perairan dan minyak nabati. Asam lemak omega-3 adalah asam lemak politakjenuh dengan
sebuah ikatan rangkap-dua (C=C) dimulai setelah atom karbon ketiga dari salah satu ujung
rantai karbonya. Asam lemak ini mempunyai dua ujungsalah satu ujungnya adalah asam
(COOH) dan ujung yang lain adalah metil (CH3). Lokasi ikatan rangkap-dua pertama adalah
berlawanan dari ujung metilnya, yang juga dikenal sebagai ujung omega () atau ujung n.
Dampak kesehatan dari suplemen asam lemak omega-3 adalah kontroversial. Asam lemak ini
dianggap asam lemak esensial, yang berarti bahwa asam lemak ini tidak dapat disintesis oleh
tubuh manusia tetapi sangat penting untuk metabolisme normal. Meskipun mamalia tidak
dapat mensintesis asam lemak omega-3, namun memiliki kemampuan terbatas untuk
membentuk rantai panjang asam lemak omega-3 termasuk asam eikosapentaenoat (EPA, 20
karbon dan 5 ikatan rangkap), asam dokosaheksaenoat (DHA, 22 karbon dengan 6 ikatan
rangkap) dan -linolenat (ALA, 18 karbon dengan 3 ikatan rangkap).
Sumber-sumber umum dari asam lemak n-3 meliputi minyak ikan, minyak alga, minyak
cumi-cumi dan beberapa minyak tanaman seperti minyak echium dan minyak biji rami. Juga
jangan lupa, ceker ayam banyak mengandung asam lemak omega-3 ini.
Kimia
Asam lemak n3 yang penting dalam fisiologi manusia adalah asam alfa-linolenat (18:3, n3;
ALA), asam ekosapenta (20:5, n3; EPA), dan asam dokosaheksaenoat (22:6, n3; DHA).
Tigan politakjenuh tersebut mempunyai ikatan rangkap-dua 3, 5, atau 6 dalam sebuah rantai
atom karbon 18, 20, atau 22 , secara berturut-turut. Seperti dengan kebanyakan asam-asam
lemak yang terjadi secara alami, semua ikatan rangkap-duanya berada dalam konfigurasi-cis;
dengan kata lain, dua atom hidrogen berada pada sisi yang sama dari ikatan rangkap tersebut.
Tabel ini mencantumkan beberapa nama berbeda untuk asam-asam lemak n3 paling umum
dijumpai di alam. Lihat tabel-1 di bawah ini:
Sejarah
Meskipun asam lemak omega-3 telah diketahui penting untuk pertumbuhan normal dan
kesehatan sejak 1930-an, kesadaran akan manfaat kesehatan omega-3 telah meningkat secara
dramatis sejak 1990-an.
Manfaat kesehatan dari asam lemak omega-3 rantai panjangterutama EPA dan DHA adalah
yang terbaik dikenal. Manfaat ini ditemukan pada 1970 oleh para peneliti yang mempelajari
Suku Inuit Greenland. Orang Inuit Greenland mengkonsumsi sejumlah besar lemak dari ikan,
tetapi terlihat hampir tidak ada penyakit jantung. Tingginya tingkat asam leam omega-3 yang
dikonsumsi oleh orang Inuit mengurangi trigliserida, denyut jantung, tekanan darah, dan
aterosklerosis.
Pada tanggal 8 September 2004, US Food and Drug Administration memberikan klaim
kesehatan yang berkualitas status untuk asam lemak n-3 EPA dan DHA, yang menyatakan
bahwa Penelitian mendukung tetapi tidak konklusif menunjukkan bahwa konsumsi asam
lemak (n-3) EPA dan DHA dapat mengurangi risiko penyakit jantung koroner. Tidak
menerima bahwa ada cukup bukti untuk setiap manfaat yang disarankan DHA dan EPA selain
untuk kesehatan jantung, dan klaim lebih lanjut harus ditangani dengan hati-hati.
Pemerintah Kanada telah mengakui pentingnya DHA omega-3 dan memungkinkan klaim
peran biologis berikutnya untuk DHA: DHA, asam lemak omega-3, mendukung
perkembangan normal otak, mata dan saraf.
Tabel-6.1.
Asam allcis-9,12,15-
18:3 (n3) oktadekatrienoat
Asam -Linolenat (ALA)
Asam allcis-6,9,12,15-
oktadekatetraenoat
18:4 (n3)
Asam stearidonat (SDA) Asam allcis-11,14,17-
eikosatrienoat
Asam tetrakosaheksaenoat
(Asam nisinat)
Mekanisme Aksi
Asam lemak esensial diberi nama mereka ketika peneliti menemukan bahwa asam lemak
ini sangat penting untuk pertumbuhan normal pada anak-anak dan binatang, meskipun
definisi modern esensial adalah lebih ketat. Sejumlah kecil n-3 dalam makanan (~ 1% dari
total kalori) yang memperbolehkan pertumbuhan normal, dan menambahkan sedikit
jumlahnya tidak memberikan efek tambahan pada pertumbuhan.
Demikian juga, para peneliti menemukan bahwa asam lemak n-6 (seperti -linolenat dan
asam arakidonat) memainkan peran yang sama dalam pertumbuhan normal. Namun, mereka
juga menemukan bahwa n-6 adalah lebih baik untuk mendukung integritas kulit, fungsi
ginjal, persalinan dan nifas. Penemuan ini membawa para peneliti berkonsentrasi pada studi
n-6 mereka, dan hanya dalam beberapa dekade terakhir bahwa n-3 telah menjadi menarik.
Pada tahun 1964, ditemukan bahwa enzim yang dijumpai dalam jaringan domba
mengkonversi asam arakidonat n-6 menjadi agen inflamasi yang disebut prostaglandin E2,
yang keduanya menyebabkan sensasi rasa sakit dan mempercepat penyembuhan dan respon
imun pada jaringan trauma dan terinfeksi. Pada 1979, lebih dari apa yang sekarang dikenal
sebagai eikosanoid ditemukan: tromboksan, prostasiklin, dan leukotrien.
Eikosanoid, yang memiliki fungsi biologis penting, biasanya memiliki masa hidup aktif
pendek dalam tubuh, dimulai dengan sintesis dari asam lemak dan berakhir dengan
metabolisme oleh enzim. Namun, jika tingkat sintesis melebihi laju metabolisme, maka
kelebihan eikosanoid mungkin memiliki efek merusak.
