5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sampai saat ini statistika merupakan alat dan juga metode analisis yang
dipakai untuk mengevaluasi data yang pada akhirnya akan diperoleh suatu
kesimpulan berdasarkan sampel yang ada. Dari semua alat analisa, konsep
probailitas merupakan salah satu alat analisis yang mempunyai peran sangat
penting untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari mulai dari
bidang ilmiah sampai pada masalah-masalah kecil, seperti masuk kantor atau
tidak, kareana awan tebal kemungkinan akan hujan deras dan banjir, dan
sebagainya. Meskipun kejadian-kejadian tersebut tidak pasti, tetapi kita bisa
melihat fakta-fakta yang ada untuk menuju derajat kepastian atau derajat
keyakinan bahwa sesuatu akan terjadi. Derajat atau tingkat kepastian atau
keyakinan dari munculnya hasil percobaan statistik disebut Probabilitas
(Peluang), yang dinyatakan dengan P. Probabilitas sering diterjemahkan
sebagai peluang atau kebolehkejadian, yaitu peristiwa yang didefinisikan
sebagai peluang proses terjadinya sesuatu, baik disengaja (eksperimentasi)
atau tidak.
Pada praktikum ini, akan dipelajari mengenai probabilitas yang
menyatakan suatu nilai kejadian yang dapat terjadi lagi. Konsep probabilitas
ialah suatu bagian ilmu dari statistika yang dapat meramalkan kejadian yang
dapat terjadi lagi di masa mendatang , peluang ini hanya memuat nilai antara 0
sampai dengan 1.
Dalam pembuatan modul konsep probabilitas ini akan dijelaskan beberapa
hal tentang peluang dan bagaimana mencari nilai peluang, diantaranya
peluang irisan dua kejadian, peluang paduan dua kejadian, peluang bersyarat
dan menerapkan konsep kaidah bayes serta menganalisa sampai dengan
menarik kesimpulan dari hasil nilai peluang yang telah didapat.
6
B. Identifikasi masalah
1. Mencari nilai peluang munculnya mata dadu yang dilemparkan.
2. Mencari nilai peluang munculnya permukaan 4 koin yang dilemparkan
secara bersama-sama.
3. Mencari nilai peluang munculnya kelerang yang di ambil.
4. Mencari nilai peluang pengambilan kelereng dengan metode kaidah bayes.
C. Perumusan masalah
Dalam penyusunan Modul II ini data-data yang kami ambil untuk
dianalisa, diolah dan ditampilkan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana melakukan pengolahan data peluang dalam pelemparan mata
dadu, pelemparan uang logam dan pengambilan kelereng ?
2. Bagaimana melakukan pengolahan dan penganalisaan terhadap data-data
yang telah diolah agar, mendapatkan kesimpulan mengenai data-data
tersebut ?
D. Pembatasan masalah
1. Mengolah perhitungan data peluang dalam pelemparan dadu, pelemparan
koin, dan pengambilan kelereng.
2. Pelemparan mata dadu dengan melakukan 2x percobaan. Yang pertama
dengan melakukan percobaan pelemparan sebanyak 55x dan yang kedua
pelemparan sebanyak 70x.
3. Pelemparan uang logam. Percobaan pada uang logam dilakukan dengan
menggunakan 4 buah uang logam dengan percobaan sebanyak 50x
pelemparan uang logam. Sehingga 1x pelemparan didapatkan 4 peluang.
Yaitu peluang yang sama untuk angka dan gambar.
7
4. Pengambilan kelereng. Kelereng yang digunakan pada percobaan ini ada
menggunakan 3 warna kelereng, yaitu Merah, Kuning dan Hijau. Dan ada
beberapa kelereng yang diberi tanda. Sehingga peluang yang ada semakin
sempit. Pada percobaan ini dilakukan 2x, yaitu 25x pengambilan dan 35x
pengambilan.
E. Tujuan penelitian
1. Memahami konsep dasar probabilitas.
2. Memahami peluang irisan dua kejadian, peluang gabungan serta peluang
bersyarat.
