Anda di halaman 1dari 18

Asuhan keperawatan pada pasien diare dengan hipovolemia

Diajukan untuk Memenuhi Salahsatu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dasar

Dosen pengampu :

Reni Nuryani, M.Kep.Ns.Sp.Kep.J

Disusun oleh :

Jeri Nugraha (2101813)

Nisrina Nur Aini (2101814)

Intan Apriliani (2101815)

Fadilah Siti Nurwahyuni (2101817)

Alisa Diva Azzahra (2101818)

Mita Majdina Anugrah (2101819)

Nurwulan Pusfitasari (2101822)

Sriwulan Herianti (2101823)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


D3 KEPERAWATAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karuniannya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan pada Pasien dengan Hipovolemia”. Penyusunan makalah ini merupakan salah
satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Keperawatan Dasar

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mendapat banyak bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak, untuk itu tidak lupa penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada :

1. Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya.


2. Reni Nuryani, M.Kep.Ns.Sp.Kep.J selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah
Keperawatan Dasar
3. Orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan setiap langkah kami.
4. Rekan-rekan mahasiswa program studi D3 Keperawatan yang telah banyak membantu
dalam penyelesaian makalah ini.
Penyusun menyadari sebagai pelajar masih perlu belajar, tentunya yang penyusun
buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan
adanya masukan positif berupa kritik dan saran yang membangun dari setiap pembaca agar
perbaikan dapat dilakukan, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Sumedang, 26 Maret 2022

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah...................................................................................................2

1.3 Metode penulisan.....................................................................................................2

1.4 Tujuan penelitian.....................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN...............................................................................4

2.2 DIAGNOSA ..............................................................................................................6

2.3 PENATALAKSANAAN DIARE.................................................................................7

2.4 INTERVENSI KEPERAWATAN................................................................................9

2.5. EVALUASI...............................................................................................................13

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................14

3.2 SARAN.....................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15

ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai makhluk hidup manusia melalui proses eliminasi, yaitu pengeluaran sisa-sisa zat dari
metabolisme yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh. Setiap hari manusia akan melakukan
proses eliminasi pengeluaran feses yang merupakan hasil sisa dari proses sistem pencernaan.
Dalam proses eliminasi ini menusia memerlukan berbagai zat seperti air untuk
mempermudah pengeluaran feses dari tubuh. Cairan sangat penting bagi kehidupan manusia
sehingga pemenuhannya harus sesuai dengan kebutuhan, jika tidak tubuh manusia akan
mengalami berbagai gangguan. Gangguan eliminasi yang kerap terjadi pada masyarakat salah
satunya adalah diare.

Diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi feses yang
menjadi lembek atau bahkan sampai tidak berbentuk (cairan) yang mungkin dapat disertai
dengan muntah atau feses berdarah dan frekuensi buang air besarnya bertambah bisa sampai
3 kali atau lebih dalam sehari (WHO, dalam dalam Almanfaluthi dan Budi, 2017).
Normalnya bentuk feses manusia konsentrasinya lembek tetapi berbentuk, jika bentuk atau
konsentrasinya keras atau cair maka terdapat gangguan dalam proses eliminasi. Penyakit ini
kerap ditemui pada anak balita terutama umur 1-3 tahun, tetapi tidak sedikit juga orang
dewasa yang terkena dengan penyakit diare. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai penyebab,
pada negara berkembang seperti Indonesia diare kerap terjadi dikarenakan tercemarnya
sumber air bersih, kekurangan protein dan kekurangan kalori yang menyebabkan penurunan
daya tahan tubuh (Suharyono, dalam Almanfaluthi dan Budi, 2017) . Selain itu masih banyak
hal yang dapat menjadi penyebab dari penyakit diare, yaitu infeksi virus, status gizi
penderita, dan faktor sosial ekonomi.

Setiap penyakit tidak bisa dipandang sebelah mata, termasuk dengan penyakit diare. Tidak
jarang diare dianggap sebagai penyakit yang biasa, tetapi jika terjadi secara terus-menerus
akan menyebabkan tubuh mengalami kekurangan cairan hingga dehidrasi. Selain itu penyakit
ini jika sudah sampai tahap diare berat atau kronis dapat menyebabkan hypovolemia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana pengkajian untuk pasien diare dengan hipovolemia?


