Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MATA KULIAH
KONSULTASI GIZI
Dosen Pengampuh : Devi Nadila, S.K.M.,M.Kes

Di susun Oleh :

NAMA : Sri Gustina


NIM : P21120065
KELAS : Gizi A

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan izin

dariNya, tugas makalah mata kuliah konsultasi Gizi. Sholawat serta salam semoga tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.

Pada akhirnya penyusun menyadari, bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari sempurna, karena segala kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang

Maha Esa sedangkan kekurangan adalah milik kita sebagai makhlukNya untuk itu kekurangan

yang ada akan menjadi sebuah pelajaran bagi penulis , dan saya mengharapkan koreksi berupa

kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca terutama pengoreksi, untuk perbaikan di

masa yang akan datang.

Mudah-mudahan tugas makalah ini yang telah saya sajikan ini dapat sangat bermanfaat,

khususnya bagi saya sendiri sebagai penulis dan umumnya bagi para pembaca serta

mahasiswa.Karena pada akhirnya, kelak suatu penulisan atau materi ini akan menjadi salah satu

tonggak pembentukan kertifitas dan semangat para mahasiswa

Palu, 31 oktober 2022

Sri Gustina
P21120065
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 5
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1.Membangun Dasar-dasar Konseling ............................................................. 6
2.2.Menggali Permasalahan ................................................................................ 6
2.3.Menegakkan Diagnosis Gizi ......................................................................... 8
2.4.Intervensi Gizi............................................................................................... 9
2.5.Monitoring dan Evaluasi ............................................................................... 10
2.6.Mengakhiri Konseling (Terminasi)................................................................ 10
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 11
3.2 Saran ............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Konsultasi gizi merupakan salah satu intervensi gizi dan menjadi bagian yang tidak

terpisahkan dari proses Asuhan gizi terstandar PAG. Keberhasilan konseling ditunjukkan

dengan adanya perubahan perilaku klien sesuai dengan yang diharapkan jadi kemampuan

komunikasi dan teknik konseling yang baik sangat diperlukan. Dalam proses konseling gizi

ada beberapa tahapan yang harus dilalui, yaitu pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi,

dan monitoring evaluasi. Setiap tahapan konseling konseling membutuhkan keterampilan

berkomunikasi. Mendiskusikan kebiasaan makan pasien merupakan hal yang tidak mudah.

Kemampunan konselor berkominukasi dengan baik akan sangat membantu dalam menggali

informasi dari klien untuk menetapkan diagnosis gizi yang akurat.

Konsultasi gizi dapat berperan dalam mengubah perilaku terkait konsumsi makanan

berisiko tersebut dan menurunkan angka prevalensi penyakit degeneratif.Pengetahuan

tersebut dapat dipengaruhi oleh pendidikan gizi yang diberikan (Muhammad Ikbal and

Husain,2017)

Konsultasi gizi dibutuhkan karena beberapa alasan yaitu adanya permasalahan kesehatan

yang disebebkan oleh asupan zat gizi (kekurangan dan kelebihan zat gizi tertentu), pemilihan

makanan yang kurang tepat, informasi yang didapatkan kurang tepat, dan ketidakpedulian

(lackofawareness) dan kebingungan masyarakat yang tinggi terkait gizi dan makanan.

Sebagai contoh, hasil Riskesdas tahun 2013 menyebutkan bahwa penyakit degeneratif dapat

disebabkan oleh konsumsi makanan yang berisiko, yaitu kebiasaan mengonsumsi

makanan/minuman manis, asin, berlemak, dibakar/panggang, diawetkan, berkafein, dan

berpenyedap (Riskesdas, 2013)


1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara membangun dasar-dasar konseling

2. Bagaimana cara menggali permasalahan dengan pengkajian gizi

3. Bagaimana menegakan diagosis gizi

4. Bagaimana intervensi gizi

5. Bagaimana monitoring dan evaluasi

6. Bagaimana cara mengakhiri konseling (Terminasi)

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui cara membangun dasar-dasar konseling

2. Untuk mengetahui cara menggali permasalahan

3. Untuk mengetahui cara menegakkan diagnosis gizi

4. Untuk mengetahui cara intervensi gizi

5. Untuk mengetahui cara monitoring dan evaluasinya

6. Untuk mengetahui cara mengakhiri konseling (terminasi)


BAB II
PEMBAHASAN

Adapun kasus pada konseling gizi kali ini adalah An N (12 bulan, laki-laki) masuk RS
dengan keluhan demam. Pasien adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Ayah pasien bernama
Tn. S dengan pekerjaan sebagai wiraswasta dan ibu pasien bekerja sebagai PNS.Anak
diperhatikan sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, anak menderita batuk dan malas makan.
Sekarang, anak menderita gizi kurang, anak sering rewel dan malas makan. Anak sudah dua
minggu di rumah sakit. Anak memiliki TB 70 cm, BB 8 kg. anak dalam kondisi lemah, TD :
100/70 mmHg, nadi : 120 x/menit, pernapasan : 40x/menit, suhu : 38°C, BAB : biasa, kuning,
BAK : lancar, kuning. Sebelum masuk RS, anak tidak suka makan. Makanan pokok yang sering
dikonsumsi sebagai sumber KH berupa bubur nasi. Makanan yang dikonsumsi berupa bubur
saring yang berisikan bubur nasi, kentang, bayam, tomat. Buah yang sering dikonsumsi pasien
adalah papaya sekali sehari. Pasien tidak diberikan ASI eksklusif. Hingga saat ini pun, nafsu
makan anak masih kurang.