3. Memahami pengaruh probabilitas dalam menentukan hasil dari setiap
percobaan yang dilakukan.
F. Sistematika penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, perumusan
masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika
penulisan dalam modul probabilitas. Agar penjelasan dapat dengan
mudah dimengerti bagi pembaca.
8
pemecahan persoalan dengan menggunakan metode yang
digunakan.
BAB V. ANALISA
Berisikan pembahasan/penganalisaan terhadap hasil yang diperoleh
dari pengolahan data yang untuk memperoleh penyelesaian dari
masalah yang ada.
9
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Probabilitas
Secara umum probabilitas merupakan peluang bahwa sesuatu akan
terjadi.Secara lengkap probabilitas didefinisikan sebagai berikut :
Probabilitas ialah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur
tingkat terjadinya suatu kejadian acak.
Dalam mempelajari probabilitas, ada tiga kata kunci yang harus
diketahui:
1. Eksperimen,
2. Hasil (outcome)
3. Kejadian atau peristiwa (event)
Contoh :
Dari eksperimen pelemparan sebuah koin. Hasil (outcome) dari
pelemparan sebuah koin tersebut adalah MUKA atau
BELAKANG.
Kumpulan dari beberapa hasil tersebut dikenal sebagai kejadian
(event).
Probabilitas biasanya dinyatakan dengan bilangan desimal (seperti
0,50 ; 0,25 atau 0,70) atau bilangan pecahan (seperti ).
Nilai dari probabilitas berkisar antara 0 dan 1. Semakin dekat nilai
probabilitas ke nilai 0, semakin kecil kemungkinan suatu kejadian akan
terjadi.
Sebaliknya semakin dekat nilai probabilitas ke nilai 1 semakin
besar peluang suatu kejadian akan terjadi.
10
B. Pendekatan Perhitungan Probabilitas
Ada dua pendekatan dalam menghitung probabilitas yaitu
pendekatan yang bersifat objektif dan subjektif. Probabilitas objektif
dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Pendekatan Klasik
Probabilitas diartikan sebagai hasil bagi dari banyaknya
peristiwa yang dimaksud dengan seluruh peristiwa yang mungkin
menurut pendekatan klasik, probabilitas dirumuskan :
keterangan :
P(A) = probabilitas terjadinya kejadian A.
x = peristiwa yang dimaksud.
n = banyaknya peristiwa.
Contoh :
Dua buah dadu dilempar ke atas secara bersamaan.
Tentukan probabilitas munculnya angka berjumlah 5.
Penyelesaian :
Hasil yang dimaksud (x) = 4, yaitu (1,4), (4,1), (2,3). (3,2)
Hasil yang mungkin (n) = 36, yaitu (1,1), (1,2), (1,3). .., (6,5),
(6,6).
2. Konsep Frekuensi Relatif
Menurut pendekatan frekuensi relatif, probabilitas diartikan
sebagai proporsi waktu terjadinya suatu peristiwa dalam jangka
panjang, jika kondisi stabil atau frekuensi relatif dari suatu
peristiwa dalam sejumlah besar percobaan.
Nilai probabilitas ditentukan melalui percobaan, sehingga
nilai probabilitas itu merupakan limit dari frekuensi relatif
peristiwa tersebut.
11
Menurut pendekatan frekuensi relatif, probabilitas dirumuskan :
keterangan :
P(Xi) = probabilitas peristiwa i.
Fi = frekuensi peristiwa i.
n = banyaknya peristiwa yang bersangkutan.
Contoh :
Dari hasil ujian statistik, 65 mahasiswa STMIK MDP, didapat
nilai-nilai sebagai berikut.
XF
5,0 11
6,5 14
7,4 13
8,3 15
8,8 7
9,5 5
x = nilai statistik.
Tentukan probabilitas salah seorang mahasiswa yang nilai
statistiknya 8,3.