2. Apa diagnosa keperawatan untuk pasien diare dengan hipovolemia?

3. Apa perencanaan untuk pasien diare dengan hipovolemia?

4. Bagaimana implementasi untuk pasien diare dengan hipovolemia?

5. Bagaimana evaluasi dari pasien diare dengan hypovolemia?

1.3 Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah studi literature. Studi
literature adalah cara untuk menyelesaikan persoalan dengan menelusuri sumber-sumber
tulisan yang pernah dibuat sebelumnya. Kami mencari informasi atau referensi ri pasien diare
dengan hypovolemia?

1.4 Tujuan penelutian

Dilihat dari rumusan diatas, adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Menambah wawasan pembaca mengenai pasien dengan penyakit diare dapat


menyebabkan hipovolemia.

2. Pembaca mengetahui asuhan keperawatan apa yang harus diberikan pada pasien diare
dengan hipovolemia.
3. Pembaca mengetahui bagaimana cara mengkaji dalam asuhan keperawatan pada pasien
diare dengan hipovolemia.

4. Pembaca mengetahui diagnosis keperawatan bagi pasien penderita diare dengan


hipovolemia.

5. Pembaca mengetahui perencanaan yang dilakukan untuk pasien penderita diare dengan
hipovolemia.

6. Pembaca mengetahui implementasi seperti apa yang dilakukan untuk pasien penderita
diare dengan hipovolemia.

7. Pembaca mengetahui evaluasi dari asuhan keperawatan bagi pasien penderita diare
dengan hipovolemia.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1 . Identitas

nama : An. C

tanggal lahir : 20 Desember 2019

umur : 15 bulan

jenis kelamin : laki-laki

alamat : Jl. cicalengka

agama : Islam

suku/bangsa: Sunda / Indonesia

tanggal masuk : 25 maret 2022

diagnosa medis :

2. Identitas penanggung jawab

Nama : Ny. M

Umur : 27 tahun

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Pendidikan : SMA/ sederajat

Agama : Islam

Alamat : Jl. Cicalengka

Hubungan dengan klien : Orang tua

2. Keluhan Utama

Terjadinya buang air besar lebih dari 4 kali dalam satu hari.

3. Riwayat Penyakit Sekarang


Tinja yang dikeluarkan tidak berbentuk normal atau encer, pengeluaran tinja lebih banyak
dan lebih sering.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Pernah mengalami diare sebelumnya dan penyakit lainnya yang pernah dialami oleh pasien
sebelumnya, contohnya ISPA (infeksi saluran pernafasan), dan alergi makanan.

5. Riwayat Nutrisi

Anak usia 2-3 tahun konsumsi makanannya sama dengan orang dewasa dan durasi makannya
pun sama yaitu sebanyak 3 kali dalam satu hari.

6. Riwayat Kesehatan Keluarga

Adanya salah satu anggota keluarga yang mengalami diare.

7. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Kurang menjaga kebersihan pada lingkungan.

Tidak membiasakan mencuci tangan saat makan.

8. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

a. Pertumbuhan

Kenaikan BB karena umur 1-3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm
(rata-rata 8 cm) pertahun.

Kenaikan liner kepala : 12cm di tahun pertama dan 2cm di tahun kedua dan seterusnya.

Tumbuh gigi 8 buah : tambah gigi susu; geraham pertama dan gigi taring, seluruhnya
berjumlah 14-16 buah.

Erupsi gigi : geraham pertama Menyusul gigi taring.

b. Perkembangan
Pada dasarnya anak yang berusia 2-3 tahun sudah mengalami perkembangan dalam
berkomunikasi atau berbicara secara lisan kepada orang lain (Siregar, 2016).

2.2 DIAGNOSA

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output
berlebihan dari intake yang kurang.

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan


sekunder terhadap diare.

Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi sekunder terhadap diare.

Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekuensi diare.

Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus menerus

Kecemasan berhubungan dengan tindakan invasif

2.3. PENATALAKSANAAN DIARE

1. Rehidrasi

a. jenis cairan

1) Cara rehidrasi oral

Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCL, dan Glukosa) seperti orali, pedyalit setiap kali
diare.

