Anda di halaman 1dari 23

Laporan

PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


MATA KULIAH DIETETIK PENYAKIT TIDAK MENULAR
DI RUMAH SAKIT Dr. M.M DUNDA LIMBOTO
KABUPATEN GORONTALO

Disusun Oleh :
Nama: Safira Gobel
NIM: 751331119016

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN GORONTALO
PRODI DIPLOMA IV GIZI DAN DIETETIKA
TAHUN 2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) mata kuliah Dietetik yang telah
dilaksanakan di RSUD Dunda Ruang Anak (Barbie) pada tanggal 6 November
2021, telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing, sebagai salah satu syarat
menyelesaikan tugas Praktek Belajar Lapangan

Peserta :
Safira Gobel
Nim: 751331119016

Gorontalo, 12 November 2021


Menyetujui,

Pembimbing Lahan Institusi Pembimbing

Lisna Isa Mustafa, AMG Novian Swasono Hadi, SST, M.P.H

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah swt. atas segala rahmat dan
karunianya, sehingga laporan Praktik Belajar Lapangan (PBL) di RSUD Dunda ini
dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.

Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan


yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama
penyusunan laporan kegiatan ini hingga selesai. Secara khusus terima kasih saya
sampaikan kepada:
1. Bapak Novian Swasono Hadi, SST, M.P.H selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingan dan dorongan dalam penyusunan laporan
ini.
2. Ibu Lisna Isa Mustafa, AMG selaku pembimbing lapangan yang telah
membantu masalah yang terjadi di lapangan serta memberikan bimbingan
dalam penyusunan laporan ini.
3. Serta teman-teman di Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Gorontalo yang
juga telah banyak membantu dan memotivasi dalam menyelesaikan laporan
ini.

Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari
segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan dalam penyempurnaan laporan kami.

Harapannya, semoga laporan ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan
menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi rekan-rekan kelompok
saya.

Gorontalo, 10 November 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL……………………………………………………………...…v

BAB I KARAKvTERISTIK PENDERITA


1.1 Identitas Pasien.............................................................................................1
1.2 Data Subyektif……………………………………………………………..1
1.3 Data Obyektif………………………………………….…………………..2
1.4 Diagnosa Medis………………………………………….………………...3

BAB II TINJUAN PUSTAKA


A. Pengertian Diare............................................................................................4
B. Penyebab Diare.............................................................................................4
C. Patofisiologi Penakit Diare...........................................................................5
D. Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan………………………………....7

BAB III RENCANA DAN IMPLEMENTASI ASUHAN GIZI


3.1. Diagnosa Gizi................................................................................................9
3.2. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi...................................................................9
3.3. Tujuan Diet……………………………………………………………….10
3.4. Prinsip Diet……………………………………………………………….10
3.5. Syarat Diet………………………………………………………………..11
3.6 Rencana Motivasi dengan Penyuluhan/Konseling......................................12
3.7 Rencana Monitoring....................................................................................13
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN...........................................................................................14
B. SARAN.......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Antropometri...............................................................2
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Fisik.............................................................................2
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Klinis...........................................................................3
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Biokimia......................................................................3
Tabel 5. Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan......................11

v
v
BAB I
KARAKTERISTIK PENDERITA

1.1. Identitas Penderita


Nama : An. MFL
Umur : 1 tahun 3 bulan (15 bulan)
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan :-
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Diagnosa MRS : Diare akut
Diet RS : Diet Lambung

1.2. Data Subyektif


1.2.1. Riwayat Penyakit
1.2.2.1. Dahulu
Makan/Minum kurang

1.2.2.2. Sekarang

Muntah sejak 3 hari sebelum masuk RS serta batuk berlendir

1.2.2.3. Riwayat Penyakit Keluarga

-
1.2.2. Riwayat Nutrisi
1.2.3.1. Dahulu
Sehari sebelum masuk RS, pola makan pasien diubah, awalnya dari pagi
sampai malam selalu diberikan sun, tetapi ibu dari pasien memberi
percobaan makan bubur dari pagi sampai malam, kemudian baru diberikan
sun. Pasien diberikan ASI selama 4 bulan setelah kelahiran.

1
1.2.3.2. Sekarang

Pasien mengkonsumsi susu 6 kali sehari, 3 kali bubur sun serta diberikan
bubur nasi.