Penyelesaian :
Frekuensi mahasiswa dengan nilai 8,3 (f) = 15
Jumlah mahasiswa (n) = 65.
3. Probabilitas Subjektif
Menurut pendekatan subjektif, probabilitas diartikan sebagai
tingkat kepercayaan individu yang didasarkan pada peristiwa
masa lalu yang berupa terkaan saja.
Contoh :
12
Seorang direktur akan memilih seorang supervisor dari
empat orang calon yang telah lulus ujian saringan. Keempat
calon tersebut sama pintar, sama lincah, dan semuanya dapat
dipercaya. Probabilitas tertinggi (kemungkinan diterima)
menjadi supervisor ditentukan secara subjektif oleh sang
direktur.
Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disusun suatu
pengertian umum mengenai probabilitas, yaitu sebagai berikut
Probabilitas adalah suatu indeks atau nilai yang digunakan untuk
menentukan tingkat terjadinya suatu kejadian yang bersifat
random (acak).
Oleh karena probabilitas merupakan suatu indeks atau nilai
maka probabilitas memiliki batas-batas yaitu mulai dari 0
sampai dengan 1 ( 0 P 1).
a. Jika P = 0, disebut probabilitas kemustahilan, artinya kejadian
atau peristiwa tersebut tidak akan terjadi.
b. Jika P = 1, disebut probabilitas kepastian, artinya kejadian
atau peristiwa tersebut pasti terjadi.
c. Jika 0 < P < 1, disebut probabilitas kemungkinan, artinya
kejadian atau peristiwa tersebut dapat atau tidak dapat terjadi.
13
P(A atau B) = P(A) + P(B) atau
P(A B) = P(A) + P(B)
Contoh :
Sebuah dadu dilemparkan ke atas, peritiwanya adalah
A = peristiwa mata dadu 4 muncul.
B = peristiwa mata dadu lebih kecil dari 3 muncul.
Tentukan probabilitas dari kejadian berikut !
- Mata dadu 4 atau lebih kecil dari 3 muncul!
Penyelesaian :
P(A) = 1/6 P(B) = 2/6
P(A atau B) = P(A) + P(B) = 1/6 + 2/6 = 0,5
P(B) = 14/36
P(A B) = 0
P(A atau B) = P(A) + P(B) P(A B)
= 1/36 + 14/36 0
= 0,42
Aturan Perkalian :
Dalam konsep probabilitas, aturan perkalian diterapkan secara
berbeda menurut jenis kejadiannya. Ada dua jenis kejadian dalam hal
ini, yaitu kejadian tak bebas dan kejadian bebas.
1. Kejadian Tak Bebas
Dua peristiwa atau lebih disebut kejadian tidak bebas
apabila peristiwa yang satu dipengaruhi atau tergantung pada
peritiwa lainnya. Probabilitas peristiwa tidak saling bebas dapat
pula dibedakan atas tiga macam, yaitu probabilitas bersyarat,
gabungan, dan marjinal.
a. Probabilitas Bersyarat :
14
Probabilitas bersyarat peristiwa tidak saling bebas
adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa dengan syarat
peristiwa lain harus terjadi dan peristiwa-peristiwa tersebut
saling mempengaruhi.
Jika peristiwa B bersyarat terhadap A, probabilitas
terjadinya periwtiwa tersebut adalah P(B/A) dibaca
probabilitas terjadinya B dengan syarat peristiwa A terjadi.
Contoh :
Sebuah kotak berisikan 11 bola dengan rincian :
5 buah bola putih bertanda +
1 buah bola putih bertanda
3 buah bola kuning bertanda +
2 buah bola kuning bertanda
Seseorang mengambil sebuah bola kuning dari kotak
- Berapa probabilitas bola itu bertanda +?
Penyelesaian :
Misalkan : A = bola kuning
B+ = bola bertanda positif
B- = bola bertanda negatif.