Para peneliti amenemukan bahwa kandungan asam lemak n3 juga dikonversi menjadi
eikosanoid, tetapi pada laju yang jauh lebih rendah. Eikosanoid dibuat dari asam lemak n3
yang sering mengacu sebagai antiimflamasi, tetapi sebenarnya mereka hanya kurang
inflamasi daripada yang terbuat dari lemak n-6. Jika asam lemak n-3 dan n-6 yang ada, maka
mereka akan bersaing untuk diubah, sehingga rasio asam lemak n-3 : n-6 secara langsung
mempengaruhi jenis eikosanoid yang dihasilkan.
Persaingan ini diakui penting ketika ditemukan bahwa tromboksan merupakan faktor dalam
penggumpalan trombosit, yang dapat menyebabkan kematian baik oleh trombosis maupun
kematian disebabkan oleh perdarahan. Demikian pula, leukotrien ditemukan menjadi penting
dalam kekebalan / sistem respon peradangan, dan karena itu relevan dengan pemulihan
artritis, lupus, asma, dan infeksi. Penemuan-penemuan ini menyebabkan minat yang lebih
besar dalam menemukan cara untuk mengontrol sintesis n-6 eikosanoid. Cara paling
sederhana adalah dengan mengkonsumsi lebih banyak asam lemak n-3 dan lebih sedikit n-6.
Interkonversi
Konversi ini terjadi secara kompetitif dengan asam lemak n-6, yang esensial erat terkait
dengan analog-analog kimia yang berasal dari asam linoleat. Baik asam asam alfa-linolenat
n-3 maupun asam linoleat n-6 harus diperoleh dari makanan. Sintesis asam lemak n-3 yang
lebih panjang dari asam linolenat di dalam tubuh diperlambat secara kompetitif oleh analog-
analog n-6. Dengan demikian, akumulasi asam lemak n-3 rantai-panjang dalam jaringan lebih
efektif ketika mereka diperoleh secara langsung dari makanan atau ketika jumlah yang
bersaing dari analog n-6 tidak jauh melampaui jumlah n-3.
Konversi ALA menjadi EPA dan selanjutnya menjadi DHA lebih pada manusia telah
dilaporkan terbatas, tetapi berbeda-beda pada setiap orang. Perempuan memiliki efisiensi
konversi ALA yang lebih tinggi daripada lelaki, ini dianggap karena laju yang lebih rendah
penggunaan ALA makanan untuk beta-oksidasi.
Ini menunjukkan bahwa rekayasa biologis dari efisiensi pengubahan ALA memungkinkan.
Goyens et al. berpendapat bahwa itu adalah jumlah absolut ALA, bukan rasio asam lemak n-3
dan n-6, yang mengontrol efisiensi konversi.
Rasio n6 dengan n3
Beberapa penelitian klinis menunjukkan bahwa rasio asam lemak n-6 terhadap n-3 yang
dicerna (khususnya linoleat vs alfa-linolenat) adalah penting untuk menjaga kesehatan
kardio-vaskuler. Namun, dua penelitian yang diterbitkan pada 2005 dan 2007 ditemukan
bahwa sambil asam lemak politakjenuh n3 sangat menguntungkan dalam mencegah
penyakit jantung pada manusia, tingkat asam lemak politakjenuh n6 (dan oleh karena itu
rasio tersebut) tidak signifikan.
Asam lemak n3 dan n6 adalah esensial, artinya manusia harus mengonsumsi kedua asam
lemak tersebut dalam makanan mereka. Asam-asam lemak politakjenuh berkarbon-delapan
n3 dan n6 bersaing untuk enzim-enzim metabolik yang sama, dengan demikian rasio n6 :
n3 akan mempengaruhi rasio eikosanoid (hormon-hormon) yang berikutnya secara
signifikan (misalnya, prostaglandin, leukotrien, tromboksan, dll.), dan akan memudahkan
fungsi metabolik tubuh. Pada umunya, hewan-hewan yang makan rumput menumpukkan
n3 lebih banyak ketimbang hewan yang makanan biji-bijian, yang menumpuk n6 relatif
lebih banyak.
Metabolit dari n6 lebih bersifat imflamator (khususnya asam arakidonat) dibandingkan n3.
Hal ini membutuhkan bahwa n-3 dan n-6 dikonsumsi dalam proporsi yang seimbang, rentang
rasio sehat dari n-6 : n-3 dari 1:01-01:04 (individu membutuhkan lebih n-3 daripada n-6).
Penelitian menunjukkan evolusi makanan manusia, kaya akan hewan buruan, makanan laut,
dan sumber n-3 lainnya, mungkin telah disediakan seperti rasio tersebut.
Makanan khas Barat memberikan perbandingan antara 10:1 dan 30:1 (yakni, tingkat yang
lebih tinggi n-6 daripada n-3 secara dramatis). Rasio asam lemak n6 : n3 dalam beberapa
minyak nabati umum: kanola 2:1, kedelai 7:1, minyak zaitun 3-13:1, bunga matahari (tanpa
n3), fleks 1:3, biji kapas (hampir tanpa n3), kacang tanah (tanpa n3), minyak biji anggur
(hampir tanpa n3) dan minyak jagung 6:1 rasio dari n6 sampai n3.
Asam -linolenat (ALA) tidak menunjukkan adanya keuntungan yang sama bagi
kardiovaskuler meskipun mengandung DHA atau EPA. Baru-baru ini, ada banyak produk di
pasaran yang mengaku mengandung omega-3, tetapi hanya mengandung ALA, tidak EPA
atau DHA. Produk-produk tersebut terutama mengandung minyak tumbuhan dan harus
diubah oleh tubuh untuk membentuk DHA. DHA dan EPA dibuat oleh mikroalga perairan.
Ini kemudian dikonsumsi oleh ikan dan menumpuk sampai tingkat tinggi pada organ-organ
dalam ikan tersebut.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa orang dengan masalah sirkulasi tertentu, seperti
pembuluh darah varikosa, mungkin menguntungkan dari mengonsumsi EPA dan DHA, yang
dapat merangsang sirkulasi darah, meningkatkan penguraian fibrin, suatu senyawa yang
termasuk dalam pembentukan bekuan dan parut, dan, selain itu mungkin mengurangi tekanan
darah. Faktanya, asam lemak n3 mengurangi tingkat trigliserida darah, dan mengatur asupan
yang dapat mengurangi resiko serangan jantung sekunder dan primer. Sebuah tinjauan dari
beberapa studi utama pada 2005 menunjukkan bahwa ALA tidak memberikan manfaat
kesehatan kardiovaskuler dari EPA dan DHA.
