegakkan diagnosis penyakit
yang ada kaitannya dengan gizi. Tabel diatas adalah parameter biokimia yang
sering di periksa pada pasien
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia, kolesterol tinggi. Kolesterol tinggi
menandakan bahwa pasien terdapat lemak jenuh tinggi (LDL) dalam darah yang
tinggi. Asam urat yang tinggi menandakan bahwa terdapat pembentukan kristal
urat pada sendi. Kadar leukosit yang tinggi menandakan bahwa terjadi

6
peningkatan sel darah putih. Ureum tinggi menandakan bahwa pasien terlalu
banyak mengonsumsi makanan yang mengandung sumber protein tinggi.
Kreatinin tinggi menandakan bahwa pasien terlalu banyak mengonsumsi makanan
berprotein seperti daging dan sering mengonsumsi jamu.

2.1.4 Pemeriksaan Fisik dan Klinis


1. Kesan umum : perut nyeri sebelah kanan bawah
2. Vital sign :
Pemeriksaan Hasil
Tensi 130/90 mmHg
RR 24 x/menit
Nadi 76x/menit
Suhu 360 C

Tabel 8. Pemeriksaan Fisik Klinis


3. Abdomen : nyeri sebelah kanan bawah

Pembahasan (dengan referensi ilmiah):


Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh yang menentukan adanya kelainan –
kelainan suatu sistem atau suatu organ tubuh engan cara melihat (inspeksi),
meraba (palpasi), mengetuk (perkusi), dan mendengarkan (auskultasi)
(Raylene,2009). Pemeriksaan fisik bertujuan untuk mengumpulkan dan
emmeproleh data dasar tentang kesehatan klien; menambah, mengkonfirmasi atau
menyangkal data yang diperoleh dalam riwayat keperawatan; mengkonfirmasi an
mengidentifikasi diagnosa. Pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang
ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil
pemeriksaannya tercatat dalam rekam medis dan akan membantu dalam
menegakkan diagnosa dan perencanaan perawatan pasien.
Kesimpulan:
Berdasarkan pemeriksaan klinis, tekanan darah pasien tinggi, nadi normal,
respirasi tinggi, dan suhu normal. Pasien mengalami nyeri di perut bagian bawah.

7
2.1.5 Asupan Zat Gizi
Hasil recall 24 jam diet di rumah sakit
Tanggal : 7 Oktober 2014

Implementasi Energi (kcal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)


Asupan oral 2267 103 69 191
Asupan enteral - - - -
Parenteral - - - -
Kebutuhan 2065 47 46 361
% asupan
109% 219% 150% 53%
oral/kebutuhan
Tabel 9. Asupan Zat Gizi

Implementasi Energi (kcal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)


Asupan oral 974 38 41 112
Asupan enteral - - - -
Parenteral - - - -
Kebutuhan 2065 47 46 361
% asupan
47% 81% 89% 31%
oral/kebutuhan
Asupan Zat Gizi Pasien hari pertama masuk Rumah Sakit

Implementasi Energi (kcal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)


Asupan oral 1765 64 38 286
Asupan enteral - - - -
Parenteral - - - -
Kebutuhan 2065 47 46 361
% asupan
85% 136% 83% 79%
oral/kebutuhan

Pembahasan (dengan referensi ilmiah):


Asupan zat gizi adalah jumlah zat gizi yang masuk melalui konsumsi makanan
sehari – hari untuk memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari –
hari. Asupan zat gizi diperoleh dari makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Makanan tersebut akan diuraikan menjadi zat gizi lalu diserap melalui dinding
usus dan masuk ke dalam cairan tubuh. Fungsi umum dari zat gizi adalah
mengatur metabolisme, keseimbangan air, mineral, dan asam- basa di dalam
cairan tubuh (Wisnoe, 2005).

