V. Dasar Teori :
Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi endotermal
rangkaian hidrokarbon. Lipid kadang disebut lemak. Lipid juga meliputi molekul molekul
seperti asam lemak dan turunan-turunannya termasuk trigliserida, digliserida, monogliserida,
fisfolipid, juga metabolit yang mengandung sterol, seperti kolesterol. Meskipun manusia dan
mamalia memiliki metabolism untuk memecah dan membentuk lipid, beberapa lipid tidak
dapat dihasilkan melalui cara ini dan harus diperoleh melalui makanan.
Bilangan peroksida didefinisikan sebagai jumlah meq peroksida dalam setiap 1000
gram (1kg) minyak atau lemak. Bilangan peroksida ini menunjukkan tingkat kerusakan lemak
atau minyak. Penentuan bilangan peroksida didasarkan pada pengukuran sejumlah iod yang
dibebaskan dari kalium iodide melalui reaksi oksidasi oleh peroksida pada suhu ruang
didalam medium asam asetat/ chloroform. Proses oksida dapat berlangsung bila terjadi
kontak antara sejumlah oksigen dengan minyak dan lemak.
Asam lemak bebas terbentuk karena proses oksidasi dan hidrolisa asam. Asam lemak
bebas ditentukan sebagai kandungan asam lemak yang terdapat paling banyak dalam minyak
tertentu. Pada minyak kelapa sawit asam lemak yang terbanyak adalah palmiat, minyak
kelapa asam laurat, minyak jagung/kedelai asam linuleat, susu asam oleat. Tingginya asam
lemak bebas dapat mengakibatkan rendemen minyak turun. Hasil asam lemak bebas ini
disebabkan adanya reaksinya hidrolisa pada minyak. Reaksi ini dipercepat dengan faktor
panas, air, keasaman, dan katalisator (enzim). Semakin lama reaksi berlangsung maka
semakin tinggi kadar asam lemak bebas yang terbentuk.
Pada kelapa sawit bermutu baik yang mengandung asam lemak (FFA, Free Fatty
Acid) tidak lebih dari 25% pada saat pengapalan. Kualitas standar minyak kelapa sawit
mengandung tidak lebih dari 5% FFA. Setelah pengolahan, kelapa sawit bermutu akan
menghasilkan rendemen minyak 22,1% - 22,2% (tertinggi) dan kadar asam lemak bebas
1,7%-2,1% (terendah).
Pada titrasi Iodometrik digunakan larutan standar natrium tiosulfat (Na2S2O3). Metode
titrasi iodometri langsung mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar. Metode
titrasi iodometri tidak langsung berkenaan denga titrasi dari iod yang dibebaskan dalam
reaksi kimia, dengan reaksi :
I2 + 2e 2I-
Titrasi iodometri langsung digunakan suatu larutan iod dalam kalium iodida, dan spesi
reaktifnya adalah ion I3-, dengan reaksi :
I3- + 2 S2O32- 3I- + S4O62-
Iodin bekerja sebagai indicator yang member warna ungu atau merah lembayung yang
kuat kepada pelarut-pelarut sebagai karbon tetraklorida atau kloroform dan kadang kadang
digunakan untuk mengetahui titik akhir titrasi.
Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi endotermal
rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid mampu membentuk struktur
seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah. Lipid biologis
seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua jenis subsatuan atau "blok bangunan" biokimia:
gugus ketoasil dan gugus isoprena.[4] Dengan menggunakan pendekatan ini, lipid dapat dibagi
ke dalam delapan kategori:[5] asil lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, sfingolipid,
sakarolipid, dan poliketida (diturunkan dari kondensasi subsatuan ketoasil); serta lipid sterol
dan lipid prenol (diturunkan dari kondensasi subsatuan isoprena).
Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari lemak. Lipid
juga meliputi molekul-molekul seperti asam lemak dan turunan-turunannya (termasuk tri-, di-
, dan monogliserida dan fosfolipid, juga metabolit yang mengandung sterol, seperti
kolesterol. Meskipun manusia dan mamalia memiliki metabolisme untuk memecah dan
membentuk lipid, beberapa lipid tidak dapat dihasilkan melalui cara ini dan harus diperoleh
melalui makanan.
Larutan Blangko
Pada percobaan ini dilakukan hal yang sama seperti percobaan sebelumnya hanya saja
mengganti sampel dengan larutan blangko. Setelah penambahan larutan pati 1 % terjadi
peubahan warna menjadi ungu muda jernih. Perubahan warna ini mengindikasikan bahwa
adanya I2. Sehingga dapat kami lakukan langkah selanjutnya yaitu titrasi dengan Na2S2O3.