Beberapa keuntungan yang potensial telah dilaporkan dalam kondisi-kondisi seperti artritis
rheumatoid dan aritmia jantung.
Ada bukti persiapan bahwa suplementasi EPA, baik dengan DHA atau pengobatan, dangat
membantu dalam kasus depresi. Ada juga bukti terbatas bahwa suplementasi dengan asam-
asam lemak n-3, sendiri atau kombinasi dengan asam lemak n-6, dapat mengurangi
kebimbangan, namun, hanya lima penelitian yang menunjukkan mengurangi efek
kebimbangan yang melibatkan asam -Linolenat (sebagai yang berlawanan dengan EPA atau
DPA). Namun, New York Times, melaporkan bahwa setidaknya satu. Tidak dijumpai
hubungan antara depresi pada pasien sakit jantung yang mengasup Sertraline dan suplemen
harian yang mengandung 2 gr total EPA dan DHA selama masa 10 minggu.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asupan minyak ikan dapat mengurangi resiko
stroke iskemik dan trombotik, meskipun jumlah yang besar secara khusus dapat meningkatkan
resiko stroke hemorhagik: Jumlah yang lebih rendah tidak berkaitan dengan resiko ini; 3 gr
total EPA/DHA harian secara umum direkomendasikan sebagai aman (GRAS) dengan tanpa
melibatkan meningkatnya resiko pendarahan dan banyak penelitian yang menggunakan dosis
lebih tinggi secara substansial tanpa efek samping utama (misalnya: 4,4 gr EPA/2,2 gr DHA
dalam studi tahun 2003).
Kanker
Beberapa penelitian melaporkan kemungkinan efek anti kanker dari asam-asam lemak n3
(terutama, kanker payudara, kolon dan prostat). Asam-asam lemak Omega-3 mengurangi
pertumbuhan tumor prostat, memperlambat perkembangan histopatologi, dan menambah
tingkat kelangsungan hidup pada tikus. Di antara asam-asam lemak n-3, tidak satu pun
bentuk rantai-panjang apalagi rantai-pendek yang secara konsisten terkait dengan resiko
kanker payudara.
Namun, tingginya tingkat DHA, yaitu asam lemak poli-takjenuh n-3 yang paling berlimpah,
terkait dengan berkurangnya resiko kanker payudara. Sebaliknya, sebuah studi tahun 2011,
yang melibatkan 3.400 pria, menguji hubungan lemak harian dan resiko kanker prostat, dan
menemukan bahwa pria dengan persentase DHA darah tertinggi mempunyai dua-setengah
kali resiko perkembangan yang agresif, kanker prostat tingkat tinggi dibandingkan pria
dengan tingkat DHA terendah.
Sebuah laporan tahun 2006 dalam Journal of the American Medical Association, dalam
tinjauan literatur mereka mencakup sepasukan tentara dari banyak negara dengan aneka
ragam demografi, menyimpulkan bahwa tidak ada kaitan antara asam-asam lemak n3 dan
kanker. Ini serupa dengan penemuan dari sebuah tinjauan-ulang oleh British Medical Journal
dari penelitian hingga Febriari 2002 yang diarsipkan menemukan efek yang jelas dari lemak-
lemak n-3 rantai-panjang dan rantai-pendek mengenai angka kematian total, dikombinasikan
dengan peristiwa-peristiwa kardiovaskuler dan jantung.
Sebuah tinjauan ulang yang sistematis tahun 2007 dari suplemen asam lemak n-3
menguntungkan pasien kanker, meningkatkan selera, berat, dan kualitas hidup. Pengujian
tahun 2009 menemukan bahwa suplemen asam eikosapentaenoat membantu pasien kanker
mempertahankan massa ototnya.
Pada 1999, GISSI-Prevenzione Investigators melaporkan dalam The Lancet hasil-hasil dari
penelitian klinis utama dengan 11.324 pasien dengan infarksi miokardial terbaru. Perlakuan
1 gram per hari asam lemak n3 mengurangi terjadinya kematian, kematian akibat
kardiovaskuler, dan mati mendadak akibat jantung dengan 20%, 30%, dan 45%, secara
berturut-turut. Efek yang menguntungkan tersebut terlihat dari tiga bulan ke depan.
Pada April 2006, sebuah tim yang dipimpin oleh Lee Hooper di Universitas East Anglia di
Norwich, Inggris, menerbitkan sebuah tinjauan-ulang dari hampir 100 penelitian terpisah dari
asam-asam lemak n3 yang dijumpai berlimpah dalam minyak ikan. Disimpulkan bahwa
asam lemak n-3 ini tidak mempunyai efek perlindungan yang signifikan terhadap penyakit
kardio-vaskuler. Meta-analisis ini adalah kontroversial dan tetap dalam perbedaan yang
kaku dengan dua tinjauan ulang yang berbeda juga dilakukan pada 2006 oleh American
Journal of Clinical Nutrition dan sebuah tinjauan-ulang kedua JAMA; baik yang berindikasi
berkurangnya total angka kematian dan insiden kardiovaskuler (yaitu, infarksi miokardial)
dikaitkan dengan konsumsi umum ikan dan suplemen minyak ikan.
Pada edisi Maret 2007 jurnal Atherosclerosis, 81 pria Jepang dengan tingkat gula darah tidak
sehat diharuskan secara acak untuk mendapatkan 1,8 gr asam eikosapentaenoat (EPA)
harian, dengan separoh lainnya adalah kelompok kontrol. Ketebalan arteri karotid dan
amengukur aliran darah tertentu yang dilakukan sebelum dan setelah suplementasi. Ini
berlanjut hingga kira-kira dua tahun. Total 60 pasien (30 dalam kelompok E-EPA dan 30
dalam kelompok kontrol) melengkapi kajian tersebut.
