Anda di halaman 1dari 16

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BIJI BUNGA MATAHARI SEBAGAI BAHAN PENGGANTI KEDELAI DALAM


PEMBUATAN TEMPE YANG MENGANDUNG VITAMIN B3 UNTUK
MENCEGAH HIPERKOLESTEROLEMIA

BIDANG KEGIATAN :
PKM – RISET EKSAKTA

Disusun Oleh:

I DEWA MADE KUSUMA WARDANA (2317041241)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


2023
i
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….i
BAB 1. PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................2
1.4 Luaran yang Diharapkan......................................................................................2
1.5 Manfaat Penelitian...............................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1 Biji Bunga Matahari.............................................................................................3
2.2 Tempe...................................................................................................................3
2.3 Hiperkolesterolemia.............................................................................................3
2.4 Vitamin B3...........................................................................................................5
BAB 3. METODE RISET........................................................................................6
3.1 Waktu dan Tempat...............................................................................................6
3.2 Alat dan Bahan.....................................................................................................6
3.3 Tahapan Riset.......................................................................................................6
3.4 Variabel Riset…………………………………………………………………..7
3.5 Prosedur Riset…………………………………………………………………..7
3.6 Indikator yang Dicapai………………………………………………………….7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.......................................................8
4.1 Anggaran Biaya....................................................................................................8
4.2 Jadwal Kegiatan...................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9
LAMPIRAN..............................................................................................................11
Lampiran 1. Biodata Ketua........................................................................................11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan...............................................................18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas......................20
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan..........................................................21
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol yang
ditemukan pada membran sel dan disirkulasikan dalam plasma darah. Kolesterol
merupakan jenis lipid khusus yang disebut steroid, suatu lipid yang memiliki
struktur kimia empat cincin atom karbon. Kolesterol merupakan suatu masalah
yang kompleks dalam tubuh manusia, kolesterol menjadi sebuah masalah bagi
siapapun yang belum tahu betul tentang manfaat dan bahaya dari kolesterol. Di
dalam tubuh manusia, kolesterol diperlukan dalam jumlah tertentu sebagai
komponen esensial membran struktural semua sel, dan merupakan komponen
utama sel otak dan saraf (Almatsier, 2010). Kolesterol terdapat dalam konsentrasi
tinggi dalam jaringan kelenjar dan di dalam hati, dimana kolesterol disintesis dan
disimpan. Kolesterol juga merupakan bahan antara pembentukan sejumlah steroid
penting, seperti asam empedu, asam folat, hormon-hormon adrenal korteks,
estrogen, androgen, dan progesteron (Almatsier, 2010
Hiperkolesterolemia merupakan sebuah gangguan metabolik lipoprotein
yang ditandai dengan tingginya kadar LDL dan kolesterol (African Journal of
Biochemical Research, 2010). Hiperkolesterolemia bukanlah suatu penyakit tetapi
gangguan metabolik yang bisa menyumbang dalam terjadinya berbagai penyakit
terutama penyakit kardiovaskuler. Di Indonesia, angka kejadian hiperkolesterol
emia menurut penelitian MONICA I (1988) sebesar 13.4 % untuk wanita dan 11,4
% untuk pria. Pada MONICA II (1994) didapatkan meningkat menjadi 16,2 %
untuk wanita dan 14% pria. (Anwar, 2004). Salah satu alternatif yang aman untuk
menurunkan kadar kolesterol yaitu modifikasi pola diet. Diet yang dianjurkan
adalah membatasi konsumsi makanan yang mengandung kolesterol dan
mengkonsumsi makanan yang bersifat antihiperkolesterolemia. Konsumsi bahan
makanan yang mengandung tokotrienol, niasin (vitamin b3), serat, dan vitamin C
dapat menurunkan kadar kolesterol total dalam darah (Budiatmaja, 2014).
Biji bunga matahari merupakan salah satu bahan makanan yang kaya akan
vitamin B3 dan memungkinkan untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan
tempe. Biji bunga matahari memiliki kandungan Niacin sebesar 4,2 mg/ 100 gram
bahan sehingga biji bunga matahari menjadi sumber Vitamin B3 yang lebih baik
daripada kacang kedelai dengan kandungan Niacin sebesar 2,3 mg/ 100 gram
bahan. Menurut Bisping et al., 1993, fermentasi kacang kedelai dalam proses
pembuatan tempe dapat meningkatkan kandungan vitamin B3 pada kacang
kedelai secara signifikan. Kadar Vitamin B3 yang telah meningkat dipergunakan
untuk menurunkan tingkat kolesterol serum pada penderita hiperkolesterolemia.
Peningkatan kadar vitamin B3 pada proses fermentasi tempe inilah yang
mendasari pengolahan biji bunga matahari sebagai tempe.
2

