Anda di halaman 1dari 14

IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA JAJANAN

YANG DIJUAL DI KANTIN KAMPUS TIGA POLTEKKES


SEMARANG

MAKALAH ILMIAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

disusun oleh

Anisa Istiqomah (P1337434319052)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM


MEDIS

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2019

1
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayat serat nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini dengan judul ”Identifikasi Formalin pada Jajanan yang Dijual di
Kantin Kampus Tiga Poltekkes Semarang”, sebagai tugas mata kuliah bahasa
Indonesia. Penulis mengucapkan terima kasih kepada

1. Dosen Koordinator mata kuliah bahasa Indonesia, Ibu Devi Etivia


Purlinda,S.ST., M.Si.
2. Dosen pengampu mata kuliah bahasa Indonesia, Bapak Arif Setya Efendi,
M. Pd.

Akhir kata, penulis berdoa semoga Allah SWT selalu memberikan limpahan
rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak tersebut di atas, dan mudah-mudahan
makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan senang hati
penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah ini.

Semarang, 23 Oktober 2019

Penulis

2
Daftar Isi

Halaman

Halaman Judul…………………………………………………………………..……..i

Kata Pengantar…………………………………………………………………...……ii

Daftar Isi………………………………………………………………………….......iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………...…1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………......1
C. Tujuan Penelitian……………………………..……………………………….2
D. Manfaat…………...……………………………………………………...……2
E. Ruang Lingkup…………………………………………………………..……2

BAB II PEMBAHASAN

A. Tinjauan Teori………………………………………………………………...3
1. Mananan…………………………………………………………..………3
a. Pengertian Makanan……………………………..……..……………..3
b. Fungsi Makanan Secara Umum……………………………………….3
c. Pengertian Makanan Jajanan………………………………………….4
2. Bahan Tambahan Pangan (BTP)………………………………………….4
3. Formalin……………………………………………………………..……4
a. Pengertian Formalin…………………………………………………..4
b. Sifat Formalin…………………………………….…………………...5
c. Sifat Farmakologi Formalin……………………………….…………..5
d. Kegunaan Formalin…………………………………………………...6
e. Bahaya Formalin……………………………………………………...6

BAB III PENUTUP

A. Simpulan……………………………………………………………...……….8
B. Saran…………………………………………………………..………………8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...…………9

3
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Jajanan menurut FAO didefinisikan sebagai makanan dan minuman yang


dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat
keramaian umum lain yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan
atau persiapan lebih lanjut.

Menurut Permenkes RI No. 033 tahun 2012, formalin termasuk dalam


daftar Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang dilarang ditambahkan pada makanan.
Formalin atau formaldehid adalah zat kimia yang berfungsi utama sebagai
pengawet mayat dan digunakan di industri nonpangan. Formalin yang masuk ke
dalam tubuh melalui makanan akan berdampak pada kesehatan baik dalam jangka
pendek dan jangka panjang (Yuliana dkk, 2010; Riana, 2015; Yuliarti, 2007).

Dari apa yang dikemukakan menurut Permenkes RI dan beberapa ahli


bahwa formalin adalah bahan tambahan yang sering ditambahkan pada makanan,
yang dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Fungsi dari formalin
sendiri sebenarnya adalah sebagai pengawet mayat.

Metode pengawetan kimiawi yaitu dengan cara penambahan formalin,


dengan penambahan formalin memang secara efektif dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme sehingga membuat jajanan lebih tahan lama.
Disamping itu, perlakuan dengan formalin murah dan mudah digunakan dan dapat
membuat jajanan lebih terasa enak. Tingkat keamanan penggunaan formalin yang
perlu diperhatikan, tidak ada satupun peraturan dan rekomendasi dari para ahli
yang mengijinkan formalin digunakan untuk mengawetkan makanan (Wardani
dan Surahma, 2016).