EPA yang diberikan itu secara statistik berkurang secara nyata ketebalan arteri karotid, seiring
dengan perbaikan pada aliran darah. Penulis tersebut menunjukkan bahwa ini adalah
penampilan pertama bahwa pemberian EPA murni memperbaiki ketebalan arteri karotid dan
memperbaiki aliran darah pada pasien dengan tingkat gula darah yang tidak sehat.
Sebuah penelitiann mengenai manfaat EPA yang diterbitkan dalam The Lancet pada Maret
2007 yang melibatkan lebih dari 18.000 pasien dengan tingkat kolesterol yang tidak sehat.
Pasien-pasien yang diharuskan memperoleh 1,8 gr sehari E-EPA dengan obat statin atau obat
statin sendiri. Penelitian ini bertahan lima tahun. Pada akhir penelitian, pasien-pasien itu
dalam kelompok E-EPA mempunyai fungsi kardiovaskuler superior dan peristiwa jantung
koroner non-fatal juga berkurang secara signifikan. Penulis tersebut menyimpulkan bahwa
EPA adalah perlakuan mampu untuk pencegahan kejadian jantung koroner utama, khususnya
kejadian yang tidak fatal.
Serupa dengan diet Mediterania yang berikut, orang Inuit yang tinggal di kutub utarayang
mengonsumsi sejumlah asam lemak n3 dari lemak ikanjuga cenderung memiliki proporsi
yang n-3 yang lebih tinggi, menaikkan kolesterol HDL dan menurunkan trigliserida (bahan
berlemak yang bersirkulasi dalam darah), dan tidak berpenyakit jantung. Makan kacang
walnut (perbandingan n6 dengan n3 kira-kira 4:1) dilaporkan menurunkan total kolesterol
dengan 4% yang relatif terhadap kontrol bila orang makan 27% tanpa kolesterol.
Sebuah penelitian dengan 465 wanita menunjukkan bahwa tingkat EPA sebaliknya terkait
dengan tingkat antibodi anti-LDL-teroksidasi. Meskipun demikian, pengubahan oksidatif
LDL memainkan satu peranan penting dalam perkembangan aterosklerosis.
Orang-orang yang selamat dari infark miokardial masa lalu tidak mungkin meninggal dari
kejadian aritmia bila mereka mengonsumsi n-3 tingkat tinggi. Dengan demikian, efek
antiarrhythmic tersebut adalah karena kemampuan asam-asam lemak n-3 untuk menaikkan
angbang batas fibrillasi penyakit jantung.
Asam-asam lemak n-3 juga mempunyai efek antihipertensi lunak. Bila yang dimaksud
mengonsumsi n-3 dari minyak ikan dengan basis umum, maka tekanan darah sistolik mereka
diturunkan dengan kira-kira 3,5 5,5 mmHg.
Fungsi kekebalan
Dalam sebuah penelitian mengenai minyak ikan yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition
pada April 2007, 64 bayi sehat Denmark dari usia 9 bulan sampai 12 bulan menerima baik
susu sapi ataupun susu formula sendiri atau bersama minyak ikan. Bayi-bayi tersebut
dilengkapi dengan minyak ikan dijumpai mempunyai perbaikan dalam fungsi kekebalan dan
pematangan, dengan tidak memperlihatkan pengurangan dalam pengaktifan kekebalan.
Neurologi
Bukti yang terbatas menunjukkan bahwa asam-asam lemak n-3 rantai-panjang dapat
menunda atau mencegah perkembangan gangguan psikotik tertentu resiko-tinggi pada anak-
anak dan remaja. Orang yang terdiagnosis dengan schizophrenia terbukti mengurangi tingkat
asam-asam lemak poli-takjenuh n-6 dan n-3, dan hasil dari penelitian dalam mana perlakuan
anak resiko-tinggi dengan suplemen harian yang mengandung baik eikosapentaenoat maupun
dokosaheksanoat menghasilkan pengaruh yang nyata secara statistik (dengan kepercayaan
95%, tetapi yang tidak percaya 97,5%) mengurangi perkembangan terhadap schizo-phrenia.
Konsumsi etil eikosapentaenoat (E-EPA) secara parsial melawan gangguan ingatan pada tikus
model dengan penyakit Alzheimer dan menghasilkan pengurangan yang tidak signifikan
secara statistik pada depresi manusia.
Penelitian yang memperhatian efek dari asam-asam lemak omega-3 terhadap kinerja kognitif
telah terlihat hasil campuran. Sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2005 menunjukkan
efek yang menguntungkan dari asam lemak omega-3 dalam kinerja kognitif dari orang yang
sehat. Namun, sebuah studi terakhir menemukan bahwa minyak ikan tidak mempunyai efek
terhadap kinerja kognitif pada seseorang yang berusia 65 tahun atau yang lebih tua tanpa
demensia.
Ada juga beberapa bukti bahwa konsumsi asam lemak omega-3 tidak hanya menghasilkan
dengan regenerasi yang lebih cepat dari saraf-saraf tepi yang telah cedera, tetapi juga
menyebabkan berkurangnya tingkat pemborosan otot setelah kerusakan saraf.
Inflammasi
Meskipun tidak dikonfirmasikan sebagai klaim kesehatan yang disetujui, penelitian terbaru
menunjukkan bahwa aktivitas anti-inflammasi dari asam-asam lemak rantai-panjang n3
dapat menerjemahkan ke dalam efek klinis. Sebagai contoh, ada bukti bahwa artritis
reheumatoid yang lebih parah mengasup asam-asam lemak n-3 rantai-panjang dari sumber
seperti ikan dapat mengurangi rasa sakit dibandingkan dengan yang menerima NSAID
standar.
Dalam sebuah tulisan yang diterbitkan 31 Oktober 2000, FDA-AS Pusat untuk Keamanan
Pangan dan Gizi Terapan, Kantor Produk Nutrisi, Labelisasi, dan Suplemen Harian mencatat
bahwa diketahui atau tersangka resiko dari konsumsi EPA dan DHA yang melebihi 3 gr per
hari mungkin meliputi kemungkinan dari:
Stroke hermorrhagic.
Nasehat yang berikut dari FDA dan kompartemen nasional telah mengizinkan pengakuan
kesehatan yang terkait dengan kesehatan jantung.
Seseorang dengan lelah jantung kongestif, kumat yang kronis angina pectoris, atau bukti
bahwa jantung mereka menerima aliran darah yang tidak cukup dianjurkan untuk
memberitahukan dokter mereka sebelum mengasup asam lemak n3.