Hasil recall selama 1 hari yaitu:


Energi : 804,8 kkal (76% dari kebutuhan)
Protein : 21,6 gram (40% dari kebutuhan)
Lemak : 25,3 gram (107% dari kebutuhan)
Karbohidrat : 122,6 gram (77% dari kebutuhan)

1.2.3. Sosial Ekonomi


Pendidikan Orang tua (Ibu) : Ibu Rumah Tangga

1.3. Data Obyektif


1.3.1. Hasil Pemeriksaan Antropometri
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Antropometri
Pemeriksaan Antropometri Hasil
Berat Badan 9,5 kg
Tinggi Badan 75 cm
LK 44 cm
LD 47 cm
LP 43 cm
Berat Badan Ideal 10,3 kg
Status Gizi Normal

1.3.2. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Klinis


Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Hasil
Keadaan Umum Lemah
Kesadaran Compomentis

2
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan
Hasil Satuan Keterangan
Klinis
0
Suhu 37 C Normal

Nadi 100 x/mnt Normal

1.3.3. Hasil Pemeriksaan Laboratorium


Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan Ket
Leukosit 7.800 3.500-10.000 /μl N
Hb 12,2 11-16,5 g/dl N
Hematokrit 37,8 44-65 % ↓

1.4. Diagnosa Medis


Pasien didiagnosa mengalami diare akut

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Diare
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi
lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (lebih
dari tiga kali) dalam satu hari. Survei Kesehatan Nasional tahun 2006 menempatkan
diare pada posisi tertinggi kedua sebagai penyakit paling berbahaya pada balita. Diare
dilaporkan telah membunuh 4 juta anak setiap tahun di negara-negara berkembang
(Kemenkes RI, 2010).

Penyakit diare sering dijumpai pada anak-anak. Menjelang akhir dekade milenium
ketiga ini, diare pada anak dibawah usia lima tahun masih menjadi penyebab kedua
kematian di dunia. Hampir setiap tahun diare membunuh sekitar 525 ribu anak di usia
tersebut, dan secara global kasus diare pada masa bayi setiap tahunnya mecapai angka
1,7 milyar (WHO, 2017).

Diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat
perhatian karena angka morbiditas dan mortilitasnya masih tinggi. Data dari
Riskesdas 2007 menyebutkan bahwa penyakit diare dari tahun ke tahun masih
menjadi penyebab utama kematian bayi dan balita di Indonesia (Anggraeni dan
Farida, 2011). Di dunia sekitar lima juta anak meninggal dunia karena diare akut,
dimana sebagian besar terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia (Widoyono,
2011).

B. Penyebab Diare
Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6 golongan besar yaitu
infeksi (disebabkan oleh bakteri, virus atau infestasi parasit), malabsorpsi, alergi,
keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lainnya. Penyebab yang sering
ditemukan di lapangan ataupun secara klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan
keracunan (Departemen Kesehatan RI, 2011). Kelompok umur yang paling rawan
terkena diare adalah kelompok anak usia balita. Pada usia ini, anak mulai mendapat
makanan tambahan seperti makanan pendamping dan susu formula, sehingga
kemungkinan termakan makanan yang sudah terkontaminasi oleh agen penyebab
4
penyakit diare menjadi lebih besar (Hiswani, 2003). Selain itu beberapa faktor yang
dapat memicu kerentanan terhadap diare pada bayi dan anak-anak, antara lain:
pemberian ASI kurang dari 2 tahun, kekurangan gizi, imunodefisiensi, imunosupresi,
faktor lingkungan dan faktor prilaku (Adisasmito,2007).