Larangan penggunaan formalin pada jajanan timbul adanya keinginan


penulis untuk mengetahui apakah jajanan yang dijajakan di kantin kampus tiga
Poltekkes Semarang baik dan aman untuk dikonsumsi atau tidak. Dilihat dari
adanya dampak berbahaya yang dapat ditimbulkan oleh tubuh akibat adanya
konsumsi formalin.

Berdasarkan masalah diatas, makalah ini dibuat bertujuan untuk


mengetahui adanya kandungan formalin di kantin kampus tiga Poltekkes
Semarang. Supaya pembaca dapat mengetahui bahaya dan dampak dari

4
mengonsumsi formalin terhadap kesehatan tubuh sehingga dapat lebih berhati-
hati dalam memilih jajanan yang aman untuk dikonsumsi.

B. Rumusan Masalah
Apakah jajanan yang dijual di kantin kampus tiga Poltekkes Semarang
mengandung formalin?

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui adanya kandungan formalin pada jajanan yang dijual di kantin
kampus tiga Poltekkes Semarang.

D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang keamanan pangan.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi bagi masyarakat mengenai ada tidaknya kandungan
formalin pada jajanan yang dijual di kampus tiga Poltekkes Semarang.

E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Toksikologi.

5
BAB II

Pembahasan

A. Tinjauan Teori

1. Makanan

a. Pengertian Makanan

Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk


dapat melangsungkan kehidupan selain kebutuhan sandang dan
perumahan. Makanan selain mengandung nilai gizi juga merupakan media
untuk dapat berkembang biaknya mikroba atau kuman terutama makanan
yang mudah membusuk yang mengandung kadar air serta nilai protein
yang tinggi. Kemungkinan lain masuknya atau beradanya bahan-bahan
berbahaya seperti bahan kimia, residu pestisida serta bahan lainnya antara
lain debu, tanah, dan rambut manusia dapat berpengaruh buruk terhadap
kesehatan manusia (Depkes RI, 2004).

b. Fungsi Makanan Secara Umum


1) Makanan sebagai sumber energi

Energi yang diperoleh dari makanan digunakan tubuh utnuk


melakukan segala aktivitas tubuh, seperti untuk mempertahankan
proses yang dilakukan organ-organ tubuh dalam melaksanakan,
aktivitas luar/fisik, mengubah makanan menjadi zat-zat makanan yang
diperlukan oleh tubuh, proses pertumbuhan dan menjaga tubuh agar
tetap hangat. Energi dapat diperoleh dari bahan-bahan makanan
penyedia zat gizi karbohidrat, lemak, dan protein.

2) Makanan sebagai alat pembangun

Makanan memiliki peranan dalam pertumbuhan,


mempertahankan struktur tubuh, dan mengganti sel-sel yang rusak. Zat
makanan yang berfungsi sebagai zat pembangun tubuh adalah protein,
mineral, dan air.

3) Makanan sebagai pengatur

6
Makanan juga berfungsi sebagai pengatur aktivitas tubuh.
Berbagai aktivitas yang diatur tersebut antara lain aktivitas/kerja
jantung, sistem pengaturan dalam mempertahankan suhu tubuh,
kontraksi otot, sistem pengaturan keseimbangan air, pembekuan darah,
dan sistem pembuangan sampai metabolism dari tubuh. Zat makanan
yang berfungi sebagai pengatur adalah vitamin dan mineral.

c. Pengertian Makanan Jajanan

Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh


pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan
siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah
makan/restoran, dan hotel. Sedangkan pengertian penanganan makanan
jajanan adalah kegiatan yang meliputi pengadaan, penerimaan bahan
makanan, pencucian, peracikan, pembuatan, pengubahan bentuk, pewadahan,
penyimpanan, pengangkutan, penyajian makanan atau minuman. Jenis
makanan jajanan oleh sitorus (2007) dapat digolongkan menjadi tiga
golongan, yaitu:

a) Makanan jajanan yang berbentuk panganan, misalnya kue-kue kecil,


pisang goring, kue bugis, dan sebagainya.
b) Makanan jajanan yang diporsikan (menu utama), seperti mie bakso, nasi
goreng, mie rebus, dan sebagainya.
c) Makanan jajanan yang berbentuk minuman seperti ice cream, es campur,
jus buah, dan sebagainya.