P(A) = 5/11
P(B+A) = 3/1
b. Probabilitas Gabungan :
Probabilitas gabungan peritiwa tidak saling bebas
adalah probabilitas terjadinya dua atau lebih peristiwa
secara berurutan (bersamaan) dan peristiwa-peristiwa itu
saling mempengaruhi.
Jika dua peristiwa A dan B gubungan, probabilitas
terjadinya peristiwa tersebut adalah P(A dan B) = P(A B)
= P(A) x P(B/A)
15
Jika tiga buah peristiwa A, B, dan C gabungan, probabilitas
terjadinya adalah P(A B C) = P(A) x P(B/A) x P(C/A
B)
Contoh :
Dari satu set kartu bridge berturut-turut diambil
kartu itu sebanyak 2 kali secara acak. Hitunglah
probabilitasnya kartu king (A) pada pengambilan pertama
dan as(B) pada pengambilan kedua, jika kartu pada
pengambilan pertama tidak dikembalikan !
Penyelesaian :
(A) = pengambilan pertama keluar kartu king.
P(A) = 4/52
(B/A) = pengambilan kedua keluar kartu as
P(B/A) = 4/51
P(A B) = P(A) x P(B/A) = 4/52 x 4/51 = 0,006
c. Probabilitas Marjinal :
Probabilitas marjinal peristiwa tidak saling bebas adalah
probabilitas terjadinya suatu peristiwa yang tidak memiliki
hubungan dengan terjadinya peristiwa lain dan peristiwa tersebut
saling mempengaruhi. Jika dua peristiwa A adalah marjinal,
probabilitas terjadinya peristiwa A tersebut adalah
P(A) = SP(B A) = SP(Ai) x P(B/Ai), i = 1, 2, 3, ..
Contoh :
Sebuah kotak berisikan 11 bola dengan rincian :
5 buah bola putih bertanda +
1 buah bola putih bertanda
3 buah bola kuning bertanda +
2 buah bola kuning bertanda
16
Tentukan probabilitas memperoleh sebuah bola putih !
Penyelesaiannya :
Misalkan : A = bola putih
B+ = bola bertanda positif
B- = bola bertanda negatif
P(B+A) = 5/11
P(B-A) = 1/11
P(A) = P(B+A) + P(B-A) = 5/11 + 1/11 = 6/11
2. Kejadian Bebas :
Dua kejadian atau lebih dikatakan merupakan kejadian bebas
apabila terjadinya kejadian tersebut tidak saling mempengaruhi. Dua
kejadian A dan B dikatakan bebas, kalau kejadian A tidak
mempengaruhi B atau sebaliknya.
Jika A dan B merupakan kejadian bebas, maka P(A/B) = P(A) dan
P(B/A) = P(B)
P(A B) = P(A) P(B) = P(B) P(A)
Contoh :
Satu mata uang logam Rp. 50 dilemparkan ke atas sebanyak dua
kali. Jika A1 adalah lemparan pertama yang mendapat gambar
burung(B), dan A2 adalah lemparan kedua yang mendapatkan
gambar burung(B), berapakah P(A1+A2)!
Penyelesaian :
Karena pada pelemparan pertama hasilnya tidak mempengaruhi
pelemparan kedua dan P(A1) = P(B) = 0,5 dan P(A2) = P(B) = 0,5,
maka P(A1+A2) =P(A1) P(A2) = P(B) P(B) = 0,5 x 0,5 = 0,25.
Rumus Bayes :
Jika dalam suatu ruang sampel (S) terdapat beberapa peristiwa
saling lepas, yaitu A1, A2, A3, ., A n yang memiliki probabilitas
17
tidak sama dengan noldan bila ada peritiwa lain (misalkan X) yang
mungkin dapat terjadi pada peristiwa-peristiwa A1, A2, A3, ., A
18
Contoh :
Seorang pengusaha ingin bepergian dari Jakarta ke Ujungpandang
melalui Surabaya. Jika Jakarta Surabaya dapat dilalui dengan tiga
cara dan Surabaya Ujungpandang dapat dilalui dengan dua cara,
ada berapa cara pengusaha tersebut dapat tiba di Ujungpandang
melalui Surabaya?