Berdasarkan uraian tersebut maka kami tertarik untuk meneliti lebih lanjut
mengenai pengaruh konsumsi olahan tempe biji bunga matahari; yang tinggi akan
kandungan Vitamin B3; terhadap kadar kolesterol serum pada para penderita
hiperkolesterolemia.

1.2 Perumusan Masalah


Prevalensi hiperkolesterolemia dewasa ini meningkat dikarenakan
perubahan pola hidup di masyarakat, hiperkolesterolemia merupakan salah satu
faktor risiko utama penyakit jantung koroner. Di Indonesia prevalensi
hiperkolesterolemia pada kelompok usia 25-34 tahun adalah 9,3% dan meningkat
sesuai dengan pertambahan usia hingga 15,5% pada kelompok usia 55- 64 tahun,
dari data tersebut penulis menyadari akan pentingnya treatment terhadap
hiperkolesterolemia, terutama melalui diet. Dengan latar belakang inilah
penelitian dilakukan, penelitian dimaksudkan untuk menciptakan bahan pangan
fungsional bagi penderita hiperkolesterolemia berupa inovasi tempe biji bunga
matahari yang kaya akan Vitamin B3.

1.3 Tujuan Penelitian


Mengetahui cara pembuatan tempe dengan bahan baku biji bunga
matahari, mengetahui kandungan gizi; terutama Vitamin B3; pada tempe biji
bunga matahari, dan megetahui pengaruh konsumsi tempe biji bunga matahari
terhadap kadar kolesterol total penderita hiperkolesterolemia.

1.4 Luaran yang Diharapkan


1. Adanya inovasi bahan makanan yang memiliki manfaat untuk menjaga kadar
kolesterol pada penderita hiperkolesterolemia.
2. Adanya alternatif sebagai pengganti obat.
3. Hasil penelitian ini dapat dimuat di jurnal ilmiah atau artikel ilmiah.
4. Dapat di presentasikan dalam bentuk seminar ilmiah .

1.5 Manfaat Penelitian


1. Menghasilkan bahan pangan fungsional yang dapat digunakan untuk treatment
hiperkolesterolemia.
2. Membantu pemerintah dalam mengatasi hiperkolesterolemia yang merupakan
salah satu faktor risiko PJK yang semakin meningkat di Indonesia dan dunia.
3. Menjadi salah satu bahan baku alternatif dalam pembuatan tempe.
4. Mengurangi angka impor kedelai untuk bahan baku utama tempe di Indonesia.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biji Bunga Matahari


