Disusun Oleh :
Nama: Safira Gobel
NIM: 751331119016
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) mata kuliah Dietetik yang telah
dilaksanakan di RSUD Dunda Ruang Anak (Barbie) pada tanggal 6 November
2021, telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing, sebagai salah satu syarat
menyelesaikan tugas Praktek Belajar Lapangan
Peserta :
Safira Gobel
Nim: 751331119016
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah swt. atas segala rahmat dan
karunianya, sehingga laporan Praktik Belajar Lapangan (PBL) di RSUD Dunda ini
dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari
segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan dalam penyempurnaan laporan kami.
Harapannya, semoga laporan ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan
menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi rekan-rekan kelompok
saya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL……………………………………………………………...…v
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Antropometri...............................................................2
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Fisik.............................................................................2
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Klinis...........................................................................3
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Biokimia......................................................................3
Tabel 5. Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan......................11
v
v
BAB I
KARAKTERISTIK PENDERITA
1.2.2.2. Sekarang
-
1.2.2. Riwayat Nutrisi
1.2.3.1. Dahulu
Sehari sebelum masuk RS, pola makan pasien diubah, awalnya dari pagi
sampai malam selalu diberikan sun, tetapi ibu dari pasien memberi
percobaan makan bubur dari pagi sampai malam, kemudian baru diberikan
sun. Pasien diberikan ASI selama 4 bulan setelah kelahiran.
1
1.2.3.2. Sekarang
Pasien mengkonsumsi susu 6 kali sehari, 3 kali bubur sun serta diberikan
bubur nasi.
2
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan
Hasil Satuan Keterangan
Klinis
0
Suhu 37 C Normal
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Diare
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi
lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (lebih
dari tiga kali) dalam satu hari. Survei Kesehatan Nasional tahun 2006 menempatkan
diare pada posisi tertinggi kedua sebagai penyakit paling berbahaya pada balita. Diare
dilaporkan telah membunuh 4 juta anak setiap tahun di negara-negara berkembang
(Kemenkes RI, 2010).
Penyakit diare sering dijumpai pada anak-anak. Menjelang akhir dekade milenium
ketiga ini, diare pada anak dibawah usia lima tahun masih menjadi penyebab kedua
kematian di dunia. Hampir setiap tahun diare membunuh sekitar 525 ribu anak di usia
tersebut, dan secara global kasus diare pada masa bayi setiap tahunnya mecapai angka
1,7 milyar (WHO, 2017).
Diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat
perhatian karena angka morbiditas dan mortilitasnya masih tinggi. Data dari
Riskesdas 2007 menyebutkan bahwa penyakit diare dari tahun ke tahun masih
menjadi penyebab utama kematian bayi dan balita di Indonesia (Anggraeni dan
Farida, 2011). Di dunia sekitar lima juta anak meninggal dunia karena diare akut,
dimana sebagian besar terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia (Widoyono,
2011).
B. Penyebab Diare
Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6 golongan besar yaitu
infeksi (disebabkan oleh bakteri, virus atau infestasi parasit), malabsorpsi, alergi,
keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lainnya. Penyebab yang sering
ditemukan di lapangan ataupun secara klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan
keracunan (Departemen Kesehatan RI, 2011). Kelompok umur yang paling rawan
terkena diare adalah kelompok anak usia balita. Pada usia ini, anak mulai mendapat
makanan tambahan seperti makanan pendamping dan susu formula, sehingga
kemungkinan termakan makanan yang sudah terkontaminasi oleh agen penyebab
4
penyakit diare menjadi lebih besar (Hiswani, 2003). Selain itu beberapa faktor yang
dapat memicu kerentanan terhadap diare pada bayi dan anak-anak, antara lain:
pemberian ASI kurang dari 2 tahun, kekurangan gizi, imunodefisiensi, imunosupresi,
faktor lingkungan dan faktor prilaku (Adisasmito,2007).
6
5. Gangguan sirkulasi Sebagai akibat diare dengan/disertai muntah dapat
terjadi gangguan sirkulasi darah berupa renjatan (syok) hipovolemik.
Akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis
bertambah hebat, dapat mengakibatkan perdarahan dalam otak,
kesadaran menurun dan bila tidak segera ditolong pnederita dapat
meninggal.
Resiko akibat diare dapat dikurangi dengan terapi yang tepat. Terapi pertama bagi
penderita diare akut tanpa dehidrasi, dan dehidrasi ringan sedang adalah dengan
pemberian CRO (cairan rehidrasi oral). Pemberian CRO yang tepat dengan jumlah
yang memadai merupakan modal yang utama mencegah dehidrasi. Terapi lain yang
dapat diberikan adalah adsorben (attapulgit dan pektin), dan antiemetik
(metoklopramid, domperidon, dan ondansentron). Pemberian antibiotik hanya
diindikasikan pada keadaan tertentu seperti diare yang terindikasi infeksi patogen
serta diare pada bayi dan anak dengan keadaan immunocompromised (Gunawan,
2007).