8
Kesimpulan:
Berdasarkan data hasil recall 24 jam sebelum masuk rumah sakit, dapat
disimpulkan bahwa pasien asupan energi berlebih yaitu 109%, protein berlebih
yaitu 219%, lemak berlebih 150%, dan karbohidrat <80%. Berdasarkan data hasil
recall 24 jam hari pertama masuk rumah sakit, dapat disimpulkan bahwa pasien
asupan energi kurang yaitu 47%, protein normal yaitu 81%, lemak normal 89%,
dan karbohidrat <80%. Berdasarkan data hasil recall 24 jam hari kedua masuk
rumah sakit, dapat disimpulkan bahwa pasien asupan energi normal yaitu 85%,
protein berlebih yaitu 136%, lemak normal 83%, dan karbohidrat <79%.
Klasifikasi kecukupan energi menurut WNPG 2004
<80% Kurang
80 – 110% Baik
>110% Lebih
Tabel 10. Klasifikasi Kecukupan Gizi

2.2 Diagnosis Gizi


N.C. – 3.3 Kelebihan berat badan berkaitan dengan asupan lemak berlebih ditandai
dengan persentase recall sebelum masuk rumah sakit tinggi yaitu 109%
N.B. – 1.7 Pemilihan makanan yang salah berkaitan dengan kurangnya informasi
yang akurat mengenai gizi ditandai dengan kebiasaan pasien
mengonsumsi makanan yang digoreng.

2.3 Intervensi Gizi

1. Tujuan
- Untuk mencapai status gizi optimal dengan mempertimbangkan
sisa fungsi ginjal.
- Mencegah penumpukan hasil metabolisme yang beracun
sehingga mengurangi resiko uremia.
- Menurunkan dan menjaga tekanan darah.
- Mengatur keseimbangan cairan.
- Membantu perkembangan kesehatan pasien.
- Mengurangi asupan lemak.

9
2. Syarat dan Prinsip Diet
- Energi cukup, 35 gram/kg BB untuk memperoleh BB normal dan
mencegah pemecahan protein tubuh.
- Protein cukup, yaitu 0,8 gram/kg BB.
- Total lemak sedang, 46 gram. Makan rendah lemak jenuh dan
kolesterol.
- Rendah garam.
- Asupan kalium dibatasi.
- Makanan diberikan dengan aturan 3 kali makan utama, dan 2 kali
makanan selingan.
- Menghindari makanan yang mengandung garam tinggi.
- Menghindari makanan yang mengandung pedas

3. Perhitungan Kebutuhan Gizi

BBI = (TB – 100) – 10% (TB – 100)


= (165 – 100) – 10% (165 – 100)
= 65 – 6,5
= 59 kg
Energi = 35 x BBI
= 35 x 59 = 2.065 kkal
Protein = 0,8 x BBI
= 0,8 x 59 = 47 gram
Lemak = 20% x 2.065/9
= 46 gram
Karbohidrat = 70% x 2.065/4
= 361 gram
Cairan = BB actual/BB AKG x Kand. AKG
= 70/62 x 2.600
= 2.935 mL

10
4. Terapi Diet, Bentuk Makanan, dan Cara Pemberian
a. Terapi diet = Rendah lemak dan rendah protein
Bentuk makanan = Biasa
b. Cara pemberian = Oral
c. Frekuensi makan = 3 x makan utama, 2 x selingan

5. Bahan Makanan Penukar


Jenis Porsi(URT) Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)
KH 5 875 20 0 200
LH 2 100 14 4 0
LN 2 160 12 6 16
Sayur 6 150 6 0 30
Buah 6 300 0 0 60
Gula 5 200 0 0 50
Minyak 6 270 0 30 0
Infus - - - - -
Jumlah 2.055 52 40 356
Kebutuhan 2.065 47 46 361
%pemenuhan 100% 100% 87% 99%

Tabel 11. Rekomendasi Diet

Waktu Bahan Jumlah


Menu Porsi Jenis
Makan Makanan (g)
Nasi - Nasi - 1p - 100 gr KH=
Pagi Hainan, - Daging ayam - ½ p - 20 gr Nasi
Cah - Tahu - ½ p - 50 gr LH=Daging
TOTAL : Brokoli - Brokoli - 1p - 100 gr ayam
LN=Tahu
E = 477 kkal Wortel, - Wortel - 1p - 100 gr
Sayur=Wort
(23%/hari) dan Jus - Minyak - 2p - 10 gr el dan
P = 12,5 gr Jambu Biji - Jambu - 1p - 100 gr brokoli
(27%/hari) dan Buah - Jeruk manis - 1p - 100 gr Buah=Jamb
K = 83 gr Jeruk - Gula - 1p - 15 gr u biji dan
(23%/hari) jeruk
L = 7,5 gr Gula=Gula
(16%/hari) Minyak =
minyak