Bunga matahari memiliki nama latin Heliantus annus L. Heli berarti
matahari dan annus yaitu semusim. Dengan begitu, bunga matahari sering disebut
bunga semusim. Tanaman ini berasal dari Meksiko dan Peru, Amerika Tengah.
Tanaman ini telah dibudidayakan secara besar-besaran pada abad ke-18 di
berbagai negara dibenua Amerika. Sementara baru pada tahun 1907 diperkenalkan
di Indonesia oleh seorang ahli pertanian dari Belanda. Bunga matahari dapat
tumbuh didaerah dingin maupun didaerah kering pada ketinggian sampai 1,500 m
dpl. Tanah berpasir hingga tanah liar yang baik dan tidak asam atau asin, serta pH
berkisar antara 5,7-8,1 merupakan tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman
ini (Neti, 2013). Biji bunga matahari sebenarnya adalah cypsela dari tanaman
bunga matahari, Istilah "biji bunga matahari" sebenarnya adalah kesalahpahman
yang menyangkanya sebagai bagian biji dalam anatomi buah-nya. Biji bunga
matahari berwarna hijau-keabuan, yang ditutupi dengan perikarp berwarna hitam,
putih, ataupun garis garis hitam putih, tergantung varietas tanaman bunga
matahari.
Bagian biji bunga matahari mengandung Vitamin B3 (niasin), asam
klorogenik, phytin, 3,4-benzopirin, alkaloid, flavonoid, fitosterol, dan tanin dalam
air, yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut non polar (Valentina,
2003). Biji bunga matahari memiliki kandungan Vitamin B3 ( niacin ) yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kacang kedelai yaitu sebesar 4,2 mg/ 100 gram biji
bunga matahari ( USDA-SR21, 2008 ).

2.2 Tempe
Tempe adalah nama kolektif untuk kacang-kacangan, serealia atau hasil
akhir proses pengolahan makanan yang dimasak dan difermentasi, lalu dipenetrasi
dan disatukan bersama oleh miselium dari kapang hidup. Kacang Kedelai Biji
Kuning adalah bahan baku mentah yang biasa digunakan dan lebih digemari
dalam pembuatan tempe (Nout & Kiers, 2005). Mikroflora dalam tempe bersifat
kompleks, karena tempe merupakan hasil dari fermentasi kultur campuran oleh
kapang, ragi, bakteri asam laktat dan berbagai macam bakteri lainya. Genus utama
yang berperan dalam pembuatan tempe adalah kapang Rhizopus, dengan
bermacam spesies seperti R.microsporus, R.oligosporus dan R.oryzae (Nout &
Kiers, 2005). Bakteri asam laktat berperan dalam reaksi asidifikasi kacang kedelai
pada saat perendaman, yang menyebabkan tercegahnya pertumbuhan
mikroorganisme pembusukan (Ashenafi & Busse, 1991; Nout et al., 1987).
Selama fermentasi kacang kedelai, beberapa perubahan biokimia terjadi, yang
dimana meningkatkan kualitas sensori dan gizi dari tempe. Hal ini terutama
disebabkan oleh aktivitas enzim jamur. Kapang Rhizopus spp. memproduksi
berbagai macam enzim diantaranya karbohidrase, lipase, dan protease, yang
4