Penyelesaian :
misalkan :
Dari Jakarta ke Surabaya (n1) = 3 cara.
Dari Surabaya ke Ujung pandang (n2) = 2 cara.
Cara pengusaha tersebut dapat tiba di Ujungpandang melalui
Surabaya adalah :
n1 x n2 = 3 x 2 = 6 cara.
2. Faktorial :
Faktorial adalah perkalian semua bilangan bulat positif (bilangan
asli) terurut mulai dari bilangan 1 sampai dengan bilangan
bersangkutan atau sebaliknya.
Faktorial dilambangkan: !.
Jika : n = 1,2, ., maka :
n! = n(n 1)(n 2) .x 2 x 1 = n(n 1)!
Contoh :
Tentukan nilai factorial dari bilangan berikut
a. 5!
b. 3! X 2!
c. 6!/4!
Penyelesaian :
a. 5! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120
19
b. 3! X 2! = 3 x 2 x 1 x 2 x 1 = 12
3. Permutasi :
a. Pengertian Permutasi :
Permutasi adalah suatu penyusunan atau pengaturan
beberapa objek ke dalam suatu urutan tertentu.
Contoh :
Ada 3 objek, yaitu ABC. Pengaturan objek-objek tersebut ialah
ABC, ACB, BCA, BAC, CAB, CBA yang disebut permutasi. Jadi,
permutasi 3 objek menghasilkan enam pengaturan dengan cara
yang berbeda.
b. Rumus-rumus Permutasi :
Permutasi dari m objek seluruhnya tanpa pengembalian :
mPm = m!
Contoh :
Pada suatu tempat terdapat 4 buku matematika yang berbeda. Buku
itu akan disusun pada sebuah rak buku. Berapa cara susunan yang
mungkin dari buku-buku matematika dapat disusun.
Penyelesaian :
Buku-buku matematika dapat disusun dalam :
4P4 = 4! = 4 x 3 x 2 x 1 = 24 cara.
Permutasi sebanyak x dari m objek tanpa pengembalian :
Contoh :
Dari empat calon pimpinan sebuah perusahaan, misalkan A, B, C,
D hendak dipilih seorang ketua, seorang sekretaris, dan seorang
bendahara.
Berapa cara keempat calon tersebut dipilih?
Penyelesaian :
20
Misalkan :
Dari Jakarta ke Surabaya (n1) = 3 cara.
Dari Surabaya ke Ujungpandang (n2) = 2 cara.
Cara pengusaha tersebut dapat tiba di Ujungpandang melalui
Surabaya adalah :
n1x n2 = 3 x 2 = 6 cara.
4. Kombinasi :
a. Pengertian Kombinasi :
Kombinasi adalah suatu penyusunan beberapa objek tanpa
memperhatikan urutan objek tersebut
Contoh :
Ada 4 objek, yaitu : A, B, C, D. Kombinasi 3 dari objek itu adalah
ABC, ABD, ACD, BCD. Setiap kelompok hanya dibedakan
berdasarkan objek yang diikutsertakan, bukan urutannya. Oleh
karena itu :
ABC = ACB = BAC = BCA = CAB = CBA
ABD = ADB = BAD = BDA = DAB = DBA
ACD = CAD = ADC = CDA = DAC = DCA
BCD = BDC = CBD = CDB = DBC = DCB
b. Rumus-rumus Kombinasi :
Kombinasi x dari m objek yang berbeda :
m! mCx = -------------- ; m x
(m x)!.x!
Contoh :
21
Dari 5 pemain bulu tangkis, yaitu A, B, C, D, dan E hendak dipilih
dua orang untuk pemain ganda. Berapa banyak pemain ganda yang
mungkin terbentuk?
Penyelesaian :
M = 5 dan x = 2
5!
5C2 = ---------------- = 10
(5 2)! . 2!