Selingan Pagi -Singkong - 1p - 120 gr KH=


TOTAL : -Tepung beras - 1p - 50 gr Singkong
E = 306 kkal -Gula merah - 1p - 10 gr dan tepung
(15%/hari) Singkong -Santan - 1p - 40 gr beras
P = 2 gr Thailand LH=-
(4%/hari) LN= -
K = 89 gr Sayur= -

11
Buah= -
(25%/hari) Gula=
L = 5 gr Gula
(11%/hari) merah
Minyak=
Santan

-Nasi merah - 1p - 100 gr KH=Nasi


Siang Nasi -Ayam - 1p - 40 gr merah
Merah -Tahu - 1p - 100 gr LH=Ayam
TOTAL : Sate -Buncis - 1p - 100 gr LN=Tahu
E = 542 kkal Ayam, -Jagung muda - 1p - 100 gr Sayur=Bun
(26%/hari) Tumis -Pepaya - 1p - 100 gr cis dan
P = 17 gr Buncis -Gula pasir - 1p - 15 gr Jagung
(36%/hari) Jagung -Minyak - 1p - 5 gr muda
K = 77 gr Muda, dan Buah=
(21%/hari) Pepaya Pepaya
L = 10 gr Gula=
(22%/hari) Gula pasir
Minyak=
Minyak
Selingan
Sore Jelly -Gula pasir - 1p - 15 gr KH= -
Cocktail -Nanas - 1p - 85 gr LH= -
TOTAL : Buah -Strawberry - 1p - 215gr LN= -
E = 148 kkal -Nutrijell - 1p - 20 gr Sayur= -
(7%/hari) Buah=Nan
P = - gr as dan
(0%/hari) Strawberry
K = 29 gr Gula=Gula
(8%/hari) Minyak= -
L = - gr
(0%/hari)

Malam
TOTAL : Nasi Ikan -Nasi - 1p - 100 gr KH=Nasi
E = 477 kkal Acar Tahu -Ikan segar - ½p - 40 gr LH=Ikan
(17%/hari) Goreng -Tahu - ½p - 50 gr LN= Tahu
P = 12,5 gr -Kacang - 1p - 100 gr Sayur=
(26%/hari) panjang Kacang
K = 73 gr -Kembang kol - 1p - 100 gr panjang
(11%/hari) -Apel - 1p - 85 gr dan
L = 12,5 gr -Minyak - 2p - 10 gr kembang
(27%/hari) -Gula - 1p - 15 gr kol
Buah=
Apel
Gula=Gula
Minyak=

12
Minyak
Persentase Energi 94%
Pemenuhan / Protein 94%
hari Lemak 76%
Karbohidr 97%
at
Tabel 12. Rekomendasi Menu

Pembahasan :
Menu yang dibuat disesuaikan dengan diet yang telah diberikan kepada pasien
yaitu, diet rendah lemak, protein dan garam. Diet rendah protein diberikan untuk
mencegah azetomia (protein dalam urin) dan penumpukan hasil metabolisme. Diet
rendah garam dimaksudkan untuk menjaga agar fungsi ginjal tidak semakin
menurun karena kemampuan ginjal dalam mengontrol natrium dan air berkurang.
Tujuan lainnya adalah diet rendah lemak karena pasien mengalami overweight
dan saat pemeriksaan biokimia kolesterolnya tinggi, maka dari itu perencanaan
menu ini ditujukan untuk menormalkan status gizi pasien dan kolesterolnya.

Rencana Konseling Konsultasi Gizi

Masalah Gizi Tujuan Materi Keterangan


konseling/konsultasi
Diet untuk Meningkatkan Menjelaskan cara Pemberian edukasi
penderita pengetahuan pasien penatalaksanaan diet dalam waktu 10 menit
balanitis dan keluarga dengan sasaran pasien
xerotica tentang serta anggota keluarga
obliterans penatalaksanaan
(BXO) diet untuk penderita
balanitis xerotica
obliterans (BXO)
Berat badan Memberi Memberikan contoh Pemberian edukasi
overweight pengetahuan menu sehari sebagai dalam waktu 10 menit
mengenai diet yang gambaran dengan sasaran pasien
baik untuk penatalaksanaan diet. serta anggota keluarga
menormalkan berat
badan
Tabel 13. Rencana Konseling Gizi