memecah senyawa makronutrien menjadi senyawa dengan massa molekul yang


lebih kecil dengan kelarutan air yang lebih tinggi. Selain itu konstituen vitamin,
phytocemicals dan anti-oksidan juga terbentuk (Astuti, 2000; Nout & Kiers,
2005). Kadar dari beberapa Vitamin B kompleks, terutama riboflavin, niasin,
Vitamin B6, dan B12 meningkat saat proses fermentasi, yang disebabkan oleh
aktivitas metabolik bakteri dan jamur (Bisping et al., 1993; Denter et al., 1998;
Keuth & Bisping, 1993). Dalam 100 gram tempe kacang kedelai terdapat
kandungan niacin sebesar 2.6 mg.
.
2.3 Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia merupakan kondisi saat konsentrasi kolesterol di
dalam darah melebihi batas normal. Hiperkolesterolemia terjadi akibat akumulasi
kolesterol dan lipid pada dinding pembuluh darah. Kolesterol LDL-teroksidasi
berperan dalam pembentukan plak aterosklerosis atau penyempitan pembuluh
darah. Salah satu alternatif yang aman menurunkan kadar kolesterol LDL yaitu
modifikasi pola diet. Diet yang dianjurkan adalah membatasi konsumsi makanan
yang mengandung kolesterol dan mengkonsumsi makanan yang bersifat
antihiperkolesterolemia. Kadar kolesterol total menunjukkan jumlah antara HDL
kolesterol, LDL kolesterol, dan trigliserida. Menurut Anwar (2004), patokan
kadar kolesterol total dalam mendiagnosis hiperkolesterolemia adalah:
1. Kadar yang diinginkan dan diharapkan masih aman adalah < 200 mg/dl.
2. Kadar yang sudah mulai meningkat dan harus diwaspadai untuk mulai
dikendalikan (bordeline high) adalah 200-239 mg/dl.
3. Kadar yang tinggi dan berbahaya bagi pasien (high) adalah > 240 mg/dl.
Hiperkolesterolemia merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya
arterosklerosis dan meskipun tanpa kehadiran faktor lain keadaan ini sendiri sudah
cukup untuk merangsang perkembangan pembentukan lesi. Komponen utama
yang terkait dalam meningkatkan resiko ini adalah low-density lipoprotein (LDL)
kolesterol dimana LDL berperan utama dalam mengangkut kolesterol ke jaringan
perifer. Sebaliknya high-density lipoprotein (HDL) kolesterol terkait terutama
dalam menurunkan resiko pembentukan lesi arterosklerosis. HDL berperan dalam
mobilisasi kolesterol dari berkembang dan membentuk arteroma. HDL juga
berperan dalam mengangkut kolesterol ke hati untuk diekskresi melalui empedu
(Kumar, et al., 2007).
Antara faktor utama yang mempengaruhi kadar kolesterol plasma selain
faktor herediter adalah peningkatan asupan diet tinggi kolesterol dan lemak jenuh
seperti terkandung dalam kuning telur, lemak hewani, mentega dan lain-lain
peningkatan asupan diet ini, dikatakan akan meningkatkan kadar kolesterol
plasma. Sebaliknya asupan diet rendah kolesterol dan/atau dengan rasio diet
lemak tak jenuh mampu menurunkan kadar kolesterol dalam plasma. Gaya hidup
dapat turut memberi efek terhadap kadar kolesterol. Olahraga yang teratur akan
menurunkan kadar LDL dalam plasma, namun meningkatkan kadar HDL
5

(Botham dan Mayes, 2009). Adapun diet dan gaya hidup adalah faktor yang
terlibat dalam merangsang terjadinya peningkatan atau penurunan kadar kolesterol
maka dapat disimpulkan bahwa hiperkolesterolemia merupakan suatu faktor
resiko yang bisa dimodifikasi (Kumar, et al., 2007).

2.4 Vitamin B3
Niacin, disebut juga vitamin B3 ditemukan pertama kali melalui kondisi
pellagra pada manusia dan juga kondisi yang mirip, yang disebut lidah hitam,
pada anjing. Vitamin B3 mulai disebut niacin pada awal 1940-an. Niacin,
merujuk kepada bentuk generik dari asam nikotinat dan nicotinamide ( atau
disebut juga niacinamide ), yang dimana kedua bentuk ini memiliki aktivitas
sebagai vitamin. Secara struktural asam nikotinat adalah piridin 3-asam
karboksilat, sedangkan nicotinamide adalah amida asam nikotinat. Niacin biasa
ditemukan dalam bentuk nicotinamide pada suplemen, namun bisa saja tersedia
dalam berbagai bentuk dalam makanan. Dalam produk hewani, niacin biasa
ditemukan dalam bentuk nicotinamide NAD, dan NADP.
Selain dari makanan , niacin dapat juga disintesis di dalam tubuh oleh hati
dan jaringan lainya dari asam amino triptofan. Kurang lebih 1 mg niacin
diproduksi melalui pencernaan dari 60 mg triptofan (Advanced Human
Metabolism, 2013).
Konsumsi asam nikotinat dalam dosis besar (>6g/ hari dalam dosis
terpisah ) digunakan untuk pengobatan hiperkolesterolemia. Niacin dalam dosis
farmakologis telah terbukti dapat menurunkan kadar total kolesterol serum,
triasilgliserol, dan LDL secara signifikan, serta meningkatkan kadar HDL dalam
darah. Walaupun mekanismenya belum sepenuhnya dimengerti, niacin diyakini
berfungsi dalam berbagai cara untuk meningkatan serum lipid. Niasin bekerja
melalui beberapa reseptor seperti G-protein coupled receptor, aktivasi ATP
sintetase dalam hati dan NADPH, serta inhibisi enzim langsung. Niacin (saat
diberikan dalam dosis farmakologis) berfungsi menghambat lipolisis dalam
jaringan adiposa serta mengurangi sintesis dan sekresi VLDL hepatik dari hati,
dan menghambat produksi LDL. Niacin juga menghambat enzim diasilgliserol
asiltransferase dalam hati, untuk menurunkan sintesis triasilgliserol, sehingga baik
secara langsung maupun tidak langsung niacin dapat meningkatkan konsentrasi
kolesterol HDL. (Advanced Human Metabolism, 2013).
RDA niacin untuk wanita dan pria dewasa berturut turut adalah sebesar 14
mg dan 16 mg ekuivalen niacin/hari. Kebutuhan niacin per hari diperkirakan
sebesar 11 mg dan 12 mg untuk wanita dan pria dewasa. Dalam keadaan khusus
seperti keadaaan hamil dan menyusui RDA niacin meningkat menjadi sebesar 18
mg dan 17 mg ekuivalen niacin/ hari. Dikarenakan efek vasodilatoris yang
dihubungkan dengan suplementasi niacin, maka toleransi konsumsi Niacin batas
atas untuk orang dewasa ditetapkan sebesar 35 mg/hari baik dari suplemen
maupun makanan yang difortifikasi (Advanced Human Metabolism, 2013).
6