Dalam sebuah kajian terbaru yang luas, asam lemak n3 pada puncak terapi lelah jantung
dihasilkan sedikit tetapi secara statistik signifikan menguntungkan dalam hal angka kematian
dan opname. Pada lelah jantung kongestif, sel-sel yang hanya tidak cukup darah mengalir
menjadi sangat terangsang secara elektris.
Ini dapat menimbulkan meningkatnya resiko dari detak jantung tidak teratur, yang pada
gilirannya, dapat menyebabkan kematian mendadak akibat jantung. Asam lemak n3 tertentu
terlihat menyetabilkan irama denyut jantung dengan secara efektif melindungi sel-sel yang
sangat terangsang tersebut dari fungsinya, dengan begitu mengurangi kemungkinan mati
mendadak akibat jantung.
Bagi umumnya orang, ini menguntungkan dan dapat menghitung bagi kebanyakan besarnya
pengurangan akan kemungkinan mati mendadak akibat jantung. Meskipun demikian, bagi
orang dengan lelah jantung kongestif, jantungnya hampir tidak memompa darah dengan
cukup baik untuk menjaga kehidupan mereka. Pada pasien tersebut, asam lemak n3
mungkin cukup mengeliminir beberapa sel pemompa tersebut yang jantungnya tidak akan
mampu lebih lama memompa darah yang cukup untuk hidup, yang menyebabkan kenaikan,
ketimbang diturunkan, resiko kematian akibat jantung.
Dampak buruk
Dalam sebuah surat yang diterbitkan 31 Oktober 2000, Pusat Keamanan Makanan dan Gizi
Terapan, Kantor Produk Gizi, Pelabelan, dan Suplemen Diet FDAAmerika Serikat mencatat
bahwa diketahui atau risiko yang dicurigai dari EPA dan DHA yang dikonsumsi lebih dari 3
gram per hari dapat mencakup kemungkinan:
Dengue Stroke,
Saran berikutnya dari FDA dan rekan-rekan nasional telah mengizinkan klaim kesehatan
yang berhubungan dengan kesehatan jantung
Sumber Makanan
Nilai harian
Sebagai makronutrien, lemak tidak dianjurkan sebagai Acuan Asupan Harian. Makronutrien
mempunyai tingkat asupan yang dapat diterima (AI) dan rentang sebaran makronutrien yang
dapat diterima (AMDR) selain dari RDA. AI untuk n3 adalah 1,6 gram/hari untuk pria dan
1,1 gram/hari untuk wanita, sementara AMDR adalah 0,6% sampai 1,2% dari energi total.
Pertumbuhan tubuh literatur menunjukkan bahwa asupan tinggi asam -linolenat (ALA),
asam eikosapentaenoat (EPA), dan asam dokosaheksaenoat (DHA) dapat mengusahakan per-
lindungan beberapa derajat terhadap penyakit jantung koroner. Karena potensi fisiologis dari
EPA dan DHA jauh lebih besar daripada ALA, ini tidak mungkin untuk memperkirakan 1
AMDR untuk semua asam lemak n3. Hampir 10% dari AMDR itu dapat dikonsumsi
sebagai EPA danatau DHA. Tidak cukup bukti sejak tahun 2005 untuk mengatur batas atas
yang dapat ditolerir untuk asam-asam lemak n3.
Keracunan logam berat oleh tubuh yang mengalami akumulasi logam-logam berat renik,
terutama merkuri, timbal, nikel, arsen, dan kadmium, adalah sebuah kemungkinan resiko dari
mengonsumsi suplemen minyak ikan. Juga, kontaminan-kontaminan yang lain (PCB, furan,
dioksin, dan PBDE) dapat ditemukan, khususnya pada suplemen minyak ikan yang tidak
dimurnikan. Namun, kenyataannya, toksisitas logam berat dari mengonsumsisuplemen
minyak ikan sangat tidak mungkin, karena logam-logam berat secara selektif berikatan
dengan protein pada daging ikan ketimbang akumulasi dalam minyak. Satu uji independen
pada tahun 2006 dari 44 jenis minyak ikan di pasar AS menemukan semua dari produk-
produk yang lewat keselamatan standar atas kontaminan-kontaminan potensial. FDA
merekomendasikan bahwa total asupan harian asam lemak n-3 dari ikan tidak melebihi 3
gram per hari, dengan tidak lebih dari 2 gram per hari dari suplemen gizi.
Sepanjang sejarah mereka, Dewan untuk Pertanggung-jawaban Nutrisi dan Badan Kesehatan
Dunia telah menerbitkan Baku yang dapat diterima terhadap kontaminan dalam minyak ikan.
Arus standar yang paling keras ialah International Fish Oils Standard. Minyak ikan yang
disuling secara molekuler di bawah vakum khusus membuat tarap-tertinggi ini, dan
mempunyai tingkat kontaminan yang dapat diukur (yang diukur bagian per miliar (ppm) dan
bagian per triliun (ppt).
Sebuah kecenderungan terbaru ialah untuk membentengi makanan dengan suplemen asam
lemak n3. Perusahaan makanan global telah meluncurkan roti, mayonis, pizza, yogurt, jus
jeruk, pasta anak-anak, susu, telur, popcorn, gula-gulaan, dan susu formula bayi yang
diperkaya dengan asam lemak n3.
Asosiasi Jantung Amerika telah mengatur rekomendasi harian untuk EPA dan DHA karena
menguntungkan kardiovaskuler mereka: Orang dengan tanpa sejarah penyakit jantung
koroner atau infarksi miokardial harus mengonsumsi minyak ikan dua kali per minggu; hal
ini telah didiagnosa dengan penyakit jantung koroner setelah infarksi yang mengonsumsi 1 gr
EPA dan DHA per hari dari minyak ikan atau suplemen; yang menginginkan untuk
menurunkan trigliserida darah harus mengonsumsi 2-4 gr EPA dan DHA per hari dalam
bentuk suplemen.
Ikan
Sumber harian EPA dan DHA yang paling luas tersedia ialah minyak ikan air dingin, seperti
salmon, hering, makerel, ikan kecil, dan sardin. Minyak-minyak dari ikan tersebut
mempunyai profil sekitar tujuh kali banyaknya n3 seperti n6. Minyak ikan lainnya, seperti
tuna, juga mengandung n3 yang agak lebih kecil jumlahnya.