C. Patofisiologi penyakit Diare


Mekanisme dasar yang menyebabkan diare adalah sebagai berikut :
1) Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat, sehingga
terjadinya pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus
yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga
terjadilah diare.
2) Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya
diare timbul terdapat peningkatan isi rongga usus.
3) Gangguan Motalitas
Usus Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya jika peristaltik
usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang
selanjutnya akan menimbulkan diare juga.
4) Diare inflamasi
Proses inflamasi di usus halus dan kolon menyebabkan diare pada beberapa
keadaan. Akibat kehilangan sel epitel dan kerusakan tight junction tekanan
hidrostatik dalam pembuluh darah dan limfatik menyebabkan air, elektrolit,
mukus, protein dan seringkali sel darah merah dan sel darah putih menumpuk
dalam lumen. Biasanya diare akibat inflamasi ini ini berhubungan dengan tipe
diare lain seperti diare osmotic dan diare sekretorik.
5) Diare infeksi
Infeksi oleh bakteri merupakan penyebab tersering dari diare. Dari sudut
kelainan usus, diare oleh bakteri non-invasif dan invasive (merusak mukosa).
Bakteri non-invasif menyebabkan diare karena toksin yang di sekresikan oleh
bakteri tersebut.
5
Sebagai akibat diare akut maupun kronik akan terjadi:
1. Kehilangan air (dehidrasi) Dehidrasi terjadi karena kehilangan air
(output) lebih banyak dari pemasukan air (input), merupakan penyebab
terjadinya kematian pada diare
2. Gangguan keseimbangan asam-basa (metabolic asidosis) Metabolik
asidosis terjadi karena kehilangan Na-bikarbonat bersama tinja, adanya
ketosis kelaparan dimana metabolisme lemak tidak sempurna sehingga
benda keton tertimbun dalam tubuh, terjadi penimbunan asam laktat
karena adanya anoksia jaringan, produk metabolisme yang bersifat
asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi
oliguria/anuria), pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler ke dalam
cairan intraseluler.
3. Hipoglikemia Hipoglikemia terjadi 2-3% dari anak-anak yang
menderita diare. Pada anak-anak dengan gizi cukup/baik, hipoglikemi
ini jarang terjadi, lebih sering terjadi pada anak yang sebelumnya
sudah menderita KKP. Hal ini terjadi karena penyimpanan/ persediaan
glikogen dalam hati terganggu, adanya gangguan absorpsi glukosa
(walaupun jarang terjadi). Gejala hipoglikemi akan terjadi jika glukosa
dara menurun sampai 40 mg% pada bayi dan 50 mg% pada anak-anak.
Gejala : lemah, apatis, peka rangsang, tremor, berkeringat, pucat, syok,
kejang sampai koma. Terjadinya hipoglikemi ini perlu
dipertimbangkan jika terjadi kejang yang tiba-tiba tanpa adanya paas
atau penyakit lain yang disertai kejang, atau penderita dipuasakan
dalam waktu yang lama.
4. Gangguan gizi Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan
gizi dengan akibat terjadinya penurunan berat badan dalam waktu yang
singkat, hal ini disebabkan makanan sering dihentikan oleh orang tua
karena takut diare dan atau muntahnya akan bertambah hebat. Orang
tua sering hanya memberikan air teh saja, walaupun akan diteruskan,
sering diberikan dengan pengenceran dan susu yang encer ini diberikan
terlalu lama, makanan yang diberikan sering tidak dicerna dan
diabsorpsi dengan baik dengan adanya hiperperistaltik,

6
5. Gangguan sirkulasi Sebagai akibat diare dengan/disertai muntah dapat
terjadi gangguan sirkulasi darah berupa renjatan (syok) hipovolemik.
Akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis
bertambah hebat, dapat mengakibatkan perdarahan dalam otak,
kesadaran menurun dan bila tidak segera ditolong pnederita dapat
meninggal.

D. Penanggulangan Penyakit Diare


Pemberian cairan adalah yang utama pada penderita diare karena sebagian besar kasus
terutama anak-anak yang dibawa ke rumah sakit sudah terjadi komplikasi berupa
dehidrasi sehingga diperlukan cairan rehidrasi yang sesuai. Pemberian cairan untuk
rehidrasi yang direkomendasikan WHO adalah cairan rehidrasi oral yaitu oralit 200
yang diberikan pada kasus diare dengan dehidrasi ringan-sedang yang efektif untuk
mengembalikan cairan dan juga menurunkan volume feces serta menurunkan muntah
(Depkes, 2008) Salah satu faktor resiko terjadinya diare pada anak adalah keracunan
makanan. Keracunan makanan tersebut disebabkan karena anak mengkonsumsi
makanan yang tidak terjamin kebersihannya (Wong, 2009).