22
kualitatip, hanya memperhatikan apakkah kejadian tersebut memiliki
peluang besar akan terjadi atau tidak. Disini kita akan membahas nilai dari
probabilitas suatu kejadian secara kuantitatip. Kita bias melihat apakah
suatu kejadian berpotensi terjadi ataukah tidak.
Misalkan kita memiliki sebuah dadu yang memiliki muka gambar
23
P (gambar atau angka)=1/2 atau 50%
Dapat disimpulkan peluang munculnya gambar atau angka adalah sama
besar.
Contoh 2.
Berapa peluang munculnya dadu mata satu pada satu kali pelemparan?
Jika kita tinjau pada sebuah dadu hanya memiliki 1 buah mata dadu
bermata 1, sedangkan pada dadu terdapat 6 mata yaitu mata 1 sampai mata
6.
Maka:
P(A) = n A/N = 1/6
Berikut merupakan aturan dalam probabilitas
1. Jika n = 0 makka peluang terjadinya suatu kejadian pada keadaan ini
adalah sebesar P(A) = 0 atau tidak mungkin terjadi.
2. Jika n merupakan semua anggota N maka probabilitasnya adalah satu,
atau kejadian tersebut pasti akan terjadi
3. Probabilitas suatu kejadian memiliki rentangan nilai
4. Jika E menyatakan bukan peristiwa E maka berlaku.
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Flow Chart
MULAI
STUDI STUDI
PUSTAKA LAPANGAN
IDENTIFIKASI MASALAH
PENGUMPULAN DATA
PENGOLAHAN
DATA
ANALISA
25
KESIMPULAN
B. Keterangan
1. Mulai
Dalam penulisan modul ini mulai merupakan akan memulai suatu penelitian
mulai tahap pertama dan seterusnya sampai selesai.
2. Studi Pustaka
Metode studi pustaka ini dilakukan dengan mencari data atau informasi
tertulis yang bersumber dari buku-buku, modul kuliah, referensi dan
berbagai artikel di internet yang dapat mendukung pembuatan modul ini.
3. Studi Lapangan
Bertempat di Lab.Industri Universitas Indraprasta PGRI dilakukan praktikum
pengumpulan data dengan pelemparan mata dadu sebanyak 45x dan 60x
pelemparan, pelemparan uang logam sebanyak 50x pelemparan, dan
pengambilan kelereng sebanyak 25x dan 35x pengambilan.
4. Identifikasi Masalah
Pada tahap ini dilakukan proses permulaan dari penguasaan masalah
bagaimana kita melihat, menduga, memperkirakan dengan menguraikan
serta menjelaskan apa yang menjadi masalah dan kemudian akan
diselesaikan dalam menentukan kemungkinan suatu kejadian yang bersifat
peluang.
26
5. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian berdasarkan data
yang dihasilkan dari pelemparan mata dadu sebanyak 45 dan 60 kali,
pelemparan uang logam sebanyak 50 kali, dan pengambilan kelereng
sebanyak 25 dan 35 kali.
6. Pengolahan Data
Pengolahan data tidak hanya berupa perhitungan numeris akan tetapi
dilakukan klarifikasi data unuk mengolah data yang didapat pada proses
pengumpulan data sehingga mendapatkan nilai/informasi yang berguna.
7. Analisa
Pada tahap ini dilakukan penganalisaan lebih lanjut untuk memproses
masalah yang telah di identifikasi agar lebih mudah di pahami yang
bersumber dari bagian sebelumnya.
8. Kesimpulan
Menentukan ringkasan dari semua hasil penelitian dan pengolahan data
sesuai dengan tujuan penelitian yang telah di uraikan sebelumnya yang
berupa pendapat seringkas mungin agar lebih mudah di pahami dan di
mengerti.
9. Selesai
Memeriksa kembali penyusunan modul yang telah di kerjakan dimulai dari
praktikum dengan studi pustaka, studi lapangan mengidentifikasi masalah,
pengumpulan data, pengolahan dan penganalisaan, serta pengambilan
kesimpulan.