Konsumen minyak ikan harus sadar akan adanya logam-logam berat yang potensial dan
polutan-polutan yang larut dalam lemak seperti PCB dan dioksin, yang diketahui menumpuk
pada rantai makanan. Setelah tinjauan-ulang yang luas, para peneliti dari Sekolah Kesehatan
Masyarakat Harvard dalam Journal of the American Medical Association (2006) melaporkan
bahwa keuntungan mengasup ikan secara umum jauh dari resiko potensial. Meskipun ikan
adalah sumber asam lemak n3 harian, ikan tidak mensintesis asam lemak ini; mereka
memperoleh asam lemak n-3 dari alga (utamanya mikroalgae) atau plankton dalam makanan
ikan tersebut.
Minyak ikan
Sebagai suplemen minyak ikan yang dibeli untuk kandungan asam lemak n-3 mereka yang
sehat, oleh karena itu ia vital bagi pembuat dan penyuplai dari produk tersebut untuk
meyakinkan mereka tidak mengandung dioksin dan toksin lainnya pada tingkat yang tinggi.
Tabel-1. Gram n-3 per 85 gr saji
Kepah
berbibir/Kerang Sydney rock oysters 0,30
hijau 0,95
Tidak semua bentuk minyak ikan dapat dicerna dengan cara yang sama. Dari empat
penelitian yang membandingkan ketersediaan biologis (bioavailabilitas) bentuk ester gliseril
dari minyak ikan dengan bentuk ester etilnya, keduanya telah disimpulkan bentuk ester
gliseril alami adalah lebih baik, dan dua penelitian lainnya tidak menemukan perbedaan yang
signifikan. Tidak ada penelitian yang me-nunjukkan bentuk ester etil itu luar biasa, meski-pun
itu lebih murah untuk dibuat.
Krill
Minyak kril sumber asam lemak n3 yang baru ditemukan. Berbagai pengakuan dibuat dalam
mendukung minyak krill sebagai sumber asam lemak n3 yang luar biasa. Efek minyak krill,
pada dosis EPA + DHA (62,8%) yang lebih rendah, menunjukkan serupa dengan minyak
ikan.
Sumber tanaman
Biji fleks atau biji rami (Linum usitatissimum) dan minyaknya barangkali sumber botani
paling luas tersedia untuk asam lemak ALA n-3. Minyak biji fleks terdiri dari hampir 55%
ALA, yang membuatnya 6 kali lebih kaya ketimbang kebanyakan minyak ikan dengan asam
lemak n-3. Satu porsi minyak ini dikoversi oleh tubuh menjadi EPA dan DHA, meskipun
demikian ini mungkin berbeda antara pria dan wanita.
100 gr daun purslane mengandung 300-400 mg ALA. Tabel ini tidak lengkap.
111
Telur
Telur yang dihasilkan oleh ayam betina yang diberi makan hijauan dan serangga mengandung
kadar asam lemak n3 yang lebih tinggi ketimbang ayam yang diberi makan jagung atau
kedelai. Sebagai tambahan terhadap pemberian makan ayam dengan serangga dan hijauan,
minyak ikan mungkin ditambahkan ke dalam makanan mereka untuk meningkatkan
konsentrasi asam lemak n-3 di dalam telur.
Penambahan biji fleks dan biji kanola pada makanan ayam, keduanya sumber asam alfa-
linolenat yang baik, yang me-ningkatkan kandungan omega-3 dari telur tersebut, yang
dominan DHA.
Penambahan alga hijau atau rumput laut pada makanan menambah kandungan DHA dan
EPA, yang membentuk omega-3 disetujui oleh FDA untuk klaim kesehatan. Konsumen
umum mengeluhkan tekur omega-3 terkadang dapat mempunyai rasa ikan bila ayam betina
tersebut diberi makan dengan minyak perairan.
Daging
Asam lemak omega-3 yang terbentuk di dalam kloroplas daunan hijau dan alga. Sementara
rumput laut dan alga merupakan sumber asam lemak omega-3 yang terdapat pada ikan,
rumput merupakan sumber asam lemak omega-3 yang terdapat pada daging yang
diberikanan rumput. Bila sapi diberi makan rumput yang kaya asam lemak omega-3 dan
dikapalkan ke sebuah tempat pemberian makan untuk digemukkan dengan biji-bijian yang
kekurangan asam lemak omega-3, maka hewan-hewan tersebut mulai kehilangan simpanan
mereka dari lemak yang sangat bermanfaat ini. Setiap hari seekor hewan akan berkurang
sejumlahn asam lemak omega-3 di dalam dagingnya di tempat tempat pemberian makan.
Perbandingan n6 terhadap n3 dari daging lembu yang diberi makan rumput adalah sekitar
2:1, yang membuat daging tersebut sumber n-3 yang lebih berguna ketimbang daging lembu
yang diberi makan biji-bijian, yang biasanya mempunyai rasio 4:1.
Dalam satu penelitian tahun 2009 yang merupakan upaya bersama antara USDA dan para
peneliti di Universitas Clemson di Carolina Selatan mengenai daging lembu yang diberi
makan rumput yang dibandingkan dengan daging lembu yang diberi makan biji-bijian adalah:
lebih rendah lemak totalnya, lebih tinggi beta-karotennya, lebih tinggi vitamin E (alfa-
tokoferol), lebih tinggi vitamin B (tiamin dan riboflavin), lebih tinggi mineral-mineral
(kalsium, magnesium, dan kalium), lebih tinggi omega-3, lebih tinggi CLA (cis-9 trans-11)
yang merupakan pembunuh kanker yang potensial, lebih tinggi asam vaksenat (yang dapat
dirubah menjadi CLA), lebih rendah lemak jenuh yang terkait dengan penyakit jantung, dan
mempunyai rasio asam-asam lemak omega-6 terhadap omega-3 (1,65 vs 4,84).
Pada banyak negara, anak biri-biri yang tersedia secara komersial adalah diberi makan
rumput secara khas, dan dengan demikian lebih tinggi n3 ketimbang dengan yang diberi
makan biji-bijian atau sumber daging yang disempurnakan dengan biji-bijian. Di Amerika
Serikat, anak biri-biri sering disempurnakan dengan biji-bijian (yaitu, digemukkan sebelum
disembelih), menghasilkan n-3 yang lebih rendah.