2. Bahan Tambahan Pangan (BTP)

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 dijelaskan


bahwa Bahan Tambahan Makanan yang selanjutnya disebut Bahan Tambahan
Pangan (BTP) adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan
dan biasanya bukan merupakan bahan khas pangan, mempunyai atau tidak
mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam pangan
untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan,
pengepakan, pengemasan, penyimpanan, atau pengangkutan pangan untuk
menghasilkan suatu komponen atau mempengaruhi sifat khas pangan tersebut.
BTP adalah bahan yang tidak dikonsumsi langsung sebagai makanan dan
tidak merupakan bahan baku pangan, dan penambahannya ke dalam pangan
ditujukan untuk mengubah sifat-sifat makanan seperti bentuk, tekstur, warna,

7
rasa, kekentalan, dan aroma untuk mengawetkan atau untuk mempermudah
proses pengolahan.

3. Formalin

a. Pengertian Formalin

Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat


menusuk. Di dalam formalin mengandung sekitar 37% formaldehid dalam
air, biasanya ditambah methanol hingga 15% sebagai pengawet. Formalin
dikenal sebagai bahan pembunuh hama (desinfektan) dan banyak
digunakan dalam industri. Berat molekul formalin adalah 30,03 dengan
rumus molekul HCOH. Karena kecilnya molekul ini memudahkan
absorpsi dan distribusinya ke dalam sel tubuh. Gugus karbonil yang
dimilikinya sangat aktif, dapat bereaksi dengan gugus NH2 dari protein
yang ada pada tubuh membentuk senyawa yang mengendap
(Harmita,2006). Formalin mempunyai kemampuan untuk mengawetkan
makanan karena gugus aldehida yang bersifat mudah bereaksi dengan
protein membentuk senyawa methylene (NCHOH). Dengan demikian,
ketika makanan berprotein disiram atau direndam larutan formalin, maka
gugus aldehida dari formaldehid akan mengikat unsur protein. Protein
yang terikat tersebut tidak dapat digunakan oleh bakteri pembusuk,
sehingga makanan berformalin menjadi awet. Selain itu protein dengan
struktur senyawa methylene tidak dapat dicerna (Go A., dkk, 2008).

Dari yang dikemukakan oleh Harmita dan Go A. dapat


disimpulkan bahwa bahwa, formalin adalah bahan yang biasa digunakan
sebagai pengawet dan pembunuh hama (desinfektan) yang berbentuk
larutan tidak berwarna dan baunya sangat menyengat. Formalin
mempunyai gugus aldehida yang bersifat mudah bereaksi yang
menyebabkan formalin mempunyai kemampuan untuk mengawetkan
makanan.

b. Sifat Formalin

Formaldehida sangat mudah larut dalam air dingin, air panas, dan
dapat larut dalam diethyl eter, aseton, dan alkohol serta bersifat sebagai
pereduksi yang kuat. Selain itu, formalin juga bersifat karsinogenik yaitu

8
dapat menimbulkan kematian jaringan dan memicu kanker pada manusia
(Material Safety Data Sheet Formaldehyde 37% Solution MSDS, 2010).

Formalin berfungsi sebagai antiseptik, antihidrolik, dan digunakan


sebagai pembunuh kuman atau desinfektan seperti pembersih lantai,
pembersih pakaian, pembasmi serangga, bahan pembuat sutra buatan, zat
pewarna, cermin kaca, dan bahan peledak. Dalam dunia fotografi biasanya
digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas, bahan pembentuk
pupuk berupa urea, bahan pembuat produk parfum, bahan pengawet
produk kosmetik, pencegah korosi untuk sumur minyak, bahan perekat
untuk produk kayu lapis (playwood), dalam konsentrasi yang sangat kecil
(kurang dari 1%) digunakan sebagai pengawet, pembersih rumah tangga,
cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu dan sampo mobil
(Saparitno dan Hidayati, 2010; Astawan Made, 2006).