2.1 Membangun dasar-dasar konseling


Langkah pertama dalam memulai konseling gizi yaitu:
Konselor : Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Silahkan masuk (sambil
menjabat tangak Ibu An.N)
Perkenalkan nama saya Sri Gustina saya seorang ahli Gizi di sini saya sebagai
konselor pada koseling gizi pada saat ini. Boleh saya tau nama ibu?
Ibu An.N : Waalikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh ibu.
Perkenalkan nama saya Ibu An.N
Konselor : Ibu An.N mari silahkan duduk

2.2.Menggali Permasalahan
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendapatkan informasi atau data yang lengkap dan sesuai
dalam upaya mengidentifikasi masalah gizi yang terkait dengan masalah asupan energi dan
zat gizi atau faktor lain yang dapat menimbulkan masalah gizi. Data yang harus
dikumpulkan kemudian dikaji yaitu
●Data Antropometri
●Data Biokimia
●Data Fisi/Klinis
●Riwayat Makan
●Riwayat Personal

(Contoh Percakapan)
Konselor : Apakah yang bisa saya bantu?
Ibu An.N : Jadi begini bu, anak saya ini bernama An.N berjenis kelamin laki-laki dengan
usia 12 bulan, masuk rumah sakit dengan riwayat penyakit “gizi kurang”
Konselor : jadi ibu ingin meminta tips untuk anak ibu yang menderita giz kurang?
Ibu An.N : iya ibu, apakah ibu bisa membantu saya?
Konselor : iya, bisa ibu, jadi apa saja keluhan yang dering dialami anak ibu?
Ibu An.N : Anak saya masuk rumah sakit dengan keluhan demam, dan diperhatikan sejak 1
bulan sebelum masuk rumah sakit anak saya menderita batuk dan malas makan
Konselor : hmmm…. Begitu
Ibu An. N : iya, anak saya juga sering rewel
Konselor : sebelumnya anak ibu sudah pernah mengukur berat badan dan tinggi badan?
Ibu An.N : sudah ibu, berat badan anak saya 8 kg dan tinggi badannya 70 cm.
Konselor : sebelumnya apakah anak ibu sudah pernah melakukan pemeriksaan
laboratorium?
Ibu An.N : iya sudah (sambil memperlihatkan hasil mpemeriksaan laboratorium)
Data Batas Normal Hasil keterangan

SGOT < 38𝜇/l 19 𝜇/l N

SGPT < 41 𝜇/\l 11 𝜇/l N

Protein Total 6,6 – 8,7 g/dl 5,7 g/dl R

Albumin 3.5 – 5 g/dl 2,9 g/dl R

Hb - 10 -
GDS < 140 mg/dl 72 mg/dl N

Ureum 10 – 50 mg/dl 12 mg/dl N

Kreatinin < 1.1 mg/dl 0,2 mg/dl N

Konselor : sebelumnya makanan yang di konsumsi anak ibu seperti apa?


Ibu An.N : Makanan pokok yang sering dikonsumsi anak saya, dari sumber KH berupa
bubur nasi. Makanan yan g dikonsumsi berupa bubur saring yang berisikan
bubur nasi, kentang, bayam, tomat. Buah yang sering dikonsumsi anak saya ituy
pepaya sekali sehari. Saya tidak meberikan ASI ekslusif. Itu saja keluhan yang
dialami anak saya ibu, apakah ibiu bisa membantu saya?
Konselor : Baik, sepertinya saya bisa membantu mengatasi yang anak ibu alamai.
Ibu An.N : jadi apa yang harus saya lakukam pertama ibu
2.3.Menegakkan Diagnosis Gizi
Merupakan proses indentifikasi serta pemberian nama masalah, menentukan penyebab dan
faktor resiko yang mendukung, catatan tentang gejala dan tanda serta
dokumentasi diagnosis gizi. Ada 3 bagian diagnosis gizi, yaitu :
1. Masalaha/problem (pemberian nama/label diagnosis gizi) : Pemberian nama/label
diagnosis gizi menggambarkan adanya perubahan status gizi klien.
2. Etiologi (Penyebab/factor yang berkontribusi): Faktor-faktor yang berperan dalam
timbulnya masalah gizi.
3. Gejala dan tanda atau disebut dengan istilah Signs/symptom merupakan penjelasan
karakteristik yang akan dikenali sepanjang tahap penilaian