2.4 Rencana Monitoring dan Evaluasi

Kriteria Yang diukur Pengukuran Evaluasi/target


Antropometri BB Pada awal kasus Normal

13
dan akhir
intervensi
Fisik klinis Suhu tubuh Setiap hari Normal
Energi, Protein, Asupan makan
Asupan Gizi Lemak, Setiap kali makan ≥80% dan tidak
Karbohidrat lebih dari 100%
Tabel 14. Monitoring dan Evaluasi Gizi

2.5 Tinjauan Pustaka


Batu ginjal merupakan komponen kristal yang sering ditemukan di kaliks
atau pelvis ginjal dan bila keluar melalui ureter menimbulkan gesekan,
yang menyebabkan nyeri yang bergantung pada besarnya kristal tersebut.
Sebagian besar kristal tersebut adalah kalsium, oksalat, dan fosfat yang
bersatu membentuk kristal yang lebih besar saat proses pembentukan urin.
Sukahatya dan Muhammad Ali (1975) dalam Mochammad Sja’bani
(2006) melaporkan kasus batu ginjal yang sering ditemui adalah
mengandung asam urat yang tinggi 25%, bercampur dengan kalsium
oksalat/ kalsium fosfat 79%, sedangkan hanya mengandung kalsium
oksalat sekitar 73%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar batu yang
terbentuk di ginjal banyak mengandung kalsium oksalat.

Batu (kalkulus) ginjal adalah batu yang terdapat di mana saja di saluran
kemih. Batu yang paling sering dijumpai tersusun dari kristal-kristal
kalsium. Terdapat sejumlah tipe batu ginjal dan ukurannya dapat berkisar
dari kecil hingga sebesar batu staghorn (batu menyerupai tanduk rusa)
yang dapat merusak sistem kolektivus. Biasanya batu ginjal terdiri atas
garam kalsium (oksalat dan fosfat) atau magnesium fosfat dan asam urat.

Penyebab batu ginjal adalah idiopatik. Akan tetapi, terdapat faktor


predisposisi seperti jenis makanan yang dikonsumsi, Infeksi Saluran
Kemih (ISK), volume air yang diminum, kelainan metabolisme, usia, jenis
kelamin, genetik, aktivitas, konsumsi vitamin dan obat-obatan tertentu,
dan berat badan. Batu ginjal biasanya terdiri dari kalsium oksalat.

14
Terbentuknya batu ginjal sangat erat kaitannya dengan peningkatan pH
urine (pada batu kalsium bikarbonat), atau sebaliknya penurunan pH urine
(pada batu asam urat). Segala sesuatu yang menyebabkan terhambatnya
aliran urine dan menyebabkan statis urine (tidak ada pergerakan pada
urine) di bagian mana saja di saluran kemih, meningkatkan pembentukan
batu karena dapat menyebabkan pengendapan zat organik dan mineral.

BAB III
Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
Pada kasus ini pasien bernama Tn. C berusia 33 tahun dengan berat badan
83 kg dan tinggi badan 174 cm memiliki status gizi overweight dan menjalani
sikumsisi sebagai bagian penanganan diagnosa medis yang diberikan yakni
Balantis Xerotica Obliterans (BX0). Os tidak mengalami keluhan apapun terkait
dengan sistem pencernaannya. Hasil pemeriksaan tekanan darah, nadi, dan suhu
normal.Os diberi diet TETP untuk menyembuhkan penyakit, memulihkan
keadaannya dan menormalkan status gizinya.

Saran
 Os dianjurkan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, energi cukup
untuk memperoleh berat badan dalam batas normal dan
mempertahankannya.
 Os dianjurkan untuk merubah pola makannya agar lebih baik supaya status
gizinya menjadi normal.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ali,Muhammad.1982.Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi.Bandung :


Angkasa.215 halaman
Sja’bani,M.1995.Terapi Konservatif pada Gagal Ginjal Kronik.Berkala Ilmu
Kedokteran, 27(2), 103 – 108
Almatsier,S.2010.Penuntut Diet.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

16

Anda mungkin juga menyukai