Kandungan omega-3 dari daging ayam mungkin diperkaya dengan peningkatan asupan harian
biji-bijian yang tinggi akan n-3, seperti biji fleks, chia, dan kanola.
Daging kanguru juga merupakan sumber n3, dengan fillet dan steak mengandung 74 mg per
100 gr daging mentah.
Otak dan mata hewan mamalia sangat kaya dengan DHA sama halnya dengan asam lemak n-
3 lainnya. DHA adalah komponen struktural utama dari otak hewan mamalia, dan memang
ternyata sangat berlimpah asam lemak n-3 di dalam otak.
Minyak anjing laut merupakan sumber EPA, DPH, dan DPA. Menurut Kesehatan Kanada,
anjing laut membantu mendukung perkembangan otak, mata dan saraf pada anak-anak hingga
usia 12 tahun. Namun, seperti semua produk anjing laut, ini tidak memungkinkan untuk
impor ke Uni Eropa.
Sumber-sumber lain
Pada tahun 2006 sebuah penelitian diterbitkan dalam Journal of Dairy Science yang berjudul
Hubungan linier antara Proporsi Rumput Segar dalam Makanan Sapi, Komposisi Asam
Lemak Susu, dan Sifat-sifat Mentega. Ditemukan bahwa mentega yang diberi makan rumput
secara substansial mengandung CLA, vitamin E, beta-karoten, dan asam lemak omega-3
yang lebih banyak dibandingkan mentega dari sapi yang ditinggikan di peternakan atau yang
mempunyai akses terbatas pada postur. Ini juga ditemukan bahwa mentega lebih lembut,
postur lebih segar dengan makanan sapi. Sapi yang memperoleh semua gizi mereka dari
rumput mempunyai lemak mentega terlembut dari semuanya.***
(https://wawasanilmukimia.wordpress.com/2013/12/17/asam-lemak-omega-3/)
Manfaat Omega 3, 6, dan 9 Untuk Kesehatan Vitamin yang biasanya banyak dikonsumsi
oleh orang Indonesia tentu banyak sekali jenisnya. Tetapi, apakah Anda mengetahui bahwa
asam lemak Omega 3,6, dan 9 menjadi salah satu yang sangat penting untuk dikonsumsi oleh
seseorang? Tubuh seseorang memerlukan banyak vitamin yang berfungsi untuk memenuhi
nutrisi sehari-hari didalam menunjang segala aktifitas. Nutrisi dan vitamin sendiri bisa
didapatkan melalui konsumsi sayur dan buah-buahan yang cukup, tetapi bukan hanya dari
buah dan sayur saja vitamin dan nutrisi bisa didapatkan, melainkan bisa dihasilkan sendiri
dari tubuh oleh bantuan Omega-3, Omega-6, dan Omega-9.
Asam lemak omega 3, dan 6 mempunyai tingkatan yang setara, serta mempunyai fungsi yang
saling berhubungan. Kedua nutrisi ini dapat membantu tubuh untuk menjaga kesehatan kulit,
rambut, kuku, hormon, dan menangkal terjadinya kerusakan sel pada seseorang yang
mengidap kanker.
Tubuh akan mendapatkan manfaat yang sangat positif dari nutrisi tersebut, jika jumlah atau
rasionya didapatkan secara seimbang.
Asam lemak omega-3 sebenarnya merupakan jenis lemak yang tidak jenuh ganda, dan tidak
bisa diproduksi oleh tubuh. Jadi ternyata, Omega-3 sering dianggap penting yang berperan
sebagai asam lemak esensial. Omega-3 sendiri bisa terbentuk dari asam lemak seperti DHA
(Docosahexaenoic Acid), ALA (A-linolenat), dan EPA (Eicosapentaenoic Acid).
Bila Anda rajin mengkonsumsi Omega-3 setiap hari dengan dosis yang pas, maka banyak
manfaat yang bisa Anda peroleh. Dimulai dari perkembangan otak, mencegah penyakit
jantung, menurunkan kolesterol tinggi, kesehatan mata, dan mengurangi depresi. Omega-3
juga sangat berguna untuk ibu hamil, pasalnya Omega-3 dapat membuat bayi terlahir lebih
cerdas dan sehat, dan meningkatkan kualitas ASI.
Jenis-Jenis Omega
Disini kita akan mengenai sumber, dan jenis dari Omega-3, Omega-6, dan Omega-9 dengan
benar, karena disertai dengan penjabaran yang lengkap.
ALA ALA atau alfa-linelenat, yaitu karbon 18-rantai cis serta 3 ikatan ganda. Ikatan
dalam rangkap pertama berada pada posisi-3 n atau pada akhir omega asam lemak.
Dengan seperti itu, maka ALA dianggap sebagai asam n-3, yaitu lemak tak jenuh
ganda.
EPA EPA (Eicosapentaenoic acid) berisi rantai 20-karbon serta lima cis ikatan
ganda, ikatan rangkap yang pertama terletak pada karbon ke-3 dari ujung omega.
Dengan demikian, EPA juga merupakan asam lemak Omega-3.
DHA DHA (Docosahexaeonic acid) adalah rantai 22-Karbon dengan 6 CIS ikatan
ganda, ikatan rangkap dalam pertama yang terletak pada karbon ke-3 dari ujung
omega asam lemak. Maka dari itu, DHA juga dikategorikan sebagai asam lemak
Omega-3.
LA LA atau yang sering disebut dengan Asam Linoleat, adalah asam Omega-6
lemak tak jenuh. Secara kimiawi, itu adalah rantai 18-Karbon. Memiliki ikatan
rangkap pertama yang terletak pada karbon ke-6 dari ujung omega asam lemak, dan
mengklasifikasikan sebagai Omega-6.
GLA GLA atau yang sering disebut dengan Gamma-Linoleat juga merupakan
kategori Asam Omega-6 lemak tak jenuh. Itu adalah rantai 18-Karbon. Tetapi sedikit
berbeda dengan LA, karena ditemukan didalam sumber makanan yang berbeda.
AA AA atau yang sering disebut dengan Asam Arakidonat, adalah rantai 20-Karbon
(Belum ada klarifikasi secara jelas).