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan. Sampel biji bunga matahari
diperoleh dari Pasar Tradisional atau Pasar Moderen. Preparasi bahan baku,
pembuatan Tempe Biji Bunga Matahari, dan Pengukuran Kadar Kolesterol
Sampel dilaksanakan di laboratorium Gizi Bali.

3.2 Alat dan Bahan


Bahan yang digunakan dalam pembuatan tempe biji bunga matahari
adalah biji bunga matahari, ragi, dan air, sedangkan alat yang diperlukan berupa
panci, tampah, automatic food scale dan baskom. Untuk analisa zat gizi dan
Vitamin B3 dalam biji bunga matahari dan tempe dilakukan uji proksimat dan lab
sehingga perlu mempersiapkan sampel untuk diteliti. Pengukuran Kadar
Kolesterol Sampel memerlukan alat tes kolesterol dan strip tes kolesterol.

3.3 Tahapan Riset


1. Menyortir dan menapi biji bunga matahari sebanyak 500 gram kemudian
mencucinya sampai bersih dalam ember yang berisi air atau pada air yang
mengalir.
2. Merebus selama ± 30 menit dalam panci setelah air mendidih, menggunakan air
± 1000 ml, sampai setengah matang.
3. Melakukan pengelupasan kulit biji bunga matahari dengan meremas-remasnya
dalam air (dehulling).
4. Merendam biji bunga matahari selama ± 24 jam dalam baskom plastik dengan
menggunakan air ± 1000 ml.
5. Mencuci kembali biji bunga matahari tersebut dan merebusnya sampai matang.
6. Setelah matang meletakkannya diatas tampah dengan meratakan dan membiar
kannya dingin sampai permukaan biji bunga matahari kering dan air yang
menetes habis.
7. Mencampurkan biji bunga matahari yang telah dingin dengan laru (ragi)
sebanyak 1 gram (bisa kurang atau lebih disesuaikan dengan karakteristik biji
bunga matahari) sampai rata, guna mempercepat/merangsang pertumbuhan
jamur. Proses mencampur biji bunga matahari dengan ragi memakan waktu
sekitar 20 menit. Tahap peragian (fermentasi) adalah kunci keberhasilan atau
tidaknya membuat tempe biji bunga matahari.
8. Mengemas biji bunga matahari yang telah dicampur ragi dengan kemasan
plastik, masing-masing 50 gram.
9. Melakukan pemeraman selama 2 hari pada suhu kamar.