Kebersihan dalam kehidupan seharihari merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan seseorang. Seseorang
mengalami sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan, hal ini terjadi
karena menganggap bahwa masalah kebersihan diri adalah masalah sepele, padahal
jika hal tersebut dibiarkan dapat mempengaruhi kasehatan secara umum bisa
menyebabkan penyakit seperti diare (Tarwoto dan Wartonah, 2008). Kebersihan
7
lingkungan pada hakekatnya adalah kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum
sehingga berpengaruh positif terhadap status kesehatan yang optimum. Ruang lingkup
kebersihan lingkungan antara lain mencakup : perumahan, pembuangan kotoran
manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor
(air limbah), rumah hewan ternak (kandang) dan sebagainya (Anwar, 2003).
8
BAB III
RENCANA DAN IMPLEMENTASI ASUHAN GIZI
Domain Klinis
- NC-1.4 (adanya gangguan fungsi gastrointestinal) berkaitan dengan pola
makan yang keliru ditandai dengan kadar hematokrit dibawah batas
normal yaitu 37,8%.
Domain Perilaku
- NB.1.1(Pengetahuan Yang Kurang Dikaitkan Dengan Makanan dan
Zat Giz) berkaitan dengan kebiasaan makan yang keliru serta kurangnya
pengetahuan tentang makanan dan zat gizi ditandai dengan perubahan
pola makan yang diberikan serta pemberian asi hanya sampai 4 bulan
9
BBI = 2n + 8
= (2 × 1,3) + 8
= 10,6 kg
Protein = 20% X E
=20 % X 1060
¿ 0,2 x 1060 kkal
= 212 kkal
212
= = 53 gr
4
Lemak = 20 % X E
=20 % X 1060
¿ 0,2 x 1060 kkal
= 212 kkal
212
= = 23,55 gr
9
KH = 60% x E
= 60% x 1060
= 0,6 x 1060 kkal
= 636 kkal
636
= = 159 gr
4
10
3.4. Prinsip Diet
1. Menghindari makanan berserat tinggi.
2. Hindari makanan lemak tinggi, guls tinggi, asam dan berbumbu tajam.
3. Makanan diberikan sering dalam porsi kecil
4. Pemberian oralit disetiap kali BAB
Buah-buahan semua buah segar kecuali buah nanas, anggur, ceri, dan buah ara.
buhan yang mengandung gas
Minuman Air mineral serta sumber cairan minuman kemasan dengan
lain, seperti pemanis tembahan dan pengawet,
oralit, minuman isotonik, air kelapa kafein, minuman yang
11
mengandung alkohol dan soda
2.1.5.1. Materi
- Menjelaskan tentang penyakit yang di derita pasien
- Menjelaskan kepada pasien untuk membatasi mengonsumsi makanan yang
tinggi serat dan yang mengandung gas
- Menjelaskan kepada pasien makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
- Memberikan motivasi kepada pasien agar dapat memenuhi asupan sesuai
kebutuhan
- Menjelaskan tentang pola makan yang baik dan benar
2.1.5.2. Sasaran
Pasien dan keluarga
2.1.5.3. Metode
- Tanya jawab
- Diskusi
2.1.5.4. Tempat
Ruang anak (berbie)
2.1.5.6. Waktu
09:00 – 09:35 Wita
12
- Leaflet
2.1.5.8. Pelaksana
Mahasiswa DIV gizi (Safira Gobel)
2.1.5.9. Evaluasi
Memberikan pertanyaan kepada pasien:
1. Apakah ibu dari pasien pasien sudah mengetahui apa itu diare akut
2. Apakah ibu dari pasien pasien sudah mengenali gejala-gejala diare akut
3. Apakah ibu pasien sudah dapat mengetahui makanan yang dianjurkan dan
tidakdianjurkan pada saat mengalami diare akut
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pasien merupakan penderita penyakit diare akut
2. Pasien mengalami dehidrasi sedang
3. Diet yang diberikan Diet lambung
B. Saran
1. Institusi sebaiknya lebih memperhatikan jenis menu dan bahan makanan yang
akan diberikan kepada pasien agar lebih memenuhi kebutuhan.
2. Pasien menerapkan diet yang sesuai dengan penyakit.
3. Pasien menghindari makanan yang tidak dianjurkan dan makan makanan yang
dianjurkan.
4. Pasien sebaiknya mengubah pola makan agar asupan intake sehari cukup
Pasien sebaiknya menerapkan perilaku sehat dengan makanan makanan gizi seimbang, sesuai
dengan penyakit, menghindari mengkonsumsi makanan pedas dan rajin makan sayuran hijau.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
16
LAMPIRAN