Formula sederhana (NaCl dan sukrosa)

2) Cara parental
Cairan I : RL dan NS

Cairan II :D5 ¼ salin, nabic, KCL

D5 : RL = 4:1 + KCL

D5 + 6 cc Nacl 15% + Nabic (7 mEq/lt) + KCL

HSD (half strength darrow) D ½ 2,5 NS cairan khusus pada diare usia lebih 3 bulan

b. Jalan pemberian

1) Oral (dehidrasi sedang, anak mau minum, kesadaran baik)

2) Intragastric (bila anak tak mau minum, makan, kesadaran menurun)

c. Jumlah cairan

1) Defisit (derajat dehidrasi)

2) Kehilangan sesaat (concurrent less)

3) Rumatan (maintenance)

d. Jadwal/kecepatan cairan

1) Pada anak usia 2-3 tahun dengan pemberian 3 gelas bila berat badannya kurang dari 13
kg : maka pemberian adalah :

· BB (kg) x 50 cc

· BB (kg) x 10 -20 = 30 cc setiap diare

2) terapi standar pada anak dengan diare sedang :

+ 50 cc/kg/3 jam atau 5 tetes/kg/mnt

2. Terapi
a. Obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mg, chlorpromazine 0,5 –
1 mg/kgBB/hari

b. Obat anti spasmolitik : Papaverin, opium, loperamide

c. antibiotic : bila penyebab jelas, ada penyakit penyerta

3. Detik

a. Umur lebih dari 2 tahun dengan BB tahun lebih dari 10 kg, makanan padat / makanan cair
atau susu

b. Dalam keadaan malabsorbsi berat serta alergi protein susu sapi dapat diberi elemen atau
semi elemental formula.

2.4. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Diagnosa 1 : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan


kehilangan cairan sekunder terhadap diare

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam keseimbanagan dan
elektrolit dipertahankan secara maksimal.

Kriteria hasil:

· Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x?mnt, S: 36-37,50 c, RR : < 40x?menit)

· Tugas elastis, membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung.
· Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari

Intervensi :

a. Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan keperawatan

R/ Pendekatan awal`

b. Pantau intake dan output

R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak adekuat
untuk membersuhkan sisa metabolisme.

c. Timbang berat badan setiap hari

R/ Mendeteksi kehilangan cairan, penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1 lt

d. Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada pasien, 2-3 lt/hari

R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral.

e. Kolaborasi :

· Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K, Ca, BUN)

R/ koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal
(kompensasi)

· Cairan parental (IV line) sesuai dengan umur

R/ mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.

· Obat-obatan : (antisekresin, antispamolitik, antibiotic)

R/ antisekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar seimbang, antispasmolitik
untuk proses absribsi normal, antibiotic sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk
menghambat endotoksin
Diagnosa 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak
adekuatnya intek dan out put.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama di rumah, di RS kebutuhan nutrisi


terpenuhi.

Kriteria:

· Nafsu makan meningkat

· BB meningkat atau normal sesuai umur

Intervensi :

a. Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan
air terlalu panas atau dingin)

R/ serat tinggi, lemak, air terlalu panas/ dingin dapat , merangsang mengiritasi lambung dan
saluran usus.

b. Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap/ sampah, sajikan makanan
dalam keadaan hangat.

R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.

10

c. Berikan jam istirahat(tidur) serta mengurangi kegiatan yang berlebihan

R/ mengurangi pemakaian energi yang berlebihan.

d. Monitor intek dan out put dalam 24 jam

R/ mengetahui jumlah out put daapat merencanakan jumlah makanan.

e. Kolaborasi dengan tim Kesehatan lain :

a. terapi gigi : Diet TKTP rendah serat, susu

b. Obat-obatan atau vitamin (A)

R/ mengandung zat yang diperlukan, untuk proses pertumbuhan


3. Diagnosa 3 : Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak
sekunder dari diare.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x24 jam tidak terjadi peningkatan
suhu tubuh.

Kriteria hasil:

· Suhu tubuh dalam batas normal (36-37,5 C)

· Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, funtio leasa)

Intervensi :

a. Monitor suhu tubuh setiap 2 jam

R/ deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh (adanya infeksi)

b. Berikan kompres hangat

R/ merangsang pusat pengaturan panas untuk menurunkan produksi panas tubuh.

c. Kolaborasi pemberian antipirektik

R/ merangsang pusat pengaturan panas di otak

4. Diagnosa 4 : Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatan


frekwensi BAB (diare).