3.4 Variabel Riset


Variabel bebas yang digunakan adalah Biji Bunga Matahari. Sedangkan
variabel terkait yang digunakan adalah Hiperkolesterolemia.
7

3.5 Prosedur Riset


Uji Kandungan Vitamin B3 (AOAC International, 1990)
Uji kandungan Vitamin B3 dilakukan pada sampel biji bunga matahari
sebelum dan sesudah diolah menjadi tempe. Uji kandungan Vitamin B3 dilakukan
untuk mengetahui perbedaan kadar Vitamin B3 pada biji bunga matahari sebelum
dan sesudah proses fermentasi dilakukan. Menurut Sami,et al. (2014) uji
kandungan Vitamin B3 dilakukan dengan metode HPLC (High Performance
Liquid Chromathography) mengacu pada AOAC International 1990.

Uji Proksimat (AOAC International, 1990)


Analisis proksimat dilakukan untuk mengetahui komposisi kimia suatu
bahan yang meliputi, analisis kadar air, lemak, protein, dan abu yang mengacu
pada AOAC International 1990.

Perbandingan Kadar Kolesterol Total Penderita Hiperkolesterolemia


Sebelum dan Sesudah Intervensi
Desain penelitian ini adalah eksperimental, pre dan post intervensi.
Intervensi yang dilakukan berupa pemberian tempe biji bunga matahari sebesar
800 gram per hari ( 200-300 gram/ konsumsi) selama dua hari kepada lima orang
penderita hiperkolesterolemia. Dilakukan pengukuran kolesterol total sebelum dan
setelah intervensi. Pemeriksaan kolesterol total menggunakan alat accutrend plus
dengan sampel darah kapiler. Data yang didapatkan berupa kadar kolesterol total
sampel sebelum dan sesudah intervensi, data penelitian dianalisis dengan uji one
sample t-test untuk mengetahui hubungan antara konsumsi tempe biji bunga
matahari dan kadar kolesterol total pada subjek penderita hiperkolesterolemia.

3.6 Indikator Yang Dicapai


Karena dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan daya
efektivitas Biji Bunga Matahari dengan Kedelai, maka penelitian
menggunakan Uji T sebagai Indikator Uji Statistik.
8

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Tabel 1. Rancangan Biaya


No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Peralatan Penunjang (15-25%) 1.800.000,00
2. Biaya Habis Pakai (20-35%) 2.520.000,00
3. Biaya Perjalanan (15-25%) 1.800.000,00
4. Biaya Habis Lain (maks 15%) 1.080.000,00
Total Biaya 7.200.000,00

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 2. Jadwal Kegiatan


Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
2. alat, bahan,
dan uji lab.
Uji LAB
sampel biji
3.
bunga
matahari
Pembuatan
4.
tempe
Uji LAB
5.
tempe
6. Uji Proksimat
Tes
7. Kolesterol
Serum
Rekap dan
8.
analisis data
Pembuatan
9 laporan dan
evaluasi
9

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Anwar B.T. 2004. Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. Diakses dari:
http://library.usu.ac.id/download/fk/gizi-bahri4.pdf [Diakses 4 November 2016]

Ashenafi, M., Busse, M. 1991. The Microflora of Soak Water during Tempeh
Production from Various Beans. Journal of Applied Bacteriology 70, pp. 334-
338.

Association of Official Analytical Chemist. 1990. Official Method ofAnalysis of


The Association of Official Analytical of Chemist. Arlington: The Association of
Official Analytical Chemist, Inc.

Anwar, Bahri. 2004. Dislipidemia Sebagai Faktor Resiko Jantung Koroner.


Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Astuti. 2000. Tempe, A Nutritious and Healthy Food from Indonesia. Asia
Pacific Journal of Clinical Nutrition 9, pp. 322-325.

Botham, Kathleen M & Mayes, Peter A. 2009. Cholesterol Syntesis, Transport &
Excretion. In: Harper’s illustrated Biochemistry.28 th Ed. USA: LANGE McGraw
Hill. chapter 26. p 224-233.