Formalin sering disalah gunakan sebagai bahan pengawet


makanan. Fungsi utama formalin seperti yang telah dikemukakan di atas
diantaranya adalah sebagai antiseptik, antihidrolik, dan digunakan sebagai
pembunuh kuman atau desinfektan seperti pembersih lantai, pembersih
pakaian, pembasmi serangga, bahan pembuat sutra buatan, zat pewarna,
cermin kaca, bahan peledak, dan lain-lain.

c. Sifat Farmakologi Formalin

1) Absopsi

Menurut Gosselin dalam Susanti (2010), absorpsi dari saluran


pernapasan sangat cepat dan absorpsi dari pencernaan juga cepat.
Namun, absorpsi lambat bila dikonsumsi dengan makanan. Jika
formaldehida dimetabolisme menjadi asam format, dapat menyebabkan
ketidakseimbangan asam basa dan sejumlah efek sistemik. Reaksi-
reaksi yang terjadi secara alamiah di dalam hati. Methanol yang biasa
disebut sebagai alkohol kayu memiliki sifat sangat beracun. Jika
methanol masuk ke dalam tubuh, senyawa ini cepat diserap ke aliran
darah yang diangkut ke hati untuk dioksidasi menjadi formaldehid.

Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan absorpsi dari saluran


pernapasan dan pencernaan berjalan cepat. Tetapi, absorpsi akan

9
berjalan lambat apabila dikonsumsi dengan makanan dan menyebabkan
ketidakseimbangan asam basa dan sejumlah efek sistemik.

2) Ekskresi

Menurut Goselin dan Susanti (2010), hampir semua jaringan di


tubuh mempunyai kemampuan memecah dan memetabolisme
formaldehid. Salah satunya membentuk asam format dan dikeluarkan
melalui urine. Formalin juga dapat dikeluarkan sebagai CO 2 dari dalam
tubuh. Selain itu, tubuh juga diperkirakan bias memetabolisme
formaldehid bereaksi dengan DNA atau protein untuk membentuk
molekul yang lebih besar sebagai bahan tambahan DNA atau protein
tubuh.

Dari apa yang dikemukakan oleh Goselin dan Susanti dapat


dipastikan bahwa tubuh memiliki kemampuan membentuk asam format
yang dapat dikeluarkan melalui urin maupun dikeluarkan sebagai CO2
dari dalam tubuh.

d. Kegunaan Formalin

Manfaat formalin dibidang industri nonpangan sangat beragam,


diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Pembunuh kuman sehingga digunakan sebagai pembersih: lantai,


gudang, pakaian, dan kapal.
2) Pembasmi lalat dan serangga lainnya.
3) Bahan pembuat sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca, dan bahan
peledak.
4) Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan
gelatin dan kertas.
5) Bahan pembentuk pupuk berupa urea.
6) Bahan pembuatan produk parfum
7) Bahan pengawet produk kosmetik dan pengeras kuku.

e. Bahaya Formalin

1) Saluran pernapasan

10
Menghirup udara yang terkontaminasi dengan bahan kimia
berbahaya ini dapat menyebabkan saluran pernapasan teriritasi.
Akibatnya, mungkin akan mengalami berbagai gejala, seperti batuk-
batuk, radang tenggorokan, nyeri dada, dan menginitis. Jika
sebelumnya sudah memiliki riwayat penyakit asma dan bronkitis, maka
lebih mungkin mengalami kekambuhan ketika menghirup senyawa ini.
Paparan senyawa ini dalam jangka pendek yang didapat melalui udara
juga dapat menyebabkan iritasi pada rongga mata, hidung, dan
tenggorokan. Sementara itu, paparan dalam jangka waktu lama atau
bersifat kronis dapat menyebabkan luka parah di paru-paru.