Dari percobaan ini diperoleh volume titrasi sebanyak
- Erlenmeyer I = 1,6mL
- Erlenmeyer II = 2,7mL
- Erlenmeyer III = 2,1mL
Reaksi yang terjadi
I2 + 2S2O3- 2I2 + S4 O62-
Angka peroksida yang dihitung menggunakan rumus
( )
( )
Didapatkan angka peroksida masing-masing volume Na2S2O3 yaitu 32, 54 dan 46, dan
didapatkan angka peroksida rata-rata blanko yaitu 44.
+ NaOH +
Hasil volume NaOH yang dihasilkan dari volume NaOH yang digunakan untuk mentitrasi
tersebut digunakan untuk menghitung kadar FFA yang terjandung dlam sampel minyak yang
kami gunakan praktikum. Adapun penghitungan Kadar FFA berdasarkan volume NaOH yang
dibutuhkan adalah digunakan rumus penghitungan kadar FFA sebagai berikut :
( )
( )
Berdasarkan rumus diatas dan dengan menggunakan volume NaOH yang digunakan untuk
titrasi maka dihasilkan %FFa untuk volume NaOH 1mL adalah 0,059831 % ; untuk volume
NaOH 1,4mL % Ffa sebesar 0,55558 % dan pada volume NaOH 1,3 mL menghasilkan %FFA
sebesar 0,4273667%. Dan rata - rata dari % FFA untuk sampel minyak yang kami teliti
adalah sebesar 0,5270856%. Dari hasil perhitungan diatas dapat kita ketahui kadar FFA yang
terkandung dalam minyak sampel yang kita gunakan adalah 0,52%. Hal ini mengindikasikan
bahwa minyak sampel yang kami teliti mengandung asam lemak bebas sebesar 0,52%. Hasil
yang kami peroleh ini menunjukkan bahwa minyak sampel yang kami gunakan hanya
mengandung asam lemak bebas yang sangat minim. Artinya minyak yang kami gunakan
masih cukup bagus digunakan, karena hasil indikasi kadar FFA sebesar 0,52% menunjukkan
bahwa minyak tersebut hanya mengalami kerusakan minyak yang sewajarnya. Karena minyak
bisa dikatakan benar – benar rusak jika kadar FFA sebesar ....
Selain kita menguji larutan uji sebagai sampel yang kita analisis, kita juga
menggunakan larutan blanko sebagai pembanding. Langkah pertama adalah 6 gram aquades
ditambah 10mL etanol dan 5-8 tetes PP. Campuran larutan ini menghasilkan larutan jernih tak
berwarna. Langkah selanjutnya adalah dititrasi dengan NaOH, dan volume yang digunakan
untuk mentitrasi larutan tersebut sebanyak 0,2 mL (satu tetes). Warna larutan setelah dititrasi
adalah berubah menjadi ungu. Warna ungu ini desebabkn indikator PP berubah warna setelah
mencapai titik ekuivalen. Larutan blanko ini digunakan untuk membandingkan warna larutan
uji dan blanko setelah dititrasi. Reaksi yang terjadi pada perlakuan blanko ini adalah sebagai
berikut :
H2O + H3O+ +
H3O+ + NaOH Na+ + 2H2O
( )
X. KESIMPULAN
1. Bilangan Peroksida sampel minyak tidak dapat ditentukan karena banyaknya
pengoksidan dalam sampel minyak, bilangan peroksida blanko adalah 44.
2. Asam lemak bebas (FFA) dalam sampel minyak adalah sebesar 0,52 %, Asam Lemak
bebas (FFA) blanko sebesar 0,042 %.
+ NaOH +
H2O + H3O+ +
2. Sebutkan yang termasuk asam lemak esensial bagi tubuh. Mengapa asam karboksilat
bukan merupakan asam lemak essensial?
Jawab :
o Asam Lemak esensial : Asam linoleat (18:2 omega 6), linoleat (18:3, omega 3)
dan arahidonat (20:4 omega 6), DHA (Asam Dokosaheksaeoat), EPA (Asam
Eikosapentaenoat), ALA (Asam Alfalinolenat) dan GLA (Gamma Linolenic
Acid).
o Asam lemak esensial adalah asam lemak tak jenuh poli , sedangkan asam
lemak adalah asam karboksilat yang terdiri dari asam lemak jenuh dan asam
lemak tak jenuh. Sehingga asam karboksilat bukan asam lemak esensial.
3. Apa perbedaan asam lemak jenuh dan tak jenuh pada proses oksidasi?
Jawab :
Asam lemak jenuh : jika dioksidasi tidak banyak radikal bebas yang dilepaskan.
Asam lemah tak jenuh : jika dioksidasi banyak radikal bebas yang dilepas yang
menyehatkan tubuh.
4. Apa perbedaan antara minyak dan lemak ditinjau dari struktur molekulnya?
Jawab :
Erlenmeyer II = 2,7mL
Sehingga,
V2 : 1,4 mL
V3 : 1,3 mL
Sehingga ,
o Untuk blanko :
LAMPIRAN FOTO
No. Gambar Keterangan
Larutan Blangko