27
BAB V
ANALISA
Dari pengolahan data peluang yang telah dilakukan berdasarkan teori dan
secara praktek dalam pengumpulan data, diperoleh nilai nilai peluang yang benilai
di antara 0 sampai dengan 1. Hal ini secara teori dikatakan bahwa nilai peluang
tidak melebihi angka 1, jika nilai peluang melebihi 1 berarti terdapat perhitungan
data peluang yang tidak benar.
A. Pelemparan Dadu
1. Peluang munculnya mata dadu pada percobaan pertama sebanyak 55x
adalah:
a. Mata dadu 1 = 5/55
b. Mata dadu 2 = 8/55
c. Mata dadu 3 = 6/55
d. Mata dadu 4 = 16/55
e. Mata dadu 5 = 9/55
f. Mata dadu 6 = 11/55
2. Peluang munculnya mata dadu pada percobaan kedua sebanyak 70x
adalah:
a. Mata dadu 1 = 7/70
b. Mata dadu 2 = 10/70
c. Mata dadu 3 = 15/70
d. Mata dadu 4 = 12/70
e. Mata dadu 5 = 9/70
f. Mata dadu 6 = 17/70
28
3. Tabel perbandingan hasil nilai peluang pada dadu.
Praktek
No Peluang Teori
55x 70x
1 P(M) 0,50 0,35 0,44
2 P(N) 0,50 0,64 0,56
3 P(O) 0,50 0,36 0,44
4 P(MN) 0,17 0,15 0,14
5 P(MO) 0,33 0,20 0,31
6 P(NO) - - -
7 P(MN) 0,83 0,84 0,87
8 P(MO) 0,67 0,51 0,59
9 P(NO) 1 1 1
10 P(MNO) - - -
11 P(MNO) 1 1 1
Dari tabel diatas terlihat perbedaan nilai peluang antara secara teori dan
praktek yang tidak jauh atau nilai peluang pada praktek mendekati nilai
peluang secara teori. Dari tabel tersebut terlihat pada praktek pelemparan
dadu sebanyak 55x dan 70x peluang yang akan muncul kembali (terjadi
lagi) yang paling kecil adalah P(MN)
29
Nilai peluang pada pelemparan 4 buah uang logam yang diberi nomer 1-4 dan
dilemparkan secara bersama-sama sebanyak 50x adalah sebagai berikut:
30
27 P(MNOP) 0,06 0,06
28 P(MNOP) 0,06 0,12
29 P(MN) 0,75 0,68
30 P(MO) 0,75 0,66
31 P(MP) 0,75 0,72
32 P(NO) 0,75 0,62
33 P(NP) 0,75 0,72
34 P(OP) 0,75 0,72
35 P(MN) 0,75 0,82
36 P(MO) 0,75 0,84
37 P(MP) 0,75 0,78
38 P(NO) 0,75 0,82
39 P(NP) 0,75 0,72
40 P(OP) 0,75 0,72
41 P(MN) 0,75 0,74
42 P(MO) 0,75 0,72
43 P(MP) 0,75 0,78
44 P(NO) 0,75 0,74
45 P(NP) 0,75 0,84
46 P(OP) 0,75 0,84
47 P(MNOP) 0,94 0,88
48 P(MNOP) 0,94 0,94
49 P(M|N) 0,50 0,59
50 P(O|M) 0,50 0,64
51 P(P|M) 0,50 0,50
52 P(N|O) 0,50 0,59
53 P(N|P) 0,50 0,36
54 P(O|P) 0,50 0,36
55 P(M|N) 0,50 0,43
31
56 P(M|O) 0,50 0,39
57 P(M|P) 0,50 0,50
58 P(N|O) 0,50 0,32
59 P(N|P) 0,50 0,50
60 P(O|P) 0,50 0,50
61 P(M|N) 0,50 0,57
62 P(M|O) 0,50 0,61
63 P(M|P) 0,50 0,57
64 P(N|O) 0,50 0,68
65 P(N|P) 0,50 0,50
66 P(O|P) 0,50 0,50
Dari tabel diatas dapat ditarik sebuah analisa bahwa secara teoritis nilai
peluang untuk setiap anggota bagian (M,N,O,P,M,N,O,P) mempunyai nilai
yang sama. Dan secara toritis juga nilai peluang untuk irisan 2 kejadian, irisan 4
kejadian (jenis sama), gabungan 2 kejadian, gabungan 4 kejadian untuk setiap
jenis anggota (angka dan gambar) mempunyai nilai yang sama, begitupun dengan
nilai peluang bersyarat secara teoritis juga mempunyai hasil nilai yang sama.