(contoh percakapan)
Konselor : Kita mulai dari Asupan energi indekuat ang disebabkan karena Kurangnya
pengetahuan tentang makanan dan zat gizi terkait dengan asupan energi
Ibu An.N : “jadi bagemana ibu apa yang bisa saya lakukan?”
Konselor : jadi untuk mengatasi masalah asupan energi indekuat ini bapak harus paham dan
tau terkait dengan makanan dan zat gizi yang terdapat pada bahan makanan”
2.4.Intervensi Gizi
Seorang konselor harus melakukan bersama-sama klien dengan menggunakan keterampilan
komunikasi dan konseling. Keberhasilan tidak akan tercapai apabila konselor membuat
keputusan sendiri dalam menetapkan perubahan perilaku makan yang selanjutnya memaksa
klien melakukan perilaku tersebut. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan:

 Identifikasi strategi pemecahan masalah dilakukan dengan mempertimbangkanide-ide


dari klien. Dimulai dengan melakukan perhittungan kebutuhan energy danzat gizi serta
menetapkan preskripsi diet.
 Sampaikan alternative pemecahan, bantu klien untuk menentukan masalah yang
dipilih dengan melihat factor yang mendukung dan menghambat.

Langkah-langkah dalam melakukan intervensi gizi meliputi:


1.Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi
 Perhitungan kebutuhan energy
 Perhitungan kebutuhan protein
 Perhitungan kebutuhan lemak
 Perhitungan kebutuhan karbohidrat
 Perhitungan kebutuhan vitamin dan mineral
 Perhitungan kebutuhan cairan
2.Preskripsi diet
3.Melakukan konseling gizi

(Contoh Percakapan)
Konselor : Apakah sampe di sini ibu mengerti?
Ibu An. N : iya saya mengerti, saya akan berusaha memahami dan tau meneganai zat gizi
yang terkandung dalam setiap bahan makanan
Konselor : baik jika begitu ibu, ibu juga perlu menjaga kebersihan, apakah ibu tau kenapa?
Ibu An.N : iya tau ibu, supaya terhindar dari berbagai macam penyakit serta gangguan
kesehatan lainnya.
2.5.Monitoring dan Evaluasi
Untuk mengetahui keberhasilan intervensi yang telah diberikan maka konselor gizi harus
menetapkan hasil yang diharapkan pada kunjungan berikutnya sebagai berikut :
 Peningkatan IMT
 Perubahan nilai laboratorium (albiumin dan protein)mke arah normal.
 Berkurangnya tekanan darah dan suhu
 Perubahan asupan energi dan protein
 Klien dapat mengidentifikasi hambatan yang ada dalam mengubah pola makan
 Hasil evaluasi dari data antropometri, data biokimia, data klinis, dan data riwayat
mkaan merupakan indikator keberhasilan klien dalam mencapai tujuan intervensi
 Klien dapat menjelaskan pola makan seimbang serta penerapannya pada pengaturan
makanan sehari.

(contoh percakapan)
Konselor : baik setelah konseling kita hari ini ibu bisa datang minggu depoan lagi ya ibu,
Ibu An.N : baik ibu

2.6.Mengakhiri Konseling
Pada akhir konsultasi disepakati kunjungan berikutnya,”Baik bapak/ibu, proses konseling
gizi selanjutnya kita rencanakan minggu mendatang dan proses konseling gizi hari ini telah
selesai. Sampai ketemu minggu mendatang. Terima kasih”.
Pada konsultasi selanjutnya, ingatkan klien tentang waktu kunjungan selanjutnay 24-48 jam
sebelumnya(melalui telepon). Berikan nomor kontak atau telepon konselor.

(contoh percakapan)
Ibu An.N : Terimakasi ibu untuk hari ini kalau begitu saya pulang dulu ibu
Konselor : sama-sama ibu, mari saya antarkan sampai depan
Ibu An.N : iya ibu, selamat pagi bu
Konselor : selamat pagi juga ibu
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Dalam proses konseling gizi ada beberapa tahapan yang harus dilalui, yaitu pengkajian
gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi, dan monitoring evaluasi. Setiap tahapan konseling
konseling membutuhkan keterampilan berkomunikasi. Mendiskusikan kebiasaan makan
pasien merupakan hal yang tidak mudah. Kemampunan konselor berkominukasi dengan
baik akan sangat membantu dalam menggali informasi dari klien untuk menetapkan
diagnosis gizi yang akurat.
3.2.Saran
Dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurnah. Oleh karena itu, penulis
meminta keritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca untuk kesempurnaan
pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah yang saya buat dapat bermanfaat bagi
pembaca dan juga penulis.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes, Laporan hasil riset kesehatan dasar Riskesdas indonesia 2007, (Jakarta:Departemen
kesehatan republik indonesia, 2008).

Muhammad Ikbal and husain, (2017).Peranangan dan implementasi konsultasi gizi online
berbasis web.

Notatmodjo, S., Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku kesehatan , (Yogyakarta:
Andi offset, 1993).

Riskesdas,(2013),fromdepkes.go.id:URL:http://www.depkes.go.id/resources/dow
nload/general/Hasil%20Riskesdas%202013.

Anda mungkin juga menyukai