11

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperwatan selama di rumah sakit integritas kulit tidak
terganggu.

Kriteria hasil:

· Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga.

· Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar

Intervensi :

a. Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur


R/ kebersihan mencegah perkembangan biakan kuman.

b. Demonstrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat Perianal (bila basah dan mengganti
pakaian bawah serta alasnta)

R/ mencegah terjadinya iritasi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelembaban dan
keasaman feses.

c. Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam

R/ melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi iskemik
dan iritasi.

5. Diagnisa 5 : kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x24 jam, pasien mampu beradaptasi.

Kriteria hasil : Mau menerima tindakan perawatan, pasien tampak tenang dan tidak rewel.

12

Intervensi :

a. Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan perawatan

R/ pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluarga

b. Hindari persepsi yang salah pada perawat dan RS

R/ mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan RS

c. Berikan pujian jika pasien mau diberikan tindakan perawatan dan pengobatan

R/ menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan kemampuannya.

d. Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal maupun non verbal

(sentuahan, belaian, dan lain-lain)

R/ kasih saying serta pengenalan diri perawat akan menimbuhkan rasa aman pada pasien.
e. Berikan maianan sebagai rangsang sensorik anak.

2.5. EVALUASI

Kebutuhan cairan pada pasien penderita diare terpenuhi

Nutrisi pada pasien penderita diare terpenuhi

Suhu tubuh pasien normal 36 C

Sudah tidak terjadi iritasi perianal pada pasien diare

Anak yang mengalami diare menjadi tenang

13

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Diare merupakan proses eliminasi pengeluaran sisa-sisa zat metabolisme tubuh


namun penyakit ini menyebabkan perubahan bentuk dan konsistensi feses berubah menjadi
lebih lembek dan dapat juga berupa cairan, tanda jika anda mengalami penyakit ini salah
satunya bertambahnya frekuensi buang air besar bisa mencapai 3-4 kali sehari. Adapun faktor
yang dapat menjadi penyebab diare ialah jarang mencuci tangan setelah ke toilet,
penyimpanan dan persiapan makanan yang tidak bersih., jarang membersihkan dapur dan
toilet, sumber air yang tidak bersih, makan makanan sisa yang sudah dingin, tidak mencuci
tangan dengan sabun. Selain menambahnya frekuensi buang air besar, mual dan muntah juga
menjadi salah satu gejala terjadinya diare. Dehidrasi merupakan gejala paling umum yang
menyertai diare. Pada anak-anak, diare dapat ditandai dengan jarang buang air kecil, mulut
kering, serta menangis tanpa mengeluarkan air mata.

Ada banyak hal yang dapat mengatasi diare salah satunya seperti, konsumsi banyak cairan
untuk menggantikan kehilangan cairan, baik melalui oral maupun melalui intravena, dan
pemberian obat yang dapat melawan infeksi bakteri.

3.2 Saran

Seperti kata pepatah lebih baik mencegah daripada mengobati. Oleh karena itu agar terhindar
dari penyakit diare ini disarankan untuk selalu mencuci tangan, terutama sebelum dan setelah
makan, setelah menyentuh daging yang belum dimasak, setelah dari toilet, atau setelah bersin
dan batuk, dengan menggunakan sabun dan air bersih, dan jangan lupa juga mengkonsumsi
makanan dan minuman yang sudah dimasak hingga matang sempurna, serta menghindari
makanan dan minuman yang tidak terjamin kebersihannya.

14

DAFTAR PUSTAKA

Bibliography

Rottie, Y. S., Mantik, M. F., & & Runtunuwu, A. L. (2015). PROFIL HEMATOLOGI
PADA PENDERITA DIARE AKUT YANG DIRAWAT DI BAGIAN ILMU KESEHATAN
ANAK RSUP PROF. DR. RD KANDOU MANADO PERIODE NOVEMBER 2010–
NOVEMBER 2011. e-CliniC,, 3(3).

Sari, E. (n.d.). Prevalensi Diare Pada Pasien Balita Rawat Inap Di Rumah Sakit Bhineka
Bakti Husada Tangerang Selatan Periode April Sampai Juni 2010.
Siregar, T. M. (2016). Menganalisis Kalimat Pada Anak Usia Dini (2-3 Tahun/Siswa Play
Group). Jurnal Bahas Unimed, 27(1).

15

Anda mungkin juga menyukai