2) Sistem pencernaan

Formalin adalah salah satu bahan kimia yang sering digunakan


untuk mengawetkan makanan. Padahal, senyawa satu ini sangat
berbahaya bagi kesehatan. Mengonsumsi makanan yang mengandung
bahan kimia ini dalam jangka panjang dapat merusak saluran
pencernaan. Hal ini dapat menyebabkan sakit perut hebat, diare, serta
peradangan di mulut, kerongkongan, lambung, dan usus. Bahan kimia
satu ini juga dapat menyebabkan perdarahan di lambung atau usus,
kerusakan pada hati, limpa, pankreas, dan ginjal. Dalam kasus yang
parah, bahan kimia ini juga dapat menyebabkan koma hingga kematian.

3) Kulit

Paparan jangka pendek pada kulit dapat menyebabkan gatal,


iritasi, dan kulit terbakar. Pada orang yang alergi dengan formalin,
paparan rendah untuk waktu yang sebentar saja dapat memicu iritasi
kulit parah yang ditandai dengan kemunculan ruam, kulit kering, dan
dermatitis. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan
jaringan parut.

4) Kanker

Paparan formalin dalam jangka panjang dikaitkan dengan


peningkatan risiko kanker. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada
manusia dan hewan, ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa bahan
kimia satu ini dapat memicu kanker. Dalam dosis yang cukup tinggi
dan dengan periode paparan yang panjang (bertahun-tahun), formalin
adalah karsinogenik (bersifat menjadi penyebab kanker) pada manusia.
Meski begitu, sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan

11
berapa kadar pasti formalin yang dapat memicu kanker. Bahaya
formalin bagi kesehatan  mungkin tidak dapat dirasakan secara
langsung. Namun seiring waktu, zat kimia satu ini dapat menyebabkan
bahaya kesehatan yang sangat mengkhawatirkan dan mengancam
nyawa.

12
BAB III
Penutup
A. Simpulan

Formalin merupakan senyawa kimia yang cukup populer di dalam


kehidupan sehari-hari. Terutama dalam penggunaanya pada proses pengawetan
mayat dan spesimen makhluk hidup. Tetapi, banyak orang yang
menyalahgunakan formalin menjadi bahan tambahan untuk makanan. Dengan
menambahkan formalin dengan kadar cukup tinggi, bahan makanan akan dapat
bertahan lebih lama. Tetapi karena dampak kesehatan fatal yang dapat disebabkan
oleh formalin, maka penggunaannya sebagai pengawet makanan dilarang keras.
Dampak yang ditimbulkan dari konsumsi formalin yang terkandung dalam bahan
makanan ini memang tidak langsung seperti keracunan, tetapi memiliki dampak
jangka panjang berupa, iritasi saluran pencernaan, kerusakan tenggorokan dan
yang paling berbahaya ialah terkena kanker.

B. Saran

Mahasiswa/mahasiswi Poltekkes Semarang perlu mengenal dengan betul


ciri-ciri jajanan yang mengandung formalin supaya dapat lebih berhati-hati lagi
dalam memilih jajanan dan tidak lagi beredar jajanan yang berformalin.

13
Daftar Pustaka

Harmita. (2016). Amankah Pengawet Makanan Bagi Manusia. Retrieved Desember 5,

2016, dari http://psr.ui.ac.id/index.php/journal/article/view/3031

Risky Candra Swari. (2018). Bahaya Formalin Bagi Kesehatan. Retrived November

14, 2018, dari https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/bahaya-


formalin-bagi-kesehatan/

Suparinto dan Hidayati. (2010). Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta: Kanisus.

14

Anda mungkin juga menyukai