Budiatmaja, Argan Caesar. 2014. Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Merah
(Hylrocereus polyrhizus) terhadap Kadar Kolesterol Total Pria
Hiperkolesterolemia. Artikel Penelitian : Universitas Diponegoro.

Denter, J., Rehm, H.J., Bisping, B. 1998. Changes in the Contents of Fat-Soluble
Vitamins and Provitamins during Tempe Fermentation. International Journal of
Food Microbiology 45, pp. 129-134.

Gropper, Sareen S. Jack L. Smith, 2005, 2009, 2013. Advanced Nutrition and
Human Metabolism. Sixth Edition, Wadsworth,Cengage Learning.

Keuth, S., Bisping, B. 1993. Formation of Vitamins by Pure Cultures of Tempe


Moulds and Bacteria during The Tempe Solid Substrate Fermentation. Journal
of Applied Bacteriology 75, pp. 427-434.

Kumar,V. et al. 2007. Buku Ajar Patologi. Vol.2 Ed.7. EGC. Jakarta.
10

Roubos-van den Hil, P.J., M.J.R. Nout. 2011. Anti-Diarrhoeal Aspects of


Fermented Soya Beans, Soybean and Health. Prof. Hany El-Shemy (Ed.), ISBN:
978-953-307-535-8, InTech.

Suprapti, L. 2003. Pembuatan Tempe. Penerbit Kanisius : Yogyakarta.

Neti, S. 2013. Ensiklopedia dan Tanaman Obat. Rumah Ide: Malang.

Nout, M.J.R., De Dreu, M.A., Zuurbier, A.M., Bonants-Van Laarhoven,T.M.G.


1987. Ecology of Controlled Soyabean Acidification for Tempe Manufacture.
Food Microbiology 4, pp. 165-172.

Nout, M.J.R., De Vos, W.M., Zwietering, M.H. 2005. Food Fermentation.


Wageningen Academic Publishers, Wageningen, The Netherlands.

Otunola GA, Oyelola BO, Adenike TO, Anton AA. 2010. Effest of diet-induced
hypercholesterolemia on the lipid profil and some enzyme activities in female
wistar rats. African Journal of Biochemical Research; 4(6): 149-154.

Rianasari, Nirmala. 2015. Uji Efektifitas Antihiperlipidemia Ekstrak Etanol Biji


Bunga Matahari (Helianthus Annus L.) Terhadap Mencit Swiss Webster Jantan.
Program Studi Farmasi FMIPA Unisba: Bandung.

Sami, Rokayya et al. 2014. HPLC Analysis of Water-Soluble Vitamins (B2, B3,
B6, B12, and C) and Fat-Soluble Vitamins (E, K, D, A, and β-Carotene) of Okra
(Abelmoschus esculentus). Journal of Chemistry Volume 2014 Article ID 831357,
6 pages.

Sihombing, Astrid Marintan, Idrus J., Anugrah N. 2016. Relationship between


Fiber Intake , Niacin Intake and Levels of LDL and HDL Cholesterol in Heart
Gymnastics Participant in The Heart of The Indonesian Special Foundation
Monas 2016. Departement of Nutrition Faculty of Health Sciences, Esa Unggul
University.

U.S. Department of Agriculture, Agricultural Research Service. 2008. USDA


National Nutrient Database for Standard Reference, Release 21. Nutrient Data
Laboratory Home Page, /ba/bhnrc/ndl [Diakses 3 November 2016].

Valentina, L. Brashers. 2003. Aplikasi Klinis Patofisiologi. Buku Kedokteran


EGC: Jakarta.
11

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua


Biodata Ketua
Identitas Ketua
1 Nama Lengkap I Dewa Made Kusuma Wardana
2 Jenis kelamin Laki – Laki
3 Program Studi Manajeman
4 NIM 2317041251
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bonagung, 26 Februari 2006
6 Alamat Email Kusuma.wardana.2@student.undiksha.ac.id
7 No. Telp / HP +62 822-9187-4920