Resiko akibat diare dapat dikurangi dengan terapi yang tepat. Terapi pertama bagi
penderita diare akut tanpa dehidrasi, dan dehidrasi ringan sedang adalah dengan
pemberian CRO (cairan rehidrasi oral). Pemberian CRO yang tepat dengan jumlah
yang memadai merupakan modal yang utama mencegah dehidrasi. Terapi lain yang
dapat diberikan adalah adsorben (attapulgit dan pektin), dan antiemetik
(metoklopramid, domperidon, dan ondansentron). Pemberian antibiotik hanya
diindikasikan pada keadaan tertentu seperti diare yang terindikasi infeksi patogen
serta diare pada bayi dan anak dengan keadaan immunocompromised (Gunawan,
2007).

Kebersihan dalam kehidupan seharihari merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan seseorang. Seseorang
mengalami sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan, hal ini terjadi
karena menganggap bahwa masalah kebersihan diri adalah masalah sepele, padahal
jika hal tersebut dibiarkan dapat mempengaruhi kasehatan secara umum bisa
menyebabkan penyakit seperti diare (Tarwoto dan Wartonah, 2008). Kebersihan
7
lingkungan pada hakekatnya adalah kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum
sehingga berpengaruh positif terhadap status kesehatan yang optimum. Ruang lingkup
kebersihan lingkungan antara lain mencakup : perumahan, pembuangan kotoran
manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor
(air limbah), rumah hewan ternak (kandang) dan sebagainya (Anwar, 2003).

8
BAB III
RENCANA DAN IMPLEMENTASI ASUHAN GIZI

3.1. Diagnosa Gizi


a) Diagnosa Gizi
 Domain Intake
- NI-3.1 (kekurangan intake cairan) berkaitan dengan dehidrasi sedang
ditandai dengan Bab cair
- NI. 2.1(Kekurangan Intake Makanan dan Minuman Oral) Berkaitan
dengan penurunan nafsu makan karena adanya mual munta ditandai
dengan hasil recall intake Energi 76%, Protein 40% dan Kh 77 %

 Domain Klinis
- NC-1.4 (adanya gangguan fungsi gastrointestinal) berkaitan dengan pola
makan yang keliru ditandai dengan kadar hematokrit dibawah batas
normal yaitu 37,8%.

 Domain Perilaku
- NB.1.1(Pengetahuan Yang Kurang Dikaitkan Dengan Makanan dan
Zat Giz) berkaitan dengan kebiasaan makan yang keliru serta kurangnya
pengetahuan tentang makanan dan zat gizi ditandai dengan perubahan
pola makan yang diberikan serta pemberian asi hanya sampai 4 bulan

3.2. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi


Indeks Massa Tubuh
9 ,5−10 , 3 −0 , 8
BB/U: = = 1 ,1 = - 0,72 (berat badan normal)
10 ,3−9 , 2
75−79 , 1 −4 ,1
PB/U: = = = - 1,37 (Normal)
79 ,1−76 ,6 3
9 , 5−9 , 5 0
BB/PB: = = = 0 (gizi baik)
9 ,5−8 , 8 0 ,7

Berat Badan Ideal (BBI)

9
BBI = 2n + 8
= (2 × 1,3) + 8
= 10,6 kg

Perhitungan Kebutuhan Energi


Energi = BBI X 100
= 10,6 x 100
= 1060 kkal

Protein = 20% X E
=20 % X 1060
¿ 0,2 x 1060 kkal
= 212 kkal
212
= = 53 gr
4

Lemak = 20 % X E
=20 % X 1060
¿ 0,2 x 1060 kkal
= 212 kkal
212
= = 23,55 gr
9

KH = 60% x E
= 60% x 1060
= 0,6 x 1060 kkal
= 636 kkal
636
= = 159 gr
4

3.3. Tujuan Diet


1. Untuk meningkatkan asupan makan dan cairan sesuai kebutuhan
2. Memberikan makanan sesuai daya terima klien
3. Membantu mengatasi masalah diare
4. Membantu menormalkan kadar hematokrit
5. Membantu mempertahankan berat badan status gizi normal

10
3.4. Prinsip Diet
1. Menghindari makanan berserat tinggi.
2. Hindari makanan lemak tinggi, guls tinggi, asam dan berbumbu tajam.
3. Makanan diberikan sering dalam porsi kecil
4. Pemberian oralit disetiap kali BAB

3.5. Syarat Diet


1. Energi diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien.
2. Protein diberikan sesuai dengan kebutuhan pasein.
3. Lemak diberikan sesuai dengan kebutuhan kebutuhan pasien.
4. Kh diberikan sesuai kebutuhan pasien.
5. Makanan diberikan tidak tinggi serat dan tidak bergas.
6. Makanan mudah dicerna dan tidak merangsang