Sumber dari Omega-9 bisa Anda dapatkan dari Minyak zaitun, minyak bunga
matahari, dan minyak canola. Untuk buah-buahan, Anda bisa mendapatkannya
dari buah alpukat.
Omega-9 juga banyak ditemukan dalam daging hewan seperti daging
kambing, dan daging sapi. Tidak disarankan untuk mengkonsumsi daging
kambing jika Anda memiliki penyakit hipertensi (darah tinggi).
Penting!
Walaupun banyak manfaat yang bisa didapat dari ketiga jenis asam lemak tak jenuh
itu, kita tetap harus waspada! Karena efek buruk yang bisa timbul jika konsumsi
Omega 3, 6, dan 9 dengan dosis berlebihan.
American Heart Association (AHA) telah merekomendasikan bahwa seseorang harus
memenuhi 5-10 persen kalori harian dari asam lemak omega-6. Kebutuhan omega-6
bagi orang dewasa sehat adalah 1-3 gram/hari. Bila berlebihan, Anda akan
mengalami perdarahan dan stroke hemorrhagic.
Untuk itu, konsumsi dengan dosis tepat dan konsultasikan terlebih dulu dengan
dokter. Ingat, segala sesuatu yang dilakukan dengan berlebihan akan membawa
dampak buruk.
(https://ruangsehatku.blogspot.co.id/2015/12/manfaat-omega-3-6-dan-9-bagi-
kesehatan.html)
Lemak adalah ester dari gliserol dengan asam-asam karboksilat suku tinggi.
Asam penyusun sa lemak disebut asam lemak.Setiap molekul asam lemak
terbentuk dari elemen-elemen dasar yang sama, yaitu karbon, hidrogen, dan
oksigen. Yang membedakan masing-masing asam lemak adalah bentuk ikatan
atom-atom karbon penyusunnya. Jika hanya memiliki ikatan tunggal disebut asal
lemak jenuh, sebaliknya jika memiliki sedikitnya satu ikatan ganda disebut asam
lemak tak jenuh. Perbedaan diantara omega-3,-6, maupun-9 sendiri terletak
pada posisi ikatan ganda pertama pada rantai karbon. Sesuai namanya, ikatan
ganda pertama yang dimiliki asam lemak omega-3 berada pada posisi ke-3 dari
ujung rantai. Begitu juga dengan kedua kelompok asam lemak lainnya. Omega-6
memiliki ikatan ganda pertamanya pada posisi ke-6 dan omega-9 pada posisi ke-
9 dari ujung rantai.
Omega-3 dianggap sebagai salah satu asam lemak esensial, yang berarti bahwa
substansi tersebut dibutuhkan tubuh agar tetap sehat, tetapi tubuh tidak
mampu memproduksinya sendiri. Mendapatkan cukup omega-3 memiliki banyak
manfaat kesehatan karena memiliki efek anti peradangan dan anti
penggumpalan darah dan memiliki indikasi efektif mencegah penyakit jantung
dan kanker. Asam-asam lemak omega-3 juga baik bagi sistim saraf pusat dan
otak. Penelitian di Inggris telah membuktikan bahwa anak-anak yang diberi
asam-asam lemak esensial memperlihatkan nilai lebih tinggi pada ujian
membaca. Tidak aneh jika asam lemak ini banyak digunakan dalam terapi atau
orang yang mengalami hiperaktif dan gangguan mental seperi Obsesiv-
Compulsive Disorder (OCD) dan depresi. Induk dari asam lemak omega-3 adalah
alpha linoleic acid (ALA) yang dapat dikonversi tubuh menjadi eicosapentaenoic
acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA). EPA, dan DHA memiliki efek anti
peradangan yang sangat ampuh sekaligus memainkan banyak peran penting
dalam tubuh. Asam lemak Omega-3 disebut esensial karena tidak dapat dibuat
sendiri oleh tubuh, sehingga harus diperoleh dari makanan.Asam lemak ini
banyak terdapat pada salmon atau tuna. omega-3 juga dapat diperoleh dari
kacang walnut, dan sayuran berwarna hijau.
Asam lemak Omega-9 adalah asam lemak terbanyak yang dapat ditemukan di
alam, sehingga sangat kecil kemungkinan tubuh kita dapat kekurangan asam
lemak ini. Omega-9 tidak termasuk asam lemak esensial karena tubuh kita
mampu mensintesanya sendiri dari lemak-lemak tak jenuh dalam tubuh. Omega-
9 terdapat dalam lemak hewan dan minyak nabati. Yang menarik adalah minyak
yang dibuat oleh kelenjar kulit kita ternayata sama dengan omega-9 yang
ditemukan berlimpah dalam minyak zaitun, yaitu asam oleat. Asam-asam lemak
omega-9 dapat digunakan tubuh sebagai pengganti sementara omega-3 atau
omega-6, jika persediaan kedua asam lemak tersebut dalam tubuh tidak
mencukupi. Omega-9 dapat ditemukan dalam berbagai makanan seperti
alpukat, minyak zaitun, dan minyak wijen.
https://mariasupriyanto.wordpress.com/2015/11/21/asam-lemak-omega-3-6dan-
9-apa-bedanya-mana-yang-lebih-baik/
16. Omega 3 juga berperan dalam tingkat penyerapan vitamin yang larut
dalam lemak, seperti vitamin A, D, E dan vitamin K. Vitamin tersebut
diperlukan oleh tubuh kita untuk melawan infeksi, menjaga kesehatan
mata dan kulit, sirkulasi jantung, pembekuan darah dan kuat tulang.
Depresi, kelelahan, kulit kering dan gatal, rambut dan kuku rapuh dan
sakit sendi adalah beberapa gejala kekurangan Omega 3 dalam tubuh.
Konsumsi Omega 3 yang berlebihan dapat meningkatkan risiko perdarahan dan
stroke hemorrhagic. Jadi konsumsilah sesuai dosis yang tepat.
http://ummahtunittha.blogspot.co.id/2012/12/peranan-omega-3-bagi-
kesehatan.html
http://journal.ift.or.id/files/Susanto%201495102.pdf
http://www.astaqauliyah.com/blog/read/7/asam-lemak-omega-9-dan-manfaatnya-
bagi-kesehatan.html
http://manfaat.co.id/manfaat-omega-9