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan Penunjang
Justfikasi Harga Satuan
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian (Rp)
Alat Tes
Tes
Kolesterol
kolesterol 1 800.000,00 800.000,00
accutrend
serum
plus
Automatic Menimbang
1 200.000,00 200.000,00
Food Scale berat bahan
Pembuatan
Baskom 2 50.000,00 100.000,00
Tempe
Pembuatan
Panci 1 100.000,00 100.000,00
Tempe
Pembuatan
Tampah 2 50.000,00 100.000,00
Tempe
Tes
Strip Tes
kolesterol 2 Pak 250.000,00/Pak 500.000,00
Kolesterol
serum
SUB TOTAL (Rp) 1.800.000,00

2. Bahan Habis Pakai


Justfikasi Harga Satuan
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian (Rp)
Bahan baku
Biji Bunga
pembuatan 16 Kg 32.500,00/Kg 560.000,00
Matahari
tempe
Bahan baku
Ragi pembuatan 10 Bungkus 3.000,00/Bungkus 30.000,00
tempe
Tes LAB Biaya untuk
Vitamin B3 perlakuan
(sebelum Tes LAB 2 600.000,00/Tes 1.200.000,00
dan sesudah
pengolahan)
12
Pembuatan
Plastik 4 Pak 7.500,00/Pak 30.000,00
Tempe
Biaya untuk
perlakuan Uji
Proksimat
Uji Tempe Biji
1 700.000,00/Uji 700.000,00
Proksimat Bunga
Matahari
SUB TOTAL (Rp) 2.520.000,00

3. Perjalanan
Justfikasi Harga Satuan
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian (Rp)
Perjalanan ke Tes HPLC
laboratorium (Vitamin 5 Orang 200.000,00/Orang 1.000.000,00
B3)
Perjalanan ke
Pembelian
Supermarket/ 5 Orang 60.000,00/Orang 300.000,00
bahan
Pasar
Perjalanan ke
Pembuatan
Kampus 5 Orang 100.000,00/Orang 500.000,00
Produk
SUB TOTAL (Rp) 1.800.000,00

4. Lain-lain
Justfikasi Harga Satuan
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian (Rp)
Untuk
Jasa Cetak / mencetak
`1 330.000,00 330.000,00
Print proposal dan
lain lain.
Tes Serum
Honor 5 Orang 150.000,00/Orang 750.000,00
Kolesterol
SUB TOTAL (Rp) 1.080.000,00
13

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

Alokasi
Program Studi
No Nama/NIM Waktu (jam Uraian Tugas
/minggu)
 Pembuatan
Proposal
 Pembuatan
Putu Trisna Noviana
Manajemen 24 jam / Laporan Akhir
1 2013011043
minggu  Pembuatan
Produk
 Uji serum
kolesterol
 Monitoring Tes
I Dewa Putu Surya LAB
Wardana  Rekap hasil Tes
1814101119 Manajeman 21 jam / LAB
2
minggu  Pembuatan
Laporan Akhir
 Uji serum
kolesterol
 Uji Proksimat
Putu Listya Putri  Rekap hasil Uji
Manajemen 21 jam/
3 2013402316 Proksimat
minggu
 Pembuatan
Laporan Akhir
 Pembuatan
Proposal
Kadek Rio Mahendra  Pembuatan
2301118524 Menajemen 21 jam / Laporan Akhir
4
minggu  Pembuatan
Produk
 Uji serum
kolesterol
14

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : I Dewa Made Kusuma Wardana
NIM : 2317041251
ProgramStudi : MANAJEMEN

Dengan ini bahwa usulan PKM – Riset Eksakta dengan judul Biji bunga matahari
sebagai bahan pengganti kedelai dalam pembuatan tempe yang mengandung vitamin b3
untuk mencegah hiperkolesterilemia.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan peryataan ini,maka saya


berseia dituntut dan diproses sesuai ketentuan yang berlaku dan mengemblikan seluruh
biaya penelitian yang sudah diterima.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan desungguhnya dan dengan sebenar- benarnya.

Singaraja, 10 Agustus 2023

Yang menyatakan,
Ketua Pelaksna

(I DEWA MADE KUSUMA W.)

Anda mungkin juga menyukai