Namun secara praktek berbeda dengan nilai peluang yang diperoleh secara
teori tetapi tidak mengalami perbedaan yang signifikan, nilai-nilai peluang pada
praktek selalu mendekati nilai peluang pada teori baik pada peluang untuk setiap
anggota bagian, irisan 2 kejadian, irisan 4 kejadian (jenis sama), gabungan 2
kejadian, gabungan 4 kejadian untuk setiap jenis anggota (angka dan gambar),
maupun peluang bersyarat.
Dari hasil hasil nilai peluang pada praktek pelemparan 50x yang diperoleh
dapat diambil sebuah analisa bahwa peluang untuk setiap anggota bagian yang
paling terkecil adalah P(N), P(O), P(P) dengan nilai 0,44 dan yang terbesar
adalah P(N), P(O), P(P) dengan nilai 0,56. Untuk peluang irisan 2 kejadian
yang terkecil adalah P(NP) dan P(OP) dengan nilai 0,16, sedangkan yang
terbesar adalah P(NO) dengan nilai 0,38. Untuk peluang irisan 4 kejadian yang
kecil yaitu P(MNOP) dengan nilai 0,06.
32
Sedangkan untuk peluang gabungan 2 kejadian yang terkecil adalah P(NO)
dengan nilai 0,62, lalu yang terbesar adalah P(MO), P(NP), dan P(OP)
dengan nilai 0,84. Untuk peluang gabungan 4 kejadian dengan jenis yang sama
(angka/gambar) yang kecil adalah peluang untuk gabungan 4 kejadian angka
P(MNOP) dengan nilai 0,88. Selanjutnya untuk peluang bersyarat yang
terkecil adalah P(N|O) dengan nilai 0,32 dan yang terbesar adalah P(N|O)
dengan nilai 0,68.
C. Pengambilan Kelereng
Tabel perbandingan hasil
Teori Praktek
No Peluang
15x 25x 35x
1 P(KM | T) 0,43 0,30 0,29
2 P(KK | T) 0,29 0,20 0,29
3 P(KH | T) 0,29 0,50 0,43
4 P(KM | TT) 0,25 0,20 0,29
5 P(KK | TT) 0,50 0,47 0,14
6 P(KH | TT) 0,25 0,33 0,57
33
D. Pengambilan Kelereng Dengan Teori Bayes
Dalam teori bayes dilakukan pengambilan kelereng sebanyak 30x, lalu untuk
menentukan nilai peluangnya menggunakan nilai peluang jk dengan nilai 1/3.
No Peluang Hasil
1 P(KM) 0,33
2 P(KK) 0,33
3 P(KH) 0,33
4 P(T|KM) 0,20
5 P(T|KK) 0,70
6 P(T|KH) 0,80
7 P(TT|KM) 0,60
8 P(TT|KK) 0,50
9 P(TT|KH) 0,20
10 P(T) 0,60
11 P(KM|T) 0,11
12 P(KK|T) 0,39
13 P(KH|T) 0,44
14 P(TT) 0,43
15 P(KM|TT) 0,47
16 P(KK|TT) 0,39
17 P(KH|T) 0,16
34
BAB VI
KESIMPULAN
35
DAFTAR PUSTAKA
http://dokumen.tips/documents/makalah-konsep-dasar-probabilitas.html
36