Tabel 6. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan


Sumber Bahan makanan yang Bahan makanan yang tidak
dianjurkan dianjurkan
Karbohidrat Kentang, oatmeal, gandum, bubur biskuit yang diawetkan, kue
dari nasi puih, roti putih ataupun cake yang menggunakan
pemanis buatan
Protein hewani Daging ayam, telur, ikan daging merah bagian lemak, ikan
kaleng, kornet, sosis, ikan asap,
ati, ampela, dendeng, sarden dan
corned beef.

Protein nabati kacang-kacangan segar olahan kacang yang diawetkan


Sayuran kembang kol, kacang polong,
semua sayuran segar yang idak
mengandung gas seperti seperti brokoli, buncis, sayuran berdaun
wortel, kacang hijau, jamur,
hijau, paprika, buncis, jagung,
asparagus, dan zucchini.
dan kubis.

Buah-buahan semua buah segar kecuali buah nanas, anggur, ceri, dan buah ara.
buhan yang mengandung gas
Minuman Air mineral serta sumber cairan minuman kemasan dengan
lain, seperti pemanis tembahan dan pengawet,
oralit, minuman isotonik, air kelapa kafein, minuman yang

11
mengandung alkohol dan soda

3.6. Rencana Motivasi dengan Penyuluhan/Konseling


2.1.5.1. Tujuan
- Membantu meningkatkan asupan makan dan cairan sesuai kebutuhan
- Memberikan makanan sesuai daya terima klien
- Membantu mengatasi masalah diare
- Membantu menormalkan kadar lematokrit
- Membantu mempertahankan berat badan status gizi normal

2.1.5.1. Materi
- Menjelaskan tentang penyakit yang di derita pasien
- Menjelaskan kepada pasien untuk membatasi mengonsumsi makanan yang
tinggi serat dan yang mengandung gas
- Menjelaskan kepada pasien makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
- Memberikan motivasi kepada pasien agar dapat memenuhi asupan sesuai
kebutuhan
- Menjelaskan tentang pola makan yang baik dan benar

2.1.5.2. Sasaran
Pasien dan keluarga

2.1.5.3. Metode
- Tanya jawab
- Diskusi
2.1.5.4. Tempat
Ruang anak (berbie)

2.1.5.6. Waktu
09:00 – 09:35 Wita

2.1.5.7. Alat Peraga

12
- Leaflet
2.1.5.8. Pelaksana
Mahasiswa DIV gizi (Safira Gobel)

2.1.5.9. Evaluasi
Memberikan pertanyaan kepada pasien:
1. Apakah ibu dari pasien pasien sudah mengetahui apa itu diare akut
2. Apakah ibu dari pasien pasien sudah mengenali gejala-gejala diare akut
3. Apakah ibu pasien sudah dapat mengetahui makanan yang dianjurkan dan
tidakdianjurkan pada saat mengalami diare akut

3.7. Rencana Monitoring


- Pemahaman klien/pasien mengenai diare akut
- Pemahaman klien/pasien mengenai makanan yang harus dikonsumsi dan tidak
boleh dikonsumsi
- Pemahaman klien/pasien mengenai diet yang berhubungan dengan penyakit diare
akut

13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pasien merupakan penderita penyakit diare akut
2. Pasien mengalami dehidrasi sedang
3. Diet yang diberikan Diet lambung
B. Saran
1. Institusi sebaiknya lebih memperhatikan jenis menu dan bahan makanan yang
akan diberikan kepada pasien agar lebih memenuhi kebutuhan.
2. Pasien menerapkan diet yang sesuai dengan penyakit.
3. Pasien menghindari makanan yang tidak dianjurkan dan makan makanan yang
dianjurkan.
4. Pasien sebaiknya mengubah pola makan agar asupan intake sehari cukup
Pasien sebaiknya menerapkan perilaku sehat dengan makanan makanan gizi seimbang, sesuai
dengan penyakit, menghindari mengkonsumsi makanan pedas dan rajin makan sayuran hijau.

14
DAFTAR PUSTAKA

Palupi. (2017). Status Gizi Dengan Kejadian Diare. Skripsi, 1–21.

15
16
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai